Anda di halaman 1dari 40

• Alur Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian

KAB

Nopember
Programa penyulahan Program
pertanian pengembangan

KEC
Programa

Oktober
Penyuluhan Pertanian Program
BPP pengembangan
DESA
Penyusunan

September
Rencana Kegiatan Desa Program
(Program penyuluhan pengembangan
Pertanian Desa)

Penyusuanan rencana usaha kelompok

Penyusunan rencana usaha

Pelaksanaan PRA desa oleh petani PPL,PTD/ kaurbang desa petugas lain

Pembentukan kelompoktani dan persiapan PRA dalam pertemuan persiapan


PERMASALAHAN DALAM PENYUSUNAN
PROGRAMA
• Belum tertibnya penyusunan programa penyuluhan
di semua tingkatan
• Programa yang ada belum seluruhnya dijadikan
sebagai acuan dalam penyelenggaraan penyuluhan
• Keberadaan penyuluh tersebar di berbagai
dinas/instansi (?)
• Programa penyuluhan kurang mendapat dukungan
dari dinas/instansi terkait
• Belum disusun secara partisipatif
4 Hal mendasari penyusunan Programa :

1. Perencanaan program pembangunan pertanian


2. Potensi wilayah di bidang pertanian
3. Aspirasi petani
4. Komuditas unggulan
Prinsip Penyusunan Programa ?
•Penyusunan di dasarkan partisipatif, sehingga
output programanya adalah penyuluhan yang
dibutuhkan oleh pelaku utama dan pelaku
usaha
•Usaha pertanian yang berorientasi agribisnis
dengan memperhatikan lingkungan
•Peran penyuluh dan stake holders lainnya
sebagai fasilitator
Tahapan Penyusunan Programa ?
A. Perumusan Keadaan
B. Penetapan Tujuan
C. Penetapan Masalah
D. Rencana Kegiatan Penyuluhan
E. Rencana Monev
F. Revisi Program Penyuluhan
Permentan N0, 25 / th 2009
PERENCANAAN PARTISIPATIF
Dasar-dasar Perencanaan Partisipatif
LATAR BELAKANG
• program-program pembangunan banyak
diturunkan dari atas dan masyarakat
tinggal melaksanakan.
• Program itu direncanakan oleh lembaga
penyelengara program tanpa melibatkan
secara langsung warga masyarakat yang
menjadi sasaran program
AKIBAT
• terjadi kesenjangan antara peneliti/para
pemrakarsa dan para pelaksana program.
• program tidak menyentuh kebutuhan-
kebutuhan yang sesungguhnya dirasakan
oleh masyarakat
• dukungan masyarakat terhadap program-
program seperti ITU akan sangat pura-
pura, demikian pula partisipasi mereka
SEHARUSNYA
• masyarakat dilibatkan secara berarti dalam
keseluruhan proses (dari survey awal
sampai perencanaan dan pengorganisasian
kegiatan program)
• Selain memerlukan keterlibatan
masyarakat, pembangunan juga
membutuhkan strategi yang tepat agar
dapat lebih efisien dari segi pembiayaan
dan efektif dari segi hasil.
PENGERTIAN .....
• Perencanaan
• Partisipasi
• Perencanaan Partisipatif
Perencanaan
• “Planning as a process for determining
appropriate future action through a
sequence of choices” (Faludi, 1973:11)
• Perencanaan sebagai suatu proses untuk
menentukan tindakan berorientasi ke masa
depan melalui serangkaian pilihan-pilihan
Perencanaan
• “ A continuous process which involves decisions, or
choices, about alternative ways of using available
resources, with the aim of achieving particular goals at
some time in the future” (Diana Conyers and Peter Hills,
1984:3)
• Suatu proses terus menerus yang melibatkan keputusan-
keputusan atau pilihan-pilihan, mengenai cara-cara
alternatif penggunaan sumberdaya, dengan tujuan
menghasilkan sasaran-sasaran spesifik untuk waktu yang
akan datang
Partisipasi
• Partisipasi
• Peran serta
• Ikut serta
• Keterlibatan
• Proses belajar bersama, saling memahami,
menganalisis, merencanakan, dan
melakukan tindakan oleh sejumlah anggota
masyarakat
Perencanaan Partisipatif
• Perencanaan partisipatif (participatory planning):
Perencanaan melalui mekanisme partisipasi
masyarakat
• perencanaan yang bertujuan melibatkan
kepentingan rakyat dan dalam prosesnya
melibatkan rakyat (baik langsung maupun tidak
langsung)
• Selain memerlukan keterlibatan masyarakat,
pembangunan juga membutuhkan strategi yang
tepat agar dapat lebih efisien dari segi pembiayaan
dan efektif dari segi hasil.
Perencanaan Partisipatif
• Masyarakat dianggap sebagai mitra dalam
perencanaan yang turut berperan serta
secara aktif, baik dalam hal penyusunan
maupun implementasi rencana →
masyarakat merupakan stakeholder
terbesar dalam penyusunan sebuah produk
rencana
DAMPAK PENTING
• Terhindar dari peluang terjadinya
manipulasi. Keterlibatan masyarakat akan
memperjelas apa yang sebetulnya
dikehendaki masyarakat.
• Memberi nilai tambah pada legitimasi
rumusan perencanaan. Semakin banyak
jumlah mereka yang terlibat akan semakin
baik
• Meningkatkan kesadaran dan ketrampilan
politik masyarakat
PRINSIP DASAR
1. SALING PERCAYA
2. KESETARAAN
3. DEMOKRATIS
4. NYATA
5. TAAT ASAS DALAM BERPIKIR
6. TERFOKUS PADA KEPENTINGAN
MASYARAKAT
Proses Perencanaan Partisipatif
1. perencanaan harus disesuaikan dengan
kebutuhan masyarakat yang nyata (felt need),
2. dijadikan stimulasi terhadap masyarakat, yang
berfungsi mendorong timbulnya jawaban
(response),
3. dijadikan motivasi terhadap masyarakat, yang
berfungsi membangkitkan tingkah laku
(behavior).
4. Program harus memperhitungkan kemampuan
masyarakat dari segi teknik, ekonomi dan
sosialnya,
Proses Perencanaan Partisipatif
5. Program harus memperhatikan unsur
kepentingan kelompok dalam
masyarakat,
6. Pelibatan sejauh mungkin organisasi-
organisasi yang ada
7. Program hendaknya memuat program
jangka pendek dan jangka panjang,
8. Memberi kemudahan untuk evaluasi,
9. Program harus memperhitungkan
kondisi, uang, waktu, alat dan tenaga
(KUWAT) yang tersedia.
Metode
Perencanaan Partisipatif
Metode Perencanaan Partisipatif

