Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

ASAL USUL UNGGAS DAN KOMERSIAL STOCK

AJI PANDU WIJAYA

NIRM : 04 2 15 0609

Alamat Email : ajipanduwijaya22@gmail.com

JURUSAN PENYULUHAN PETERNAKAN


SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN BOGOR
2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rizki dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah Asal Usul Unggas dan Komersial Stock. Makalah ini diajukan
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Reproduksi Ternak Unggas
dan Aneka Ternak.
Pada pembuatan makalah ini, penulis menyadari masih jauh dari
kesempurnaan, karena masih banyak kekurangan dalam penyajiannya.
Oleh karena itu, penyusun sangat mengharapkan perbaikan berupa kritik
dan saran yang membangun. Penulis juga mengucapkan banyak terima
kasih kepada dosen dosen pada mata kuliah Reproduksi Ternak
Unggas dan Aneka Ternak dan juga semua pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian tugas ini.
Akhir kata, penyusun berharap semoga makalah ini dapat berguna
bagi penyusun pada khususnya serta dapat memberi pengetahuan dan
wawasan kepada pembaca pada umumnya.

Bogor, 3 Oktober 2016

Penulis

BAB I
ASAL USUL UNGGAS
Unggas (Bahasa Inggris : puoltry) adalah jenis hewan ternak
kelompok burung yang dimanfaatkan untuk daging dan/atau telurnya.
Umumnya merupakan bagian dari ordo Galliformes (seperti ayam dan
kalkun), dan Anseriformes (seperti bebek). Unggas secara umum dapat
diartikan sebagai ternak bersayap, yang dalam taksonomi zoologinya
termasuk golongan kelas Aves. Jenis unggas cukup banyak, diantaranya
adalah ayam, itik, kalkun, dan angsa.
Pada makalah ini akan dibahas mengenai asal usul unggas, mulai
dari ayam, itik, angsa, entog dan tiktok.
A. Ayam (Galuls Domesticus)
Kalau dilihat dari asal usul ayam - ayam yang ada sekarang diduga
berasal dari ayam - ayam liar (Wild-fowl) atau ayam hutan dari Gallus
species. Adapun gallus species yang memungkinkan adanya ternak ayam
sekarang ini ada 4, yaitu :
1. Gallus Gallus
a)

Dikenal dengan Gallus bankiva, gallus ferrugenius, Red


Jungle Fowl.

b)

Tempat

hidup

disekitar

hutan

india,

Burma,

Siam

(Muangthai), Chocin China (Indo China), Filipina, Malaysia dan


Sumatra Barat.
c)

Ciri-ciri : Bulu Utama pada ekor 14 helai, Jengger satu, pial


dua, Badan relatif kecil dibanding dengan ayam sekarang, Jantan
Bulu pada bagian leher, sayap dan punggung berwarna merah,
sedangkan bagian dada dan badan bawah berwarna hitam. Pada
Betina bulu berwarna coklat bergaris hitam, Telur kecil berkulit merah
kekuningan.

2. Gallus Lafayetti
a) Dikenal dengan Ceylonese Jungle Fowl.

b) Tempat hidup disekitar Pulau Ceylon (Srilangka)


c) Ciri-ciri : Mirip Gallus gallus, hanya Bulu Jantan Bulu pada bagian
leher, sayap dan punggung berwarna merah, sedangkan bagian
dada dan badan bawah berwarna Oranye. Pada bagian tengah
jengger warna kuning dikelilingi merah, Kulit telur berbintik-bintik.

3.

Gallus Sonneratti
a)

Dikenal dengan Grey Jungle Fowl.

b)

Tempat hidup disekitar hutan india bagian barat daya dari


Bombay sampai Madras.

c)

Ciri-ciri : Mirip Gallus gallus, hanya pada bulu ada aspek


warna abu-abu. Kulit telur kadang-kadang berbintik-bintik.

4. Gallus Varius
a) Dikenal dengan Green Jungle Fowl / Japan Jungle Fowl
b) Tempat hidup disekitar hutan Jawa Timur, Bali, Lombok,Nusa
Tenggara sampai flores.
c) Ciri-ciri : Bulu Utama pada ekor 16 helai, Jengger satu licin, pial satu
terletak antara rahang, Badan relatif kecil dibanding dengan ayam
sekarang, Jantan Bulu pada bagian leher pendek dan bulat,
berwarna hitam dilapisi warna kehijauan pada permukaan atas.
B. Itik (Anas Planthyryncos)
Unggas air yang sefamily dengan itik adalah Genus Cairina dengan
species Cairina muschata (Entog). Penjelasan tentang asal usul itik
terpisah dengan entog karena keduanya tidak sama.
Ternak itik yang banyak dikenal sekarang (itik domestik) merupakan
itik-itik hasil budidaya (jinak) atau Anas domesticus. Itik ini merupakan
keturunan dari Itik-itik liar species Anas plathyryncos yang dikenal dengan
nama Wild Mallard. Itik-itik liar tersebut di Indonesia sering disebut dengan
nama Belibis atau Wliwis.

