Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ILMU TERNAK POTONG

PERTUMBUHAN TERNAK DAN JENIS

BANGSA TERNAK

OLEH

NAMA : SYARIAT WAHYUDDIN

NIM : L1A119183

KELAS : C

JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya sehingga saya bisa menyelesaikan makalah yang berjudul
“Pertumbuhan ternak dan jenis bangsa ternak”. Meskipun masih banyak kekurangan
didalamnya.

Saya sangat berharap agar makalah ini dapat berguna dalam menambah wawasan
serta pengetahuan. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
banyak kekurangan dan masih sangat jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya
senantiasa mengharapkan kritik, saran dan ulasan demi perbaikan maupun penyempurnaan
makalah yang saya buat ini, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membagun. Terimakasih.

Kendari,11 Mei 2021

SYARIAT WAHYUDDIN
BAB I
Pendahuluan

Latar Belakang

Peternakan adalah seluruh kegiatan aditif tekno-sosio-ekonomi dan interaksi


berbagai faktor yang mendukung pemanfaatan dan pengembangan potensinya sebagai salah
satu unsur biotik dalam ekosistem pertanian (pengertian secara operasional). Sapi adalah
hewan ternak terpenting sebagai sumber daging, susu, tenaga kerja dan kebutuhan lainnya.
Sapi menghasilkan sekitar 50% kebutuhan daging di dunia, 95% kebutuhan susu dan 85%
kebutuhan kulit. Sapi berasal dari familiBovidae. seperti halnya bison, banteng, kerbau
(Bubalus), kerbau Afrika (Syncherus), dan anoa. Secara garis besar, bangsa-bangsa sapi (Bos)
yang terdapat di dunia ada dua, yaitu kelompok yang berasal dari sapi Zebu (Bos indicus)
atau jenis sapi yang berpunuk, yang berasal dan tersebar di daerah tropis serta kelompok
dariBos primigenius, yang tersebar di daerah sub tropis atau lebih dikenal dengan Bos
Taurus.

Semua sapi jinak yang diternakkan berasal dari Bos taurus atau sapi tak berkelasa
dan Bos indicus yang asal keturunannya yang liar telah punah dan dari sapi liar Asia
Tenggara Bos gaurus dan Bos banteng  dan dari persilangan dua atau tiga tipe. Antar ternak
kesemuanya dapat saling bertangkar dan kesuburan yang berbeda derajatnya.  Beberapa bukti
paling awal mengenai mulai diternakkannya sapi terdapat di selatan Turkestan 8000 tahun
SM. Sapi-sapi dimasa itu merupakan asal sapi dari bangsa bertipe tanduk
panjang Hamit, juga ada bukti ditempat yang sama 2000 tahun kemudian bahwa ada Bos
brachyceros atau tipe bertanduk pendek. Tipe-tipe sapi bertanduk panjang dan pendek ini
merupakan asal-usul dari sapi Bos taurusdi dunia sekarang.

Rumusan Masalah
1. Apa defines jenis dan bangsa-bangsa sapi ?
2. Tinjauan pertumbuhan ternak dan jenis kelamin ?

Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui jenis dan bagsa-bangsa sapi
2. Untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan dari perbedaan jenis kelamin
BAB II
Pembahasan

1. Definisi
1.1 Definisi Jenis Ternak
Pengertian jenis dalam peternakn adalah pemberian nama sekelompok ternak yang
mempunyai persamaan, tanda tanda dari bagian tubuh tertentu, misalnya sama sama
mempunyai tanduk, sama sama mempunyai paruh, dsb. Dimana apabila dikewinkan
antara jantan dan betina dari sekelompok ternak tersebut terjadi pertunasan (dapat
menghasilkan keturunan).
1.2 Definisi Bangsa/Ras
Bangsa / ras adalah kelompok ternak yang merupakan bagian dari kelompok yang
sama atau hampir sama, dimana sifat sifat tersebut dapat diturunkan kepada
keturunannya.
1.3 Definisi Tipe Ternak
Tipe ternak adalah pembagian ternak yang didasarkan atas kemampuan ternak yang
bersangkutan dalam hal memproduksi suatu hasil atau jasa.