 Metode ZOPP (Ziel Orientierte Projekt


Planung) atau OOPP (Objective Oriented
Project Planning)
 Metode Participatory Rural Appraisal (PRA)
 Metode Rapid Rural Appraisal (RRA)
 Kaji-Tindak Partisipatif (KTP)
 Participatory Research and Development
(PRD)
 Metode Participatory Action Research (PAR)
 Metode PPKP (Pemahaman Partisipatif
Kondisi Pedesaan)
 Metode Participatory Learning Methods
(PLM)
 Metodologi Participatory Assessment (MPA)
Ciri-ciri utama metode ZOPP :
1. Adanya kerja kelompok, bahwa
perencanaan dilakukan oleh semua
pihak yang terkait dengan proyek
(mencirikan keterbukaan).
2. Adanya peragaan, pada setiap tahap
dalam perencanaan direkam secara
serentak dan lengkap serta dipaparkan
agar semua pihak selalu mengetahui
perkembangan perencanaan secara
jelas (mencirikan keterbukaan).
3. Adanya kepemanduan yakni kerjasama
dalam penyusunan perencanaan
diperlancar oleh orang atau sekelompok
orang yang tidak terkait dengan proyek,
tetapi membantu untuk mencapai
mufakat (mencirikan kependauan).
Metode Perencanaan Partisipatif