Pada keadaan liar itik-itik tersebut mengalami penyebaran yang luas


diantaranya dapat ditemui di Amerika Utara, Kanada dan Benua Eropa.
Pada saat pergantian musim, maka itik-itik melakukan migrasi dari
Eropa Utara ke Eropa Selatan sampai ke Afrika Utara. Selanjutnya itik-itik
ini terdapat didaratan Amerika Selatan, Inggris, Malaysia, Tiongkok,
Filipina dan Indonesia.
Itik-itik liar (Mallard) hidup berpasangan (monogamous) dan secara
naluri masih mununjukkan sifat-sifat mengeram untuk menetaskan telurtelurnya. Pada itik jantan liar (Mallard drake) memiliki bulu warna yang
indah dibanding dengan itik betina liar (Mallard female). Interaksi
keduanya akan berkumpul pada saat musim kawin.
Alasan yang menguatkan bahwa itik-itik sekarang merupakan
keturunan dari Mallard /Wild Mallard yaitu :
11

Itik-itk domestik memiliki tanda-tanda karakteristik pada yang jantan


yakni berupa bulu ekor yang mencuat ke atas (Sex Feather) seperti
yang dimiliki oleh Mallard drake.

11

Dibanding dengan itik-itik liar yang lain, maka Mallard lebih mudah
dijinakkan.
Dengan adanya proses domestikasi (penjinakkan) terhadap itik-itik

liar dan adanya perubahan alamiah yang secara bertahap, maka terjadilah
ternak itik sekarang dengan perubahan bentuk badan, hilangnya sifat
mengeram dan perubahan monogamous menjadi Poligamous (Satu
jantan untuk banyak betina).
C. Angsa (Anser Anser)
Dari beberapa catatan diketahui bahwa angsa adalah species
unggas yang pertama dijinakkan dan berasal dari species angsa liar yang
disebut Graylag (Anser Anser) dan angsa liar China (Anser Cygnoides).
Kedua jenis species angsa tersebut sampai sekarang lebih banyak
dijumpai dan sangat luas penyebarannya. Bangsa angsa di Asia dan

Afrika umumnya merupakan keturunan Anser cygnoides sedang bangsa


angsa di Eropa diturunkan oleh Anser anser.
Secara alamiah angsa-angsa mengerami telur-telurnya walaupun
sudah didomestikasi maka sifat mengeram (Mother ability) masih ada
kecuali bangsa Touluuse. Angsa merupakan unggas yang paling cerdas
dengan daya ingat yang kuat. Dalam keadaan liar monogamous dan
setelah didomestikasi berangsur-angsur Polygamous.
Pemeliharaan angsa pada umumnya bertujuan untuk produksi
daging dan juga sebagai Weeder (pembersih rumput-rumputan yang
tidak berguna) diperkebunan buah atau kapas.

D. Entog (Cairina Muschata)


1. Entog dikenal dengan nama Muskovi, itik Guinea, Barbary, Cairon,
Indian, Pato atau Muscuseend. Di Indonesia dikenal dengan nama
entog/ mentog / itik manila.
2. Entog bukan itik asli seperti itik-itik yang lain.
3. Diduga entog berasal dari Amerika sebagai unggas Air yang banyak
hidup secara terrestrial (di darat).
4. Badan besar sampai 5 5,5 Kg untuk entog jantan dan 2,5 3 Kg
untuk entog betina.
5. Perbedaan berat badan ini bisa dijadikan patokan untuk membedakan
entog jantan dan betina.
6. Pertumbuhan badan entog juga sangat cepat, dimana pada umur 3
bulan bisa mencapai 4 4,5 Kg.
7. Entog memiliki gerak lamban dan posisi datar, suara mendesis, sayap
besar dapat dipakai terbang serta tidak memiliki sex feather pada ekor
jantan.
Ciri-ciri khusus antara lain : Bulu umumnya putih biru, putih,
kebiruan, totol hitam dan pada kepala terdapat Karankula warna merah
hitam. Peternakan Entog masih belum banyak dilakukan karena produksi

telur rendah dan daging belum banyak menarik minat konsumen. Namun
ternak berguna untuk penetasan telur secara alamiah. Anak entog setelah
menetas biasanya ikut induk atau dipiara pada Box dan setelah umur 1
bulan dipiara secara free range.
E. Tiktok (Mule Duck)
Tiktok yang dikenal masyarakat perdesaan terjadi secara spontan,
dimana awal mulanya terjadi proses kawin silang antara itik jantan yang
dipelihara bersama-sama dengan entog betina.
Ada beberapa julukan untuk menyebut tiktok yaitu Branti atau
togri (Jawa

