Anda di halaman 1dari 42

MATERI AJAR

DASAR – DASAR PEMELIHARAAN TERNAK

BAB 7
MENERAPKAN PEMILIHAN BIBIT TERNAK (RUMINANSIA, UNGGAS DAN ANEKA
TERNAK)

OLEH
NURWAHIDAH, S. Pt

KELAS X AGRIBISNIS TERNAK UNGGAS


SMK NEGERI 1 WAIBAKUL
2021

Hida28 Page 1
BAB 7
MENERAPKAN PEMILIHAN BIBIT TERNAK UNGGAS

Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini diharapkan siswa dapat memahami tentang Asal usul ternak,
Klasifikasi ternak, ciri-ciri bibit yang baik berdasarkan eksterior, keturunan, serta mampu
melakukan pemilihan bibit dengan benar.\

Materi

Bibit ternak adalah semua ternak yang di pelihara dengan tujuan untuk produksi baik susu, daging
maupun untuk diambil keturunannya, dalam hal ini juga termasuk ternak laga.

Bibit ternak merupakan salah satu sarana produksi yang memiliki peranan yang sangat penting dan
strategis dalam upaya meningkatkan jumlah dan mutu produksi ternak, dan sebagai salah satu
faktor dalam penyediaan pangan asal ternak yang berdaya saing tinggi

Untuk dapat menghasilkan bibit ternak yang unggul dan bermutu tinggi diperlukan proses
manajemen pemeliharaan, pemuliabiakan (breeding), pakan dan kesehatan hewan ternak yang
terarah dan berkesinambungan.

a. Asal usul ternak

Pada dasarnya semua ternak yang kita pelihara sampai sekarang adalah berasal dari hewan liar
yang telah mengalami domestifikasi. Pada saat sebelum mengalami domestifikasi ternak hanya
diburu untuk memenuhi kebutuhan daging sesaat. Ketika manusia perlu memiliki cadangan
daging dan telur sehingga dimulailah pemeliharaan.

Salah satu solusi untuk mengatasi masalah ini yaitu melalui penanganan ternak secara intensif.
Beberapa penanganan ternak yang dilakukan adalah melalui pemeliharaan yang intesif atau
dengan cara mengkawinkan silang baik secara alami maupun buatan bahkan ada yang telah
mengalami rekayasa gentika. Semua perlakuan tersebut bertujuan untuk mendapatkan
keturunan yang lebih baik dengan Berbagai macam ternak yang telah mengalami domestifikasi
dan atau rekayasa genetika antara lain adalah :
1) Ayam

Asal usul ayam pertama kali diduga terjadi di negeri gajah putih yaitu Thailand pada 8000
tahun SM, kemudian menyebar ke berbagai penjuru dunia termasuk Indonesia..

Hida28 Page 2
Ayam lokal Indonesia adalah berasal dari ayam hutan, ayam hutan sendiri terbagi menjadi 4
spesies yaitu gallus gallus gallus, gallus lafayetti, gallus sonnareti, dan gallus varius.
Ayam spesies gallus gallus atau ayam hutan merah merupakan induk yang memproduksi
ayam kampung di Indonesia sedangkan gallus varius atau yang lebih akrab dengan sebutan
ayam bekisar yang sampai sekarang relatif lebih jarang.

Beberapa jenis ayam lokal yang banyak di jumapai di Indonesia antara lain; Ayam Pelung
(berasal dari daerah cianjur,), Ayam Nunukan (Nunukan, tarakan), Ayam kedu (daerah
Kedu.), Ayam Bangkok dan Ayam bali, Ayam Boiler (Rekayasa Genetik), Ayam Lehorn
(rekayasa genetik).

2. Asal usul itik


Menurut Soedjai (1973), itik lokal atau itik asli Indonesia disebut oleh orang Belanda
sebagai Indische Loopeend. Nama ini diberikan karena jika ternak ini berdiri atau berjalan
maka tubuhnya tidak menbentuk horizontal melainkan mendekati vertikal dan sifat ini yang
membedakan Itik asli Indonesia dari bangsa itik lain.
Jenis itik yang banyak tersebar di indonesia antara lain adalah :
1) Itik alabio dari Kalimantan
2) Itik Mojosari dari Mojosari
3) Itik tegal dar Tegal
4) Itik MA (mojosari alabio) dll

Dalam sistematika binatang (sistematika zoology) ternak ayam dapat


disusun sebagai berikut :
Kingdom : Animal (Binatang)
Phylum : Chordata (Binatang bertulang belakang)
Class : Aves (Burung).
Order : Galliformes (Burung dengan bulu pengait)
Family : Phasianidae (Burung berparuh dan berjalan ditanah)
Genus : Gallus (Ayam Hutan).
Species : Gallus domesticus (Ayam hutan yang dijinakkan)

Adapun gallus species yang memungkinkan adanya ternak ayam


sekarang ini ada 4, yaitu :

Hida28 Page 3
a) Gallus gallus

Dikenal dengan Gallus bankiva, gallus ferrugenius, Red Jungle Fowl. Tempat hidup disekitar
hutan india, Burma, Siam (Muangthai), Chocin China (Indo China), Filipina, Malaysia, dan
Sumatra Barat.
Ciri-ciri : Bulu Utama pada ekor 14 helai, Jengger satu, pial dua, Badan relatif kecil dibanding
dengan ayam sekarang, Jantan Bulu pada bagian leher, sayap, dan punggung berwarna merah,
sedangkan bagian dada dan badan bawah berwarna hitam. Pada Betina bulu berwarna coklat
bergaris hitam, Telur kecil berkulit
merah kekuningan.

b) Gallus lafayetti

Dikenal dengan Ceylonese Jungle Fowl. Tempat hidup disekitar Pulau Ceylon (Srilangka) Ciri-
ciri : Mirip Gallus gallus, hanya Bulu Jantan Bulu pada bagian leher, sayap dan punggung
berwarna merah, sedangkan bagian dada dan badan bawah berwarna Oranye. Pada bagian
tengah jengger warna kuning dikelilingi merah, Kulit telur berbintik-bintik.

d) Gallus varius

Dikenal dengan Green Jungle Fowl/Japan Jungle Fowl Tempat hidup disekitar hutan Jawa
Timur, Bali, Lombok, Nusa Tenggara sampai flores.

Strain.
Strain adalah merek dagang atau hasil seleksi dalam breeding untuk tujuan tertentu. Tujuannya
pada umumnya cenderung untuk komersial atau nilai ekonomi tinggi (high producers).
1) Kimber chick asal Kimber farm di Fremont California USA. Jenis Kimber Chick K 137 Petelur
putih (FS), Kimber K 163 (Putih kotor Final Stock), Kimbrown (Coklat merah FS Betina, Putih
kotor FS Jantan), Kimcross K 44 ayam pedaging (broiler) putih.
2) Babcock Asal USA. Babcock B 300 dan B 300 F petelur putih (FS). Babcock B 380, coklat
merah (FS betina), putih kotor (FS Jantan).
3) Hy-line. Hy-line W 36 petelur putih (FS), Hy-line 717, coklat merah (FS), Hy-line brown,
coklat (FS Betina), putih coklat (FS Jantan).
4) Super Harco Hitam merah (FS betina) Lurik (FS Jantan).
5) Jagerveld chick asal negeri Belanda. Jagersveld white leghorn (putih), Rosella coklat merah (FS
Betina), putih coklat (FS Jantan), Jagersveld Broiler putih kotor.
6) Dekalb. Asal massasuhhet USA. Dekalb warren sex link, coklat merah (FS Betina), putih coklat
(FS Jantan).Dekalb amber link putih coklat (FS Betina), Dekalb XL Link putih (FS).

Hida28 Page 4
7) Indian River ayam pedaging (broiler) putih.
8) Cobb. Asal Massasushet USA. Cobb 100 pedaging putih kotor.
9) Hubbard. Hubbard Leghorn putih (FS), Hubbard golden comet, coklat merah (FS Betina),
Hubbard broiler putih kotor.
10)Lohman, Multibreeder, Bromo, CP (charoend phokphand).,Platinum. dan masih banyak lagi
yang belum tertulis.

Ciri – ciri ternak unggas (ayam) yang baik berdasarkan eksterior

1) Ayam jantan
a) Badan kuat dan panjang.
b) Tulang supit rapat.
c) Sayap kuat dan bulu-bulunya teratur rapih.
d) Paruh bersih.
e) Mata jernih.
f) Kaki dan kuku bersih, sisik-sisik teratur.
g) Terdapat taji.

2) Ayam betina (petelur) yang baik

a) Kepala halus.
b) Matanya terang/jernih.
c) Mukanya sedang (tidak terlalu lebar).
d) Paruh pendek dan kuat.
e) Jengger dan pial halus.
f) Badannya cukup besar dan perutnya luas.
g) Jarak antara tulang dada dan tulang belakang ± 4 jari.
h) Jarak antara tulang pubis ± 3 jari.

Ciri – ciri itik yang baik berdasarkan eksterior adalah


1) Mata bersinar dan besar seperti mata katak
2) Antara kepala, leher,dan badan tampak proporsional
3) Kepala tampak ramping, menyudut dengan paruh relatif panjang dan simetris
4) Dada dan tembolok tampak menonjol
5) Bagian dubur tampak bersih dan tak ada kotoran yang melekat
6) Kaki kuat dan tampak basah

Hida28 Page 5
7) Nafsu makan tinggi
8) Aktif/ lincah.

Ciri – ciri calon induk ternak unggas yang baik

1) Badan
Badan besar tapi bukan berarti gemuk justru kalau gemuk kurang baik karena betina yang
gemuk produksi telurnya kurang atau tidak mencirikan induk mampu bertelur dengan banyak
serta besar, jika diraba maka :
a) Bagian perutnya luas.
b) Jarak antara tulang dada dan tulang belakang ± 4 jari.
c) Jarak antara tulang pubis ± 3 jari

2) Kepala
Pada bagian kepala sering dijadikan pedoman yaitu jengger. Jengger merupakan bagian tubuh
ayam kampung dan jika jengger betina lebih lebar dan besar mampu bertelur di atas rata-rata
ayam kampung asli yakni 12-14 butir. Secara fisik pada bagian kepala adalah sebagai berikut :
a) Kepala halus.
b) Matanya terang/jernih.
c) Mukanya sedang (tidak terlalu lebar).
d) Paruh pendek dan kuat.
e) Jengger dan pial halus.

3) Bulu
Ciri petelur unggul yakni berbulu mengkilat kehijauan atau halus. Biasanya untuk bulu
berwarna hitam lebih mudah dikenali. Bulu tertata rapi berarti tanda kalau ayam itu sehat.
4) Kaki
Seperti kaki untuk pedaging kaki dipilih untuk warna kuning agak kemerahan,nampak segar
atau agak basah.
5) Umur
Umur betina terbaik yaitu masih dalam masa produksi antara umur 9 bulan hingga 1 tahun 5
bulan.

