Anda di halaman 1dari 22

Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah

Kota Makassar 2019 – 2023

BAB 2
PROFIL KOTA MAKASSAR
2.1 WILAYAH ADMINISTRASI

a) Gambaran administrasi wilayah (meliputi: luas wilayah, batas wilayah, serta jumlah
kecamatan dan kelurahan)
Kondisi geografi Kota Makassar sangat di pengaruhi oleh kondisi wilayahnya. Secara

administrasi Kota Makassar memiliki luas wilayah kurang lebih 175,77 Km2 terdiri atas 15
kecamatan dan 153 kelurahan. Berdasarkan letak geografis wilayah Kota Makassar berada

pada posisi 5o8'6' 19" Lintang Selatan dan 119o24' 17 38" Bujur Timur dengan batas
administrasi wilayah sebagai berikut:
 Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Maros
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Gowa
 Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Maros
 Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Makassar

Kota Makassar pada tanggal 1 September 1971 berubah namanya menjadi Kota Ujung Pandang
setelah diadakan perluasan kota dari 21 Km2 menjadi 175,77 Km2. Namun kemudian, pada tanggal
13 Oktober 1999 berubah kembali namanya menjadi Kota Makassar. Kota Makassar merupakan
kota internasional serta terbesar di kawasan Indonesia Timur dan pada masa lalu pernah menjadi
ibu kota Negara Indonesia Timur Provinsi Sulawesi. Secara administrasi Kota Makassar terdiri dari
15 Kecamatan dan 153 Kelurahan, Luas wilayah kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut :

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH II|1


Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah
Kota Makassar 2019 – 2023

Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kota Makassar, 2017


Luas
Persentase terhadap
No Kecamatan Area
luas (%)
(km2)
1 Mariso 1,82 1,04
2 Mamajang 2,25 1,28
3 Tamalate 20,21 11,50
4 Rappocini 9,23 5,25
5 Makassar 2,52 1,43
6 Ujung Pandang 2,63 1,50
7 Wajo 1,99 1,13
8 Bontoala 2,10 1,19
9 Ujung Tanah 4,40 2,50
10 Kep.Sangkarrang 1,54 0,88
11 Tallo 5,83 3,32
12 Panakukkang 17,05 9,70
13 Manggala 24,14 13,73
14 Biringkanaya 48,22 27,43
15 Tamalanrea 31,84 18,11
Kota Makassar 175,77 100,00
Sumber : Kota Makassar dalam Angka Tahun 2018

Sedangkan untuk luas wilayah administrasi menurut kelurahan dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut
ini:
Tabel 2.2 Jumlah Kelurahan/Desa, RW dan RT dirincikan per Kecamatan di Kota Makasar
JUMLAH
NO KECAMATAN
KELURAHAN RW RT
1 Mariso 9 47 213
2 Mamajang 13 56 280
3 Tamalate 11 113 565
4 Rappocini 11 107 573
5 Makassar 14 69 369
6 Ujung Pandang 10 37 139
7 Wajo 8 45 169
8 Bontoala 12 56 240
9 Ujung Tanah 9 35 143
10 Kep.Sangkarrang 3 15 57
11 Tallo 15 77 465
12 Panakukkang 11 90 475
13 Manggala 8 70 388
14 Biringkanaya 11 111 544
15 Tamalanrea 8 68 344
2017 153 996 4.964
2016 153 996 4.964
2015 143 996 4.968
2014 143 995 4.966
Sumber : Kota Makassar dalam Angka Tahun 2018
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH II|2
Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah
Kota Makassar 2019 – 2023

b) Peta wilayah skala 1 : 50.000

Gambar 2.1 Peta Kota Makassar

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH II|3


Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah
Kota Makassar 2019 – 2023

2.2 POTENSI WILAYAH KOTA MAKASSAR

Kota Makassar menjadi salah satu kota yang sangat penting di dalam pembangunan ekonomi
di Indonesia. Kota ini terus menunjukkan pertumbuhan yang sangat progresif dari berbagai sektor,
geliat kegiatan ekonomi sangat terasa. Selain kondisi sistem Pemerintah yang kondusif, posisi
strategis, juga pertumbuhan berbagai ekonomi yang variatif dan daya tarik wisata serta dukungan
infrastruktur yang terus dikembangkan. berikut berbagai potensi yang dapat mengantar Kota
Makassar dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan bermartabat;

A. POTENSI NILAI BUDAYA

Nilai budaya adalah ukuran yang dijadikan penuntun yang sah dalam berbuat, menerima atau tidak
menerima perbuatan orang lain. Nilai budaya tersebut antara lain:

 A’bulo sibatabang a’bannang kebo A’cera sitongka-tongka (musyawarah mufakat untuk


menyatukan pendapat yang terbaik dan tidak bisa diingkari)
 Passamaturuka (sejalan antara perkataan dan perkaatan)
 Siri’ Napacce (kemauan keras, rasa tanggung jawab, percaya diri dan menghormati)
 Sipakatau, Sipakalebbi (saling menghargai dan saling menghormati)
 Resopatemmangingi Namalomo naletei pammase ridewata sewai (dengan kerja keras
memudahkan untuk mendapatkan ridho Tuhan Yang Maha Esa)
 Unnallimelo (kerukunan, kedamaian, rela berkorban demi kebaikan bersama)
 Mesa’ kada dipotuo pantang kada dipomate (tekad kebersamaan kerja keras/gotong royong)
 Dipammeang pai dalle diteteanni pai andiang dalle na pole mettuala (kita harus kerja keras
untuk mendapatkan rezeki, tanpa kera keras tidak akan ada rezeki)
 Takkalai disombalang dota leleruppu dadi nalele tuali dilolongan “sekali layar terkembang
pantang biduk surut kepantai (nilai kejuangan)

Makassar harus memiliki karakter yang tumbuh dari nilai budaya atau kearifan lokal, nilai atau etika
masyarakat Makassar yg mengagumkan sebaiknya menjadi spirit dalam pengelolaan birokrasi
Pemerintahan.

B. AGAMA, PLURALISME, GOTONG ROYONG


Agama
Penduduk hidup toleransi denga berbagai agama, menjunjung tinggi nilai-nilai dan aturan-aturan

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH II|4


Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah
Kota Makassar 2019 – 2023

agama yang ada dan saling menghormati, menghargai dan menjalankan hidup beragama sesuai
dengan ajaran agama masing-masing serta dapat mengamalkan di dalam kehidupan masyarakat.
Pluralisme
Masyarat Kota Makasar menghargai kebinekhaan sosial, budaya, suku dan ras masyarakat dan
meyakini akan keragaman, merupakan kekayaan sosial budaya dan menghormati keragaman untuk
dapat tumbuh bersama demi terselenggaranya pembangunan yang berkelanjutan.
Kekeluargaan dan Gotong Royong
Kehidupan kemasyarakatan yang lahir dari integralistis dan dikelola berdasarkan prinsip
transparansi, jujur dan bertanggung, kebersamaan dan gotong royong menjaling kerja sama
berdasarkan kebenaran maupun kelompok dimana kesepkatan untuk mempertemukan berbagai
aspirasi masyarakat sebagai basis harmoni kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara .

C. SEKTOR PERHUBUNGAN
Memiliki Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, domestik Luas: 53.045 m² dengan
Kapasitas penumpang: 5.300.000/tahun, Internasional Luas: 8.770 m² dengan Kapasitas
penumpang: 900.000/tahun, kini sudah mencapai delapan juta orang per tahun,” kata Komisaris
Utama PT Angkasa Pura I Suratto Siswodihardjo pada workshop kebandarudaraan di Makassar.
lanjut dia, diprediksi lima tahun ke depan jumlah penumpang dapat mencapai 13 juta orang. RYAN
GAZALI HAMSAR, Hasil analisis kinerja baggage conveyor belt pada kondisi eksisting pada Bandar
Udara Internasional Sultan Hasanuddin ditinjau dari kondisi panjang ( dimensi ) conveyor belt pada
kondisi eksisting sebesar 193,3333 m2 terhadap kebutuhan tempat barang bagasi pada jam puncak
sudah tidak mampu lagi melayani sehingga perlu adanya pengembangan dengan penambahan
panjang ( dimensi ) conveyor belt sebesar 240 m2untuk tahun 2016 dan sebesar 306,6666667 m2
untuk tahun 2021 dengan asumsi jumlah pesawat udara pada saat jam puncak terus meningkat
hingga tahun 2021.
Memiliki Terminal Region Daya dan Terminal Region Daeng Tata, Terminal Regional Daya
(TRD) sebagai sebuah terminal penumpang tipe A di Kota Makassar memiliki fungsi melayani
kendaraan umum untuk angkutan kota antar provinsi (AKAP) dan / atau angkutan lintas batas
Negara, Angkutan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP),angkutan kota dan angkutan pedesaan
dengan Luas 12.000 M² (12 Hektare).
Pelabuhan laut juga menjadi jantung perekonomian kota Makassar. Semua komoditas hasil
produksi Makassar didistribusikan baik untuk pasar domestik maupun pasar ekspor. Selain untuk
pelabuhan barang, pelabuhan laut yang bernama resmi Pelabuhan Soekarno Hatta ini juga menjadi
persinggahan kapal-kapal penumpang. Sekretaris Gabungan Forwarder dan Ekspedisi Indonesia

