Anda di halaman 1dari 21

Materi

METODE PRA
DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 2 :

1. AGUS DJAFAR
2. RAFLEN MALAHIKA
3. AGTIYANSI AR IGRIS

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah


SWT, Tuhan semesta alam yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-nya sehingga
kami dapat menyelesaikan buku yang membahas
tentang “PARTICIPATORY RURAL
APPRAISAL”.

Terimakasih disampaikan kepada bapak


Ramli Abudi S.Psi, M,Kes sebagai dosen
pengampuh mata kuliah Pengembangan Dan
Perorganisasian Masyarakat dan semua teman-
teman yang telah ikut membantu dalam
penyelesaian buku ini..

Gorontalo, 1 November 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR.............................................i

DAFTAR
ISI................................................................ii

A. Pengertian PRA................................1
B. Tujuan Penerapan PRA....................3
C. Prinsip-prinsip Metode PRA............5
D. Struktur Program Metode PRA........9
E. Teknik-teknik Metode PRA............11
F. Keunggulan dan Kelemahan Metode
PRA.......................................14
G. Kasus Yang Terjadi Pada Metode
PRA............................................15

DAFTAR PUSTAKA

ii
A. Pengertian Participatory Rural Appraisal

Participatory Rural Appraisal (PRA) atau


Pemahaman Partisipatif Kondisi Pedesaan (PRA) adalah
pendekatan dan metode yang memungkinkan masyarakat
secara bersama-sama menganalisis masalah kehidupan
dalam rangka merumuskan perencanaan dan kebijakan
secara nyata. Metode dan pendekatan ini semakin
meluas dan diakui kegunaannya ketika paradigma
pembangunan berkelanjutan mulai dipakai sebagai
landasan pembangunan di negara-negara sedang
berkembang. Dalam paradigma pembangunan
berkelanjutan, manusia ditempatkan sebagai inti dalam
proses pembangunan. Manusia dalam proses
pembangunan tidak hanya sebagai penonton tetapi
mereka harus secara aktif ikut serta dalam perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan dan menikmati hasil
pembangunan. Metode dan pendekatan yang tampaknya
sesuai dengan tuntutan paradigma itu adalah metode dan
pendekatan yang partisipatif.

1
Metode PRA mulai menyebar dengan cepat pada
tahun 1990-an yang merupakan bentuk pengembangan
dari metode Pemahaman Cepat Kondisi Pedesaan
(PCKP) atau Rapid Rural Appraisal (RPA) yang
menyebar pada tahun 1980-an. Kedua metode tersebut
saling berhubungan erat dan masing-masing mempunyai
kelebihan dan kekurangannya dan bisa saling
melengkapi. Namun dalam perkembangannya, metode
PRA banyak digunakan dalam proses pelaksanaan
program pembangunan secara partisipatif, baik pada
tahap perencanaan,pelaksanaan,maupun pengawasannya.

Konsepsi dasar pandangan PRA adalah pendekatan


yang ditekankan kepada keterlibatan masyarakat dalam
keseluruhan kegiatan. Metode PRA bertujuan
menjadikan warga. masyarakat sebagai peneliti,
perencana, dan pelaksana program pembangunan dan
bukan sekedar obyek pembangunan. .Dalam paradigma
pembangunan berkelanjutan, manusia ditempatkan
sebagai inti dalam proses pembangunan. Manusia dalam
proses pembangunan tidak hanya sebagai penonton
tetapi mereka harus secara aktif ikut serta dalam

2
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan menikmati
hasil pembangunan. Metode dan pendekatan yang
tampaknya sesuai dengan tuntutan paradigma itu adalah
metode dan pendekatan yang partisipatif.

B. Tujuan Penerapan Participatory Rural


Appraisal
Pada intinya PRA adalah sekelompok
pendekatan atau metode yang memungkinkan
masyarakat desa untuk saling berbagi,
meningkatkan, dan menganalisis pengetahuan
mereka tentang kondisi dan kehidupan desa, serta
membuat rencana dan tindakan nyata.
Beberapa prinsip dasar yang harus
dipenuhi dalam metode PRA anatar lain adalah :
saliang belajar dan berbagi pengalaman,
keterlibatan semua anggota kelompok dan
informasi, orang luar sebagai fasilitator, konsep
triangulasi, serta optimalisasi hasil, orientasi
praktis dan keberlanjutan program (Rochdyanto,
2000).

