Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Menurut sejarah perkembangan domestikasi, ternak kerbau yang
berkembang di seluruh dunia berasal dari daerah sekitar India. Pada dasarnya
ternak kerbau digunakan sebagai ternak kerja, selanjutnya untuk penghasil
daging dan juga penghasil susu. Ternak kerbau diklasifikasi sebagai kerbau
sungai dan kerbau Lumpur. Di Indonesia lebih banyak terdapat kerbau Lumpur
dan hanya sedikit terdapat kerbau sungai di Sumatera Utara yaitu kerbau
Murrah yang dipelihara oleh masyarakat keturuan India dan digunakan sebagai
penghasil susu.

Populasi ternak kerbau di Indonesia hanya sekitar 2% dari populasi


dunia. Hanya sedikit sekali kerbau lumpur yang dimanfaatkan air susunya,
karena produksi susunya sangat rendah yaitu hanya 11,5 l/hari, dibandingkan
dengan tipe sungai yang mampu menghasilkan susu sebanyak 67 l/hari.
Namun demikian, di beberapa daerah, susu kerbau lumpur telah lama
dimanfaatkan oleh masyarakat. Di Pulau Sumatera banyak ditemukan ternak
kerbau mulai dari dataran rendah sampai dengan dataran tinggi. Disamping itu
ditemukan juga di daerah rawa, namun masih termasuk dalam bangsa kerbau
lumpur. Potensi pakan yang cukup banyak tersedia menjadikan ternak kerbau
sebagai komoditas unggulan di sebagian besar daerah di Pulau Sumatera.

Usaha ternak kerbau merupakan usaha peternakan rakyat yang


dipelihara sebagai usaha sampingan, menggunakan tenaga kerja keluarga
dengan skala usaha yang kecil karena kekurangan modal. Disamping itu
sebagian peternaknya adalah penggaduh dengan sistem bagi hasil dari anak
yang lahir setiap tahunnya. Pemeliharaan ternak umumnya bergantung pada
ketersediaan rumput alam. Selain produksi dagingnya, kerbau juga sebagai
penghasil susu yang diolah dan dijual petani dalam bentuk dadih di Sumatera
Barat serta gula puan, sagon puan dan minyak samin di Sumatera Selatan.

1
Secara umum produktivitas susu masih rendah yaitu sekitar 12 liter/ekor/hari.
Dibandingkan dengan ternak sapi, ternak kerbau agak kurang mendapat
perhatian dari berbagai kalangan. Konsekuensinya, produktivitas ternak relatif
rendah, bahkan populasi ternak kerbau di Sumatera hanya sedikit meningkat,
walaupun masih jauh lebih tinggi dari rataan nasional.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada makalah kerbau perah ini antara lain:

1. Bagaimana asal usul Kerbau perah?

2. Bagaimana Klasifikasi dari kerbau perah?


1
3. Apa saja jenis-jenis kerbau perah?

4. Bagaimana produktifitas kerbau perah?

5. Bagaimana peternakan kerbau perah di Indonesia?

6. Apa saja komposisi dari susu kerbau perah?

7. Apa saja produk hasilan dari susu kerbau?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari makalah kerbau perah ini antara lain:

1. Untuk mengetahui asal usul Kerbau perah

2. Untuk mengetahui Klasifikasi dari kerbau perah

3. Untuk mengetahui jenis-jenis kerbau perah

4. Untuk mengetahui produktifitas kerbau perah

5. Untuk mengetahui peternakan kerbau perah di Indonesia

6. Untuk mengetahui komposisi dari susu kerbau perah

7. Untuk mengetahui produk hasilan dari susu kerba

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Asal Usul Kerbau Perah


Domestikasi kerbau di India dimulai 5000 tahun yang lalu di lembah
sungai Indus dan di Cina kira-kira 1000 tahun selah di India. Kerbau yang telah
dijinakkan termasuk anggota sub-famili Bovinae di dalam genus Bubalus yang
dibagi dalam 4 sub genus yaitu:
a. Bubalus caffer (Kerbau Afrika)
b. Bubalus bubalis (Kerbau Asia)
c. Bubalus mindonensis (Kerbau Mindora)
d. Bubalus depressicornis (Kerbau mini Sulawesi = Anoa)

