BAB 7
MENERAPKAN PEMILIHAN BIBIT TERNAK (RUMINANSIA, UNGGAS DAN ANEKA
TERNAK)
OLEH
NURWAHIDAH, S. Pt
Hida28 Page 1
BAB 7
MENERAPKAN PEMILIHAN BIBIT TERNAK UNGGAS
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini diharapkan siswa dapat memahami tentang Asal usul ternak,
Klasifikasi ternak, ciri-ciri bibit yang baik berdasarkan eksterior, keturunan, serta mampu
melakukan pemilihan bibit dengan benar.\
Materi
Bibit ternak adalah semua ternak yang di pelihara dengan tujuan untuk produksi baik susu, daging
maupun untuk diambil keturunannya, dalam hal ini juga termasuk ternak laga.
Bibit ternak merupakan salah satu sarana produksi yang memiliki peranan yang sangat penting dan
strategis dalam upaya meningkatkan jumlah dan mutu produksi ternak, dan sebagai salah satu
faktor dalam penyediaan pangan asal ternak yang berdaya saing tinggi
Untuk dapat menghasilkan bibit ternak yang unggul dan bermutu tinggi diperlukan proses
manajemen pemeliharaan, pemuliabiakan (breeding), pakan dan kesehatan hewan ternak yang
terarah dan berkesinambungan.
Pada dasarnya semua ternak yang kita pelihara sampai sekarang adalah berasal dari hewan liar
yang telah mengalami domestifikasi. Pada saat sebelum mengalami domestifikasi ternak hanya
diburu untuk memenuhi kebutuhan daging sesaat. Ketika manusia perlu memiliki cadangan
daging dan telur sehingga dimulailah pemeliharaan.
Salah satu solusi untuk mengatasi masalah ini yaitu melalui penanganan ternak secara intensif.
Beberapa penanganan ternak yang dilakukan adalah melalui pemeliharaan yang intesif atau
dengan cara mengkawinkan silang baik secara alami maupun buatan bahkan ada yang telah
mengalami rekayasa gentika. Semua perlakuan tersebut bertujuan untuk mendapatkan
keturunan yang lebih baik dengan Berbagai macam ternak yang telah mengalami domestifikasi
dan atau rekayasa genetika antara lain adalah :
1) Ayam
Asal usul ayam pertama kali diduga terjadi di negeri gajah putih yaitu Thailand pada 8000
tahun SM, kemudian menyebar ke berbagai penjuru dunia termasuk Indonesia..
Hida28 Page 2
Ayam lokal Indonesia adalah berasal dari ayam hutan, ayam hutan sendiri terbagi menjadi 4
spesies yaitu gallus gallus gallus, gallus lafayetti, gallus sonnareti, dan gallus varius.
Ayam spesies gallus gallus atau ayam hutan merah merupakan induk yang memproduksi
ayam kampung di Indonesia sedangkan gallus varius atau yang lebih akrab dengan sebutan
ayam bekisar yang sampai sekarang relatif lebih jarang.
Beberapa jenis ayam lokal yang banyak di jumapai di Indonesia antara lain; Ayam Pelung
(berasal dari daerah cianjur,), Ayam Nunukan (Nunukan, tarakan), Ayam kedu (daerah
Kedu.), Ayam Bangkok dan Ayam bali, Ayam Boiler (Rekayasa Genetik), Ayam Lehorn
(rekayasa genetik).
Hida28 Page 3
a) Gallus gallus
Dikenal dengan Gallus bankiva, gallus ferrugenius, Red Jungle Fowl. Tempat hidup disekitar
hutan india, Burma, Siam (Muangthai), Chocin China (Indo China), Filipina, Malaysia, dan
Sumatra Barat.
Ciri-ciri : Bulu Utama pada ekor 14 helai, Jengger satu, pial dua, Badan relatif kecil dibanding
dengan ayam sekarang, Jantan Bulu pada bagian leher, sayap, dan punggung berwarna merah,
sedangkan bagian dada dan badan bawah berwarna hitam. Pada Betina bulu berwarna coklat
bergaris hitam, Telur kecil berkulit
merah kekuningan.
b) Gallus lafayetti
Dikenal dengan Ceylonese Jungle Fowl. Tempat hidup disekitar Pulau Ceylon (Srilangka) Ciri-
ciri : Mirip Gallus gallus, hanya Bulu Jantan Bulu pada bagian leher, sayap dan punggung
berwarna merah, sedangkan bagian dada dan badan bawah berwarna Oranye. Pada bagian
tengah jengger warna kuning dikelilingi merah, Kulit telur berbintik-bintik.
d) Gallus varius
Dikenal dengan Green Jungle Fowl/Japan Jungle Fowl Tempat hidup disekitar hutan Jawa
Timur, Bali, Lombok, Nusa Tenggara sampai flores.
Strain.
Strain adalah merek dagang atau hasil seleksi dalam breeding untuk tujuan tertentu. Tujuannya
pada umumnya cenderung untuk komersial atau nilai ekonomi tinggi (high producers).
1) Kimber chick asal Kimber farm di Fremont California USA. Jenis Kimber Chick K 137 Petelur
putih (FS), Kimber K 163 (Putih kotor Final Stock), Kimbrown (Coklat merah FS Betina, Putih
kotor FS Jantan), Kimcross K 44 ayam pedaging (broiler) putih.
2) Babcock Asal USA. Babcock B 300 dan B 300 F petelur putih (FS). Babcock B 380, coklat
merah (FS betina), putih kotor (FS Jantan).
3) Hy-line. Hy-line W 36 petelur putih (FS), Hy-line 717, coklat merah (FS), Hy-line brown,
coklat (FS Betina), putih coklat (FS Jantan).
4) Super Harco Hitam merah (FS betina) Lurik (FS Jantan).
