Anda di halaman 1dari 74

PENGANTAR ILMU PETERNAKAN

Ir. Supranoto, MP

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS WIJAYAKUSUMA
PURWOKERTO
2014
DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN
Pengertian  Ilmu
Ilmu Sebagai Obyek Empiris
Cabang-cabang Ilmu
Kegunaan Ternak
Karakteristik Peternakan
Umpan Balik

BAB II. TERNAK  UNGGAS


Ternak Ayam
Ternak Itik
Ternak Angsa
Ternak Entog
Ternak Tiktok
Umpan Balik

BAB III. TERNAK  POTONG  BESAR


Pendahuluan
Sapi
Kerbau
Kuda
Umpan Balik

BAB IV. TERNAK  POTONG  KECIL


Kambing
Domba
Umpan Balik

BAB V. TERNAK  PERAH


Pendahuluan
Sapi Perah
Kerbau Perah
Kambing Perah
Umpan Balik

BAB VI. ANEKA  TERNAK


Pendahuluan
Burung Puyuh
Lebah
Kelinci
Umpan Balik

BAB I. PENDAHULUAN

Pengertian Ilmu

Ilmu adalah pengetahuan yang tersusun secara obyektif, sistematis, metodis dan
berlaku umum serta memiliki ciri-ciri tertentu atau pengetahuan yang bersifat
ilmiah. Ciri Keilmuan mempunyai sifat ontologis yaitu memiliki landasan yang
didasarkan pada :

1. Jawaban dari beberapa pertanyaan : Apakah, Bagamaina, Bagaimanakah


hubungan yang terprogram dalam metode ilmiah.
2. Obyek dapat diuji dengan Panca Indra (Empiris).
3. Melalui penerapan logika yaitu berpikir teratur melalui lintasan deduktif dan
induktif.

Mengenai kriteria kebenaran dalam ilmu terdapat beberapa Teori yaitu :

1. Teori koheren, yaitu suatu pernyataan atau kesimpulan tersebut koheren


atau konsisten dengan pernyataan atau kesimpulan terdahulu yang dianggap
benar.
2. Teori Korespondensi, yaitu suatu pernyataan dianggap benar apabila
materi pernyataan/pengetahuan yang dikandung berkorespondensi
(berhubungan) dengan obyek yang dituju oleh pernyataan tersebut.

              Berdasarkan axiologi ilmu (nilai ilmu),maka selalu berhubungan dengan


penggunaan ilmu, kaitan antara penggunaan ilmu dengan kaidah moral, kaitan
antara penentuan obyek yang ditelaah dengan pilihan-pilihan moral dan
berhubungan dengan teknik prosedural (metode ilmiah) dengan nilai-nilai moral.
Pada tahap permulaan suatu ilmu itu bersifat merdeka dan bebas dari nilai, namun
dalam penerapan kegiatan praktis pada umumnya ilmu akan memihak serta
mensinergikan dengan nilai-nilai moral. Jadi Ilmu harus berfungsi untuk
memberikan penjelasan atas dugaan permasalahan yang dihadapi manusia
sehingga bisa sebagai dasar dalam pengambilan keputusan berdasarkan
penafsiran ilmiah.

Ilmu Sebagai Obyek Empiris

Di dalam metode keilmuan selalu menerapkan dasar logika, hipotesis dan


verifikasi suatu permasalahan/obyek yang akan diamati. Dengan demikian obyek
ilmu harus bersifat EMPIRIS (terjangkau oleh fitrah manusia dan menggunakan
panca indera). Asumsi-asumsi ilmu terhadap obyek empiris meliputi :

1. Obyek satu dengan yang lainnya mempunyai keserupaan (bentuk, struktur,


sifat) sehingga ilmu tidak mempelajari obyek per individu karena tidak praktis
dan kurang berguna.
2. Benda sebagai obyek dalam jangka waktu tertentu tidak mengalami
perubahan karena ilmu mempelajari tingkah laku obyek dalam keadaan
tertentu.
3. Tiap benda atau obyek yang diamati bukan suatu kebetulan tetapi memiliki
pola  tetap.

Namun dalam menyusun ilmu sebagai obyek empiris menimbulkan keterbatasan,


yaitu :

1. Kumpulan pengetahuan yang dikumpulkan cenderung merupakan


kumpulan fakta yang mungkin satu sama lain tidak cocok.
2. Terdapat perbedaan alam mengartikan hakekat pengalaman dalam
menangkap gejala fisik yang ada dengan panca indera. Apakah pengalaman
bisa merupakan stimulus panca indera, persepsi atau sensasi.

Cabang-cabang Utama Ilmu

Cabang-cabang suatu keilmuan yang berkembang dewasa ini pada dasarnya


berkembang dari 2 cabang utama, yang secara lengkap tersaji dalam bagan di
bawah ini :
Ilmu Alam (PhisicalScience) mempelajari Zat-zat (benda mati) yang membentuk
alam semesta
Terbagi : Fisika (Massa dan Energi), Kimia (Subtansi Zat), Ilmu Pengetahuan
Bumi dan Antariksa (IPBA) mempelajari Benda Langit (Astronomi) dan Bumi
(Geologi)
Ilmu Hayat (Biological Science) mempelajari Makhluk Hidup di alam semesta.
Terbagi  : Biologi (struktur dan Sifat Makhluk hidup), Zoologi (Struktur dan Sifat
Hewan) dan Plantologi (struktur dan Sifat Tumbuhan)
Ethology = Ilmu tingkah laku hewan, Etiology = Ilmu tentang sebab musabab
suatu penyakit.
Ilmu Sosial mempelajari Interaksi antara manusia dengan manusia lainnya.
Terbagi : Anthropologi mempelajari manusia dalam perspektif waktu dan tempat.
Phisikologi mempelajari proses mental dan kelakuan manusia.
Ekonomi mempelajari manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya
Sosiologi mempelajari struktur organ sosial manusia.
Politik mempelajari sistem dan proses dalam kehidupan manusia berpemerintahan
dan bernegara (koloni)
Dalam perkembangan jaman, maka tiap cabang ilmu mempunyai cabang yang
lebih kecil (ranting) dan bersifat spesifik, sehingga dapat dikatakan kelompok-
kelompok cabang ilmu diatas merupakan ilmu murni. Pengembangan cabang
pada umumnya merupakan ilmu-ilmu terapan. Contoh Ilmu Murni Biologi
berkembang dalam terapan Ilmu Ternak, Genetika dll. Ilmu Murni Ekonomi
berkembang dalam terapan Ilmu Manajemen, Akuntansi, Pajak dll.

Pada Undang-Undang Pokok kehewanan, Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1967,


tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Peternakan dan Kesehatan Hewan, pada
Bab I Pasal 1, dikemukakan beberapa Istilah diantaranya :

1. Ternak adalah Hewan piara yang kehidupannya yakni mengenai tempat,


perkembang biakan serta manfaatnya diatur dan diawasi oleh manusia dan
dipelihara khusus sebagai penghasil bahan-bahan dan jasa-jasa yang berguna
bagi kepentingan hidup manusia.
2. Peternak adalah orang atau badan hukum dan atau buruh peternakan yang
mata pencaharian nya sebagian atau seluruhnya bersumber kepada
peternakan.
3. Peternakan adalah pengusahaan/pembudidayaan/pemeliharaan ternak
dengan segala fasilitas penunjang bagi kehidupan ternak.
4. Peternakan murni adalah cara peternakan dimana perkembangbiakan
ternak-ternaknya dilakukan dengan jalan pemacekan antara ternak/hewan
yang termasuk dalam satu rumpun.
5. Perusahaan peternakan adalah usaha peternakan yang dilakukan pada
tempat tertentu serta perkembang biakannya dan manfaatnya diatur dan
diawasi oleh peternak-peternak.
6. Kelas Ternak adalah sekumpulan atau sekelompok bangsa-bangsa ternak
yang dibentuk dan dikembangkan mula-mula disuatu daerah tertentu.
7. Bangsa Ternak (Breed) adalah Suatu kelompok dari ternak yang memiliki
persamaan dalam bentuk morphologis, sifat-sifat fisiologis ddan bentuk
anatomis yang karakteristik untuk tiap-tiap bangsa dan sifat-sifat persamaan
ini dapat diturunkan pada generasi selanjutnya.

 Arti dari istilah tersebut dikemukakan terlebih dahulu untuk menghindarkan salah
pengertian sekaligus untuk membedakan pengertian “TERNAK” dengan “HEWAN”
yang sering salah dalam penggunaan sehari-hari. Tidak semua hewan tergolong
ternak dan dengan sendirinya tidak semua hewan dapat diusahakan sebagai
ternak. Hewan adalah semua binatang yang hidup di darat baik yang dipelihara
maupun yang hidup secara liar. Jadi bisa dikatakan bahwa hewan adalah ternak
dalam arti luas.

Ada Istilah Animal Husbandry dan Animal Breeding. Dalam Bahasa Indonesia
keduanya memiliki arti yang sama yaitu “ BETERNAK”, namun sebenarnya ada
perbedaan makna diantara keduanya :

1. Animal Husbandry adalah Beternak dalam arti luas meliputi komponen


memelihara, merawat, mengatur kehidupan, mengatur perkawinan, mengatur
kelahiran, penjagaan kesehatan serta mengambil manfaatnya.
2. Animal Breeding adalah Beternak dalam arti sempit yang hanya
menitikberatkan pada usaha mengatur perkembangbiakan seperti mengatur
perkawinan, pemilihan bibit, menjaga kemandulan dan kebuntingan serta
kelahiran.
3. Cross Breeding adalah Perkawinan antara hewan/ternak yang berbeda
bangsanya (Breed) dimana masing-masing adalah bangsa murni.
4. Grading Up adalah suatu sistem breeding dimana pejantan murni (biasanya
didatangkan dari tempat lain) dikawinkan dengan betina lokal. Sesudah itu
keturunannya yang betina dikawinkan pula dengan pejantan murni itu. Hasil-
hasil anakan yang jantan terus disingkirkan sampai pada titik tingkat genetik
tertentu, sehingga hasil akhir akan diperoleh betina dan pejantan Unggul.
Nama yang umum dimasyarakat kalau masih dalam taraf grading up adalah
Peranakan.
5. Close Breeding / Inbreeding adalah Sistem perkawinan antar individu yang
masih erat hubungan kekeluargaannya.
6. Line Breeding adalah In Breeding yang diarahkan pada suatu sifat Individu
yang disukai.
7. Line-crossing adalah persilangan antara lines baik dalam bangsa yang
sama ataupun antar bangsa yang berbeda.

Kegunaan Ternak

Ternak-ternak yang ada sekarang bermula dari hewan-hewan yang liar. Karena
adanya kepentingan manusia terhadap hewan-hewan liar tersebut, maka manusia
melakukan penjinakan (domestikasi) agar menjadi hewan piara (ternak) yang
berguna dan bermanfaat bagi manusia. Adapun manfaat atau kegunaan dari
usaha ternak yaitu :

Sebagai Sumber Gizi.

Produksi ternak seperti telur, daging dan susu merupakan bahan makanan yang
bergizi tinggi karena banyak mengandung protein, mudah dicerna dan lezat.
Bahkan air susu merupakan komponen penyempurna dari pemenuhan 4 sehat 5
sempurna.

Sebagai Sumber Tenaga

Keberadaan ternak besar dan kecil dimanfaatkan untuk sumber tenaga menarik
alat-alat pertanian dan alat transportasi. Keberadaan sumber tenaga ternak
sebagai pembajak sawah masih dipertahankan karena topografi tanah pertanian
yang berbukit-bukit sehingga sangat sulit penerapan mekanisasi pertanian
modern.

Sebagai Sumber Pupuk

Hasil samping kotoran ternak dapat dimanfaatkan sebagai pupuk kandang bagi
tanaman

Sebagai Sumber Penghasilan.

Dengan memelihara ternak maka dapat merupakan sumber untuk memperoleh


uang.

Sebagai Sumber Bahan Industri.

Hasil utama dan samping dari ternak dapat digunakan untuk bahan baku industri.
Telur, daging dan susu dapat digunakan dalam berbagai industri makanan. Kulit,
Bulu, tulang dan  lainnya dapat digunakan untuk industri kerajinan.
Sebagai Sumber Lapangan Kerja.

Dengan semakin berkembangnya usaha peternakan maka akan membutuhkan


tenaga kerja yang lebih banyak. Industri peternakan adalah industri biologis
sehingga campur tangan manusia mutlak diperlukan.

Sebagai Sumber Penelitian Ilmu.

Bagi perkembangan ilmu pengetahuan, maka ternak merupakan sarana penelitian


yang efektif bagi pemenuhan kebutuhan manusia.

Sebagai Sumber Pariwisata

Dari segi sosial, maka ternak merupakan daya tarik wisata tersendiri, khususnya
terkait dengan hobi atau kesenangan (Funcy).

Sebagai Sumber Status Sosial.

Kepemilikan Ternak dapat meningkatkan status sosial bagi seseorang atau


sekelompok orang khususnya kepemilikan ternak-ternak pilihan.

Sebagai Sumber Sosial Budaya.

Di Indonesia masih sangat banyak dibutuhkan ternak-ternak sebagai kelengkapan


dalam sesaji, kepercayaan yang berkaitan dengan tatacara atau adat daerah.

Karakteristik Peternakan

1. Karakteristik Ternak adalah Usaha / Industri yang dikendalikan oleh


manusia dimana mencakup 4 komponen yaitu : Manusia sebagai subyek,
Ternak sebagai obyek, lahan/tanah sebagai basis ekologi dan teknologi
sebagai alat untuk mencapai tujuan.
2. Karakteristik Usaha dinamis, dimana usaha peternakan harus dikaji dengan
analisis dinamis dengan referensi waktu dan penuh dengan ketidakpastian.
3. Karakteristik Produk peternakan adalah karakteristik hasil utama maupun
sampingan usaha peternakan. Yaitu Fragile (mudah pecah secara fisik),
Perishable (mudah rusak secara kimiawi dan biologi), Quality variation
( Tingkat Variasi yang tinggi dalam kualitas produk) serta Bulky ( Nilai
ekonomis hasil samping berlawanan dengan hasil utama).
4. Karakteristik Produksi Peternakan adalah faktor-faktor produksi usaha
peternakan yang jumlahnya relatif banyak serta dominansi pengaruh
lingkungan yang besar.
5. Karakateristik sistim Usaha Peternakan terdiri dari Sistem Intensif (Modal
dan teknologi tinggi/banyak dengan tenaga kerja rendah/sedikit) serta sistem
Ektensif (Modal dan teknologi rendah/sedikit dengan tenaga kerja
tinggi/banyak). Jadi yang Intensif respon supply rendah sedangkan ektensif
respon suplly tinggi.
6. Karakteristik tipe ternak berdasarkan penggunaan pakan yaitu Ternak Non
Ruminansia (Berperut tunggal) dan Ternak Ruminansia (Berperut ganda).

Karakteristik Peternakan di Indonesia terdiri dari :


Peternakan Tradisional dengan ciri-ciri Jumlah ternak sedikit, Input teknologi
rendah, Tenaga kerja Keluarga dan profit rendah (sebagai tabungan).
Peternakan Backyard dengan ciri-ciri Jumlah ternak sedikit, Input teknologi mulai
tinggi, Tenaga kerja Keluarga dan profit sedang. Diwakili peternak ayam ras dan
sapi perah
Peternakan Modern dengan ciri-ciri Jumlah ternak banyak, Input teknologi tinggi,
Tenaga kerja spesifik bidang peternakan dan profit tinggi.

Dengan demikian ternak-ternak yang dibudidayakan oleh manusia dapat


dikelompokkan menjadi 4 kelompok yaitu :

Ternak Unggas (Class Aves biasanya Meat type dan Egg type) antara lain Ayam
(Gallus  domesticus), Itik (Anas planthyrynchos), Entog (Cairina moschata), Angsa
(Anser anser) dan Kalkun (Melegris galopavo) dan Tiktok.

Gambar Ternak Unggas

Ternak Potong (Class Mamalia biasanya Meat type) antara lain Ternak Potong
Besar : Sapi (Bos species), Kerbau (Buballus bubalis), Kuda (Equs caballus),
Keledai (Equs asinus), Zebra (Equs hipotigris) dan Unta (Camell dromedarius).
Ternak Potong Kecil : Kambing (Capra species), Domba (Ovis species), Babi (sus
species).

Gambar Ternak Potong


Ternak Perah (Class Mamalia biasanya Milk type) antara lain Sapi Perah, Kerbau
Perah, Kuda Perah, Kambing Perah dan Unta Perah.

Gambar Ternak Perah

Aneka Ternak adalah ternak-ternak yang tidak dalam satu class antara lain :
Kelinci (Lepus cuniculus), Lebah (Apis species), Puyuh (Coturnix coturnix),
Bekicot, Walet, Kodok dll.

Gambar Aneka Ternak

Berdasarkan Uraian diatas maka Pengantar Ilmu Peternakan (PIP) adalah suatu
ilmu yang mengantarkan dalam proses mempelajari pengusahaan ternak
khususnya sebagai penghasil bahan-bahan dan jasa-jasa yang berguna bagi
kepentingan manusia.
TERNAK UNGGAS
TERNAK AYAM (Gallus domesticus)

Dalam sistematika binatang (sistematika zoology) ternak ayam dapat disusun sbb.

Kingdom    : Animal  (Binatang)


Phylum      : Chordata (Binatang bertulang belakang)
Class         : Aves (Burung).
Order         : Galliformes (Burung dengan bulu pengait)
Family       : Phasianidae (Burung berparuh dan berjalan ditanah)
Genus       : Gallus (Ayam Hutan).
Species     : Gallus domesticus (Ayam hutan yang dijinakkan).

Kalau ditilik dari asal usul ayam-ayam yang ada sekarang diduga berasal dari
ayam-ayam liar (Wild-fowl) atau ayam hutan dari Gallus species. Adapun  gallus
species yang memungkinkan adanya ternak ayam sekarang ini ada 4, yaitu :

Gallus gallus

Dikenal dengan Gallus bankiva, gallus ferrugenius, Red Jungle Fowl.


Tempat hidup disekitar hutan india, Burma, Siam (Muangthai), Chocin China (Indo
China), Filipina, Malaysia dan Sumatra Barat. Ciri-ciri : Bulu Utama pada ekor 14
helai, Jengger satu, pial dua, Badan relatif kecil dibanding dengan ayam sekarang,
Jantan Bulu pada bagian leher, sayap dan punggung berwarna merah, sedangkan
bagian dada dan badan bawah berwarna hitam. Pada Betina bulu berwarna coklat
bergaris hitam, Telur kecil berkulit merah kekuningan.

Gallus lafayetti

Dikenal dengan Ceylonese Jungle Fowl. Tempat hidup disekitar Pulau Ceylon
(Srilangka). Ciri-ciri : Mirip Gallus gallus, hanya Bulu Jantan Bulu pada bagian
leher, sayap dan punggung berwarna merah, sedangkan bagian dada dan badan
bawah berwarna Oranye. Pada bagian tengah jengger warna kuning dikelilingi
merah, Kulit telur berbintik-bintik.

Gallus sonneratti

Dikenal dengan Grey Jungle Fowl.Tempat hidup disekitar hutan india bagian barat
daya dari Bombay sampai Madras.Ciri-ciri : Mirip Gallus gallus, hanya pada bulu
ada aspek warna abu-abu. Kulit telur kadang-kadang berbintik-bintik.

Gallus varius
Dikenal dengan Green Jungle Fowl / Japan Jungle Fowl Tempat hidup disekitar
hutan Jawa Timur, Bali, Lombok, Nusa Tenggara sampai flores. Ciri-ciri : Bulu
Utama pada ekor 16 helai, Jengger satu licin, pial satu terletak antara rahang,
Badan relatif kecil dibanding dengan ayam sekarang, Jantan Bulu pada bagian
leher pendek dan bulat, berwarna hitam dilapisi warna kehijauan pada permukaan
atas.

Menurut Teori asal usul terbentuknya bangsa-bangsa ayam sekarang dikenal 2


teori yaitu :

Teori Monopyletic

Dikemukakan oleh Charles Darwin (1868), dimana dikemukakan bahwa yang


menurunkan bangsa-bangsa ayam sekarang adalah jenis (species) gallus gallus.
Alasan :

1. Gallus gallus mudah dikawinkan secara bebas dengan bangsa ayam yang
ada sekarang, sedangkan ketiga jenis yang lain sulit dilakukan.
2. Filia Pertama (F-1) antara Gallus gallus dengan bangsa ayam yang ada
sekarang biasanya bersifat subur, sedangkan ketiga jenis yang lain bersifat
mandul.
3. Pada ayam-ayam seperti Brown Leghorn dan Black Breasted, Red Games
dalam beberapa hal terutama warna bulu mirip dengan gallus gallus.
4. Dari beberapa percobaan perkawinan pada ayam-ayam jinak sewaktu-
waktu terdapat keturunan seperti Gallus gallus (Reversion)

Teori Polypyletic

Teori ini mengemukakan adanya 2 kemingkinan mengenai terbentuknya bangsa-


bangsa ayam sekarang.Pertama : Kemungkinan dibentuk oleh lebih dari satu jenis
yang ada.Kedua    : Kemungkinan dibentuk oleh jenis yang ada sekarang dengan
jenis lain.Alasan : – Bangsa – bangsa yang terbentuk di kelas Mediteranean
mungkin diturunkan oleh sekurang-kurangnya 2 jenis dari 4 jenis yang ada,
sedang bangsa yang ada di kelas Asia kemungkinan diturunkan dari nenek
moyang jenis ayam yang telah punah.

