Anda di halaman 1dari 21

TEKNOLOGI PRODUKSI TERNAK RUMINANSIA KECIL

“Bangsa Kambing dan Domba”

Kelas : Peternakan IV/A


Dosen Pengampu : Riyanto, SST, S.Pt, MP.

Oleh :
Ahmad Yudhistira Wahyu Putra
07.2.2.17.2395

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MALANG


BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
KEMENTRIAN PERTANIAN
2019
Bangsa Kambing dan Domba

A. Kambing

1. Kambing Kacang

Jenis kambing ini adalah salah satu ras unggul


kambing yang pertama kali dikembangkan di Indonesia.
Kambing kacang merupakan kambing lokal Indonesia,
kambing ini memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap
kondisi alam setempat serta memiliki daya reproduksi
yang tinggi pula. Kambing kacang jantan dan betina
keduanya merupakan tipe kambing pedaging. Berikut merupakan beberapa wawaan
mengenai kambing kacang

 Sejarah Asal kambing kacang :


Mengenal asal-usul kambing, kambing kacang yang ada di Indonesia
berasal dari India Muka atau Tanah Hindu yang dibawa pertama kali ke Indonesia
beratus-ratus tahun yang lalu (Devendra, 1974). Sementara menurut Sosroamidjojo
(1973) dan Soedjai (1975) menyatakan bahwa asal-usul kambing kacang yang
terdapat di Indonesia belum diketahui secara pasti, namun menurut Natasasmita
(1978) menyatakan bahwa kambing kacang adalah kambing asli Indonesia.
 Kelebihan kambing kacang :
 Keuntungan beternak kambing kacang yang kedua adalah kambing kacang
lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan barunya.
 Beternak kambing kacang juga lebih cepat mendapatkan keuntungan karena
siklus perkembang biakan kambing kacang lebih singkat, yaitu sekitar 6-7
bulan jika dilakukan perawatan yang baik, Jadi dalam waktu satu tahun
kambing bisa menghasilkan keturunan 2 kali.
 Keuntungan budidaya kambing kacang yang lainnya adalah ketersediaan
pakan dialam yang melimpah, apalagi jika kambing diternak secara modern,
kita tidak perlu melepasnya secara liar atau yang sering disebut angon dan
ngarit. kita cukup memberikan pakan daun-daunan hijau yang mudah
didapat disekitar tempat tinggal seperti daun lamtoro, daun singkong, dan
yang lainnya, serta sisa sayur-sayuran dari pasar.
 Beternak kambing kacang juga tidak memerlukan modal awal yang besar,
karena harga bibit kambing yang tidak begitu mahal, sedangkan untuk bibit
yang selanjutnya bisa memanfaatkan keturunannya untuk dipelihara dan
dijadikan bibit/indukan.
 Ciri-ciri kambing kacang :
 Memiliki tubuh yang relatif kecil dengan kepala ringan dan kecil.
 Posisi telinganya tegak, berbulu lurus dan pendek.
 Umumnya memiliki warna bulu tunggal putih, hitam, coklat, atau
kombinasi ketiganya.
 Kambing jantan maupun betina memiliki dua tanduk pendek.
 Berat tubuh jantan dewasa dapat mencapai 30 kg, serta betina dewasa
mencapai 25 kg.
 Tinggi kambing jantan 60 – 65 cm, sedangkan yang betina 56 cm.
 Memiliki bulu pendek pada seluruh tubuh, kecuali pada ekor dan dagu, pada
kambing jantan juga tumbuh bulu panjang sepanjang garis leher, pundak
dan punggung sampai ekor dan pantat.

2. Kambing Etawa

Kambing etawa adalah kambing didatangkan dari


India yang juga disebut kambing Jamnapari. Tinggi
kambing jantan berkisar antara 90 sentimeter hingga 127
sentimeter dan yang betina hanya mencapai 92 sentimeter.
Bobot yang jantan bisa mencapai 91 kilogram, sedangkan
betina hanya mencapai 63 kilogram,

 Sejarah Asal kambing Etawa :


Dalam beberapa catatan sejarah, orang pertama yang memperkenalkan
kambing Jamnapari adalah orang Inggris yang pernah menjajah India. Jamnapari di
bawa kedaratan eropa dan sebagian dikawinkan dengan kambing lokal Inggris.
Untuk anak hasil persilangan antara kambing Jamnapari dengan kambing lokal
Inggris dinamai dengan sebutan kambing Anglo-nubian. Dari daratan Eropa inilah
Jamnapari kemudian menyebar keseluruh penjuru dunia, bersamaan dengan
menyebarnya kapal dagang bangsa-bangsa Eropa yang berlayar dan berniaga
keseluruh penjuru dunia.

Di Amerika Jamnapari di akui sebagai nenek moyangnya kambing


American-Nubian, yang terkenal banyak susunya. Pada jaman Kompeni dulu ,
kapal dagangnya VOC kalau berlayar ke daratan Indonesia selalu datang dalam
keadaan kosong ruang kargo nya, ruang kargo yang kosong ini akan di isi muatan
rempah-rempah dan hasil bumi lainnya, untuk kemudian di bawa ke daratan Eropa.
Pada suatu pelayaran kapal dagang VOC dari negara Belanda menuju Pulau Jawa
di Indonesia, ada sepasang penumpang bangsa Belanda yang bernama Tuan
Hollanda dan Nyonya Netherlandia. Meraka adalah pejabat perkebunan dari
Belanda yang akan di tugaskan di Pulau Jawa, sebagai pengawas perkebunan yang
biasanya di sebut Tuan Amtenar atau Juragan Kontrol.

