Oleh :
MARIA EKSANTI UN
22205030040
KUPANG
2023
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu dosen yang
memberikan tugas pembuatan makalah ini sehingga dapat sangat membantu penulis untuk belajar lagi.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami serta refrensi yang dibaca . Untuk itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Maria Eksanti Un
2
BAB I PENDAHULUAN
Sapi adalah hewan ternak terpenting dari jenis – jenis hewan ternak yang dipelihara
manusia sebagai sumber penghasil daging, susu, tenaga kerja dan kebutuhan manusia
lainnya. Ternak sapi menghasilkan sekitar 50 % kebutuhan daging di dunia, 95 % kebutuhan
susu, dan kulitnya menghasilkan sekitar 85 % kebutuhan kulit untuk sepatu. Sapi potong
adalah salah satu genus dari family Bovidae. Ternak atau hewan – hewan lainnya yang
termasuk famili ini adalah bison,
banteng (bibos), kerbau (babalus), kerbau Afrika (Syncherus), dan anoa (Abidin, 2002). Sapi
potong asli Indonesia adalah sapi potong yang sejak dahulu kala sudah terdapat di Indonesia,
sedangkan sapi lokal adalah sapi potong yang asalnya dari luar Indonesia, tetapi sudah
berkembang biak dan dibudidayakan lama sekali di Indonesia, sehingga telah mempunyai
ciri khas tertentu. Bangsa sapi potong asli Indonesia hanya sapi Bali (Bos sondaicus),
sedangkan yang termasuk sapi lokal adalah sapi Madura dan sapi Sumba Ongole (SO)
(Rianto dan Purbowati, 2006).
Kerbau domestik terdiri atas dua sub spesies yaitu kerbau sungai (river buffalo) dan kerbau
rawa (swamp buffalo). Kerbau (Bubalus bubalis Linn.) adalah ternak ruminansia besar yang
memiliki potensi tinggi dalam penyediaan daging. Kerbau ditinjau dari habitatnya
digolongkan dalam dua tipe yaitu kerbau rawa (swamp buffalo) yang habitatnya di area rawa
dan berlumpur dan kerbau sungai
(river buffalo) yang habitatnya di daerah basah dan lebih suka berenang di sungai atau kolam
yang dasarnya keras. Kerbau sungai umumnya merupakan tipe kerbau penghasil susu,
sedangkan kerbau rawa merupakan tipe penghasil daging. Kerbau rawa memiliki ciri-ciri
berbadan pendek, besar, bertanduk panjang, memiliki konformasi tubuh yang berat dan
padat, biasanya berwarna abu-abu dengan warna yang lebih cerah pada bagian kaki
(Fahimuddin, 1975)
3
1.2. Rumusan Masalah
4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Sapi
Sapi adalah hewan ternak anggota suku Bovidae dan anak suku Bovinae. Sapi merupakan
mamalia berkaki empat dengan tapak belah. Sapi merupakan hewan herbivora juga termasuk
subfamili Bovidae yakni Bovinae. Sapi sendiri digolongkan dalam beberapa golongan yaitu :
golongan sapi tipe perah, golongan sapi tipe potong, dann golongan sapi tipe dwiguna.
Sapi perah merupakan salah satu ternak penghasil protein hewani yang dalam
pemeliharaannya selalu diarahkan pada produksi susu. Salah satu jenis ternak penghasil susu
yang banyak tersebar di Indonesia adalah sapi Friesian Holstein (FH). Sapi FH banyak dipelihara
karena produksi susu yang tinggi serta mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan. Sapi perah
sendiri terdiri dari sapi perah sub tropis ( Frisian Holstein, Sapi jersey, Sapi Brown Swiss, sapi
Ayrshiry) dan sapi perah tropis (Sapi Sahiwal, Sapi red shindi, Sapi ongole, Sapi gir, Sapi
peranakan Frisien Hosltein (PFH) atau Sapi grati.)