B. Klasifikasi Kerbau

Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Mammalia
Ordo: Artiodactyla
Famili: Bovidae
Upafamili: Bovinae
Genus: Bubalus
Spesies: B. bubalis
Nama binomial
Bubalus bubalis

Dibanding sapi (Bos taurus) kerbau merupakan binatang yang bertulang


besar, agak kompak dengan badan tergantung rendah pada kaki-kaki yang kuat
dengan kuku-kuku besar. Kerbau tidak memiliki gelambir atau punuk. Salah
satu jenis kerbau sungai-salah satu jenis kerbau- bentuk tubuhnya dapat
dijadikan sebagai penghasil susu yang baik sesuai dengan bentuk tubuh dari
sapi perah, dan bentuk tubuh dari kerbau rawa-jenis kerbau lain- sama dengan
bentuk tubuh ras pedaging zebu. Pada umumnya, semua kerbau memiliki
tanduk lebih padat daripada tanduk sapi. Arah pertumbuhan tanduknya pun

3
bervariasi, sehingga menyebabkan tanduknya berukuran lebar dibanding
tanduk dari sapi perah lain.
Dari ciri ciri tersebut diatas umumnya terdapat kerbau domestik yang
dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kerbau sungai dan kerbau rawa-rawa. Kerbau
air (water buffalo) maupun kerbau rawa-rawa (swamp buffalo) memiliki
kesukaan/kegemaran akan air, entah
3 itu berkubang dalam air ataupun
berkubang dalam lumpur. Jika kerbau sungai menunjukkan kesenangan akan
air mengalir yang bersih, beda halnya dengan kerbau rawa yang kesukaannya
berkubang dalam lumpur, rawa-rawa dan air yang telah menggenang. Pada
umumnya, produksi susu kerbau rawa adalah 245-778 kg susu pada lamanya
hari pemerahan ( laktasi ) 240-293 hari. Sedangkan kerbau sungai
menghasilkan susu sebanyak 1700-2000 kg pada lamanya laktasi 280-315 hari.

C. Jenis-jenis Kerbau Perah


Semua jenis kerbau domestik diduga berevolusi dari kerbau liar di
India. Kerbau ras dari India terkenal akan kekayaan akan produksi susu yang
melimpah. Adapun jenis-jenis kerbau perah antara lain :
1. Kerbau Murrah
Kerbau Murrah merupakan kerbau yang habitat aslinya berada di
Negara bagian Haryana dan Union territory Delhi di India dan di Propinsi
Punjab di Pakistan. Namun kerbau Murrah merupakan salah satu kerbau
perah yang banyak diternakkan di Indonesia, khususnya daerah sekitar
Medan. Kerbau Murrah selain sebagai kerbau perah yang menghasilkan
susu, juga paling efisien dalam menghasilkan lemak susu.
Kerbau Murrah merupakan kerbau yang paling utama di dunia,
karena mampu memproduksi susu rata-rata 3500-4000 lbs ( 1 lbs=0,453 )
setiap laktasi. Ternak dari Kerbau Murrah merupakan hasil seleksi yang baik
hingga menghasilkan susu sebanyak 5000 7000 lbs setiap laktasinya.
Kerbau Murrah mampu memproduksi susu dalam masa laktasi 9-10 bulan.
Di Indonesia, seekor kerbau Murrah mampu menghasilkan susu 1,5 3
liter/hari. Walaupun kerbau Murrah ini termasuk jenis kerbau yang mampu

4
menghasilkan banyak susu, namun petani lebih sering menggunakannya
sebagai kerbau pekerja.
Ciri-Ciri Umum Kerbau Murrah Adalah :