Mengetahui kekosongan ruang kargo di kapal tersebut maka pasangan


tersebut membawa beberapa pasang Kambing Jamunapari peliharaan
kesayangannya, yang tidak ingin mereka tinggalkan di Belanda, sehingga mereka
bawa untuk di pelihara di tempat tugasnya yang baru yaitu di Pulau Jawa, tepatnya
di perkebunan yang berada di Jawa-Tengah. Tuan dan Nyonya tersebut selalu
menyebut Kambing Peliharaannya sebagai Kambing Asal Etawah, dan selalu
memperkenalkan kambingnya kepada masyarakat di Jawa Tengah sebagai
Kambing Etawah, dan masyarakat Jawa Tengah menyebutnya dengan nama
Kambing Etawa tanpa bunyi dari huruf H. Seiring berjalannya waktu dan untuk
menjaga populasi kambing jamnapari, maka kambing jamnapari di kawinkan
dengan kambing-kambing lokal.

Dan berkembang biak sampai sekarang yang lebih kita kenal dengan
sebutan Peranakan Etawa ( PE ) Susu kambing peranakan etawa inilah yang
sekarang ini sedang ramai untuk dicari orang. Kandungan dan manfaat susu
kambing etawa sangatlah banyak. inilah yang menjadikan orang beramai-ramai
memburu susu kambing etawa. Demikian kiranya sejarah atau asal usul kambing
peranakan etawa. Semoga dapat menambah wawasan dan lebih yakin lagi untuk
dapat menkonsumsi susu kambing etawa ini.
 Kelebihan kambing Etawa :
o Kambing ini mempunyai harga yang normal apabila diternakkan.
Berbeda dengan ras kaligesing, yang jika diternakkan, harga nya
bisa melejit, dinilai dari bentuk kepala, bentuk telinga, panjang
telinga, warna kepala, lebatnya bulu, dll.
o Dapat menghasilkan bibit yang unggul. Salah satu keunggulannya
adalah terletak di ketebalan tubuhnya.
o Kambing ini mempunyai ambing layaknya ambing sapi. Tetapi,
ambing nya memiliki ciri khusus, yaitu kantong kapur. Kantong
kapur mempunyai ketahanan yang kuat dan menghasilkan susu yang
maksimal saat diperah. Berbeda dengan kambing yang memiliki
ambing botol.
o Kambing ini mempunyai ukuran postur yang tinggi, panjang, dan
bagus

 Ciri-ciri kambing Etawa :


 Badan proporsional, untuk kambing betina tinggi maksimal bisa
mencapai 75-80cm sedangkan untuk kambing etawa jantan rata rata 90-
100cm lebih.
 Untuk kambing jenis jantan, warna testis diupayakan berwarna hitam
mulus, karena dari segi keturunan genetiknya lebih baik.
 ibir kambing etawa yang masih memilik sifat keaslian cenderung cadil,
bibir bawah lebih panjang dibandingkan bibir bagian atas.
 Hidung pesek, bentuk hidung masuk kedalam, kalau dilihat dari
samping tidak kelihatan hidungnya.
 Bentuk mata sipit, bola mata lebih masuk dari tulang atau pipi kambing,
umumnya mata kecil.
3. Kambing Jawa Randu

Kambing jawa randu atau ada yang


menyebut dengan kambing bligon adalah jenis
kambing hasil silangan dari kambing PE Etawa
dan kambing lokal yaitu kambing kacang, kambing
jawa randu memiliki kelebihan diantaranya, dapat
menghasilkan susu kambing dengan produksi susu
perhari mencapai 1.5 Liter. Kambing jawa randu
juga dapat dimanfaatkan sebagai kabing pedaging,
karena memiliki postur tubuh yg tinggi dan besar
mengikuti asal turunannya yaitu kabing etawa.
Kelebihan lain yang dimiliki kambing jawa randu
adalah mudah dipelihara karena kambing jenis ini dapat diberi makan apa saja terutama
sebangsangsa hijauan yang ada disekitar lingkungan kita. kambing jenis ini memiliki kelebihan
lain yaitu pertumbuhannya yang sangat cepat sehingga banyak peternak kambing yang
memanfaatkan kambing ini sebagai usaha penggemukan kambing.

 Sejarah Asal kambing Jawa Randu di Indonesia :

Kambing Bligon (Jawa Randu) merupakan kambing hasil


persilangan antara kambing kacang dengan kambing Peranakan Ettawa
(PE). Kambing Bligon memiliki bentuk tubuh yang agak kompak dan
perototan yang cukup baik. Kambing jenis ini mampu tumbuh 50 sampai
100 g/hari

 Kelebihan kambing Jawa Randu :

o Kambing ini mempunyai harga yang normal apabila diternakkan.


Berbeda dengan ras kaligesing, yang jika diternakkan, harga nya
bisa melejit, dinilai dari bentuk kepala, bentuk telinga, panjang
telinga, warna kepala, lebatnya bulu, dll.
o Dapat menghasilkan bibit yang unggul. Salah satu keunggulannya
adalah terletak di ketebalan tubuhnya.
o Kambing ini mempunyai ambing layaknya ambing sapi. Tetapi,
ambing nya memiliki ciri khusus, yaitu kantong kapur. Kantong
kapur mempunyai ketahanan yang kuat dan menghasilkan susu yang
maksimal saat diperah. Berbeda dengan kambing yang memiliki
ambing botol.
o Kambing ini mempunyai ukuran postur yang tinggi, panjang, dan
bagus

 Ciri-ciri kambing Jawa Randu:


 Bulu putih, hitam atau coklat atau kombinasi dari ketiganya.
 bentuk kepala kambing jawa randu terlihat agak besar dan lancip.
 memiliki tanduk.
 bentuk daun telinga lebar dan melekngkung kebawah.
 kambing pejantan dewasa dapat mencapai berat lebih dari 40 Kg,
sedangkan betina dibawah 40 Kg.