1 Friesian Holstein, Sapi Friesian Holstein (FH) merupakan bangsa sapi yang paling banyak
terdapat di Amerika Serikat, sekitar 80--90 % dari seluruh
sapi perah yang berada di sana. Sapi ini berasal dari
Belanda yaitu di Provinsi North Holand dan West Friesland
yang memiliki padang rumput yang sangat luas. Sapi FH
mempunyai beberapa keunggulan, salah satunya yaitu
jinak, tidak tahan panas tetapi sapi ini mudah menyesuaikan
diri dengan keadaan lingkungan. Ciri- ciri sapi Friestian
Holstein yaitu:
warna bulu hitam dengan bercak putih;
terdapat warna putih berbentuk segitiga di daerah dahi;
tanduk pendek dan menjurus ke depan;
dada, perut bagian bawah, dan ekor berwarna putih;
ambing besar;
tenang dan jinak sehingga mudah dikuasai;
tidak tahan panas;
kepala besar dan sempit.
5
2 Sapi Jersey, Sapi Jersey adalah salah satu jenis sapi perah yang
susunya mulai dikomersialkan di Indonesia. Berbeda dengan sapi
Holstein yang berasal dari Australia, sapi Jersey berasal dari
Inggris. Lebih tepatnya sebuah pulau bernama Pulau Jersey yang
terletak di perbatasan negara Inggris dan Prancis. merupakan
hasil persilangan antara banteng liar dan sapi normandia. Adapun
ciri khas dari sapi Jersey terletak pada warna tubuhnya yang tidak
konsisten pada setiap jenisnya. Warna tubuh dari sapi Jersey
beragam mulai dari hitam, coklat tua, coklat muda, coklat
kekuningan, dan coklat keputihan. Warna tubuh yang tidak seragam ini disebabkan oleh hasil
persilangannya. Memiliki Ciri-ciri sebagai berikut:
berukuran relatif lebih kecil. Warna tubuh mereka biasanya agak merah, coklat tua
atau campur aduk. Mereka memiliki ukuran kepala yang relatif panjang, dan biasanya
tidak memiliki punggung bungkuk.
Ekor sapi Jersey berwarna hitam dan sebagai ras sapi perah, ambingnya biasanya
besar. Baik sapi jantan maupun sapi biasanya memiliki tanduk. Tanduknya biasanya
tipis dan lelengkung.
Rata-rata bobot hidup sapi Jersey dewasa bervariasi antara 400 hingga 500 kg. Dan
sapi jantan dewasa rata-rata memiliki berat antara 540 dan 820 kg.
3. Sapi Browwon Swiss, Sapi Brown Swiss modern sebenarnya adalah jenis sapi perah Amerika,
dan juga dikenal sebagai American Brown Swiss. Ini berasal dari Braunvieh dengan tiga tujuan
tradisional di wilayah Alpen Swiss (tetapi telah
menyimpang secara substansial darinya).Brown Swiss
dibiakkan secara selektif hanya untuk kualitas susunya, dan
kemampuan rancangan serta daging sapinya hilang.
Produksi susu diukur sebesar 10231 kg per tahun pada
tahun 2013. Dan susu sapi mengandung sekitar 4% lemak
mentega dan sekitar 3,5% protein. Dan susunya sangat
cocok untuk membuat keju. Ciri- ciri sapi ini yaitu :
6
Rata-rata bobot hidup sapi dewasa adalah antara 590 dan 640 kg. Dan rata-rata
bobot hidup sapi jantan dewasa berkisar 900 kg. Dan rata-rata bobot hidup pedet
yang baru lahir adalah sekitar 40 kg.
4. Sapi Ayrshire, sapi ayrshie adalah jenis sapi perah asal Skotlandia . Ia berasal dari, dan diberi
nama, daerah Ayrshire di barat daya Skotlandia. Ayrshires biasanya memiliki tanda merah dan
putih; warna merah bisa berkisar dari warna oranye hingga coklat tua. Memiliki karakteristik
sebagai berikut :
sapi biasanya berwarna merah dan putih, warna merahnya bervariasi dari sangat
dalam hingga lebih terang.
