Anda di halaman 1dari 7

BAHAN AJAR

Satuan Pendidikan : SMK Negeri 1 Rawajitu Selatan


Program Keahlian : Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura
Kelas/Semester : XI/1
Mata Pelajaran : Pembibitan dan Kultur Jaringan Tanaman
Nama Guru : Aulia Shaffna Ramadhani

A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian
3.1 Memahami keselamatan dan 3.1.1 Memahami konsep keselamatan dan
kesehatan kerja dalam produksi kesehatan kerja (K3);
benih secara vegetatif 3.1.2 Memahami simbol/tanda bahaya pada
bahan kimia.
4.1 Menerapkan keselamatan dan 4.1.2 Menganalisis penerapan prosedur
kesehatan kerja dalam produksi keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
benih secara vegetatif pada kegiatan produktif di lingkungan
sekolah.

B. Tujuan Belajar

Setelah melalui kegiatan penggalian informasi, diskusi, dan presentasi, peserta didik
diharapkan mampu:

1. Memahami konsep keselamatan dan kesehatan kerja (K3);


2. Memahami simbol/tanda bahaya pada bahan kimia;
3. Menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) pada kegiatan produktif di lingkungan
sekolah.

C. Uraian Materi

Pertemuan 1
a. Mendeskripsikan Keselamatan dan kesehatan Kerja (K3)
Pengertian K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) secara filosofis adalah suatu pemikiran
dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohaniah
tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju
masyarakat adil dan makmur. Secara keilmuan adalah merupakan ilmu pengetahuan dan
penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit
akibat kerja.
Seirama dengan derap langkah pembangunan negara ini kita akan memajukan industri yang
maju dan mandiri dalam rangka mewujudkan era industrialisasi. Proses industrialisasi maju
ditandai antara lain dengan mekanisme, elektrifikasi dan modernisasi. Dalam keadaan yang
demikian maka penggunaan mesin-mesin, pesawat-pesawat, instalasi-instalasi modern serta
bahan berbahaya mungkin makin meningkat. Masalah tersebut di atas akan sangat
mempengaruhi dan mendorong peningkatan jumlah maupun tingkat keseriusan kecelakaan
kerja, penyakit akibat kerja dan pencemaran lingkungan. Oleh karena itu keselamatan dan
kesehatan kerja yang merupakan salah satu bagian dari perlindungan tenaga kerja perlu
dikembangkan dan ditingkatkan, mengingat keselamatan dan kesehatan kerja bertujuan agar :
1) Setiap tenaga kerja dan orang lainnya yang berada di tempat kerja mendapat perlindungan
atas keselamatannya.
2) Setiap sumber produksi dapat dipakai, dipergunakan secara aman dan efisien sehingga
proses produksi berjalan lancar.

Kondisi tersebut di atas dapat dicapai antara lain bila kecelakaan termasuk kebakaran,
peledakan dan penyakit akibat kerja dapat dicegah dan ditanggulangi. Oleh karena itu setiap
usaha kesehatan dan keselamatan kerja tidak lain adalah usaha pencegahan dan
penanggulangan dan kecelakaan di tempat kerja. Pencegahan dan penanggulangan
kecelakaan kerja haruslah ditujukan untuk mengenal dan menemukan sebab-sebabnya, bukan
gejala-gejalanya untuk kemudian sedapat mungkin menghilangkan atau mengeliminirnya.
Untuk itu semua pihak yang terlibat dalam usaha berproduksi khususnya para pengusaha dan
tenaga kerja diharapkan dapat mengerti dan memahami serta menerapkan keselamatan dan
kesehatan kerja.