2. Tahap pelaksanaan pemilihan sapi

a. Pemilihan Tipe Didasarkan pada :


1. Kemampuan memproduksi sesuatu
2. Bentuk luar sapi yang bersangkutan
Sapi tipe potong : Shorthorn, Hereford, Simental, Brahman
Sapi tipe kerja :Ongole
Sapi tipe dwiguna (dual purpose) : Bali, Madura, Peranakan Ongole.

Hida28 Page 6
b. Penilaian dan Pengukuran Sapi Setelah memilih tipe potong,
langkah selanjutnya adalah menilai tipe tersebut dalam kelompok dengan cara
pengamatan
c. Pemilihan terhadap bibit sapi potong meliputi : Sifat kualitatif dan
kuantitatif
Sifat Kualitatif meliputi:
1. Warna bulu jantan dan betina
2. Bentuk tanduk jantan dan betina
3. Bentuk tubuh jantan dan betina
Sifat Kuantitatif meliputi:
1. Berat badan jantan dan betina
2. Tinggi gumba jantan dan betina
3. Umur jantan dan betina
4. Lingkar dada jantan dan betina
5. Lebar dada jantan dan betina
6. Panjang badan jantan dan betina
7. Lingkar skrotum jantan
8. PemilihanCalonPejantan

d. Calon pejantan yang baik pada umumnya mempunyai ciri-ciri sbb:

1. Kaki kuat dan kokoh;


2. Tubuh bulat selinder;
3. Sehat tidak berpenyakitan;
4. Mata bersih dan bersinar;
5. Ukuran badan panjang dalam dan berisi;
6. Tidak cacat tubuh;
7. Alat kelamin normal; dan
8. Nafsu makan tinggi.
e. Pemilihan Calon Induk

Calon induk yang baik pada umumnya mempunyai ciri-ciri:

1. Kaki kuat dan kokoh;


2. Tubuh bulat selinder;
3. Sehat tidak berpenyakitan;
4. Mata bersih dan bersinar;
5. Ukuran badan panjang dan berisi;

Hida28 Page 7
6. Tidak cacat tubuh;
7. Alat kelamin normal;
8. Ambing normal; dan
9. Nafsu makan tinggi.

4. Pemilihan Ternak Kambing

Pemilihan bibit pada pemeliharaan kambing bertujuan untuk menyediakan bibit ternak yang baik
dan bermutu, baik untuk induk maupun pejantan. Pemilihan bibit ternak kambing harus
disesuaikan dengan tujuan pemeliharaan dan bangsa kambing yang ada, contohnya untuk
penghasil susu sebaiknya dipilih dari kambing Ettawah/kambing Saanen. Bibit yang akan dipilih
umurnya diatas 3 bulan atau lepas sapih.

Cara Pemilihan Bibit kambing

Dalam pemilihan bibit kambing, baik jantan maupun betina sama pentingnya. tanda-
tanda yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan sebagai calon bibit adalah;

a. Sifat Umum

1)Umur pubertas/dewasa kelamin;

2)Kesuburan dan jumlah anak sampai sapih;

3) Bobot lahir, bobot sapih dan bobot badan dewasa; dan

4) Sifat keindukan.

b. Sifat Khusus Yang harus diperhatikan adalah:

1) Bentuk tubuh

2) Tidak ada cacat

Untuk Betina Calon Bibit:

a. Bentuk Tubuh

1) Bentuk tubuh kompak/padat.

2) Dada dalam dan lebar.

3) Garis punggung lurus.

4) Bulu bersih dan mengkilat.

5) Badan sehat dan tidak cacat.

b. Bentuk Kaki

1) Bentuk kaki normal


Hida28 Page 8
2) Kaki lurus dan kuat.

3) Tumit tinggi.

c. Bentuk Ambing

1) Bentuk ambing normal dan simetris (kiri dan kanan sama besar).

2) Tidak terlalu menggantung.

3) Jumlah putting dua buah.

4) Bila diraba halus dan kenyal.

5) Tidak ada infeksi atau pembengkakan

d. Kesuburan

1) Asal dari keturunan kembar/lebih dari dua.

2) Alat kelamin normal.

e. Keadaan Gigi

1) Jumlah gigi lengkap .


1) Rahang atas dan bawah rata.
f. Sifat Keindukan
1) Mempunyai sifat mengasuh anak yang baik.

2) Penampilan jinak dan sorot matanya bersifat ramah.

g. Umur

1)Betina muda siap dikawinkan pertama kali pada umur lebih kurang10-12 bulan.

2)Induk masih produktif sampai umur 5-6 tahun.

Pejantan Calon Bibit

a. Bentuk Tubuh

1) Tubuh besar, relatif panjang.

2) Pilih yang besar diantara jantan yang umurnya sama.

3) Dada dalam dan lebar.

4) Bagian tubuh belakang lebih besar dan tinggi.

5)Badan sehat dan tidak cacat.

6) Bulu bersih dan mengkilat.

Hida28 Page 9
b. Bentuk Kaki

1) Bentuk kaki normal.

2) Kaki lurus dan kuat.

3) Tumit tinggi.

c. Kesuburan

1. Calon pejantan berasal dari keturunan kembar.


2. Alat kelamin kenyal dan dapat ereksi.
3. Buah zakar normal (ada buah, sama besar dan kenyal).
d. Penampilan
1) Penampilan gagah.

2) Aktif, besar tenaga dan nafsu kawinnya.

e. Umur : Untuk dikawinkan sebaiknya dipilih pejantan yang berumur antara 1,5 sampai 3
tahun.

c. Cacat Tubuh

Kambing yang mempunyai cacat tubuh jangan dipilih untuk bibit.;


Cacat tubuh tersebut antara lain:
1) Rahang atas dan bawah tidak rata.
2) Mata buta atau rabun.Untuk mengetahui ternak buta atau tidak,
Dapat diketahui dengan menunjuk-nunjukkan jari telunjuk di depan matanya,
apabila ada reaksi dengan mengedipkan mata maka ternak tersebut tidak buta.
3) Kaki berbentuk hurup X.
4)Tanduk yang tumbuh melingkar menusuk leher.
5) Buah zakar hanya satu atau mempunyai dua buah tetapi besarnya tidak
sama.
6)Adanya infeksi atau pembengkakan pada ambing/buah susu (untuk betina).
7) Tumit rendah.
8) Ternak majir atau mandul

3. Penilaian (Judging)
Penilaian ternak ( sapi/ kerbau) berdasarkan keturunan atau silsilahnya dapat
dilihat dari data rekordingnya. Data yang dilihat antara lain sebagai berikut.
a. Mengenai siapa bapaknya;
b. Siapa induknya;

Hida28 Page 10
c. Berdasarkan catatan produksinya baik itu daging, susu atau jumlah anak yang
dilahirkan, berat anak pada waktu lahir, ketahanan terhadap penyakit, dan lain lain.

Ada 3 hal yang perlu diperhatikan dalam menilai ternak adalahsebagaiberikut.

1. Pengamatan dari Jarak Jauh Pengamatan kelompok ternak dengan jarak


kurang lebih 6 meter. Tujuannya agar bisa diperoleh beberapa sapi yang
menjadi pilihan.

2. Pengamatan dari Jarak Dekat Pengamatan ternak dari jarak dekat


dapat dilakukan dengan tiga macam
cara yaitu :
a. Pengamatan dari Arah Samping:

1) Ukuran tubuh, perhatikan apakah ukuran tubuhnya besar atau kecil;

2) Keadaan tubuh, perhatikan keadaan tubuhnya, mulai dari samping apakah


terlihat harmonis, simetris, padat dan berisi;

3) Dada, perhatikan apakah dada terlihat dalam atau dangkal;

4) Keadaan badan bawah dan atas, perhatikan apakah terlihat sejajar, ataukah
berbentuk gilik atau tidak rata;

5) Leher, perhatikan lehernya apakah pendek, tebal atau panjang dan tipis;

6) Kaki; perhatikan bentuk kakinya apakah lurus kuat, pendek ataukah kecil dan
panjang; dan

7) Bulu, perhatikan apakah bulunya halus atau kasar.

b. Pengamatan dari Arah Depan :

1). Muka atau wajah.Perhatikan bagian muka ternak apakah bentuk kepala muka
pendek, dahi lebar, lubang hidung lebar atau kecilpanjang;

2) Bahu. Perhatikan bagian bahu apakah lebar, bulat dan serasi atau sempit, kecil
dan ringan;

3) Badan. Perhatikan badannya apakah lebar atau sempit;

4) Kaki depan. Perhatikan kaki depannya apakah kuat dan tegak atau lemah.

c. Pengamatan dari Arah Belakang

Perhatikan apakah lebar, harmonis atau sempit:

1) Tubuh bagian atas. Perhatikan apakah terlihat lebar, rata atau


sebaliknya;

Hida28 Page 11
2) Paha. Amati apakah terlihat rata lurus atau kecil, bengkok;

3) Keadaan tubuh. Amati apakah terlihat lebar, dalam, rata, berisi, padat atau
sempit; dan

4) Posisi kaki. Amati apakah terlihat kuat dan kokoh atau lemah.

d. Perabaan

Beberapa bagian yang perlu dilakukan perabaan yaitu :

1) Perabaan melalui ketipisan kerapatan dan kelunakan kulit dan


perlemakannya;

2) Bagian-bagian daerah perabaan pada penilaian (judging sapi);

3) Bagian rusuk;

4) bagian transversus processus; dan bagian bidang bahu.

e. Pengamatan

BerdasarkanTulang Rusuk yang Nampak

Ternak dapat diketahui gemuk, sedang atau kurus dengan melihat jumlah
tulang rusuk yang nampak, dikatakan kurus apabila sebagian tulang rusuk
lebih dari 8 buah tampak membayang dibalik kulit.

Hida28 Page 12
Lembar Kerja Peserta Didik
Mapel : Dasar-Dasar Pemeliharaan
Ternak
Kelas : X ATU...
Semester : IV
Nama Siswa : ..............................................

Mengamati ciri – ciri ayam calon induk dan pejantan yang baik

Kompetensi Dasar
3.7. Menerapkan pemilihan bibit ternak (ruminansia, unggas dan aneka ternak)
4.7. Melakukan pemilihan bibit ternak (ruminansia, unggas dan aneka ternak)

Indikator Pencapaian
3.7.1 Menjelaskan asal usul ternak ayam
3.7.2 Menjelaskan pemilihan bibit unggas yang baik
4.7.3 Menerapkan pemilihan bibit unggas yang baik sebagai induk

Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini diharapkan siswa mampu ciri-ciri bibit yang baik berdasarkan
eksterior, keturunan, serta mampu melakukan pemilihan bibit ternak dengan benar.