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH II|5


Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah
Kota Makassar 2019 – 2023

(Gafeksi) Sulawesi Selatan Andi Maruddani Pangerang di Makassar, Jumat, mengatakan jumlah
arus bongkar muat barang di Terminal Peti Kemas Makassar saat ini telah mencapai 400 ribu
twenty-feet equivalent unit (TEUs). “Daya tampung di terminal peti kemas sudah melebihi kapasitas,
karena sebenarnya kemampuan daya muat hanya sekitar 350 ribu TEUs,” kata dia. Dia
mengharapkan adanya penambahan ruang di pelabuhan yang kondisinya tidak mampu lagi
menampung jumlah barang yang masuk ke kawasan tersebut. Dia khawatir penerapan “national
single windows” di Pelabuhan Makassar nantinya akan memengaruhi kegiatan kalangan pelaku jasa
kepelabuhanan dalam menjalankan bisnis.

D. PERTUMBUHAN EKONOMI

Hingga saat ini, Kota Makassar mencatat pertumbuhan ekonomi mulai tahun 2007 hingga
2009 berturut-turut 8,1 persen, 10,5 persen, dan 9,2 persen. Berdasarkan harga berlaku, PDRB
Makassar di tahun yang sama berturut-turut Rp 20, 8 triliun, Rp 26, 1 triliun, dan Rp 31,3 triliun.
Sementara itu, pendapatan per kapita berdasarkan harga berlaku pada tahun yang sama berturut-
turut Rp 16,87 juta, Rp 20,79 juta, Rp 24,58 juta. Namun bila harga konstan yang jadi patokan,
pendapatan per kapita pada tahun tersebut berturut-turut Rp 9,92 juta, Rp 10,8 juta, dan Rp 11,63
juta.Ini mengindikasikan potensinya untuk menarik lebih banyak lagi investasi khususnya sektor
properti, seperti perumahan, apartemen, hotel, dan pusat belanja. Pertumbuhan jumlah penduduk,
industri, perdagangan dan kegiatan ekonomi lainnya berdampak pada Kebutuhan akan pusat
aktivitas modern yang mengakomodasi gaya hidup urban semakin mendesak. Untuk itu, kehadirnya
beberapa pengembang perumahan berskala nasional turut meramaikan penyediaan properti bernilai
sangat positif dalam menyediakan berbagai macam fasilitas. Pilihan investasi pembangunan
membuat para investor, lebih variatif.

Menuju Kota Dunia Kota Makassar harus mengakselerasi dan mempertahankan


pembangunannya dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata minimal11% per tahun.

Ada 5 potensi utama Makassar. Pertama, sebagai penghubung yang menautkan antara
Indonesia bagian barat dan Indonesia bagian timur yang menyebabkan fungsi logistik, fungsi
transportasi, dan fungsi perdagangan saling berpengaruh. Pelabuhan dan bandara yang memadai
menjadikan potensi kota ini makin terasa secara optimal Kedua, sebagai tempat pengelolaan
kekayaan alam (seperti tanaman coklat, peternakan, dan lain-lain). Aset ini merupakan potensi
pencipta nilai tambah lebih tinggi bagi hasil budidaya alam yang masih dapat dikembangkan
sehingga memacu kebutuhan ekonomi kota Makassar. Potensi ekspor hasil pengolahan budidaya

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH II|6


Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah
Kota Makassar 2019 – 2023

tersebut masih dapat meningkat beberapa kali lipat. Ketiga, kota pelajar, khususnya untuk
mahasiswa Indonesia yang tinggal di wilayah timur Indonesia. Namun demikian, banyaknya
universitas di Makassar belum sepenuhnya mencerminkan peran Makassar sebagai kota pelajar.
Keempat, Makassar juga dikenal sebagai objek wisata alam, budaya, dan kuliner yang kaya akan
keragaman keindahan, tetapi belum sepenuhnya dikelola dengan maksimal. Juga, kawasan industri
yang menjadi pusat produksi untuk memenuhi berbagai kebutuhan hasil industri di Indonesia bagian
timur.

E. POTENSI BAHARI
Kami memiliki pantai yang cukup luas sehingga pengalokasian kawasan pesisir dan pulau-
pulau kecil yang diharapkan menjadi “surga” para pelancong, sebab kami pengembangan wisata
bahari yang berbasis konservasi dan masyarakat,” Asisten III Bidang Ekonomi dan Keuangan Kota
Makassar Syahrir Sappaile.

