19-Article Text-86-1-10-20190705
19-Article Text-86-1-10-20190705
57
[Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol.3 , No.2 Agust 2018] AFIASI
memberi dampak yang berbahaya bagi dunia. Dan semakin tahun terus bertambah
keselamatan dan kesehatan pekerja serta sekitar 200 hingga 1.000 jenis bahan kimia
kelestarian lingkungan1. baru yang tergunakan. Diataranya banyak jenis
bahan kimia tersebut sekitar 12.000 diantarnya
Chemical handling merupakan upaya
telah dipastikan memiliki dampak yang
pencegahan yang dilakukan untuk
berbahaya terhadap kesehatan manusia. Data
mengendalikan bahaya yang ditimbulkan dari
lain juga menyebutkan jenis dan jumlah bahan
faktor kimia. Upaya tersebut salah satu nya
kimia yang dipakai industri seperti di US
adalah sistem klasifikasi pada masing-masing
sekitar 650.000 macam. Beberapa bahan kimia
bahaya bahan kimia. Bahaya bahan kimia
yang telah diperdagangkan telah ada sekitar
seperti yang diketahui dapat masuk kedalam
63.000 jenis, 50.000 jenis diantaranya
tubuh melalui saluran pernafasan, saluran
biasanya digunakan dalam kehidupan sehari-
pencernaan, kulit dan mukosa. Baik dalam
hari, 1.500 jenis diataranya merupakan bahan
bentuk zat padatan, cair, gas, uap maupun
aktif pestisida, sekitar 4.000 jenis sebagai
partikel. Efek yang kemungkinan terjadi
bahan aktif obat-obatan, dan 2.500 jenis
adalah iritasi, alergi, korosif, asphyxia,
digunakan sebagai bahan tambahan makanan.
keracunan sistemik, kanker,
Dari sekian banyak jenis dan sifat bahan kimia
kerusakan/kelainan janin, pneumoconiosis,
tersebut hanya beberapa yang telah berhasil di
efek bius (narkose) dan lain sebagainya.
evaluasi mengenai dampak terhadap kesehatan
Sehingga untuk mengurangi bahaya-bahaya
ataupun pada lingkungan4.
kesehatan maupun keselamatan perlu
dilakukan penanganan bahan kimia secara PT Pupuk Kaltim merupakan industri
tepat dan sesuai3. petrokimia sebagai salah satu anak perusahaan
dari PT Pupuk Indonesia (Persero) yang lahir
Chemical handling penting dan harus
untuk memnuhi kebutuhan pupuk di bidang
dilakukan klasifikasi pada masing-masing
pertanian di Indoneisa. PT Pupuk Kaltim
bahan kimia pada perusahaan petrokimia, agar
sebagai perusahaan penghasil terbesar urea
tidak menimbulkan masalah. Klasifikasi
dan amoniak di Indonesia dengan kapasitas
tersebut diantaranya berguna seperti untuk
hingga 3,43juta ton untuk jenis urea. Selama
memudahkan penglolaan meliputi penanganan
melakukan proses produksi PT Pupuk Kaltim
dan penyimpanan serta pengawasan bahan
tidak terlepas dari penggunaan banyak jenis
kimia, memenuhi hak konsumen untuk
bahan kimia. Bahan-bahan kimia tersebut
mengetahui informasi (right to know
dapat berupa suatu produk akhir atau bagian
chemicals), sebagai langkah preventif awal
bentuk bahan baku yang digunakan untuk
paling esensial dalam rangka pengurangan
menunjang hasil produksinya. Saat ini PT
risiko. Apabila tidak dilakukan langkah seperti
Pupuk Kaltim mengoperasikan 7 unit pabrik
itu maka masalah akan timbul seperti kasus-
yaitu Pabrik-1A, Pabrik-2, Pabrik-3, Pabrik-4,
kasus yang terjadi akibat sistem pengelolaan
Pabrik-5, Pabrik-6 (Boiler Batubara) dan
bahan kimia yang salah misalnya kasus tragedi
Pabrik-7 (NPK). PT Pupuk Kaltim
Bhopal, dimana sekitar lebih dari 18.000 orang
menjalankan operasi bisnisnya dengan tujuan
meninggal akibat bahan kimia yang sangat
untuk memenuhi kebutuhan pupuk domestik,
beracun terlepas ke udara. Bahan kimia
baik untuk sektor tanaman pangan maupun
beracun tersebut adalah metil isosianat (MIC)
untuk sektor tanaman perkebunan guna
di kota Bhopal di India pada tahun 19842.