4. Kambing Boer

Kambing Boer dapat dikenali dengan


mudah dari tubuhnya yang lebar, panjang, dalam,
berbulu putih, berkaki pendek, berhidung cembung,
bertelinga panjang menggantung, berkepala warna
coklat kemerahan atau coklat muda hingga coklat
tua. Beberapa kambing Boer memiliki garis putih
ke bawah di wajahnya. Kulitnya berwarna coklat
yang melindungi dirinya dari kanker kulit akibat
sengatan sinar matahari langsung. Kambing ini
sangat suka berjemur di siang hari.

 Sejarah Asal kambing Boer di Indonesia :

Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan dan telah menjadi ternak
yang terregistrasi selama lebih dari 65 tahun. Kata "Boer" artinya petani.
Kambing Boer merupakan satu-satunya kambing pedaging yang
sesungguhnya, yang ada di dunia karena pertumbuhannya yang cepat.
Kambing ini dapat mencapai berat dipasarkan 35 - 45 kg pada umur lima
hingga enam bulan, dengan rataan pertambahan berat tubuh antara 0,02 -
0,04 kg per hari. Keragaman ini tergantung pada banyaknya susu dari induk
dan ransum pakan sehari-harinya. Dibandingkan dengan kambing perah
lokal, persentase daging pada karkas kambing Boer jauh lebih tinggi dan
mencapai 40% - 50% dari berat tubuhnya

 Kelebihan kambing Boer:

o Kambing Boer dilaporkan sebagai salah satu ternak ruminansia


kecil yang paling tangguh di dunia. Kambing Boer mempunyai
kemampuan untuk beradaptasi dengan baik dengan semua jenis
iklim, dari daerah panas kering di Namibia, Afrika dan Australia
sampai daerah bersalju di Eropa Dapat menghasilkan bibit yang
unggul. Salah satu keunggulannya adalah terletak di ketebalan
tubuhnya.
o Kambing Boer merupakan satu-satunya kambing tipe pedaging
yang pertumbuhannya sangat cepat yaitu 0,2—0,4 kg per hari dan
bobot tubuh pada umur 5—6 bulan dapat mencapai 35—45 kg dan
siap untuk dipasarkan. Presentase daging pada karkas kambing
Boer mencapai 40%--50% dari berat badannya

 Ciri-ciri kambing Boer :

 Bulu putih, hitam atau coklat atau kombinasi dari ketiganya.


 bentuk kepala kambing jawa randu terlihat agak besar dan lancip.
 memiliki tanduk.
 bentuk daun telinga lebar dan melekngkung kebawah.
 kambing pejantan dewasa dapat mencapai berat lebih dari 60 Kg,
sedangkan betina dibawah 60 Kg.

5. Kambing Saanen

Kambing ini sulit berkembang di wilayah


tropis karena kepekaannya terhadap matahari. Oleh
karena itu di Indonesia jenis kambing ini
disilangkan lagi dengan jenis kambing lain yang
lebih resisten terhadap cuaca tropis dan tetap diberi
nama kambing saanen, antara lain dengan kambing
peranakan etawa.

 Sejarah Asal Kambing Saanen di Indonesia :


Kambing Saanen ini aslinya berasal dari lembah Saanen, Swiss
(Switzerland) bagian barat. Merupakan salah satu jenis kambing terbesar di
Swiss dan penghasil susu kambing yang terkenal. Sulit berkembang di
wilayah tropis karena kepekaannya terhadap matahari. Oleh karena itu di
Indonesia jenis kambing ini disilangkan lagi dengan jenis kambing lain
yang lebih resisten terhadap cuaca tropis dan tetap diberi nama kambing
Saanen, antara lain dengan kambing peranakan etawa.

 Kelebihan Kambing Saanen:

 Memiliki produktivitas susu yang baik


 Kambing ini termasuk dalam kategori kambing perah yang ternyata bisa
menghasilkan susu yang lumayan banyak, bila dirata-rata kambing ini bisa
menghasilkan susu sekitar 3,8 liter untuk perharinya, dalam susu tersebut
terdapat kandungan lemak yang bisa mencapai 2,5% sampai 3%.