Tubuh padat dan pendek

Leher dan kepala relatif kecil

Warna kulitnya hitam dengan warna putih pada dahi dan kaki

Punggungnya lebar

Tanduk melingkar rapat seperti spiral dan sangat kecil

Bobot badan betina dewasa 450 kg dan dewasa jantan 550 kg

2. Kerbau Nili dan Ravi


Kerbau jenis ini adalah kerbau perah keturunan Murrah yang tinggal
di lembah sungai Sutley dan Pakistan. Selain itu juga banyak ditemukan
di Lahore, Sheikhupura, Faisalabad, Sahiwal, Multan dan Bahawal Nagar di
provinsi Punjab.
Produksi susu pada jenis Kerbau Nili ini mencapai 20-24 lbs setiap
hari. Sedangkan untuk Kerbau Ravi mampu memproduksi susu hingga 4000
lbs dalam masa laktasi 250 hari.
Ciri-Ciri Umum Kerbau Nili Ravi Adalah :

Memiliki tubuh dalam dengan panjang yang cukup

Kepala besar dan kasar

Leher panjang dan pipih

Tanduk kecil

5
Ekornya panjang

Warna kulitnya hitam dan dan ada kalanya coklat serta bulu disekitar mata
kepala dan bagian ujung mulut memiliki warna putih

Bobot badan betina dewasa 500 kg dan jantan dewasa 600 kg

3. Kerbau Kundi
Kerbau Kundi pada awalnya ditemukan di daerah Sind. Kerbau
jenis ini dikenal juga sebagai kerbau putih (walaupun warna kulitnya
terkadang hitam) karena adanya warna putih berbentuk bintang pada
dahinya. Produksi susu kerbau Kundi ini mencapai 2000 kg dalam masa
laktasi selama 300 hari. Kerbau banyak dipelihara di Pakistan khususnya di
daerah sepanjang sungai Indus.
Ciri-Ciri Umum Kerbau Kundhi Adalah :
Memiliki tubuh kecil jika dibandingkan dengan kerbau Nili Ravi

Warna kulit hitam , coklat serta adanya bintik-bintik putih

Memiliki tanduk luruh dan pendek

Bobot badan betina dewasa 320 kg dan jantan dewas 450 kg

4. Kerbau Surati
Kerbau Surati atau Surti adalah bangsa kerbau perah yang sangat
dikenal di daerah Gujarat. Salah satu ciri Kerbau Surati ini mampu
merupakan penghasil susu yang baik; produksi susu rata-rata 1655,5
kg/laktasi dengan kadar lemak 7,5 %.
Ciri-Ciri Umum Kerbau Surti Adalah :
Bentuk tubuhnya sedang

Tanduk tidak terlalu panjang

6
Memiliki Kaki pendek

Ekornya panjang

Warna kulit hitam dan putih

Bobot badan betina dewasa 400 kg dan jantan dewasa 500 kg

5. Kerbau Nagpuri
Kerbau perah ini banyak diternak di Nagpur, Maharashtra, Andhra
Pradesh dan Mahya Pradesh. Kerbau ini bertanduk melengkung panjang
sekali. Susu dihasilkan rendah, hanya 900-1.200 kg selama laktasi.
Ciri-Ciri Umum Kerbau Nagpuri Adalah :
Memiliki tubuh melebar

Tanduk besar dan panjang serta melengkung di sisi leher

Kaki kuat

Leher panjang

Warna kulitnya hitam

6. Kerbau Jaffarbadi
Kerbau ini termasuk dalam jenis kerbau sungai yang berhabitat di
bagian selatan Gujarat,India.Kerbau ini berciri khas berwarna hitam,tubuh
yang masif dan tanduk melengkung kebawah. Berat rata-rata kerbau ini
500kg-900kg. Rata-rata hasil susu per 305 hari adalah 1850kg.
Ciri-Ciri Umum Kerbau Zaffarabadi Adalah :