mendukung ketahanan pangan nasional
Organisasi internasional WHO (1994) Banyaknya pabrik yang beroperasi di PT
dalam Masita (2013) terdapat sekitar 150.000 Pupuk Kaltim dan bahan kimia sebagai bahan
bahan kimia yang telah beredar di seluruh utamanya, maka perlindungan sangat
58
[Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol.3 , No.2 Agust 2018] AFIASI
diperlukan tidak hanya terhadap tenaga kerja Setelah hasil data observasi dan
namun juga keselamatan dan kesehatan di pengumpulan data sekunder diperoleh,
sekitar area pabrik5. kemudian data diolah dan disajikan
menggunakan tabel dan narasi. Kemudian di
Tujuan umum dari penelitian ini adalah
analisis secara deskriptif, yaitu dengan menilai
untuk mengetahui nama-nama bahan kimia
dan membandingkan untuk chemical handling
yang terdapat di PT Pupuk Kaltim, kemudian
di tempat kerja dengan mengacu pada standart
diklasifikasikan bahan kimia tersebut, dan
peraturan perundang-undangnan terkait. Dari
langkah penanganan bahan kimia atau
sini peneliti akan mengetahui tekait penerapan
chemical handling yang tepat yang harus
dari penanganan bahan kimia atau chemical
dilakukan di PT Pupuk Kaltim yang
handling di PT Pupuk Kaltim yang kemudian
disesuaikan pada Peraturan Menteri Industri
akan diberikan saran dan masukan sebagai
Nomor 23 tahun 2013 tentang Perubahan
langkah perbaikan dan upaya untuk mencegah
Sistem Harmonisasi Global Klasifikasi Dan
terjadinya kecelakaan kerja
Label Pada Bahan Kimia.
Hasil
Metode
Penelitian ini menggunakan metode Gambaran Proses Produksi
penelitian observasional karena peneliti hanya Pada proses produksi amoniak di PT Pupuk
melakukan pengamatan tanpa memberikan Kaltim secara garis besar tahapa tersebut
itervensi pada variabel yang akan diteliti. diantaranya: 1) gas alam yang diperoleh
Berdasarkan waktu, penelitian ini merupakan dihilangkan kandungan sulfur nya terlebih
cross sectional karena hanya dilakukan pada dahulu. 2) gas yang sudah bebas sulfur
satu kali saja dan faktor risiko maupun tersebut dicampur dengan uap air dan
dampak dilihat dan diukur menurut keadaan dipanaskan lagi yang kemudian direaksikan,
pada saat melakukan observasi. Rancangan hasil reaksi berupa gas hydrogen (H2), karbon
penelitian menggunakan penelitian deskriptif. monoksida (CO2) dan karbon monoksida
Variabel dalam penelitian ini yaitu (CO). 3) tahapan berikutnya gas hasil reaksi
karakteristik bahan kimia yang digunakan di tersebut direaksikan dengan udara maka
area produksi, aspek pictogram GHS, dihasilkan has hidrogen (H2), nitrogen (N2),
kompatibilitas bahan kimia, dan tata letak karbon monoksida (CO2) dan karbon
penyimpanan bahan kimia. Lokasi penelitian monoksida (CO). 4) gas-gas tersebut
adalah di PT Pupuk Kalimantan Timur, direaksikan pada shift converter untuk
Bontang, Kaltim. Waktu pengambilan data mengubah gas karbon monoksida menjadi
dilakukan pada bulan Januari hingga Maret karbon dioksida dan nitrogen. 5) gas karbon
2018. Metode yang digunakan dalam dioksida dipisahkan dari gas nitrogen dan
pengumpulan data adalah data primer dengan hidrogen pada unit CO2 removal. Gas karbon
cara observasi dan wawancara secara langsung dioksida yang sudah terpisah dikirim ke pabrik
ke setiap bagian unit proses produksi untuk urea untuk bahan bau urea. 6) gas nitrogen dan
mengetahui secara detail tentang penerapan hidrogen yang disebut sebagai gas sintesa,
chemical handling. Data sekunder berupa dimurnikan dari gas sisa-sisa gas karbon
logbook daftar bahan kimia, profil perusahaan, dioksida dan gas karbon monoksida pada
dan referensi literature yang memiliki reactor methanator. 7) kemudian gas hidrogen
informasi relevan terkait chemical handling dan nitrogen direaksikan di dalam coverter
yang ada di perusahaan. amoniak di dinginkan hingga menjadi amoniak
59
[Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol.3 , No.2 Agust 2018] AFIASI
cair. 8) sebagian amoniak cair dikirim ke urea dimuat dalam buku informasi MSDS
untuk di proses menjadi urea, sedangkan perusahaan yang menggunakan bahan kimia.