 Ciri-ciri Kambing Saanen:

 Bulunya pendek berwarna putih atau krim dengan titik hitam di hidung,
telinga dan di kelenjar susu.
 Hidungnya lurus dan muka berupa segitiga.
 Telinganya sederhana dan tegak ke sebelah dan ke depan.
 Ekornya tipis dan pendek.
 Jantan dan betinanya bertanduk.
 Berat dewasa 68-91 kg (Jantan) dan 36kg - 63kg (Betina), tinggi ideal
kambing ini 81 cm dengan berat 61 kg, di saat tingginya 94 cm beratnya 81
kg.
 Produksi susu 740 kg/ms laktasi

6. Kambing Gambrong

Kambing ini merupakan spesies asli


pulau bali dan habitat aslinya adalah di
pantai timur bali, yaitu daerah kabupaten
karangasem. Namun, sampai saaat ini
belum diketahui dengan pasti bagaimana
asal usul(dari mana asalnya, siapa yang
membawa ke bali, kapan dibawa ke bali,
mengapa hanya terdapat di bali saja, apa
perannanya pada saat itu dan sebagainya). Keberadaanya di sekitar pantai timur bali ini
mungkin magsudnya dahulu kala melalui jalan laut. Seorang ahli kambing dari FAO,
bahwa kambing gembrong dengan ciri-ciri jenis kambing ini berbulu panjang berwarna
putih seperti sutra, hanya terdapat di bali timur saja(karangasem), dan merupakan spesies
tersendiri. kambing gembrong itu bulunya panjang dan lebat seprti kapas. Masyarakat
karangasem menyebutnya kambing gembrong.

 Sejarah Asal Kambing Gembrong di Indonesia :

Asal kambing Gembrong terdapat di daerah kawasan Timur Pulau Bali


terutama di Kabupaten Karangasem. Ciri khas dari kambing ini adalah berbulu
panjang. Panjang bulu sekitar berkisar 15-25 cm, bahkan rambut pada bagian
kepala sampai menutupi muka dan telinga. Rambut panjang terdapat pada kambing
jantan, sedangkan kambing Gembrong betina berbulu pendek berkisar 2-3 cm.
Warna tubuh dominan kambing Gembrong pada umumnya putih (61,5%)
sebahagian berwarna coklat muda (23,08%) dan coklat (15,38%). Pola warna tubuh
umumnya adalah satu warna sekitar 69,23% dan sisanya terdiri dari dua warna
15,38% dan tiga warna 15,38%. Rataan litter size kambing Gembrong adalah 1,25.
Rataan bobot lahir tunggal 2 kg dan kembar dua 1,5 kg. Tingkat kematian prasapih
20%.
Asal usul kambing gembrong belum bisa dipastikan. Ada yang menduga
kambing tersebut merupakan persilangan antara kambing Kashmir dengan kambing
Turki. Dugaan ini didasarkan pada ciri-ciri fisik kambing yang hampir mirip
dengan kambing gembrong.

 Kelebihan Kambing Gembrong:

 Produktivitas tinggi
 Mudah dibudidayakan dan diternakan
 Mudah beradaptasi dengan lingkungan baru
 Pemeliharaan sederhana dan mudah
 Harga jual relatif tinggi

 Ciri-ciri Kambing Gembrong:

 Ciri khas dari kambing ini adalah berbulu panjang. Panjang bulu sekitar
berkisar 15–25 cm, bahkan rambut pada bagian kepala sampai menutupi
muka dan telinga Hidungnya lurus dan muka berupa segitiga.
 Warna tubuh dominan kambing Gembrong pada umumnya putih (61,5%)
sebahagian berwarna coklat muda (23,08%) dan coklat (15,38%)
 Tinggi kambing (gumba) 58 – 65 cm, bobot badan kambing dewasa 32–
45 kg. Kambing jantan berjumbai pada dahi. Jumbai terkadang menutup
mata dan muka kambing

7. Kambing Boerawa

Penampilan kambing Boerawa lebih


mirip dengan kambing PE namun
telinganya lebih pendek daripada
kambing PE dengan profil muka yang
sedikit cembung. Selain itu, kambing
Boerawa juga memiliki badan yang
lebih besar dan padat daripada
kambing PE sehinggga jumlah daging
yang dihasilkan lebih banyak setiap
individu akan mewarisi setengah dari
sifat-sifat tetua jantannya dan
setengah berasal dari induknya. Kambing Boerawa memiliki beberapa keunggulan
antara lain pertumbuhannya yang tinggi yaitu 0,17 kg/hari. Bobot lahir kambing
Boerawa mencapai 3,7 kg dengan pertambahan bobot tubuh mencapai 0,17 kg/hari.
Bobot tubuh kambing Boerawa umur 8 bulan dapat mencapai 40 kg

 Sejarah Asal Kambing Boerawa di Indonesia :

Kambing Boerawa merupakan kambing hasil persilangan antara kambing


Boer jantan dengan kambing Peranakan Etawah (PE) betina. Ternak hasil
persilangan kedua jenis kambing tadi disebut dengan Boerawa yakni singkatan dari
kata Boerawa dan Peranakan Etawa. Kambing Boerawa persilangan ini mulai
berkembang dan banyak jumlahnya di Propinsi Lampung, walaupun upaya
persilangan antara kambing Boer dengan kambing lokal telah dilakukan di
beberapa propinsi lainnya seperti Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan. Tujuan
dari persilangan ini adalah untuk mendapatkan produksi daging yang tinggi dan
memperoleh kambing yang berpostur besar dan tinggi. Selain itu untuk
mendapatkan kambing yang mampu beradaptasi dengan segala macam lingkungan,
serta pertumbuhan yang cepat.

 Kelebihan Kambing Boerawa :

 Produktivitas tinggi
 Mudah dibudidayakan dan diternakan
 Mudah beradaptasi dengan lingkungan baru
 Pemeliharaan sederhana dan mudah
 Harga jual relatif tinggi

 Ciri-ciri Kambing Boerawa :

 Warna dominan adalah putih pada bagian leher sampai kepala berwarna
hitam.
 Memiliki tanduk. Kambing jantan tanduknya melingkar ke bawah dan
ujung tanduk menghadap ke depan.
 Telinga yang panjang dan terkulai
 Kaki panjang yang menopang tubuhnya sehingga terlihat kompak
 Bobot kambing jantan dewasa dapat
mencapai 80 Kg, dan bobot betina dewasa dapat
mencapai 60 kg.