Alat dan Bahan


1. Bolpoin
2. Kertas lembar Jawaban
3. Bahan bacaan tentang pemilihan bibit ternak (ruminansia, unggas dan aneka ternak)
4. Handphone
5. ayam jantan dan betina

Langkah Kegiatan
1. Siswa menyiapkan alat tulis dan kertas lembar jawaban
2. Membaca bahan bacaan yang diberikan oleh guru tentang pemilihan bibit ternak unggas atau dapat
menambah bahan bacaan melalui internet
3. Setelah memahami materi tentang pemilihan bibit ternak unggas), siswa mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru.
4. Mengisi form pengamatan ayam;Lakukan pengamatan pada ayam jantan dan betina yang ada disekitar
anda, perhatikan ciri ekterior dan jelakan apakah layak untuk dijadikat bibit !
4. Setelah mengerjakan tugas, siswa mengumpulkan kembali lembar kerja pada guru Mapel

Uraian Tugas
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Jelaskan mengapa perlu melakukan pemilihan bibit ternak
2. Jelaskan Ciri – ciri calon induk ternak unggas yang baik !
3. Lakukan identifikasi pada ternak ayam untuk induk dan pejantan yang ada disekitar tempat tinggal anda
dan amatilah ciri-ciri ayam berdasarkan ekterior , apakah layak untuk dijadikan bibit, jelaskan !

Form. Pengamatan ayam calon induk dan pejantan yang baik

Ciri-ciri ayam Induk (betina) Pejantan


Badan

Hida28 Page 13
Kepala

Bulu

Kaki

Umur

Berdasarkan hasil pengamatan pada calon induk dan pejantan tersebut, jelaskan
apakah layak untuk dijadikan bibit !
Jawaban;

Waibakul, 10 Februari 2021


Guru Mata Pelajaran

Nurwahidah, S. Pt
NIP. 19841028 201403 2 001

Hida28 Page 14
MATERI AJAR
DASAR – DASAR PEMELIHARAAN TERNAK

BAB 8
MENERAPKAN PENANGANAN/HANDLING TERNAK (RUMINANSIA, UNGGAS DAN
ANEKA TERNAK)

OLEH
NURWAHIDAH, S. Pt

KELAS X AGRIBISNIS TERNAK UNGGAS


SMK NEGERI 1 WAIBAKUL
2021

Hida28 Page 15
PENANGANAN/HANDLING TERNAK UNGGAS

A. TINGKAH LAKU TERNAK UNGGAS

Tingkah laku ternak didefinisikan sebagai ekspresi dari sebuah usaha untuk
beradaptasi atau menyesuaikan diri perbedaan kondisi internal maupun eksternal.
Dapat juga didefinisikan sebagai respons ternak terhadap stimulus /rangsangan.
Ethologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku hewan (animal behavior) di
lingkungan alami dan di lingkungan lain di mana ternak tersebut bisa hidup.

Unggas termasuk hewan omnivora, pada saat makan ternak unggas:


 mempunyai sifat mematuk makanan dengan paruhnya.
 Unggas jantan atau ayam jantan sering mematuk atau mengkais batu-batu kecil atau
makanan untuk memanggil betina.
 Kalau betina yang dipanggil tidak datang pada umumnya ayam jantan langsung mengejar-
mengejar untuk mengawininya.
 Sedangkan ayam betina yang tidak siap dikawin pada umumnya lari.
 Tingkah laku ayam betina apabila siap untuk dikawin pada umumnya dada dan ekor
merapat ketanah dan sayap di kembangkan. Hal ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan
pada saat proses perkawinan.
 Tingkah laku ayam betina yang akan bertelur pada umumnya berisik dan
gelisah,
 ayam betina mempunyai sifat mengerami telurnya.
 Ayam betina yang sedang mempunyai anak biasanya galak dan apabila ada orang mendekat
biasanya akan memberi reaksi melawan dengan serangan-serangan yang menakutkan

Tingkah laku sosial adalah perilaku ternak yang disebabkan atau dipengaruhi oleh ternak lain
(spesies yang sama atau beda).
Pada ayam terdapat tingkatan sosial atau kasta yang biasa disebut peck order. Bila tingkatan sosial
ini telah dicapai pada suatu kelompok, maka kandang itu akan menjadi tenang dan aman.
Adapun faktor yang berpengaruh pada tingkatan sosial ternak ayam adalah : umur, ukuran dan
berat, pengalaman dan keagresifan

B. PENANGANAN TERNAK UNGGAS

Kegiatan penanganan atau handling yang baik akan sangat diperlukan di setiap kegiatan
pemeliharaan ternak. Setiap kegiatan pemeliharan ternak yang menyangkut memberi pakan dan
minum, memindahkan ternak, melakukan vaksinasi, melakukan kegiatan pemanenan dan lainlain
diperlukan ketrampilan tentang handling
contoh kegiatan handling dalam pemeliharaan ternak unggas yang umum adalah;
 memindahkan ternak dari kandang satu kekandang lainya,
 melakukan pemotongan paruh,
 melakukan vaksinasi dan lain sebagainya.

Ada beberapa cara memegang ternak unggas agar tidak mudah bergerak diantaranya:
Hida28 Page 16
 Kedua sayap unggas dipegang dan bagian yang lainnya bebas.

 Bagian kaki yang tidak berdaging dan berbulu kedua kaki tersebut dipegang dan
kepala tergantung kebawah. kalau memegang memegang 5 atau 6 ekor, dapat
dilakukan dengan cara setiap ekor ayam dipegang hanya salah satu kaki saja ,
kemudian dapat diikat dengan tali rapia, posisi kepala juga sama yaitu menghadap
kebawah.
 Memegang ayam dari dalam kandang atau sangkar dengan cara: salah satu tangan
anda, usahakan memegang ayam dengan cara menyangga dada dan perut serta
memegang kedua kaki ayam tersebut. Sedangkan tangan kiri anda usahakan
memegang punggung, kepala ayam tersebut menghadap kearah keluar sangkar.
Kemudian angkat ayam tersebut dan keluarkan dengan hati-hati.

Memegang ayam betina yang dewasa atau induk yang sedang bertelur
agar tidak berontak dapat dilakukan dengan cara:
 Salah satu tangan anda memegang kedua kaki ayam tersebut,
 Kemudian dengan pelanpelan pepetkan ayam tersebut ketubuh bagian samping
dibawah ketiak anda, sambil menjebit tubuh ayam tersebut dengan tangan anda.
 Jangan lupa arahkan kepala ayam keluar dari bagian tubuh anda.
 Dengan pelan-pelan belailah punggung ayam tersebut, dengan perlakuan seperti itu
biasanya ayam akan tenang.
 Dengan penanganan seperti ini, anda dapat melihat keadaan pantat ayam apakah ada
gejala sakit atau tidak, bisa melihat apakah ada kutu di bulu-bulunya atau tidak, bisa
merasakan suhu badan ayam dan lain sebagainya.

Hida28 Page 17
Lembar Kerja Peserta Didik
Mapel : Dasar-Dasar Pemeliharaan
Ternak
Kelas : X ATU...
Semester : IV
Nama Siswa : ..............................................

Mengamati tingkah laku ternak unggas

Kompetensi Dasar
3.8. Menerapkan penanganan/handling ternak (ruminansia, unggas dan aneka ternak)
4.8. Melakukan penanganan/handling ternak (ruminansia, unggas dan aneka ternak)

Indikator Pencapaian
3.8.1 Menjelaskan asal usul ternak ayam
3.8.2 Menjelaskan pemilihan bibit unggas yang baik
4.8.3 Menerapkan pemilihan bibit unggas yang baik sebagai induk

Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini diharapkan siswa mampu melakukan penanganan pada ternak
dengan benar.

Alat dan Bahan


1. Bolpoin
2. Kertas lembar Jawaban
3. Bahan bacaan tentang penanganan/handling ternak (ruminansia, unggas dan aneka ternak)
4. Handphone
5. ayam jantan dan betina

Langkah Kegiatan
1. Siswa menyiapkan alat tulis dan kertas lembar jawaban
2. Membaca bahan bacaan yang diberikan oleh guru tentang pemilihan bibit ternak unggas atau dapat
menambah bahan bacaan melalui internet
3. Setelah memahami materi tentang pemilihan bibit ternak unggas), siswa mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru.
4. Mengisi form pengamatan yang disediakan ;Lakukan pengamatan pada ayam jantan dan betina yang ada
disekitar anda, tingkah laku ayam jantan dan betina !
4. Setelah mengerjakan tugas, siswa mengumpulkan kembali lembar kerja pada guru Mata pelajaran!

Uraian Tugas
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Apa yang dimaksud dengan tingkah laku ternak !
2. Bagaimana tingkah laku ayam betina siap untuk dikawin oleh ayam
jantan?
3. Bagaimana tingkah laku ayam jantan yang sedang memanggil ayam
betina ?
4. Lakukan pengamatan pada tingkah laku ayam jantan dan ayam betina, berdasarkan form yang
disediakan !

Hida28 Page 18
Form; Pengamatan tingkah laku ayam jantan dan betina

Tingkah laku ayam Betina Jantan

Makan

Minum

Masa kawin

Waktu bertelur

Ketika mempunyai
anak

Setelah mengamati tingkah laku ayam, berikan kesimpulan dari hasil pengamatan
anda dan coba bandingkan dengan teori yang anda dapatkan pada buku maupun
internet
Jawaban :

Waibakul, 10 Februari 2021


Guru Mata Pelajaran

Nurwahidah, S. Pt
NIP. 19841028 201403 2 001

Hida28 Page 19
MATERI AJAR
DASAR – DASAR PEMELIHARAAN TERNAK

BAB 9
MENERAPKAN PEMEBRIAN PAKAN DAN AIR MINUM TERNAK (RUMINANSIA,
UNGGAS DAN ANEKA TERNAK)

OLEH
NURWAHIDAH, S. Pt

KELAS X AGRIBISNIS TERNAK UNGGAS


SMK NEGERI 1 WAIBAKUL
2021

PEMBERIAN PAKAN DAN AIR MINUM TERNAK UNGGAS

Hida28 Page 20
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini diharapkan peserta didik mampu memberi pakan dan air minum
unggas sesuai kebutuhan, sehingga ternak dapat tumbuh dan berkembang optimal sesuaidengan
harapan.

Uraian Materi

Standar Kebutuhan Pakan dan Air Minum

Pakan sangat penting dalam usaha peternakan. Sekitar 60-70% biaya usaha diserap oleh pakan
ternak. Untuk menjamin kelangsungan usaha, ketersediaan pakan yang cukup dengan kualitas
yang baik menjadi sangat penting. Ternak akan menghasilkan daging atau telur jika pakan yang
diberikan cukup dan memiliki nilai gizi sesuai kebutuhan ternak.Kebutuhan pakan untuk setiap
jenis ternak masing-masing berbeda.
Sebagai contoh kebutuhan pakan ayam ras pedaging berbeda dengan kebutuhan pakan ayam ras
petelur. Jumlah pakan yang dibutuhkan ayam ras pedaging relative lebih banyak dibandingkan
dengan ayam ras petelur. Pakan untuk ayam ras petelur biasanya membutuhkan konsentrat buatan
pabrik yang dicampur dengan jagung kuning giling dan bekatul dengan perbandingan tertentu.

