NIRM : 04 2 15 0609
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rizki dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah Asal Usul Unggas dan Komersial Stock. Makalah ini diajukan
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Reproduksi Ternak Unggas
dan Aneka Ternak.
Pada pembuatan makalah ini, penulis menyadari masih jauh dari
kesempurnaan, karena masih banyak kekurangan dalam penyajiannya.
Oleh karena itu, penyusun sangat mengharapkan perbaikan berupa kritik
dan saran yang membangun. Penulis juga mengucapkan banyak terima
kasih kepada dosen dosen pada mata kuliah Reproduksi Ternak
Unggas dan Aneka Ternak dan juga semua pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian tugas ini.
Akhir kata, penyusun berharap semoga makalah ini dapat berguna
bagi penyusun pada khususnya serta dapat memberi pengetahuan dan
wawasan kepada pembaca pada umumnya.
Penulis
BAB I
ASAL USUL UNGGAS
Unggas (Bahasa Inggris : puoltry) adalah jenis hewan ternak
kelompok burung yang dimanfaatkan untuk daging dan/atau telurnya.
Umumnya merupakan bagian dari ordo Galliformes (seperti ayam dan
kalkun), dan Anseriformes (seperti bebek). Unggas secara umum dapat
diartikan sebagai ternak bersayap, yang dalam taksonomi zoologinya
termasuk golongan kelas Aves. Jenis unggas cukup banyak, diantaranya
adalah ayam, itik, kalkun, dan angsa.
Pada makalah ini akan dibahas mengenai asal usul unggas, mulai
dari ayam, itik, angsa, entog dan tiktok.
A. Ayam (Galuls Domesticus)
Kalau dilihat dari asal usul ayam - ayam yang ada sekarang diduga
berasal dari ayam - ayam liar (Wild-fowl) atau ayam hutan dari Gallus
species. Adapun gallus species yang memungkinkan adanya ternak ayam
sekarang ini ada 4, yaitu :
1. Gallus Gallus
a)
b)
Tempat
hidup
disekitar
hutan
india,
Burma,
Siam
2. Gallus Lafayetti
a) Dikenal dengan Ceylonese Jungle Fowl.
3.
Gallus Sonneratti
a)
b)
c)
4. Gallus Varius
a) Dikenal dengan Green Jungle Fowl / Japan Jungle Fowl
b) Tempat hidup disekitar hutan Jawa Timur, Bali, Lombok,Nusa
Tenggara sampai flores.
c) Ciri-ciri : Bulu Utama pada ekor 16 helai, Jengger satu licin, pial satu
terletak antara rahang, Badan relatif kecil dibanding dengan ayam
sekarang, Jantan Bulu pada bagian leher pendek dan bulat,
berwarna hitam dilapisi warna kehijauan pada permukaan atas.
B. Itik (Anas Planthyryncos)
Unggas air yang sefamily dengan itik adalah Genus Cairina dengan
species Cairina muschata (Entog). Penjelasan tentang asal usul itik
terpisah dengan entog karena keduanya tidak sama.
Ternak itik yang banyak dikenal sekarang (itik domestik) merupakan
itik-itik hasil budidaya (jinak) atau Anas domesticus. Itik ini merupakan
keturunan dari Itik-itik liar species Anas plathyryncos yang dikenal dengan
nama Wild Mallard. Itik-itik liar tersebut di Indonesia sering disebut dengan
nama Belibis atau Wliwis.
11
Dibanding dengan itik-itik liar yang lain, maka Mallard lebih mudah
dijinakkan.
Dengan adanya proses domestikasi (penjinakkan) terhadap itik-itik
liar dan adanya perubahan alamiah yang secara bertahap, maka terjadilah
ternak itik sekarang dengan perubahan bentuk badan, hilangnya sifat
mengeram dan perubahan monogamous menjadi Poligamous (Satu
jantan untuk banyak betina).
C. Angsa (Anser Anser)
Dari beberapa catatan diketahui bahwa angsa adalah species
unggas yang pertama dijinakkan dan berasal dari species angsa liar yang
disebut Graylag (Anser Anser) dan angsa liar China (Anser Cygnoides).
Kedua jenis species angsa tersebut sampai sekarang lebih banyak
dijumpai dan sangat luas penyebarannya. Bangsa angsa di Asia dan
telur rendah dan daging belum banyak menarik minat konsumen. Namun
ternak berguna untuk penetasan telur secara alamiah. Anak entog setelah
menetas biasanya ikut induk atau dipiara pada Box dan setelah umur 1
bulan dipiara secara free range.
E. Tiktok (Mule Duck)
Tiktok yang dikenal masyarakat perdesaan terjadi secara spontan,
dimana awal mulanya terjadi proses kawin silang antara itik jantan yang
dipelihara bersama-sama dengan entog betina.
Ada beberapa julukan untuk menyebut tiktok yaitu Branti atau
togri (Jawa
Tengah
dan
Jawa
atau
Timur), Blengong
atau
pandalungan (Jawa
dan
potong sebesar 6,8 %), rasa cukup enak, tidak amis atau anyir dan
cenderung empuk. Beberapa perbandingan kandungan lemak unggas
adalah sebagai berikut : Ayam Potong (Broiler) bagian dada 1,3 % dan
paha 6,8 %, Ayam Kampung bagian dada 0,8 % dan paha 4,4 %, Itik
bagian dada 0,7 % dan paha 4,4 %, Entog bagian dada 1,4 % dan paha
2,26 %, Tiktok bagian dada 1,0 % dan paha 1,5 %.
BAB II
KOMERSIAL STOCK
Suharno (2012), menyatakan bahwa ada 4 usaha pembibitan yaitu
pembibitan untuk mengahasilkan ayam galur murni (pure line), pembibitan
untuk menghasilkan ayam pembibit buyut (great grandparent stock),
pembibitan untuk menghasilkan ayam pembibit nenek (grandparent
stock), dan pembibitan untuk menghasilkan ayam pembibit induk (parent
stock).
Ayam pembibit atau parent stock adalah ayam penghasil final stock
dan merupakan hasil pemeliharaan dengan metode perkawinan tertentu
pada peternakan generasi grandparent stock (Sudaryani dan Santosa,
1993). Menurut North dan Bell (1990) dalam Eko (2015), tipe ayam
pembibit atau parent stock ada dua macam yaitu tipe ayam pembibit
pedaging dan tipe ayam pembibit petelur. Ciri ayam pembibit pedaging
yaitu bobot badan yang besar, jengger serta pial merah cerah, dan mata
nya bersinar.
Parent stock ayam pedaging merupakan generasi keempat dari
urutan silsilah pembibitan ayam pedaging. Urutan pertama adalah pure
line yang merupakan galur murni ayam jantan dan betina yang memiliki
potensi pertumbuhan yang baik dan dikembangkan secara inbreeding,
urutan kedua adalah great grandparent stock yang merupakan ayam bibit
dasar, urutan ketiga adalah grandparent stock yang merupakan ayam bibit
nenek, urutan keempat adalah parent stock yang merupakan ayam bibit
induk dan urutan terakhir adalah final stock (ayam niaga) yang merupakan
produk akhir pembibitan ayam ras dan tidak boleh disilangkan lagi
(Sudaryani dan Santosa, 1993).
Pada setiap strain bahkan dalam satu strain performance parent
stock yang dihasilkan berbeda-beda tergantung pada kondisi lingkungan
dimana dikembangkan. Perusahaan pembibitan dipastikan memilih strain