8. Kambing Muara

Dari segi penampilannya kambing ini


nampak gagah, tubuhnya kompak dan sebaran
warna bulu bervariasi antara warna bulu coklat
kemerahan, putih dan ada juga berwarna bulu
hitam. Bobot kambing Muara ini lebih besar dari pada kambing Kacang dan
kelihatan prolifik. Kambing Muara ini sering juga beranak dua sampai empat sekelahiran
(prolifik).

 Sejarah Asal Kambing Muara di Indonesia :

Kambing Muara dijumpai di daerah Kecamatan Muara, Kabupaten


Tapanuli Utara di Propinsi Sumatera Utara. Dari segi penampilannya kambing ini
nampak gagah, tubuhnya kompak dan sebaran warna bulu bervariasi antara warna
bulu coklat kemerahan, putih dan ada juga berwarna bulu hitam. Bobot kambing
Muara ini lebih besar dari pada kambing Kacang dan kelihatan prolifik. Kambing
Muara ini sering juga beranak dua sampai empat sekelahiran (prolifik). Walaupun
anaknya empat ternyata dapat hidup sampai besar walaupun tanpa pakai susu
tambahan dan pakan tambahan tetapi penampilan anak cukup sehat, tidak terlalu
jauh berbeda dengan penampilan anak tunggal saat dilahirkan. Hal ini diduga
disebabkan oleh produksi susu kambing relatif baik untuk kebutuhan anak kambing
4 ekor.

 Kelebihan Kambing Muara :

 Produktivitas tinggi
 Mudah dibudidayakan dan diternakan
 Mudah beradaptasi dengan lingkungan baru
 Pemeliharaan sederhana dan mudah
 Harga jual relatif tinggi

 Ciri-ciri Kambing Muara :

 Warna dominan adalah putih pada bagian leher sampai kepala berwarna
hitam.
 Memiliki tanduk. Kambing jantan tanduknya melingkar ke bawah dan
ujung tanduk menghadap ke depan.
 Telinga yang panjang dan terkulai
 Kaki panjang yang menopang tubuhnya sehingga terlihat kompak
 Bobot kambing jantan dewasa dapat mencapai 80 Kg, dan bobot betina
dewasa dapat mencapai 60 kg.

9. Kambing Kosta

Lokasi penyebaran kambing Kosta ada di


sekitar Jakarta dan Propinsi Banten. Kambing ini
mempunyai bentuk tubuh sedang, hidung rata dan
kadang-kadang ada yang melengkung, tanduk
pendek, bulu pendek. Kambing ini dulunya terbentuk
dari persilangan kambing Kacang dan kambing
Khasmir (kambing impor).

 Sejarah Asal Kambing kosta di Indonesia :

Kambing Kosta terdapat di Kabupaten Serang, Pandeglang, dan


disekitarnya serta ditemukan pula dalam populasi kecil di wilayah Tangerang dan
DKI Jakarta. Selama ini masyarakat hanya mengenal Kambing Kacang sebagai
kambing asli Indonesia, namun karena bentuk dan performa Kambing Kosta
menyerupai Kambing Kacang, sering sulit dibedakan antara Kambing Kosta
dengan Kambing Kacang, padahal bila diamati secara seksama terdapat perbedaan
yang cukup signifikan.

 Kelebihan Kambing kosta :

Salah satu ciri khas Kambing Kosta adalah terdapatnya motif garis yang
sejajar pada bagian kiri dan kanan muka, selain itu terdapat pula ciri khas yang
dimiliki oleh Kambing Kosta yaitu bulu rewos di bagian kaki belakang mirip bulu
rewos pada Kambing Peranakan Ettawa (PE), namun tidak sepanjang bulu rewos
pada Kambing PE dengan tekstur bulu yang agak tebal dan halus. Tubuh Kambing
Kosta berbentuk besar ke bagian belakang sehingga cocok dan potensial untuk
dijadikan tipe pedaging. Saat ini populasi Kambing Kosta terus menyusut.

 Ciri-ciri Kambing kosta :


Salah satu ciri khas Kambing Kosta adalah terdapatnya motif garis yang
sejajar pada bagian kiri dan kanan muka, selain itu terdapat pula ciri khas yang
dimiliki oleh Kambing Kosta yaitu bulu rewos di bagian kaki belakang mirip bulu
rewos pada Kambing Peranakan Ettawa (PE), namun tidak sepanjang bulu rewos
pada Kambing PE dengan tekstur bulu yang agak tebal dan halus. Tubuh Kambing
Kosta berbentuk besar ke bagian belakang sehingga cocok dan potensial untuk
dijadikan tipe pedaging. Saat ini populasi Kambing Kosta terus menyusut.

B. Domba

1) Domba Garut
Menurut para pakar
domba seperti Prof. Didi
Atmadilaga dan Prof. Asikin
Natasasmita, bahwa Domba
Garut merupakan hasil
persilangan segitiga antara
domba lokal (asli Indonesia),
Domba Cape/Capstaad
(Domba Ekor Gemuk atau Kibas) dari Afrika Selatan dan Domba Merino
dari Asia Kecil. Yang dibentuk kira-kira pada pertengahan abad ke 19
(±1854) yang dirintis oleh Adipati Limbangan Garut. Sekitar 70 tahun
kemudian yaitu tahun 1926 Domba Garut telah menunjukan suatu
keseragaman, misalnya bentuk tanduk yang besar melingkar diturunkan
dari Domba Merino.