2. Tinjauan pertumbuhan ternak dengan jenis kelamin


Faktor jenis kelamin pada analisis statistik menunjukkan perbedaan yang sangat nyata
P4,0 tahun bobot potong 463,13±42,12 kg. Hasil ini sesuai dengan penelitian
menunjukkan bahwa rerata bobot potong sapi BX heifer dan steer cenderung meningkat
seiring dengan bertambahnya umur ternak. Perbedaan bobot potong ini dikarenakan
semakin bertambahnya umur, sapi akan mengalami pertumbuhan pada organ, depot
lemak, persentase otot dan tulang.
Berdasarkan uji analisis statistik antara umur dan jenis kelamin terdapat interaksi
yang nyata lainya misalnya otot dan tulang. Jenis kelamin akan berpengaruh pada
peranan dari steroid hormon dari perbedaan jenis kelamin. Hasil ini sesuai dengan
penelitian, bahwa interaksi keduanya terjadi akibat adanya testoteron atau androgen yang
dihasilkan oleh testis dan menyebabkan pertumbuhan ternak jantan lebih cepat
dibandingkan ternak betina. Hafid dan, menyatakan bahwa kastrasi mengubah sistem
hormonal ternak jantan sehingga mengakibatkan perubahan komposisi tubuh dan karkas.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada interaksi yang terjadi pada umur dan jenis
kelamin, pada proses pertumbuhan kandungan hormone testoteron maupun androgen
mampu mempengaruhi bobot potong.

Perbedaan bangsa ternak juga akan berpengaruh terhadap produksi daging sapi.
Bangsa dengan tipe besar akan lebih berdaging (lean) dan mempunyai banyak protein,
proporsi tulang lebih tinggi dan lemak lebih rendah dari pada ternak tipe kecil. Proporsi
komponen karkas dapat dipengaruhi oleh umur ternak. Pertumbuhan ternak paling cepat
adalah pada waktu pedet sampai umur dua tahun, kemudian pada umur empat tahun
mulai berkurang dan setelahnya pertumbuhan mulai konstan. Hasil penelitian pada sapi
(BX) menunjukkan bahwa kelompok umur ternak yang lebih tua mempunyai bobot
lemak yang lebih tinggi dibandingkan dengan ternak muda. Komponen lain yang dapat
mempengaruhi proporsi karkas adalah jenis kelamin. Klasifikasi jenis kelamin (sex-
class) berpengaruh nyata terhadap terhadap bobot karkas, luas urat daging mata rusuk,
tebal lemak punggung rusuk ke-12 dan persentase lemak ginjal, pelvis dan jantung. Sapi
jantan akan mempunyai pertumbuhan yang lebih cepat dari pada sapi betina karena
adanya hormon androgen.

3. Bangsa-Bangsa Sapi

 Asal usul ternak sapi, bangsa dan tipe ternak sapi yang sekarang ada berasal dari :
 Bos Sondaicus (Banteng), Merupakan sapi asli Indonesia yang sampai sekarang
masih ada di ujung kulon (Pulau Jawa).
 Bos Indicus/Zebu (sapi-sapi India), Merupakan sapi yang berasal dari India Dan
Menyebar  ke daerah- daerah tropis
 Bos Taurus (Sapi sapi Eropa), Merupakan sapi yang menurunkan sapi yang
terkenal dewasa ini.
3.1 Bangsa Sondaicus ( Banteng)
3.1.1 Sapi Bali

Sapi potong asli Indonesia


salah satunya adalah sapi
Bali.  Sapi Bali merupakan
hasil domestikasi dari
banteng (bibos banteng) 
habitat aslinya di Pulau Bali. 
Populasinya saat ini ditaksir
sekitar 526.031 ekor.  
Menurut sumber  saat ini
sapi bali masih hidup liar di Taman Nasional Bali Barat, Taman Nasional Baluran dan
Taman Nasional ujung Kulon dan sekarang sudah tersebar di berbagai daerah di
Indonesia.

Ciri-ciri Sapi Bali

 Warna bulunya pada badannya akan berubah sesuai usia dan jenis kelaminnya,
sehingga termasuk hewan dimoprhism-sex. Pada saat masih “pedet”, bulu badannya
berwarna sawo matang sampai kemerahan, setelah dewasa Sapi Bali jantan berwarna
lebih gelap bila dibandingkan dengan sapi Bali betina. Warna bulu sapi Bali jantan
biasanya berubah dari merah bata menjadi coklat tua atau hitam setelah sapi itu
mencapai dewasa kelamin sejak umur 1,5 tahun dan menjadi hitam mulus pada umur
3 tahun. Warna hitam dapat berubah menjadi coklat tua atau merah bata apabila sapi
itu dikebiri, yang disebabkan pengaruh hormon testosterone

 Kaki di bawah persendian karpal dan tarsal berwarna putih. Kulit berwarna putih juga
ditemukan pada bagian pantatnya dan pada paha bagian dalam kulit berwarna putih
tersebut berbentuk oval (white mirror). Warna bulu putih juga dijumpai pada bibir
atas/bawah, ujung ekor dan tepi daun telinga. Kadang-kadang bulu putih terdapat di
antara bulu yang coklat (merupakan bintik-bintik putih) yang merupakan kekecualian
atau penyimpangan ditemukan sekitar kurang dari 1% . Bulu sapi Bali dapat
dikatakan bagus (halus) pendek-pendek dan mengkilap.

 Ukuran badan berukuran sedang dan bentuk badan memanjang.