1. Sapi Sahiwal, Sapi Sahiwal Cross atau “Taurindicus – 50” adalah sapi perah hasil
kawin silang sapi tipe Sahiwal (Bos indicus) dengan sapi perah Fries Holland (Bos
taurus), yang telah teruji kemampuannya di negara-negara pembentuk bangsa sapi
tersebut. Memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
7
Tubuhnya lebih kecil dari sapi sahiwal.
3. Sapi Ongole, Sapi ini berasal dari India juga, sapi ongol banyak ditemukan di
Indonesia namun biasanya diperlakukan sebagai spai pedaging. Warnanya putih
hingga agak gelap. Bobot tubuh pejantan mencapai 500-600 kg dan betina 450-500
kg. Produksi susu relatif sedikit hanya 1250-1500 kg per masa laktasi. Memiliki ciri-
ciri sebagai berikut :
Warna bulu sapi Ongole sendiri adalah putih abu-abu dengan warna hitam
di sekeliling mata, mempunyai gumba dan gelambir yang besar
menggelantung.
4. Sapi Gir, Bangsa sapi Gir berasal dari daerah semenanjung Kathiawar dekat Bombay
di India Barat dengan curah hujan 20-25 inchi atau 50,8-63,5 cm. Daerah ini terletak
antara 20°5‟ - 22°6‟ LU. Pada musim panas temperature udara mencapai 98°F
(36,7°C) dan musim dingin temperatu udara sampai 60°F (15,5°C) (Prihadi,1997).
Warna sapi Gir pada umumnya putih dengan sedikit bercak-bercak coklat atau hitam,
tetapi ada juga yang kuning kemerahan. Sapi ini tahan untuk bekerja baik di sawah
maupun di tegal. Ukuran bobot sapi betina dewasa sekitar 400 kg, sedangkan sapi
jantan dewasa sekitar 600 kg. produksi susu rata-rata 2000 liter/tahun dengan kadar
lemak 4,5-5% (Blakely,1991). Memiliki ciri- ciri sebagai berikut :
8
Rata-rata berat Gir Bulls dan Cow masing-masing sekitar 550-650 kg (400-
475 kg). Tinggi sapi jantan rata-rata 1,35 m dan tinggi sapi gir rata-rata 1,30
m.
Tulang Pinggul yang menonjol dan Punuk yang tinggi yang berbeda dari jenis
Sapi lainnya
5. Sapi Peranakan Frisien Holstein, sapi ini banyak dijumpai di daerah Jawa Timur. Sapi
ini persilangan antara pejantan Frisien Hosltein (FH) dengan sapi betina lokal dari
jenis jawa dan madura. Sapi PFH memiliki
karakteristik tubuh agak besar dengan daya
adaptasi terhadap iklim tropis yang baik.
Memiliki karakteristik debagai berikut:
kepala agak panjang, mulut yang lebar, lubang hidung terbuka luas, ukuran
tubuh besar, pinggang sedang dan ukuran telinga sedang
9
1. Sapi Herefrod, Sapi Hereford merupakan sapi potong keturunan Bos Taurus yang
didomestikasi di daerah lembah Hereford Wales Inggris.
Sapi ini masuk Amerika Serikat pada tahun 1817 dan
berkembang cukup pesat. Ciri-ciri sapi ini yaitu:
berat badan untuk betina umur 2 tahun mencapai 725 kg dan jantan mencapai 900
kg.
2. Sapi Beefalo Jenis sapi potong dengan kualitas terbaik selanjutnya adalah sapi beefalo.
Jenis sapi ini merupakan hasil persilangan antara sapi
lokal Amerika yaitu Catallo dengan bison yang
dikenal sebagai hewan berbobot besar. Dari hasil
perkawinan ini kemudian menghasilkan sapi beefalo
yang besar bobotnya tidak perlu diragukan lagi.