5) Jagerveld chick asal negeri Belanda. Jagersveld white leghorn (putih), Rosella coklat merah (FS
Betina), putih coklat (FS Jantan), Jagersveld Broiler putih kotor.
6) Dekalb. Asal massasuhhet USA. Dekalb warren sex link, coklat merah (FS Betina), putih coklat
(FS Jantan).Dekalb amber link putih coklat (FS Betina), Dekalb XL Link putih (FS).
Hida28 Page 4
7) Indian River ayam pedaging (broiler) putih.
8) Cobb. Asal Massasushet USA. Cobb 100 pedaging putih kotor.
9) Hubbard. Hubbard Leghorn putih (FS), Hubbard golden comet, coklat merah (FS Betina),
Hubbard broiler putih kotor.
10)Lohman, Multibreeder, Bromo, CP (charoend phokphand).,Platinum. dan masih banyak lagi
yang belum tertulis.
1) Ayam jantan
a) Badan kuat dan panjang.
b) Tulang supit rapat.
c) Sayap kuat dan bulu-bulunya teratur rapih.
d) Paruh bersih.
e) Mata jernih.
f) Kaki dan kuku bersih, sisik-sisik teratur.
g) Terdapat taji.
a) Kepala halus.
b) Matanya terang/jernih.
c) Mukanya sedang (tidak terlalu lebar).
d) Paruh pendek dan kuat.
e) Jengger dan pial halus.
f) Badannya cukup besar dan perutnya luas.
g) Jarak antara tulang dada dan tulang belakang ± 4 jari.
h) Jarak antara tulang pubis ± 3 jari.
Hida28 Page 5
7) Nafsu makan tinggi
8) Aktif/ lincah.
1) Badan
Badan besar tapi bukan berarti gemuk justru kalau gemuk kurang baik karena betina yang
gemuk produksi telurnya kurang atau tidak mencirikan induk mampu bertelur dengan banyak
serta besar, jika diraba maka :
a) Bagian perutnya luas.
b) Jarak antara tulang dada dan tulang belakang ± 4 jari.
c) Jarak antara tulang pubis ± 3 jari
2) Kepala
Pada bagian kepala sering dijadikan pedoman yaitu jengger. Jengger merupakan bagian tubuh
ayam kampung dan jika jengger betina lebih lebar dan besar mampu bertelur di atas rata-rata
ayam kampung asli yakni 12-14 butir. Secara fisik pada bagian kepala adalah sebagai berikut :
a) Kepala halus.
b) Matanya terang/jernih.
c) Mukanya sedang (tidak terlalu lebar).
d) Paruh pendek dan kuat.
e) Jengger dan pial halus.
3) Bulu
Ciri petelur unggul yakni berbulu mengkilat kehijauan atau halus. Biasanya untuk bulu
berwarna hitam lebih mudah dikenali. Bulu tertata rapi berarti tanda kalau ayam itu sehat.
4) Kaki
Seperti kaki untuk pedaging kaki dipilih untuk warna kuning agak kemerahan,nampak segar
atau agak basah.
5) Umur
Umur betina terbaik yaitu masih dalam masa produksi antara umur 9 bulan hingga 1 tahun 5
bulan.
Hida28 Page 6
b. Penilaian dan Pengukuran Sapi Setelah memilih tipe potong,
langkah selanjutnya adalah menilai tipe tersebut dalam kelompok dengan cara
pengamatan
c. Pemilihan terhadap bibit sapi potong meliputi : Sifat kualitatif dan
kuantitatif
Sifat Kualitatif meliputi:
1. Warna bulu jantan dan betina
2. Bentuk tanduk jantan dan betina
3. Bentuk tubuh jantan dan betina
Sifat Kuantitatif meliputi:
1. Berat badan jantan dan betina
2. Tinggi gumba jantan dan betina
3. Umur jantan dan betina
4. Lingkar dada jantan dan betina
5. Lebar dada jantan dan betina
6. Panjang badan jantan dan betina
7. Lingkar skrotum jantan
8. PemilihanCalonPejantan
Hida28 Page 7
6. Tidak cacat tubuh;
7. Alat kelamin normal;
8. Ambing normal; dan
9. Nafsu makan tinggi.
Pemilihan bibit pada pemeliharaan kambing bertujuan untuk menyediakan bibit ternak yang baik
dan bermutu, baik untuk induk maupun pejantan. Pemilihan bibit ternak kambing harus
disesuaikan dengan tujuan pemeliharaan dan bangsa kambing yang ada, contohnya untuk
penghasil susu sebaiknya dipilih dari kambing Ettawah/kambing Saanen. Bibit yang akan dipilih
umurnya diatas 3 bulan atau lepas sapih.
Dalam pemilihan bibit kambing, baik jantan maupun betina sama pentingnya. tanda-
tanda yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan sebagai calon bibit adalah;
a. Sifat Umum
4) Sifat keindukan.
1) Bentuk tubuh
a. Bentuk Tubuh
b. Bentuk Kaki
3) Tumit tinggi.
c. Bentuk Ambing
1) Bentuk ambing normal dan simetris (kiri dan kanan sama besar).
d. Kesuburan
e. Keadaan Gigi
g. Umur
1)Betina muda siap dikawinkan pertama kali pada umur lebih kurang10-12 bulan.
a. Bentuk Tubuh
Hida28 Page 9
b. Bentuk Kaki
3) Tumit tinggi.
c. Kesuburan
e. Umur : Untuk dikawinkan sebaiknya dipilih pejantan yang berumur antara 1,5 sampai 3
tahun.
c. Cacat Tubuh
3. Penilaian (Judging)
Penilaian ternak ( sapi/ kerbau) berdasarkan keturunan atau silsilahnya dapat
dilihat dari data rekordingnya. Data yang dilihat antara lain sebagai berikut.
a. Mengenai siapa bapaknya;
b. Siapa induknya;
Hida28 Page 10
c. Berdasarkan catatan produksinya baik itu daging, susu atau jumlah anak yang
dilahirkan, berat anak pada waktu lahir, ketahanan terhadap penyakit, dan lain lain.