Bangsa dan Kelas Ayam

Bangsa ayam adalah suatu kelompok ayam yang memiliki persamaan dalam
bentuk morphologis, sifat physiologis dan bentuk anatomis yang karakteristik
untuk tiap-tiap bangsa dan sifat-sifat persamaan ini dapat diturunkan pada
generasi berikutnya. Kelas ayam adalah sekumpulan atau sekelompok bangsa
ayam yang dibentuk dan dikembangkan mula-mula didaerah tertentu yang
karakteristik tiap-tiap bangsa dan sifat-sifatnya dapat diturunkan pada generasi
berikutnya. Sifat-sifat khas yang terdapat dalam bangsa ayam dan kelas ayam
telah disahkan oleh The Standart American of Perfection. Ada 4 kelas yang
memiliki arti ekonomi yaitu :
1.    Kelas Amerika (American Class)

Bangsa bangsa ayam kelas Amerika biasanya berbadan besar dengan sifat-sifat
umum seperti : warna kulit kuning, Cakar (Shank) tidak berbulu, daun telinga
berwarna merah, Umumnya warna kulit telur coklat (kecuali Lamonas berwarna
putih kulit telurnya)

Contoh Bangsa-bangsa Kelas Amerika :

Plymouth Rock
Badan agak besar panjang dan tipe dwiguna, Jengger tunggal bergerigi dan pial 2
helai, warna jengger, pial dan muka merah, Paruh putih kehitaman dan kaki
keputihan, kulit telur putih kotor, telur umumnya kecil serta sulit menetas.
Terdapat beberapa varietas : – Barret Plymouth Rock, White Plymouth Rock,
Colombian Plymouth Rock, Blue Plymouth Rock, Silver penciled Plymouth Rock
dan Partridge Plymouth Rock,

Rhode Island
Tubuh hampir samadengan Plymouth Rock, terdapat beberapa varietas antara
lain Rhode Island Red dan Rhode Island White.

Wyandottes
Tubuh bulat dan cepat tumbuh bulu, punggung pendek dan melekuk agak dalam,
terdapat beberapa vaietas seperti : White Wyandottes, Buff Wyandottes, Black
Wyandottes, Colombian Wyandottes, Partridge Wyandottes, Silver Penciled
Wyandottes, Silver Laced Wyandottes (sangat menarik)

New Hampshire
Jengger tunggal seperti Rhode Island, pada jantan warna brillian deep chest nut,
pada betina warna medium chest nut.
Lamonas, Yersey White Giants, Yavas, Chantecler dan lain-lain

2.    Kelas Mediteranean (Mediteranean Class)

Bangsa dari Kelas Mediteranean umumnya memiliki  badan yang relatif kecil,
umumnya kulit berwarna putih (kecuali leghorn dan anconas berkulit kuning), daun
telinga warna putih/perak, cakar tidak berbulu, jengger dan pial relatif besar
(jantan/betina), temperamen nervous, jarang mengeram serta umumnya petelur
yang baik.

Contoh Bangsa-bangsa dari Kelas Mediteranean :

Leghorn
Paruh, kulit, cakar dan jari berwarna kuning, terdapat varietas jengger tunggal
(single comb) dan jengger Rose (Rose Comb), terdapat varietas warna : Buff,
Black, Red, White, Silvers, colombian, Black Tailed Red, White Dark Brown, Light.

Anconas
Menyerupai Leghorn dan mempunyai bulu hitam dan beberapa bulu bercak-
bercak putih.
Minorca
Berbulu panjang, berjengger lebar dan pial lebar, Merupakan terbesar dikelas
Mediteranean, terdapat varietas : Black, White, Jengger tunggal dan Rose.

Blue Andalusian
Seperti Plymouth Rock, tidak baik untuk petelur, Warna bulu Hitam:biru:putih
dengan perbandingan 1:2:1.
White faces black spanish
Buttercup dan lain-lain.

3.    Kelas Inggris (English class)

Mempunyai sifat-sifat umum : warna kulit umumnya putih (kecuali Cornish


berwarna kuning), daun telinga merah, cakar tidak berbulu, kulit telur coklat
(kecuali Dorking & Redcap berwarna putih).

Contoh Bangsa-bangsa dari kelas Inggris :

Orpington
Tubuh besar panjang dalam dan bulat, bulu penuh pada dada dan punggung,
terdapat varietas : Buff, Blue, Black, White.
Dorking
Tubuh panjang dalam lebar dan agak rendah, terdapat varietas : White, colored,
silver-grey.
Australops
Berasal dari Black Orpington, bulu hitam, paruh dan shank kehitaman-kuning,
muka jengger pial merah cerah.
Sussex
Tubuh panjang lebar dalam dan bahu lebar dari depan kebagian belakang.
Terdapat varietas : light, red, spekled.
Redcap
Besar badan sedang dan jengger rose.
Cornish
Tipe pedaging dengan bulu kompak, breas (daerah dada) sangat dalam dan lebar,
terdapat varietas : dark, white, white laced red.

4.    Kelas Asia (Asiatic class)

Bangsa-bangsa dari kelas asia memiliki tubuh yang besar dengan ditutupi bulu
yang tebal sampai kekaki (shank).

1. Brahma. Terdapat beberapa varietas : Buff dan Light.


2. Cochin. Terdapat varietas : Buff, Black, White dan Partidge.
3. Langshan. Terdapat varietas : Black dan White.

Strain.
Strain adalah merek dagang atau hasil seleksi dalam breeding untuk tujuan
tertentu. Tujuannya pada umumnya cenderung untuk komersial atau nilai ekonomi
tinggi (high producers).
Pada peredaran sekarang telah jarang ditemui bangsa-bangsa ayam seperti
leghorn, australops, rhode island red dan sebagainya. Yang umum dipelihara atau
diternakkan adalah strain-strain ayam yang merupakan bibit unggul hasil breeding
farm baik pada ayam ras maupun ayam negeri dalam bentuk Final Stock (FS).
Contoh beberapa Strain Ayam yang pernah beredar di Indonesia :

1. Kimber chick asal Kimber farm di Fremont California USA. Jenis Kimber
Chick K 137 Petelur putih (FS), Kimber K 163 (Putih kotor Final Stock),
Kimbrown (Coklat merah FS Betina, Putih kotor FS Jantan), Kimcross K 44
ayam pedaging (broiler) putih.
2. Babcock Asal USA. Babcock B 300 dan B 300 F petelur putih (FS).
Babcock B 380, coklat merah (FS betina), putih kotor (FS Jantan).
3. Hy-line. Hy-line W 36 petelur putih (FS), Hy-line 717, coklat merah (FS),
Hy-line brown, coklat (FS Betina), putih coklat (FS Jantan).
4. Super Harco Hitam merah (FS betina) Lurik (FS Jantan).
5. Jagerveld chick asal negeri Belanda. Jagersveld white leghorn (putih),
Rosella coklat merah (FS Betina), putih coklat (FS Jantan), Jagersveld Broiler
putih kotor.
6. Dekalb. Asal massasuhhet USA. Dekalb warren sex link, coklat merah (FS
Betina), putih coklat (FS Jantan).Dekalb amber link putih coklat (FS Betina),
Dekalb XL Link putih (FS).
7. Indian River ayam pedaging (broiler) putih.
8. Cobb. Asal Massasushet USA. Cobb 100 pedaging putih kotor.
9. Hubbard. Hubbard Leghorn putih (FS), Hubbard golden comet, coklat
merah (FS Betina), Hubbard broiler putih kotor.
10. Lohman, Multibreeder, Bromo, CP (charoend phokphand).,Platinum. dan
masih banyak lagi yang belum tertulis.

Klasifikasi Ayam
Pada ayam dikenal adanya 2 cara dalam klasifikasi yaitu :

Klasifikasi Standart

Klasifikasi yang didasarkan pada tempat / kedudukan ayam. Istilah yang lazim
dipakai adalah pembagian berdasarkan Kelas, Bangsa, Varietas dan Strain.

Klasifikasi Ekonomi.

Klasifikasi yang didasarkan penggunaan atau tujuan pemeliharaan ayam dan


menurut sifat produksi utamanya. Istilah yang lazim dipakai adalah Tipe Ayam.
Pada saat ini tipe ayam dapat digolongkan menjadi 4 macam yaitu :
Tipe Petelur (Egg type)

Tipe ini sangat efisien merubah pakan menjadi telur. Misal Leghorn, Hy-Line,
Minorca, Babcock W 300, Platinum dll)

Tipe Pedaging (Meat type)

Tipe ini sangat efisien merubah pakan menjadi daging. Misal Brahma, cochin,
Indian River, CP, MF, Hubbard dll)
Tipe Dwiguna / Dual Purpose
Tipe ini sangat efisien merubah pakan menjadi daging dan telur. Misal Plymouth
rock, Rhode Island, Australops, Lohman dll.
Tipe  Kesenangan (Fancy type)
Ayam-ayam untuk kesenangan/perhiasan karena dipelihara bukan untuk
penghasil telur atau daging. Misal. Bantam, Yokohama, Kapas, Kate, Cemani,
Bekisar dll.

Kandang Ayam
Kandang adalah Bangunan yang dibuat untuk tempat ternak ayam berlindung dari
pengaruh luar dan tempat tinggal dalam memberikan produksi, tumbuh dan
berkembang biak dan aktivitas lainnya. Kandang bagi ayam Ras / Negeri/ Unggul
memiliki arti yang sangat penting dalam rangka mencapai tujuan pemeliharaan
yang optimal.
Sistem Kandang.
Ditinjau dari bangunan kandang dan cara pemeliharaan, maka dikenal 4 sistem
kandang yaitu :
Sistem Alas (Litter system)
Suatu kandang yang lantai menempel pada tanah, dimana alas kandang diberi
Litter seperti sekam padi, Jerami padi yang dicacah, Serbuk gergaji, Tongkol
jagung yang dicacah, postal dll. Kandang ini biasanya untuk pemeliharaan
Intensif.
Sistem Sangkar / Kurungan (Cage system)
Suatu kandang yang lantai tidak menempel pada tanah tetapi berbentuk sangkar
atau kurungan. Modifikasi dari jenis ini adalah Kandang Battery. Kandang ini
digunakan untuk pemeliharaan intensif bahkan kandang sering dibuat bertingkat.
Sistem Umbaran (Raenge system)
Suatu kandang yang memiliki tempat halaman / umbaran. Pemeliharaan sistem ini
biasanya semi intensif, dimana kadang-kadang dikandangkan dan kadang-kadang
diumbar.
Sistem Kombinasi (Combination System)
Suatu kandang hasil penggabungan dari sistem kandang yang ada. Bisa dari 2
atau 3 sistem, bahkan bisa memformulasikan ke dalam bentuk modifikasi. Prinsip
dasar penggunaan sistem kombinasi adalah untuk mengurangi kelemahan-
kelemahan dari sistem yang lain.

Membangun Kandang

Untuk membangun sebuah kandang harus memperhatikan hal-hal sebagai


berikut:

1. Mengetahui syaratnya yaitu Lokasi, Sistem serta Bentuk dan


Konstruksinya.
2. Mengetahui bentuk dan konstruksi bagian bawah, tengah dan atas.
3. Bagian Bawah bisa litter, batery, panggung. Bagian tengah : Ventilasi,
cahaya, angin. Sedangkan bagian atas adalah atap.
4. Tipe Atap ada beberapa macam yaitu Monitor, semi monitor, gable, shade,
zig-zaq dll.
5. Kelembaban 50 – 60 %  suhu ideal dalam kandang 21-26 oC serta cahaya
14 – 17 jam/hari.
6. Tidak perlu secara mutlak memperhatikan arah kandang dengan arah
datangnya sinar matahari, akan tetapi jangan menentang datangnya angin.
Ventilasi dibuat sebanyak mungkin.
7. Kepadatan kandang disesuaikan dengan umur ternak ayam dimana secara
prinsip ayam bisa bergerak bebas tetapi tidak terlalu leluasa untuk berlari.
Kepadatan kandang disesuaikan dengan karakteristik dan tipe ayam. Patokan
awal 40 ekor/m2 dan akhir 5 – 7 ekorm2 baik untuk pedaging maupun petelur.
8.  Perlengkapan kandang harus terpenuhi untuk kegiatan manejemen
pemeliharaan ayam seperti Brooder, Drinking through, Feeding through,
dropping pit (kotoran), alat tangkap, alat suntuk dll.

Makanan
Ternak ayam tergolong Non Ruminansia, dimana lambungnya adalah lambung
tunggal dengan alat pencernaan pendek/sederhana sehingga makanan harus
sedikit serat kasar. Fungsi makanan adalah : Maintenance (Hidup Pokok),
Produksi dan Reproduksi.
Bentuk Ransum
Ransum adalah sejumlah makanan yang siap diberikan kepada ayam untuk
kebutuhan 24 jam. Ransum tersusun dari Bahan-bahan pakan. Ransum bisa
berbentuk halus, kasar dan modifikasi dari 2 bentuk menjadi bentuk pellet dan
crumble.

Jenis Makanan.
Jenis makanan pada dasarnya merupakan bahan-bahan penyusun ransum dan
ransum jadi. Jenisnya antara lain Konsentrat (30 – 40 % Protein), Makanan fase
Starter (20-22% Protein), Grower (18-20% Protein) , Layer/Finisher (16-18 %
Protein).

Syarat Menyusun Ransum

1. Memenuhi semua zat makanan yang dibutuhkan.


2. Mengandung protein sesuai dengan umur.
3. Kandungan lemak < 8 %, SK < 6 %, Metabolesme energi 2800 Kg Cal/Kg
pakan).
4. Mengandung mineral dan vitamin yang cukup.

Kesimpulan 
Ada Segitiga sama sisi dengan komponen Bibit (Breeding), Pakan (Feeding) dan
Manajemen yang memiliki kontribusi dalam usaha peternakan ayam. Manajemen
terbagi menjadi Manajemen Rutinitas, Manajemen Non Rutin (Manajemen
kandang dan penyakit) serta manajemen pasca panen.

Beberapa Istilah yang terkait dengan ternak ayam :

1. DOC (Day Old Chick), anak ayam umur 1 hari.


2. Chick = Anak ayam umur 7- 30 hari.
3. Pullet = Ayam Petelur Umur 1 – 5/6 Bulan.
4. Yearling = Ayam petelur umur kurang dari 1 tahun.
5. Laying Hen = Ayam Petelur umur lebih dari 1 tahun.
6. Cockerel = Ayam pejantan dewasa kelamin sampai umur 1 tahun.
7. Cock = Ayam Pejantan umur lebih dari 1 tahun.
8. Henny = Ayam jantan yang bulunya menyerupai ayam betina.
9. Hen specs = Kacamata untuk ayam.
10. Hatchery = Usaha khusus untuk penetasan.
11. Hatcher = Mesin Tetas.
12. Rearing = Kegiatan Pembesaran ayam jantan atau betina.
13. Broiler = Ayam yang dibudidayakan untuk produksi daging umur sampai 8
minggu.
14. Roaster = Ayam pedaging yang dipelihara lebih dari 2 bulan.
15. Capon = Ayam jantan yang testesnya diambil.
16. Barred = Warna bulu blirik.
17. Brailling = Suatu teknik untuk mencegah ayam tidak terbang.
18. Brooding = Memberi pemanasan atau mengerami.
19. Broody/broodines = sifat mengerami telur.
20. Cage = sangkar/kandang baterei, sedangkan cake = Bungkil.
21. Cage layer fatigue = kelumpuhan akibat kurang gerakdalam
sangkar/kandang baterei.
22. Debeaking = Kegiatan potong paruh untuk mengurangi kanibalisme.
23. Dewattling  = Pemotongan pial (wattle) pada unggas muda.
24. Dubbing = Pemotongan jengger (comb) agar tidak mengganggu waktu
makan.
25. Giblet = Viscera unggas yang masih dapat dimakan (hati, Jantung dan
Gizzard).
TERNAK ITIK (Anas plathyryncos)

Itik (Anas plathyryncos) yang juga dikenal dengan nama Duck atau Bebek adalah
tergolong Unggas Air dengan sistimatika Zoology sebagai berikut :

Kingdom       :  Animal
Phylum         :  Chordata
Class            :  Aves
Order            :  Anseriformes
Family          :  Anatidae
Genus          :  Anas
Species        :  Anas plathyryncos

Unggas air yang sefamily dengan itik adalah Genus Cairina dengan species
Cairina muschata (Entog). Penjelasan tentang asal usul itik terpisah dengan entog
karena keduanya tidak sama. Ternak itik yang banyak dikenal sekarang (itik
domestik) merupakan itik-itik hasil budidaya (jinak) atau Anas domesticus. Itik ini
merupakan keturunan dari Itik-itik liar species Anas plathyryncos yang dikenal
dengan nama Wild Mallard. Itik-itik liar tersebut di Indonesia sering disebut dengan
nama Belibis atau Wliwis.

Pada keadaan liar itik-itik tersebut mengalami penyebaran yang luas diantaranya
dapat ditemui di Amerika Utara, Kanada dan Benua Eropa. Pada saat pergantian
musim, maka itik-itik melakukan migrasi dari Eropa Utara ke Eropa Selatan
sampai ke Afrika Utara. Selanjutnya itik-itik ini terdapat didaratan Amerika Selatan,
Inggris, Malaysia, Tiongkok, Filipina dan Indonesia.

Itik-itik liar (Mallard) hidup berpasangan (monogamous) dan secara naluri masih
mununjukkan sifat-sifat mengeram untuk menetaskan telur-telurnya. Pada itik
jantan liar (Mallard drake) memiliki bulu warna yang indah dibanding dengan itik
betina liar (Mallard female). Interaksi keduanya akan berkumpul pada saat musim
kawin.
Alasan yang menguatkan bahwa itik-itik sekarang merupakan keturunan dari
Mallard /Wild Mallard yaitu :

1. Itik-itk domestik memiliki tanda-tanda karakteristik pada yang jantan yakni


berupa bulu ekor yang mencuat ke atas (Sex Feather) seperti yang dimiliki
oleh Mallard drake.
2.  Dibanding dengan itik-itik liar yang lain, maka Mallard lebih mudah
dijinakkan.

Dengan adanya proses domestikasi (penjinakkan) terhadap itik-itik liar dan adanya
perubahan alamiah yang secara bertahap, maka terjadilah ternak itik sekarang
dengan perubahan bentuk badan, hilangnya sifat mengeram dan perubahan
monogamous menjadi Poligamous (Satu jantan untuk banyak betina).

Tanda-Tanda Itik.
–    Kepala   
Kepala tampak kecil dibandingkan dengan besar badan.
Di Kepala terdapat Paruh (Beak) besar lurus dan pipih, mendatar, ujungnya
terdapat bagian keras (tip).
Pada rongga paruh (beak cavity) terdapat lembaran-lembaran bertanduk (herny
lamella) yang berguna menyaring makanan.
–    Bulu  
Bulu bermacam-macam, menempel erat, keadaanya selalu berminyak yang
berasal dari kelenjar minyak (pree gland) yang terletak pada pangkal ekor.
–    Kaki 
 Kaki secara keseluruhan pendek. Pergelangan kaki (shank) tidak berbulu, sisik
tidak jelas, berjari 4 yang dilengkapi dengan selaput (foot web) berfungsi
membantu pergerakan di air
–    Lapisan Lemak   
Lapisan lemak sub cutan di bawah kulit untuk isolator dari kedinginan
–    Daging
Daging itik tergolong daging gelap (dark meat) dengan persentase karkas yang
lebih rendah dibandingkan dengan persentase karkas ayam
–    Tulang Dada   Bentuk tulang dada lurus seperti sampan
–    Suara  Suara tidak keras dan satu irama, kecuali pada yang itik jantan
kadang-kadang bersuara keras dan kaku.

Type dan Bangsa Ternak itik.


Pada ternak itik dikenal 3 tipe yang pengelompokkannya berdasarkan tujuan
utama pemeliharaan yaitu :
Tipe Petelur (Egg type)
Ternak itik yang termasuk tipe petelur, pada umumnya sangat produktif dalam
menghasilkan telur. Tubuhnya kecil dibanding dengan tipe pedaging, secara
keseluruhan bentuk tubuhnya seperti botol, dimana bagian kepala kecil dan
bagian tulang ekor besar.
Tipe Pedaging (Meat type)
Bangsa ini sangat efisien menghasilkan daging, pertumbuhannya cepat dan
struktur daging baik.
Tipe Ornamental (ornament type).
Itik tipe ini dipelihara bukan karena produksi telur atau produksi daging yang
tinggi, akan tetapi karena adanya daya tarik tersendiri yang menyebabkan orang
senang atau menyukai sebagai hiasan

Contoh Tipe Petelur : 


Indian Runner (Indische loopeend)
Banyak penulis yang menyatakan bahwa itik itik berasal dari Asia Tenggara atau
India. Bangsa ini penyebarannya luas, misalnya Malaysia, Filipina, Indochina dan
Indonesia. Itik ini tahan berjalan jauh untuk digembalakan (loop = berjalan, eend =
itik)
Tanda-tanda :
–    Badan : Tegak berdiri, BB jantan 4-4,5 lbs dan Betina 3,5 – 4 Lbs.
–    Kepala : Ramping, mata bersinar, paruh panjang hitam.
–    Leher : Panjang, halus, lurus dan silender.
–    Sayap : Erat melekat dengan posisi agak tinggi.
–    Bulu : Kebanyakan berwarna merah tua/coklat, namun ada yang totol-totol.
–    Kaki : Shank pendek dengan posisi agak kebelakang.
–    Telur : Hijau kebiruan (250 – 300 butir per tahun).

Campbell
Campbell merupakan tipe petelur dan juga tipe pedaging. Itik ini diciptakan oleh
Mrs Adale Campbell di Inggris dengan melakukan persilangan antara itik liar
(Mallard) dengan Indian Runner. Namun diperkirakan juga ada darah Rouen. Ada
beberapa varietas yakni Khaki Campbell, Dark Campbell dan White Campbell. 
Tanda-tanda :
–    Badan : agak bulat, kompak, postur tubuh tidak setegak Indian Runner, BB
jantan 5,5 Lbs dan Betina 5 Lbs.
–    Kepala : Ramping dan mata bersinar. Warna paruh sesuai dengan
varietasnya. Pada Khaki campbell paruh hijau gelap dan ujung hitam. Dark
Campbell jantan paruh hijau gelap ujung hitam sedangkan yang betina paruh
kecoklatan ujung hitam. White Campbell paruh oranye ujunung keputihan.
–    Leher : Ramping, meruncing arah kepala dan sedikit lengkung.
–    Sayap : Berkembang dengan baik, posisi agak tinggi.
–    Bulu : Kompak, melekat erat pada tubuh.
Khaki Campbell = badan dan sayap warna drill polisi, leher, kepala dan dada
kehijauan.
Dark Campbell = Badan coklat muda dan bagian bawah ekor hitam, kepala, leher
hijau tua pada yang  jantan sedangkan yang betina warna agak muda.
–    Kaki : Umumnya berwarna jingga sampai kuning.
–    Telur : Hijau kebiruan (280 – 300 butir per tahun).

