Anda di halaman 1dari 3

Nama : Muhimmatun Nisak

NIM : H 0818069
Prodi : Agribisnis
Kelompok 4/Komunikasi Pertanian
Pertumbuhan Inovasi Refleksi Terhadap Difusi Inovasi
1. Pengertian Difusi dan Inovasi
Difusi menurut Rodgers yaitu proses penyebaran dari anggota social
melalui saluran tertentu dalam jangka waktu tertentu. Difusi menurut Efendi
merupaan jenis komuniasi yang berkaitan dengan pesan sebagai ide baru atau
inovasi. Dari dua pendapat tersebut dapat diketahui bahwa difusi merupakan
proses tersebarnya informasi , komunikasi dua arah kedalam system social
dalam jangka waktu tertentu. Komponen pokok dalam Difusi salah satunya
adalah inovasi. Inovasi merupakan gagasan, tindaan, atau barang, yang
dianggap baru oleh seseorang. Konsep baru dalam ide yang inovatif tidak harus
baru, tetapi bias saja ide yang diperbarui. Inovasi
2. Refleksi terhadap difusi inovasi .
Refleksi bertujuan untuk pembalikan dimana memeriksa dan menilai
terkait kebijakan yang telah dilakukan. Di bidang pertanian refleksi berarti
melakuan evaluasi terkait dengan berbagai hal yang ditetapkan di dalam
bidang pertanian, baik dari segi kebijaka, tatacara pertanian, hukum, dan lain-
lain. Untuk tercapainya refleksi perlu adanya eterbukaan dan keleluasaan
dalam menyampaikan kritik dan saran terkait keberjalanan pertanian di suatu
negara. Tujuan adanya refleksi adalah untuk mengetahui apakah strategi yang
digunakan sudah tepat atau belum, mengetahui keinginan petani, dan
mengidentifikasi kekurangan. Kegiatan reflesi dapat ditunjang melalui
penyuluhan. Penyuluhan merupakan fasilitas yang tepat dalam
menghubungkan antara penelitian dengan konsep aksi nyata di lapangan.
3. Kritik terhadap teori Difusi Inovasi
a. Memerlukan waktu bertahun tahun
Dalam keberjalanan praktek difusi inovasi diperlukah waktu yang cukup
lama mulai dari 2 tahun atau bahkan lebih dari 30 tahun untuk bisa
mengadopsi inovasi tersebut. Tantangan dari masalah ini adalah menemuan
sarana guna memperpendek keterlambatan adopsi.
b. Memperlebar kesenjangan social
Inovasi cenderung memperlebar kesenjangan social karena teori difusi
inovasi tidak bisa merubah seluruh tatanan masyarakat ke arah yang lebih
baik. Misalnya, suatu inovasi yang diberikan oleh penyuluh biasanya aan
diadopsi oleh innovator atau orang kaya. Karena mereka memiliki lahan
yang luas, sehingga bisa melakukan percobaan pada sebagian lahannya.
Jika inovasi tersebut gagal maka tidak terlalu rugi besar arena masih
memiliki lahan yang lain, tetapi jika inovasi tersebut berhasil maka akan
diterapkan kepada seluruh lahannya. Berbeda dengan petani kecil yang
hanya memiliki lahan pertanian yang sempit. Jika inovasi tersebut gagal
maka petani tersebut akan rugi banyak.
c. Terlalu sederhana
Inovasi yang terkadang bersifat sederhana justru malah diremehkan
atau tidak dianggap bagi masyarakat atau adaptor.
d. Tidak prediktif
Tidak ada pengetahuan yang cukup dari adaptor merupakan kendala
dalam melakukan adopsi inovasi. Sebagai contoh pada kasus di Afrika,
banyak dari mereka yang mengadopsi susu botol karena efek iklan yang
menjanjikan balita yang minum susu botol akan sehat. Tetapi dalam
prakteknya, harga susu yang mahal dan pendapatan yang tergolong rendah
menjadikan para orang tua untuk membuat susu encer atau tidak sesuai
dengan takaran. Botol yang tidak segera dicuci bersih juga merupaan
sarang bakteri yang membahayakan anak. Beberapa tahun setelah itu
terjadilah kematian massal bayi dan balita.
e. Tidak menjelasan adanya perubahan
Terkadang penyuluh tidak menjelaskan inovasi tersenut dapat dilakukan
dalam kondisi seperti apa. Misalnya, mesin pemetik buah otomatis
memberikan efek samping berupa tanah menjadi lebih keras. Atau mesin
tanam otomatis hanya bisa bekerja pada tanah dengan kedalaman maksimal
5cm.
f. Over adopsi

Anda mungkin juga menyukai