Disusun Oleh:
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TIDAR
2021
BAB 1
PENDAHULUAN
Berdasarkan Rencana Strategis Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Tahun 2015-2019
(Ditjen PKH 2016), sapi potong merupakan salah satu dari delapan fokus komoditas
peternakan yang akan dikembangkan dalam RPJMN 2015-2019 mengarah pada pengolahan.
Hal ini menandakan pentingnya budidaya sapi potong untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat. Untuk berkontribusi dalam usaha pengembangan ternak sapi potong, maka
sebagai mahasiswa pertanian kita perlu mempelajari mengenai kegiatan ternak sapi potong.
Dimulai dari macam bangsa sapi potong yang ada. Menurut Payne dan Hodges (1997)
macam bangsa sapi yang menyebar diseluruh dunia mencapai kurang lebih 795.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dibuatlah makalah mengenai macam bangsa sapi
potong. Makalah ini akan membahas jenis bangsa sapi potong, perbedaannya, ciri-cirinya,
kelebihan dan kekurangan dari jenis bangsa sapi potong tersebut. Dengan begitu melalui
makalah ini dapat membantu mahasiswa pertanian dalam mempelajari ternak sapi potong.
ISI
Bangsa (breed) sapi adalah sekumpulan ternak yang memiliki karakteristik tertentu
yang sama. Atas dasar karakteristik tersebut, mereka dapat dibedakan dari ternak lainnya
meskipun masih dalam spesies yang sama. Karakteristik yang dimiliki dapat diturunkan ke
generasi berikutnya. Sapi potong merupakan salah satu sumber daya penghasil bahan
makanan berupa daging yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Sapi dapat menghasilkan
berbagai macam kebutuhan manusia, terutama bahan makanan berupa daging, disamping
hasil ikutan lainnya seperti pupuk kandang, kulit dan tulang (Wahyono dan Hardianto, 2004).
Terdapat tiga bangsa sapi potong, yaitu:
1. Bos Tipicus / Bos Taurus
Bos Tipicus / Bos Taurus / Sapi Eropa adalah sapi yang tidak bergumba dengan
tanduk tumbuh kolateral. Terbagi menjadi 4 sub species yaitu:
1) Premigenius (Sapi tipe berat dan besar), misalnya : Holstein, Dautch Belted,
Shorthorn, Galloway, Red Polled, Aberdeen Angus dan Ayrshire.
2) Lengifrons (Bentuk lebih kecil), misalnya : Jersey, Brown Swiss dan Guernsey.
3) Frontasus (Bentuk sedang), misal : Simental
4) Branchycephalus (dengan tanduk pendek), misal : Hereford, Sussex, Britanny dan
Devon
Golongan ini akhirnya menyebar ke berbagai penjuru dunia, terutama Amerika,
Australia dan Selandia Baru. Belakangan ini keturtunan Bos taurus banyak diternakkan
dan dikembangkan di Indonesia, misal sapi Aberden Angus, Hereford, Shorthorn,
Charolais, Simental, dan Limosin (Sudarmono dan Sugeng, 2008).
a. Aberden Angus
Sapi Aberdeen Angus ini masuk di Indonesia melalui Selandia Baru, tapi awal
mulanya berasal dari Skotlandia. Ciri-ciri sapi Aberdeen Angus antara lain :
1) Warna hitam, leher dan telinga pendek, penuh bulu
2) Punggung lurus, badan kompak dan padat, kaki kuat dan kokoh.
Keunggulan sapi ini antara lain tubuh besar dan kompak, pertumbuhannya badan
cepat, berat badan dewasa di atas 900 kg, tahan terhadap iklim dan pakan tropis.
Gambar 1. Sapi Aberden Angus
b. Hereford
Sapi Hereford merupakan sapi potong keturunan Bos Taurus yang didomestikasi
di daerah lembah Hereford Wales Inggris. Sapi ini masuk Amerika Serikat pada
tahun 1817 dan berkembang cukup pesat. Ciri-ciri sapi Hereford sebagai berikut:
1) Warna merah dengan muka, dada sisi badan, perut bawah, bahu dan ekor
putih
2) Tubuh rendah, lebar dan tegap
3) Berat sapi jantan 1800 pound (± 850 Kg) dan betina 1450 pound (± 650
Kg)
3. Bos Sondaicus
Golongan ini merupakan sumber asli bangsa-bangsa sapi Indonesia. Sapi yang saat ini
merupakan keturunan banteng (Bos bibos/Bos banteng). Saat ini, keturunanya sapi ini di
kenal dengan nama sapi Bali, sapi Madura, sapi Sumatra dan sapi lokal lainnya.
a. Sapi Bali (Bos Sondaicus)
Sapi Bali merupakan sapi asli Indonesia hasil penjinakan (domestikasi) banteng
liar yang telah dilakukan sejak akhir abad ke 19 di Bali sehingga sapi jenis ini
dinamakan Sapi Bali. Sapi Bali jantan bertanduk dan berbulu warna hitam kecuali kaki
dan pantat. Berat sapi Bali dewasa berkisar 350-450 kg dan tinggi badannya 130-140
cm. Sapi Bali betina juga bertanduk dan berbulu warna merah bata kecuali bagian kaki
dan pantat. Dibandingkan dengan sapi Bali jantan, sapi Bali betina relatif lebih kecil
dan berat badannya sekitar 250-350 kg.
Sewaktu lahir, baik sapi Bali jantan maupun betina berwarna merah bata. Setelah
dewasa, warna bulu sapi Bali jantan berubah menjadi hitam karena pengaruh hormon
testosteron. Karena itu, bila sapi Bali jantan dikebiri, warna bulunya yang hitam akan
berubah menjadi merah bata. Keunggulan sapi Bali ini antara lain daya tahan terhadap
panas tinggi, pertumbuhan tetap baik walaupun dengan pakan yang jelek, presentase
karkas tinggi dan kualitas daging baik, reproduksi dapat beranak setiap tahun.
Gambar 9. Sapi Bali
b. Sapi Madura
Sapi Madura merupakan keturunan perkawinan silang antara Bos Sondaicus
dengan Bos Indicus. Sapi ini memiliki ciri warisan dari kedua golongan sapi tesebut.
Ciri-ciri Sapi Madura adalah sebagai berikut :
1) Punuk yang kecil dan warna kulit cokelat atau merah bata
2) Bagian kepala terdapat tanduk melengkung ke depan dengan melingkar bulat
sabit
Secara umum, Sapi Madura memiliki beberapa keunggulan seperti mudah
dipelihara, mudah berbiak dimana saja, tahan terhadap berbagai penyakit dan tahan
terhadap pakan kualitas rendah.
Daftar Pustaka
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2015. RENCANA STRATEGIS
PEMBANGUNAN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015-2019.
Kementerian Pertanian Indonesia
Payne, W.J.A dan Hodges, J. 1997. Tropical Cattle. Origin, Breeds and Breeding Policies.
Blackwell Science.Ltd. Oxford.
Sampurna, I Putu. 2016. Ilmu Peternakan Ternak Besar. Fakultas Kedokteran Hewan.
Universitas Udayana. Available at:
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/
17d3d89a27c2acf42b26fefb0c171cb0.pdf. Diakses 18 Februari 2021 (21.47 WIB).
Sudarmono A.S. dan Sugeng Y.B. 2008. Edisi Revisi Sapi Potong. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Wahyono, D.E. dan R. Hardianto. 2004. Pemanfaatan Sumber Daya Pakan Lokal untuk
Pengembangan Usaha Sapi Potong. Lokakarya Sapi Potong. Grati. Pasuruan.