 Sejarah Asal Domba Garut di Indonesia :

Pada awalnya domba priangan atau domba garut ini berkembang di


Priangan (Jawa Barat), terutama di daerah Bandung, Garut, Sumedang, Ciamis, dan
Tasikmalaya. Namun saat ini sudah berkembang di seluruh pulau Jawa khususnya
dan Indonesia pada umumnya. Domba ini dipelihara selain sebagai domba potong
atau domba pedaging, juga dipelihara sebagai domba aduan

 Kelebihan Domba Garut :


o Produktivitasnya tinggi
Dari tingkat produktivitas domba garut terbilang tinggi karena untuk
satu induk domba betina bisa menghasilkan rata-rata 2 ekor anak
atau lebih untuk setiap 8 bulan, dengan ini domba bisa xepat
berkembang cepat dan itu akan menguntungka bagi para peternak.
o Penghasil daging
Keunggulan lain dari jenis domba ini adalah kandungan karkasnya
atau daging dan tulang yang bisa mencapai 50 % dengan berat badan
antara 40 sampai 80 kg. Kandungan karkas ini bisa dibilang lebih
besar dari pada doba pada umumnya yang hanya mencapai 40 %
saja.
o Tingkat pertumbuhannya tinggi
Pertumbuhan dari domba ini bisa dikatakan cepat karena dalam
waktu sebulan beratnya bisa bertambah antara 2.5 sampai 3 kg, yang
menjadikannya bisa mencapai bobot 60 kg dalam waktu 1 tahun,
bandingkan saja dengan domba biasa yang hanya bisa mencapai 30
kg untuk setiap tahunnya.
o Tanduknya yang bisa dibentuk sesuai keinginan
Dalam hal ini sudah terlihat bahwa jenis domba ini memiliki tanduk
yang bisa tumbuh panjang, karena itu tanduknya bisa dibentuk
sesuai keinginan pemilik.
o Mudah untuk dipelihara
Domba ini bisa dibilang tidak sulit untuk proses perawatannya,
terbukti bahwa banyak kelompok ternak domba menjalin kerjasama
dengan petani kecil untuk sistem bagi hasil.

 Ciri-ciri Domba Garut :


 Bertubuh besar dan lebar, lehernya kuat, dahi konveks.
 Domba priangan jantan memiliki tanduk besar dan kuat, melengkung
ke belakang berbentuk spiral, dan pangkal tanduk kanan dan kiri
hampir menyatu. Sedangkan domba betina tidak memiliki tanduk,
panjang telinga sedang, dan terletak di belakang tanduk.
 Domba jantan mempunyai berat 40-80 kg, sedangkan betina 30-40 kg.
 Kadang-kadang dijumpai adanya domba tanpa daun telinga.
 Keunggulan domba priangan ini adalah kulitnya merupakan salah
satu kulit dengan kualitas terbaik di dunia, selain itu dengan leher
yang kokoh dan tubuh yang besar, kuat, domba ini sesuai untuk domba
aduan. Keunggulan lainnya adalah penghasil daging yang sangat baik
dan mudah dipelihara.

2) Domba Merino

Domba Merino merupakan salah


satu jenis domba penghasil bulu wol
yang berkualitas, Jenis Domba ini
berasal dari asia kecil dan Domba Merino
mempunyai keistimewaan yaitu mampu
tumbuh dan berkembang dengan baik di
negara-negara Eropa. Domba Merino
juga termasuk tipe wool yaitu domba
penghasil bulu yang baik dengan panjang
bulu nya dapat mencapai 10
centimeter. Domba Merino
jantan memiliki tanduk, tetapi domba
merino betina pada umumnya tidak bertanduk. Selain itu bobot badan domba
merino jantan dapat mencapai sekitar 80 kg, sedangkan domba merino betina hanya
mencapai 60 kg.

 Sejarah Asal Domba Merino di Indonesia :

Domba merino telah dikenal banyak oleh masyarakat dunia karena produksi
bulu yang berkualitas. Domba merino ini memiliki bulu terbaik diantara sekian
banyak bulu domba yang lainnya. Domba merino ini memiliki bulu yang sangat
bagus sebagai bahan baku pembuatan kain wol karena bulu yang dimilikinya
panjang dan tebal. Domba ini berasal dari daerah asia kecil dan populasi-nya telah
banyak tersebar ke banyak belahan dunia. Domba ini sangat cocok dengan habitat
negara-negara yang memiliki 4 musim seperti halnya negara Belanda, Australia,
Inggris, Spanyol dan Prancis, domba merino tidak cocok terhadap iklim yang panas
dan terlalu lembap, sehingga domba ini kurang cocok diternakkan di daerah tropis
seperti indonesia pada umumnya.

 Kelebihan Domba Merino:

 Peluang pasar terbuka lebar;


 Mudah sekali beradaptas dengan cuaca di Indonesia;
 Mampu bertahan dengan kondisi pakan yang berkualitas rendah;
 Sangat tahan terhadap perubahan cuaca;
 Tahan terhadap berbagai penyakit ternak seperti kembung, mencret dan lain-lain;
 Mampu beranak tiga kali dalam 2 tahun;
 Mampu melahirkan anakan minimal dalam satu kali kelahiran;
 Perawatannya mudah.

