BANGSA TERNAK
OLEH
NIM : L1A119183
KELAS : C
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya sehingga saya bisa menyelesaikan makalah yang berjudul
“Pertumbuhan ternak dan jenis bangsa ternak”. Meskipun masih banyak kekurangan
didalamnya.
Saya sangat berharap agar makalah ini dapat berguna dalam menambah wawasan
serta pengetahuan. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
banyak kekurangan dan masih sangat jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya
senantiasa mengharapkan kritik, saran dan ulasan demi perbaikan maupun penyempurnaan
makalah yang saya buat ini, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membagun. Terimakasih.
SYARIAT WAHYUDDIN
BAB I
Pendahuluan
Latar Belakang
Semua sapi jinak yang diternakkan berasal dari Bos taurus atau sapi tak berkelasa
dan Bos indicus yang asal keturunannya yang liar telah punah dan dari sapi liar Asia
Tenggara Bos gaurus dan Bos banteng dan dari persilangan dua atau tiga tipe. Antar ternak
kesemuanya dapat saling bertangkar dan kesuburan yang berbeda derajatnya. Beberapa bukti
paling awal mengenai mulai diternakkannya sapi terdapat di selatan Turkestan 8000 tahun
SM. Sapi-sapi dimasa itu merupakan asal sapi dari bangsa bertipe tanduk
panjang Hamit, juga ada bukti ditempat yang sama 2000 tahun kemudian bahwa ada Bos
brachyceros atau tipe bertanduk pendek. Tipe-tipe sapi bertanduk panjang dan pendek ini
merupakan asal-usul dari sapi Bos taurusdi dunia sekarang.
Rumusan Masalah
1. Apa defines jenis dan bangsa-bangsa sapi ?
2. Tinjauan pertumbuhan ternak dan jenis kelamin ?
Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui jenis dan bagsa-bangsa sapi
2. Untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan dari perbedaan jenis kelamin
BAB II
Pembahasan
1. Definisi
1.1 Definisi Jenis Ternak
Pengertian jenis dalam peternakn adalah pemberian nama sekelompok ternak yang
mempunyai persamaan, tanda tanda dari bagian tubuh tertentu, misalnya sama sama
mempunyai tanduk, sama sama mempunyai paruh, dsb. Dimana apabila dikewinkan
antara jantan dan betina dari sekelompok ternak tersebut terjadi pertunasan (dapat
menghasilkan keturunan).
1.2 Definisi Bangsa/Ras
Bangsa / ras adalah kelompok ternak yang merupakan bagian dari kelompok yang
sama atau hampir sama, dimana sifat sifat tersebut dapat diturunkan kepada
keturunannya.
1.3 Definisi Tipe Ternak
Tipe ternak adalah pembagian ternak yang didasarkan atas kemampuan ternak yang
bersangkutan dalam hal memproduksi suatu hasil atau jasa.
Perbedaan bangsa ternak juga akan berpengaruh terhadap produksi daging sapi.
Bangsa dengan tipe besar akan lebih berdaging (lean) dan mempunyai banyak protein,
proporsi tulang lebih tinggi dan lemak lebih rendah dari pada ternak tipe kecil. Proporsi
komponen karkas dapat dipengaruhi oleh umur ternak. Pertumbuhan ternak paling cepat
adalah pada waktu pedet sampai umur dua tahun, kemudian pada umur empat tahun
mulai berkurang dan setelahnya pertumbuhan mulai konstan. Hasil penelitian pada sapi
(BX) menunjukkan bahwa kelompok umur ternak yang lebih tua mempunyai bobot
lemak yang lebih tinggi dibandingkan dengan ternak muda. Komponen lain yang dapat
mempengaruhi proporsi karkas adalah jenis kelamin. Klasifikasi jenis kelamin (sex-
class) berpengaruh nyata terhadap terhadap bobot karkas, luas urat daging mata rusuk,
tebal lemak punggung rusuk ke-12 dan persentase lemak ginjal, pelvis dan jantung. Sapi
jantan akan mempunyai pertumbuhan yang lebih cepat dari pada sapi betina karena
adanya hormon androgen.