 Kepala agak pendek dengan dahi datar.

 Badan padat dengan dada yang dalam.

 Tidak berpunuk dan seolah tidak bergelambir

 Kakinya ramping, agak pendek menyerupai kaki kerbau.

 Pada punggungnya selalu ditemukan bulu hitam membentuk garis (garis belut)
memanjang dari gumba hingga pangkal ekor.

 Cermin hidung, kuku dan bulu ujung ekornya berwarna hitam


 Tanduk pada sapi jantan tumbuh agak ke bagian luar kepala, sebaliknya untuk jenis
sapi betina tumbuh ke bagian dalam..

3.2 Bangsa Bos Taurus ( Sapi Eropa )


3.2.1 Sapi Shorthorn
Jenis sapi ini berasal dari Inggris.
Sapi shorthorn merupakan jenis sapi dwi
guna karena menghasilkan daging dan
produksi susunya tinggi.
Tubuh dari shorthorn berwarna merah
bata sampai putih atau dawuk merah
(roan). Bangsa sapi ini ada yang
bertanduk dan tidak bertanduk (polled
shorthorn).

Ciri cirinya adalah


1. Kepalanya pendek dan lebar
2. Tanduknya pendek mengarah ke samping dan ujungnya mengarah ke depan
3. Lehernya pendek dan besar
4. Bidang dada samping dan dada rataBahunya lebar, berdaging tebal dan kuat, rusuknya
melengkung lebar
5. Garis punggungnya lurus dan sampai pangkal ekor, pinggang lebar
6. Tubuhnya besar, badan samping rata
7. Warnanya merah tua sampai putih
3.3 Bangsa Bos Indicus/Zebu (sapi-sapi India)

3.3.1 Sapi hissar

Sapi hissar berasal dari punjab india dan


pertama kali didatangkan ke indonesia oleh
pemerintah hindia belanda pada tahun 1909
sebanyak 50 ekor betina dan seekor pejantan
yang ditempatkan pada taman pembibitan
ternak dipecorotan karang anyar. Sebagian
besar sapi tersebut menderita piroplamosis
dan akhirnya mati, sehingga pemerintah
menghentikan pemasukan sapi hissar kejawa yang kemudian dialihkan kepulau sumatra dan
pulau sumbawa (Astuti, 1994).
BAB III

Penutup

Kesimpulan

Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa ada berbagai macam bangsa dan

jenis sapi. Kita harus memahami betul mana sapi yang berasal dari bangsa Bos Sondaicus

(Banteng), Bos Indicus/Zebu (sapi-sapi India), maupun bangsa Bos Taurus (Sapi sapi

Eropa).

Saran

Sebaiknya pemfasilitasan dan pemeliharaan sapi-sapi di Indonesia lebih diperhatikan, agar

hasil produksi dari sapi tersebut bisa didapat secara maksimal dan dengan kualitas yang baik

pula.
DAFTAR PUSTAKA

Aberle, E. D., J. C. Forrest, M. D. Judge and R. A. Merkel. 1975. Principles of Meat Science.
W. H. Freeman and Company, San Fransisco.

Budiarto, N. S. 2010. Pengaruh bangsa dan bobot potong terhadap produksi karkas sapi di
Rumah Potong Hewan Colombo Yogyakarta. Skripsi Fakultas Peternakan,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Bureš and L. Bartoň. 2012. Growth performance, carcass traits and meat quality of bulls and
heifers slaughtered at different ages. Czech J. Anim. Sci. 57: 34-43.

Departemen Kesehatan RI. 1995. Daftar Komposisi Zat Gizi Pangan Indonesia. Departemen
Kesehatan RI, Indonesia, Departemen Kesehatan, Direktorat Jenderal
Pembinaan Kesehatan Masyarakat Daftar Komposisi Zat Gizi Pangan
Indonesia, Jakarta.

Djalal, R., S. Agus, and W. Ifan. 2010. The effect of breeds on physical and chemical quality
of meat. Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak 5: 11-17.

Haliloğlu, H. I., A. Bayır, A. N. Sirkecioğlu, N. M. Aras and M. Atamanalp. 2004


Comparison of fatty acid composition in some tissues of rainbow trout
(Oncorhynchus mykiss) living in seawater and freshwater. Food Chem. 86:
55-59.

Ilham, A. 2012. Pengaruh perbedaan bangsa sapi terhadap kinerja produksi dan kualitas fisik
daging. Tesis Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Lawrie, R. A. 1995. Ilmu Daging. Cetakan kelima. Universitas Indonesia Press, Jakarta.

Manurung, L. 2008. Analisi ekonomi uji ransum berbasis pelepah daun sawit, lumpur sawit
dan jerami padi fermentasi dengan phanerochate Chysosporium pada Sapi
Peranakan Ongole. Skripsi Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara,
Medan.

Anda mungkin juga menyukai