4) Keadaan badan bawah dan atas, perhatikan apakah terlihat sejajar, ataukah
berbentuk gilik atau tidak rata;
5) Leher, perhatikan lehernya apakah pendek, tebal atau panjang dan tipis;
6) Kaki; perhatikan bentuk kakinya apakah lurus kuat, pendek ataukah kecil dan
panjang; dan
1). Muka atau wajah.Perhatikan bagian muka ternak apakah bentuk kepala muka
pendek, dahi lebar, lubang hidung lebar atau kecilpanjang;
2) Bahu. Perhatikan bagian bahu apakah lebar, bulat dan serasi atau sempit, kecil
dan ringan;
4) Kaki depan. Perhatikan kaki depannya apakah kuat dan tegak atau lemah.
Hida28 Page 11
2) Paha. Amati apakah terlihat rata lurus atau kecil, bengkok;
3) Keadaan tubuh. Amati apakah terlihat lebar, dalam, rata, berisi, padat atau
sempit; dan
4) Posisi kaki. Amati apakah terlihat kuat dan kokoh atau lemah.
d. Perabaan
3) Bagian rusuk;
e. Pengamatan
Ternak dapat diketahui gemuk, sedang atau kurus dengan melihat jumlah
tulang rusuk yang nampak, dikatakan kurus apabila sebagian tulang rusuk
lebih dari 8 buah tampak membayang dibalik kulit.
Hida28 Page 12
Lembar Kerja Peserta Didik
Mapel : Dasar-Dasar Pemeliharaan
Ternak
Kelas : X ATU...
Semester : IV
Nama Siswa : ..............................................
Mengamati ciri – ciri ayam calon induk dan pejantan yang baik
Kompetensi Dasar
3.7. Menerapkan pemilihan bibit ternak (ruminansia, unggas dan aneka ternak)
4.7. Melakukan pemilihan bibit ternak (ruminansia, unggas dan aneka ternak)
Indikator Pencapaian
3.7.1 Menjelaskan asal usul ternak ayam
3.7.2 Menjelaskan pemilihan bibit unggas yang baik
4.7.3 Menerapkan pemilihan bibit unggas yang baik sebagai induk
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini diharapkan siswa mampu ciri-ciri bibit yang baik berdasarkan
eksterior, keturunan, serta mampu melakukan pemilihan bibit ternak dengan benar.
Langkah Kegiatan
1. Siswa menyiapkan alat tulis dan kertas lembar jawaban
2. Membaca bahan bacaan yang diberikan oleh guru tentang pemilihan bibit ternak unggas atau dapat
menambah bahan bacaan melalui internet
3. Setelah memahami materi tentang pemilihan bibit ternak unggas), siswa mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru.
4. Mengisi form pengamatan ayam;Lakukan pengamatan pada ayam jantan dan betina yang ada disekitar
anda, perhatikan ciri ekterior dan jelakan apakah layak untuk dijadikat bibit !
4. Setelah mengerjakan tugas, siswa mengumpulkan kembali lembar kerja pada guru Mapel
Uraian Tugas
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Jelaskan mengapa perlu melakukan pemilihan bibit ternak
2. Jelaskan Ciri – ciri calon induk ternak unggas yang baik !
3. Lakukan identifikasi pada ternak ayam untuk induk dan pejantan yang ada disekitar tempat tinggal anda
dan amatilah ciri-ciri ayam berdasarkan ekterior , apakah layak untuk dijadikan bibit, jelaskan !
Hida28 Page 13
Kepala
Bulu
Kaki
Umur
Berdasarkan hasil pengamatan pada calon induk dan pejantan tersebut, jelaskan
apakah layak untuk dijadikan bibit !
Jawaban;
Nurwahidah, S. Pt
NIP. 19841028 201403 2 001
Hida28 Page 14
MATERI AJAR
DASAR – DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
BAB 8
MENERAPKAN PENANGANAN/HANDLING TERNAK (RUMINANSIA, UNGGAS DAN
ANEKA TERNAK)
OLEH
NURWAHIDAH, S. Pt
Hida28 Page 15
PENANGANAN/HANDLING TERNAK UNGGAS
Tingkah laku ternak didefinisikan sebagai ekspresi dari sebuah usaha untuk
beradaptasi atau menyesuaikan diri perbedaan kondisi internal maupun eksternal.
Dapat juga didefinisikan sebagai respons ternak terhadap stimulus /rangsangan.
Ethologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku hewan (animal behavior) di
lingkungan alami dan di lingkungan lain di mana ternak tersebut bisa hidup.
Tingkah laku sosial adalah perilaku ternak yang disebabkan atau dipengaruhi oleh ternak lain
(spesies yang sama atau beda).
Pada ayam terdapat tingkatan sosial atau kasta yang biasa disebut peck order. Bila tingkatan sosial
ini telah dicapai pada suatu kelompok, maka kandang itu akan menjadi tenang dan aman.
Adapun faktor yang berpengaruh pada tingkatan sosial ternak ayam adalah : umur, ukuran dan
berat, pengalaman dan keagresifan
Kegiatan penanganan atau handling yang baik akan sangat diperlukan di setiap kegiatan
pemeliharaan ternak. Setiap kegiatan pemeliharan ternak yang menyangkut memberi pakan dan
minum, memindahkan ternak, melakukan vaksinasi, melakukan kegiatan pemanenan dan lainlain
diperlukan ketrampilan tentang handling
contoh kegiatan handling dalam pemeliharaan ternak unggas yang umum adalah;
memindahkan ternak dari kandang satu kekandang lainya,
melakukan pemotongan paruh,
melakukan vaksinasi dan lain sebagainya.
