Anda di halaman 1dari 15

Memahami Desa Secara Cepat

Dalam memahami suatu wilayah atau desa secara partisipatif, dikenal


metode Participatory Rural Appraisal (PRA);

PRA digunakan dalam rangka mengumpulkan data dan informasi yang


dibutuhkan untuk kepentingan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
program.

PRA merupakan salah satu metode yang relevan dengan tingkat


kerumitan yang rendah, biaya murah, cepat dan efektif.

Umumnya PRA digunakan untuk menghasilkan informasi dan data yang


bersifat jangka pendek/tahunan atau jangka Panjang (RPJM Desa)
Pengertian PRA (Participatory Rural Appraisal)

• Dalam beberapa program pemerintah seringkali ditemukan konsep identifikasi


dan analisis kebutuhan yang mencoba memasukan unsur PRA di dalamnya;
• PRA merupakan dua pendekatan yang menekankan pada orientasi antara orang
yang datang dari luar dan pelaku yang terlibat didalamnya “orang dalam” yang
ditempatkan sama sebagai subjek kegiatan penelitian atau Pembangunan;
• Participatory Rural Appraisal (PRA) merupakan suatu metode atau pendekatan
yang untuk mengumpulkan informasi, menganalisis dan meningkatkan
pengetahuan tentang kehidupan serta kondisi masyarakat sebagai dasar dalam
membuat perencanaan dan aksi tindak melalui pelibatan masyarakat secara aktif;
• PRA memberikan ruang yang luas kepada masyarakat sebagai pelaku aktif atau
subjek dalam mengambil inisiatif, melaksanakan proses dan aksi tindak;
• Dengan kata lain “menyerahkan pengelolaan kepada orang dalam”, peran orang
luar sebagai “fasilitator dan katalisator” proses di komunitas yang siap melakukan
perubahan.
• PRA mengarahkan proses analisis terhadap situasi yang dialami oleh subjek
dirinya, artinya fenomena dan deskripsi situasi akan menjelaskan aspek perilaku
dan peristiwa yang dialami secara intelektual dan emosional.
Tujuan PRA (Participatory Rural Appraisal)

Secara umum tujuan PRA untuk mengetahui dan mengkaji fenomena, peristiwa, kapasitas, dan
kehidupan sosial untuk membangun aksi bersama dengan menempatkan masyarakat sebagai
subjek pembangunan. Aspek strategis dalam PRA antara lain;

a. Menempatkan anggota masyarakat sebagai penentu, subjek dan peran utama dalam
pembangunan.
b. Menempatkan pihak luar sebagai fasilitator proses.
c. Meningkatkan kapasitas masyarakat melalui aksi bersama dalam proses perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi pembangunan.
d. Proses pembelajaran bagi masyarakat dalam menganalisis situasi dan mengidentifikasi
kebutuhan, desain dan melaksanakan pembangunan.
e. Meningkatkan interaksi dan perilaku masyarakat dalam kegiatan Pembangunan

Secara praktis tujuan PRA untuk mengidentifikasi masalah, kebutuhan, potensi, sumber daya dan
aksi bersama dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Aksi bersama di tingkat
komunitas dilakukan melalui perencanaan kegiatan, monitoring proses dan evaluasi
Prinsip-Prinsip PRA (Participatory Rural Appraisal)

1. Belajar dari Masyarakat;


2. Berbagi informasi dan pengalaman;
3. Melibatkan semua kelompok Masyarakat;
4. Keterlibatan “pihak luar” sebagai fasilitator dan katalisator;
5. Triangulasi;
6. Orientasi praktis;
7. Berorientasi pada proses dan hasil;
8. Berkelanjutan;
9. Learning by doing;
10. Keterbukaan.
Prinsip-Prinsip PRA (Participatory Rural Appraisal)

PRA dibangun diatas tiga landasan yaitu;


(a) Berbagi peran, pengetahuan dan pengalaman,
(b) Sikap dan perilaku, serta
(c) Metode dan teknik.