3. Bangsa-Bangsa Sapi
Asal usul ternak sapi, bangsa dan tipe ternak sapi yang sekarang ada berasal dari :
Bos Sondaicus (Banteng), Merupakan sapi asli Indonesia yang sampai sekarang
masih ada di ujung kulon (Pulau Jawa).
Bos Indicus/Zebu (sapi-sapi India), Merupakan sapi yang berasal dari India Dan
Menyebar ke daerah- daerah tropis
Bos Taurus (Sapi sapi Eropa), Merupakan sapi yang menurunkan sapi yang
terkenal dewasa ini.
3.1 Bangsa Sondaicus ( Banteng)
3.1.1 Sapi Bali
Warna bulunya pada badannya akan berubah sesuai usia dan jenis kelaminnya,
sehingga termasuk hewan dimoprhism-sex. Pada saat masih “pedet”, bulu badannya
berwarna sawo matang sampai kemerahan, setelah dewasa Sapi Bali jantan berwarna
lebih gelap bila dibandingkan dengan sapi Bali betina. Warna bulu sapi Bali jantan
biasanya berubah dari merah bata menjadi coklat tua atau hitam setelah sapi itu
mencapai dewasa kelamin sejak umur 1,5 tahun dan menjadi hitam mulus pada umur
3 tahun. Warna hitam dapat berubah menjadi coklat tua atau merah bata apabila sapi
itu dikebiri, yang disebabkan pengaruh hormon testosterone
Kaki di bawah persendian karpal dan tarsal berwarna putih. Kulit berwarna putih juga
ditemukan pada bagian pantatnya dan pada paha bagian dalam kulit berwarna putih
tersebut berbentuk oval (white mirror). Warna bulu putih juga dijumpai pada bibir
atas/bawah, ujung ekor dan tepi daun telinga. Kadang-kadang bulu putih terdapat di
antara bulu yang coklat (merupakan bintik-bintik putih) yang merupakan kekecualian
atau penyimpangan ditemukan sekitar kurang dari 1% . Bulu sapi Bali dapat
dikatakan bagus (halus) pendek-pendek dan mengkilap.
Pada punggungnya selalu ditemukan bulu hitam membentuk garis (garis belut)
memanjang dari gumba hingga pangkal ekor.
Penutup
Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa ada berbagai macam bangsa dan
jenis sapi. Kita harus memahami betul mana sapi yang berasal dari bangsa Bos Sondaicus
(Banteng), Bos Indicus/Zebu (sapi-sapi India), maupun bangsa Bos Taurus (Sapi sapi
Eropa).
Saran
hasil produksi dari sapi tersebut bisa didapat secara maksimal dan dengan kualitas yang baik
pula.
DAFTAR PUSTAKA
Aberle, E. D., J. C. Forrest, M. D. Judge and R. A. Merkel. 1975. Principles of Meat Science.
W. H. Freeman and Company, San Fransisco.
Budiarto, N. S. 2010. Pengaruh bangsa dan bobot potong terhadap produksi karkas sapi di
Rumah Potong Hewan Colombo Yogyakarta. Skripsi Fakultas Peternakan,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Bureš and L. Bartoň. 2012. Growth performance, carcass traits and meat quality of bulls and
heifers slaughtered at different ages. Czech J. Anim. Sci. 57: 34-43.
Departemen Kesehatan RI. 1995. Daftar Komposisi Zat Gizi Pangan Indonesia. Departemen
Kesehatan RI, Indonesia, Departemen Kesehatan, Direktorat Jenderal
Pembinaan Kesehatan Masyarakat Daftar Komposisi Zat Gizi Pangan
Indonesia, Jakarta.
Djalal, R., S. Agus, and W. Ifan. 2010. The effect of breeds on physical and chemical quality
of meat. Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak 5: 11-17.
Ilham, A. 2012. Pengaruh perbedaan bangsa sapi terhadap kinerja produksi dan kualitas fisik
daging. Tesis Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Lawrie, R. A. 1995. Ilmu Daging. Cetakan kelima. Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Manurung, L. 2008. Analisi ekonomi uji ransum berbasis pelepah daun sawit, lumpur sawit
dan jerami padi fermentasi dengan phanerochate Chysosporium pada Sapi
Peranakan Ongole. Skripsi Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara,
Medan.