Pakan mengandung zat-zat makanan yang digunakan ternak untuk beberapa keperluan sesuai
dengan fisiologis dari tubuh ternak, yaitu :
1) Untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok Untuk keperluan hidup pokok, pakan digunakan
untuk menjaga kelangsungan hidup, memelihara bagian-bagian tubuh atau mengganti bagian-
bagian tubuh yang rusak, menyesuaikan diri dengan lingkungan (suhu) dan kegiatan fisiologis
tubuh serta aktivitas-aktivitas lain seperti gerak.
2) Untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh
Pertumbuhan adalah peningkatan bobot badan sejalan dengan meningkatnya umur, sambil
terjadi perkembangan yaitu perubahan struktur dan fungsi organ tubuh pada ternak yang sedang
tumbuh dari adanya perbedaan pertumbuhan relatif komponen
tubuh.
3) Untuk produksi
Pakan selain dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok, pertumbuhan dan
perkembangan tubuh, pakan juga digunakan untuk produksi daging dan lemak serta produksi
air susu.
4) Untuk reproduksi
Pakan yang digunakan untuk reproduksi atau perkembangbiakan seperti pembentukan sel telur,
perkawinan, dan kebuntingan. Semua produk ternak yang berupa daging, telur dan susu
merupakan hasil penimbunan zat-zat makanan yang berasal dari pakan.

Kebutuhan Nutrisi Ayam Ras Pedaging


Kebutuhan gizi ayam ras pedaging (ayam broiler) dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok
umur yaitu: umur 0 – 3 minggu (starter), dan 3 – 6 minggu (finisher). Jenis kebutuhan gizi ayam
pedaging hanya dibatasi pada yang paling penting saja yaitu : protein, energi, asam amino lisin,
metionin, dan asam amino metionin + sistin, kalsium (Ca), dan fosfor (P) tersedia atau P total
minggu adalah 23% dengan minimum 19% dan turun menjadi 20% dengan anjuran minimum 18%
pada ayam pedaging yang berumur 3 – 6 minggu. Kebutuhan gizi lainnya seperti lisin, metionin,
metionin + sistin, Ca dan P juga menurun seperti kebutuhan protein yaitu menurun sesuai dengan
bertambahnya umur ayam pedaging.Kebutuhan energi sama untuk semua umur yaitu 3200 kkal
EM/kg pakan dengan kandungan energi minimum 2900 kakl EM/kg.

Hida28 Page 21
Kebutuhan Nutrisi Ayam Ras Petelur
Kebutuhan gizi ayam ras petelur dikelompokkan ke dalam empat kelompok umur yaitu: 0 – 6
minggu (starter), 6 – 12 minggu (grower), 12 – 18 minggu (developer), dan > 18 minggu (layer)
Kadang-kadang kebutuhan gizi untuk ayam petelur yang sudah berproduksi dibagi lagi menjadi
dua fase yaitu fase 1 (awal) dan fase 2 (akhir). Seperti pada ayam ras pedaging, hanya dibubuhkan
kebutuhan protein, energi, asam amino lisin, metionin, dan asam amino metionin + sistin, kalsium
(Ca), dan fosfor tersedia (P tersedia) atau P total (Tabel 7). Kebutuhan protein untuk ayam petelur
berumur 0 – 6 minggu adalah 18% dan turun menjadi 16% dengan minimum 15% pada ayam
petelur yang berumur 6 – 12 minggu dan turun lagi menjadi 15% untuk ayam petelur berumur 12 –
18 minggu, kemudian naik menjadi 17% dengan minimum 16% pada umur > 18 minggu atau pada
saat ayam telah mulai bertelur. Tingkat protein dalam pakan sebaiknya “cukup”, karena kelebihan
kandungan protein dan asam amino dalam pakan unggas menyebabkan harga pakan naik dan juga
mengakibatkan polusi lingkungan.

Kebutuhan Nutrisi Ayam Kampung


Kebutuhan gizi ayam kampung dikelompokkan ke dalam tiga kelompok umur yaitu: 0 – 12
minggu (starter), 12 – 22 minggu (grower), dan > 22 minggu (layer) (Tabel 10). Jenis kebutuhan
gizi ayam kampung hanya dibatasi yang paling penting saja yaitu: protein, energi, asam amino
lisin, asam amino metionin, kalsium (Ca), dan fosfor (P) total. Kebutuhan protein pada umur 0 –
12 minggu sebanyak 15 – 17%, turun menjadi 14% pada umur 12 – 22 minggu dan > 22 minggu.
Pola penurunan ini diikuti oleh kebutuhan fosfor (P) untuk ayam kampung. Sebaliknya, kebutuhan
energi, lisin, metionin, dan kalsium (Ca) tinggi pada umur 0 – 12 minggu, turun pada umur 12 – 22
minggu dan naik lagi pada umur > 22 minggu setelah ayam kampung mulai bertelur. Kenaikan
kebutuhan Ca pada ayam kampung pada umur > 22 minggu tersebut (juga ternak unggas petelur
lainnya), karena dibutuhkan lebih banyak Ca untuk pembentukan kerabang telur

Kebutuhan Nutrisi Itik Petelur Lokal


Kebutuhan gizi untuk itik petelur pada fase pertumbuhan umur 1 –35 16 minggu cenderung lebih
rendah yaitu sekitar 85% dari rekomendasi pada Tabel 12. Selanjutnya dilaporkan bahwa
kebutuhan gizi untuk itik petelur fase produksi 6 bulan pertama cenderung lebih rendah (± 3%)
dibandingkan dengan kebutuhan gizi pada fase produksi 6 bulan kedua.

Efek temperatur terhadap konsumsi pakan.


Dari hasil penelitian setiap variasi 1oC (temperatur kandang standar 20 oC) maka menurun dan naik
konsumsi ransum = 1,5 gr/ekor/hari

Cara Menghitung kebutuhan pakan ayam petelur.


Rata- rata jumlah ayam petelur 50 ekor, produksi telur dalam 7 hari/minggu 334 butir, rata- rata
bobot badan 1,950 kg, berat telur 53,55 gram, feed intake selama satu minggu 41,3 kg dengan
energi ransum 2800 kkal, suhu kandang 29oC, Sistem kandang baterai/cage. Hitunglah kebutuhan
pakan untuk layer tersebut?
Jawab:
Pakan untuk maintenance standar = 70 gram/ ekor/ hari Koreksi bobot badan = - 1 gram Koreksi
temperatur = 9 x -1,5= - 13,5 gram
Koreksi energi = - 1gram
Koreksi sistem kandang = - 5 gram
---------------------------------
Total pakan untuk maintenance= 49,5 gram/ekor/hari
Pakan untuk produksi= …….. produksi telur % per ekor per hari
Persentase produksi telur = Jumlah telur

Hida28 Page 22
------------------------------------------- x 100 %
7 hari x jumlah rata- rata ayam layer

= 334 butir
----------------- x 1000 = 95,43%
7 hari x 50 ekor
Jadi Pakan untuk produksi = 95,43% x 0,7 gram = 66, 801gram Jadi total pakan yang dibutuhkan=
49, 5 gram + 66,801 gram = 116,301 gram/ekor/ hari

Pola dan Frekwensi Pemberian Pakan dan Air Minum

1) Pola Pemberian Pakan


:
a) Ad libitum
Pemberian pakan secara ad libitum merupakan pemberian pakan yang tidak dibatasi
jumlahnya dimana pakan selalu tersedia setiap saat di tempat sehingga ternak dapat
mengkonsumsi makanan sekenyangnya.
b) Penjatahan
Pemberian pakan secara penjatahan (restricted feeding) merupakan pemberian pakan dimana
pakan dijatah sesuai kebutuhan ternak.
c) Restrictied ad Ad libitum tapi diusahakan tidak ada pakan sisa atau tumpah, caranya diberi
terus menerus dengan jumlah yang sedikit, demi sedikit.

2) Frekuensi pemberian pakan


Frekuensi pemberian pakan tergantung pada bentuk pakan yang diberikan dan umur ternak.
Biasanya dapat dilakukan dengan frekuensi 1 kali/hari, 2 kali/hari, 3 kali/hari.Pemberian pakan
semakin sering akan semakin baik, karena pakan akan selalu segar dan dapat meningkatkan
nafsu makan, tetapi kita harus juga mengingat efisien tenaga dan waktu.

2) Cara Pemberian Pakan dan Air Minum Ternak Unggas


a) Cara Pemberian Pakan dan Air Minum Ayam Buras
Pemberian pakan ayam kampung yang dipelihara secara semi intensif, umumnya dilakukan
secara berkala pagi dan sore hari. Kebutuhan atau jumlah pakan untuk setiap ayam buras
berbeda, tergantung dari umur dan tujuan dari usaha budidaya. Kebutuahan ransum untuk
ayam buras per ekor per hari :
 Umur 0 – 2 minggu adalah 10 gram – 20 gram
 Umur 2 – 4 minggu adalah 20 gram – 30 gram
 Umur 4 – 6 minggu adalah 30 gram – 40 gram
 Umur 6 – 8 minggu adalah 500 gram – 60 gram
 Umur 8 – 12 minggu adalah 60 gram – 75 gram
Kualitas pakan starter lebih baik dari pada pakan finisher. Beberapa faktor yang
mempengaruhi konsumsi pakan adalah kualitas DOC, suhu brooding, kepadatan kandang,
tatalaksana pemberian pakan, strain ayam dan sex (jenis kelamin).