Metode ZOPP yakni perencanaan proyek


yang berorientasi kepada tujuan.
ZOPP adalah singkatan dari kata-kata :
- Ziel : tujuan
- Orienterte : berorientasi
- Projekt : proyek
- Planung : perencanaan
Perencanaan partisipatif melalui metode ZOPP
ini dilakukan dengan menggunakan 4 alat kajian
dalam rangka mengkaji keadaan desa :
1. Kajian permasalahan : dimaksudkan untuk
menyidik masalah-masalah yang terkait
dengan suatu keadaan yang ingin diperbaiki
melalui suatu proyek pembangunan.
2. Kajian tujuan : untuk meneliti tujuan-tujuan
yang dapat dicapai sebagai akibat dari
pemecahan masalah-masalah tersebut.
3. Kajian alternatif (pilihan-pilihan) : untuk
menetapkan pendekatan proyek yang paling
memberi harapan untuk berhasil.
4. Kajian peran : untuk mendata berbagai pihak
(lembaga kelompok masyarakat dan
sebagainya) yang terkait dengan proyek
selanjutnya mengkaji kepentingan dan
potensi.
Kegunaan Perencanaan dengan metode
ZOPP :
• Meningkatkan kerjasama semua
pihak yang terkait.
• Mengetahui keadaan yang ingin
diperbaiki melalui proyek.
• Merumuskan tindakan-tindakan yang
diperlukan untuk mencapai tujuan
yang diinginkan dan sebagai dasar
pelaksanaan proyek. Mutu hasil
perencanaan itu sangat tergantung
pada informasi yang tersedia dan
yang diberikan.
Metode Participatory Rural Appraisal (PRA)
 PRA merupakan suatu teknik untuk menyusun dan
mengembangkan program operasional dalam
pembangunan tingkat desa.
 Tujuan utama dari PRA adalah untuk menjaring
rencana/program pembangunan pedesaan yang
memenuhi persyaratan. Syaratnya adalah diterima
oleh masyarakat setempat, secara ekonomi
menguntungkan dan berdampak positif bagi
lingkungan.
 Secara prinsip, metode ini dapat membantu dalam
menggerakkan sumber daya alam dan manusia untuk
memahami masalah, mempertimbangkan program
yang telah sukses, menganalisis kapasitas
kelembagaan lokal, menilai kelembagaan modern yang
telah diintrodusir dan membuat rencana/program
spesifik yang operasional secara sistematis.
Teknik-teknik PRA antara lain :
o Secondary Data Review (SDR) – Review Data Sekunder.
o Direct Observation – Observasi Langsung.
o Semi-Structured Interviewing (SSI) – Wawancara Semi
Terstruktur.
o Focus Group Discussion – Diskusi Kelompok Terfokus.
o Preference Ranking and Scoring.
o Direct Matrix Ranking.
o Peringkat Kesejahteraan.
o Pemetaan Sosial.
o Transek (Penelusuran).
o Kalender Musim.
o Alur Sejarah.
o Analisa Mata Pencaharian.
o Diagram Venn.
o Kecenderungan dan Perubahan.
Metode Rapid Rural Appraisal (RRA)

 Teknik RRA mulai berkembang pada akhir 1970-an


dan diterima secara akademis pada akhir tahun
1980-an.
 Teknik RRA berkembang karena adanya ketidak
puasan penggunaan kuisioner pada metode
penelitian konvensional. Kuisioner seringkali
menghasilkan suatu hasil yang tidak tuntas dan
informasi yang diperoleh seringkali tidak
meyakinkan.
 Pendekatan dalam RRA hampir sama dengan PRA
antara lain : secondary data review, direct
observation, semi-strucuted interview, workshop
dan brainstorming, transect, mapping, ranking and
scoring, developing chronologies of local events,
dan case studies
Beberapa syarat utama berikut :
 Jumlah dan komposisi tim
 Waktu Pelaksanaan
 Peneliti Menginap di Tempat
 Didahului dengan Desk Study
 Kesimpulan Sementara
Perbedaan PRA dan RRA