Bangsa Buff (Buff Orpington)


Merupakan salah satu varietas dari bangsa orpington, berasal dari Inggris,
merupakan tipe petelur dan pedaging. Diduga keturunan dari persilangan itik
Aylesbury, Indian Runner, Cayuga dan Rouen.
Tanda-tanda :
–    Badan : Cukup besar, BB Jantan 7 – 8 Lbs, Betina 6 – 7 Lbs.
–    Bulu : jantan atau betina hampir sama berwarna deep red atau buff seperti
warna kerbau.
–    Paruh : jantan kuning dan betina oranye.

Contoh Tipe Pedaging (Meat Type)

 Aylesbury
Pertama kali dikembangkan di Aylesbury Inggris. Merupakan tipe pedaging
dengan daging berwarna putih (White Meat). Adapun tanda-tandanya :
Badan  :  Besar dan padat, Bagian badan bawah hampir menyentuh tanah, posisi
badan mendatar. BB jantan 8 – 9 Lbs  (4,5 Kg) dan Betina 7 – 8 Lbs (4 Kg).
Kepala : Agak besar dibandingkan dengan itik lain, sehingga seperti angsa
berkaki pendek. Paruh seperti warna daging.
Bulu : Jantan dan Betina sama putih mengkilat (Pearly white)  Kaki : warna
oranye.

Cayuga
Asal itik ini tidak diketahui secara pasti, namun banyak dipelihara di Cayuga New
York USA. Termasuk tipe pedaging dengan produksi telur 150 – 200 butir / tahun.
Adapun tanda-tandanya :
Badan : Posisi tubuh tegak, BB jantan 7 – 8 Lbs dan BB Betina 6-7 Lbs.
Bulu : Jantan dan betina berwarna hitam, kadang-kadang kehijau-hijauan. Warna
bulu ini memberi kesan pada warna karkas sehingga kurang cerah.
Paruh : Warna Hitam.

Peking
Berasal dari Tiongkok (Tient Sien) yang dibesarkan di Inggris dan Amerika pada
Tahun 1873. Merupakan ternak potong yang sangat populer dan digemari.
Adapun tanda-tandanya :
Kepala : Agak besar dengan mahkota (Crown) pipi cembung
Badan : Kompak, bulat, busung, BB Jantan 8-9 Lbs dan BB Betina 7-8 Lbs.
Bulu     : Jantan dan betina warna putih, kadang-kadang berjambul.
Kaki     : kekuning-kuningan sampai oranye
Telur    : Warna putih kotor, produksi 110 – 130 butir/tahun.

Rouen
Mula-mula diternak di Rouen – Inggris pada Tahun 1800 dan masuk ke Amerika
pada tahun 1850. Sebagai tipe pedaging yang sangat disukai karena jinak.
Adapun tanda-tandanya :
Kepala : Bersih, tampan, paruh panjang, warna kuning kehijauan.
Badan  : Besar, kompak, massive, dalam, gerak lamban, posisi badan hampir
datar dan bagian bawah seperti bergelambir. BB Jantan 8-9 Lbs dan BB Betina 7-
8 Lbs.
Bulu     : Jantan hijau kebiru-biruan dan ada pula yang abu-abu dengan cincin
putih dileher sedangkan warna betina coklat tua.
Kaki     : berwarna merah bata (tera cota)
Telur    : kulit hijau kebiruan dan kadang-kadang ada yang putih, Produksi 80-100
butir/tahun.

Contoh Tipe Ornamental  (Ornament Type)

1. Crested
2. Blue Swedish
3. Calls
4. Mandarin
5. East Indian

Itik – itik ini tidak banyak diuraikan karena untuk kepentingan ekonomi tidak
menonjol.
Itik Indonesia
Itik-itik Indonesia yang dikenal sekarang dapat digolongkan sebagai anggota
Bangsa Itik Indian Runner yang berasal dari Asia Tenggara atau India. Kalau
dipelajari benar-benar, maka itik-itik Indonesia kiranya dapat dianggap sebagai
varietas dari Itik Indian Runner. Hal ini karena perbedaan dengan itik Indian
Runner hanya terbatas pada warna bulu, warna paruh dan kaki. Jadi Itik-itik 
Indonesia merupakan itik tipe petelur.

Sebagai contoh itik-itik Indonesia yang telah banyak berkembang antara lain :

1. Itik Alabio (Anas plathyryncos borneo)


2. Itik Tegal (Anas javanica)
3. Itik Mojosari (Anas spc)
4. Itik Bali (Anas spc).

Itik Alabio (Anas plthyryncos borneo)


Itik Alabio telah lama dikembangkan di Amuntai Kalimantan Selatan dan sebagai
pusat pengembangan berada di Kabupaten Hulu Sungai Utara. Itik-itik ini
mempunyai perbedaan dengan itik-itik Indonesia lainnya terutama pada warna
bulu, warna paruh, kaki dan kemampuan produksi.
Keadaan itik alabio pertama kali dilaporkan oleh Drh. Selamet (1927) dan
selanjutnya pada tahun 1970 oleh Drh. Saleh Puspo diberi nama Alabio, yang
disesuaikan dengan nama salah satu kota di daerah Hulu Sungai Utara. Tanda –
tanda :
Tubuh  : Seperti Indian Runner, langsing, leher panjang kecil dan bulat. Secara
keseluruhan seperti botol. Posisi tegak membentuk sudut 45 derajat.
BB       : Jantan mencapai 1,75 Kg dan Betina mencapai 1,6 Kg
Warna : Betina banyak warna kuning keabu-abuan dengan totol coklat, ujung
sayap, ekor, dada dan leher serta kepala agak hitam. Pada jantan warna bulu
abu-abu kehitaman dengan garis leher putih didepan dada. Pada ekor terdapat
bulu yang mencuat (Sex feather).
Paruh  : Jantan dan betina warna kuning – jingga dengan totol warna gelap.
Telur    : Bertelur mulai umur kurang lebih 5,5 – 6 bulan, produksi 200 – 220 butir /
tahun. Warna Kulit telur hijau muda.

 Itik Tegal (Anas javanica)


Itik ini berasal dari daerah Tegal, pesisir pantai utara Jawa Tengah. Secara umum
karakteristiknya seperti itik Indian Runner. Dengan tanda-tanda sbb.
Tubuh  : Seperti Indian Runner, langsing, leher panjang kecil dan bulat. Secara
keseluruhan seperti botol. Posisi tegak membentuk sudut 45 derajat.
BB       : Jantan mencapai 1,5 Kg dan Betina mencapai 1,4 Kg
Paruh  : Jantan dan betina warna jingga dengan totol warna gelap.
Telur    : Bertelur mulai umur kurang lebih 5,5 – 6 bulan, produksi 200 – 240 butir /
tahun. Warna Kulit telur hijau muda.
Warna : Warna bulu ada bermacam-macam. Sesuai dengan nama setempat,
maka dikenal nama lemahan, branjangan, jarakan, blorong, putihan, jalen dan
jambul.
Lemahan : Warna seperti tanah, coklat muda sampai abu-abu, kadang-kadang
coklat dengan batasan tidak jelas.
Branjangan : Warna kecoklatan atau totol coklat dengan batas yang jelas.
Jarakan : Warna bulu belang, totol hitam atau coklat jelas.
Blorong : warna bulu coklat tua atau coklat hitam atau coklat jelas.
Putihan : Warna bulu putih bersih, dengan paruh dan kaki kuning-jingga.
Jalen : Warna bulu putih bersih dengan warna kaki dan paruh hitam kehijauan.
Jambul : Warna bulu seperti branjangan namun pada kepala terdapat bulu yang
mebentuk jambul.
Dari beberapa variasi warna tersebut, maka warna-warna yang banyak ditemui
adalah warna Branjangan

Itik Mojosari (Anas spc)


Itik ini banyak ditemui di Mojosari Kabupaten Mojokerto Jawa Timur. Secara
umum memiliki ciri-ciri seperti pada Indian Runner. Namun tanda-tanda secara
khusus dapat dijelaskan sbb.
Tubuh  : Seperti Indian Runner, langsing, tinggi, leher panjang kecil dan bulat.
Secara keseluruhan seperti botol. Posisi tegak membentuk sudut 45 derajat.
BB       : BB mencapai 1,4 – 1,5 Kg
Paruh  : Jantan dan betina warna jingga dengan totol warna gelap.
Telur    : Bertelur mulai umur kurang lebih 5,5 – 6 bulan, produksi 200 – 250 butir /
tahun. Warna Kulit telur kehijauan.
Warna : Warna bulu coklat merah dihiasi dengan warna hitam. Warna jantan
umumnya lebih gelap dari betina.

Itik Bali (Anas spc)


Itik Bali belum jelas asal-usulnya dan diperkirakan semula berasal dari Pulau
Lombok hingga sering disebut juga Itik Lombok. Keadaan tubuh mirip dengan itik
tegal hanya pada leher tampak lebih pendek. Warna bulu sangat bervariasi, ada
yang berwarna putih bersih, coklat merah dengan campuran hitam dengan bintik-
bintik putih dan ada pula yang berjambul. Khusus untuk itik bali warna kulit telur
putih dan BB dapat mencapai 1,5 Kg.
Pemeliharaan
Pada ternak itik terdapat fase-fase pemeliharaan, yaitu :
1.Tipe Petelur
 Starter (fase 1)         :  Umur  0 –  3   Minggu
 Grower I (fase 2)     :  Umur  3 – 10 Minggu
 Grower II                  :  Umur 10 – 20 Minggu
 Layer (fase Produksi)          :  Umur > 20 Minggu.
2.Tipe Pedaging
 Starter (fase 1)                        :  Umur  0 –  2  Minggu
 Grower I (fase 2)        :  Umur  2 – 4  Minggu
 Finisher (fase Akhir)   :  Umur  5 – 7  Minggu.

Pemeliharaan itik pedaging umumnya hanya sampai 7-8 minggu.
Di Indonesia dikenal sistem pemeliharaan itik sbb.

1. Sistem Tradisional : pemeliharaan berdasarkan turun temurun yang biasa


dilaksanakan disuatu daerah tertentu yang biasanya dilakukan dengan
penggembalaan ternak.
2.  Sistem Semi Intensif : Disamping itik digembalakan, maka juga
dikandangkan. Dengan demikian pakan selain diperoleh dari penggembalaan
juga diberikan pakan pada saat di kandang.
3. Sistem Intensif : Itik dikandangkan secara terus menerus.

 Kandang
Pada pemeliharaan itik, kandang ditentukan oleh sistem pemeliharaan yang
dipakai. Pada sistem tradisional kandang tidak diutamakan, bahkan kandang
permanen tidak tersedia. Untuk menampung itik-itik yang telah selesai
digembalakan, maka cukup dengan cara membatasi bambu yang dapat digulung
dan dipasang kembali ditempat lain tergantung lokasi penggembalaan. Pada
pemeliharaan dengan Lanting, kandang berada diatas kapal kecil/perahu
merupakan sistem tradisional yang banyak terdapat di Hulu sungai utara
Kalimantan selatan untuk itik alabio.Pada sistem Semi Intensif, kandang
permanen yang dibuat hanya digunakan untuk berteduh pada saat tidak
digembalakan. Pada pemeliharaan secara Intensif terdapat  3 sistem, yaitu :
1).   Sistem Litter, pada dasar kandang terdapat litter (sekam, jerami, serbuk
gergaji dll).2).   Sistem Sangkar / kurungan, dengan dasar dari kawat (wire floor).
3).   Sistem Umbaran, dimana selain kandang juga ada tempat umbaran/halaman.

Pada pemeliharaan itik baik pedaging atau petelur dapat dilakukan dengan
Pola All In All Out (Sekali masuk dan sampai diafkir/panen/dikeluarkan) serta
dengan Pola berpindah, yaitu pada periode awal (starter) dengan kandang sistem
sangkar atau sistem litter, dan selanjutnya dengan sistem umbaran. Menurut
Wiharto, 2004 bahwa untuk umur pemeliharaan 4 minggu ke atas sebaiknya
dengan sistem litter. Adapun kebutuhan luas kandang harus didasarkan pada
umur ternak, sbb.

 Umur 0 – 4 minggu                       : Luas Lantai  4 m2/100 ekor.


 Umur 4 – 8 minggu                       : Luas Lantai  9 m2/100 ekor
 Umur 8 – 16 minggu         : Luas Lantai  12 m2/100 ekor

Penyediaan kolam sangat penting artinya khususnya pada itik yang dipelihara
untuk tujuan penghasil telur tetas, dikarenakan untuk memperlancar proses
perkawinan.

Perlengkapan Kandang
Tempat Pakan.
Tempat Pakan dibuat lebar agar mudah makan sesuai dengan tingkah laku
diwaktu makan.
Tempat Minum.
Tempat minum harus selalu tersedia karena itik setiap makan selalu diselingi
dengan minum.

Makanan
Bentuk makanan itik ada 3 macam yaitu mash (halus), crumble (kasar) dan pellet
(cetakan). Pemberian makanan pada sistem pemeliharaan intensif bisa dilakukan
secara kering (dry mash feeding) atau secara basah (wet mash feeding). Namun
akhir-akhir telah banyak dilakukan pemberian makanan dalam bentuk pellet. 
Kebutuhan Gizi protein untuk itik adalah fase starter  18%, Grower 16 % dan
Layer 15-16 %. Itik merupakan ternak unggas yang konsumsi ransumnya cukup
banyak yaitu 130 Gr (bulan pertama), 150 gr (bulan kedua / ketiga) dan
selanjutnya rata-rata 155 – 170 gr (Data diambil dari jenis itik Tegal). Sedangkan
pada itik yang digembalakan sulit untuk menentukan jumlah konsumsi pakan.

Bibit Itik
Bibit itik diperoleh dengan jalan menetaskan telur tetas (telur yang dibuahi dan
fertil) hasil dari perkawinan secara alam atau IB. Bentuk pelaksanaan penetasan
dapat dilakukan secara alami (dierami oleh ayam, entok atau angsa, dll) atau
secara buatan (mesin tetas). Ada bentuk penetasan buatan tapi dilakukan secara
tradisional yaitu dengan mengubur telur-telur itik pada gabah yang telah
dipanaskan / dijemur (Bali).

Beberapa Istilah yang terkait dengan ternak Itik (Unggas)

1. DOD (Day old Duck) = Itik yang berumur 1 hari.


2. Duckling = Sebutan untuk Anak itik
3. Duck = Sebutan untuk itik secara umum.
4. Drake = Itik Jantan Dewasa
5. Drakelet / drakeling = itik jantan muda.
6. Anatipestifer Infection = Penyakit yang menyerang ternak itik, menyerupai
Cholera. Penyebabnya adalah bakteri Pasteurella anapestifer. Penyakit ini
disebut juga NDD (New Duck Disease).
7. Gadwall = Itik liar (Anas strepera)
8. Autosexing = Memisahkan anak unggas jantan dari yang betina dengan
melihat sifat yang nampak dari luar misalnya warna bulunya.
9. Bantam = Varietas yang kerdil dari Unggas (Kate).  Barred = Blirik.
10. Dark meat = Daging pada kaki dan paha unggas
11. Debeaking = potong paruh ayam untuk mencegah kanibalisme. Pada
kalkun disebut  de-snooding.
12. Decapitate = pemenggalan leher (memisahkan kepala dari badan).
13. Deutectomy = penghilangan yolk sac (kantung kuning telur) dari anak
ayam yang baru menetas
14. Developer = Fase pemeliharaan ayam petelur yaitu mulai umur 12 minggu
(3 bulan) sampai menjelang bertelur (pullet)
15. Egg tooth = ujung paruh pada embrio unggas yang digunakan untuk
memecah dinding telur pada saat menetas.
16. Egg Yield = Jumlah telur yang dihasilkan oleh seekor ayam atau unggas
lain
17. Galliformes = Nama ordo unggas yang hidup terestial (di daratan) seperti
ayam, kalkun, puyuh dll.
18. Getaway = suatu model kandang unggas bertingkat yang memungkinkan
unggas dapat berpindah dari lantai satu ke lantai yang lainnya.
19. Gillygaloo = Burung atau bangsa kelas aves yang menurut mitos bentuk
telurnya  kubus.
20. Wet plucking = pencabutan bulu unggas yang telah disembelih dengan
cara basah
21. Nest = sarang pada unggas.
22. Non Ruminant = Hewan yang tidak memiliki rument yang fungsional =
monogastric (perut tunggal) misal kuda babi ayam anjing dan kuda.
23. Perch = Tempat bertengger unggas dalam kandang
24. Preen gland = kelenjar minyak yang terletak didekat ekor pada berbagai
jenis unggas dan burung yang berfungsi untuk meminyaki bulu sehingga
kedap air.
25. Amino acid = Asam amino, suatu senyawa organic yang mengandung C,
H, O dan N. Tiap asam amino mengandung satu atau lebih gugus amine
(NH2) dan sedikitnya satu gugus karboksil (COOH). Disamping itu ada pula
asam amino yang mengandung Sulphur misalnya Cystine dn Methionine.
Didalam pola tertentu, asam-asam amino membentuk suatu molekul protein.
Dalam bentuk asama amino inilah protein asal makanan diserap ke dalam
aliran darah. Terdapat 2 golongan asam amino, yaitu yang essensial
(indispensable) dan yang non-essensial (dispensable). Terdapat 10 AA
essensial yaitu : Lysine, Methionine, Tryptophan, Leucine, Isoleucine,
Phenilalanine, Threonine, Histidine, Valine dan Arginine. Untuk bangsa burung
(termasuk unggas) masih harus ditambah 2 AA lagi yang dianggap essensial,
yaitu Glycine atau Serine (karena 2 AA ini konvertable) dan Proline sehingga
jumlahnya menjadi 12. Diantara yang essensial itu, maka Lysine, Methyonine
dan Trypthophan adalah 3 AA yang harus diperhatikan dalam menyusun
ransom unggas dan babi, sebab pada umumnya jumlah atau tersedianya
terbatas pada bahan makanan. Pada ternak ruminansia beberapa AA dapat
dibentuk di dalam tubuh sehingga tidak mutlak harus tersedia di dalam
ransumnya.
26. Konsentrat = Bahan makanan ternak yang memiliki “digestibility”
kecernaan tinggi karena kadar serat kasarnya yang rendah yaitu dibawah 20
% dengan TDN lebih dari 60 %. Yang termasuk ke dalam golongan ini adalah
biji-bijian dan hasil ikutannya, serta produk asal hewan. Konsentrat protein
dicampurkan dengan bahan lain sebelum disajikan.
27. Corn (jagung) / Zea mays = Bahan yang sangat penting sebagai
komponen penyusun ransom ternak. Lebih disukai jagung kuning (yellow corn)
karena banyak mengandung “Carotene”. Jagung mengandung PK 8,8 %, (11
Kadar air), Energi Metabolis 3400 kkal/Kg, Lysine dan Methione masing-
masing sebesar 0,24 dan 0,20 %.
28. Fleshing = penilaian perlekatan daging pada tulang. Misalnya pada ayam
penilaian di didasarkan keadaan daging dada (breast), paha (thigh) dan kaki
(drumstick).
TERNAK  ANGSA ( Anser anser )

Dalam systematic Zoology angsa dapat disusun sebagai berikut

Kingdom          :  Animal
Phylum            :  Chordata
Class   :  Aves
Order   :  Anseriformes
Family :  Anatidae
Genus :  Anser
Species           :  Anser anser

Dari beberapa catatan diketahui bahwa angsa adalah species unggas yang
pertama dijinakkan dan berasal dari species angsa liar yang disebut Graylag
(Anser anser) dan angsa liar China (Anser cygnoides). Kedua jenis species angsa
tersebut sampai sekarang lebih banyak dijumpai dan sangat luas penyebarannya.
Bangsa angsa di Asia dan Afrika umumnya merupakan keturunan Anser
cygnoides sedang bangsa angsa di Eropa diturunkan oleh Anser anser.

Secara alamiah angsa-angsa mengerami telur-telurnya walaupun sudah


didomestikasi maka sifat mengeram (Mother ability) masih ada kecuali bangsa
Touluuse. Angsa merupakan unggas yang paling cerdas dengan daya ingat yang
kuat. Dalam keadaan liar monogamous dan setelah didomestikasi berangsur-
angsur Polygamous.

Pemeliharaan angsa pada umumnya bertujuan untuk produksi daging dan juga
sebagai “Weeder” (pembersih rumput-rumputan yang tidak berguna)
diperkebunan buah atau kapas.

Bangsa-bangsa Angsa.
Berbeda dengan ayam atau itik, maka penggolongan angsa didasarkan pada
ukuran badan dan tujuan pemeliharaan karena pada umumnya tujuan
pemeliharaan adalah produksi daging. Di luar  negeri terdapat beberapa bangsa,
sedangkan di Indonesia hanya terdapat satu bangsa yaitu Bangsa Chinese.
Adapun Tipe dan Bangsa angsa adalah :

1. Tipe Berat  – Bangsa African, Embden, Toulouse.


2. Tipe Sedang – Bangsa American Buff, Brecon Buff, Pilgria, Pemeranian.
3. Tipe Kecil – Bangsa Chinese, Roman.
4. Tipe Ornament – Bangsa Canada, Egyptian dan Sebastopol.
Selanjutnya hanya beberapa saja yang terasa penting untuk dijelaskan secara
lebih luas.