Daging dari jenis sapi ini mempunyai kandungan
yang rendah lemak, rendah kolesterol jahat, dan tinggi
protein dibandingkan jenis sapi lainnya. Selain itu,
sapi beefalo mempunyai kulit yang tebal sehingga
mampu beradaptasi dengan baik di cuaca dingin
hingga ekstrem. Ciri-ciri sapi ini yaitu :
Kaki Pendek
Perawatan Mudah
10
3. Sapi Limousin, Jenis sapi potong dengan kualitas tinggi berikutnya adalah sapi limousin.
Sapi ini termasuk jenis sapi impor tertua yang banyak
diminati oleh masyarakat Indonesia. Sapi limousin
sendiri berasal dari negara Perancis yang memiliki
kualitas daging unggulan bernutrisi tinggi. Sampai saat
ini jenis sapi limousin masih terus dikembangkan untuk
menjadi sapi yang menghasilkan kualitas daging
mumpuni. Memilki ciri- ciri sebagai berikut yaitu :
Warna bulu coklat tua, kecuali pada bagian sekitar ambing dengan warna putih.
Bagian bawah lutut serta sekitar mata yang berwarna lebih muda.
11
pon, atau setara dengan 816 – 997 kg. Sedangkan sapi brangus betina memiliki rata-rata
bobot 1200 pon atau sekitar 544 kg. Bukan hanya bobotnya yang besar, daging dari sapi
brangus ini juga mempunyai kualitas unggul yang kaya nutrisi. Memiliki ciri aebagai
berikut :
leher dan telinga pendek, punggung lurus, badan kompak dan padat, kaki kuat dan
kokoh.
Tubuh Besar dan Kuat. Sapi jenis Braford memiliki ukuran tubuh yang besar dan
kuat
Warna Kulit. Sapi ini memiliki karakter warna tubuh seperti induknya Hereford
yaitu berwarna merah. ...
warna kuning kecoklatan sampai merah bata, postur tubuh kecil sampai sedang,
kaki pendek kuku dan moncong berwarna hitam.
12
8. Sapi Bali. sapi keturunan Bos Sondaicus, yang
merupakan hasil domestikasi dari Banteng
(Bibos Banteng) dan mengalami perkembangan
pesat di pulau Bali. Sapi Bali tergolong sapi
yang cukup subur sehingga sebagai pilihan
ternak sapi bibit cukup potensial. Jenis sapi ini
awalnya berasal dari habitat liar sehingga tidak
heran jika sapi ini memiliki tenaga yang cukup
besar. Bukan hanya itu, sapi bali juga memiliki
kualitas daging yang tidak kalah baik
dibandingkan jenis sapi lainnya. Memiliki ciri sebagai berikut :
Pada punggung sapi betina tumbuh bulu hitam, membentuk garis dan disebut
garis belut
9. Sapi Boran, Sapi Boran merupakan sapi keturunan Bos Indicus, jenis sapi ini berasal dari
Afrika dan terdapat di selatan Etiopia, Somalia, dan
Kenya.Pada umumnya sapi ini bewarna putih atau
kelabu tetapi kadang-kadang merah tau berbancak
putih. Berat sapi jantan dewasa sekitar 600 kg dan
sapi betina dewasa sekitar 375 kg. Sapi ini adalah tipe
sapi potong dengan kualitas dging yang baik.
Memilki ciri sebagai berikut yaitu :
Sapi dwiguna merupakan sapi yang dibudidayakan untuk dimanfaatkan susunya dan sebagai sapi
pekerja. Beberapa sapi tipe dwiguna antara lain sebagai berikut
13
Switzerland (Swiss), namun sekarang berkembang lebih cepat di benua Amerika, serta di
Australia dan Selandia Baru (New Zealand). Sapi ini merupakan tipe sapi perah dan
pedaging. Ciri-ciri sapi ini yaitu :
Memiliki warna rambut merah kekuningan sampai krem dengan kombinasi putih.
Warna kepala dominan putih dengan ada variasi warna merah sampai krem.
3. Sapi Bali merupakan sapi keturunan Bos sondaicus (Bos Banteng) yang berhasil
dijinakkan dan mengalami perkembangan pesat di
Pulau Bali. Sapi Bali asli mempunyai bentuk dan
karakteristik sama dengan banteng. Sapi Bali
termasuk sapi dwiguna (kerja dan potong). Sapi Bali
mempunyai banyak keunggulan seperti :
14
Harga yang stabil dan bahkan setiap tahunnya cenderung meningkat.