sebagian lagi disimpan dalam tangka Selanjutnya kategori untuk klasifikasi
penyimpanan amoniak sebelum dikapalkan. pictogram yaitu simbol-simbol penanda
bahaya pada produk bahan kimia, klasifikasi
pictogram tersebut telah jelas terbagi kedalam
Bahaya Kimia Pada Proses Di Area Produksi 13 kriteria sifat bahan kimia, selanjutnya untuk
Risiko bahaya kimia selama proses berjalan sistem dan tata cara pelabelan bahan kimia,
produksi dapat menyebabkan gangguan baik pengkajian ulang bahan kimia, kewajiban
secara fisik maupun kesehatan pekerja, karena pelaku usaha yang memproduksi bahan kimia
yang diketahui masih terdapat beberapa bagian dan/atau produk konsumen.
dari proses produksi yang masih dilakukan
secara manual oleh tenaga kerja, misalnya
pada proses loading atau penambahan barang Klasifikasi Bahan Kimia Di Area Produksi
ke sebuah wadah chemical storage, sehingga Pada proses observasi yang dilakukan,
jika tidak mendapatkan pengawasan secara peneliti melakukan pengumpulan data untuk
teliti berpeluang terjadi nya kecelakaan kerja. nama-nama bahan kimia apa saja yang
Sifat bahan kimia yang sebagian besar digunakan sepanjang proses produksi, untuk
merupakan zat toksik dimana sangat iritan dan kemudian dapat dilakukan analisis mengenai
korosif yang mampu menimbulkan efek paling langkah apa yang harus dilakukan untuk
parah yaitu berupa kanker. Sehingga perlu menangani bahan kimia tersebut. Klasifikasi
dilakukan langkah berupa penerapan chemical pada bagian ini merupakan klasifikasi bahan
handling. kimia berdasarkan wujud bahan kimia, bahaya
bahan kimia, dan sifat bahan kimia. Nama-
nama bahan kimia tersebut telah terkumpul
Landasan Hukum Terkait Chemical sebanyak 33 jenis bahan kimia. Zat kimia
handling tersebut bai zat kimia tunggal maupun
Peraturan Menteri Industri Nomor 23 tahun campuran. Setelah dilakukan analisis
2013 tentang Perubahan Sistem Harmonisasi didapatkan hasil sebagai berikut :
Global Klasifikasi dan Label pada Bahan Tabel 1. Ketercapaian Klasifikasi Bahan
Kimia secara jelas telah mengatur terkait Kimia di Area Produksi PT Pupuk Kaltim
penanganan wajib terhadap bahan kimia yang
Klasifikasi Bahan Ketercapaian
harus dilakukan pengusaha kedalam beberapa
Kimia
kriteria, diantaranya untuk kategori klasifikasi
bahan kimia, disini dijelaskan bahwa Berdasaran Wujud 100%
klasifikasi bahan kimia harus sudah Berdasarkan Bahaya 100%
tergolongkan kedalam bahan kimia dengan Berdasarkan Sifat 87%
sifat bahaya yang menimbulkan bahaya secara Sumber Data Primer
fisik, bahaya terhadap kesehatan, dan bahaya Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa
terhadap lingkungan akuatik atau lingkungan ketercapian kesesuaian antara nama bahan
perairan. Selain itu kategori berikutnya adalah kimia yang digunakan di PT Pupuk Kaltim
mengenai keterangan yang ada pada MSDS dengan klasifikasi berdasarkan Permen
(Material Safety Data Sheet) atau LDKB Industri Nomor 23 tahun 2013 untuk kategori
(Lembar Data Keselamatan Bahan), disini klasifikasi bahan kimia berdasarkan wujud
keterangan untuk wajib GHS telah telah terklasifikasi seluruhnya, berdasarkan
digolongkan kedalam 16 poin yang harus
60
[Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol.3 , No.2 Agust 2018] AFIASI
61
[Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol.3 , No.2 Agust 2018] AFIASI
62
[Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol.3 , No.2 Agust 2018] AFIASI
63
[Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol.3 , No.2 Agust 2018] AFIASI
pada chemical storage dan pada kendaraan yang belum dilakukan update menurut sifat
pengangkut bahan kimia. Simbol pictogram bahan kimia yang terbaru. Sifat bahan kimia
tersebut juga harus disesuaikan dengan yang ter update adalah menggunaan informasi
karakteristik bahan yang dikemasnya atau dari EPA (Environmetal Protection Agency)
diwadahinya. Simbol juga harus terbuat dari dan situs pubchemdocs.ncbi.nlm.nih.gov/.