 Ciri-ciri Domba Merino :


 Domba merino jantan memiliki tanduk.
 Sementara domba merino betina tidak bertanduk.
 Tergolong domba dengan ukuran badan yang sedang.
 Domba merino jantan dewasa dapat mencapai bobot antara 70 s/d 80 kg,
sementara merino betina antara 50 s/d 60 kg.

3) Domba Ekor Tipis

Domba ekor tipis dikenal


sebagai domba asli Indonesia dan
sering disebut Domba Gembel,
dalam Bahasa Inggris disebut
Javanesse Thin-Tailed sheep.
Pada awalnya domba ini
berkembang di daerah Jawa Tengah
dan Jawa Barat, namun saat ini sudah berkembang di seluruh pulau jawa khususnya
dan Indonesia pada umumnya.

 Sejarah Asal Domba Ekor Tipis di Indonesia :

Domba ekor tipis merupakan domba asli Indonesia dan dikenal sebagai
domba lokal, domba kampung, atau domba kacang karena tubuhnya yang
kecil. Asal-usul domba ini tidak jelas dan banyak dijumpai di daerah Jawa Barat
dan Jawa Tengah. Konsentrasi domba ekor tipis terbesar terdapat di Propinsi Jawa
Barat.

 Kelebihan Domba Ekor Tipis:

 Pertumbuhan dan perkembangan sangat cepat.


 Mudah beradaptasi dengan lingkungan baru.
 Budidaya dan beternak domba ekor tipis tergolong mudah
 Pemeliharaan mudah dan sederhana.
 Tahan terhadap penyakit
 Produktivitas lumayan sangat tinggi

 Ciri-ciri Domba Ekor Tipis :


o Pola warna bulunya sangat beragam, dari bercak putih, cokelat,
hitam, hingga warna polos putih dan hitam.
o Ekor pada domba lokal umumnya pendek dengan ukuran panjang
rata-rata 19,3 cm, lebar pangkal ekor 5,6 cm, dan tebal 2,7 cm.
o Karakteristik domba lokal di antaranya bertubuh kecil, lambat
dewasa, berbulu kasar, tidak seragam, dan hasil daging relatif sedikit
o Domba ekor tipis merupakan domba prolifik.

4) Domba Ekor Gemuk

Domba Kibas merupakan domba yang sangat lah sering


kita temukan di daerah – daerah pedamalam atau pun di
balai peternakan domba . Selain memiliki nama tersebut
sebagian masyarakat juga ada yang menyebut kan nama
domba kibas ini sebagai domba benggala .

 Sejarah Asal Domba Ekor Gemuk di Indonesia :

Domba ini sudah lah berkembang yang pertama kalinya di budidayakan di


sulewesi tengah . Pada awalnya domba ini berasal dari asia barat yang di bawah
para pedagang bangsa arab pada abad ke 18 pada tahun 1731-1779 pada masa
pemerintahan hindia belanda yang sudah melakukan impor jenis domba kirmani
sebagai domba ekor gemuk yang berasal dari persia .
Selain di sulewesi di kembangkan di indonesia , Jenis domba ekor gemuk
ini juga di budidayakan oleh masyarakat dari jawa timur , madura , dan nusa
tenggara yang terutamanya di lombok . Namun seiring dengan perjalannya waktu ,
domba ini sangat lah sudah menyebar luas di indonesia . Karena domba ini sangat
lah mudah di budidaya kan para peternak sangat lah menyukainya dan juga
banyaknya daya permintaan hal ini dapat di manfaat kan sebagai penghasilan bagi
peternak domba .
Banyaknya jenis domba yang masuk saat ini di indonesia , sehingga
mempersulit pemilihan domba kibas sehingga hal ini akan menurunkan
pembudidayaan dalam peternak indonesia . Berikut cara membedaan jenis domba
kibas ( ekor gemuk ) dengan domba yang lainnya .
 Kelebihan Domba Ekor Gemuk :
 Pertumbuhan dan perkembangan sangat cepat.
 Mudah beradaptasi dengan lingkungan baru.
 Budidaya dan beternak domba ekor tipis tergolong mudah
 Pemeliharaan mudah dan sederhana.
 Tahan terhadap penyakit
 Produktivitas lumayan sangat tinggi

 Ciri-ciri Domba Ekor Gemuk :

 Memiliki bentuk yang sangat lah besar dari padajenis domba yang lainnya .
 Memiliki bobot badan tinggi , Jantan 40 – 60 kg dan betina 25 – 50 kg.
 Untuk tinggi badan berkisar antara 52-65 cm untuk jantan , Sedangkan untuk betina antara
47-60 cm.
 Memiliki bulu yang tebal wol yang berwarna putih dengan tekstur yang kasar .
 Memiliki ekor yang sangat lah besar , panjang dan lebar . Di bagian pangkal ekor terlihat
besr karena di ekor tersebut tempat menimbunnya lemak , Sedangkan yang bagian ujung
yang kecil lemak tersebut hanya untuk cadangan lemak saja di waktu musim paceklik.
 Dadanya sangat serasi dan kuat dengan bentuk seperti perahu , sedangkan keempat
kakinya berjalan dengan sangat lah lambat karena bobot badan yang terlalu berat .
 Pada umumnya domba jantan tidak memiliki tanduk dan sebagian ada yang memiliki
tanduk tetapi kecil dan bisa besar , sedangkan betina sama sekali tidak lah memiliki tanduk
.