Khusus sapi bali Nusa Penida, selain bebas empat macam penyakit, yaitu
jembrana, penyakit mulut dan kuku, antraks, serta MCF (Malignant Catarrhal
Fever). Sapi Nusa Penida juga dapat menghasilkan vaksin penyakit jembrana.
B. Penegrtian Kerbau
Nama ilmiah Bubalus bubalis. Kerbau dapat hidup dengan efisien dalam masa-masa
kekurangan pakan, yang menyebabkan hewan itu lebih tahan hidup jika dibandingkan
dengan sapi. Kerbau memiliki tanduk yang sangat besar, dengan ukuran rata-rata 1 m,
jauh lebih besar dibanding tanduk sapi. Kerbau juga dikenal sebagai hewan yang sering
menyerang walau tanpa diprovokasi. Ini menyebabkan kerbau masih menjadi hewan
yang bisa berbahaya bagi manusia. Bobot kerbau dewasa dapat mencapai berat sekitar
300 kg hingga 600 kg. Kerbau liar dapat memiliki berat yang lebih lagi, kerbau liar betina
dapat mencapai berat hingga 800 kg dan kerbau liar jantan dapat mencapai berat hingga
1200 kg. Berat rata-rata kerbau jantan adalah 900 kg dan tinggi rata-rata di bagian
pundak kerbau adalah 1,7 m.
Klasifikasi kerbau sendiri masih belum pasti, namun ada beberapa yang
mengelompokkan kerbau sebagai suatu spesies dengan tiga subspesies yaitu kerbau
sungai (B. bubalis bubalis), kerbau rawa (B. bubalis carabanesis) dan kerbau liar (B.
bubalis arnee). Kerbau rawa memiliki kromosom dengan jumlah 48 sementara kerbau
sungai memiliki 50 kromosom. Kedua subspesies ini masih dapat dikawinkan dan
menghasilkan keturunan. Namun mereka tidak dapat berkembang biak dengan sapi yang
memiliki 60 kromosom. Ada beberpa jenis kerbau yang dapat digolongkan dalam kerbau
perah, kerbau potong dan kerbau tipe dwiguna.
Kerbau perah adalah kerbau yang memiliki produksi susu yang tinggi melebihi
kebutuhan anaknya, sehingga layak untuk diperah. Mungkin belum umum di Kabupaten
Lebak tentang kerbau perah. Kebanyakan kerbau yang dipelihara di Kabupaten Lebak
adalah kerbau lumpur. Belum ada kerbau perah yang dipelihara di Kabupaten Lebak.
Kerbau sungai atau kerbau perah memiliki kromosom sebanyak 50. Kelebihan kerbau
perah dibandingkan kerbau penghasil daging adalah kerbau perah bisa menjadi sumber
penghasilan sehari hari selama laktasi. Ada beberapa jenis tipe kerbau perah di Dunia
diantaranya sebagai berikut :
15
1. Kerbau Nagpuri. Ciri-ciri kerbau nagpuri memiliki tubuh
besar, tanduk panjang serta melengkung disebelah leher,
leher panjang dan memiliki warna kulit hitam sampai abu-
abu. Kerbau ngapuri bisa beradaptasi pada iklim yang
buruk.
4. Kerbau Surti. Kerbau surti memiliki ciri-ciri sebagai berikut : berukuran sedang
terdapat chevron di bagian leher, tanduk melengkung ke bagian kepala, pendek, berat
betina memiliki ambing yang besar dan berat badan bisa
mencapai 400 kg dan jantan bisa mencapai 500 kg. produksi
susu bisa mencapai 1.699 liter per laktasi.
16
susu. Kerbau mediterrania berkemang di Eropa
terutama Italia. Kerbau mediterania merupakan
kerbau perah yang dimanfaatkan susunya menjadi
berbagai olahan.