Bangsa Toulouse.
Merupakan bangsa angsa yang terbesar atau paling berat. Pada umur 12 bulan
ternak jantan dapat mencapai 11 Kg sedangkan betina mencapai 9 Kg. Pada
umur 10 – 13 minggu dipasarkan dengan Berat  5 – 6 Kg sebagai “Green geese”.
Bulu jantan dan betina sama yaitu berwarna abu-abu gelap, bagian punggung
(back) berangsur-angsur menjadi terang, berakhir dengan warna putih pada
bagian dada dan perut. Pertumbuhan badan cepat dan produksi telur 20 – 30
butir/thn.

Bangsa Embden
Ukuran tubuh lebih kecil daripada Toulouse dimana berat jantan dewasa 9 Kg,
sedangkan betina 8 Kg. Pada umur 9 – 12 minggu dipasarkan dengan berat 4 – 5
Kg. Warna bulu jantan dan betina putih sehingga sebagai ternak potong sangat
disukai.

Bangsa African
Merupakan turunan dari angsa liar Anser cygnoides. Berat badan hampir sama
dengan Embden, dimana jantan dewasa mencapai 8 – 9 Kg sedangkan betina
dewasa 7,5 – 8 Kg. Dipasarkan pada umur 10 – 12 minggu dengan berat 4 – 4,5
Kg. Warna bulu abu-abu dengan bayangan kecoklatan, leher bergelambir. Pada
pangkal paruh yang hitam terdapat tonjolan “knob” hingga tampak lebih gagah dan
penampilan agak tegak.

Bangsa Chinese
Angsa ini paling kecil (ringan) dan merupakan keturunan angsa liar Anser
cygnoides seperti angsa  African. Angsa Chinese masak dini, bertelur lebih cepat,
pemeliharaannya mudah dan daya tetas lebih baik dari angsa yang lain.
Dipasarkan sebagai “Green geese umur 10–12 minggu dengan berat 4–4,5 Kg
Seperti bangsa African, bangsa Chinese juga memiliki “knob” yang berwarna
oranye seperti warna paruhnya. Warna bulu putih bersih, tetapi adapula yang
berwarna kecoklatan dengan paruh kehitaman. Kemampuan produksi telur cukup
baik 40 – 60 butir/thn. Terdapat 2 varietas yaitu putih dan coklat.
Di Indonesia merupakan satu-satunya bangsa angsa yang ada, namun untuk
produksi daging belum umum dan kebanyakan hanya sebagai binatang hiasan
atau diambil bulu.

PEMELIHARAAN
Telur angsa yang baik ditetaskan dengan berat 140 – 200 gram. Penetasan dapat
secara alamiah maupun buatan. Penetasan alamiah dilakukan dengan
pengeraman induknya maupun induk unggas lain, sedangkan penetasan buatan
dilakukan dengan campur tangan manusia berupa mesin penetasan. Masa
pengeraman untuk jenis ringan berkisar 28 – 30 hari, sedangkan jenis berat  34 –
35 hari. Anak angsa yang baru menetas masih memerlukan induk buatan
(Brooder) sampai 4 minggu (kandang khusus). Setelah umur lebih dari 1 bulan,
maka anak angsa dilepas bebas (free range) dengan memberikan peneduh
sebagai kandang (shades).
MAKANAN
Makanan angsa harus dibuat berbeda disesuaikan dengan umur dan tujuan
pemeliharaan. Menurut NRC (National Research Council) 1994, bahwa kebutuhan
ransum angsa adalah sbb.
Fase Starter  (awal)      =   PK 22 %, EM 2900 KKal/Kg
Fase Grower ( tumbuh) =  PK 15 %, EM 2900 KKal/Kg
Pembibitan (Breeding)  =   PK 15 %, EM 2900 KKal/Kg
Kebutuhan ransom angsa dewasa 250 – 300 gram/ekor/hari.
Pemasaran umur 14 – 18 minggu dan dapat dipercepat 10 minggu berupa Green
geese.

Beberapa Istilah pada Ternak Angsa dan Kalkun

 Anser cygnoides = Nama lain untuk angsa liar yang diduga merupakan
leluhur (ancestor) dari angsa domestic yang kita kenal sekarang, khususnya
bangsa angsa afrika dan china
 Branta = Nama genus dari angsa liar. Salah satu anggotanya ialah angsa
liar Canada (Branta canadaensis).
 Brecon Buff = Salah satu bangsa angsa (goose) yang termasuk tipe
medium (sedang).
 Embden Geese = salah satu angsa tipe berat yang terkenal
 Gaggle = Sekelompok angsa
 Gander = Angsa jantan dewasa.
 Gosling = Anak angsa atau angsa muda.
 Weeder = Angsa sebagai pembersih tanaman misal rumput-rumputan.
 Goose = Nama umum dari angsa (geese = jamak), juga istilah angsa
betina.
 Green Geese = Angsa muda dipasarkan umur 8 – 10 minggu.
 Pate de foice gras = Hati angsa yang banyak mengandung lemak karena
force feeding dg butiran.
o Davainea meleagridis = cacing pita pada kalkun.
o Turkey = kalkun (Meleagris galopavo)
o Tom = istilah untuk kalkun jantan dewasa atau untuk kucing dewasa
o Poult = anak kalkun
o Snood = jaringan seperti daging yang menutupi sebagian dahi pada
kalkun.

TERNAK  ENTOG (Cairina Muschata)


Entog dikenal dengan nama Muskovi, itik Guinea, Barbary, Cairon, Indian, Pato
atau Muscuseend. Di Indonesia dikenal dengan nama entog/ mentog / itik manila.
Entog bukan itik asli seperti itik-itik yang lain.
Dalam systematic Zoology tersusun sebagai berikut

Kingdom          :  Animal
Phylum            :  Chordata
Class   :  Aves
Order   :  Anseriformes
Family :  Anatidae
Genus :  Cairina
Species           :  Cairina Muschata
Diduga entog berasal dari Amerika  sebagai unggas Air yang banyak hidup secara
terrestrial (di darat). Badan besar sampai 5 – 5,5  Kg untuk entog jantan dan 2,5 –
3 Kg untuk entog betina. Perbedaan berat badan ini bias dijadikan patokan untuk
membedakan entog jantan dan betina. Pertumbuhan badan entog juga sangat
cepat, dimana pada umur 3 bulan bisa mencapai 4 – 4,5 Kg. Entog memiliki gerak
lamban dan posisi datar, suara mendesis, sayap besar dapat dipakai terbang
serta tidak memiliki sex feather pada ekor jantan.
Ciri-ciri khusus antara lain : Bulu umumnya putih – biru, putih, kebiruan, totol hitam
dan pada kepala terdapat Karankula warna merah hitam. Peternakan Entog masih
belum banyak dilakukan karena produksi telur rendah dan daging belum banyak
menarik minat konsumen. Namun ternak berguna untuk penetasan telur secara
alamiah. Anak entog setelah menetas biasanya ikut induk atau dipiara pada Box
dan setelah umur 1 bulan dipiara secara free range.

TERNAK TIKTOK (Mule duck)

Ternak Tiktok (mule duck) merupakan hasil persilangan antara


ternak itik Alabio dengan ternak Entog dengan cara inseminasi buatan (IB). Alasan
dipilih dua komoditas tersebut karena kedua jenis ternak tersebut  sudah adaptasi
di Indonesia serta itik alabio merupakan jenis itik yang sangat produktif dalam
menghasilkan telur dan memiliki berat yang lebih dibandingkan jenis itik yang
lainnya, sedangkan entog memiliki berat badan yang cukup sifgnifikan.

Tiktok yang dikenal masyarakat perdesaan terjadi secara spontan, dimana awal
mulanya terjadi proses kawin silang antara itik jantan yang dipelihara bersama-
sama dengan entog betina. Ada beberapa julukan untuk menyebut tiktok
yaitu Branti atau togri (Jawa Tengah dan Jawa Timur), Blengong atau
longong (Cirebon), Mandalung atau pandalungan (Jawa
barat), Tongki (Tangerang), Serati (Kalimantan dan
Sumatera), Tokua (Kalimantan barat), Korree (Sulawesi Selatan).  Orang Inggris
menyebut hasil silang entog jantan dengan itik betina dengan istilah Mule duck,
sedangkan persilangan antara entog betina dengan itik jantan dengan
istilah hinny.Saatini kawin silang antara entog dan itik alabio dikembangkan oleh
PT Usaha Cipta Bahari yang berlokasi di Desa Bedahan Kecamatan Sawangan
Kota Depok Jawa Barat serta UPT & HMT Branggahan Ngadiluwih Kediri Jawa
Timur.
Proses kawin silang ini, mula-mula didatangkan telur entog dari Taiwan sebagai
pejantannya yang kemudian dikawinkan dengan itik alabio. Lama penetasan
berkisar antara 31 – 32 Hari, yaitu lebih lama 3 hari dari penetasan telur itik dan
lebih singkat 3 hari dari penetasan entog yang berkisar 35 Hari.
Pada saat ini tiktok masih dirintis sebagai sumber pedaging, namun warna daging
msih belum putih bersih sehingga kurang disukai oleh masyarakat. Kelebihan
daging tiktok adalah rendah lemak (Hasil penelitian kadar lemak daging paha
tiktok 1,5 % dan paha ayam ras potong sebesar 6,8 %), rasa cukup enak, tidak
amis atau anyir dan cenderung empuk. Beberapa perbandingan kandungan lemak
unggas adalah sebagai berikut : Ayam Potong (Broiler) bagian dada 1,3 % dan
paha 6,8 %, Ayam Kampung bagian dada 0,8 % dan paha 4,4 %, Itik bagian dada
0,7 % dan paha 4,4 %, Entog bagian dada 1,4 % dan paha 2,26 %, Tiktok bagian
dada 1,0 % dan paha 1,5 %.
Secara umum manejemen pemeliharaan dan pemberantasan penyakit hampir
sama dengan manajemen pada itik atau ayam.

Umpan Balik

1. Mengapa ternak Unggas Air lebih tahan penyakit dibandingkan dengan


ternak unggas yang lain.
2. Jelaskan dengan singkat mengapa ternak itik Indian Runner begitu berarti
bagi perkembangan itik di Indonesia.
3. Berikan penjelasan singkat pada salah satu itik Indonesia yang
memberikan produksi telur tinggi.
4. Sebutkan dan Jelaskan cirri-ciri fisik khusus pada ternak itik.
5. Jelaskan pengertian : Domestikasi, Polygamous, Mother Ability, Pellet dan
Crown.
6. Sebutkan 3 macam lemak pada ternak itik.
7. Sebutkan dan jelaskan macam warna bulu pada itik tegal.
8. Mengapa daging itik kurang disukai oleh masyarakat dibandingkan dengan
daging ayam.
9. Lakukan identifikasi terhadap ternak itik Peking secara eksterior dan
berikan penjelasan singkat.
10. Pada saat ini daging itik sudah diolah menjadi Roasted duck (Itik
panggang), Boiled duck (itik rebus) dan Smoked duck (itik asap). Menurut
anda apa kelebihan dan kekurangan dari 3 macam pengolahan tersebut.

TERNAK  POTONG BESAR


Pendahuluan
Ternak Potong adalah hewan piara yang dipelihara khusus untuk menghasilkan
bahan daging. Tidak semua ternak yang dipotong termasuk ternak potong. Pada
umumnya ternak potong dikelompokkan ke dalam 2 kelompok besar yaitu :

1. Ternak Potong Besar terdiri dari Sapi, Kerbau dan Kuda


2. Ternak Potong Kecil terdiri dari Kambing, domba dan babi.

Dalam usaha ternak potong harus dipilih bibit yang dapat dipertanggung jawabkan
mutunya. Perkembangan atau pertumbuhan ternak potong sangat ditentukan oleh
proses perkembangbiakan atau aktivitas reproduksi. Untuk membahas lebih lanjut
tentang ternak potong, maka perlu diketahui tentang aspek-aspek breeding, yaitu :

Pubertas
Pubertas atau baliq adalah suatu keadaan dimana binatang/hewan jantan atau
betina proses reproduksi mulai berfungsi.

Dewasa Kelamin.
Dewasa kelamin adalah suatu keadaan dimana binatang/hewan jantan atau betina
proses reproduksinya berfungsi secara maksimal ditandai dengan angka konsepsi
yang tinggi apabila dilakukan perkawinan atau dimana jumlah spermatozoa atau
ovum yang normal jauh lebih banyak.Umumnya pada ternak dewasa kelamin
didahului oleh pubertas, sedangkan dewasa tubuh didahului dengan dewasa
kelamin. Faktor-faktor yang mempengaruhi dewasa kelamin adalah :
– Makanan
– Iklim
– Keturunan (Genetic)
– Manajemen

Birahi (Estrus)
Seekor ternak betina akan mau menerima ternak jantan hanya pada waktu
tertentu saja atau pada saat birahi saja. Oleh karenanya mengetahui tanda-tanda
birahi masing-masing ternak sangat diperlukan. Tanda-tanda birahi secara umum
adalah :

 Ternak lebih peka dan mudah terangsang.


 Menunjukkan tingkah laku gelisah dan kurang tenang.
 Sering diikuti dengan menaiki sesamanya.
 Membiarkan dinaiki oleh temannya.
 Berusaha mendekati atau kontak dengan pejantan.
 Dari vulva sering keluar lendir, bengkak, merah,basah (3A = Abang, abuh
anget)
 Namun tanda tersebut sering juga tersembunyi dan ternak tampak biasa-
biasa saja. Hal ini disebut dengan Birahi Diam (Silent Heat).

Siklus Birahi
Ternak Siklus Birahi Lama Birahi Waktu Ovulasi

Sapi 21 hari 16 – 18 Jam 10-15 jam sesudah birahi

Kerbau 21 hari 16 – 18 Jam 10-15 jam sesudah birahi

Kuda 19 – 23 hari 4 – 7 hari 1 hari sebelum / sesudah birahi

Kambing 19 hari 39 Jam 9 – 19 jam sesudah birahi

Domba 16 hari 30 – 36 Jam 12 – 18 jam sesudah birahi

Babi 21 hari 2 – 3 hari 18 – 40 jam sesudah birahi

Kemampuan Pemacek
Faktor yang mempengaruhi kemampuan pemacek pejantan adalah :

 Sifat Keturunan
 Kebiasaan
 Ketakutan
 Banyak dipakai
 Bekerja berat
 Makanan
 Terlalu besar
 Anggota tubuh bagian belakang terganggu
 Penis sakit
 Gangguan pusat syaraf

Umur ternak untuk dikawinkan


Ternak Umur Baliq Umur Kawin Batas Umur untuk Bibit

Sapi 8 – 10 bulan 18 – 30 bulan 12 tahun

Kerbau 10 – 12 bulan 24 – 30 bulan 13 tahun

Kuda 12 – 18 bulan 24 – 30 bulan 13 tahun

Kambing 6 – 8 bulan 10 – 12 bulan 5 tahun

Domba 6 – 8 bulan 10 – 12 bulan 5 tahun

Babi 5 – 6 bulan 7 – 8 bulan 5 tahun

Lama Kebuntingan.

Ternak Lama Kebutingan “Pengingat”

281 hari /   9 bulan 9 hari   9 bulan, 9 hari, 9 jam


Sapi

321 hari / 11 bulan kurang 9 hari 10 bulan, 20 hari, 30 jam


Kerbau

330 hari / 11 bulan 11 bulan, 11 jam


Kuda

155 hari /   5 bulan   5 bulan, 5 hari, 5 jam


Kambing

155 hari /   5 bulan   5 bulan, 5 hari, 5 jam


Domba

114 hari /   3 bulan 3 mg 3 hari   3 bulan, 3 mg, 3 hari


Babi

Sapi (Bos species)


Diantara sapi-sapi yang ada, maka sapi Gaur merupakan kumpulan yang paling
primitif dilihat dari bangun tengkoraknya. Sapi gaur ditandai oleh adanya gumba
yang agak tinggi dan rambut yang pendek. Sapi ini hidup dalam kawanan kecil di
bukit-bukit yang berimba kecil di India Utara. Oleh orang Birma sapi Gaur
dipelihara setengah liar disebut Sapi Gayal, untuk produksi daging dan susu.
Sapi yang berdekatan dengan sapi Gaur adalah sapi banteng (Bos sondaicus =
Bos Banteng) yang sekarang masih dalam keadaan liar di Indo China, Siam,
Burma, Malaka, Borneo dan Jawa. Warna sapi banteng jantan adalah hitam,
sedangkan betina sawo matang. Jantan atau betina memiliki tanda putih (white
merror dan white shocking) pada pantat dan kaki bawah.
Banteng telah dilakukan penjinakkan terdapat dalam bentuk Sapi Bali, namun
kurang jelas apakah penjinakkan tersebut diawali di Bali atau ditempat lain. Sapi
Bali dikembangbiakan murni di Bali, Jawa Timur, Timor dan Sulawesi.
Secara Sistematic Zoology Lembu (Bukan sapi) dapat disusun sbb.

Kingdom              : Animal  (Binatang)


Phylum                : Chordata (Binatang bertulang belakang)
Class                    : Mamalia (hewan memamah biak)
Order                   : Artiodactila
Family      : Bovidae
Genus                  : Genus
Sub Genus      :  – Bisontinae (Misal : Bison dan Yak yang terdapat di Amerika)
– Bibovinae (Banteng, Gaur dan Gayal)
-Bubalinae (Kerbau / Buffalo)
-Taurinae ( ada 2 species yaitu Bos Indicus dan Bos Typicus)
Species           : Bos

Bos Indicus (Sapi Zebu)


Bos Indicus / Sapi Zebu / Sapi Asia berasal dari India dan yang termasuk dari
jenis sapi ini adalah Sapi Ongole, Mysore, Kankrey, Hissar, Red Sindhi dan
Sahiwal. Secara umum tanda-tanda sapi zebu adalah : Memiliki gumba yang
tinggi, telinga panjang terkulai, terdapat gelambir, kaki panjang, Lambat dewasa,
tahan panas dan mudah adaptasi.

Bos Tipicus / Bos Taurus 


Bos Tipicus / Bos Taurus / Sapi Eropa adalah sapi yang tidak bergumba dengan
tanduk tumbuh kolateral.
Terbagi menjadi 4 sub species yaitu :

1. Premigenius (Sapi tipe berat dan besar), misal : Holstein, Dautch Belted,
Shorthorn, Galloway, Red Polled, Aberdeen Angus, Ayrshire dll.
2. Lengifrons (Bentuk lebih kecil), misal : Jersey, Brown Swiss, Guernsey.
3. Frontasus (Bentuk sedang), misal : Simental
4. Branchycephalus (dengan tanduk pendek), misal : Hereford, Sussex,
Britanny, Devon dll.

Sapi – sapi di Indonesia


Sapi Bali
Sapi Bali merupakan banteng yang dijinakkan dengan tubuh lebih kecil dari
banteng dengan BB berkisar 300 – 400 Kg. Termasuk tipe potong dengan karkas
mencapai 57 %. Dibiarkan murni di Bali, Jawa Timur, Timor dan Sulawesi. Adapun
tanda-tanda sapi Bali sbb.

1. Bentuk seperti banteng


2. Warna sawo matang (merah bata) pada saat pedet.
3. Terdapat White shocking (putih pada kaki) dan White merror (putih pada
pantat)
4. Tanduk ternak jantan tumbuh agak keluar kepala, sedangkan yang betina
agak kedalam.
5. Tinggi ± 130 cm.

Sapi Madura
Sapi hasil persilangan antara Bos Sondaicus dengan Bos Indicus. Pada Tahun
1910 Pemerintah RI memurnikan sapi Madura sehingga lebih seragam. Saat ini
sapi Madura sebagai ternak Potong, Kerja dan Funcy. Karkas mencapai 47,9 %. 
Adapun tanda-tanda sapi Madura sbb.

1. Bentuk seperti banteng


2. Warna coklat atau sawo matang (merah bata).
3. Pada jantan tubuh depan lebih kuat dari tubuh bagian belakang.
4. Bergumba kecil.
5. Tanduk melengkung setengah bulat dan ujung menuju kedepan.
6. BB mencapai 350 Kg dengan tinggi rata-rata 118 cm.

Sapi berdasarkan nama daerahnya.


Banyak sapi Lokal yang diberi nama sesuai dengan nama daerah dan sapi
tersebut merupakan hasil silang sapi Zebu dengan Banteng. Adapun sapi tersebut
antara lain :
1. Sapi Jawa. Sapi ini sering disebut dengan PO (Peranakan Ongole). Pada
betina berwarna merah muda, sedangkan jantan warna sawo matang.
2. Sapi Sumatra. Sapi ini hampir sama dengan sapi Jawa, dimana tinggi
jantan 1,15 M dan betina 1,10 M dengan ponok (gumba) besar. Warna
kemerahan tua pada jantan sedangkan betina agak muda.
3. Sapi Aceh. Sapi ini seperti Ongole, dimana tinggi jantan 1,16 M dan betina
1,10 M. Warna kemerahan dan ada yang warna hitam. BB berkisar 250 Kg
serta dikepala terdapat tanda putih.
4. Sapi Lip-Lap. Merupakan hasil silang sapi Tapanuli dengan Sapi Hissar.
5. Sapi Batak. Warna sawo matang – hitam. Tinggi 1 – 1,12 M.
6. Sapi Grati. Sapi ini merupakan hasil silang Sapi Jawa,Madura & FH. BB
mencapai 300 – 500 Kg

Sapi Ongole
Asal dari Madras India dan masuk ke Indonesia pada abad ke – 20. Di Jawa
disebut dengan Sapi Benggala. Merupakan tipe kerja yang sangat baik, tahan
panas dan biasanya untuk ternak potong . Adapun tanda-tandanya :

1. Warna putih atau kehitaman dengan warna kulit kuning.


2. Kepala relatif pendek dan melengkung.
3. Tanduk pendek dan kadang-kadang hanya bungkul, dimana pada jantan
tanduk lebih pendek
4. Mata besar, tenang dan terdapat celak hitam.
5. Telinga lebar, panjang dan agak menggantung.
6. Kaki panjang dan kuat serta ekor panjang dan ujung lurus.
7. Tinggi Badan pada jantan 140 – 160 cm dan betina 130 – 140 cm
8. BB Jantan 600 Kg dan Betina 450 Kg

Sapi Brama
Asal dari India dan masuk ke Indonesia pada Tahun 1974. Termasuk tipe potong
yang baik. Adapun tanda-tandanya :

1. Warna umum abu-abu (ada yang coklat, merah, putih atau belang)
2. Gelambir lebar dan  longgar serta kaki panjang
3. Gumba besar dan telinga menggantung
Sapi Aberden Angus
Bangsa sapi yang berasal dari Skotlandia Utara yang kemudian menjadi salah
satu bangsa sapi yang terkenal sebagai sapi daging. Ukuran Badannya lebih kecil
dibandingkan dengan bangsa shorthorn, bersifat masak dini. Produksi susunya
cukup baik. Warna paling umum adalah hitam, sedangkan yang berwarna merah
disebut “Red Angus”.
Bangsa ini dikembangkan di Australia diberi nama Angus.Keturunan Bos Taurus
dan masuk ke Indonesia pada tahun 1973.. Adapun tanda-tandanya adalah :

1. Warna hitam dan tidak bertanduk


2. Tubuh rata, lebar, dalam, padat seperti balok.
3. BB Jantan dewasa 2000 pound (± 900 Kg) dan betina 1600 pound (± 700
Kg)

Sapi Santa Gertrudis


Berasal dari Texas USA. Sapi ini merupakan persilangan Brahma jantan dengan
Shorthorn betina (3/8 Brahma dan 5/8 Shorthorn) dan masuk ke Indonesia pada
Tahun 1973. Adapun cirri-cirinya :

1. Warna merah tua atau merah bata.


2. Tubuh lebih padat dan rata dari sapi Brahma.
3. Bergelambir dan bertanduk
4. Telinga kadang-kadang rebah.
5. BB Jantan 2000 pound dan betina 1600 pound.