 Dalam RRA, informasi dikumpulkan


oleh pihak luar (outsiders), kemudian
data dibawa pergi, dianalisa dan
peneliti tersebut membuat peren-
canaan tanpa menyertakan masya-
rakat.
 RRA lebih bersifat penggalian
informasi, sedangkan PRA dilaksana-
kan bersama-sama masyarakat (let
them do it), mulai dari pengumpulan
informasi, analisa sampai pada
perencanaan program.
Kaji-Tindak Partisipatif (KTP)

 Kaji-Tindak Partisipatif (KTP) adalah istilah program


sedangkan esensinya menunjuk pada metodologi
Participatory Learning and Action (PLA) atau belajar
dari bertindak secara partisipatif; belajar dan
bertindak bersama, aksi-refleksi partisipatif.
 Penggunaan istilah PLA dimaksudkan untuk
menekankan pengertian partisipatif pada proses
belajar bersama masyarakat untuk pengembangan.
 Kaji-Tindak Partisipatif, dan nama kegiatan
mencerminkan suatu dialektika yang dinamis antara
kajian dan tindakan secara tak terpisahkan. Kajian
partisipatif menjadi dasar bagi tindakan partisipatif.
Jika dari suatu tindakan terkaji masih ditemui
hambatan dan masalah, maka kajian partisipatif
diulang kembali untuk menemukan jalan keluar,
demikian seterusnya.
Participatory Research and
Development (PRD)

• Penelitian mengenai partisipasi dan pembangunan


masyarakat memiliki fokus terhadap upaya menolong
anggota masyarakat yang memiliki kesamaan minat
untuk bekerja sama, mengidentifikasi kebutuhan
bersama dan kemudian melakukan kegiatan bersama
untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

• PRD diimplementasikan dalam bentuk (a) proyek-


proyek pembangunan yang memungkinkan anggota
masyarakat memperoleh dukungan dalam memenuhi
kebutuhannya, dan (b) melalui kampanye dan aksi
sosial yang memungkinkan kebutuhan-kebutuhan
tersebut dapat dipenuhi oleh pihak-pihak lain yang
bertanggungjawab
Metode Participatory Action Research (PAR)

 Teoritisasi dalam PAR dimulai dengan


pengungkapan-pengungkapan dan penguraian
secara rasional dan kritis terhadap praktek-
praktek sosial mereka.

 PAR tidak mengharuskan membuat dan mengelola


catatan rekaman yang menjelaskan apa yang
sedang terjadi se-akurat mungkin, akan tetapi
merupakan analisa kritis terhadap situasi yang
secara kelembagaan diciptakan (seperti melalui
proyek-proyek, program-program tertentu atau
sistem.

 Salah satu prinsip dalam PAR yang paling unique


adalah menjadikan pengalaman-pengalaman
mereka sendiri sebagai sasaran pengkajian
(objectifying their own experience).
Prinsip-Prinsip PAR
 PAR harus diletakkan sebagai suatu pendekatan untuk
memperbaiki praktek-praktek sosial dengan cara
merubahnya dan belajar dari akibat-akibat dari perubahan
tersebut.
 secara keseluruhan merupakan partisipasi yang murni
(autentik) dimana akan membentuk sebuah spiral yang
berkesinambungan sejak dari perencanaan (planing),
tindakan (pelaksanaan atas rencana), observasi (evaluasi
atas pelaksanaan rencana), refleksi (teoritisi pengalaman).
 PAR merupakan kerjasama (kolaborasi), semua yang
memiliki tanggungjawab atas tindakan perubahan dilibatkan
dalam upaya-upaya meningkatkan kemampuan mereka.
 PAR merupakan suatu proses membangun pemahaman yang
sistematis (systematic learning process), merupakan proses
penggunaan kecerdasan kritis saling mendiskusikan
tindakan mereka dan mengembangkannya, sehingga
tindakan sosial mereka akan dapat benar-benar
berpengaruh terhadap perubahan sosial.
 PAR suatu proses yang melibatkan semua orang dalam
teoritisasi atas pengalaman-pengalaman mereka sendiri.
Metode PPKP (Pemahaman Partisipatif Kondisi
Pedesaan)
Metode PPKP adalah salah satu metode perencanaan partisipatif
yang bertujuan untuk menggali permasalahan yang ada di
masyarakat, penyebab terjadinya masalah, dan cara
mengatasinya dengan menggunakan sumberdaya lokal atas
prinsip pemberdayaan masyarakat yang acuannya sebagai
berikut:
• Mengumpulkan informasi yang dilakukan oleh petani sendiri.
Bahan informasi ini dapat digunakan oleh orang lain atau suatu
lembaga yang akan membantu petani.
• Mempelajari kondisi dan kehidupan pedesaan dari dan oleh
masyarakat desa untuk saling berbagi, berperan aktif dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian serta tidak
lanjutnya.
• Informasi yang diperoleh dengan Metode PPKP dapat
digunakan sebagai bahan perencanaan kegiatan dalam
pemberdayaan masyarakat desa (petani).
• Metode PPKP ini dilaksanakan oleh pengambil kebijakan
bersama petani, kelompok pendamping lapangan, dan dari
unsur pemerintah desa. Dalam Metode PPKP ini kelompok
pendamping lapangan hanya sebatas fasilitator.
Metode Participatory Learning Methods (PLM)