Ada beberapa cara memegang ternak unggas agar tidak mudah bergerak diantaranya:
Hida28 Page 16
Kedua sayap unggas dipegang dan bagian yang lainnya bebas.
Bagian kaki yang tidak berdaging dan berbulu kedua kaki tersebut dipegang dan
kepala tergantung kebawah. kalau memegang memegang 5 atau 6 ekor, dapat
dilakukan dengan cara setiap ekor ayam dipegang hanya salah satu kaki saja ,
kemudian dapat diikat dengan tali rapia, posisi kepala juga sama yaitu menghadap
kebawah.
Memegang ayam dari dalam kandang atau sangkar dengan cara: salah satu tangan
anda, usahakan memegang ayam dengan cara menyangga dada dan perut serta
memegang kedua kaki ayam tersebut. Sedangkan tangan kiri anda usahakan
memegang punggung, kepala ayam tersebut menghadap kearah keluar sangkar.
Kemudian angkat ayam tersebut dan keluarkan dengan hati-hati.
Memegang ayam betina yang dewasa atau induk yang sedang bertelur
agar tidak berontak dapat dilakukan dengan cara:
Salah satu tangan anda memegang kedua kaki ayam tersebut,
Kemudian dengan pelanpelan pepetkan ayam tersebut ketubuh bagian samping
dibawah ketiak anda, sambil menjebit tubuh ayam tersebut dengan tangan anda.
Jangan lupa arahkan kepala ayam keluar dari bagian tubuh anda.
Dengan pelan-pelan belailah punggung ayam tersebut, dengan perlakuan seperti itu
biasanya ayam akan tenang.
Dengan penanganan seperti ini, anda dapat melihat keadaan pantat ayam apakah ada
gejala sakit atau tidak, bisa melihat apakah ada kutu di bulu-bulunya atau tidak, bisa
merasakan suhu badan ayam dan lain sebagainya.
Hida28 Page 17
Lembar Kerja Peserta Didik
Mapel : Dasar-Dasar Pemeliharaan
Ternak
Kelas : X ATU...
Semester : IV
Nama Siswa : ..............................................
Kompetensi Dasar
3.8. Menerapkan penanganan/handling ternak (ruminansia, unggas dan aneka ternak)
4.8. Melakukan penanganan/handling ternak (ruminansia, unggas dan aneka ternak)
Indikator Pencapaian
3.8.1 Menjelaskan asal usul ternak ayam
3.8.2 Menjelaskan pemilihan bibit unggas yang baik
4.8.3 Menerapkan pemilihan bibit unggas yang baik sebagai induk
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini diharapkan siswa mampu melakukan penanganan pada ternak
dengan benar.
Langkah Kegiatan
1. Siswa menyiapkan alat tulis dan kertas lembar jawaban
2. Membaca bahan bacaan yang diberikan oleh guru tentang pemilihan bibit ternak unggas atau dapat
menambah bahan bacaan melalui internet
3. Setelah memahami materi tentang pemilihan bibit ternak unggas), siswa mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru.
4. Mengisi form pengamatan yang disediakan ;Lakukan pengamatan pada ayam jantan dan betina yang ada
disekitar anda, tingkah laku ayam jantan dan betina !
4. Setelah mengerjakan tugas, siswa mengumpulkan kembali lembar kerja pada guru Mata pelajaran!
Uraian Tugas
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Apa yang dimaksud dengan tingkah laku ternak !
2. Bagaimana tingkah laku ayam betina siap untuk dikawin oleh ayam
jantan?
3. Bagaimana tingkah laku ayam jantan yang sedang memanggil ayam
betina ?
4. Lakukan pengamatan pada tingkah laku ayam jantan dan ayam betina, berdasarkan form yang
disediakan !
Hida28 Page 18
Form; Pengamatan tingkah laku ayam jantan dan betina
Makan
Minum
Masa kawin
Waktu bertelur
Ketika mempunyai
anak
Setelah mengamati tingkah laku ayam, berikan kesimpulan dari hasil pengamatan
anda dan coba bandingkan dengan teori yang anda dapatkan pada buku maupun
internet
Jawaban :
Nurwahidah, S. Pt
NIP. 19841028 201403 2 001
Hida28 Page 19
MATERI AJAR
DASAR – DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
BAB 9
MENERAPKAN PEMEBRIAN PAKAN DAN AIR MINUM TERNAK (RUMINANSIA,
UNGGAS DAN ANEKA TERNAK)
OLEH
NURWAHIDAH, S. Pt
Hida28 Page 20
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini diharapkan peserta didik mampu memberi pakan dan air minum
unggas sesuai kebutuhan, sehingga ternak dapat tumbuh dan berkembang optimal sesuaidengan
harapan.
Uraian Materi
Pakan sangat penting dalam usaha peternakan. Sekitar 60-70% biaya usaha diserap oleh pakan
ternak. Untuk menjamin kelangsungan usaha, ketersediaan pakan yang cukup dengan kualitas
yang baik menjadi sangat penting. Ternak akan menghasilkan daging atau telur jika pakan yang
diberikan cukup dan memiliki nilai gizi sesuai kebutuhan ternak.Kebutuhan pakan untuk setiap
jenis ternak masing-masing berbeda.
Sebagai contoh kebutuhan pakan ayam ras pedaging berbeda dengan kebutuhan pakan ayam ras
petelur. Jumlah pakan yang dibutuhkan ayam ras pedaging relative lebih banyak dibandingkan
dengan ayam ras petelur. Pakan untuk ayam ras petelur biasanya membutuhkan konsentrat buatan
pabrik yang dicampur dengan jagung kuning giling dan bekatul dengan perbandingan tertentu.