bahan yang tahan terhadap air, goresan, dimana kedua sumber tersebut merupakan
ataupun bahan kimia yang mungkin sumber yang dirasa paling update untuk
mengenainya (misalnya bahan plastic, kertas, masalah sifat bahan kimia. Sementara hasil
atau plat logam). Beberapa jenis simbol untuk obsevasi pada Pabrik-3 memperlihatkan
pictogram menurut GHS (Globally bahwa sekitar 72% penerapan untuk
Harmonized Sistem) diantaranya seperti pada pemberian simbol pictogram telah berjalan,
tabel berikut ini7: hal ini sudah tergolong baik. Penerapan di
Pabrik-3 yang sebagian besar belum terlaksana
dikarenakan belum terpasangnya simbol
pictogram tersebut dengan baik pada setiap
tempat penyimpanan bahan kimia, sehingga
yang terlihat adalah hanya tangki-tangki atau
drum kosong tanpa label, dimana yang
mengetahui isi yang ada di dalam tangka
bahan kimia tersebut hanya lah operator yang
bertugas, sementara jika terdapat orang baru
yang memasuki area tersebut akan sangat fatal
apabila melakukan tindakan atau penanganan
Gambar 1. Pictogram GHS
yang salah terkait bahan kimia yang terdapat
Sumber: data sekunder
di dalamnya. Sehingga tindakan tersebut perlu
dilakukan pembenahan. Kemudian penerapan
Sifat-sifat bahan kimia tersebut merupakan
di Pabrik-4 telah berjalan 62,5%, pada Pabrik-
simbol pictogram standart dan kriteria yang
4 ini sisa kekurangan yang belum diterapkan
mengacu pada GHS. Standart pictogram
adalah karena masih menggunakan angka
tersebut diatur menurut UN Recommendation
NFPA sebagai informasi pada tempat
dimana elemen grfis seperti pola latar
penyimpanan bahan kimia, namun ada juga
belakang, warna, grafis lainnya dimaksudkan
yang memberikan informasi tersebut juga
untuk menyampaikan informasi spesifik dari
ditambahkan dengan symbol pictogram, juga
bahan kimia yang tersimpan.
masih ada beberapa drum bahan kimia dimana
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dengan simbol pictogram yang sudah usang
di PT Pupuk Kaltim, sebuah bahan kimia yang atau tidak dapat terlihat dengan jelas.
sebagian besar dilakukan penyimpanan pada Kemudian untuk penerapan simbol pictogram
tangki-tangki khusus, sehingga informasi dari di Pabrik-5 telah berjalan 81,5%, disini
isi pada tangka tersebut juga diperlukan. Pada penerapan mengenai simbol telah berjalan
observasi di Pabrik-2 terdapat sekitar 20 buah lebih baik diantara pabrik-pabrik sebelumnya,
chemical storage yang digunakan untuk karena memang pada Pabrik-5 ini merupakan
menyimpan bahan kimia, dan sekitar 60% nya pabrik yang baru saja berdiri yaitu sekitar
kesesuaian dan tata letak pemasangan simbol tahun 2012 sehingga segala operasional
pictogram telah benar dan sesuai, kekurangan pendukung pabrik masih dalam keadaan
yang terjadi pada Pabrik-2 pada pemasangan bagus, masalah kurangnya ketercapainnya
pictogram adalah masih terdapat pictogram adalah masih ditemukan beberapa tempat
64
[Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol.3 , No.2 Agust 2018] AFIASI
penyimpanan bahan kimia yang kurang sesuai lain. Kemungkinan reaksi atau consequence
dengan standart dari United Nation untuk tersebut digolongkan kedalan delapan kelas
kriteria sifat bahan kimia, sehingga simbol- diantaranya (F) Fire, (G) Innoucuous and
simbol juga masih ada beberapa yang belum Non-Flammable Gas Generation, (H) Heat
dilakukan update ulang. Generation, (GT) Toxic Gas Generation, (GF)
Flammable Gas Generation, (E) Explosion,
Kompatibilitas dan Tata Letak
(P) Violent Polymerization, (S) Solubilization
Penyimpanan Bahan Kimia
of Toxic Substance, (U) Maybe Hazardous.
