Anda di halaman 1dari 9

2022

KESEHATAN DAN KESELAMATAN


KERJA (K3)

Nurwahidah S. Pt

Kompetensi Keahlian Agribisnis Ternak Unggas

SMK Negeri 1 Waibakul


Kabupaten Sumba Tengah
1/1/2022
KATA PENGANTAR

Segala Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berat rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Modul Pakan Ternak Unggas Pedaging untuk siswa
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Program Keahlian Agribisnis Ternak Unggas. Penulis berharap
Modul ini dapat membantu siswa Sekolah Menengah Kejuruan pada Kompetensi Keahlian
Agribisnis Ternak Unggas dengan lebih mudah. Dalam Bahan ajar ini juga dilengkapi dengan forum
diskusi dan rangkuman.

Akhirnya, kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan modul ini, semoga dapat membantu siswa dalam mempelajari Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3). Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
modul ini. Untuk itu, kritik dan saran bagi kesempurnaan Bahan ajar ini sangat kami harapkan.
Semoga modul ini dapat memberikan manfaat untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam
melakukan agribisnis ternak unggas pedaging.

Sumba Tengah, Juli 2022

Penulis
Petunjuk Penggunaan Modul

1 Siapkanlah perlengkapan belajar yang dibutuhkan selama kegiatan


pembelajaran.

2 Bacalah artikel pada Orientasi Masalah dengan seksama.

3 Bacalah materi dan menggaris bawahi konsep penting yang disajikan


pada setiap kegiatan belajar.

4 Bentuklah kelompok yang terdiri dari 5-6 siswa.

5 Lakukanlah diskusi dengan teman satu kelompok untuk menjawab


soal pada kegiatan belajar

6 Kerjakan soal dengan berdiskusi secara kelompok.

7 Presentasikan hasil diskusi yang telah kalian lakukan secara


bergantian dengan kelompok lain.

8 Berilah tanggapan berupa pertanyaan, kritik ataupun saran yang


membangun kepada kelompok presenter.

9 Buatlah kesimpulan untuk setiap kegiatan belajar yang telah


dilakukan pada lembar kerja yang disediakan.

10 Kerjakanlah self assessment untuk mengukur tingkat pemahaman


kalian terhadap materi pada setiap kegiatan belajar
Peta Konsep

Kompetensi Dasar

3.1 Menerapkan prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)


4.1 Melakukan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

Tujuan Pembelajaran

Melalui diskusi kelompok :


1. Peserta didik mampu Menjelaskan konsep K3 dalam agribinsis ternak dengan benar
2. Peserta didik mampu Mengidentifikasi resiko kerja dan lingkungan kerja dalam agribisnis ternak
dengan benar
3. Peserta didik mampu Mengidentifikasi material berbahaya dan bahaya lain di lokasi kerja dalam
agribinsis ternak dengan benar
4. Peserta didik mampu Menerapkan sistem manajemen K3 dalam agribinsis ternak dengan baik
5. Peserta didik mampu Menerapkan prosedur cara kerja aman dalam agribinsis ternak dengan
benar
6. Peserta didik mampu Menerapkan pertolongan pertama pada kecelakaan dalam agribinsis
ternak dengan baik
URAIAN MATERI

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)

A. Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Penerapaan K3 di lingkungan kerja sangatlah penting. Hal tersebut mendorong setiap perusahaan
maupun pelaku bisnis mulai memperhatikan prosedur K3.

Apa itu
K3? K3 adalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Prosedur K3 ini memiliki tujuan untuk memberikan
jaminan keselamatan kepada setiap pihak yang ada di
lingkungan kerja. Penerapan prosedur K3 mampu
mampu mencegah terjadinya kecelakaan di tempat
kerja serta penyakit yang bisa didapatkan di tempat
kerja