7
Kepala bagian depan besar

Tanduk relatif besar

Warna kulitnya hitam kadang-kadang warna tampak pada kepala dan kaki

Bobot badan betina dewasa 450 kg dan jantan dewasa 600 kg

7. Kerbau Mehsana
Kerbau jenis ini banyak dipelihara di India, khususnya didaerah
Bombay, kerbau mehsana mempunyai karakteristik campuran antara kerbau
murrah dan surati. Kerbau jenis ini oleh masyarat khususnya kerbau jantan
tenaganya banyak dimanfaatkan dalam pertanian, seperti untuk membajak
sawah, dll. Kerbau ini juga termasuk jenis yang memproduksi susu yang
dapat menghasilkan 1700 kg per laktasi sekitar 310 hari.
Ciri-Ciri Umum Kerbau Hehsana Adalah :
Memiliki warna tubuh hitam, coklat

Memiliki tanduk yang sedikit melengkung ke atas

Ukuran Tubuh Sedang

Memiliki ekor yang panjang

D. Produktivitas Kerbau
Reproduksi yang jelek dari kerbau rawa dan sungai adalah faktor utama
yang membatasi kinerja kerbau dan pencapaian perbaikan. Kerbau (rawa dan
sungai) mempunyai umur beranak pertamakali sangat tinggi dan interval
kelahiran yang panjang akibat perkawinan yang tergantung pada
musim. Kadangkala siklus estrus yang tidak tampak juga menyulitkan dokter
hewan dan ahli ternak di pedesaan dalam upaya pengaturan
reproduksinya. Kerbau jantan akan mengalami dewasa kelamin pada umur 2
tahun, sedangkan kerbau dara mulai mengalami estrus pada umur 2 - 2,5 tahun.

8
E. Peternakan Kerbau perah di Indonesia
Di Indonesia kerbau telah berkembang sejak dahulu. Dimana telah
tersebar di seluruh Indonesia termasuk Sulawesi. Kerbau yang berasal di
Indonesia didominasi oleh kerbau lumpur dengan jumlah populasi sekitar 2 juta
ekor dan kerbau perah terdapat 5 ribu ekor.
Di Indonesia, kerbau sebagai ternak perah sudah cukup lama dikenal
oleh masyarakat Aceh, Tapanuli Utara, Palembang, Sulawesi dan Timor. Bila
dibandingkan dengan susu sapi, susu kerbau hasil pemerahan, tidak banyak
mengandung air tetapi lebih banyak mengandung bahan padat, lemak, laktosa
dan protein. Kandungan lemak pada susu kerbau adalah 50%, jadi lebih
banyak dibandingka susu sapi. Begitu juga halnya dengan kandungan
protein. Di Indonesia, umumnya susu kerbau tidak dikonsumsi langsung dalam
keadaan segar, tetapi diolah untuk berbagai keperluan. Di Aceh, susu kerbau
dibuat mentega dan minyak samin, sedangkan d Sumatera barat dibuat dadih.
Konsumen susu kerbau memang masih terbatas, namun peluang
pengembangbiakan produk olahan dari susu kerbau cukup besar karena kerbau
memiliki kadar lemak tinggi. Bibit kerbau penghasil susu cukup tersedia dan
dapat diimpor dalam bentuk semen atau embrio, sedang teknologinya telah
dikuasai.

F. Komposisi Susu Kerbau


Susu kerbau lebih banyak mengandung lemak dan protein dari susu
sapi. Rasa susu kerbau lebih pekat karena mengandung lebih 16 % bahan
kering (total solid) dibandingkan susu sapi hanya 12 14 %. Kadar lemak susu
kerbau 50 60 % lebih banyak dari susu sapi (6 8 % vs 3 5 %). Protein
susu kerbau lebih banyak mengandung casein dan sedikit lebih albumin dan
globulin dari susu sapi.
Susu kerbau kurang mengandung carotene (pro-vitamin A) dan warna
susu kerbau lebih putih dari susu sapi. Kandungan vitamin A dalam susu
kerbau hampir sama dengan susu sapi. Tampaknya kerbau telah merubah
carotene makanan menjadi vitamin A di dalam susu. Susu kerbau mengandung

9
vitamin B kompleks dan vitamin C sama dengan pada susu sapi, hanya kadar
riboflavin susu kerbau lebih sedikit dari susu sapi.
Tabel perbandingan kandungan susu masing-masing jenis susu