1. Kerbau Sumba
Kerbau sumbawa merupakan salah satu rumpun kerbau lokal Indonesia yang
mempunyai sebaran asli geografis di Pulau Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat,
dan telah dibudidayakan secara turun-temurun, mempunyai keseragaman bentuk fisik
dan komposisi genetik serta kemampuan adaptasi dengan baik pada keterbatasan
lingkungan.Kerbau sumbawa mempunyai ciri khas yang berbeda dengan rumpun
kerbau lumpur atau kerbau lokal lainnya dan merupakan kekayaan sumber daya
genetik ternak lokal Indonesia yang perlu
dilindungi dan dilestarikan. Berdasarkan
Keputusan Menteri Pertanian Nomor :
2910/Kpts/OT. 140/6/2011 Tangggal 17 Juni
2011, Kerbau Sumbawa memiliki Dekripsi
Rumpun sebagai berikut : Warna tubuh dan
Kepala dominan abu-abu sampai hitam; Warna
rambut kemerahan sampai abuabu gelap;Warna
tanduk bening kekuningan sampai hitam.
Bentuk tubuh kompak, dengan kaki relatif agak
pendek; tanduk jantan dan betina bertanduk
besar melengkung mengarah ke samping dan ke
belakang.
17
Kerbau Sumbawa memiliki ukuran permukaan tubuh : tinggi pundak :114,2±4,9 cm
(jantan) dan 115,3±12,9 cm (betina); panjang badan : 129,3±11,1 cm (jantan) dan
132,5±9,7 cm (betina); lingkar dada : 171,7±9,1 cm (jantan) dan 180,7±31,6 cm
(betina); bobot badan : 352,5±48,7 kg (jantan) dan 379,8±44,1kg (betina); persentase
karkas : 50% Sifat reproduksi Kerbau Sumbawa: untuk kesuburan induk: 78,92%;
angka kelahiran: 77,8%; umur pubertas : 24 – 36 bulan; siklus berahi: 21 – 23 hari;
lama bunting: 10 bulan sedangkan Sifat produksi: produksi susu: 1 – 3 liter/ekor/hari;
masa laktasi: 250 hari; daya adaptasi baik; Daya tahan penyakit : cukup baik serta
Wilayah sebaran Pulau Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat.
2. Kerbau Pampangan
Kerbau tipe ini dapat menhassilkan lebih dari satu ,manfaat salah satu kerbau tipe ini yaitu
kerbau Sumbawa . Kerbau sumbawa merupakan salah satu rumpun kerbau lokal Indonesia yang
mempunyai sebaran asli geografis di Pulau Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat, dan telah
dibudidayakan secara turun-temurun, mempunyai keseragaman bentuk fisik dan komposisi
genetik serta kemampuan adaptasi dengan baik pada keterbatasan lingkungan.Kerbau sumbawa
mempunyai ciri khas yang berbeda dengan rumpun kerbau lumpur atau kerbau lokal lainnya dan
merupakan kekayaan sumber daya genetik ternak lokal Indonesia yang perlu dilindungi dan
dilestarikan. Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 2910/Kpts/OT. 140/6/2011
Tangggal 17 Juni 2011, Kerbau Sumbawa memiliki Dekripsi Rumpun sebagai berikut : Warna
tubuh dan Kepala dominan abu-abu sampai hitam; Warna rambut kemerahan sampai abuabu
18
gelap;Warna tanduk bening kekuningan sampai hitam. Bentuk tubuh kompak, dengan kaki relatif
agak pendek; tanduk jantan dan betina bertanduk besar melengkung mengarah ke samping dan
ke belakang.
C. Cara Pengukuran Linier Tubuh Dan Pndugaan atau Penimbangaan Berat Badan
Ternak Sapi Dan Kerbau
Pendugaan berat badan sangat penting dilakukan oleh para pemilik ternak untuk
mengetahui bobot tubuh ternak. Ukuran-ukuran linear tubuh merupakan suatu ukuran
dari bagian tubuh ternak yang
pertambahannya satu sama lain
saling berhubungan secara linear.
Kadarsih (2003) menyatakan
bahwa ukuran linear tubuh yang
dapat dipakai dalam
memprediksi produktivitas sapi
antara lain panjang badan, tinggi
badan, lingkar dada. Ukuran
linear tubuh menurut Minish dan
Fox (1979) dapat
mengidentifikasi pola atau
tingkat kedewasaan fisiologis
ternak sehingga dapat dijadikan
parameter penduga bobot badan
ternak. Penentuan frame size
menurut Field dan Taylor (2002)
dapat ditentukan berdasarkan
nilai parameter tubuh ternak
tersebu
1. Ternak Sapi
1. Panjang badan
a) Panjang badan absolut : jarak antara samping tulang baku (tuberculum humeralis
lateralis)sampai dengan ujung tulang duduk (tuberculum ischiadum)
b) Panjang badan relatif : proyeksi (garis datar) dari pada panjang badan absolut
jarak lurus dari titik tertinggi tulang gumba sampai ke tanah datar
19
3. Lingkar dada
Panjang melingkar/ keliling yang diukur pada bag dada tepat di bag belakang tulang
gumba pada tulang rusuk ke 3-4
4. Lebar dada
Jarak antara kedua bagian samping (lateral) kanan kiri tulang bahu
5. Dalam dada
Jarak antara titik tertinggi tulang gumba sampai dengan bagian tepi bawah tulang
dada
100
Keterangan :
c) Rumus ini hanya berlaku untuk sapi dewasa, sedangkan untuk pedet rumus ini
kurang tepat, karena faktor penambah 22 untuk lingkar dada pada sapi yang sedang
tumbuh terlalu besar.
300
Keterangan :
BB = (LD + 18)2
20
100
Keterangan :
2. Ternak Kerbau
Pengukuran dilakukan dengan pita ukur dan tongkat ukur, dengan cara sebagai
berikut (Sampurna, 2013), Panjang kepala diukur dari cermin hidung (planum
nasolabiale) sampai perbatasan intercornuale dorsale garis median. Panjang tanduk di
ukur dari pangkal tanduk dengan ujung tanduk (Os. cornualis) Panjang telinga di ukur
dari pangkal telinga dengan ujung telinga. Panjang leher diukur dari perbatasan
intercornuale sampai pada garis tegak yang ditarik dari tuberositas lateralis dari
humerus (sendi bahu atau articulatio scapulo humeri). Panjang tubuh diukur dari garis
tegak tuberositas lateralis dari humerus (depan sendi bahu) sampai dengan leher tuber
ischii. Panjang ekor diukur dari jarak antara pangkal ekor(vertebrae coccygea
pertama) denganujung tulang ekor terakhir (vertebrae coccygea 20 ).
21
DAFTAR PUSTAKA
https://repository.unair.ac.id/105817/4/4.%20BAB%201%20PENDAHULUAN.pdf
file:///C:/Users/LENOVO/Downloads/Documents/bab%20I%20asli.pdf
https://repository.uin-suska.ac.id/20406/7/7.%20BAB%20II%20%281%29.pdf
https://repository.uin-suska.ac.id/16343/7/7.%20BAB%20II_2018207PTK.pdf
https://www-roysfarm-com.translate.goog/brown-swiss-
cattle/?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc
http://sang-rusa.blogspot.com/2012/10/sapi-dwi-guna.html
https://www.merdeka.com/jateng/9-jenis-sapi-potong-kualitas-terbaik-daging-unggul-bernutrisi-tinggi-
kln.html
https://www.sapibagus.com/sapi-boran-afrika-timur/
https://www.academia.edu/28547431/jenis_jenis_sapi_berdasarkan_3_bos_besar_docx?auto=downloa
https://disnakeswan.lebakkab.go.id/mengenal-kerbau-perah/
http://jurnal.unpad.ac.id/bionatura/article/view/5624
https://lpmnuansa.undip.ac.id/mengenal-sapi-peranakan-friesian-holstein-pfh-solusi-peternakan-sapi-
perah-di-indonesia/
https://alamtani.com/jenis-jenis-sapi-perah/
https://spada.uns.ac.id/pluginfile.php/648168/mod_resource/content/1/JUDGING%20SAPI%20PERAH.p
df
22
23