b) Pemberian Air Minum DOC Ayam Buras


Air dapat diperoleh melalui air minum, air dari pakan yang dimakan dan air metabolisme.
Air di dalam tubuh ternak mempunyai peranan yang sangat penting, diantaranya sebagai
transportasi zat-zat gizi di dalam tubuh, sebagai pelarut beberapa zat, mengontrol suhu dan
mengangkut zat-zat sisa. Kebutuhan air minum sangat tergantung pada umur, temperatur
kandang dan aktivitas ayam tersebut. Kebutuhan air minum ayam buras pedaging :
 Umur 0 – 2 minggu adalah 0,50 liter per hari;
 Umur 2 – 4 minggu adalah 0,75 liter per hari;
Hida28 Page 23
 Umur 4 – 6 minggu adalah 1 liter per hari;
 Umur 6 – 8 minggu adalah 1,25 liter per hari;
 Umur 8 – 12 minggu adalah 1,50 liter per hari;
 Umur 12 – 16 minggu adalah 1,50 liter per hari;

c) Cara Pemberian Pakan dan Air Minum Ayam Pedaging


Langkah-langkah pemberian pakan dapat dilakukan sebagai berikut :
 Siapkan tempat pakan dalam keadaan bersih sesuai dengan jumlah ayam yang akan
diberikan. Misal : jumlah ayam yang dipelihara ada 2000 ekor, setiap tempat pakan dapat
digunakan untuk 11 ekor ayam, sehingga untuk 2000 ekor ayam membutuhkan 40 buah
tempat pakan.
 Lihat angka kebutuhan konsumsi pakan yang terdapat pada tabel konsumsi standar sesuai
dengan umur ayam. Biasanya diketahui konsumsi, Misalnya: diketahui pada minggu ke 5
ayam membutuhkan pakan 0,53 kg/ekor/ minggu.
 Angka kebutuhan konsumsi pakan selanjutnya dibagi 7, sehingga diketahui kebutuhan
konsumsi pakan yaitu 0,53 kg/7 hari = 0,076 kg/ekor/hari.
 Kebutuhan pakan per ekor per hari selanjutnya dkalikan dengan jumlah ayam yang ada di
dalam kandang, sehingga diketahui jumlah pakan yang dibutuhkan pada hari tersebut untuk
sejumlah ayam yang ada didalam kandang 0,076 x 2.000 ekor = 152 kg.
 Pakan (sesuai dengan jenis dan peruntukannya) disiapkan dan ditimbang. Untuk pelaksanaan
di lapangan biasanya penimbangan dilakukan pada masa-masa awal saja.
 Pakan ditempatkan di tempat pakan yang sudah disediakan.
 Pemberian air minum samadengan yang dilakukan pada pem,eliharaan ayam buras pedaging.

d) Cara pemberian pakan ayam petelur


Berbeda dengan ayam pedaging dimana pemberian pakan diberikan secara ad libitum agar
bobot badan maksimal tercapai. Pada ayam petelur, harus diperlukan pola pemberian pakan
yang benar sesuai dengan kebutuhan pada masing-masing phase, sehingga ayam akan
berproduksi sesuai dengan umur dan dewasa tubuhnya. Pada ayam petelur ada batasan diet
pakan yang disarankan disesuaikan dengan evalusi perkembangan kerangka tubuh dan berat
badan pullet. Pola pemberian pakan pada ayam petelur adalah sebagai berikut:
 Pakan Starter
Pakan starter diberikan dari umur sehari sampai umur 4 minggu, tetapi dapat diperpanjang
sampai umur 5-6 minggu, untuk mengamankan perkembangan kerangka. Perkembangan
kerangka utamanya terjadi pada umur 8 minggu pertama pada periode pemeliharan.
 Pakan Grower
Pakan grower disarankan untuk diberikan antara umur 6 - 8 minggu, sampai 16 minggu.
Tetapi dapat diperpanjang sampai umur 17-18 minggu untuk mengamankan pertumbuhan.
Pada masa indukan juga bertujuan untuk mengembangkan saluran pencernaan.
 Pakan layer
Penggantian jenis pakan dari pakan grower ke pakan layer dilakukan pada saat ayam sudah
bertelur 2%. Kandungan pakan layer harus cukup mengandung pospor dan kalsium untuk
mencegah ayam kekurangan mineral
 Mengatur penggantian pakan ayam petelur
Penggantian jenis pakan pada fase yang berbeda harus dilakukan secara bertahap sehinga
ayam tidak akan stress. Penggantian secara mendadak akan menyebabkan ayam stress dan
konsumsi makan menurun. Dalam mengatur penggantian pakan sebaiknya minimal melalui 4
tahap dan berikan vitamin atau obat anti stresss sebelum dan sesudah penggantian pakan.

Hida28 Page 24
Lembar Kerja Peserta Didik

Mapel : Dasar-Dasar Pemeliharaan


Ternak
Kelas : X ATU...

Semester : IV
Nama Siswa : ..............................................

Menghitung kebutuhan pakan ayam

Kompetensi Dasar
3.9. Menerapkan Pemberian pakan dan air minum ternak (ruminansia, unggas dan aneka ternak)
4.9. Melakukan Pemberian pakan dan air minum ternak (ruminansia, unggas dan aneka ternak)

Indikator Pencapaian
3.8.1 Peserta didik mampu menjelaskan tentang kebutuhan pakan ternak unggas
3.8.2 Peserta didik mampu menghitung kebutuhan pakan ternak unggas
4.8.3 Peserta didik mampu menjelaskan cara pemberian pakan ternak unggas

Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini diharapkan Peserta didik mampu menjelaskan dan menghitung
kebutuhan pakan ternak unggas dengan benar.

Alat dan Bahan


1. Bolpoin
2. Kertas lembar Jawaban
3. Bahan bacaan tentang penanganan/handling ternak (ruminansia, unggas dan aneka ternak)
4. Handphone

Langkah Kegiatan
1. Siswa menyiapkan alat tulis dan kertas lembar jawaban
2. Membaca bahan bacaan yang diberikan oleh guru tentang pemberian pakan dan air minum ternak unggas
atau dapat menambah bahan bacaan melalui internet
3. Setelah memahami materi tentang pemberian pakan dan air minum, siswa mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru.
4. Peserta didik menghitung kebutuhan pakan ternak unggas berdasarkan kebutuhan ayam.
4. Setelah mengerjakan tugas, siswa mengumpulkan kembali lembar kerja pada guru Mata pelajaran!

Uraian Tugas
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Jelaskan yang dimaksud dengan standar kebutuhan pakan dan air minum !
2. Bagaimana memenuhi kebutuhan pakan ternak unggas ?
3. Diketahui; - Ayam broiler yang dipelihara dikandang sebanyak 150 ekor
- Umur ayam 14 hari
- Standar kebutuhan pakan ayam umur 14 hari adalah 68 gr/ekor
- suhu kandang 28 oC
- Bobot badan rata-rata 465 gr/ekor
Hitunglah total kebutuhan pakan ayam 150 ekor pada umur 14 hari tersebut!

Hida28 Page 25
MATERI AJAR
DASAR – DASAR PEMELIHARAAN TERNAK

BAB 10
MENERAPKAN PENCATATAN TERNAK (RUMINANSIA, UNGGAS DAN ANEKA
TERNAK)

OLEH
NURWAHIDAH, S. Pt

KELAS X AGRIBISNIS TERNAK UNGGAS


SMK NEGERI 1 WAIBAKUL
2021

MENGANALISIS HASIL PENCATATAN / RECORDING PEMELIHARAAN TERNAK (RUMINANSIA, UNGGAS DAN ANEKA TERNAK)

A. Recording Pemeliharaan Ternak

Recording berasal dari kata to record yang berarti mencatat atau merekam. Pencatatan atau Rekording
Farm (Farm Recording) adalah suatu proses aktif yang dapatdidefinisikansebagaisuatukegiatan yang
dilaksanakan secara sistematik, periodikdanteraturuntukmengumpulkan, memproses dan
menganalisis informasi, yang hasilnya digunakan dalamperbaikan perencanaan, yang bertujuan
untuk mencapai tingkat pendapatan farm yang lebihtinggi.

Apa saja manfaat yang diperoleh peternakan dari kegiatan pencatatan? Pencatatan yang

Hida28 Page 26
dilakukan oleh suatufarm mempunyai fungsi sebagai berikut.

1. Mencatat perolehan hasil produksi;


2. Mengontrol biaya dan tingkat produksi; 3
3. .Menyusun data hasil perbandingan antara internal dan eksternal farm;
4. Menganalisis efisiensi produksi ternak;
5. Dapat dipergunakan untuk memantau semua kegiatan teknis usahA;
6. Dapatdipergunakan untuk melihatasal– usul ternak atau menelusuri silsilah ternak;
7. Dapat dipergunakan untuk melihat kemampuan produksi; Dapat dipergunakan untuk melihat jenis
penyakit yang pernah di diderita dan riwayat kesehatan lainnya;
8. Dapat dipergunakan untuk melihat jenis pakan dan jumlah konsumsi pakan;
10 apat dipergunakan untuk melihat keberhasilan atau kegagalan usaha;
11.Sebagai dasar untuk melakukan evaluasi dan tindak lanjut dalam pengembangan usaha;
Berikut adalah aspek-aspek yang perlu dipertimbangkan dalam membuat sistem pencatatan:

1. Jenis data atau informasi yang perlu dikumpulkan yaitu produksi,pemberian


pakan,kesehatan,finansial,dll.;

2. Frekuensi pengumpulan data dan jumlah data seperti harian, mingguan, secara periodik,dll.;
3. Lokasi penyimpanan recording yaitu di kandang,dikantor,dirumah;
4. Penanggungjawab recording bisate naga kandang, peternak, supervisor farm, manajer farm;dan
Karakter data dan informasi dapat berupa kontrol produksi, hasil akhir flock, supervisor
kesehatan,perencanaan
Beberapa pencatatan (recording) yang umum dipergunakan dalam usaha peternakan antara lain:

1. Pencatatan tentang identitatas ternak;


2.Pencatatan tentang pemberian/konsumsipakan dan minum ternak;
3. Pencatatan tentang pertambahanberat badanternak;
4. Pencatatan tentang kesehatan ternak; danPencatatanhasilproduksi/panenternak.
2. Pencatatan unggas Pedaging
a. Hasil Teknis Mingguan
Perhitunganhasil teknis mingguan meliputi :
Mortalitas mingguan (%)
Mortalitas mingguan merupakan hasil perhitungan jumlah ayam yang mati selama satu
minggu.