b. Kesehatan
Tujuan utama kesehatan Kerja adalah menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif.
Tujuan demikian mungkin dicapai, oleh karena terdapatnya korelasi diantara derajat
kesehatan yang tinggi dengan produktivitas keja atau perusahaan, yang didasarkan
kenyataan-kenyataan.
1) Kondisi-kondisi kesehatan yang menyebabkan rendahnya produktivitas kerja
2) Bedasarkan hasil survey dan pengamatan Lembaga Nasional Higiene Perusahaan dan
Kesehatan Kerja Departemen Tenaga Kerja tentang kesehatan yang berhubungan dengan
produktifitas kerja diperoleh gambaran terlihat adanya kondisi-kondisi kesehatan yang
ditinjau dari sudut produktivitas tenaga kerja sangat tidak menguntungkan. Adapun
kondisi-kondisi tersebut adalah sebagai berikut.
a) Penyakit Umum
Baik pada sektor pertanian, maupun sektor pertambangan, industri, dan lain-lainnya,
penyakit yang paling banyak terdapat adalah penyakit infeksi, penyakit endemik dan
penyakit parasit.
b) Penyakit Akibat Kerja
Penyakit seperti pneumoconioses, dermatoses akibat kerja, keracunan-keracunan
bahan kimia, gangguan-gangguan mental psikologi akibat kerja, dan lainlain benar-
benar terdapat pada tenaga kerja.
c) Kondisi Gizi
Keadaan gizi pada buruh-buruh menurut pengamatan yang pernah dijalankan sering
tidak menguntungkan ditinjau dari sudut produktivitas kerja. Adapun keadaan gizi
kurang baik dikarenakan baik dikarenakan penyakit-penyakit endemis dan parasitis,
kurangnya pengertian tentang gizi, kemampuan pengupahan yang rendah, dan beban
kerja yang terlalu besar.
d) Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja sering kurang membantu untuk produktivitas optimal tenaga kerja.
Keadaan suhu, kelembaban, dan gerak udara memberikan suhu efektif diluar
kenikmatan kerja.
e) Perencanaan
Lingkungan kerja sering kurang membantu untuk produktivitas optimal tenaga kerja.
Keadaan suhu, kelembaban, dan gerak udara memberikan suhu efektif diluar
kenikmatan kerja.

3) Sanitasi Peralatan dan labaratorium


Lokasi laboratorium hendaknya tidak terletak pada arah angin dari sumber pencemaran debu,
asap, bau dan pencemaran lainnya, jarak antara sumber pencemaran dengan Lahan tidak
boleh kurang dari 100 meter. Pekarangan di sekeliling lokasi laboratorium hendaknya selalu
dipelihara kebersihannya. Kebersihan yang terjaga dengan baik akan mengurangi potensi
bahaya dan masalah yang mengancam kelancaran proses produksi. Lantai, gang, tangga dan
jalan keluar / masuk ruang pengolahan harus bersih, bebas sampah, tidak licin dan tidak
berminyak, bebas oli, dan tidak ada air yang menggenang. Kondisi Lahan secara umum harus
bersih, kedap air, tidak licin, rata sehingga tidak ada genangan air. Kamar mandi dan WC,
tempat cuci kaki dan tangan juga harus selalu dijaga kebersihannya. Pada fasilitas ini perlu
tersedia air yang cukup, tissue /pengering, sabun, dan tempat sampah. WC dan kamar mandi
hendaknya terletak jauh dari ruang pengolahan.

c. Keselamatan Kerja
1. Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat
kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungan serta
cara-cara melakukan pekerjaan.
2. Kerja bersasaran di segala tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air
di dalam air, maupun di udara.
3. Salah satu aspek penting sasaran keselamatan kerja mengingat resiko bahayanya adalah
penerapan teknologi terutama teknologi yang lebih maju dan modern.
4. Keselamatan kerja adalah tugas semua orang yang bekerja, keselamatan kerja adalah
dari, oleh dan untuk setiap tenaga kerja serta orang lainnya dan juga masyarakat pada
umumnya. Keselamatan kerja erat bersangkutan dengan peningkatan produksi dan
produktivitas.

Pertemuan 2
d. Tujuan keselamatan kerja
Keselamatn kerja bertujuan untuk memberikan suasana kerja atau lingkungan kerja yang
aman bagi para pekerja. Jadi keselamatan kerja tujuannya adalah :

a. Mencegah terjadinya bencana kecelakaan sehingga


b. Menghindarkan kemungkinan terhambatnya produksi, dan
c. Meningkatkan kesejahteraan pekerja dan keluarga dengan berkurangnya kecelakaan
yang terjadi.

e. Penerapan prosedur K3
Setiap perusahaan perkebunan diwajibkan melaksanakan ketentuan-ketentuan penerapan
prosedur K3 sebagai berikut:
1. Menerapkan kebijakan K3 dan menjamin komitmen terhadap penerapan
sistem manajemen K3
2. Merencanakan pemenuhan kebijakan, tujuan dan sasaran penerapan K3
3. Menerapkan kebijakan K3 secara efektif dengan mengembangkan
kemampuan dan mekanisme pendukung yang diperlukan mencapai
kebijakan, tujuan dan sasaran K3.
4. Mengukur, memantau dan mengevaluasi kinerja K3.
5. Meninjau secara teratur dan meningkatkan pelaksanaan sistem K3 secara
berkesinambungan dengan tujuan meningkatkan kinerja K3.