Pakan mengandung zat-zat makanan yang digunakan ternak untuk beberapa keperluan sesuai
dengan fisiologis dari tubuh ternak, yaitu :
1) Untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok Untuk keperluan hidup pokok, pakan digunakan
untuk menjaga kelangsungan hidup, memelihara bagian-bagian tubuh atau mengganti bagian-
bagian tubuh yang rusak, menyesuaikan diri dengan lingkungan (suhu) dan kegiatan fisiologis
tubuh serta aktivitas-aktivitas lain seperti gerak.
2) Untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh
Pertumbuhan adalah peningkatan bobot badan sejalan dengan meningkatnya umur, sambil
terjadi perkembangan yaitu perubahan struktur dan fungsi organ tubuh pada ternak yang sedang
tumbuh dari adanya perbedaan pertumbuhan relatif komponen
tubuh.
3) Untuk produksi
Pakan selain dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok, pertumbuhan dan
perkembangan tubuh, pakan juga digunakan untuk produksi daging dan lemak serta produksi
air susu.
4) Untuk reproduksi
Pakan yang digunakan untuk reproduksi atau perkembangbiakan seperti pembentukan sel telur,
perkawinan, dan kebuntingan. Semua produk ternak yang berupa daging, telur dan susu
merupakan hasil penimbunan zat-zat makanan yang berasal dari pakan.
Hida28 Page 21
Kebutuhan Nutrisi Ayam Ras Petelur
Kebutuhan gizi ayam ras petelur dikelompokkan ke dalam empat kelompok umur yaitu: 0 – 6
minggu (starter), 6 – 12 minggu (grower), 12 – 18 minggu (developer), dan > 18 minggu (layer)
Kadang-kadang kebutuhan gizi untuk ayam petelur yang sudah berproduksi dibagi lagi menjadi
dua fase yaitu fase 1 (awal) dan fase 2 (akhir). Seperti pada ayam ras pedaging, hanya dibubuhkan
kebutuhan protein, energi, asam amino lisin, metionin, dan asam amino metionin + sistin, kalsium
(Ca), dan fosfor tersedia (P tersedia) atau P total (Tabel 7). Kebutuhan protein untuk ayam petelur
berumur 0 – 6 minggu adalah 18% dan turun menjadi 16% dengan minimum 15% pada ayam
petelur yang berumur 6 – 12 minggu dan turun lagi menjadi 15% untuk ayam petelur berumur 12 –
18 minggu, kemudian naik menjadi 17% dengan minimum 16% pada umur > 18 minggu atau pada
saat ayam telah mulai bertelur. Tingkat protein dalam pakan sebaiknya “cukup”, karena kelebihan
kandungan protein dan asam amino dalam pakan unggas menyebabkan harga pakan naik dan juga
mengakibatkan polusi lingkungan.
Hida28 Page 22
------------------------------------------- x 100 %
7 hari x jumlah rata- rata ayam layer
= 334 butir
----------------- x 1000 = 95,43%
7 hari x 50 ekor
Jadi Pakan untuk produksi = 95,43% x 0,7 gram = 66, 801gram Jadi total pakan yang dibutuhkan=
49, 5 gram + 66,801 gram = 116,301 gram/ekor/ hari
Hida28 Page 24
Lembar Kerja Peserta Didik
Semester : IV
Nama Siswa : ..............................................
Kompetensi Dasar
3.9. Menerapkan Pemberian pakan dan air minum ternak (ruminansia, unggas dan aneka ternak)
4.9. Melakukan Pemberian pakan dan air minum ternak (ruminansia, unggas dan aneka ternak)
Indikator Pencapaian
3.8.1 Peserta didik mampu menjelaskan tentang kebutuhan pakan ternak unggas
3.8.2 Peserta didik mampu menghitung kebutuhan pakan ternak unggas
4.8.3 Peserta didik mampu menjelaskan cara pemberian pakan ternak unggas
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini diharapkan Peserta didik mampu menjelaskan dan menghitung
kebutuhan pakan ternak unggas dengan benar.
Langkah Kegiatan
1. Siswa menyiapkan alat tulis dan kertas lembar jawaban
2. Membaca bahan bacaan yang diberikan oleh guru tentang pemberian pakan dan air minum ternak unggas
atau dapat menambah bahan bacaan melalui internet
3. Setelah memahami materi tentang pemberian pakan dan air minum, siswa mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru.
4. Peserta didik menghitung kebutuhan pakan ternak unggas berdasarkan kebutuhan ayam.
4. Setelah mengerjakan tugas, siswa mengumpulkan kembali lembar kerja pada guru Mata pelajaran!
Uraian Tugas
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Jelaskan yang dimaksud dengan standar kebutuhan pakan dan air minum !
2. Bagaimana memenuhi kebutuhan pakan ternak unggas ?
3. Diketahui; - Ayam broiler yang dipelihara dikandang sebanyak 150 ekor
- Umur ayam 14 hari
- Standar kebutuhan pakan ayam umur 14 hari adalah 68 gr/ekor
- suhu kandang 28 oC
- Bobot badan rata-rata 465 gr/ekor
Hitunglah total kebutuhan pakan ayam 150 ekor pada umur 14 hari tersebut!
Hida28 Page 25
MATERI AJAR
DASAR – DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
BAB 10
MENERAPKAN PENCATATAN TERNAK (RUMINANSIA, UNGGAS DAN ANEKA
TERNAK)
OLEH
NURWAHIDAH, S. Pt
MENGANALISIS HASIL PENCATATAN / RECORDING PEMELIHARAAN TERNAK (RUMINANSIA, UNGGAS DAN ANEKA TERNAK)
Recording berasal dari kata to record yang berarti mencatat atau merekam. Pencatatan atau Rekording
Farm (Farm Recording) adalah suatu proses aktif yang dapatdidefinisikansebagaisuatukegiatan yang
dilaksanakan secara sistematik, periodikdanteraturuntukmengumpulkan, memproses dan
menganalisis informasi, yang hasilnya digunakan dalamperbaikan perencanaan, yang bertujuan
untuk mencapai tingkat pendapatan farm yang lebihtinggi.