Jenis susu Air % Protein % Lemak % Laktosa % Mineral %


Susu Manusia 87,60 1,41 3,78 7,00 0,21
Susu Sapi 87,75 3,30 3,70 4,95 0,70
Susu Kambing 87,23 3,70 4,20 4,23 0,84
Susu Kerbau 78,50 5,9 10,40 4,30 0,80
*Susunan air susu tidak selalu sama dan akan selalu berubah ubah. Hal ini
dikarenakan berbagai macam faktor .
Susu kerbau memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi karena itu,
potensi dan kandungan gizinya yang sangat besar,susu kerbau dijuluki sebagai
Emas Putih. Jika dilihat dari komposisi nilai gizi yang terdapat di
dalamnya,susu kerbau tidak kalah dengan susu asal ternak ruminansia lainnya.
Bahkan kandungan protein dan lemaknya sangat tinggi yaitu 5,5-10,5% dua
kali lipat dari susu lain.
G. Hasil Olah Susu kerbau
Susu dari kerbau banyak digunakan oleh manusia. Diantaranya sebagai
berikut:
1. Dadiah
Susu kerbau dengan proses fermentasi alami (tradisional) setelah
diperah susu kerbau langsung dimasukkan ke dalam sepotong bambu segar
selama 2 hari yang ditutup dengan daun pisang. Selanjutnya didiamkan atau
difermentasi dalam suhu ruang selama satu sampai dua hari hingga
terbentuknya gumpalan.
Dadiah yang dibuat dengan cara seperti itu terdapat di daerah Sumatra
Barat. Dadiah merupakan yogurt dari susu kerbau dengan kandungan mineral
Ca tinggi yang menyebabkan tegangan gumpalan tinggi. Dadiah semacam ini
biasanya dimakan dengan gula aren. Pembuatan dadiah ini banyak
dikembangakan di India
2. Minyak samin ( Ghee )
3. Keju, dll.

10
11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Domestikasi kerbau di India dimulai 5000 tahun yang lalu di lembah
sungai Indus yang dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kerbau sungai dan kerbau
rawa-rawa. Adapun jenis-jenis kerbau perah ialah kerbau murrah, nii dan ravi,
kundi, surati, nagpuri, jaffarbadi dan mensana. Susu kerbau lebih banyak
mengandung lemak dan protein dari susu sapi. Rasa susu kerbau lebih pekat
karena mengandung lebih 16 % bahan kering (total solid) dibandingkan susu
sapi hanya 12 14 %. Kadar lemak susu kerbau 50 60 % lebih banyak dari
susu sapi (6 8 % vs 3 5 %).
B. Saran
Peternakan kerbau perah mempunyai potensi yang sangat
menguntungkan dan menjanjikan maka dari itu saran dari pemakalah agar
pemerintah dan pihak-pihak terkai peternakan melalakukan riset ataupun
sosialisasi kepada masyarakat luas agar menjalankan usaha kerbau perah ini.

11 12
DAFTAR PUSTAKA

Bhattacharya,Williamson,G,Payne, W .J, A.1959.An Introduction To Animal


Husbandary In The Tropics Third Edition (Pengantar Peternakan Di Daerah
Tropis,Edisi Ketiga).Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Johari and Bhat.1979.Effect of Genetic and Non Genetic Factors on Production Traits
in Buffaloes.Indian J.Anim. Sci.49984-991.

Katra, D. S. dan Dhanda, M. R.1964.Incidence of mastitis in cows and buffaloes in


North West India.Vet.Rec.,76,219-22

Murti,Trijoko Wisnu.2002.Ilmu Ternak Kerbau.Yogyakarta:Kanisius

Singh, R. B., Sharma, S. C. dan Singh, S.1958.Influence of the season of calving on


inter-calving period in Murrah buffaloes and Hariana cows.Ind.J.Dairy
Sci.,11,154-60.

Wikantadi,B.1977.Biologi Laktasi.Bagian Ternak Perah Fakultas Peternakan UGM


Yogyakarta

12
13

Anda mungkin juga menyukai