f. Peralatan Pelindung yang Dibutuhkan untuk Bekerja


1. Pakaian Kerja
Pakaian kerja yang dipakai bagi pekerja dalam bidang pertanian untuk di lapangan harus
memenuhi beberapa kriteria, secara umum adalah sebagai berikut:
a. Pakaian kerja harus dibuat dari bahan yang menjaga badan pekerja tetap kering dan
berada pada temperatur yang nyaman. Pakaian pelindung yang sesuai jika ada suatu
resiko potensi bahaya biologik, seperti tumbuhan beracun, infeksi dan binatang.
b. Pakaian harus mempunyai warna yang kontras dengan lingkungan pertanian untuk
memastikan bahwa para pekerja kelihatan dengan jelas.
c. Penggunaan alat pelindung diri harus dianggap sebagal suatu upaya terakhir, bila
pengurangan resiko dengan cara-cara teknik atau organisatoris tidak mungkin
dilakukan. Hanya dalam keadaan ini alat pelindung diri yang berhubungan dengan
resiko spesifik tersebut digunakan.
d. Alat pelindung diri untuk pekerjaan bidang pertanian di lapangan harus memiliki
fungsi yang spesifik.
e. Bila pekerjaan dilakukan dengan menggunakan bahan kimia berbahaya, alat pelindung
diri harus disediakan sesuai keselamatan dalam penggunaan bahan kimia di tempat
kerja.
f. Alat pelindung diri harus memenuhi standar internasional atau nasional.

2. Alat pelindung diri


Ada beberapa jenis alat pelindung diri untuk bidang pekerjaan pertanian di lapangan sesuai
dengan jenis pekerjaanya antara lain: sarung tangan, sepatu lapangan, topi pengaman,
penutup muka, penutup mata, penutup telinga, penutup mulut.
a. Sarung tangan dipergunakan untuk berbagai kegiatan bila menggunakan bahan-bahan
kimia beracun, seperti mencampur pestisida, mencapur pupuk dan sebagainya.
b. Sepatu lapangan dipergunakan jika jenis pekerjaan yang digunakan adalah jenis
pekerjaan lapangan. Alat ini digunakan untuk melindungi kaki pada saat bekerja di
lapangan dari gigitan serangga atau pekerjaan lain yang berbahaya di lapangan.
c. Topi pengaman (Helmet). Jenis alat ini digunakan untuk melindungi kepala dari
kemungkinan benda-benda jatuh di lapangan. Misalnya pada saat memanen buah.
d. Penutup muka dipergunakan untuk jenis pekerjaan dilapangan, jika kondisi lapangan
berdebu. Hal ini untuk melindungi muka dan debu-debu yang bertebangan pada saat
bekerja dari awal perkembangan usaha keselamatan kerja diperusahaan.
e. Pelindung atau penutup mata. Janis alat ini dipakai untuk melindungi mata pada saat
bekerja di lapangan, baik dari terik matahari maupun dari benda-benda yang
berbahaya di lapangan seperti halnya debu, ataupun pada saat bekerja di laboratorium.
f. Alat pelindung mulut (masker). Jenis alat ini untuk melindungi mulut dan hidung dari
bahan-bahan berbahaya saat bekerja di lapangan dengan menggunakan pestisida, gas
beracun atau debu.

Pengenalan Bahaya pada Area Kerja

Kecelakaan kerja terjadi karena musibah, namun sebenarnya setiap kecelakaan disebabkan
oleh salah satu faktor sebagai berikut:

1. Tindakan tidak aman dari manusia itu sendiri


a. Terburu-buru atau tergesa-gesa dalam melakukan pekerjaan.
b. Tidak menggunakan pelindung diri yang disediakan.
c. Sengaja melanggar peraturan keselamatan yang diwa jibkan.
d. Berkelakar/bergurau dalam bekerja dan sebagainya.
2. Keadaan tidak aman dari lingkungan kerja
a. Mesin-mesin yang rusak tidak diberi pengamanan, kontruksi kurang aman, bising
dan alat-alat kerja yang kurang baik dan rusak.
b. Lingkungan kerja yang tidak aman bagi manusia (becek atau licin, ventilasi atau
pertukaran udara, bising atau suara -suara keras, suhu tempat kerja, tata ruang
kerja/kebersihan).
D. Sumber Belajar
1. Bahan Ajar
2. Internet
3. Buku paket keahlian Agribisnis Pembibitan dan Kultur Jaringan Tanaman Kelas XI

Mengetahui, Rawajitu Selatan, 20 Juli 2022


Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Rawajitu Guru Mata Pelajaran
Selatan

Aulia Shaffna Ramadhani, S.P


Ristiana, S.Pd., M.M.
NIP. 19740925 200902 2 001

Anda mungkin juga menyukai