Sapi Shorthorn
Berasal dari Inggris, merupakan tipe pedaging yang terbesar di Inggris. Adapun
cirri-cirinya :

1. Warna merah, putih atau kombinasi.


2. Tubuh besar, padat dan berbentuk seperti balok.
3. BB Jantan 2200 pound (± 1000 Kg) dan betina 1700 pound (± 750 Kg).

Sapi Hereford
Berasal dari Hereford Inggris dan merupakan tipe potong dengan cirri-ciri sbb.

1. Warna merah dengan muka, dada sisi badan,  perut bawah, bahu dan ekor
putih.
2. Tubuh rendah, lebar dan tegap
3. BB Jantan 1800 pound (± 850 Kg) dan betina 1450 pound (± 650 Kg).

Sapi Brangus
Merupakan hasil silang antara Brahman Betina dengan Aberdeen Angus Jantan
(3/8 Brahman dan 5/8 Aberdeen Angus) dan merupakan tipe potong. Adapun cirri-
cirinya adalah :

1. Warna hitam dan tanduk kecil.


2. Mempunyai sifat memproduksi daging seperti A. Angus tapi kurang padat
3. Tubuh lebih rata.

Sapi Charolais
Berasal dari Perancis dan merupakan sapi Perancis yang mempunyai arti penting
sebagai penghasil daging yang baik. Merupakan sapi potong terbesar di dunia.
Adapun tanda-tandanya adalah :

1. Warna crem, putih perak, kuning muda atau putih.


2. Tubuh padat, tapi tidak sepadat sapi Inggris.
3. Berat Badan jantan berkisar 1000 Kg dan Betina 750 Kg

Sapi Simmental
Berasal dari Switzerland dan merupakan tipe potong, kerja dan perah.  Warna
bulu umumnya crem, agak coklat dan sedikit merah. Ukuran tanduk kecil. BB
Jantan 1150 Kg dan Betina 800 Kg.

Sapi Limousin
Berasal dari Perancis dan merupakan tipe potong. Warna bulu coklat. Tanduk
pada jantan tumbuh keluar dan agak melengkung.

Inseminasi Buatan (IB)


Inseminasi Buatan (IB) adalah terjemahan dari Artificial Insemination (AI) dalam
bahasa Inggris dan Kunstmatige Inseminatie (KI) dalam bahasa Belanda.
Selanjutnya di Indonesia dikenal dengan Istilah “Kawin Suntik” atau IB.
Definisi IB adalah memasukkan atau menyampaikan semen (Spermatozoa +
Cairan) ke saluran kelamin ternak betina dengan menggunakan alat-alat buatan
manusia, jadi bukan perkawinan secara alami / langsung dengan ternak jantan.
Dalam praktek, prosedur IB tidak hanya meliputi deposisi atau penyampaian
semen ke dalam saluran kelamin ternak betina semata, akan tetapi mencakup :

1. Seleksi dan Pemeliharaan pejantan.


2. Penampungan semen
3. Penilaian, pengenceran, penyimpanan straw.
4. Pengangkutan dan distribusi straw
5. Pelaksanaan IB
6. Pencatatan dan penentuan hasil IB
7. Bimbingan dan penyuluhan pada para peternak.

Sehingga lebih cocok disebut dengan Artificial Breeding.


Sejarah perkembangan IB, mula-mula dicobakan pada Anjing pada tahun 1780
oleh bangsa Italia bernama Lazaro Spallanzani. Tahun 1890 digunakan pertama
kali untuk kuda Eropa oleh Drh. Perancis Repiquet untuk mengatasi kemajiran.
Namun di Rusia metode IB pertama kali dipergunakan untuk memajukan
peternakan, yang dipelopori oleh Prof. Elia I. Ivannof dengan melakukan IB pada
Kuda dan Domba. Sedangkan di Indonesia pertama kali diperkenalkan oleh Prof.
B. Seit dari Denmark pada Tahun 1950 di FKH dan Lembaga Penelitian
Peternakan Bogor. Kegiatan IB mulai dilaksanakan pada tahun 1953 oleh Balai
Pembibitan Ternak di Mirit dan Sidomulyo Kec. Ungaran Kab. Semarang.

Beberapa Istilah yang terkait dengan Ternak Sapi

1. Polled / Horness = hewan yang secara alamiah tidak memiliki tanduk dan
sifat ini dapat diturunkan kepada anak-anaknya.
2. CWT = 100 lbs = 45 Kg
3. Dung = feaces
4. Weaner = ternak muda yang disapih
5. Ayrshire = salah satu bangsa sapi perah yang berasal dari skotklandia
berwarna merah dan putih atau coklat dan putih. Sapi termasuk memiliki
kemampuan merumput yang baik BB Jantan dewasa 650 – 900 Kg dan betina
dewasa 500 – 550 Kg dengan Berat Lahir 34  Kg. Produksi susu 6000 Kg /
tahun Kadar lemak 4 %.
6. Beefalo = Suatu hasil silang (hybrid) yang mengandung darah bison (3/8
bagian) dari Charolais (3/8 bagian) dan darah herford (1/4 bagian). Hasil silang
ini belum popular namun mempunyai harapan yang baik untuk dikembangkan
sebagai ternak daging. Sebelumnya ada hybrid Cattalo yang persilangan
serupa tapi dilakukan di Canada.
7. Beef master = suatu bangsa sapi daging yang mengandung darah Zebu,
shorthorn, Hereford. Ini merupakan hasil karya C. Lasater yang dimulai tahun
1908 di Texas AS. Warna paling umum adalah merah tua. Strain sapi tropis
yang dipergunakan dalam pembentukan sapi Beef Master adalah Gir, Nelore
dan Guzerat (India). Karena memiliki darah tropis, maka sapi ini memiliki daya
tahan yang amat baik terhadap suhu udara yang tinggi.
8. Braford = Jenis sapi yang dibentuk di Queensland Australia dengan
menghimpun darah Brahman dan Hereford. Sapi ini kuat dengan ukuran
badan yang besar, pertumbuhannya cepat, masak dini dan tahan terhadap
caplak. Ada species yang bertanduk dan ada pula yang polled. Diperkirakan
sapi ini akan mempunyai arti penting di masa mendatang, khususnya untuk
daerah-daerah yang beriklim tropis.
9. Brahman / Brahma = Salah satu jenis sapi yang dikembangkan dari Bos
indicus (zebu), suatu species yang berasal dari India. Sapi ini ditandai dengan
adanya kelasa atau punuk (hump) serta gelambir (dewlap). Warna yang paling
umum adalah abu-abu (grey) memiliki toleransi yang tinggi terhadap panas
dan sangat resistant terhadap caplak. Kemampuan merumputnya juga cukup
bagus walau keadaan rumputnya tidak baik dan tahan berjalan jauh. Sapi
Brahman memegang peran penting dalam pembentukan sapi santa gertrudis
yang sangat terkenal serta banyak digunakan dalam persilangan-persilangan
dengan sapi sub tropis.
10. Brahmaental = Bangsa sapi hasil persilangan antara bangsa simental (5/8
bagian) dan Brahman (3/8 bagian) yang dikembangkan di AS sebagai daging.
11. Brangus = Bangsa sapi yang dihasilkan dari kawin silang antara bangsa
Brahman dengan Angus sebagai hasil karya De Landelles (1951) di
Rockhampton, Australia. Ditujukan untuk dikembangkan di daerah tropic
karena tahan terhadap kekeringan dan kualitas makanan yang kurang baik,
disamping itu juga tahan terhadap caplak. Sapi ini tidak bertanduk, warnanya
merah atau hitam.
12. Calf = Anak sapi umur 6 – 9 bulan, yang jantan disebut Bull calf dan yang
betina = heifer calf.
13. Calf crop = Anak-anak sapi yang dilahirkan oleh sekelompok sapi (herd)
dalam suatu musim ttt.
14. Cattalo = hasil silang antara bison jantan dengan sapi betina. Yang jantan
biasanya mati pada saat lahir sedangkan yang betina walaupun hidup
seringkali infertile.
15. Stag = sapi jantan yang dikastrasi pada umur tua.
16. Steer / stot = sapi jantan yang dikastrasi pada umur 6 – 24 bulan.
17. Bullock = Sapi jantan yang dikastrasi pada umur 2 tahun atau lebih.
18. Meiden heifer = sapi betina dewasa namun belum pernah beranak.
19. Bull = Sapi jantan yang tidak dikastrasi.
20. Cow = Sapi betina yang telah beranak lebih dari satu kali.

Umpan Balik

1. Jelaskan mengapa Sapi Zebu/ Sapi Asia / Bos Indicus biasanya memiliki
ponok atau gumba yang besar dan bergelambir lebar dan kuat.
2. Jelaskan bagaimana kondisi kulit dan warna kulit yang umum pada sapi-
sapi Asia.
3. Jelaskan mengapa sapi-sapi eropa pada umumya memiliki bentuk badan
seperti kotak.
4. Mengapa kalau kita mengimport sapi misalnya dari Australia dan kita
pelihara maka pertumbuhannya tidak bisa sebaik di Australia.
5. Setiap Bangsa sapi memiliki kelebihan dan kekurangan. Jelaskan kelebihan
dan kekurangan Bangsa sapi Asia (Bos Indicus) dan Bangsa sapi Eropa (Bos
Typicus).
6. Mengapa menurut Orang Jawa Khususnya, Sapi disebut dengan Rojo
Koyo.
7. Apa yang saudara ketahui dengan system penggemukkan sapi secara Dry
Lot fattening dan Pasture Fattening.
8. Apabila sapi PO di IB dengan Semen sapi Limousin, maka kira-kira
bagaimana keturunannya.
9. Usaha apakah yang pernah dilakukan pemerintah untuk memperbaiki
kualitas dan produksi ternak sapi potong yang ada di Indonesia.
10. Apa yang saudara ketahui tentang pengertian Bahan Pakan, Pakan,
Ransum, Ransum Seimbang, Complete feed dan Anti Nutrisi.

KERBAU (Bubalus Bubalis)


Kerbau adalah hewan yang termasuk lembu disamping ternak sapi (lembu sejati).
Kerbau dibedakan dengan sapi karena kerbau dianggap sebagai bentuk yang
paling primitive ditinjau dari tengkoraknya.
Kerbau mempunyai sungut (moncong) yang lebar, kuping besar, tanduk subur
pertumbuhannya, rambut jarang. Kaki dengan sepatu yang melebar disesuaikan
untuk kehidupan di rawa-rawa/ tanah becek.
Dari fosil-fosil yang diketemukan di Asia dianggap sebagai asal dari semua
kerbau. Namun sejak jaman Tertier hewan ini telah tersebar di Afrika. Kerbau-
kerbau di Afrika sekarang pada galibnya terdapat sebagai Kerbau Caffer
(Syncerus caffer), yang hidup disabana Afrika Tengah dan Afrika Selatan. Hewan
ini besar dan BB mencapai 1000 Kg dan tinggi gumba 1,8 m, warna hitam, dengan
dasar tanduk besar bertemu kiri dan kanan. Disamping itu juga ditemui ada kerbau
kecil (Syncerus nanus) tinggi 1,4 m dengan warna kuning sampai merah sawo
matang.
Kerbau Asia (Bubalus bubalis) sekarang masih hidup secara liar di India (dengan
namaArni) Arni liar hidup menyebar luas sampai Asia Kecil, Eropa Selatan dan
Afrika Utara. Warna kehitaman, tanduk tidak bertemu, BB mencapai 1200 Kg,
tinggi gumba 1,7 m. Bubalus bubalis ini hidup di Philipina dengan perubahan
bentuk dengan nama Kerbau Mindoro (Bubalus mindoroensis).
Di Indonesia orang berpendapat bahwa telah tidak ada kerbau liar, sedangkan
kerbau-kerbau yang dianggap liar tersebut sebenarnya berasal dari kerbau yang
telah jinak, seperti Kerbau Jalang di Banten Selatan dan Bengkulu.
Di Pulau Jawa ternak kerbau banyak terdapat di Pantai Utara dan semakin ke
Timur semakin berkurang. Yang banyak adalah di Banten, Sukabumi, Bogor,
Cianjur, Karawang, Indramayu, Cirebon, Tegal, Pekalongan, Semarang, Demak,
Kudus, Bojonegoro, Pasuruan, Probolinggo dan Banyuwangi. Tujuan
pemeliharaan umumnya adalah tujuan daging dan ternak kerja. Di luar Pulau
Jawa terdapat di Sulawesi Tenggara dan Selatan.Nusa Tenggara, Flores, Sumba
dan Sumbawa.  Kerbau di Sulawesi ada yang dalam bentuk kerdil tinggi 1 m
disebut dengan Anoa (Bubalus depresicornis).
Kerbau di Indonesia umumnya BB mencapai 500 – 600 Kg dengan tinggi 120 –
130 cm.

Secara systematic Zoology dapat disusun sbb.


Kingdom        : Animal
Phylum          : Chordata
Class              : Mamalia
Ordo              : Ungulata
Family            : Bovidae
Genus            : Bubalus
Species          : Bubalus species

Di Negara India merupakan gudang kerbau, dipelihara untuk tujuan daging dan
susu. Nama lainkerbau adalah Water buffaloes (karena sering mandi, Swamp
buffaloes (karena sering berkubang), River buffaloes (karena sering di sungai) dan
Kebo (Bahasa Jawa.

Beberapa Istilah yang terkait dengan Ternak Kerbau

 Arna = Kerbau Air (Bubalus bubalis).


 Bubaline = Golongan kerbau yang merupakan bagian dari genus Bos
 Buffalo = Kerbau (Bos bubalis, bos caffer atau synerus caffer.

KUDA (Equus species)


Secara systematic dapat disusun sbb.
Kingdom                : Animal
Phylum                  : Chordata
Class                     : Mamalia
Ordo                      : Perissodoctyla
Family                   : Equidae
Genus                   : Equus
Species                 : Equus hipotigris (Zebra)
Equus asinus (Keledai)
Equus hemionus (setengah Keledai)
Equus caballus (Kuda)

Pada buku ini yang dibicarakan adalah kuda saja karena dianggap sudah
dibudidayakan dan memiliki nilai ekonomis tinggi. Menurut Stegman Von Pritzwald
Equus caballus dibagi menjadi 5 macam berdasarkan tempat
perkembangbiakkannya, yaitu :

1. Equus caballus germanicus (Kuda Jerman)


2. Equus caballus occidentalis (Kuda Eropa Tengah)
3. Equus caballus gmelini        (Kuda Eropa Timur)
4. Equus caballus orientalis     (Kuda Asia Muka)
5. Equus caballus mongolicus (Kuda mongol = Equus prewalsky).

Kuda adalah perkataan Sanskrit, oleh karenanya diperkirakan orang-orang Hindu


yang pada permulaan perhitungan tahun Masehi datang ke Indonesia dengan
membawa kuda dari India. Dalam abad-abad pertama tahun Masehi orang-orang
Tionghoa berulang-ulang membawa kuda ke Indonesia, demikian juga orang-
orang Islam dari India datang ke Indonesia sesudah orang Hindu. Oleh karenanya
perlu diperhitungkan bahwa kuda-kuda Indonesia bukan hanya berasal dari Kuda
Timur Asli melainkan juga mengandung kuda Cina dan Mongol yang tergolong
Tarpan (Equus gmelini).
Pemeliharaan kuda semula digunakan untuk tujuan tunggang bagi lascar atau
kavillah sesudah penggunaan unta. Namun kuda sebagai ternak yang dipotong.
Oleh karenanya pada Bahasan ini kuda dimasukkan ke dalam Ternak Potong
Besar.
Pada beberapa tempat seperti Banyuwangi dan Malang, kuda dipotong untuk
konsumsi daging. Macam-macam kuda yang ada di Indonesia, yaitu :

Kuda Sandel
Kuda sandel disebut juga Kuda Sumba karena sudah sejak lama dikenal di Pulau
Sumba. Kuda sumba merupakan kuda yang terbaik di Indonesia. Tipe daging dan
tarik ringan. Ciri-ciri :

 Bagian tubuhnya bagus


 Tubuh bagian depan lebih besar dari belakang
 Duduk ekor tinggi.
 Warna bermacam-macam
 Temperamen cerah, riang dan bertingkah laku sabar.
 Tinggi 130 cm

Kuda Sumbawa
Kuda ini terdapat di Pulau Sumbawa, terdapat 2 ras yaitu : Kuda Sumbawa dan
Kuda Bima. Badan kuda bima lebih rendah daripada Kuda Sumbawa. Tinggi 1-
1,25 m, temperamen sabar dan tipe kerja.

Kuda Sawu
Kuda sawu terdapat di Pulau Sawu, merupakan tipe tarik.

Kuda Timor
Kuda Timor terdapat di Pulau Timor, warna bermacam-macam, tinggi 1,36 m, tipe
tarik

Kuda Flores
Di Flores terdapat 2 ras yaitu : Kuda Manggarai dan Kuda Ngada, Tipe Tarik,
warna umumnya merah.
Kuda Sulawesi
Terdiri dari Kuda Bone dan Kuda Mahar
Kuda Jawa
Kuda-kuda jawa umumnya kecil dan tipe tarik.
Kuda Aceh
Kuda-kuda Aceh banyak tersebar disekitar Danau Toba, kecil, tinggi 120 cm
(Kuda batak)

Sedangkan Kuda Luar Negeri yang banyak didatangkan di Indonesia, yaitu :


Kuda Arab
Berasal dari Arabia dan sekarang banyak di Syria dan Mesir. Tipe Balap/Pacu.
Lari cepat, badan relative pendek, tinggi 150-160 cm dan berat 500 Kg.
Kuda Thoroughbred
Kuda ini dibentuk di Inggris dari Arab, tipe pacu, warna bermacam-macam, sifat
aktif, muka dan kaki biasanya putih, tinggi 150 – 170 cm dan berat 500 Kg.
Kuda Australia
Bermula dari Kuda Thoroughbreed yang disebar ke Amerika, kemudian masuk ke
Australia. Kuda yang masuk ke Australia ini disebut Kuda Australia. Namun di
Australia sendiri banyak terdapat kuda-kuda Inggris seperti Suffolk (penarik berat),
Kuda Inggris (Tunggang), Kuda Poney (Pacuan), Kuda Shire (penarik beban
berat), Kuda Hackney (penarik ringan) dan Kuda Clydesdale (penarik berat)
Kuda Percheron, berasal dari Perancis merupakan tipe tarik
Kuda Belgia, Asal Belgia tipe penarik.

Beberapa Istilah yang terkait dengan Ternak Kuda

 Appaloosa = Salah satu bangsa kuda yang terkenal di AS dan Inggris dan
mengandung darah kuda Arab.
 Ascheim Zondek Test = Suatu uji kebuntingan pada Kuda betina
berdasarkan pada adanya PMS (Pregnant Mare Serum) dalam darah kuda itu. Uji
ini sangat baik hasilnya apabila diterapkan pada kuda yang umur kebuntingannya
50 – 80 hari.
 Bay = warna bulu kemerahan pada kuda dengan beberapa bagiannya
hitam (kaki & ekor).
 Burro = sejenis keledai kecil.
 Charlier shoe = Sepatu khusus untuk kuda dilapangan rumput.
 Cob = Kuda yang kakinya pendek.
 Colt = Kuda jantan muda
 Dark chestnut = Pola yang menggambarkan warna hitam kecoklatan atau
mahgony pada kuda.
 Filly = kuda betina muda
 Foal = anak kuda
 Gait = Tiap gerakan kuda yang mengarah ke depan
 Gelding = Kuda jantan yang dikastrasi
 Hinny = Hasil persilangan antara kuda jantan dengan keledai betina.
 Jack atau Jackas = keledai jantan.
 Janet / Jenny = keledai betina
 Jaguar = Panthera onca, karnivora besar yang terdapat di Amerika selatan.
 Mule = hasil perkawinan antara keledai jantan dengan kuda betina atau
antara domba black face dengan border Leicester
 Mare = kuda betina dewasa
 Mustang = Kuda liar dibagian barat amerika serikat yang merupakan
keturunan kuda spanyol.
 Stallion = kuda jantan dewasa.
 Sorrel = warna kuda
 Sheen = Warna bulu yang mengkilat atau bercahaya
 Polomino = warna kuda kuning keemasan.
 Pony = jenis kuda yang kecil ukurannya
 Prick = kegiatan memotong ekor kuda.