Apa saja manfaat yang diperoleh peternakan dari kegiatan pencatatan? Pencatatan yang
Hida28 Page 26
dilakukan oleh suatufarm mempunyai fungsi sebagai berikut.
2. Frekuensi pengumpulan data dan jumlah data seperti harian, mingguan, secara periodik,dll.;
3. Lokasi penyimpanan recording yaitu di kandang,dikantor,dirumah;
4. Penanggungjawab recording bisate naga kandang, peternak, supervisor farm, manajer farm;dan
Karakter data dan informasi dapat berupa kontrol produksi, hasil akhir flock, supervisor
kesehatan,perencanaan
Beberapa pencatatan (recording) yang umum dipergunakan dalam usaha peternakan antara lain:
Rata-rata pertumbuhan bobot badan ayam merupakan hasil perhitungan rata- rata pertambahan
bobot badan ayam per ekor per hari. Hal ini dapat diperoleh dengan cara menghitung pengurangan
Hida28 Page 27
rata-rata bobot badan akhir minggu dengan rata-rata bobot badan awal minggu dibagi dengan
jumlah hari
Rata-rata bobot badan (gram atau kilogram) Total bobot badan ayam saat panen
= ---------------------------------------------
Jumlah ayam dipanen
Lama periode pemeliharaan (hari)
Lama periode pemeliharaan merupakan jumlah harian anttara tanggal datangnya DOC dengan
tanggal pemanenan pada suatu flock.
= tanggal pemanenan – tanggal datangnya unggas
Hida28 Page 28
Luas kandang (m2)
Kg bobot badan ayam,perm2
Total bobot badan unggas dipanen dibagi dengan luas kandang perm2.
Total bobot hidup ayam (kg
= --------------------------------------
Luas kandang (m2)
a. Pencatatan Unggas Petelur Periode Starter
1) Rata-rata jumlah unggas yang mati mingguan
Rata-rata jumlah unggas yang mati mingguan diperoleh dengan cara menghitung jumlah ungags
yang mati selama1minggu dibagi jumlah hari
2) Rata- rata jumlah unggas afkir mingguan
Rata- rata jumlah unggas afkir mingguan diperoleh dengan cara menghitung jumlah unggas
yang di afkir selama 1 minggu dibagi 7
1) Konsumsi rataan perhari
Konsumsi rataan perhari adalah total jumlah pakan yang habis dikonsumsi pada hari itu
dibagi dengan jumlah ternak yang ada pada hari itu.
2) Rata-rata konsumsi pakan mingguan
Rata-rata konsumsi pakan mingguan diperoleh dengan menghitung jumlah pakan selama
seminggu dibagi 7
3) Bobotbadanrataan
Bobot badan rataan diperoleh dari menghitung penimbangan (gr)dibagi jumlah unggas yang
ditimbang
4) Bobot badan rata-rata mingguan
Bobot badan rata-rata mingguan diperoleh dengan menghitung jumlah bobot badan rataan
dibag 7
b. Pencatatan unggas periode produksi (layer)
1) Rata-rata jumlah ungags petelur mingguan
1) Persen produksi telur/minggu (laying percentation/week)
Jumlah telur terkumpul/minggu
=-------------------------------7 x100%
Rata-rata jumlah unggas petelur/minggu
3 ) R a t a - r a t a k o n s u m s i pakan/ekor/hari/gram (average feed consumption)
Jumlah total konsumsi pakan perminggu/gram
= -----------------------------------------------------------------: 7 x 100
Rata-rata jumlah unggas petelur per minggu
4) Rata-rata berat telur yang dihasilkan adalah
Totalberatteluryangdihasilkan(gram)
= -----------------------------------------------
Jumlah telur yang dihasilkan (butir)
5) Konversi pakan (feedconversion)
Total berat pakan yang dikonsumsi dalam 1 minggu (kg)
= -------------------------------------------------------
Total berat telur yang dihasilkan dalam 1 minggu yang sama (kg)
6) Persentase mortalitas minggu ini
Jumlah unggas petelur yang mati minggu ini (ekor)
=-----------------------------------------------x100%
Jumlah itik petelur awal
Hida28 Page 29
TUGAS : Dikumpulkanm pada tanggal 02 maret 2023
MATERI AJAR
DASAR – DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
Hida28 Page 30
BAB 11
MENERAPKAN PEMANENAN TERNAK (RUMINANSIA, UNGGAS DAN ANEKA
TERNAK)
OLEH
NURWAHIDAH, S. Pt
1) Ayam petelur
Pada peternakan ayam petelur, pemanenan telur pertamaberkisar antara umur 5,5- 6
bulan. Ayam petelur mulai berproduksi ketika mencapai umur 17-18 minggu. Pada
umur tersebut, tingkat produksi telur baru mencapai sekitar 5% dan selanjutnya
akan terus mengalami peningkatan secara cepat hingga mencapai puncak produksi
yaitu sekitar 94- 95%dalamkurunwaktu±2bulan (di umur 25 minggu). Laju penurunan
produksi telur secara normal berkisar antara 0,4-0,5% per minggu. Pada saat ayam
berumur 80 minggu, jumlah produksi telah berada di bawah angka 70% dan pada
kondisi demikian bisa dikatakan ayam siap diafkir (HyLineBrownManagement
Guide,2007).
