Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kerbau sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia sejak dahulu, bahkan lebih dahulu
populer dibandingkan dengan sapi. Daging kerbau memang memiliki nilai gizi yang baik,
walaupun saat ini daging yang tersedia dipasaran lebih banyak daging sapi namun masih
banyak yang menggunakan daging kerbau sebagai bahan dasar masakannya. Budidaya ternak
kerbau masih banyak dilakukan di daerah-daerah baik perorangan maupun skala besar.

Ternak kerbau memegang peranan yang sangat penting bagi status sosial dan budaya
masyarakat pedesaan. Sejak dahulu, masyarakat berpendapat bahwa apabila seseorang
memiliki ternak kerbau maka dianggap sebagai orang yang memiliki harta banyak dan
berderajat tinggi. Sehingga ternak kerbau dimanfaatkan pada acara-acara tertentu sebagai
simbol kebesaran seperti acara perkawinan yang dikenal dengan sebutan “potong kerbau”,
yang dilaksanakan secara adat setempat.

B. Rumusan Masalah

1. Cara Budiday Kerbau


2. Penyakit Kerbau
3. Hasil Panen

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui dan memahami
tentang cara Budidaya Kerbau !

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Cara Budidaya Kerbau

1. Pemilihan Bibit

Anak ternak. Ternak kerbau betina dapat melahirkan anak setiap tahun. Selang waktu
beranak (calving interval) adalah antara 12-18 bulan. Anak ternak yang lahir merupakan
produksi paling potensial bagi pengembangan usaha.

Langkah terpenting dalam budidaya ternak kerbau adalah pemilihan bibit, ada beberapa
jenis bibit kerbau yang bisa dipilih

 Kerbau Murrah (Kerbau asal India, warna hitam / kelabu kehitaman)


 Kerbau Nilli / Kerbau Ravi (asal India, warna hitam / coklat tua)
 Kerbau Surti (Kerbau asal India, warna hitam / coklat)
 Kerbau Belang / Kerbau Tedong Bonga (asal Sulawesi Selatan / Toraja, Produksi susu
± 3 liter/hari).
 Kerbau Lokal (warna abu-abu, asal Sumba, Bali, Kalimantan, Sumatera, Produksi
susu ± 2 liter/hari).

2. Kandang Kerbau

Setelah memutuskan memilih bibit yang sesuai, maka kita harus memulai dengan
menyiapkan kandang. Kandang yang baik jauh dari pemukiman penduduk untuk menghindari

2
pencemaran udara dari kotoran kerbau. Kandang juga harus mampu melindungi kerbau dari
serangan hama dan pemangsa yang bisa saja datang. Lengkapi kandang dengan tempat
makan dan minum serta harus tersedia tempat pembuangan dan penampungan kotoran.

Ukuran kandang kerbau harus disesuaikan dengan ukuran dan umur kerbau :

 Dewasa = 1,5 meter X 2 meter/ekor


 Anak = 1 meter X 0,8 meter/ekor
 Kandang jepit = 1,2 meter X 0,55 meterX 1,5 meter/ekor

2. Pemberian Pakan

Ada beberapa macam pakan untuk kerbau, terdiri dari pakan hijauan dan pakan
tambahan/konsentrat. Beberapa jenis pakan kerbau hijauan adalah :

 Rumput Gajah
 Rumput Raja
 Rumput Setaria
 Rumput Benggala
 Rumput Lapangan

Kacang-kacangan antara lain :

 Lamtoro
 Glirisidia (Gamal)
 Turi

Limbah pertanian antara lain :

 Jerami Padi
 Jerami Jagung
 Jerami Kedelai
 Jerami Kacang buah

3
3. Kesehatan Kerbau

Kesehatan pada hewan budidaya ternak kerbau juga harus di perhatikan, walaupun
pada umumnya lebih tahan dari penyakit. Namun ada beberapa penyakit khusus yang justru
mengincar kerbau seperti:

1. Antrax
Penyebab : Bakteri Antrax
Gejala : Bengkak pada dada leher dan perut, keluar darah dari lubang hidung, rongga mulut,
anus dan kelamin menjelang kehamilan.
Pencegahan : Vaksinasi Antrax.

2. Brucellosis
Penyebab : Kuman Brucella
Gejala : Biasanya terjadi keguguran pada kebuntingan 5 – 8 bulan.
Pencegahan : Pemeriksaan darah secara berkala, menjaga kebersihan kandang ternak, dan
Vaksinasi.

3. Penyakit Ngorok
Penyebab : Kuman Pasteurella multocida
Gejala : Gangguan pernapasan/ngorok
pencegahan : vaksinasi

B. Panen budidaya ternak kerbau

Kerbau di panen saat sudah cukup umur dan mencapai berat maksimal dan
menghasilkan produk berupa daging, kulit, susu dan lain-lain.
Penanganan pascapanen berternak kerbau adalah memelihara anak ternak setelah umur
penyapihan untuk dijadikan bibit (induk). Sementara anak yang kurang baik dapat dibesarkan
atau langsung dijual.

4
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kerbau adalah binatang memamah biak dengan banyak manfaat bagi manusia
sehingga menjadi salah satu alternative untuk dipelihara sebagai hewan ternak. Manfaatnya
banyak sekali. Ternak kerbau merupakan ruminansia besar yang mempunyai potensi tinggi
dalam penyediaan daging. Tidak hanya daging, susu dan tenaganya yang kuat untuk bisa
dimanfaatkan, bahkan untuk daerah tertentu juga menjadi symbol status bagi pemiliknya.

B. Saran

Kerbau saat ini dinilai sangat tinggi untuk bermatapencaharian namun populasinya
berkurang dari masa ke masa. Oleh karena itu, perlu adanya upaya penyelamatan populasi
ternak kerbau yang dapat dilakukan melalui berbagai macam usaha, seperti penyuluhan
peternakan mengenai kerbau di pedesaan/wilayah/daerah yang berpotensi tinggi bagi
kesejahteraan masyarakat.

5
DAFTAR PUSTAKA

Bamualim, A. dan M. Zulbardi. 2007. Situasi dan Keberadaan Kerbau di Indonesia. Pros.


Semiloka Usaha Ternak Kerbau. Puslitbang Peternakan, Bogor.

Wiradnyana, Somba, Nani, 2005. Fungsi dan Makna Kerbau dalam Tradisi Megalitik di
Sebagian Wilayah Indonesia. Makassar: Balai Arkeologi Makassar.

Anda mungkin juga menyukai