Umpan Balik

1. Jelaskan Mengapa ternak kerbau banyak tersebar dipesisir utara tanah


Jawa.
2. Ternak kerbau adalah ternak yang efisien dalam pemanfaatan pakan yang
berkualitas jelek serta tidak tahan panas. Mengapa demikian.
3. Susunlah systematic Zoologi dari ternak Kerbau secara berurutan.
4. Menurut Saudara, mengapa pengembangan ternak kerbau lebih lambat
dibandingkan dengan ternak sapi maupun kambing.
5. Kalau melihat kotoran kuda dengan kotoran kerbau, maka akan diketahui
kotoran kuda lebih kasar dibandingkan dengan kotoran kerbau. Mengapa
demikian dan apa kesimpulan saudara.
6. Di Tanah Toraja Sulawesi, kerbau merupakan ternak yang sangat berharga
khususnya untuk upacara adat. Jelaskan upacara adat tersebut dan mengapa
memakai ternak kerbau.
7. Apakah perbedaan antara kuda dengan keledai, serta apa perbedaan
kerbau dengan anoa.
8. Apa yang saudara ketahui tentang susu kuda liar.
9. Mengapa ternak kuda lebih banyak sebagai Tarik/pacu  daripada tipe
daging.
10. Sebutkan dan jelaskan ciri-ciri Kuda Pacu yang baik.

TERNAK POTONG KECIL

Kambing (Capra Species)


Ternak Kambing yang ada sekarang diduga berasal dari 3 Kambing liar
yakni Capra hircus dari Pakistan dan Turki, Capra falconeri dari Khasmir
dan Capra prisca dari Balkan. Secara systematic zoology kambing dapat disusun
sebagai berikut
Kingdom :  Animal
Phylum    :  Chordata
Class        :  Mammalia
Order       :  Ungulata
Family      :  Bovidae
Genus      :  Capra
Species    :  Capra species
Kalau diamati perkembangan sebagai ternak potong, maka kambing masih kalah
dengan domba, dan biasanya disamping sebagai ternak potong juga sebagai
ternak perah. Banyak kambing-kambing luar yang didatangkan ke Indonesia
seperti Etawa, Angora, Khasmir, Mountgommeri dari India dan juga Saanen dan
Toggenburg dari Belanda.
Peternakan Kambing di Indonesi banyak terdapat di pantai utara Jawa, Sulawesi
Selatan, Aceh dan Nusa Tenggara. Pada daerah tropis umumnya bertujuan
sebagai ternak potong, namun di daerah sub tropis banyak diarahkan pada
produksi susu.

Bangsa Kambing
Uraian bangsa-bangsa kambing sebagai ternak potong tidak lepas dengan uraian
kambing perah pada Pokok Bahasan Ternak Perah. Bangsa kambing yang ada di
Indonesia antara lain :

Kambing Kacang (Kambing Jawa)


Terdapat diseluruh Indonesia, bentuk badan kecil dengan bobot badan 10-20 Kg
dan tinggi badan ± 53 cm, telinga pendek tegak. Namun juga ada yang mencapai
bobot badan jantan 25 Kg dan betina 20 Kg.

Kambing Benggala
Orang banyak menyebut kambing autralia, namun sebenarnya bukan dari
Australia tetepi dari Mesir. Terdapat banyak di pantai utara Pulau Jawa seperti
Cirebon dan Semarang. Tubuh agak besar dari kambing kacang, leher tegak
pendek sehingga tampak gagah, bulu panjang dan ada yang tidak bertanduk.

Kambing Kosta
Kambing Kosta berasal dari Iran, terdapat banyak disekitar Jakarta. Badan tegak,
hidung rata dan kadang melengkung, tanduk pendek, telinga agak panjang.
Warna kebanyakan putih.

Kambing Jawarandu
Nama lain dari kambing jawarandu adalah Kambing PE (Lihat di Bab ternak
Perah)

Kambing Anggora
Kambing ini berasal dari Turki, Jantan dan betina bertanduk, telinga rebah, bulu
lebat panjang.

Kambing Boer

BOER FULLBLOOD 
FB ini adalah kambing boer yang dibawa daripada Afrika Selatan berbadan tegap.
Warna kambing boer tulen keseluruhan kemerah-merahan atau hampir hitam.
FERAL
Feral Kambing liar Australia. Petani di sana menangkapnya disekitar hutan dan
menjualnya keseluruh dunia, termasuk Indonesia dan Malaysia.
BOER F1
Boer FB jantan yang di kawinkan dengan kambing feral betina yang berwarna
putih. Menghasilkan boer F1. Berwarna putih keseluruhan dan bentuk badan
masih bercirikan feral
BOER F2
Boer FB dikawinkan denga boer F1 menghasilkan boer F2. Ciri-ciri utamanya ialah
kepala berwarna coklat tetapi agak kabur warnanya. Bentuk badannya juga masih
kurang ciri-ciri boer yang berkualitas
BOER F3
Boer F3 adalah kawinkan antara boer FB dengan boer F2. Ciri-ciri utamanya ialah
kepala berwarna coklat kemerah-merahan. Bentuk badan menyerupai kambing
boer FB. Kualitasnya sangat baik dan banyak dibawa masuk ke Malaysia dan
Indonesia.
BOER F4
Begitu juga boer F4. Ia juga merupakan kacukan antara boer FB dengan F3.
Kepalanya berwarna coklat lebih gelap berbanding boer F3. Keseluruhan
kepalanya coklat kemerah-merahan dan kehitam-hitaman. Bentuk badan
menyerupai kambing boer FB juga
BOER F5 -F7 (PURE BREED)
Boer F5-F7 juga di kenali sebagai Boer Purebreed Kacukan ini memperlihatkan
pengaruh gen boer yang kuat.
Secara keseluruhannya, kelihatan boer purebreed hampir sama dengan boer FB.
Cuma terdapat tompok-tompok putih atau tompok-tompok coklat di badannya.
Warna coklat kemerah-merahan bukan hanya terdapat di kepala tetapi turut
terdapat di badan. Boer generasi ini juga sangat berkualiti untuk dijadikan baka
(pejantan).
Boer Fullblood (FB) – adalah kambing boer keturunan asal dari Africa yang tidak
dicampur dengan mana-mana baka kambing lain. Kambing ini mempunyai ciri
Boer yang sebenar, iaitu cepat membesar dan membiak. Kat Malaysia harga
untuk jenis ini paling kurang RM2,000 seekor.
Boer F1 – adalah anak kambing yang lahir hasil dari perkahwinan antara Boer
Fullblood (FB) dengan kambing jenis lain.
Boer F2 – adalah anak kambing yang lahir hasil dari perkahwinan antara Boer
Fullblood (FB) dengan Boer F1
Boer F3 – adalah anak kambing yang lahir hasil dari perkahwinan antara Boer
Fullblood (FB) dengan Boer F2
Boer F4 – adalah anak kambing yang lahir hasil dari perkahwinan antara Boer
Fullblood (FB) dengan Boer F3
Purebreed – adalah gelaran bagi F4 (bagi betina) dan F4 keatas bagi jantan.

Beberapa Istilah yang terkait dengan Ternak Kambing

 Alpine = Salah satu bangsa kambing perah yang terkenal berasal dari
Perancis dan Swiss, dengan warna putih dan hitam serta totol-totol. Termasuk
kambing perah yang berukuran besar, betina dewasa mencapai 55 Kg. Produksi
susu dapat mencapai 950 Kg dengan kadar lemak 3,5 % dalam masa laktasi 8 –
10 Bulan.
 American la mancha = Bangsa kambing perah yang terkenal di Amerika
serikat.
 Angora = Bangsa kambing yang berasal dari daerah Angora Asia Kecil.
Kambing ini terkenal sebagai penghasil Mohair yaitu bulu kambing yang
berkualitas bagus, disamping peranan kambing ini sebagai penghasil daging.
 Bleat = Suara yang spesifik dari kambing atau domba.
 Buck = Kambing jantan dewasa.
 Buck Kid = Kambing jantan muda
 Chevon = Daging anak kambing (kid).
 Doe = Kambing betina dewasa.
 Doe Kid = Kambing betina muda
 Venison = daging rusa yang dapat dimakan.
 Slatted floor = alas kandang yang berlubang (tidak rapat)
 Slurry = feaces yang tercampur urine dalam perkandangan ternak.
 Marbling = penyebaran partikel lemak di dalam daging.
 Meatiness = derajat perdagingan atau ratio antara urat daging, lemak dan
tulang.
 Mohair = bulu kambing jenis angora.
 Chevrotain = Tragulus javanicus (kancil / pelanduk).
 Carbonated water = Air minum yang mengandung CO2. Pada ayam
petelur, peristiwa “Panting” yang terjadi pada keadaan suhu lingkungan tinggi,
dimaksudkan untuk mengurangi beban panas dari dalam tubuh. Karena terengah-
engah itu, maka terlalu banyak CO2 yang dikeluarkan sehingga tubuh mengalami
defisiensi CO2 dan karena cenderung terjadi “ALKALOSIS” (Respiratory
Alkalosis). Salah satu akibatnya ialah tidak sempurnanya sistesa kulit telur
(CaCO3), hingga kulit telur menipis dan resiko pecah sangat meningkat.
Penggunaan air minum yang mengandung CO2 telah menunjukkan hasil yang
dapat diharapkan mengatasi problema tsb. Di samping itu pada ternak Kambing
dan babi, penggunaan carbonated drinking water juga membantu problema
respiratory alkalosis.
 Flushing = Usaha memperbaiki makanan pada ternak yang habis
melahirkan anak agar supaya segera dapat kembali pada kondisi normal

Domba (Ovis Species)


Penjinakkan domba diperkirakan dari Asia Tengah. Seperti di Turkistan ditemukan
tulang-tulang yang berumur kira-kira 8000 tahun sebelum Nabi Isa. Semenjak
permulaan usaha peternakan domba diarahkan guna menghasilkan air susu,
daging, gemuk dan wool.
Di Eropa Domba Mouflon (Ovis musimon) hidup dalam keadaan liar, warnanya
sawo matang keabu-abuan sampai kemerah-merahan, tanduk sangat kuat
membengkok ke belakang. (Kadang-kadang betina juga bertanduk). Sungguhpun
penyebarannya sangat luas, namun sekarang hanya terdapat di Corsika dan
Sardinia.
Domba Argali (Ovis ammon) terdapat banyak di Asia Utara dan Asia Tengah mulai
dari Turkistan sampai Kamchatka. Domba ini ditandai dengan tanduk yang terpilin.
Domba urial (Ovis vignei), sebagai domba asli Asia Tengah. Domba ini ditandai
dengan surai pada leher dan tanduk yang terpilin kuat baik yang jantan maupun
yang betina.
Domba-domba jinak diduga keturunan dari Domba Urial (Ovis vignei) yang
merupakan awal domba di Asia Kecil, Balkan, Hongaria dan bangsa-bangsa
domba dari Alpen. Demikian juga Domba Merino dianggap keturunan dari domba
urial ini.Persilangan domba Mouflon dan Domba Urial berkembang di Eropa.
Di Indonesia, usaha untuk memajukan peternakan domba telah dirintis dengan
mendatangkan bibit-bibit dari luar negeri seperti Merino, Kapstad, Romney,
ataupun Texal dari Belanda dengan tujuan memperbaiki domba-domba local.

Secara systematic zoology, domba dapat disusun sebagai berikut :


Kingdom :  Animal
Phylum    :  Chordata
Class        :  Mammalia
Order       :  Ungulata
Family      :  Bovidae
Genus      :  Ovis
Species           :  Ovis species

Banyak orang yang kesulitan untuk menentukan domba atau kambing. Untuk itu
secara umum dapat dibedakan keduanya dengan melihat :

Bagian Kambing Domba

Janggut Berjanggut (terutama ♂ Tidak Berjanggut


Rambut dan Wool Berambut Wool (domba Indonesia masih juga
Ekor Ekor arah ke atas berambut)
Bau Ada Bau Khas (khususnya Arah ke bawah
Cara Makan ♂) Tidak ada bau khas
Nama Broushing (meramban) Grazzing (merumput)
Wedus Gibas

Jenis-jenis Domba yang ada di Indonesia

Domba Jawa Asli


Terdapat di seluruh Indonesia, bentuk kecil dan daging sedikit, beranak satu
(jarang beranak 2-3 ekor),  warna rambut putih, hitam, sawo matang sampai
coklat.

Domba Ekor Gemuk (DEG)


Domba ini banyak terdapat di Pulau Madura, Bondowoso, Probolinggo, Besuki,
Jember, Situbondo dengan asal usul yang tidak pasti. Ciri khas adalah Ekor
Gemuk dan panjang dengan berat  3-10 Kg dimana ujungnya kecil.
Domba Priangan (Garut)
Terdapat di Priangan / Garut Jawa Barat. Diperkirakan merupakan hasil silang dari
Domba Lokal, Domba Tanjung Harapan (Asal Afrika Selatan) dan Domba Merino
(Asal Australia). Domba Garut merupakan domba Indonesia yang paling baik,
dimana BB Jantan 60-80 Kg, Betina 30-40 Kg dengan Tinggi Jantan 75 cm dan
betina 62 cm.
Warna rambut kebanyakan putih, tetapi ada juga yang hitam, coklat, belang hitam
dan abu-abu dengan bulu yang halus, panjang dari yang asli.

Domba Merino
Asal dari Asia Kecil. Karena mutu wool baik, maka cepat berkembang dikawasan
dunia seperti Australia, Eropa, Afrika dan Amerika.
Domba Rambouillet
Asal Perancis. Badan lebar dalam dan padat, gesit, kepala terangkat. Yang jantan
bertanduk besar, sedangkan yang betina tidak bertanduk. Domba ini merupakan
tipe daging dan wool yang sangat baik.

Domba dari Luar Negeri

1. Domba Chevoid (Scotland)


2. Domba Southdown (Inggris)
3. Domba Leicester (Inggris)
4. Domba Lincoln (Inggris)
5. Domba Corriedale (New Zealand)
6. Domba Karakul (Amerika Serikat)
7. Domba Gurez, Karanah, Bhakaral dari India.

Beberapa Istilah yang terkait dengan Ternak Domba

 Argali = Domba liar (ovis ommon) yang terdapat di Asia Pusat.


 Berrichon du cher = Bangsa domba perah yang dikembangkan di
Perancis yang mengandung darah domba merino
 Chamois = kulit segar domba yang disamak dengan minyak.
 Cheviot = Salah satu bangsa domba tipe pedaging
 Corriedale = Salah satu bangsa domba yang termasuk tipe pedaging yang
cukup baik.
 Dagging / Crutching = pencukuran bulu domba biasanya pada musim
gugur dan panas untuk mencegah infeksi parasit.
 Drape = Sapi atau domba betina yang tidak dapat beranak.
 Drysdale = suatu bangsa domba dari selandia baru yang merupakan tipe
wool. Domba ini merupakan mutasi dari Romney.
 Ewe = domba betina dewasa.
 Fag = caplak yang menyerang domba.
 Wether = domba jantan yang telah dikastrasi
 Gimmer / hogget = Domba betina yang mulai saat disapih sampai saat
pencukuran woolnya yang pertama kali.
 Ile de france = Bangsa domba yang berasal dari perancis.
 Lamb = anak domba
 Masham = hasil persilangan domba Black Face dengan Wensleydale
 Mutton = daging domba atau kambing pada fase pertumbuhan awal.
 Teg = domba yang berumur sekitar 2 tahun.
 Texel = Bangsa domba dari Belanda pertumbuhan cepat dan produksi susu
banyak.
 Tup = domba jantan
 Southdown = Bangsa domba tipe daging
 Shropshire = salah satu bangsa domba tipe daging.
 Ram = Domba jantan dewasa
 Rambouillet = Bangsa domba tipe wool
 Shear = memotong atau mencukur bulu pada domba atau kambing

Umpan Balik

1. Jelaskan perbedaan antara kambing dan domba secara umum.


2. Kebutuhan apa saja yang diperlukan dalam mengusahakan ternak potong
kambing.
3. Pemeliharaan ternak kambing dan sapi yang saling berdekatan tidak
dianjurkan. Mengapa demikian.
4. Apa perbedaan antara rambut dengan bulu.
5. Sebutkan 4 tujuan dari mendatangkan ternak dari luar negeri ke Indonesia.
6. Mengapa ternak kambing dan domba liar, saat ini sudah tidak ada lagi di
dunia.
7. Bagaimana proses yang dilakukan untuk menciptakan breed baru (seperti
pada kambing Boer).
8. Berdasarkan cara makan antara domba dan kambing terdapat perbedaan.
Apakah hal ini juga akan berpengaruh dalam manajemen usahanya. Jelaskan.
9. Sebutkan macam-macam kambing yang berpotensial untuk dikembangkan
di Indonesia.
10. Sebutkan macam-macam domba yang berpotensial untuk dikembangkan di
Indonesia.

TERNAK PERAH

Pendahuluan
Class Mammalia atau kelompok hewan yang menyusui dikenal karena
terdapatnya kelenjar mammae atau kelenjar susu pada jantan atau betina.
Walaupun dalam perkembangannya pada ternak jantan mengalami rudimenter
(pengkerdilan), sedangkan pada ternak betina mengalami perkembangan.
Kelenjar mammae merupakan modifikasi dari kelenjar kulit, yang dilengkapi
dengan puting susu dan menghasilkan susu untuk makanan anak. Tidak semua
class mammalia dibudidayakan untuk penghasil air susu, karena memang tidak
semua menghasilkan air susu dalam jumlah yang banyak.
Khsususnya ternak perah, maka ternak ini dibudidayakan untuk penghasil air
susu, karena mereka mampu merubah makanan kasar dan hijauan makanan
ternak atau limbah pertanian yang bermutu rendah menjadi air susu yang bermutu
tinggi. Ternak perah secara efisien mampu merubah bahan pangan yang
berkualitas rendah menjadi bahan pangan yang berkualitas tinggi khususnya
sebagai sumber protein hewani.
Dalam diktat ini hanya akan dibahas untuk beberapa jenis ternak perah yangtelah
umum dibudidayakan, antara lain : Sapi Perah, Kerbau Perah dan Kambing
Perah.

Sapi Perah

Pada uraian Sapi sebagai ternak potong, dikemukakan bahwa pada sub Genus
Taurinae terdapat 2 species yaitu Bos Indicus dan Bos Taurus. Bos Typicus atau
Bos taurus merupakan sapi tidak bergumba, dimana terdapat 4 sub species yaitu :
Primegenius, Longifrons, Frontasus dan Branchycephalus.
Dari sub species Premigenius dan sub species Longifrons berkembang sapi-sapi
perah yang terkenal seperti : Holstein, Jersey, Guernsey, Ayrshire dan Brown
Swiss.

Karakteristik Breed Sapi Perah


Holstein
Berasal dari Holland (Belanda) di propinsi Holland Utara dan Friesland Barat.
Breed ini berkembang dari nenek moyang bos taurus-Premigenius. Dikenal juga
dengan Friesian Holstein atau Fries Holland atau Fries Holstein. Merupakan sapi
terbaik memproduksi air susu.
Tanda-tanda / Ciri-ciri

 Warna belang hitam atau belang putih (kadang-kadang terdapat yang


belang merah serta umumnya pada dahi terdapat warna putih segitiga.
 Keempat kaki bagian bawah dan ekor berwarna putih.
 Tanduk pendek menjurus ke depan
 Lambat dewasa, tenang dan jinak.
 Tak tahan panas, mudah menyesuaikan diri.
 Produksi susu 4500-5000 liter per laktasi dengan kadar lemak 3-4,5 %.
 BB Jantan 700 – 900 Kg dan Betina 550 – 600 Kg

Jersey, 
Berasal dari Inggris Selatan. Merupakan sapi perah terkecil yang tahan panas dan
cepat menyesuaikan diri dengan lingkungan. Jersey berasal dari sapi liar dengan
nenek moyang Bos taurus – longifrons.
Tanda-tanda :

 Warna bulu bermacam-macam, ada yang abu-abu muda, kuning, merah,


coklat tua, dan ada yang hampir hitam dimana yang jantan warna lebih tua.
 Tanduk ukuran sedang dan agak menjurus ke atas, lebih panjang dari FH.
 Kurang tenang, lebih mudah terpengaruh sekitar.
 Cepat menjadi dewasa
 Produksi susu 3200 liter per laktasi dengan kadar lemak 5,3 %.
 BB Jantan 500 – 650 Kg dan Betina 350 – 500 Kg.

Guernsey, 
Sapi ini lebih besar dari Jersey dengan karakteristik susu seperti Jersey. Terdapat
di Pulau Guernsey  Inggris, berasal dari nenek moyang Bos Taurus – Longifrons.
Tanda-tanda :

 Warna Kuning tua dengan belang putih.


 Warna putih sering pada bagian perut, muka dan bagian bawah ke-4 kaki.
 Tanduk menjurus ke atas dan agak condong ke depan dengan ukuran
sedang.
 Lebih tenang daripada Jersey tetapi tidak setenang FH.
 Lebih cepat dewasa, akan tetapi lebih lambat dari Jersey.
 Produksi susu 2750 liter per laktasi.
 BB Jantan 700 Kg dan Betina 475 Kg.

Ayrshire
Berasal dari Ayr Barat daya Scotland. Nenek moyang Bos taurus – primegenius
dan Longifrons. Ayrshire merupakan breed yang berkembang lambat yakni sejak
tahun 1750 M, dimana breed lain sudah berkembang dengan pesat.
Tanda-tanda :

 Warna belang merah dan putih atau belang coklat dan putih.
 Tanduk agak panjang dan menjurus ke atas, hampir tegak lurus dengan
kepala.
 Cepat dewasa seperti Guernsey
 Produksi susu 3500 liter per laktasi
 BB Jantan 725 Kg dan Betina 550 Kg.