PRA mendorong optimalisasi keterlibatan masyarakat dalam berbagai peran


dan tindakan, pengetahuan dan pengalaman merupakan proses belajar yang
dilakukan untuk meningkatkan kapasitas pemahaman tentang apa yang
ingin diketahui, pengalaman apa yang dimiliki, siapa saja yang terlibat,
informasi apa yang dibutuhkan, dan pelajaran apa yang bermanfaat untuk
menentukan solusi dan alternatif tindakan yang diperlukan.
Manfaat PRA (Participatory Rural Appraisal)

Memberdayakan Masyarakat Miskin

Diversifikasi (Memperoleh keberagaman)

Proses Partisipatif dalam Komunitas

Prioritas Penelitian

Penguatan Kapasitas Organisasi

Review Kebijakan
Kekuatan dan Kelemahan PRA (Participatory Rural Appraisal)
Kekuatan teknik PRA diantaranya;

• Menggerakkan peranserta masyarakat (seluruh stakeholders) untuk berperan


aktif dalam program pembangunan.
• Mendorong pembelajaran dalam upaya peningkatan kapasitas masyarakat.
• Menarik minat dengan menerapkan teknik-teknik yang beragama disesuaikan
dengan kebutuhan masyarakat.
• Sederhana dan dapat diterapkan dengan peralatan yang mudah diperoleh
dengan memanfaatkan sumber daya lokal.
• Cara efektif untuk menghasilkan usulan program pembangunan yang berbasis
kebutuhan, masalah, tujuan dan potensi setempat.
• Membangun kebersamaan, komunikasi dan interaksi sinergis antarpelaku dalam
masyarakat.
• Bersifat non-diskriminatif, keterlibatan tidak membedakan jenis kelamin, suku,
agama, ras dan tingkat pendidikan.
Kekuatan dan Kelemahan PRA (Participatory Rural Appraisal)

Kelemahan teknik PRA diantaranya;

• Data dan informasi yang diperoleh cenderung bersifat umum kurang


spesifik dan kualitasnya sangat tergantung proses fasilitasi yang dilakukan
bersama masyarakat.
• Keterlibatan dalam proses belajar secara aktif dan ketajaman analisis
sangat dipengaruhi kemampuan fasilitator.
• Pada umumnya keterwakilan masyarakat sangat sulit dipenuhi.
• Membutuhkan waktu pengenalan dan sosialisasi yang cukup untuk
memahami konsep PRA secara komprehensif.
PRA dan Siklus Program

Pada umumnya usaha pemberdayaan masyarakat memiliki kerangka, daur


atau siklus program dalam bentuk pentahapan mulai dari identifikasi
masalah dan kebutuhan, pemilihan alternatif kegiatan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan penilaian program.

Teknik-teknik PRA digunakan untuk kebutuhan yang berbeda pada setiap


tahapan program baik pada tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

Kerapkali ditemukan pemahaman yang keliru bahwa PRA hanya dilakukan


pada tahap penjajagan dan perencanaan program saja. Pada dasarnya teknik
ini dapat digunakan dalam keseluruhan tahapan atau siklus program
pembangunan
PRA dan Siklus Program
(Penjajaan dan Identifikasi Kebutuhan)

Hal ini dilakukan untuk mengembangkan program yang bertujuan untuk membangun
keswadayaan dan kemandirian masyarakat.
Pada tahap ini, penerapan PRA dilakukan :

• Menggali informasi secara mendalam tentang akar masalah, penyebab, potensi dan keberadaan
lingkungan, kajian sejarah menyangkut profil desa.
• Membangun kesadaran anggota masyarakat tentang aspek informasi yang dibutuhkan dalam rangka
identifikasi kebutuhan.
• Diperoleh pandangan secara menyeluruh oleh seluruh anggota masyarakat tentang situasi dan kondisi
yang perlu diidentifikasi.
• Mengidentifikasi kepentingan yang bertentangan antarkelompok.
PRA dan Siklus Program
(Perencanaan Program)