Tengah

dan

Jawa

longong (Cirebon), Mandalung

atau

Timur), Blengong

atau

pandalungan (Jawa

barat), Tongki (Tangerang), Serati (Kalimantan

dan

Sumatera), Tokua (Kalimantan barat), Korree (Sulawesi Selatan).


Orang Inggris menyebut hasil silang entog jantan dengan itik betina
dengan istilah Mule Duck, sedangkan persilangan antara entog betina
dengan itik jantan dengan istilah hinny.
Saat ini kawin silang antara entog dan itik alabio dikembangkan oleh
PT Usaha Cipta Bahari yang berlokasi di Desa Bedahan Kecamatan
Sawangan Kota Depok Jawa Barat serta UPT & HMT Branggahan
Ngadiluwih Kediri Jawa Timur.
Proses kawin silang ini, mula-mula didatangkan telur entog dari
Taiwan sebagai pejantannya yang kemudian dikawinkan dengan itik
alabio. Lama penetasan berkisar antara 31 32 Hari, yaitu lebih lama 3
hari dari penetasan telur itik dan lebih singkat 3 hari dari penetasan entog
yang berkisar 35 Hari.
Pada saat ini tiktok masih dirintis sebagai sumber pedaging, namun
warna daging msih belum putih bersih sehingga kurang disukai oleh
masyarakat. Kelebihan daging tiktok adalah rendah lemak (Hasil
penelitian kadar lemak daging paha tiktok 1,5 % dan paha ayam ras

potong sebesar 6,8 %), rasa cukup enak, tidak amis atau anyir dan
cenderung empuk. Beberapa perbandingan kandungan lemak unggas
adalah sebagai berikut : Ayam Potong (Broiler) bagian dada 1,3 % dan
paha 6,8 %, Ayam Kampung bagian dada 0,8 % dan paha 4,4 %, Itik
bagian dada 0,7 % dan paha 4,4 %, Entog bagian dada 1,4 % dan paha
2,26 %, Tiktok bagian dada 1,0 % dan paha 1,5 %.

BAB II
KOMERSIAL STOCK
Suharno (2012), menyatakan bahwa ada 4 usaha pembibitan yaitu
pembibitan untuk mengahasilkan ayam galur murni (pure line), pembibitan
untuk menghasilkan ayam pembibit buyut (great grandparent stock),
pembibitan untuk menghasilkan ayam pembibit nenek (grandparent
stock), dan pembibitan untuk menghasilkan ayam pembibit induk (parent
stock).
Ayam pembibit atau parent stock adalah ayam penghasil final stock
dan merupakan hasil pemeliharaan dengan metode perkawinan tertentu
pada peternakan generasi grandparent stock (Sudaryani dan Santosa,
1993). Menurut North dan Bell (1990) dalam Eko (2015), tipe ayam
pembibit atau parent stock ada dua macam yaitu tipe ayam pembibit
pedaging dan tipe ayam pembibit petelur. Ciri ayam pembibit pedaging
yaitu bobot badan yang besar, jengger serta pial merah cerah, dan mata
nya bersinar.
Parent stock ayam pedaging merupakan generasi keempat dari
urutan silsilah pembibitan ayam pedaging. Urutan pertama adalah pure
line yang merupakan galur murni ayam jantan dan betina yang memiliki
potensi pertumbuhan yang baik dan dikembangkan secara inbreeding,
urutan kedua adalah great grandparent stock yang merupakan ayam bibit
dasar, urutan ketiga adalah grandparent stock yang merupakan ayam bibit
nenek, urutan keempat adalah parent stock yang merupakan ayam bibit
induk dan urutan terakhir adalah final stock (ayam niaga) yang merupakan
produk akhir pembibitan ayam ras dan tidak boleh disilangkan lagi
(Sudaryani dan Santosa, 1993).
Pada setiap strain bahkan dalam satu strain performance parent
stock yang dihasilkan berbeda-beda tergantung pada kondisi lingkungan
dimana dikembangkan. Perusahaan pembibitan dipastikan memilih strain

yang mudah beradaptasi diberbagai kondisi dan mampu menghasilkan


telur tetas yang kualitasnya sesuai dengan permintaan (Prambudi, 2007).

Anda mungkin juga menyukai