Brown Swiss
Sapi ini berasal dari Awitzerland (Swiss). Nenek moyang bos taurus – Longifrons,
merupakan breed yang paling tua.
Tanda-tanda :

 Warna coklat, abu-abu muda/tua, umumnya yang ditemui berwarna coklat.


 Sifatnya jinak
 Produksi susu 4000 – 4500 liter per laktasi (No. 2 setelah FH)
 BB Jantan 970 Kg dan Betina 630 Kg.

Dan masih banyak jenis sapi perah lain seperti Sahiwal, Yamaica, Red shindi,
Devon, Dexters, Milking shorthorn, Red Polled.

Bangsa sapi Perah Indonesia.

Peranakan FH (PFH)
Sapi ini merupakan hasil persilangan sapi-sapi lokal dengan sapi FH, sehingga
secara keseluruhan mirip dengan sapi FH akan tetapi produksi susu dan Bobot
badannya lebih rendah dari FH.

Sapi Grati
Sapi ini berasal dari Grati Pasuruan Jawa Timur. Sapi ini hasil persilangan antara
sapi Madura/jawa dengan sapi FH, Ayrshire dan Jersey. Namun pada sapi grati
yang menonjol adalah ciri-ciri sapi FH. Produksi susu 2000 liter per laktasi dan BB
jantan 550 Kg dan Betina 425 Kg.

Red denish
Sapi ini berasal dari Denmark dan didatangkan ke Indonesia untuk ditempatkan di
Pulau Madura. Warna bulu merah, produksi susu 4300 liter per laktasi dengan
kadar lemak 4,3 %. BB Jantan 850 Kg dan Betina 500 Kg.

Memilih Sapi Perah


Untuk dapat menghasilkan air susu sesuai dengan hasil yang diharapkan, maka
perlu dilakukan seleksi ternak sapi yang dipelihara/diternak sesuai dengan
ketentuan secara eksteriur, meliputi :

a.  Keadaan tubuh sapi perah betina

 Gambaran secara umum menunjukkan kebagusan, tampak vogoris dan


harmonis.
 Menunjukkan karakteristik dari breed.
 Menunjukkan karakteristik sapi perah seperti kulit sedang tebalnya dan
elastis, bulu halus teratur dengan baik, jarak rusuk lebar dan melengkung dengan
baik serta lingkar dada besar.
 Mammary sistem menunjukkan kebaikan seperti ambing : halus besar,
pertautan baik, symetris, lunak dan elastis, texture ambing : lunak dan
elastis, puting : uniform, panjang dan besar, tempat dan jarak baik, mammary vein
panjang dan berbelit-belit serta besar.

b.  Keadaan tubuh sapi perah jantan

 Gambaran umum tampak bagus, menunjukkan kejantanan, harmonis dan


mantap.
 Memiliki karakteristik breed.
 Memiliki karakteristik sapi perah jantan seperti kulit longgar dan elastis,
bulu halus dan tidak kasar, testicle normal, symetris dengan scrotum yang normal
dimana berada dalam kedudukan yang baik, mammary vein luas, panjang dan
baik, kaki depan dan kaki belakang baik serta kuat.

Kerbau Perah

Negara India merupakan salah satu negara di dunia yang banyak melakukan
penjinakkan kerbau (buffaloes). Negara lain yang memiliki ternak kerbau dalam
jumlah besar adalah China, Thailand, Pakistan dan Philipina.
Uraian kerbau (Bubalus species) telah banyak dijelaskan pada Kerbau sebagai
ternak potong. Sedangkan yang diuraikan pada pokok bahasan ini hanya
menyangkut beberapa kerbau sebagai ternak perah.

Beberapa Breeds Ternak Kerbau sebagai Ternak Perah, yaitu :

Jaffarabadi.
Terdapat di hutan Gir-Kathiawar khususnya mengarah ke Jaffarabad India.
Individu kerbau sebagai  penghasil air susu sampai 15 – 18 Kg per hari dengan
lemak susu (butter fat) tinggi.
Tanda-tanda :

1. Kepala : Besar, lebar, bertanduk tipis menggantung ke leher dengan ujung


melengkung ke atas, dahinya menonjol.
2. Leher : kuat dan berkembang dengan baik.
3. Tubuh : massif, relatif panjang dan tidak begitu kompak, panjang kerbau
jantan mencapai 176,6 cm dan betina 160 cm, BB jantan mencapai 589,6 Kg
dan betina berkisar 450 Kg
4. Kaki : lurus dan kuat
5. Warna : hitam atau kelabu
6. Ambing : bentuk dan ukuran baik, vena jelas, puting susu panjang dan
produksi susu 15-18 Kg ( 30-40 lbs) per hari

Murrah
Kerbau Murrah berasal dari Punjab selatan, Haryana dan Union Terretory of Delhi
India. Breeding yang baik dilakukan di Rohtak, Hissar, Jind, Nebha dan Patiala
India. Kerbau ini tercatat sebagai penghasil susu dan daging. Secara Individuil
dapat menghasilkan air susu 22 – 27 Kg per hari.
Tanda-tanda :

1. Kepala : relatif kecil dan bersih, tanduk tumbuh yang mula-mula arah
caudo-lateral terus membelok ke dorso-medial seterusnya ke arah medio-
cranial dengan warna hitam.
2. Leher : pada jantan tebal dan panjang, pada betina tipis panjang.
3. Tubuh : padat dan pendek, punggung lebar, dada berkembang baik dan
lebar, ekor kecil dengan ujung warna putih, tinggi jantan 152 cm dan betina
132 cm, BB Jantan 566,9 Kg dan betina 430,9 Kg. BB anak baru lahir
mencapai 32 – 35 Kg.
4. Kaki : lurus pendek dan berkuku besar hitam
5. Warna : hitam atau kelabu dan putih pada ujung ekor.
6. Ambing : bentuk dan ukuran baik, vena jelas, puting susu panjang dan
produksi susu 22-27 Kg  per hari dengan butter fat 7 %.

 Selain ke-4 breeds di atas, masih banyak kerbau-kerbau lain yang baik
menghasilkan susu seperti kerbau Nagpuri (Ellichpuri) dengan kemampuan 5-8 Kg
susu per hari.
Di Indonesia juga terdapat kerbau yang biasa diperah yaitu di Sumatra, namun
tidak banyak informasi serta belum berkembang ke luar daerah juga produksi susu
masih rendah. Di Medan terdapat kerbau Murrah yang dipelihara oleh orang India
untuk dijadikan Dadih (susu kerbau yang diasamkan dengan cara dicampur gula
atau madu). Produksi susu kerbau Murrah ini berkisar 2-7 liter per ekor per hari
dengan masa laktasi 11 bulan (Nasution, 1988).
Dalam rangka meninggikan fat (lemak), maka susu kerbau dicampur dengan susu
sapi. Kadar butter fat susu kerbau sangat tinggi yaitu 9,6 % dan protein 5,26 %.
Krim susu kerbau dibuat Ghee (masakan penting bagi orang India).

Kambing Perah

Sebagai hewan penghasil susu, maka ternak kambing sangat berarti bagi anak
negeri yang hidup dipedalaman. Air susu kambing merupakan produk yang sangat
baik guna memenuhi kebutuhan air susu bagi mereka yang tidak suka atau yang
sulit memperoleh air susu sapi.
Ada perbedaan antara air susu sapi dengan air susu kambing, dimana pada air
susu kambing globula lemak berukuran kecil dan susu agak lunak sehingga lebih
mudah dicerna baik bagi bayi atau orang yang alergi terhadap susu sapi.
Banyak kambing yang berfungsi ganda yaitu disamping sebagai penghasil daging
juga penghasil air susu. Uraian dibawah ini hanya pada ternak kambing yang
menonjol dalam produksi air susu.

Macam-macam Breeds Kambing Perah.

Saanen
Breed Saanen berkembang dilembah Saanen Switzerland. Warna bulu dominan
putih atau krem. Pada jantan BB mencapai 65-80 Kg atau rata-rata 50 – 60 Kg.
Terdapat atau tidaknya tanduk sangat tergantung pada strain atau speciesnya.
Pada umumnya mempunyai rambut pendek dan mempunyai janggut. Produksi
susu mencapai 2-5 Kg per hari dan lama laktasi 8-10 bulan dengan butter fat 3-4
%.

Toggenburg
Berasal dari Switzerland dan sangat populer sebagai penghasil susu di Amerika
Serikat. Warna rambut coklat muda (brown light) dihiasi warna putih di abdomen
dan kaki. Warna putih atau cerah juga terdapat dikanan-kiri muka sebagai
karakteristik dari kambing ini. Pada jantan BB 65-80 Kg dan betina 50-60 Kg.
Umumnya bertanduk dengan rata-rata produksi susu 5-10 Kg per hari dan lama
laktasi 10 bulan.

Alpine
Terdapat di kelompok-kelompok French dan Swiss Alpine yang hidup di daerah
pengunungan. Butter fat mencapai 3-4 %. Pada French Alpine berwarna hitam,
kehitaman, putih atau kombinasi dan biasanya bertanduk. BB rata-rata jantan 65-
80 Kg dan betina 50-60 Kg. Pada swiss Alpine berwarna merah dengan tanda
putih dan sedikit bertanduk.

Anglo Nubian
Berkembang di Inggris dan merupakan crossing antara Nubian jantan dari Egyt
(mesir) dengan Jamnapari betina dari Inggris. Warna bervariasi dari hitam sampai
putih, kehitaman, merah. Jantan dan betina bertanduk. BB Jantan 65-80 Kg dan
Betina 50-60 Kg. Butter fat 4-5 %.

Jamnapari (Etawa)
Breed ini terdapat di distric Etawah daerah pegunungan Uttar Pradesh India.
Kambing ini merupakan tipe dual purpose (dwi guna) dimana sebagai penghasil
daging dan susu. Jamnapari lebih dikenal dengan Etawah atau Etawa merupakan
kambing yang gagah, umumnya putih atau kuning kehitaman dengan coklat muda
pada leher dan muka. Telinga panjang menggantung menyerupai kambing
Nubian. Dengan demikian kambing Etawa kemungkinan latar belakang genetik
breed Nubian. Rata-rata BB jantan 60-90 Kg dan betina 50-60 Kg. Merupakan
kambing perah yang produksi susunya mencapai 5,4 Kg per hari dengan rata-rata
2-3 Kg per hari. Lama laktasi dapat mencapai 305 hari per tahun dengan produksi
susu mencapai 600 Kg per tahun.

Barbari
Berasal dari Barberra di British tanah Somali Afrika Timur. Di India terdapat di
Uttar Pradesh. Kambing ini mempunyai respon yang baik dengan Stall Feeding,
dapat diternak dengan mudah baik dikota atau di desa. BB Jantan 40-50 Kg dan
Betina 35-40 Kg. Warna putih sedikit hitam atau belang hitam. Kesuburan tinggi
(2-3 anak per kelahiran). Produksi susu dapat mencapai 4 Kg per hari dengan
rata-rata 1-2 Kg per hari dan Butter fat 5 %.

Gaddi
Breed ini diketahui di Kiwai, Paras, Shangraw dari lembah Kaghan, Hazana
Pakistan dan juga Azad Khasmir. Merupakan breed yang kecil, kepala massive,
telinga panjang, tanduk sedang, bulu panjang dan biasanya berwarna hitam, tetapi
ada juga yang putih atau abu-abu. Produk utamanya adalah bulu dan susu
(setahun produk bulu mencapai 0,7-1 Kg dan produksi susu 0,8 Kg per hari).
Rata-rata BB jantan 30 Kg dan betina 20 Kg.

Selanjutnya terdapat pula breed kambing dari India antara lain : Amritsari, Surti,
Khasmiri, Osmanbadi dan Malabari, sedangkan dari Pakistan antara lain :
Chapper, Damani, Kaili/ Pahari, Kaghani dan Kail.

Beberapa kambing breed dari India telah masuk ke Indonesia seperti Kambing
Jamnapari atau lebih dikenal dengan Kambing Etawa. Hasil silang antara
Kambing Etawa dengan Kambing Kacang  menghasilkan Kambing PE yang juga
disebut dengan Kambing Jawarandu. Kambing ini banyak terdapat di Jawa Timur
seperti di Lumajang, Malang, Blitar dan Tulungagung. Tujuan utama persilangan
adalah untuk meningkatkan mutu daging kambing lokal dan untuk produksi susu.
BB jantan mencapai 40-45 Kg dan Betina 32 Kg. Warna bulu kebanyakan belang
hitam atau merah dan putih. Hidung melengkung cembung, telinga lebar panjang
sampai 25-40 cm. Produksi susu 1-1,5 liter per hari.

Surti
Hidup di Gujarat, kaira dan distrik Baroda India. Contoh-contoh yang terbaik
berasal dari Anand, Nadiad, Barsad dan Petlad India. Produksi susu sangat berarti
bagi Bombay, dimana rata-rata adalah 1550 – 1700 Kg per laktasi dan pada
kerbau yang baik dapat mencapai 2200 – 2500 Kg per laktasi.
Tanda-tanda :

1. Kepala : panjang, muka lebar, antara kedua tanduk konveks, muka dan
moncong berlekuk-lekuk, lubang hidung lebar, telinga menggantung dengan
warna bagian dalam merah muda, tanduk pipih bentuk sabit dengan lekuk
yang nyata, tumbuh arah belakang bawah dan ujung seperti berkait.
2. 2.    Leher : pada betina panjang, tipis dan ringan, sedangkan jantan tebal
dan berat.
3. Tubuh : bentuk bulat panjang, panjang badan jantan 142 cm dan betina
137 cm, BB Jantan 500 Kg dan Betina 408 Kg, dada menonjol dan lebar, kulit
tebal, halus dan bulu jarang, ekor panjang kecil dan berambut putih.
4. Kaki : lurus kuat dengan kuku lebar.
5. Warna : bulu kelabu atau coklat dengan warna kulit hitam atau coklat.
6. 6.    Ambing : baik, produksi susu 1550 – 1700 Kg per laktasi dan dapat
mencapai 2200 – 2500 Kg dengan butter fat 7,5 %.
Nili
Hidup di Montgomery district disebelah barat Pakistan dan di Ferozepore – Punjab
India. Rata-rata sekali laktasi 250 hari dengan produksi 1600 Kg.
Tanda-tanda :

1. 1.    Kepala  : panjang dengan lekuk nyata, lubang hidung lebar, moncong


halus, tanduk kecil lebar, tebal melengkung nyata, telinga runcing.
2. 2.    Leher  : pada betina panjang tipis, pada jantan tebal panjang.
3. 3.    Tubuh : Sedang, BB jantan 590 Kg dan Betina 455 Kg. Kulit halus
lunak.
4. 4.    Kaki  : pendek lurus bertulang kuat.
5. 5.    Warna  : umumnya hitam, pada ambing terdapat bercak-bercak merah
muda dan pada ekor sering bercak putih.
6. 6.    Ambing : tumbuh baik, produksi susu mencapai 1600 Kg per laktasi.

Umpan Balik

1. Sebutkan nama-nama tempat dimana kerbau banyak dijinakkan serta


sebutkan 4 nama kerbau yang banyak menghasilkan air susu.
2. Mengapa kerbau Murrah merupakan kerbau yang penting sebagai
penghasil susu.
3. Sebutkan nama 5 breeds kambing yang dapat diperah.
4. Berikan penjelasan pada salah satu jenis breed kambing perah yang
produksi susunya tinggi.
5. Sebutkan 5 breeds sapi perah yang diturunkan dari Bos taurus-premigenius
dan Longifrons.
6. Berikan tanda-tanda sapi FH secara singkat dan jelas.
7. Sapi Grati merupakan sapi perah asli Indonesia. Berikan penjelasan
mengapa sapi tersebut sangat berarti di Indonesia.
8. Jelaskan cara memilih sapi yang baik pada jantan dan betina.
9. Berikan penjelasan singkat dan berurutan cara pemerahan sapi sehingga
dihasilkan susu yang berkualitas.
10. Sapi perah banyak dikembangkan didaerah pegunungan. Mengapa
demikian.

ANEKA TERNAK

Pendahuluan
Ilmu peternakan Aneka ternak adalah hewan piara yang tidak termasuk dalam
satu class. Dengan demikian hewan piara ini belum dapat digolongkan dalam
kelompok ternak Unggas, ternak potong atau ternak perah. Sebenarnya sangat
banyak jenis yang termasuk dalam Aneka ternak seperti Puyuh, Lebah, Kelinci,
Bekicot, Walet, Rusa, Jangkrik, kodok, buaya, merpati dan lain-lain.
Pada bahasan ini hanya dikemukakan 3 jenis saja yaitu : Puyuh, Lebah dan
Kelinci, oleh karena jenis-jenis ini sudah banyak dibudidayakan oleh masyarakat.

Burung Puyuh (Coturnix coturnix)


Yang umum dikenal sebagai Puyuh adalah Unggas dari Marga Turnix, Coturnix 
dan Arborophilla. Arborophilla dan coturnix seperti ayam (gallus) termasuk family
Phasianidae, sedang genus turnix termasuk family Turnicidae.
Puyuh yang termasuk Turnicidae memiliki ciri jari kaki ketiganya menghadap ke
depan sedang yang ke belakang tidak ada.
Cotohnya :  Puyuh tegalan (Turnix succicator), yang sering ditemui ditegalan-
tegalan,
Puyuh kuning (Turnix sylvatica)’
Puyuh hitam (Turnix maculosa)
Genus Coturnix yang ada dalam kehidupan liar di Indonesia adalah Coturnix
chinensis(Puyuh batu) dimana dengan ciri-ciri : badan kecil sekitar 15 cm dan
masih dapat ditemui di Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan Nusa Tenggara.
Genus Arborophilla di Indonesia dikenal dengan Puyuh genggong (Arborophilla
javanica), puyuh pohon (Arborophilla hyperythra).
Adapun species (jenis) puyuh yang umum dibudidayakan adalah Coturnix coturnix
japonica dengan systematic zoology sebagai berikut :
Kingdom :  Animal
Phylum    :  Chordata
Class        :  Aves
Order       :  Galliformes
Family      :  Phasianidae
Genus      :  Coturnix
Species    :  Coturnix coturnix japonica
Asal usul puyuh (Coturnix coturnix) ini belum jelas benar dan diperkirakan dari
coturnix liar yang dijinakkan. Puyuh betina mulai bertelur pada umur 50 hari walau
dewasa tubuh baru umur 70 hari. BB betina dewasa mencapai 140 gram dan
kemampuan produksi telur 200 – 300 butir per tahun dengan rata-rata Berat telur
10 gr.

Beda Puyuh Jantan dan Betina 


Untuk membedakan jantan dengan betina akan tampak jelas benar pada umur 3
minggu. Adapun perbedaannya adalah sebagai berikut

Bagian Jantan Betina

Cloaca Pada dinding bagian atas ada tonjolan Tidak ada Tonjolan
kecil
Suara Umur 1,5 – 2 bulan berkokok Tidak berkokok
Pantat Bulat lebih besar Lebih kecil dari jantan
Bulu Dada / leher bawah merah-coklat Dada / leher bawah merah-
tanpa garis-garis coklat dengan garis atau bercak
hitam
BB ± 140 gr Kurang dari 140 gr

Tujuan Pemeliharaan Burung Puyuh

1. Menghasilkan telur Konsumsi. Telur puyuh mengandung13,6 % protein


(ayam 12,7 %), lemak 8,24 % (ayam 11,3%).
2. Menghasilkan daging
3. Kotoran sebagai hasil samping bisa untuk pupuk.

Kandang
Kandang puyuh dapat dibuat dalam bentuk sangkar dengan dasar dari kawat atau
litter (sekam). Dengan bentuk sangkar ini maka kandang dapat disusun  3-4
tingkat. Untuk ukuran kandang dengan panjang 1 m lebar 0,8 m dan tinggi 30-40
cm, maka dapat menampung 40-50 ekor burung puyuh.
Kandang sistem litter
Sistem litter mempunyai kelebihan antara lain :

1. Hemat tenaga dan praktis karena tidak membersihkan setiap hari


2. Merupakan sumber vitamin B12
3. Dasar kandang tidak cepat rusak
4. Kesehatan kaki puyuh terjamin
5. Kehangatan merata
6. Dapat menyerap kotoran dan air
7. Mengurangi kanibalisme karena puyuh selalu mengkais.

Namun selain kebaikan, sistem litter juga memiliki kelemahan antara lain :

1. Litter yang basah menyebabkan sumber penyakit


2. Penggantian litter setiap penggantian penghuni.
3. Karena puyuh suka mengkais maka wadah makanan sebaiknya diletakkan
diluar kandang agar tidak penuh litter dan apabila terpaksa harus diletakkan
dalam kandang, maka tempat pakan harus dirancang tidak mudah tercemar
litter.