Jumlah ayam mati selama satu minggu


=-------------------------------------------------------x
100% Jumlah ayam awal minggu

- Rata-rata bobot badan (gram)


Rata-ratabo bo t badanayam mingguan diperoleh dengan cara menimbang sampel ayam
yang diambil secara acak dibagi dengan jumlah sampelunggas.
Total bobot badan sampel ayam
= -----------------------------------------
Jumlah sampel ayam

Rata-rata pertumbuhan per ekor per hari (gram)

Rata-rata pertumbuhan bobot badan ayam merupakan hasil perhitungan rata- rata pertambahan
bobot badan ayam per ekor per hari. Hal ini dapat diperoleh dengan cara menghitung pengurangan

Hida28 Page 27
rata-rata bobot badan akhir minggu dengan rata-rata bobot badan awal minggu dibagi dengan
jumlah hari

Rata2 BB akhir minggu - Rata2 BB awal minggu


= ------------------------------------------------------
Jumlah hari antara 2 penimbangan

Konsumsi Pakan atau Feed Intake (FI) (g/ekor/hari)


Total konsumsi pakan selama 1 minggu
= ------------------------------------------------
Jumlah ayam saat ini x 7
- Konversi Pakan atau Feed Conversion Ratio (FCR)
Total konsumsi pakan selama 1 minggu
= ---------------------------------------------------
Total pertumbuhan selama minggu yg sama
a. Hasil Teknis Saat Pemanenan
Hasil teknis saat pemanenan dapat berupa :
Mortalitas (%)
Mortalitas kumulatif merupakan hasil perhitungan jumlah ayam yang mati selama satu periode
pemeliharaan.
Jumlah ayam awal dalam kandang

Rata-rata bobot badan (gram atau kilogram) Total bobot badan ayam saat panen
= ---------------------------------------------
Jumlah ayam dipanen
Lama periode pemeliharaan (hari)
Lama periode pemeliharaan merupakan jumlah harian anttara tanggal datangnya DOC dengan
tanggal pemanenan pada suatu flock.
= tanggal pemanenan – tanggal datangnya unggas

Rata-rata pertumbuhan (perekorperhari)

Rata-rata bobot badan akhir – Rata-rata bobot badan ungags


=----------------------------
Jumlah hari

Konsumsi Pakan per ekor per hari (gram)

Total konsumsi pakan selama periode pemeliharaan


=------------------------------
Jumlah ayam panen x lama pemeliharaan

Feed Conversion Ratio (FCR)


Jumlah pakan yang dikonsumsi selama 1 periode pemeliharaan
= -----------------------------------------------------------
Total bobot badan saat pemanenan
Kepadatan Jumlah ayam yang dipanen perm2
Total jumlah ayam dipanen dibagi dengan luas kandang/m2.
Jumlah ayam dipanen (ekor)
= -----------------------------------------

Hida28 Page 28
Luas kandang (m2)
Kg bobot badan ayam,perm2
Total bobot badan unggas dipanen dibagi dengan luas kandang perm2.
Total bobot hidup ayam (kg
= --------------------------------------
Luas kandang (m2)
a. Pencatatan Unggas Petelur Periode Starter
1) Rata-rata jumlah unggas yang mati mingguan
Rata-rata jumlah unggas yang mati mingguan diperoleh dengan cara menghitung jumlah ungags
yang mati selama1minggu dibagi jumlah hari
2) Rata- rata jumlah unggas afkir mingguan

Rata- rata jumlah unggas afkir mingguan diperoleh dengan cara menghitung jumlah unggas
yang di afkir selama 1 minggu dibagi 7
1) Konsumsi rataan perhari
Konsumsi rataan perhari adalah total jumlah pakan yang habis dikonsumsi pada hari itu
dibagi dengan jumlah ternak yang ada pada hari itu.
2) Rata-rata konsumsi pakan mingguan
Rata-rata konsumsi pakan mingguan diperoleh dengan menghitung jumlah pakan selama
seminggu dibagi 7
3) Bobotbadanrataan
Bobot badan rataan diperoleh dari menghitung penimbangan (gr)dibagi jumlah unggas yang
ditimbang
4) Bobot badan rata-rata mingguan
Bobot badan rata-rata mingguan diperoleh dengan menghitung jumlah bobot badan rataan
dibag 7
b. Pencatatan unggas periode produksi (layer)
1) Rata-rata jumlah ungags petelur mingguan
1) Persen produksi telur/minggu (laying percentation/week)
Jumlah telur terkumpul/minggu
=-------------------------------7 x100%
Rata-rata jumlah unggas petelur/minggu
3 ) R a t a - r a t a k o n s u m s i pakan/ekor/hari/gram (average feed consumption)
Jumlah total konsumsi pakan perminggu/gram
= -----------------------------------------------------------------: 7 x 100
Rata-rata jumlah unggas petelur per minggu
4) Rata-rata berat telur yang dihasilkan adalah

Totalberatteluryangdihasilkan(gram)
= -----------------------------------------------
Jumlah telur yang dihasilkan (butir)
5) Konversi pakan (feedconversion)
Total berat pakan yang dikonsumsi dalam 1 minggu (kg)
= -------------------------------------------------------
Total berat telur yang dihasilkan dalam 1 minggu yang sama (kg)
6) Persentase mortalitas minggu ini
Jumlah unggas petelur yang mati minggu ini (ekor)
=-----------------------------------------------x100%
Jumlah itik petelur awal

Hida28 Page 29
TUGAS : Dikumpulkanm pada tanggal 02 maret 2023

1. Jelaskan 7 manfaat pencatatan (recording) usaha ternak unggas !


2. Jelaskan komponen data teknis yang perlu dicatat dalam usaha ternak unggas !
3. Diketahui jumlah total konsumsi pakan dalam pemeliharaan 200 ekor ayam pedading selama 35 hari
adalah 600 kg dan total bobot badan ayam yang dipanen adalah 323 kg. Hitunglah FCR pada usaha
ayam pedaging tersebut !

MATERI AJAR
DASAR – DASAR PEMELIHARAAN TERNAK

Hida28 Page 30
BAB 11
MENERAPKAN PEMANENAN TERNAK (RUMINANSIA, UNGGAS DAN ANEKA
TERNAK)

OLEH
NURWAHIDAH, S. Pt

KELAS X AGRIBISNIS TERNAK UNGGAS


SMK NEGERI 1 WAIBAKUL
2021

MELAKUKAN PEMANENAN TERNAK UNGGAS

1) Ayam petelur

Pada peternakan ayam petelur, pemanenan telur pertamaberkisar antara umur 5,5- 6
bulan. Ayam petelur mulai berproduksi ketika mencapai umur 17-18 minggu. Pada
umur tersebut, tingkat produksi telur baru mencapai sekitar 5% dan selanjutnya
akan terus mengalami peningkatan secara cepat hingga mencapai puncak produksi
yaitu sekitar 94- 95%dalamkurunwaktu±2bulan (di umur 25 minggu). Laju penurunan
produksi telur secara normal berkisar antara 0,4-0,5% per minggu. Pada saat ayam
berumur 80 minggu, jumlah produksi telah berada di bawah angka 70% dan pada
kondisi demikian bisa dikatakan ayam siap diafkir (HyLineBrownManagement
Guide,2007).

Hida28 Page 31
2)Itik petelur

Pada peternakan itik petelur,itik mulai berproduksi atau bertelur rata-rata berumur
sekitar 5sampai 6 bulan. Dengan perawatan yang baik m a k a i t ik a k a n dapat
berproduksi telur selama 18 bulan dan setelah itu itik harus sudah diafkir karena kalau
dipertahankan sudah tidak menguntungkan lagi dan harus diganti dengan itik-itik dara
yang siap bertelur.

faktor – faktor yang mempengaruhi pemanenan ternak unggas pedaging

a. Harga Jual

Ketidakstabilan harga jual ternakdipasarharus diperhatikan. Bila hargarendah


sekali, harus dipertimbangkan kemungkinan memperpanjang periode pemeliharaan
sampai bataswaktutertentu.Sebaliknya apabila harga baik atau tinggi, lebih baik
mempersingkat periode pemeliharaan dengan melakukan pemanenan saat itu tanpa
mempertimbangkan berat badan dan umur ternak, apabila sudah memenuhi
persyaratan pasar. Harga jual produk ternak pada posisi harga tertinggi umumnya
adalah pada saat menjelang dan sesudah hari besar keagamaan dan tahun baru.
Kondisi Kesehatan Ternak Terjangkitnya penyakit atau wabah pada usaha
budidaya ternak dapat membuat peternak mengambil langkah untuk memanen dan
menjual ternak yang tersisa dari kematian, baik sebagian atau seluruhnya.
Tindakan ini dilakukan tanpa mempertimbangkan umur,berat badan dan harga jual
ayam. Pertimbangannya bukan lagi m e n g e j a r p e r o l e h an
keuntungan,namun dalam usaha menekan kerugian serendah- rendahnya akibat
penyakit atau wabah yang sedang berjangkit.

b. Bobot Badan

Faktor penentu waktu pemanenan ternak berdasarkan bobot badan ternak, biasanyadi
gunakan dalam pemeliharaan yangtujuannyauntuk memproduksi daging seperti
padapem e liharaanayam pedaging dan penggemukan ternak potong lainnya. Bobot
badan ternak biasanya di gunakan sebagai acuan untuk menentukan waktu panen
ternak pedaging baik ternak unggas a t a u r u m i n a n s i ad a n monogastrik. Akan
tetapi bobot badan bukan satu- satunya pertimbangan waktu panen ternak.
Sebagi contoh pada pemeliharaan ayam pedaging, biasanya target bobot badan ayam
saat dipanen adalah kurang dari1,7kg,sebagian besar dijual dengan berat badan
mencapai 1,3-1,6 Kg. Faktor yang harus dipertimbangkan adalah kegemaran konsumen
di suatu daerah atau keadaan. Pada daerah tertentu konsumen lebih suka ayam kecil
dengan beratnya kurang dari 1 kg, sedangkan didaerah lain konsumen lebih suka ayam
besar dengan berat 1,5-2 kg serta ada juga yang menyukai ayam dengan berat diatas2kg.

c. UmurTernak

Umur ternak yang dijadikan faktor penentu waktu panen biasa digunakan pada
penjualan ternak afkir, dan penjualan produksi anak ternak

f. Peralatan pemanenan

Pada usaha ayam pedaging, saat ini, panen ayam pedaging di Indonesia masih
dilakukan secara manual, yaitu pekerja menangkap kaki ayam menggunakan kedua
belah tangan. Secara umum, peralatan yang diperlukan dan harus tersedia saat
pemanenan ayam pedaging adalah sebagai berikut.

1)Penyekatkandang
2) Keranjang/ keramba/krat Keranjang terbuat dari plastic

Hida28 Page 32
3)Potongan tali raffia
4)Timbangan dan alat tulis Timbangan bergunauntukmengetahui besarnya jumlah atau
kuantitas hasil produksi
5)Kendaraan pengangkut dan surat jalan

Peralatan yang digunakan dalam pemanenan unggas petelur yang biasa


digunakan diantaranya adalah egg tray. Sedangkan egg tray dari bahan
kardushanyasekalipakai,tetapi hargalebihmurah.Satueggtray biasanya memiliki
kapasitas 36 butir telur. Peralatan yang laindengan menggunakan peti atau ember
yang telah dialasi sekam padi Tahapanpemanenan

1) Persiapan Pemanenan

Kondisi yang perlu mendapat perhatian sebelum melakukan pemanenan pada


ternak penghasil daging (broiler, ruminanisa, dan
anekaternakpedaging)adalah segera menghentikan segala macam pemberian
obat- obatan dan antibiotikminimal 5 - 14 hari sebelum hari pelaksanaan panen,
tergantung jenis obat dan antibiotiknya.