Hida28 Page 31
2)Itik petelur
Pada peternakan itik petelur,itik mulai berproduksi atau bertelur rata-rata berumur
sekitar 5sampai 6 bulan. Dengan perawatan yang baik m a k a i t ik a k a n dapat
berproduksi telur selama 18 bulan dan setelah itu itik harus sudah diafkir karena kalau
dipertahankan sudah tidak menguntungkan lagi dan harus diganti dengan itik-itik dara
yang siap bertelur.
a. Harga Jual
b. Bobot Badan
Faktor penentu waktu pemanenan ternak berdasarkan bobot badan ternak, biasanyadi
gunakan dalam pemeliharaan yangtujuannyauntuk memproduksi daging seperti
padapem e liharaanayam pedaging dan penggemukan ternak potong lainnya. Bobot
badan ternak biasanya di gunakan sebagai acuan untuk menentukan waktu panen
ternak pedaging baik ternak unggas a t a u r u m i n a n s i ad a n monogastrik. Akan
tetapi bobot badan bukan satu- satunya pertimbangan waktu panen ternak.
Sebagi contoh pada pemeliharaan ayam pedaging, biasanya target bobot badan ayam
saat dipanen adalah kurang dari1,7kg,sebagian besar dijual dengan berat badan
mencapai 1,3-1,6 Kg. Faktor yang harus dipertimbangkan adalah kegemaran konsumen
di suatu daerah atau keadaan. Pada daerah tertentu konsumen lebih suka ayam kecil
dengan beratnya kurang dari 1 kg, sedangkan didaerah lain konsumen lebih suka ayam
besar dengan berat 1,5-2 kg serta ada juga yang menyukai ayam dengan berat diatas2kg.
c. UmurTernak
Umur ternak yang dijadikan faktor penentu waktu panen biasa digunakan pada
penjualan ternak afkir, dan penjualan produksi anak ternak
f. Peralatan pemanenan
Pada usaha ayam pedaging, saat ini, panen ayam pedaging di Indonesia masih
dilakukan secara manual, yaitu pekerja menangkap kaki ayam menggunakan kedua
belah tangan. Secara umum, peralatan yang diperlukan dan harus tersedia saat
pemanenan ayam pedaging adalah sebagai berikut.
1)Penyekatkandang
2) Keranjang/ keramba/krat Keranjang terbuat dari plastic
Hida28 Page 32
3)Potongan tali raffia
4)Timbangan dan alat tulis Timbangan bergunauntukmengetahui besarnya jumlah atau
kuantitas hasil produksi
5)Kendaraan pengangkut dan surat jalan
1) Persiapan Pemanenan
b) Menyekat kadang
Ayam digiring kesalah satu dinding atau sudut kandang. Pasang penyekat
kandang,sehingga membagi kandang menjadi beberapa ruang, misal tiga ruangan.
Lakukan secara bertahap agar ayam yang dipanen tidak lumpuh karena lemas.
Hal ini perlu d i l a k u k a n u n t u k menghindari ayam mati menumpuk
(overlapping).
c. Menangkapayam
Tangkap ayam pada kedua belah kakinya.Jangan menangkap ayam secara kasar
karena bisa menyebabkan memar,tulang sayap dan kaki p a t a h b a h k a n b i sa
menyebabkan ayam mati karena stres. Habiskan ayam dalam satu sekatan, jangan
pergunakan sistem tangkap pilih.Bagaimanapun ta ngkaplah ayam yang
terdekatterlebihdahulu,tidak memilih-milih ayam yang hendapditangkap.
Pada saat memasukkan ayam yang akan ditimbang ke dalam keranjang lakukan
secara cermat dan tidak kasar, hal ini untuk mengurangi risiko banyaknya ayam yang
diapkir akibat sayap atau kaki yang p a t a h s e h i n g g a mengakibatkan kerugian.
Hindari memasukan ayam dalam krat dengan cara melemparnya.
e. Menimbang
Hida28 Page 33
f. Mencatat dan menghitung totalayamdanberat keseluruhan
Catatlah semua hal dari awal seperti jumlah ayam yang ditangkapdanakanditimbang
jugacatatlahhasil penimbangan sehingga data yang dihasilkan akan akurat. Lakukan
cek ulang setelah penangkapan selesai juga terhadaphasildatatimbangan yang
telahdidapatkan.Karena jika satu timbangan saja terlewatkan karena faktor
kelalaian, kerugian yang diderita peternak setara dengan8-15ekorayam.Maka
dari itu, konsentrasi yang tinggi saat menjalankan aktivitas pemanenan perlu
diperhatikan.
g. Pengangkutan
Berikut adalah risiko yang umum terjadi dari pengiriman ayam menggunakan
kendaraan:
(2) KematianTernak
P e r s e n ta sek er u sa kan bagian tubuh yang paling besar yaitu waktu terjadi
transportasiyangkuranghati- hati. Kerusakan bagian tubuh secara keseluruhan biasanya
sekitar 9–12% untuk sekali pengangkutan.
Kegiatan pemanenan pada saat afkir pada ternak unggas, biasanya dilakukan pada ayam
layer, itik maupun puyuh.Pada kegiatan penangkapan ayam afkir biasanya lebih mudah
dilakukankarenapada umumnya peternakan ayam layer menggunakan kandang individu,
sehingga tidak perlu a d a n y a p e n y e k a t a n . Langka–langkah yang perlu dilakukan
adalah memasukan tangan kanan kekandang kemudian pegang pada bagian kedua kakinya
dan ditarik keluar kemudian dipegang sayapnya.
b) PemanenanTelurUnggas
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan mengumpulkan telur
dari kandang,yaitu:
a) Jangan membiarkan telur terlalu lama di kandang, karena akan menyebabkan telur
menjadi kotor atau memancing unggasdewasa untukmemakannya.
Pengumpulantelur biasanya dilakukan secara teraturduakalisehari.
Hida28 Page 34
teluryangretakataubahkan pecah akibat terbentur dan jatuh.