3
Metode tersebut dipandang telah memiliki teknis-
teknis yang dijabarkan cukup operasional dengan
konsep bahwa keterlibatan masyarakat sangat
diperlukan dalam seluruh kegiatan. Pendekatan
PRA memang bercita-cita menjadikan
masyarakat menjadi peneliti, perencana, dan
pelaksana pembangunan dan bukan sekedar
obyek pembangunan.
Tekanan aspek penelitian bukan pada
validitas data yang diperoleh, namun pada nilai
praktis untuk pengembangan program itu
sendiri. Penerapan pendekatan dan teknik PRA
dapat memberi peluang yang lebih besar dan
lebih terarah untuk melibatkan masyarakat.
Selain itu melalui pendekatan PRA akan dapat
dicapai kesesuaian dan ketepatgunaan program
dengan kebutuhan masyarakat sehingga
keberlanjutan (sustainability) program dapat
terjamin.

4
C. Prinsip-prinsip Metode Participatory Rural
Appraisal
a) Saling belajar dari kesalahan dan berbagi
pengalaman dengan masyarakat.
Prinsip dasar PRA bahwa PRA adalah
dari, oleh, dan untuk masyarakat. Ini berarti
bahwa PRA dibangun dari pengakuan serta
kepercayaan masyarakat yang meliputi
pengetahuian tradisional dan kemampuan
masyarakat untuk memecahkan persoalannya
sendiri. Prinsip ini merupakan pembalikan dari
metode pembelajaran konvensional yang bersifat
mengajari masyarakat. Kenyataan membuktikan
bahwa dalam perkembangannya pengalaman dan
pengetahuan tradisional masyarakat tidak sempat
mengejar perubahan yang terjadi, sementara itu
pengetahuan modern yang diperkenalkan orang
luar tidak juga selalu memecahkan masalah. Oleh
karenanya diperlukan ajang dialog di antara ke
duanya untuk melahirkan sesuatu program yang
lebih baik. PRA bukanlah suatu perangkat teknik
tunggal yang telah selesai, sempurna, dan pasti

5
benar. Oleh karenanya metode ini selalu harus
dikembangkan yang disesuaikan dengan
kebutuhan setempat. Kesalahan yang dianggap
tidak wajar, bisa saja menjadi wajar dalam proses
pengembangan PRA. Bukannya kesempurnaan
penerapan yang ingin dicapai, namun penerapan
sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuan yang
ada dan mempelajari kekurangan yang terjadi
agar berikutnya menjadi lebih baik. Namun PRA
bukan kegiatan coba-coba (trial and error) yang
tanpa perhitungan kritis untuk meminimalkan
kesalahan.
b) Keterlibatan semua anggota kelompok,
menghargai perbedaan, dan informal.
Masyarakat bukan kumpulan orang yang
homogen, namun terdiri dari berbagai individu
yang mempunyai masalah dan kepentingan
sendiri. Oleh karenanya keterlibatan semua
golongan masyarakat adalah sangat penting.
Golongan yang paling diperhatikan justru yang
paling sedikit memiliki akses dalam kehidupan
sosial komunitasnya (miskin, perempuan, anak-

6
anak, dll). Masyarakat heterogen memiliki
pandangan pribadi dan golongan yang berbeda.
Oleh karenanya semangat untuk saling
menghargai perbedaan tersebut adalah penting
artinya. Yang terpenting adalah pengorganisasian
massalah dan penyusunan prioritas masalah yang
akan diputuskan sendiri oleh masyarakat sebagai
pemiliknya. Kegiatan PRA dilaksanakan dalam
suasana yang luwes, terbuka, tidak memaksa, dan
informal. Situasi santai tersebut akan mendorong
tumbuhnya hubungan akrab, karena orang luar
akan berproses masuk sebagai anggota bukan
sebagai tamu asing yang harus disambut secara
protokoler. Dengan demikian suasana
kekeluargaan akan dapat mendorong kegiatan
PRA berjalan dengan baik.
c) Orang luar sebagai fasilitator dan
masyarakat sebagai pelaku.
Konsekuensi dari prinsip pertama, peran
orang luar hanya sebagai fasilitator, bukan
sebagai pelaku, guru, penyuluh, instruktur, dll.
Perlu bersikap rendah hati untuk belajar dari

7
masyarakat dan menempatkannya sebagai nara
sumber utama. Bahkan dalam penerapannya,
masyarakat dibiarkan mendominasi kegiatan.
Secara ideal sebaiknya penentuan dan
penggunaan teknik dan materi hendaknya dikaji
bersama, dan seharusnya banyak ditentukan oleh
masyarakat.
d) Konsep triangulasi
Untuk bisa mendapatkan informasi yang
kedalamannya dapat diandalkan, bisa digunakan
konsep triangulasi yang merupakan
bentukpemeriksaan dan pemeriksaan ulang
(check and recheck). Triangulasi dilakukan
melalui penganekaragaman keanggotaan tim
(disiplin ilmu), sumber informasi (latar belakang
golongan masyarakat, tempat), dan variasi teknik.