2) Pemanenan Ternak Unggas

Berikut ini adalah tahapan-tahapan umum pemanenanayam pedaging:

a)Mengeluarkan peralatan kandang Agar suasana kerja saat memanen ayam


menjadi

nyaman,pertama- tama keluarkanperalatan kandang berupa tempat


pakandanminumsehingga tidak menghalangi saat penangkapanayam.

b) Menyekat kadang

Ayam digiring kesalah satu dinding atau sudut kandang. Pasang penyekat
kandang,sehingga membagi kandang menjadi beberapa ruang, misal tiga ruangan.
Lakukan secara bertahap agar ayam yang dipanen tidak lumpuh karena lemas.
Hal ini perlu d i l a k u k a n u n t u k menghindari ayam mati menumpuk
(overlapping).

c. Menangkapayam

Tangkap ayam pada kedua belah kakinya.Jangan menangkap ayam secara kasar
karena bisa menyebabkan memar,tulang sayap dan kaki p a t a h b a h k a n b i sa
menyebabkan ayam mati karena stres. Habiskan ayam dalam satu sekatan, jangan
pergunakan sistem tangkap pilih.Bagaimanapun ta ngkaplah ayam yang
terdekatterlebihdahulu,tidak memilih-milih ayam yang hendapditangkap.

d. Memasukan ayam kedalam krat/keramba

Pada saat memasukkan ayam yang akan ditimbang ke dalam keranjang lakukan
secara cermat dan tidak kasar, hal ini untuk mengurangi risiko banyaknya ayam yang
diapkir akibat sayap atau kaki yang p a t a h s e h i n g g a mengakibatkan kerugian.
Hindari memasukan ayam dalam krat dengan cara melemparnya.

e. Menimbang

Gunakanlah timbangan untuk menimbang ayam. Sebelum melakukan


p en imb an ga n se ba ikn ya timbangan ditera terlebih dahulu untuk mencegah
terjadinya kesalahan sehingga dapat merugikan peternak sendiri.

Hida28 Page 33
f. Mencatat dan menghitung totalayamdanberat keseluruhan

Catatlah semua hal dari awal seperti jumlah ayam yang ditangkapdanakanditimbang
jugacatatlahhasil penimbangan sehingga data yang dihasilkan akan akurat. Lakukan
cek ulang setelah penangkapan selesai juga terhadaphasildatatimbangan yang
telahdidapatkan.Karena jika satu timbangan saja terlewatkan karena faktor
kelalaian, kerugian yang diderita peternak setara dengan8-15ekorayam.Maka
dari itu, konsentrasi yang tinggi saat menjalankan aktivitas pemanenan perlu
diperhatikan.

g. Pengangkutan

Setelahsemuadatabenardan sesuai dengan surat jalan pengiriman, barulah


kendaraan pengangkutayamboleh diizinkan keluar meninggalkan lokasi. Sebaiknya,
pengiriman ayam dilakukan pada pagi atau sorehariagartidakterlalupanas, untuk
mengurangi risiko akibat transportasisekecilmungkin.

Berikut adalah risiko yang umum terjadi dari pengiriman ayam menggunakan
kendaraan:

(1) Penyusutan bobot badan

Hal ini terjadi karena ayam mengeluarkan kotorannya selamaperjalanandan


susutnya air tubuh melalui penguapan sebagai akibat suhu lingkungan yang panas.
Oleh karena itu apabilawaktu pengangkutan ayam dalam keramba terlihat
kepanasan, sebaiknya diberi percikan air untuk mengurangi cekaman panas.

(2) KematianTernak

K e m a t ian s e l a m a transportasi,umumnya terjadi karena keramba diisi terlalu


padat, kondisi ayam yang kurang sehat,kepanasan wa k tu t r a n s p o rt a si dan
penangananyangkurangbaik waktuperjalanan.

(3) Kerusakan Bagian-bagian Tubuh

P e r s e n ta sek er u sa kan bagian tubuh yang paling besar yaitu waktu terjadi
transportasiyangkuranghati- hati. Kerusakan bagian tubuh secara keseluruhan biasanya
sekitar 9–12% untuk sekali pengangkutan.

Kegiatan pemanenan pada saat afkir pada ternak unggas, biasanya dilakukan pada ayam
layer, itik maupun puyuh.Pada kegiatan penangkapan ayam afkir biasanya lebih mudah
dilakukankarenapada umumnya peternakan ayam layer menggunakan kandang individu,
sehingga tidak perlu a d a n y a p e n y e k a t a n . Langka–langkah yang perlu dilakukan
adalah memasukan tangan kanan kekandang kemudian pegang pada bagian kedua kakinya
dan ditarik keluar kemudian dipegang sayapnya.

b) PemanenanTelurUnggas

1) Pengumpulan Telur dari Kandang

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan mengumpulkan telur
dari kandang,yaitu:

a) Jangan membiarkan telur terlalu lama di kandang, karena akan menyebabkan telur
menjadi kotor atau memancing unggasdewasa untukmemakannya.
Pengumpulantelur biasanya dilakukan secara teraturduakalisehari.

b)Lakukankegiatan memungut telur dengan hati-hati, supaya tidak ada

Hida28 Page 34
teluryangretakataubahkan pecah akibat terbentur dan jatuh.

c) Segera pisahkan telur-telur yangkotor,retakataupecah dari telur-telur yang baik. Jangan


mencampurnya, karena telur yang kotor, retak atau pecah dapat mencemari telur
yang masih bagus.

Simpan telur yang baru dipanen di nampan telur (egg tray), di ruangan yang
sejuk,keringdandijauhkan dari segala sumber panas. Letakkanbagiantumpuldari telur di
bagian atas dan bagian runcing dibagian bawah.Nampaniniadayang terbuat dari
plastik, namun ada pula yang terbuat dari karton tebal. Biasanya satu nampan dapat
memua ttelur paling banyak sampai 36 butir.

d) Penyimpanan telur

Telur akan mengalami perubahan kualitas sejalan dengan lamanya waktu


penyimpanan.Untuk mengurang i kerusakan dalam penyimpanan, telur harus cepat
dijual ke konsumen. Pada saat telur yang dihasilkan perlu disimpan untuk
beberapa hari, menunggu jumlahnya banyak untuk diangkut ke tempat pembeli, telur
sebaiknya disimpan di ruangan pendingin. Selain ituhindarimenyimpantelur di
ruangan berbau atau dekatbersama-sama dengan bahan-bahan yang m e m p u n y a i
bau kuat, seperti minyak diesel, minyak tanah, cat, buah- buahan(durian)dan
sayuran (bawang merah). Bau yang menyengat akan terbawa oleh telur yang
disimpandidekatnya.

Berikut ini beberapa kerusakan telur akibat disimpan diruanga panas:

1. Kehilangan berat selama penyimpanan

Pada ruangan panas, sebagian putih telur akan menguap melalui pori-pori
cangkang/kerabang telur. Keadaan ini menyebabkan ruang udara dalam telur menjadi
lebih besar dari semuladanberattelurakan berkurang.

2. Pengenceran isi telur

Apabilatelurdisimpanpada suhutinggi,putihtelurakan menjadi pecah dan selaput


yang melapisi kuning telur akanmenjadilemas.Kuning telur akan menjadi lebih
encerdaripadasemula.

3. PengemasanTelur
Ada tiga macam langkah yang umum dilakukan setelah telur dikumpulkan, yaitu:
a.Pengemasan dengancara kering(drypackaging);
b. Penutupan kerabang dengan bahan pengawet (shell sealing); dan

c.Penyimpanandalamruang pendingin.

Bagi para peternak di daerah kita, langkah kedua dan ke tiga ini jarang
dilakukan.Setelah dikumpulkan, telurdikemas secara sederhana dengan cara
kering. Pengemasan dengan cara ini biasanya menggunakan kotak kayu. D a l a
m k o t a kk a y u diletakkan alas berupa sekam, jerami padi, atau se rbuk
ge rg a ji, untuk menjaga agar telur tidak mudahpecahsaatdilakukan
pe ng an gk u ta n menuju tempat penjualan atau konsumen.

TUGAS: Dikumpulkan pada tanggal 10 Mei 2021

1. Jelaskan faktor – faktor yang mempengaruhi pemanenan ternak unggas


pedaging !
2. Jelaskan peralatan pemanenan ternak unggas pedaging !

Hida28 Page 35
3. Jelaskan tahapan pemanenan ternak unggas pedaging
4. Jelaskan pemanenan telur unggas

MATERI AJAR
DASAR – DASAR PEMELIHARAAN TERNAK

Hida28 Page 36
BAB 12
MENERAPKAN PENANGANAN LIMBAH TERNAK
(RUMINANSIA, UNGGAS DAN ANEKA TERNAK)

OLEH
NURWAHIDAH, S. Pt

KELAS X AGRIBISNIS TERNAK UNGGAS


SMK NEGERI 1 WAIBAKUL
2021

PENANGANAN LIMBAH TERNAK

Tujuan Pembelajaran; Setelah mempelajari materi Pengelolaan Limbah Peternakan


peserta didik dapat melakukan penanganan limbah dengan benar dan baik.

Karakteristik Lingkungan Peternakan Sehat


Lingkungan peternakan yang sehat,pada dasarnya adalah peternakan yang
ramah lingkungan. Yang dimaksud dengan “peternakan ramah lingkungan”
adalah usaha peternakan yang sudah mampu mengolah limbahnya sendiri,dan sudah
mampu mengelola lingkungan sekitarnya denganbaik,sehinggatidakmenimbulkan
pencemaran terhadap lingkungan tanpamengurangi tujuan pokok dari usaha

Hida28 Page 37
peternakan itu sendiri yaitu usaha yang dapat menghasilkan produkyang
berkualitas dan mampu bersaing dipasar global.

D e n g a n d e m i k i a n u s a h a peternakanharus memiliki sistem


pengelolaan limbah yang baik, dan menjamin pengelolaan ternak tidak
memberikan dampak terhadap lingkungan lokal

1. Memiliki sistem pengelolaan limbah yang baik

Limbah peternakan harus ditampung pada tempat khusus untuk mengurangi


pencemaran. Tempat penampungan harus diperiksa apakan sudah penuh, atau ada
kebocoran.Limbah lain seperti plastic harus dibuang pada tempat yang sesuai untuk
mencegah polusi.

2. Menjamin pengelolaan ternak tidak memberikan dampak terhadap lingkungan


lokal

a. Karakter Limbah Peternakan

Secara umum limbah dapat diartikan sebagai suatu substansi yang


didapatkan selama pembuatan sesuatu,barang sisa atau sesuatu yang tidak
berguna dan harus dibuang. Limbah dapat diartikan sebagai hasil samping dari
kegiatan.

Produksi Peternakan di Indonesia menghasilkan hasil utamanya yaitu


daging,telur,susu,dan kulit. Selain itu produksi peternakan juga menghasilkan hasil
ikutan (byproduct) berupa bulu dan rambut, tulang,darah, saluranpencernaan,dan
organ tubuh. Produksi peternakan juga menghasilkan limbah (waste) seperti
feses,urin,sisa pakan,bedding/litter, kemasan pakan, kemasan obat/vaksin, serta ternak
mati. Setiap 1 kilogram daging yang kita konsumsi menghasilkan limbah 20 kilo
gram dikandang. Limbah industry ternak
Karakteristik limbah peternakan dapat dibedakan dari bentuk, dan
sifatnya. Limbah ternak berdasarkan bentuk adalah limbah padat, limbah cair dan
limbah gas.