Peraturan Menteri Tenaga Kerja No: Per. 05/Men/1996, tentang sistem keselamatan dan
kesehatan kerja, penerapan K3 bisa memberikan jaminan keselamatan dan kesehatan para pekerja
atau orang-orang yang berada di lingkungan tempat kerja tersebut.
Dilihat dari tujuannya pelaksanaan K3 ini memang perlu dilaksanakan di setiap tempat kerja.
Tentunya prosedur K3 di setiap lingkungan kerja berbeda. Perbedaan prosedur yang ditetapkan ini
disesuaikan dengan resiko kecelakaan yang mungkin terjadi di lingkungan kerja tersebut. Beberapa
contoh penerapan K3 yang ada di lingkungan perusahaan: yang pertama adalah melakukan
perawatan mesin, ke dua penerapan K3 adalah memberikan jam kerja yang manusiawi, ke tiga
penerapan prosedur K3 adalah menjaga kondisi lingkungan perusahaan, ke empatnya adalah
mengatur regulasi terkait K3 bertujuan untuk membuat prosedur K3 bisa berjalan dengan tepat, dan
ke lima penerapkan K3 yakni melakukan evaluasi secara berkala mengenai K3. Tujuan penerapan K3
yaitu untuk mengurangi risiko kecelakaan kerja dan ancaman penyakit yang mengganggu kesehatan.
Program K3 sangat penting dalam memastikan bahwa perusahaan telah mempersiapkan
lingkungan kerja yang aman bagi pekerjanya dan umeminimalkan risiko kecelakaan kerja dan cedera
(Machabe & Indermun, 2013). Bahaya merupakan sesuatu hal yang dapat mengakibatkan cedera
pada manusia atau kerusakan pada alat/mesin maupun pada lingkungan (Rijanto, 2011).

Alat
pelindungdiri (APD), Sumber; https://temank3.com/alat-pelindung-diri-apd/
B. Resiko kerja dan lingkungan kerja dalam agribisnis ternak

Industri peternakan memiliki banyak


risiko, mulai dari keamanan hingga
kesehatan. Maka dari itu, penerapan
K3 peternakan sangat penting untuk
dilakukan. Tidak hanya perusahaan
bidang minyak, gas, ataupun
kelistrikan saja yang memiliki risiko
keamanan dan keselamatan kerja
yang tinggi, industri peternakan juga
sama-sama memiliki faktor
kecelakaan dan gangguan kesehatan
Sumber; https://asapcair.madaniah.co.id/desinfektan- yang tinggi.
alami-untuk-sanitasi-kandang-peternakan-ayam/
Di dalam peternakan, pekerja bisa saja dengan mudah tertular penyakit dari hewan ternak
yang berakibat pada gangguan kesehatan. Kecelakaan kerja juga bisa mungkin terjadi jika para
pekerja lalai dalam melaksanakan tugasnya. Di sinilah fungsi penerapan K3 peternakan berperan.

Sistem K3 di bidang peternakan di Indonesia memang belum diterapkan secara optimal.


Terbukti dengan masih adanya kecelakaan-kecelakaan kerja dan paparan penyakit yang dialami oleh
pekerja peternakan. Kecelakaan kerja yang terjadi di lingkungan peternakan kurang mendapatkan
perhatian hal ini karena jumlah pekerja di industri tersebut tidak banyak. Perhatian dan komitmen
penerapan K3 dalam industri peternakan seharusnya lebih ditingkatkan lagi. Selain oleh perusahaan,
tanggung jawab keselamatan dan kesehatan kerja yang utama ada pada para pekerja itu sendiri.

Implementasi K3 juga harus didukung oleh masing-masing pekerja peternakan sebagai bentuk
tanggung jawab pada keselamatan dan kesehatan pribadi. Hal ini karena aktivitas di peternakan
menggunakan beraneka macam peralatan teknis dan keterlibatan SDM dalam pengoperasiannya.

C. Menerapkan sistem manajemen K3 dalam agribinsis ternak

Dalam menerapkan sistem manajemen K3 di peternakan, harus memperhatikan terlebih


dahulu ketentuan yang diatur di dalam undang-undang yang berlaku. Peternakan yang telah wajib
mengimplementasikan sistem manajemen K3 merupakan peternakan yang telah memiliki berbagai
macam syarat dan kriteria, seperti :
1. Memiliki jumlah pekerja 100 orang atau lebih.
2. Peternakan yang berpotensi memiliki bahaya yang disebabkan oleh proses produksi yang bisa
mengakibatkan kebakaran, ledakan, pencemaran, dan penyakit yang disebabkan aktivitas pekerjaan.