PRA dalam proses perencanaan kegiatan bermanfaat untuk membangun kebersamaan


dan kesamaan pandangan masyarakat tentang keputusan yang akan diambil melalui
forum diskusi atau interaksi pelaku yang merepresentasikan seluruh elemen yang ada
dalam masyarakat itu.
Pada tahap perencanaan, penerapan PRA dilakukan untuk hal-hal berikut :

• Memformulasikan usulan dan prioritas kegiatan pembangunan


• Menyediakan informasi yang lebih rinci tentang kelayakan kegiatan yang diusulkan masyarakat.
• Menyediakan informasi untuk menetapkan strategi atau bentuk intervensi berdasarkan kebutuhan dan
masalah yang telah teridentifikasi.
• Menentukan aksi bersama baik dalam aspek pencapaian strategis jangka pendek maupun jangka
panjang.
PRA dan Siklus Program
(Pelaksanaan dan Pengorganisasian Program)

Rencana program yang disusun akan bermakna apabila seluruh komponen yang telah
dirumuskan dilaksanakan melalui pengorganisasian dan pengelolaan yang memadai.
Dalam pelaksanaan kegiatan perlu diatur penjadualan, pembagian kelompok, distribusi
pekerjaan, koordinasi yang jelas dan disepakati oleh berbagai pihak.
Pada tahap pelaksanaan dan pengorganisasian, PRA dilakukan untuk hal-hal berikut:

• Mengenal secara mendalam stakeholders yang terlibat dalam program.


• Menentukan kegiatan yang relevan.
• Mengidentifikasi tugas dan peran secara jelas yang menjadi tanggung jawab masing-masing pihak.
• Mengidentifikasi hal-hal yang berpotensi atau menimbulkan konflik.
• Mengidentifikasi sumber daya dan potensi organisasi yang akan mendukung pencapaian tujuan.
PRA dan Siklus Program
(Monitoring Program)

Seluruh kegiatan yang dilaksanakan perlu dipantau untuk mengetahui apakah program
berjalan sesuai rencana dan bentuk bimbingan apa yang dibutuhkan untuk
memperbaiki kinerja.
Pada tahap monitoring, penerapan PRA dilakukan untuk hal-hal berikut :

• Menyediakan informasi tentang perkembangan kegiatan di lapangan.


• Mengidentifikasi kelemahan/hambatan dan bentuk layanan bimbingan serta supervisi yang diperlukan
agar memenuhi kinerja yang telah ditetapkan.
• Menyediakan informasi yang dibutuhkan dalam rangka peningkatan kualitas dan pencapaian target
kegiatan.
PRA dan Siklus Program
(Evaluasi Program)
Penerapan PRA dalam evaluasi dilakukan untuk menggali informasi terkait indikator proses dan hasil dari
suatu kegiatan. Disamping itu, evaluasi untuk mengukur sejauhmana pencapaian tujuan program yang telah
disepakati bersama masyarakat.
Biasanya evaluasi dikembangkan untuk mengukur aspek proses dan hasil/dampak dari program. Proses
penelusuran sebaiknya dilakukan oleh masyarakat sendiri yang merasakan manfaat dari program yang
dikembangkan Bersama pemerintah, LSM atau lembaga lain mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan
pendokumentasian.
Pada tahap evaluasi, penerapan PRA dilakukan dalam hal-hal berikut;

• Mengkaji perkembangan atau perubahan yang terjadi dalam masyarakat sebagai akibat dari perlakuan
program yang dilaksanakan. Biasanya dilakukan dalam jangka waktu tertentu (setiap tahun). Kegiatan ini
dilakukan dalam rangka perbaikan.
• Mengkaji tujuan apa saja yang telah dicapai, dan yang belum tercapai serta mengidentifikasi kenapa hal itu
terjadi.
• Mengkaji pengaruh program terhadap perubahan masyarakat menyangkut kesejahteraan atau dikenal dengan
studi dampak (impact study)
• Menyediakan informasi yang dibutuhkan dalam kerangka pertanggung-jawaban Lembaga dan pelaporan
terhadap lembaga donor.

Anda mungkin juga menyukai