Berdasarkan temporary chemical shelter Setelah itu RGN yang sudah diperoleh
yang ada di PT Pupuk Kaltim, bahan-bahan dimasukkan ke dalam tabel klasifikasi menurut
kimia yang telah dilakukan pendataan Chemical Mixing Compatibility chart (EPA-
sebelumnya dilakukan identifikasi berdasarkan 600/2-80-076/April 1980) hingga akhirnya
sifat masing-masing bahan, hal tersebut sangat diperoleh hasil reaksi8.
perlu dilakukan untuk menentukan tata letak
Impelemtasi di PT Pupuk Kaltim terlihat
penyimpanan bahan kimia, karena setiap
pada Tabel 2 yaitu berupa hasil keseluruhan
bahan kimia belum tentu kompatibel atau
yang dilakukan di area produksi di PT Pupuk
cocok ditempatkan dalam satu area tertentu
Kaltim. Sementara jika dilakukan penjabaran
dengan bahan kimia yang lain. Penyimpanan
maka di Pabrik-2 terdapat empat tempat
bahan kimia tanpa memperhatikan dan
sebagai chemical shelter dimana di area
mempertimbangkan kompatibilitasnya dapat
amoniak terdapat shelter untuk phospat dan
menimbulkan risiko terjadinya reaksi yang
amine, jika dijabarkan phospat memiliki sifat
berbahaya, terutama jika terjadi reaksi hingga
sebagai garam stabil, sementara amine dengan
menimbulkan pecahnya kemasan. Maka dari
sifat aromatic, aliphatic dengan kereaktifan zat
itu bahan kimia yang telah tersimpan dalam
yang stabil, sehingga apabila kedua bahan
temporary chemical shelter di PT Pupuk
ditempatkan dalam shelter yang sama tidak
Kaltim akan ditentukan kompatibilitasnya
menimbulkan reaksi berbahaya dan kedua
melalui metode menurut Municipal
bahan tersebut kompatibel. Sementara untuk
Environmental Research Laboratory Office of
unit utility di Pabrik-2 terdapat dua shelter
Research and Development U.S
yaitu di unit utility area WHB dan area cooling
Environmental Protection Agency (EPA) yaitu
water, area WHB terdapat shelter untuk
berupa metode untuk menentukan
phospat dan hydrazine, jika dijabarkan phospat
kompatibilitas dari kombinasi bahan kimia 8.
dengan sifat garam stabil dan hydrazine
Metode perhitungan ini terdiri dari tiga kolom
dengan sifat azo compounds, diazo compounds
diantaranya kolom pertama berisikan chemical
and hydrazine10 yang keduanya jika dilakukan
names secara alphabetic, lalu kolom kedua
penyimpanan pada lokasi yang sama tidak
berisi sinonim dari bahan kimia atau common
menimbulkan reaksi dan kompatibel. Untuk
names of chemical substances, kolom ketiga
area cooling water terdapat shelter untuk
berisi kode RGN (Reactivity Group Number)
sodium nitrit dengan sifat oxidizing aget and
yang mana adalah karakteristik atau sifat
strong, dan biocide dengan sifat hydrocarbon,
bahan kimia beserta kode nomer sifat bahan
aliphatic, saturated. Jika diuraikan kedua
kimia tersebut, yang kemudian setelah
bahan tersebut menghasilkan consequence
mengetahui sifat bahan kimia dari RGN,
berupa (HF) Heat and Fire Generation,
langkah berikutnya adalah menentukan
sehingga kedua bahan tersebut tidak
kemungkian reaksi atau consequence yang
kompatibel apabila ditempatkan dalam lokasi
terjadi dari masing-masing bahan kimia
yang sama karena dapat memicu terjadinya
apabila bertemu dengan sifat bahan kimia yang
panas dan kebakaran.