8
D. Struktur Program Metode Participatory
Rural Appraisal
Karena tujuan penerapan metode PRA
adalah pengembangan program bersama
masyarakat, penerapannya perlu senantiasa
mengacu pada siklus pengembangan program.
Gambaran umum siklus tersebut secara ringkas
adalah sebagai berikut :
a. Pengenalan masalah/kebutuhan dan
potensi, dengan maksud untuk menggali
informasi tentang keberadaan lingkungan
dan masyarakat secara umum.
b. Perumusan masalah dan penetapan
prioritas guna memperoleh rumusan atas
dasar masalah dan potensi setempat.
c. Identifikasi alternatif pemecahan
masalah atau pengembangan gagasan
guna membahas berbagai kemungkinan
pemecahan masalah melalui urun rembug
masyarakat.
d. Pemilihan alternatif pemecahan
yang paling tepat sesuai dengan

9
kemampuan masyarakat dan sumber daya
yang tersedia dalam kaitannya dengan
swadaya.
e. Perencanaan penerapan gagasan
dengan pemecahan masalah tersebut
secara konkrit agar implementasinya
dapat secara mudah dipantau.
f. Penyajian rencana kegiatan guna
mendapatkan masukan untuk
penyempurnaannya di tingkat yang lebih
besar.
g. Pelaksanaan dan pengorganisasian
masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan
tingkat perkembangan masyarakat.
h. Pemantauan dan pengarahan
kegiatan untuk melihat kesesuaiannya
dengan rencana yang telah disusun.
i. Evaluasi dan rencana tindak lanjut
untuk melihat hasil sesuai yang
diharapkan, masalah yang telah
terpecahkan, munculnya massalah
lanjutan, dll.

10
E. Teknik-teknik Metode Participatory Rural
Appraisal
Dalam perkembangannya telah banyak
dikembangkan beberapa teknik PRA yang pada
intinya merupakan bentuk implementasi dari
metode PRA. Sudah barang tentu teknik teknik
yang dikembangkan tersebut disesuaikan dengan
maksud dan tujuan penerapan metode PRA
sendiri, serta semestinya tidak menutup
kemungkinan atau bahkan dapat disebutkan
mengharuskan adanya improvisasi dan
modifikasi terhadap metode PRA itu sendiri.
Beberapa teknik penerapan PRA anatar lain :
a) Tehnik Penelusuran Alur Sejarah
Lokasi/Desa
adalah tehnik PRA yang dipergunakan
untuk mengungkap kembali sejarah
masyarakat disuatu lokasi tertentu
berdasarkan penuturan masyarakat
sendiri.
b) Tehnik Pembuatan Bagan Kecenderungan
dan Perubahan

11
adalah tehnik PRA yang dapat
menggambarkan perubahan-perubahan
berbagai keadaan, kejadian serta kegiatan
masyarakat dari waktu ke waktu.
c) Penyusunan Kalender Musim
adalah tehnik PRA yang memfasilitaso
pengkajian kegiatan –kegiatan dan
keadaan-keadaab yang terjadi berulang
dalam satu kurun waktu tertentu (musim)
dalam kehidupan masyarakat.
d) Tehnik Pembuatan Peta
adalah tehnik PRA yang digunakan untuk
memfasilitasi diskusi mengenai keadaan
wilayah desa tersebut beserta
lingkungannya.
e) Tehnik Penelusuran Desa/Lokasi
adalah tehnik PRA untuk melakukan
pengamatan langsung lingkungan dan
sumber daya masyarakat, dengan cara
berjalan menelsurui wilayah desa
mengikuti suatu lintasan tertentu yang
disepakati.