Simpan telur yang baru dipanen di nampan telur (egg tray), di ruangan yang
sejuk,keringdandijauhkan dari segala sumber panas. Letakkanbagiantumpuldari telur di
bagian atas dan bagian runcing dibagian bawah.Nampaniniadayang terbuat dari
plastik, namun ada pula yang terbuat dari karton tebal. Biasanya satu nampan dapat
memua ttelur paling banyak sampai 36 butir.
d) Penyimpanan telur
Pada ruangan panas, sebagian putih telur akan menguap melalui pori-pori
cangkang/kerabang telur. Keadaan ini menyebabkan ruang udara dalam telur menjadi
lebih besar dari semuladanberattelurakan berkurang.
3. PengemasanTelur
Ada tiga macam langkah yang umum dilakukan setelah telur dikumpulkan, yaitu:
a.Pengemasan dengancara kering(drypackaging);
b. Penutupan kerabang dengan bahan pengawet (shell sealing); dan
c.Penyimpanandalamruang pendingin.
Bagi para peternak di daerah kita, langkah kedua dan ke tiga ini jarang
dilakukan.Setelah dikumpulkan, telurdikemas secara sederhana dengan cara
kering. Pengemasan dengan cara ini biasanya menggunakan kotak kayu. D a l a
m k o t a kk a y u diletakkan alas berupa sekam, jerami padi, atau se rbuk
ge rg a ji, untuk menjaga agar telur tidak mudahpecahsaatdilakukan
pe ng an gk u ta n menuju tempat penjualan atau konsumen.
Hida28 Page 35
3. Jelaskan tahapan pemanenan ternak unggas pedaging
4. Jelaskan pemanenan telur unggas
MATERI AJAR
DASAR – DASAR PEMELIHARAAN TERNAK
Hida28 Page 36
BAB 12
MENERAPKAN PENANGANAN LIMBAH TERNAK
(RUMINANSIA, UNGGAS DAN ANEKA TERNAK)
OLEH
NURWAHIDAH, S. Pt
Hida28 Page 37
peternakan itu sendiri yaitu usaha yang dapat menghasilkan produkyang
berkualitas dan mampu bersaing dipasar global.
Limbah cair adalah semua limbah yang berbentuk cairan atau berada dalam
fase cair(air seni atau urine, air pencucian ternak, alat-alat dan kandang).
limbah gas adalah semua limbah yang berbentuk gas atau berada dalam
fase gas (CO.NH3,H2S,CH4).
Hida28 Page 38
warna, bau,dan temperature limbah.
Dampak Limbah
Salah satu akibat dari pencemaran air oleh limbah ternak ialah
meningkatnya kadar nitrogen. Senyawa nitrogen sebagai polutan mempunyai
efek polusi yang spesifik, dimana kehadirannya dapat menimbulkan konsekuensi
penurunan kualitas perairan sebagai akibat terjadinya proses eutrofikasi, penurunan
konsentrasi oksigen terlarut sebagai hasil prosesnitrifikasi yang terjadi di dalam
air yang dapat mengakibatkan terganggunya kehidupan biota air.
Pencemaran karena gas metan menyebabkan bau yang tidak enak bagi
lingkungan sekitar. Gas metan (CH4) berasal dari proses pencernaan ternak
ruminansia. Gas metan ini adalah salah satu gas yang bertanggung jawab terhadap
pemanasan global dan perusakan ozon, dengan laju 1% pertahundan terus
meningkat.Apalagi diIndonesia, emisi metan per unit pakan atau laju konversi metan
lebih besar karena kualitas hijauan pakan yang diberikan rendah. Semakin tinggi
jumlah pemberian pakan kualitas rendah, semakin tinggi produksi metan.
Bebera jenis penyakit yang dapat disebabkan oleh adanya limbah padat yang
tidak dikelola dengan baik adalah sebagai berikut:
2) Penyakit infeksius yang timbul pada ternak ruminansia dapat disebabkan oleh
virus, bakteri, protozoa dan cacing. Sumber penyakit seperti virus, bakteri,
protozoa dan cacing banyak terdapat dilimbah peternakan yang tidak dikelola
Hida28 Page 39
tersebut.
Penyakit ini dapat disebabkan karena manusia makan makanan yag kotor,akibat
makanan tersebut dihinggapi lalat. Lalat suka hidup ditempat-tempat yang kotor
seperti limbah peternakan.
Jenis limbah padat apabila tidak dikelola dengan baik, dan dibuang begitu
saja akan memberikan dampak negative terhadap ekosistem tanah,
perkembangan kehidupan mikroorganisme tanah, kesehatan ternak yang berada
dilingkungan sekitarnya dan termasuk kesehatan manusia baik itu peternak
sendiri maupun masyarakat secara keseluruhan.
6) Mengganggu pandangan
Pengolahan Limbah
Limbah utama dari industri peternakan adalah kotoran ternak atau feces, urin
(airkencing),sisa-sisa rumput dan sisa-sisa konsentrat. Limbah ini akan
menimbulkan polusi bila tidak dikelola dengan baik,tetapi bila dikelola dengan
benar akan memberikan manfaat bagi lingkungan.Selain limbah utama dari industri
peternakan adalah kotoran ternak atau feces,urin(airkencing),sisa-sisa rumput dan
sisa-sisa konsentrat,ada juga limbah detergen, vaksin, obat- obatan dan bahan kimia
(limbahB3), telur busuk dan bangkai ternak.
Hida28 Page 40
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) tidak dapat begitu saja ditimbun, dibakar
atau dibuang ke lingkungan, karena mengandung bahan yang dapat membahayakan
manusia dan makhluk hidup lain.
1) Pengolahan limbah
2) Penyimpanan limbah
Hida28 Page 41
sebagai makanan ternak memerlukan pengolahan lebih lanjut. Tinja
ruminansia juga telah banyak diteliti sebagai bahan pakan termasuk
penelitian limbah ternak yang difermentasi secara anaerob.
TUGAS:
4. Uraikan Beberapa jenis penyakit yang dapat disebabkan oleh adanya limbah
padat yang tidak dikelola dengan baik !
Hida28 Page 42