65
[Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol.3 , No.2 Agust 2018] AFIASI
Selanjutnya kompatibilitas bahan kimia di kimia yang ada di dalamya harus segera
Pabrik-3. Unit amoniak Pabrik-3 menyimpan dipisahkan karena tidak kompatibel yang
hydrazine dan antifoam (ucon) yang memicu terjadinya panas dan kebakaran.
ditempatkan dalam lokasi yang berdekatan, Kemudian evaluasi berikutnya di Pabrik-5,
namun hasil tersebut tidak dapat teridentifikasi
pada penerapan chemical handling untuk
kompatibilitasnya, namun jika melihat sifatnya kompatibilitas chemical shelter disini belum
hydrazine memiliki sifat azo compound dan terlaksana, karena sebagian besar bahan kimia
diazo compounds hydrazine sementara di Pabrik-5 ini disimpan berdekatan dengan
antifoam (ucon) merupakan bahan kimia area loading bahan kimia, hal tersebut dengan
campuran yang juga tidak dapat teridentifikasi. alasan untuk mempermudah jika terdapat
Sehingga kekurangan pada sifat bahan kimia bahan kimia yang harus melakukan loading
ini yang kemudian peneliti tidak dapat secara manual, selain itu tempat penyimpanan
memberikan deskripsi secara mendetail. yang ada di Pabrik-5 juga belum memiliki
Beralih ke unit utility Pabrik-3 area WHB penyimpanan seperti yang diatur dalam
menyimpan phospat, amoniak cair dan peraturan yaitu dari segi bangunan yang harus
hydrazine10, jika diuraikan phospat memiliki mampu terhindar dari sinar matahari, hujan
sifat garam stabil, hydrazine dengan sifat azo dan bahaya fisik lainnya. Sehingga di Pabrik-5
compound, diazo compound hydrazine, dan diperlukan pembangunan chemical shelter
amoniak cair dengan sifat caustic dimana yang bersifat temporer atau menetap untuk
dengan sifat yang mudah larut dalam air, bahan kimia yang digunakan di Pabrik-5.
ketiga bahan tersebut tidak menimbulkan
reaksi berbahaya jika ditempatkan pada lokasi Evaluasi Pabrik-6, disini area produksi
yang sama sehingga shelter utility area WHB yang digunakan dan masih aktif hanya unit
dikategorikan kompatibel. Selanjutnya unit utility, dimana juga telah memiliki shelter
utility area cooling water Pabrik-3 terdapat sebagai tempat menyimpan bahan kimia,
shelter untuk biocide dan sodium nitrite, jika shelter tersebut berisi hydrazine dan phospat,
diuraikan sodium nitrite memiliki sifat hydrazine memiliki sifat azo diazo compounds
oxidizing agent and strong sementara biocide and hydrazine, sementara phospat adalah
memiliki sifat hydrocarbon, aliphatic, garam stabil10, sehingga kedua sifat terebut
saturated. Apabila kedua bahan kimia di jika dilihat pada tabel chemical mixing
tempatkan dalam lokasi yang sama compatibility chart dari EPA tidak memiliki
consequence yang akan terjadi adalah (HF) reaksi berbahaya apapun yang kemungkinan
Heat and Fire Generation, sehingga chemical terjadi, sehingga kedua bahan kimia tersebut
shelter unit utility area cooling water tidak kompatibel untuk ditempatkan dalam satu area
kompatibel karena dapat memicu terjadinya yang sama.
panas dan kebakaran yang akan
membahayakan lingkungan sekitar shelter
tersebut. Kesimpulan
Chemical shelter berikutnya di Pabrik-4 Dari penelitian yang dilakukan pada PT
hanya terdapat di unit utility saja yaitu area Pupuk Kaltim mengenai evaluasi dari
cooling water dimana menyimpan biocide dan penerapan chemical handling, penerapan yang
nitrite, jika di jabarkan biocide dengan sifat telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
hydrocarbon, aliphatic, saturated dan sodium sudah berjalan dengan baik seperti klasifikasi
nitrite dengan sifat oxidizing agent strong10, bahan kimia telah dilakukan menurut wujud,
dimana keduanya akan menimbulkan (HF) bahaya dan sifat. Kemudian ketersediaan buku
Heat and Fire Generation, sehingga bahan informasi bahan kimia atau Lembar Data
66
[Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol.3 , No.2 Agust 2018] AFIASI
67
[Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol.3 , No.2 Agust 2018] AFIASI
68