Makanan
Pada keadaan aslinya, makanan burung puyuh adalah biji-bijian, daun-daunan
dan serangga. Pada pemeliharaan secara intensif maka makanan harus tersedia
lengkap. Makanan puyuh diberikan secara ad libitum dan diperkirakan untuk
jantan 20 gr/ hari.
Fase starter (0-3 minggu) kandungan PK 24-28 %,
Fase Grower (3-7 minggu) kandungan PK 20 %
Fase Layer ( setelah umur 50 hari – 8 bulan) kandungan PK ± 24 %
Sebagai potong, (setelah 8 bulan), maka PK ± 20 %.
Pedoman Teknis Budidaya
Sebelum usaha beternak dimulai, seorang peternak wajib memahami 3 (tiga)
unsur produksi yaitu: manajemen (pengelolaan usaha peternakan), breeding
(pembibitan) dan feeding (makanan ternak/pakan)

a.  Penyiapan Sarana dan Peralatan (Perkandangan)


Dalam sistem perkandangan yang perlu diperhatikan adalah temperatur kandang
yang ideal atau normal berkisar 20-25 derajat C; kelembaban kandang berkisar
30-80%; penerangan kandang pada siang hari cukup 25- 40 watt, sedangkan
malam hari 40-60 watt (hal ini berlaku untuk cuaca mendung/musim hujan). Tata
letak kandang sebaiknya diatur agar sinar matahari pagi dapat masuk kedalam
kandang.
Model kandang puyuh ada 2 (dua) macam yang biasa diterapkan yaitu sistem litter
(lantai sekam) dan sistem sangkar (batere). Ukuran kandang untuk 1 m2 dapat
diisi 90-100 ekor anak puyuh, selanjuntnya menjadi 60 ekor untuk umur 10 hari
sampai lepas masa anakan. Terakhir menjadi 40 ekor/m2 sampai masa bertelur.
Adapun kandang yang biasa digunakan dalam budidaya burung puyuh adalah:

Kandang untuk induk pembibitan


Kandang ini berpegaruh langsung terhadap produktifitas dan kemampuan
menghasilkan telur yang berkualitas. Besar atau ukuran kandang yang akan
digunakan harus sesuai dengan jumlah puyuh yang akan dipelihara. Idealnya satu
ekor puyuh dewasamembutuhkan luas kandang 200 m2

Kandang untuk induk petelur


Kandang ini berfungsi sebagai kandang untuk induk pembibit. Kandang ini
mempunyai bentuk, ukuran, dan keperluan peralatan yang sama. Kepadatan
kandang lebih besar tetapi bisa juga sama

Kandang untuk anak puyuh/umur stater(kandang indukan)


Kandang ini merupakan kandang bagi anak puyuh pada umur starter, yaitu mulai
umur satu hari sampai dengan dua sampai tiga minggu. Kandang ini berfungsi
untuk menjaga agar anak puyuh yang masih memerlukan pemanasan itu tetap
terlindung dan mendapat panas yang sesuai dengan kebutuhan. Kandang ini perlu
dilengkapi alat pemanas. Biasanya ukuran yang sering digunakan adalah lebar
100 cm, panjang 100 cm, tinggi 40 cm, dan tinggi kaki 50 cm. (cukup memuat 90-
100 ekor anak puyuh

Kandang untuk puyuh umur grower (3-6 minggu) dan layer (lebih dari 6
minggu)
Bentuk, ukuran maupun peralatannya sama dengan kandang untuk induk petelur.
Alas kandang biasanya berupa kawat ram

Peralatan
Perlengkapan kandang berupa tempat makan, tempat minum, tempat bertelur dan
tempat obat-obatan

b.  Peyiapan Bibit
Yang perlu diperhatikan oleh peternak sebelum memulai usahanya, adalah
memahami 3 (tiga) unsur produksi usaha perternakan yaitu bibit/pembibitan,
pakan (ransum) dan pengelolaan usaha peternakan.
Pemilihan bibit burung puyuh disesuaikan dengan tujuan pemeliharaan, ada 3
(tiga) macam tujuan pemeliharaan burung puyuh, yaitu:

1. Untuk produksi telur konsumsi, dipilih bibit puyuh jenis ketam betina yang
sehat atau bebas dari kerier penyakit.
2. Untuk produksi daging puyuh, dipilih bibit puyuh jantan dan puyuh petelur
afkiran
3. Untuk pembibitan atau produksi telur tetas, dipilih bibit puyuh betina yang
baik produksi telurnya dan puyuh jantan yang sehat yang siap membuahi
puyuh betina agar dapat menjamin telur tetas yang baik

c.  Pemeliharaan
Sanitasi dan Tindakan Preventif
Untuk menjaga timbulnya penyakit pada pemeliharaan puyuh kebersihan
lingkungan kandang dan vaksinasi terhadap puyuh perlu dilakukan sedini mungkin

Pengontrolan Penyakit
Pengontrolan penyakit dilakukan setiap saat dan apabila ada tanda-tanda yang
kurang sehat terhadap puyuh harus segera dilakukan pengobatan sesuai dengan
petunjuk dokter hewan atau dinas peternakan setempat atau petunjuk dari Poultry
Shoup

Pemberian Pakan
Ransum (pakan) yang dapat diberikan untuk puyuh terdiri dari beberapa bentuk,
yaitu: bentuk pallet, remah-remah dan tepung. Karena puyuh yang suka usil
memtuk temannya akan mempunyai kesibukan dengan mematuk-matuk
pakannya. Pemberian ransum puyuh anakan diberikan 2 (dua) kali sehari pagi dan
siang. Sedangkan puyuh remaja/dewasa diberikan ransum hanya satu kali sehari
yaitu di pagi hari. Untuk pemberian minum pada anak puyuh pada bibitan terus-
menerus

Pemberian Vaksinasi dan Obat


Pada umur 4-7 hari puyuh di vaksinasi dengan dosis separo dari dosis untuk
ayam. Vaksin dapat diberikan melalui tetes mata (intra okuler) atau air minum
(peroral). Pemberian obat segera dilakukan apabila puyuh terlihat gejala-gejala
sakit dengan meminta bantuan petunjuk dari PPL setempat ataupun dari toko
peternakan (Poultry Shoup), yang ada di dekat Anda beternak puyuh

d.    Hama dan Penyakit

Radang usus (Quail enteritis)


Penyebab: bakteri anerobik yang membentuk spora dan menyerang usus,
sehingga timbul peradangan pada usus.
Gejala: puyuh tampak lesu, mata tertutup, bulu kelihatan kusam, kotoran berk
yang membentuk spora dan menyerang usus, sehingga timbul peradangan pada
usus.
Gejala: puyuh tampak lesu, mata tertutup, bulu kelihatan kusam, kotoran berair
dan mengandung asam urat.
Pengendalian: memperbaiki tata laksana pemeliharaan, serta memisashkan
burung puyuh yang sehat dari yang telah terinfeksi.

Tetelo (NCD/New Casstle Diseae)


Gejala: puyuh sulit bernafas, batuk-batuk, bersin, timbul bunyi ngorok, lesu, mata
ngantuk, sayap terkulasi, kadang berdarah, tinja encer kehijauan yang spesifik
adanya gejala “tortikolis”yaitu kepala memutar-mutar tidak menentu dan lumpuh.
Pengendalian: (1) menjaga kebersihan lingkungan dan peralatan yang tercemar
virus, binatang vektor penyakit tetelo, ayam yang mati segera dibakar/dibuang; (2)
pisahkan ayam yang sakit, mencegah tamu masuk areal peternakan tanpa baju
yang mensucihamakan/ steril serta melakukan vaksinasi NCD. Sampai sekarang
belum ada obatnya

Berak putih (Pullorum)


Penyebab: Kuman Salmonella pullorum dan merupakan penyakit menular.
Gejala: kotoran berwarna putih, nafsu makan hilang, sesak nafas, bulu-bulu
mengerut dan sayap lemah menggantung.
Pengendalian: sama dengan pengendalian penyakit tetelo

Berak darah (Coccidiosis)


Gejala: tinja berdarah dan mencret, nafsu makan kurang, sayap terkulasi, bulu
kusam menggigil kedinginan.
Pengendalian: (1) menjaga kebersihan lingkungaan, menjaga litter tetap kering;
(2) dengan Tetra Chloine Capsule diberikan melalui mulut; Noxal, Trisula Zuco
tablet dilarutkan dalam air minum atau sulfaqui moxaline, amprolium, cxaldayocox

Cacar Unggas (Fowl Pox)


Penyebab: Poxvirus, menyerang bangsa unggas dari semua umur dan jenis
kelamin.
Gejala: imbulnya keropeng-keropeng pada kulit yang tidak berbulu, seperti pial,
kaki, mulut dan farink yang apabila dilepaskan akan mengeluarkan darah.
Pengendalian: vaksin dipteria dan mengisolasi kandang atau puyuh yang terinfksi.

Quail Bronchitis
Penyebab: Quail bronchitis virus (adenovirus) yang bersifat sangat menular.
Gejala: puyuh kelihatan lesu, bulu kusam, gemetar, sulit bernafas, batuk dan
bersi, mata dan hidung kadang-kadang mengeluarkan lendir serta kadangkala
kepala dan leher agak terpuntir.
Pengendalian: pemberian pakan yang bergizi dengan sanitasi yang memadai

Aspergillosis
Penyebab: cendawan Aspergillus fumigatus.
Gejala: Puyuh mengalami gangguan pernafasan, mata terbentuk lapisan putih
menyerupai keju, mengantuk, nafsu makan berkurang.
Pengendalian: memperbaiki sanitasi kandang dan lingkungan sekitarnya

Cacingan
Penyebab: sanitasi yang buruk.
Gejala: puyuh tampak kurus, lesu dan lemah.
Pengendalian: menjaga kebersihan kandang dan pemberian pakan yang terjaga
kebersihannya

Lebah (Apis species)

Sejak jaman prasejarah manusia telah mengenal lebah sebagai penghasil madu.
Namun perkembangan tersebut berjalan sangat lamban. Pemikiran untuk
memelihara yang semula di alam terbuka, dalam gua-gua, dalam lobang-lobang,
kayu-kayu besar dan tua mengilhami cara kehidupan lebah. Dengan demikian
bentuk kandang yang dibuat sekarang ini menirukan rumah-rumah lebah dalam
kehidupan tidak terpelihara.
Secara Zoology lebah tergolong Phylum Arthropoda, binatang bersegment dan
termasuk class Insecta (serangga) yang bersayap (Pterygota).
Tujuan pemeliharaan adalah untuk penghasil madu, malam (lilin) dan royal jelly.
Fungsi madu selain untuk kesehatan (obat-obatan) juga sebagai campuran
cosmetic.

Jenis-jenis Lebah
Di Indonesia telah dikenal beberapa jenis lebah penghasil madu, yaitu:

Apis dorsata (Tawon gung / Odeng)


Telah lama dikenal jenis lebah ini, namun sampai sekarang belum banyak
dibudidaya kan. Rumah atau kerajaan dibangun dipohon-pohon yang tinggi,
menggantung dan sering berbentuk bulat. Sifat sangat galak dan akan menyerang
apabila diganggu. Madu yang dihasilkan encer / cair.

Trigona (Tawon Lanceng)


Hidup dicelah-celah kayu atau lobang bambu. Madunya sedikit sehingga kurang
menarik perhatian untuk dibudidayakan.

Apis indica
Apis indica telah lama dikenal di Indonesia. Namun pemeliharaan secara besar
belum banyak dilakukan. Lebah ini banyak menghasilkan madu dan kegairahan
untuk beternak di tempat tertentu seperti Jawa tengah karena kebutuhan akan lilin
untuk membatik.

Apis mellifica lingustica


Dikenal dengan lebah jenis Italia. Sifatnya ramah dan ukuran badan lebih besar
dari Apis indica (1,25 x besar apis indica). Pada tahun tujuh puluhan lebah ini di
import dan telah mulai dikembangkan. Ciri-ciri yang merupakan kelebihan apis
mellifica adalah :

 Tiga pasang (segment) dari bagian belakang (abdomen) berwarna kuning


 Sifatnya sabar
 Produksi madu tinggi
 Sarang dijaga tetap bersih
 Lebih tahan terhadap bakteri
 Dapat menghalau hama ngengat malam.

Kehidupan Sosial Lebah


Kehidupan Sosial Lebah yang dikemukakan disini khusus untuk lebah apis
mellifica. Dalam kehidupan sosial lebah sering dikenal dengan Kerajaan lebah,
dimana terdapat 3 kasta atau kelompok yaitu :

1.    Lebah ratu (Queen)

Dalam kelompok hanya terdapat satu ratu. Tugasnya hanya untuk bertelur. Telur
dimulai dari beberapa dusin per hari sampai 1500 per hari. Seekor Ratu dapat
menghasilkan 15 – 20 Ribu dalam satu musim.  Ciri-ciri Lebah Ratu :

1. Panjang badan rata-rata 1,5 x lebah kerja


2. Terdapat 2 mata faset dan 2 ocelli (Mata tunggal)
3. Terdapat sengat yang hanya dipergunakan pada Ratu baru
4. Berantena, sayap tidak menutup seluruh abdomen, kaki tak dilengkapi
kantong untuk tepungsari.

2.  Lebah Jantan (Drone)

Dalam satu sarang hanya ada beberapa ratus saja. Lebah jantan dilahirkan dari
telur ratu atau telur lebah karyawan/pekerja yang tidak dibuahi. Badanya lebih
besar dari lebah pekerja, lebih pendek dari ratu akan tetapi lebih lebar dari ratu.
Biasanya warnanya hitam atau kehitaman (gelap), Kepala seolah dipenuhi oleh
mata majemuk (mata faset).  Sifat-sifat Lebah Jantan

1. Pemalas, banyak makan dan rakus


2. Terbang tinggi kalau akan meminang lebah ratu,Tidak pernah mengunjungi
bunga
3. Dalam kelompok hanya satu lebah jantan yang mengawini lebah ratu.
4. Setelah kawin mati dan pada musim paceklik diusir atau dibunuh oleh lebah
karyawan.

Pada Budidaya lebah, sebaiknya dalam kelompok jangan terlalu banyak atau
harus dikurangi jumlahnya biar tidak menghabiskan makanan.

3.    Lebah Karyawan / pekerja (Worker)

Dalam sarang lebah apis indica yang baik dapat mencapai jumlah 30.000 lebah
karyawan sedangkan pada lebah apis mellifica dapat mencapai 60.000 ekor.
Tugasnya adalah bekerja sampai mati. Tugas-tugas tersebut diantaranya adalah :

1. Sebagai perawat Lebah Ratu, lebah jantan dan larva


2. Penerima nektar/madu bunga
3. Propolis dari sari bunga
4. Penjaga keamanan (soldiers)
5. Perintis pencari tempat bunga
6. Pembersih kandang/sarang
7. Membuat sarang
8. Memelihara sarang yang retak
9. Membuat makanan untuk ratu dan larva
10. Menyimpan madu dan tepungsari bunga maupun propolis.

Tanda-tanda Lebah Karyawan

1. Ukuran tubuhnya paling kecil dalam kelompok


2. Panjang badan 14 mm, tinggi 5-6 mm, BB kosong 0,1 gr, BB isi nektar 0,15
gr dan daya angkut rata-rata 0,2 gr.
3. Fungsi badan sebagai pabrik kimia mengubah nektar bunga menjadi madu,
madu menjadi Royal Jelly untuk makanan Ratu serta madu menjadi lilin.

Syarat Mendirikan Usaha Ternak Lebah

1. Memilih bibit / ratu yang dipelihara


2. Daerah sekitar banyak tanam-tanaman yang berbunga.
3. Suhu Lingkungan berkisar 33-34 oC adalah suhu optimum untuk
melakukan segala kegiatan
4. Jauh dari ladang sayur yang sering disemprot dengan pestisida.

Kelinci (Lepus cuniculus)

Di Indonesia dikenal adanya Kelinci Lokal yakni kelinci jawa (Lepus negricollis)
dan kelinci Sumatra yang sampai saat ini belum diternak. Diperkirakan ternak
kelinci telah ada sejak ratusan tahun yang lalu. Menurut V. Veever Carter (1990)
bahwa kelinci masuk ke jawa dan sumatra kira-kira tahun 1835 M dari India.
Secara sistematic zoology kelinci dapat disusun sebagai berikut :
Kingdom     : Animal
Phylum       : Chordata
Class           : Mammalia
Order          : Marsupialia
Family         : Lepuridae
Genus         : Lepus
Species       : Lepus species
Pada dasarnya ternak kelinci terdiri dari 2 breeds yaitu Breeds Fur dan Fancy,
dimana setiap kelompok breeds masih terbagi atas varietas-varietas berdasarkan
warna rambut.
Di Indonesia kelinci mulai banyak digemari. Hal ini oleh karena adanya beberapa
pertimbangan yaitu :

1. Dagingnya merupakan sumber energi, protein hewani yang bermutu,


daging halus, mudah dicerna dan tidak diharamkan oleh agama.
2. Cepat berkembang biak, dimana sekali beranak 6-8 ekor dengan 4 kali
beranak dalam setahun.
3. Kulit kelinci sebagai bahan kerajinan
4. Kotoran sebagai pupuk kandang, pada jenis yang besar dapat mencapai
156 Kg/ thn, Tipe sedang 100 Kg/thn dan tipe kecil 35 Kg/thn untuk satu ekor
kelinci.
5. Sebagai hewan percobaan
6. Dapat memanfaatkan lahan sempit
7. Modal tidak terlalu besar
8. Bahan makanan tidak banyak bersaing dengan manusia.

Bangsa Kelinci yang ada di Indonesia.

1.    Anggora

Asal usul kelinci ras Angora kurang jelas. Konon, berasal dari kelinci liar yang
berkembang secara mutasi dengan spesifik berbulu panjang. Angora pertama kali
di temukan dan di bawa oleh pelaut Inggris, kemudian di bawa ke Perancis tahun
1723. Tahun 1777 Angora menyebar ke Jerman . Tahun 1920 meluas ke negara-
negara Eropa Timur, Jepang, Kanada, dan Amerika Serikat.

Sampai kini Prancis menjadi pusat peternakan kelinci Angora terbesar yang
menhasilkan wool. Angora dewasa berbobot 2.7 kg, baik jantan maupun betina.
Pertumbuhan bulunya yang sangat cepat yakni 2.5 cm per bulan, membuat kita
hatus rajin mencukurnya 6-8 cm tiap tiga bulannya. Karena kalau di biarkan
tumbuh, bulunya akan cenderung kusut dan menggumpal.

2.      Lyon

Sesungguhnya lyon adalah angora inggris yang tidak jadi kupingnya pendek,
wajahnya di penuhi bulu-bulu panjang, mirip seperti lion (singa) tapi yang ini sih
gak serem, malah cenderung lucu. Karena masih saudara dekat dengan angora,
maka tiap 3 bulan sekali kita harus rajin mencukur bulunya yang cepat tumbuh.

3. American Chinchilla

Kelinci ras ini dibedakan jadi tiga tipe, yaitu standar (bobot dewasa 2.5-3 kg),
besar (bobot dewasa 4.5-5 kg), giant (bobot dewasa 6-7 kg). Semua di
manfaatkan untuk ternak dwiguna yaitu produksi fur dan daging. Kelinci raksasa
alias Giant Chinchilla merupakan hasil persilangan antara Standard Chinchilla dan
Flemish Giant.
4. Dutch

Ras dutch (Belanda) sangat terkenal di seluruh dunia sebagai hewan hias piaraan.
bobot dewasa jantan dan betina antara 1.5-2,5 kg. Betina bersifat keibuan
fertilitasnya tinggi. Setiap kali melahirkan, kelinci menghasilkan anak 7-8 ekor.

Warna bulunya khas, melingkar seperti pelana berwarna putih dari punggung
terus ke leher sampai kaki depan bagian belakang dan kepala hitam,cokelat atau
abu-abu.Moncong dan dahi putih. Kaki depan seluruhnya putih.Kaki belakang
hitam atau warna lain dengan ujung kaki putih.Ada pula yang sekaligus memiliki 3
macam warna, sering di sebut Tricolored Dutch.

5.   English Spot

Ras ini berwarna putih dengan tutul-tutul hitam. Sepanjang punggung ada garis
hitam, dari pangkal telinga memanjang sampai ke ujung ekor. Perut bertutul-tutul
hitam seperti puting susu. Telinga hitam, mata dilingkari bulu hitam, sehingga
tampak seperti memakai kaca mata. Hidung diliputi bulu hitam berbentuk kupu-
kupu.

6.      Himalayan

Ras ini sekarang lagi banyak banget di cari, naik daun, harganya masih selangit
sekarang. Banyak yang meyakini asalnya dari Cina sebab di sana banyak di
jumpai kelinci ini. Mula-mula di bawa dari cina ke Eropa sebagai pengisi kebun
binatang dan dikenal dengan nama ‘Kelinci hidung hitam dari Cina’. Warna hitam
pada kaki mulai timbul pada umur 3-4 minggu, mula-mula pucat lalu menjadi
hitam. Himalayan yang disilangkan dengan New Zealand White, anak-anaknya
menyerupai Himalayan.

Kalau disilangkan dengan kelinci berwarna lain, keturunannya tak ada yang
menyerupai Himalayan.

7.    California

Kelinci ini biasanya berwarna putih, hitam dan coklat. Berasal dari Amerika
dipelihara untuk produksi daging. BB dewasa mencapai 4,5 Kg.

8.    Rex
9.    Kelinci Jawa

Terdapat dihutan-hutan yang berdekatan dengan perkebunan teh di Jawa Barat


dengan ketinggian 800 – 1000 m. Warna coklat perunggu agak hitam dipunggung,
tengkuk, bahu dan telinga hitam, ekor jingga dan kemudian menuju ujung menjadi
hitam.

BB dewasa 2-4 Kg dan beranak 2-3 ekor per kelahiran.

10.  Kelinci Sumatra
Merupakan kelinci asli Indonesia yang hidup di ketinggian 600 – 1500 m. Warna
bulu kelabu, coklat kekuningan dengan garis coklat tua pada sisinya, kaki depan
dan belakang.

Pembiakan Ternak Kelinci


Kelinci tipe kecil dewasa pada umur 4-5 bulan, sedangkan tipe besar pada umur
6-7 bln.
Dalam satu tahun bisa melahirkan 2-3 kali dan perkawinan dilakukan setelah 3
bulan melahirkan.
Masa subur 12 hari, tidak subur 2-4 hari.
Imbangan jantan : betina adalah 1 : 10 – 20 ekor
Kebuntingan umumnya 30-33 hari.

Umpan balik

1. Mengapa beberapa jenis ternak disebut dengan Aneka ternak.


2. Bagaimana cara membedakan puyuh jantan dengan betina
3. Mengapa membangun kandang puyuh tidak boleh terlalu tinggi.
4. Apa kelebihan dan kekurangan kandang sistem litter.
5. Mengapa standart pemberian pakan didasarkan pada fase pemeliharaan
dan Kandungan Protein Kasar (PK)
6. Mengapa peternakan lebah lebih banyak didaerah pegunungan.
7. Bagaimana cara memperbanyak kelompok sarang lebah.
8. Bagaimana membedakan lebah ratu, jantan dan karyawan
9. Apa yang saudara ketahui tentang caprofage dan apa penyebabnya.
10. Bagaimana cara mengawinkan kelinci.

Anda mungkin juga menyukai