 Limbah padat merupakan semua limbah yang berbentuk padatan atau


dalam fase padat (kotoran ternak/feces, ternak yang mati, isi perut dan
rumen, sisa pakan,dan bedding/litter).

 Limbah cair adalah semua limbah yang berbentuk cairan atau berada dalam
fase cair(air seni atau urine, air pencucian ternak, alat-alat dan kandang).

 limbah gas adalah semua limbah yang berbentuk gas atau berada dalam
fase gas (CO.NH3,H2S,CH4).

Limbah ternak dapat dibedakan berdasarkansifatnya.Yaitusifatfisik, sifat


kimia, dan sifat biologi.

 Limbah berdasarkan sifat fisik berhubungan dengan fisik limbah tersebut


seperti jumlah limbah, kandungan padatan, berat jenis, ukuran partikel,

Hida28 Page 38
warna, bau,dan temperature limbah.

 Limbah berdasarkan sifat kimia yaitu limbah yang berkaitan dengan pH


limbah, unsur hara yang terkandung pada limbah seperti kandungan
(N,P,K,C,Ca, dll), serta yang ada hubungan dengan Biological Oxyangen
Demand (BOD) atau kebutuhan oksigen biologis (KOB). Hal ini
menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh
mikroorganisme hidup untuk memecah atau mengoksidasi bahan organic
dalam air.

 Limbah berdasar sifat biologi adalah kandungan jasad renik/kandungan


mikroorganisme yang tekandungnya (E.Coli,Bacillussp dll).

Adapun sifat dan karakteristik limbah ternak tergantung pada :


1) Jenis ternak (umur, ukuran tubuh, kondisifisiologis);
2) Sistemperkandangan;
3) Jenisransumyangdiberikan;
4) Konsumsiair

5. Industri ternak (RPA, RPH, pabrik susu,daging,kulit,penetasan);dan


6. Lingkungan(temperatur, kelembaban).

Dampak Limbah
Salah satu akibat dari pencemaran air oleh limbah ternak ialah
meningkatnya kadar nitrogen. Senyawa nitrogen sebagai polutan mempunyai
efek polusi yang spesifik, dimana kehadirannya dapat menimbulkan konsekuensi
penurunan kualitas perairan sebagai akibat terjadinya proses eutrofikasi, penurunan
konsentrasi oksigen terlarut sebagai hasil prosesnitrifikasi yang terjadi di dalam
air yang dapat mengakibatkan terganggunya kehidupan biota air.

Pencemaran karena gas metan menyebabkan bau yang tidak enak bagi
lingkungan sekitar. Gas metan (CH4) berasal dari proses pencernaan ternak
ruminansia. Gas metan ini adalah salah satu gas yang bertanggung jawab terhadap
pemanasan global dan perusakan ozon, dengan laju 1% pertahundan terus
meningkat.Apalagi diIndonesia, emisi metan per unit pakan atau laju konversi metan
lebih besar karena kualitas hijauan pakan yang diberikan rendah. Semakin tinggi
jumlah pemberian pakan kualitas rendah, semakin tinggi produksi metan.

Bebera jenis penyakit yang dapat disebabkan oleh adanya limbah padat yang
tidak dikelola dengan baik adalah sebagai berikut:

1) Penyakit gangguan pernafasan baik itu ternak maupun manusia yang


disebabkan oleh adanya bau yang tidak enak /menyengat hidung.

2) Penyakit infeksius yang timbul pada ternak ruminansia dapat disebabkan oleh
virus, bakteri, protozoa dan cacing. Sumber penyakit seperti virus, bakteri,
protozoa dan cacing banyak terdapat dilimbah peternakan yang tidak dikelola

Hida28 Page 39
tersebut.

3) Penyakit perut pada manusia

Penyakit ini dapat disebabkan karena manusia makan makanan yag kotor,akibat
makanan tersebut dihinggapi lalat. Lalat suka hidup ditempat-tempat yang kotor
seperti limbah peternakan.

4) Mencemari lingkungan tanah

Jenis limbah padat apabila tidak dikelola dengan baik, dan dibuang begitu
saja akan memberikan dampak negative terhadap ekosistem tanah,
perkembangan kehidupan mikroorganisme tanah, kesehatan ternak yang berada
dilingkungan sekitarnya dan termasuk kesehatan manusia baik itu peternak
sendiri maupun masyarakat secara keseluruhan.

5) Dapat mencemari air tanah dan air sungai

Limbah padat dari kegiatan peternakan yang menumpuk tinggi, dalam


waktu lama akan mengalami proses dekomposisi akan menghasilkan bau, gas,
lindi dan bahan padat berupa pupuk kandang. Lindi berbentuk cairan
mengandung unsur pencemar dan masuk kedalam tanah yang akhirnya dapat
mencemari air tanah dan bisa juga mengalir ke sungai dan mencemari air sungai.
Apabila air sungai terjadi pencemaran maka dapat menyebabkan ekosistem
terganggu, dan menurunkan kualitas air sehingga tidak dapat digunakan
sebagaimana mestinya.

6) Mengganggu pandangan

Limbah padat dari kegitan peternakan yang menumpuk dan dalam


jumlah cukup banyak pada suatu tempat apabila tidak dikelola, dapat
menimbulkan gangguan padangan mata, yang akhirnya akan terkesan kotor dan
kumuh.

Pengolahan Limbah

Limbah utama dari industri peternakan adalah kotoran ternak atau feces, urin
(airkencing),sisa-sisa rumput dan sisa-sisa konsentrat. Limbah ini akan
menimbulkan polusi bila tidak dikelola dengan baik,tetapi bila dikelola dengan
benar akan memberikan manfaat bagi lingkungan.Selain limbah utama dari industri
peternakan adalah kotoran ternak atau feces,urin(airkencing),sisa-sisa rumput dan
sisa-sisa konsentrat,ada juga limbah detergen, vaksin, obat- obatan dan bahan kimia
(limbahB3), telur busuk dan bangkai ternak.

Hida28 Page 40
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) tidak dapat begitu saja ditimbun, dibakar
atau dibuang ke lingkungan, karena mengandung bahan yang dapat membahayakan
manusia dan makhluk hidup lain.

Beberapa metode penanganan limbah B3 yang umumnya diterapkan dalah:

1) Pengolahan limbah

Pengolahan secara kimia,fisik, atau biologi. Proses pengolahan limbah B3


secara kimia atau fisik yang umumnya dilakukan adalah stabilisasi/solidifikasi.
Stabilisasi/solidifikasi adalah proses pengubahan bentuk fisik dan sifat
kimia dengan menambahkan bahan peningkat atau senyawa pereaksi tertentu
untuk memperkecil atau membatasi pelarutan, pergerakan,atau penyebaran
daya racunlimba sebelum dibuang.

2) Penyimpanan limbah

a) Sumur dalam/Sumur Injeksi (deep wellinjection)


Yaitu cara membuang limbah B3 agar tidak membahayakan manusia
adalah dengan cara memompakan limbah tersebut melalui pipa kelapisan
batuan yang dalam, di bawah lapisan- lapisan air tanah dangkal maupun air
tanah dalam.

b) Kolam penyimpanan (surface impoundments)


Limbah B3 cair dapat ditampung pada kolam-kolam yang memang dibuat
untuk limbah B3. Kolam-kolam ini dilapisi lapisan pelindung yang dapat
mencegah perembesan limbah. Ketika air limbah menguap, senyawa B3
akan terkosentrasi dan mengendapdi dasar.

c) Landfill untuk limbah B3 (secure landfils)


Limbah B3 dapat ditimbun pada landfill, namun harus pengamanan t
inggi. Pada metode pembuangan secure landfills, limbah B3ditempatkan
dalam drum atau tong-tong,kemudian dikubur dalam landfill yang didesain
khusus untuk mencegah pencemaran limbah B3. Landffill ini harus dilengkapi
peralatan moditoring yang lengkap untuk mengontrol kondisi limbah B3
dan harus selalu dipantau.

Berikut ini adalah beberapa jenis pemanfaatan limbah peternakan yang


sering dilakukan untuk berbagaitujuan:

(1) Pemanfaatan Untuk Pakan dan Media Cacing Tanah

Sebagai pakan ternak,limbah ternak kaya akan nutrient seperti protein,


lemak BETN, vitamin, mineral, mikroba dan zat lainnya. Ternak
membutuhkan sekitar 46 zat makanan esensial agar dapat hidup sehat.
Limbah feses mengandung 77 zat atau senyawa, namun didalamnya
terdapat senyawa toksik untuk ternak. Untuk itu pemanfaatan limbah ternak

Hida28 Page 41
sebagai makanan ternak memerlukan pengolahan lebih lanjut. Tinja
ruminansia juga telah banyak diteliti sebagai bahan pakan termasuk
penelitian limbah ternak yang difermentasi secara anaerob.

(2) Pemanfaatan Sebagai Pupuk Organik (kompos)

Pemanfaatan limbah usaha peternakan terutama kotoran ternak


sebagai pupuk organik dapat dilakukan melalui pemanfaatan kotoran
tersebut sebagai pupuk organik. Penggunaan pupuk kandang (manure)
selain dapat meningkatkan unsur hara pada tanah juga dapat meningkatkan
aktivitas mikrobiologi tanah dan memperbaiki struktur tanah tersebut.

Proses Pembuatan Kompos

Tempat pembuatan adalah sebidang tempat yang beralaskan tanah, pertama


kotoran ternak (sapi/kerbau) diambil dari kandang dan ditiriskan selama satu
minggu untuk mendapatkan kadar air mencapai kurang lebih 60 %,
kemudian kotoran yang sudah ditiriskan tersebut dicampur serbuk gergaji atau
bahan yangsejenis sepertisekam,jerami/limbahtanaman yang lain, abu,
kalsit/kapur dan dekomposer(stardec,EM4dll)sesuai Setelah dicampur dengan
bahan tambahantadi,kemudiandiadukdan ditumpuk.Tinggitumpukansebaiknya
minimal1meter,halinibertujuanagar suhudalamtumpukanbahankompos mencapai
suhu optimal, sehingga gulma yang terdapat di dalam bahan kompos mati. Untuk
memelihara kelembaban bahan kompos, lakukan penyiraman dengan airbersamaan
dengan proses pembalikan bahan kompos tersebut. Pembalikan bahan kompos
dilakukan seminggu sekali hingga kompos matang.

TUGAS:

1. Lingkungan peternakan yang sehat pada dasarnya merupakan lingkungan


peternakan yang ramah lingkungan. Jelaskan yang dimaksud peernakan yang
ramah lingkungan !

2. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi sifat dan karakteristik limbah ternak !

3. Uraikan 3 cara penanganan limbah B3 yang aman unuk lingkungan !

4. Uraikan Beberapa jenis penyakit yang dapat disebabkan oleh adanya limbah
padat yang tidak dikelola dengan baik !

Hida28 Page 42

Anda mungkin juga menyukai