Beberapa teknik yang dapat dipergunakan pada model


pelatihan ini adalah :
 Teknik dalam tahap pembinaan keakraban : teknik diad,
teknik pembentukan kelompok kecil, teknik pembinaan
belajar berkelompok, teknik bujur sangkar terpecah
 Teknik yang dipergunakan pada tahap identifikasi : curah
pendapat, dan wawancara
 Teknik dalam tahap perumusan tujuan : teknik Delphi dan
diskusi kelompok (round table discussion)
 Teknik pada tahap penyusunan program adalah : teknik
pemilihan cepat (Q-shot technique) dan teknik perancangan
program
 Teknik yang dapat dipergunakan dalam proses pelatihan :
Simulasi, studi kasus, cerita pemula diskusi (discussion
starter story), Buzz group, pemecahan masalah kritis, forum,
role play, magang, kunjungan lapangan dll
 Teknik yang dapat dipergunakan dalam penilaian proses
pelatihan, hasil dan pengaruh kegiatan : respon terinci,
cawan ikan (fish bowl technique), dan pengajuan pendapat
tertulis.
Metodologi Participatory Assessment (MPA)

Methodology for Participatory Assessments (MPA)


adalah metode yang dikembangkan untuk
menjalankan penilaian suatu proyek pembangunan
masyarakat (community development).

MPA mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:


• MPA merupakan metode yang ditujukan baik kepada
instansi pelaksana maupun kepada masyarakat untuk
mencapai kondisi pengelolaan sarana yang
berkesinambungan dan digunakan secara efektif.
Dirancang sedemikian rupa untuk melibatkan pihak
yang berkepentingan (stakeholder) utama dan
menganalisis keberadaan masyarakat yang memiliki 4
komponen penting: lelaki miskin, perempuan miskin,
lelaki kaya, perempuan kaya.
• MPA menggunakan satu set indikator yang “sector
specific” untuk mengukur kesinambungan, kebutuhan,
gender dan kepekaan akan kemiskinan. Masing-masing
diukur dengan menggunakan urutan alat partisipatifi pada
masyarakat, instansi pelaksana dan pembuat kebijakan.
Hasil dari penilaian pada tingkat masyarakat dibawa oleh
wakil-wakil masyarakat pengguna dan instansi pelaksana
ke dalam rapat pihak berkepentingan (stakeholder), dengan
tujuan untuk secara bersama mengevaluasi faktor-faktor
kelembagaan yang berpengaruh pada dampak proyek dan
kesinambungan pada tingkat lapangan.
• MPA menghasilkan sejumlah data kualitatif tingkat desa,
sebagiannya dapat dikuantitatifkan kedalam sistem ordinal
oleh para warga desa itu sendiri. Data kuantitatif ini dapat
dianalisis secara statistik.
• Dengan cara ini kita dapat mengadakan analisis antar
masyarakat, antar proyek dan antar waktu, serta pada
tingkat program. Dengan demikian MPA dapat digunakan
untuk menghasilkan informasi manajemen untuk proyek
skala besar dan data yang sesuai untuk analisis program.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai