Nurwahidah S. Pt
Segala Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berat rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Modul Pakan Ternak Unggas Pedaging untuk siswa
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Program Keahlian Agribisnis Ternak Unggas. Penulis berharap
Modul ini dapat membantu siswa Sekolah Menengah Kejuruan pada Kompetensi Keahlian
Agribisnis Ternak Unggas dengan lebih mudah. Dalam Bahan ajar ini juga dilengkapi dengan forum
diskusi dan rangkuman.
Akhirnya, kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan modul ini, semoga dapat membantu siswa dalam mempelajari Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3). Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
modul ini. Untuk itu, kritik dan saran bagi kesempurnaan Bahan ajar ini sangat kami harapkan.
Semoga modul ini dapat memberikan manfaat untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam
melakukan agribisnis ternak unggas pedaging.
Penulis
Petunjuk Penggunaan Modul
Kompetensi Dasar
Tujuan Pembelajaran
Penerapaan K3 di lingkungan kerja sangatlah penting. Hal tersebut mendorong setiap perusahaan
maupun pelaku bisnis mulai memperhatikan prosedur K3.
Apa itu
K3? K3 adalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Prosedur K3 ini memiliki tujuan untuk memberikan
jaminan keselamatan kepada setiap pihak yang ada di
lingkungan kerja. Penerapan prosedur K3 mampu
mampu mencegah terjadinya kecelakaan di tempat
kerja serta penyakit yang bisa didapatkan di tempat
kerja
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No: Per. 05/Men/1996, tentang sistem keselamatan dan
kesehatan kerja, penerapan K3 bisa memberikan jaminan keselamatan dan kesehatan para pekerja
atau orang-orang yang berada di lingkungan tempat kerja tersebut.
Dilihat dari tujuannya pelaksanaan K3 ini memang perlu dilaksanakan di setiap tempat kerja.
Tentunya prosedur K3 di setiap lingkungan kerja berbeda. Perbedaan prosedur yang ditetapkan ini
disesuaikan dengan resiko kecelakaan yang mungkin terjadi di lingkungan kerja tersebut. Beberapa
contoh penerapan K3 yang ada di lingkungan perusahaan: yang pertama adalah melakukan
perawatan mesin, ke dua penerapan K3 adalah memberikan jam kerja yang manusiawi, ke tiga
penerapan prosedur K3 adalah menjaga kondisi lingkungan perusahaan, ke empatnya adalah
mengatur regulasi terkait K3 bertujuan untuk membuat prosedur K3 bisa berjalan dengan tepat, dan
ke lima penerapkan K3 yakni melakukan evaluasi secara berkala mengenai K3. Tujuan penerapan K3
yaitu untuk mengurangi risiko kecelakaan kerja dan ancaman penyakit yang mengganggu kesehatan.
Program K3 sangat penting dalam memastikan bahwa perusahaan telah mempersiapkan
lingkungan kerja yang aman bagi pekerjanya dan umeminimalkan risiko kecelakaan kerja dan cedera
(Machabe & Indermun, 2013). Bahaya merupakan sesuatu hal yang dapat mengakibatkan cedera
pada manusia atau kerusakan pada alat/mesin maupun pada lingkungan (Rijanto, 2011).
Alat
pelindungdiri (APD), Sumber; https://temank3.com/alat-pelindung-diri-apd/
B. Resiko kerja dan lingkungan kerja dalam agribisnis ternak
Implementasi K3 juga harus didukung oleh masing-masing pekerja peternakan sebagai bentuk
tanggung jawab pada keselamatan dan kesehatan pribadi. Hal ini karena aktivitas di peternakan
menggunakan beraneka macam peralatan teknis dan keterlibatan SDM dalam pengoperasiannya.
.
Sanitasi kandang; https://ilmupeternakandanpertanian.blogspot.com/2016/04/mamfaat-dan-cara-
sanitasi-pada-kandang.html
Regulasi K3 di dalam Peternakan
Regulasi penerapan K3 peternakan tertuang pada pasal 2, PP No. 50 Tahun 2012 tentang
penerapan sistem manajemen K3. Penerapan sistem manajemen K3 tersebut memiliki tujuan :
Peningkatan perlindungan K3 yang terencana, terstruktur, dan terintegrasi dan dijalankan
secara efektif.
Pengurangan dan pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat aktivitas pekerjaan yang
melibatkan seluruh elemen di dalam peternakan.
Terciptanya tempat kerja yang produktif dengan suasana yang aman dan nyaman.
D. Material berbahaya dan bahaya lain di lokasi kerja dalam agribinsis ternak
Dalam melaksanakan penerapan K3 peternakan, ada berbagai macam hal yang harus
dipahami karena berpotensi memiliki risiko mengancam keselamatan dan kesehatan para pekerja
di peternakan. Hal-hal tersebut, seperti :
Suhu lingkungan tempat bekerja yang terlalu panas bisa menyebabkan stres pada para
pekerja.
Suara bising yang melebihi nilai ambang batas dapat memberikan dampak pada kesehatan.
Akibat suara bising ini maka dapat terjadi kerusakan pada indera pendengaran.
Pencahayaan yang kurang juga bisa mengganggu keselamatan dan kesehatan para pekerja.
Pencahayaan yang cukup dapat membantu para pekerja untuk mengurangi risiko kesalahan
kerja.
Aroma yang kurang sedap di lingkungan tempat kerja sudah pasti dapat mengganggu
kenyamanan pada saat bekerja. Bau yang menyengat juga dapat berdampak pada
kesehatan. Bau yang ditimbulkan di peternakan muncul dari limbah kotoran hewan ternak,
oleh karena itu kebersihan kandang hewan ternak harus diperhatikan dengan baik agar tidak
menimbulkan bau yang tidak sedap.
Penggunaan bahan kimia di lingkungan peternakan harus dilakukan sesuai dengan standar
dan prosedur yang jelas. Kecelakaan kerja akibat penggunaan bahan kimia yang tidak sesuai
sering terjadi akibat para pekerja lalai dan tidak menjalankan aturan dengan baik dan benar.
Perkembangan mikroorganisme penyebab penyakit yang ada di lingkungan peternakan
memiliki andil yang cukup besar dalam mengganggu kesehatan para pekerja. Pengecekan
kebersihan secara berkala di lingkungan peternakan sangat perlu dilakukan untuk mencegah
perkembanganbiakan mikroorganisme dan parasit yang ada.
Penggunaan alat-alat yang tidak sesuai dengan fungsinya juga dapat mengganggu K3 di
lingkungan peternakan. Pekerjaan yang tidak sesuai dengan kondisi tubuh pekerja juga bisa
membahayakan keselamatan kerja mereka.
Tabel 1. Identifikasi bahaya dan resiko yang berpotensi pada beberapa pekerjaan di kandang
sapi potong PT. X
Iritasi kulit dapat disebabkan akibat kontak dengan bahan yang bersifat alergen (menimbulkan
reaksi alergi) atau bahan iritan. Bahan iritan dapat berupa bahan kimia yang dapat ditemui sehari-
hari pada penggunaan rumah tangga, bahan kimia industri, produk harian seperti lotion, sabun,
sampo, deterjen, dan sebagainya. Kulit yang mengalami iritasi umumnya akan menjadi kering,
mengelupas, kemerahan, nyeri atau gatal, dan kadang disertai bengkak. Iritasi akibat bahan kimia
dapat terjadi akibat bahan kimia yang bersifat asam atau basa. Bahan kimia bersifat basa dapat
menyebabkan kerusakan yang lebih dalam dan lebih berat.
Anda sebaiknya konsultasikan masalah ini dengan dokter kulit agar dapat diberikan terapi yang
tepat. Tindakan pertolongan yang dapat anda lakukan sendiri adalah:
hindari kontak dengan bahan kimia yang terduga menyebabkan iritasi
gunakan pelindung apabila akan menyentuh bahan kimia
cuci bersih segera setelah kulit terkena bahan kimia tersebut
kulit yang kering dapat dioleskan pelembab bebas pewangi atau petroleum jeli
pastikan kulit selalu dalam keadaan kering dan bersih agar tidak terjadi infeksi bakteri
jangan mengoleskan bahan apapun yang bukan obat anjuran dokter, misalnya odol atau
minyak goreng
jangan konsumsi obat di luar anjuran dokter