5) Domba Texel Wonosobo

Jenis domba texel


Wonosobo tersebut termasuk
dala kategori domba potensial
karena merupakan penghasil
daging terbaik, bobot domba
jantan dewasa bisa mencapai
100 kg sedangkan yang betina
bisa mencapai 80 kg dengan
karkas sekitar 55 %, karena
itulah banyak masyarakat
Wonosobo yang merintis
usaha beternak domba
persilangan texel dengan domba lokal dan menghasilkan keuntungan yang
lumayan,. Selain sebagai domba potong ternyata domba tersebut juga bisa
menghasilkan bulu wool yang berkualitas sebanyak 1000 gram per ekor untuk
setiap tahunnya. Di pedesaan Wonosobo juga telah dirintis usaha industri rumah
tangga yang mengolah bulu wool hasil ternak mereka.

 Sejarah Asal Domba Texel Wonosobo di Indonesia :

Awalnya Pemerintah mendatangkan 500 ekor domba texel dari Belanda


pada tahun 1954/1955 dan domba-domba tersebut dialokasikan dibeberapa wilayah
diantaranya Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur namun daerah-daerah yang
menampung domba tersebut tidak bisa menjadi tempat adaptasi yang baik
kemudian pada tahun 1957 domba tersebut coba dipindahkan ke Wonosobo dan
ternyata disana domba tersebut dapat berkembang biak secara baik sehingga pada
tahun 2006 jumlah domba texel tersebut mencapai 8.753 ekor.

 Kelebihan Texel Wonosobo :

o Domba texel umumnya memiliki ukuran yang yang lebih besar jika
dibandingkan dengan domba lokal pada umumnya.
o Domba Texel merupakan tipe domba jinak.
o Hasil karkasnya mencapai 55 % dari bobot hidupnya. Dengan
jumlah persentase karkas diatas ratarata domba lokal, dan kualitas
dagingnya yang cukup bagus, maka domba ini cocok sebagai domba
pedaging atau domba potong.
o Domba dewasa jantan dapat memiliki bobot antara 100 kg,
sementara yang betina dapat mencapai bobot antara 80 kg.

 Ciri-ciri Texel Wonosobo :


o Domba texel dewasa memiliki bobot bulu woll 3,5 kg - 5,5 kg per ekor,
daging ras domba jenis ini juga sangat rendah lemak
o memiliki kuku hitam, serta dengan bulu woll yang tidak terlalu tebal
(medium) tanpa serat hitam,

6) Domba Batur Banjarnegara (Domas)

Jenis domba batur


Banjarnegara ini memiliki keunggulan
tersendiri yaitu terlihat gemuk, pada saat
usia 2 tahun domba jantan sudah
memiliki bobot mencapai 100 kg dan
yang betina sekitar 80 kg, bahkan ada pula domba jantan yang bobotnya bisa
mencapai 140 kg dan biasanya domba dengan bobot yang besar ini digunakan untuk
pejantan karena dinilai dapat menghasilkan bibit yang bagus pula. Menurut
beberapa pendapat daging yang dihasilkan oleh domba ini lebih empuk dan rendah
akan lemak sehingga cocok untuk dijadikan masakan seperti sate dan yang lainnya.
Domba ini dapat mulai dikawinkan pada umur 8 bulat saat domba betina bobotnya
mencapai 50 sapai 60 kg, domba betina akan bunting selama 5 bulan dengan
prosentase kelahiran 1,5 ekor setiap kali melahirkan.

 Sejarah Asal Batur Banjarnegara (Domas) di Indonesia :

jenis domba batur Banjarnegara atau sering juga disebut domas, jenis
ini merupakan hasil persilangan antara domba ekor tipis, domba suffolk dan domba
texel. Sekitar tahun 1984 kelompok tani ternak yang berada di kecamatan Batur
Kabupaten Banjarnegara Jawa Tengah, berupaya untuk menyilangkan domba yang
kala itu bantuan Presiden dengan domba lokal, keturunan hasil persilangan tersebut
kemudian diberinama Batur atau Domas oleh warga setempat. Awal
perkembangannya domba ini menjadi ikon tersendiri di Banjarnegara sampai
akhirnya sekitar pada tahun 2009 mulai dikembangkan dibeberapa daerah di Pulau
Jawa dan Sumatra.

 Kelebihan Batur Banjarnegara (Domas) :

o Keunggulan tersendiri yaitu terlihat gemuk


o Pada saat usia 2 tahun domba jantan sudah memiliki bobot mencapai
100 kg
o Menurut beberapa pendapat daging yang dihasilkan oleh domba ini
lebih empuk dan rendah akan lemak sehingga cocok untuk dijadikan
masakan seperti sate dan yang lainnya

 Ciri-ciri Batur Banjarnegara (Domas) :

 Postur tubuhnya bisa besar dan panjang.


 Kaki dari domba ini cenderung pendek namun kuat.
 Domba ini tidak memiliki tanduk baik itu yang jantan maupun yang betina.
 Kulit dari domba ini cenderung tipis dari pada jenis domba yang lain seperti jenis
domba texel Wonosobo, namun bulu dari domba ini lebih tebal dari pada yang
lainnya.
 Seluruh tubuh domba ini diselimuti warna bulu yang dominan yaitu putih hingga
bagian muka.
 Keunggulan yang jelas terlihat dari domba ini memiliki berat badan yang besar,
untuk yang jantan berkisar antara 90 sampai 140 kg sedangkan yang betina antara
60 sampai 80 kg serta tingginya mencapai 75 cm untuk yang jantan sedangkan
yang betina bisa mencapai 60 cm.

Anda mungkin juga menyukai