.
Sanitasi kandang; https://ilmupeternakandanpertanian.blogspot.com/2016/04/mamfaat-dan-cara-
sanitasi-pada-kandang.html
Regulasi K3 di dalam Peternakan
Regulasi penerapan K3 peternakan tertuang pada pasal 2, PP No. 50 Tahun 2012 tentang
penerapan sistem manajemen K3. Penerapan sistem manajemen K3 tersebut memiliki tujuan :
 Peningkatan perlindungan K3 yang terencana, terstruktur, dan terintegrasi dan dijalankan
secara efektif.
 Pengurangan dan pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat aktivitas pekerjaan yang
melibatkan seluruh elemen di dalam peternakan.
 Terciptanya tempat kerja yang produktif dengan suasana yang aman dan nyaman.

D. Material berbahaya dan bahaya lain di lokasi kerja dalam agribinsis ternak

Dalam melaksanakan penerapan K3 peternakan, ada berbagai macam hal yang harus
dipahami karena berpotensi memiliki risiko mengancam keselamatan dan kesehatan para pekerja
di peternakan. Hal-hal tersebut, seperti :
 Suhu lingkungan tempat bekerja yang terlalu panas bisa menyebabkan stres pada para
pekerja.
 Suara bising yang melebihi nilai ambang batas dapat memberikan dampak pada kesehatan.
Akibat suara bising ini maka dapat terjadi kerusakan pada indera pendengaran.
 Pencahayaan yang kurang juga bisa mengganggu keselamatan dan kesehatan para pekerja.
Pencahayaan yang cukup dapat membantu para pekerja untuk mengurangi risiko kesalahan
kerja.
 Aroma yang kurang sedap di lingkungan tempat kerja sudah pasti dapat mengganggu
kenyamanan pada saat bekerja. Bau yang menyengat juga dapat berdampak pada
kesehatan. Bau yang ditimbulkan di peternakan muncul dari limbah kotoran hewan ternak,
oleh karena itu kebersihan kandang hewan ternak harus diperhatikan dengan baik agar tidak
menimbulkan bau yang tidak sedap.
 Penggunaan bahan kimia di lingkungan peternakan harus dilakukan sesuai dengan standar
dan prosedur yang jelas. Kecelakaan kerja akibat penggunaan bahan kimia yang tidak sesuai
sering terjadi akibat para pekerja lalai dan tidak menjalankan aturan dengan baik dan benar.
 Perkembangan mikroorganisme penyebab penyakit yang ada di lingkungan peternakan
memiliki andil yang cukup besar dalam mengganggu kesehatan para pekerja. Pengecekan
kebersihan secara berkala di lingkungan peternakan sangat perlu dilakukan untuk mencegah
perkembanganbiakan mikroorganisme dan parasit yang ada.
 Penggunaan alat-alat yang tidak sesuai dengan fungsinya juga dapat mengganggu K3 di
lingkungan peternakan. Pekerjaan yang tidak sesuai dengan kondisi tubuh pekerja juga bisa
membahayakan keselamatan kerja mereka.

Tabel 1. Identifikasi bahaya dan resiko yang berpotensi pada beberapa pekerjaan di kandang
sapi potong PT. X

No Pekerjaan Potensi bahaya Konsekuensi akibat (resiko)


1 Handling sapi Tertanduk, tertendang, Memar, luka gores, patah tulang,
terinjak,terhimpit, terpeleset, lebam, luka dalam, pendarahan,
terlilit tali pingsan, kematian
2 Pemberian Tertusuk, kebakaran, kelilipan, Memar, luka gores, luka sobek, luka
pakan Jerami terpeleset, serangan sapi bakar, gatal-gatal, patah tulang,
lebam, luka dalam, pingsan,
kematian
3 Pemberian Terhirup debu pakan, gangguan Memar, luka gores, luka bakar, patah
pakan serangga, kelilipan, terpeleset, tulang, lebam, luka dalam, pingsan,
konsentrat serangan sapi kematian
4 Pembersihan Terpeleset, serangan sapi, Memar, luka gores, patah tulang,
kandang terhirup bau tidak sedap, lebam, luka dalam, pendarahan,
keracunan gas NH3 dan CH4 pusing, pingsan, kematian
5 Perawatan Tertusuk jarum suntik, Memar, luka gores, luka tusuk, luka
kesehatan sapi tertanduk, tertendang, terinjak, sobek, patah tulang, lebam, luka
terhimpit, terpeleset dalam, pingsan, kematian
6 Perawatan Terjatuh, tertimpa bangunan, Memar, luka gores, luka tusuk, luka
kandang tersetrum, tertusuk, terpukul sobek, patah tulang, lebam, luka
palu dalam, pingsan
Sumber: : Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari

E. Menerapkan pertolongan pertama pada kecelakaan dalam agribinsis ternak

Masing-masing pekerja yang bekerja di lingkungan peternakan wajib untuk menggunakan


peralatan K3 yang telah diberikan selama aktivitas bekerja dan sesuai dengan pekerjaannya
masing-masing. Alat-alat yang wajib digunakan, seperti sarung tangan, sepatu boot, topi, penutup
rambut, pelindung atau penutup mata, masker, dan peralatan lainnya.
Pada saat bekerja, pekerja juga dilarang untuk mencampur alat-alat pribadi dengan
peralatan peternakan. Hal ini dikhawatirkan akan menyebabkan kontaminasi pada peralatan
pribadi pekerja yang berakibat pada gangguan kesehatan.
Selanjutnya, dalam rangka mendukung terciptanya sistem manajemen K3 yang optimal
maka perlu dilakukan pemasangan instalasi keamanan di lingkungan peternakan. Instalasi
keamanan ini biasanya meliputi instalasi listrik dan pencegahan kebakaran dengan menyediakan
alat pemadam kebakaran di masing-masing ruangan di lingkungan peternakan.
Untuk mewujudkan penerapan K3 peternakan, peternakan juga wajib mempekerjakan
seseorang yang telah mempunyai kualifikasi sesuai dengan sistem yang telah diterapkan. Selain
memiliki kualifikasi yang sesuai, SDM yang ditunjuk juga harus memiliki tanggung jawab penuh
dalam rangka meningkatkan kesadaran K3 di lingkungan peternakan. SDM yang bertanggung
jawab juga harus memiliki sertifikasi kompetensi terkait penguasaan K3. Selanjutnya, SDM
tersebut yang nantinya akan mengawasi, menilai, dan membuat laporan terkait pelaksanaan K3
yang ada di lingkungan peternakan secara berkala.

Iritasi kulit dapat disebabkan akibat kontak dengan bahan yang bersifat alergen (menimbulkan
reaksi alergi) atau bahan iritan. Bahan iritan dapat berupa bahan kimia yang dapat ditemui sehari-
hari pada penggunaan rumah tangga, bahan kimia industri, produk harian seperti lotion, sabun,
sampo, deterjen, dan sebagainya. Kulit yang mengalami iritasi umumnya akan menjadi kering,
mengelupas, kemerahan, nyeri atau gatal, dan kadang disertai bengkak. Iritasi akibat bahan kimia
dapat terjadi akibat bahan kimia yang bersifat asam atau basa. Bahan kimia bersifat basa dapat
menyebabkan kerusakan yang lebih dalam dan lebih berat.
Anda sebaiknya konsultasikan masalah ini dengan dokter kulit agar dapat diberikan terapi yang
tepat. Tindakan pertolongan yang dapat anda lakukan sendiri adalah:
 hindari kontak dengan bahan kimia yang terduga menyebabkan iritasi
 gunakan pelindung apabila akan menyentuh bahan kimia
 cuci bersih segera setelah kulit terkena bahan kimia tersebut
 kulit yang kering dapat dioleskan pelembab bebas pewangi atau petroleum jeli
 pastikan kulit selalu dalam keadaan kering dan bersih agar tidak terjadi infeksi bakteri
 jangan mengoleskan bahan apapun yang bukan obat anjuran dokter, misalnya odol atau
minyak goreng
 jangan konsumsi obat di luar anjuran dokter

Anda mungkin juga menyukai