12
f) Pembuatan seksa Kebun
tehnik PRA yang memfasilitasi
pengkajian berbagai aspek pengelolaan
kebun diwilayah atau desa yang
bersangkutan.
g) Pembuatan Bagan Hubungan Kelembagaan
tehnik PRA yang digunakan untuk
memfasilitasi kajian hubungan antara
masyarakat dengan lembaga-lembaga
yang terdapat dlingkungannya.
h) Kajian Mata Pencaharian
tehnik PRA yang digunakan memfasilitasi
diskusi mengenai bebagai aspek mata
pencaharaian masyarakat.
i) Wawancara Keluarga etani
tehnik PRA yang dipergunakan untuk
mengkaji sejumlah topik informasi
mengenai aspek-aspek kehidupan
kleluarga petani, yang disusun didalam
Pedoman Wawancara.
j) Tehnik Pembuatan Bagan Arus Masukan
dan Keluaran

13
adalah tehnik PRA untuk mengkaji sistem
sistem yang ada di masyarakat.
k) Tehnik Pembuatan Bagan Peringkat
adalah tehnik untuk mengkaji sejumlah
topik dengan memberi nilai pada masing-
masing aspek kajian, berdasarkan
sejumlah kriteria perbandingan.
F. Keunggulan dan Kelemahan Metode
Participatory Rural Appraisal
Keunggulan PRA adalah sebagai berikut :
a. Melibatkan seluruh kelompok masyarakat.
b. Keikutsertaan masyarakat miskin.
c. Rasa tanggung jawab masyarakat akan
keberlangsungan program lebih besar.
d. Melibatkan gender pada program.
e. Cocok diterapkan dimana saja.
Kelemahan PRA adalah sebagai berikut:
a. Tidak semua fasilitator program memiliki
kemampuan yang baik dalam memfasilitasi
masyarakat.

14
b. Pendekatan PRA identik dengan rapat-
rapat, pertemuan-pertemuan, dan musyawarah-
musyawarah yang sifatnya umum.
c. Sebagian fasilitator belum terampil dalam
memfasilitasi pengolahan dan analisis informasi.
G. Kasus Yang Terjadi Pada Metode
Participatory Rural Appraisal
PENGKAJIAN POTENSI DESA DENGAN
PENDEKATAN PARTISIPATIF DI DESA
MAWAI INDAH KECAMATAN BATU
AMPAR KABUPATEN KUTAI TIMUR
Pengkajian Potensi Desa Dengan
Pendekatan Partisipatif Di Desa Mawai Indah
Kecamatan Batu Ampar Kabupaten Kutai Timur.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
potensi, permasalahan dan pemecahan masalah di
Desa Mawai Indah serta membuat perencanaan
kegiatan yang dapat dilakukan pada sebuah desa
untuk peningkatan perekonomian desa tersebut
berdasarkan potensi yang ada pada desa
tersebut.Penelitian ini dalam pengambilan
datanya menggunakan metode Participatory

15
Rural Appraisal (PRA) sedangkan analisa
datanya menggunakan metode SWOT. Teknik
PRA yang digunakan adalah Penelusuran Alur
Sejarah Desa, Pembuatan Bagan Kecenderungan
dan Perubahan Mata Pencaharian, Penyusunan
Kalender Musim, Pembuatan Peta/Sketsa Desa,
Kajian Kelembagaan (Diagram Venn), Bagan
Kegiatan Harian dan Transek Desa. PRA ini
sendiri dilaksanakan oleh masyarakat Desa
Mawai Indah, Kecamatan Batu Ampar,
Kabupaten Kutai Timur.Hasil penelitian
memperlihatkan potensi desa berupa luas lahan,
produksi panen lada yang baik, adanya
perusahaan yang beroperasi di desa serta terdapat
permasalahan yang terjadi seperti sulitnya
pemasaran hasil pertanian/perkebunan, serangan
hama dan fusarium terhadap tanaman lada serta
seringnya terjadi banjir. Penyelesaian masalah
adalah dengan bekerja sama dengan perusahan
membuat perkebunan yang baik, menampung
hasil produksi, meningkatkan SDM masyarakat.
Segera menyelesaikan pembentukan koperasi

16
desa, berbagi pengalaman dengan petani lain
mengatasi hama dan fusarium serta kegiatan
mengoptimalkan bendungan pengendali yang
dimiliki Desa Mawai Indah.

17
DAFTAR PUSTAKA

Adimihardja,K.&H.H.2010.Participatory Research
Appraisal:Pengabdian Dan Pemberdayaan Masyarakat.
Bandung : Penerbit Humaniora.

Ali,Fachrul.2013.Participatory Rural Appraisal(PRA)


Dalam Evaluasi Pembangunan.Bandung

Balitbang.2013.Mengenal Participatory Rural


Appraisal(PRA).Maluku Utara

Gito S.2005.Buku Ajar PRA.Fakultas Pertanian


Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Mascarenhas, J. 2011. Participatory Rural Appraisal and


Participatory Learning Methods. International Institute
of Rural Reconstruction, Cavite, Philippines.

Anda mungkin juga menyukai