Lebih lanjut disampaikan bahwa pengembangan wisata bahari sebagai destinasi unggulan di
Kota Makassar dan sangatlah prospektif mengingat Kota Makassar berada di Ibu Kota Provinsi
Sulawesi Selatan dan terletak di pesisir pantai bagian selatan Pulau Sulawesi yang mempunyai 11
pulau-pulau kecil.

Pulau-pulau kecil yang memiliki hamparan terumbu karang dan lamun, panorama pantai dan
laut yang indah, serta kaya akan keragaman potensi sumberdaya dan didukung oleh kegiatan
pemanfaatan jasa-jasa Pariwisata seperti Pulau Kayangan, Pulau Samalona, Pulau
Kodingarengkeke, dan Pulau Lanyukang, dengan luas keseluruhan 178,5 hektare atau 1,1 persen
dari luas kawasan daratan,” ucapnya.

Selain itu, Kota Makassar telah mengembangkan kawasan pesisir dan laut Kota Makassar
secara langsung dan tidak langsung seperti wisata Pantai Losari, Pantai Akkarena, Pantai Tanjung
Bunga, dengan kegiatan wisata seperti berperahu, berenang, sky air, wisata memancing, wisata
“theme park dan outbound” yang dikembangkan adalah di Trans Studio dan Pantai Akkarena,
Wisata sejarah dan budaya yaitu Benteng Rotterdam, Benteng Sombaopu, Taman Miniatur Sulawesi
Selatan, dan Pelabuhan Rakyat Paotere.

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH II|7


Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah
Kota Makassar 2019 – 2023

2.3 DEMOGRAFI DAN URBANISASI

a) Jumlah penduduk dan KK keseluruhan


Penduduk Kota Makassar berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2017 sebanyak 1.489.011 jiwa
yang terdiri atas 737.146 jiwa penduduk laki-laki dan 751.865 jiwa penduduk perempuan.
Dibandingkan dengan proyeksi jumlah penduduk tahun 2016, penduduk Kota Makassar
mengalami pertumbuhan sebesar 1,32 persen dengan masing-masing persentase pertumbuhan
penduduk laki-laki 1,43 persen dan penduduk perempuan sebesar 1,36 persen, sementara itu
besar angka rasio jenis kelamin tahun 2017 penduduk laki-laki terhadap penduduk perempuan
sebesar 98.
Sedangkan jumlah kepala keluarga/rumah tangga di Kota Makassar tiap tahun mengalami
peningkatan seperti pada tahun 2016 99.477 sedangkan pada tahun 2017 jumlah kepala
keluarga/rumah tangga sebanyak 358.054 dengan rincian hampir sama dengan tahun 2016
tertinggi di kecamatan Biringkanaya sebanyak 49.706 sedangkan yang terrendah berada di
Kecamatan ujung pandang sebanyak 6.393.
Tabel 2.3 Jumlah Penduduk, Jumlah Kepala Keluarga dan Rasio Jenis Kelamin Menurut
Kecamatan di Kota Makassar, 2017
Rasio
Jenis Kelamin Jumlah Kepala Jenis
NO Kecamatan Keluarga/Rumah Kelamin
Laki- Tangga Sex
Perempuan Jumlah
Laki Rasio
1 Mariso 30.124 29.597 59.721 13.753 102
2 Mamajang 29.985 31.201 61.186 14.610 96
3 Tamalate 98.415 99.795 198.210 49.425 99
4 Rappocini 80.537 85.943 166.480 39.477 94
5 Makassar 42.242 42.810 85.052 19.234 97
6 Ujung Pandang 13.549 15.147 28.696 6.393 89
7 Wajo 15.275 15.846 31.121 6.746 96
8 Bontoala 27.698 29.086 56.784 12.518 95
9 Ujung Tanah 24.970 24.558 49.528 10.664 102
10 Kep.Sangkarrang ..... .... ..... ..... .....
11 Tallo 69.971 69.653 139.624 30.930 100
12 Panakukkang 73.445 75.037 148.482 38.147 98
13 Manggala 71.391 70.861 142.252 31.392 100
14 Biringkanaya 104.010 104.426 208.436 49.059 99
15 Tamalanrea 55.534 57.905 113.439 35.706 96
Total 737.146 751.865 1.489.011 358.054 98
Sumber : Kota Makassar dalam Angka Tahun 2018

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH II|8


Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah
Kota Makassar 2019 – 2023

b) Jumlah Penduduk Miskin dan Persebaran Penduduk


Kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan
dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Penduduk Miskin adalah
penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita perbulan dibawah garis kemiskinan.
Menurut data BPS tahun 2018 garis kemiskinan dan penduduk miskin di Kota Makassar dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.4 Garis Kemiskinan dan Penduduk Miskin di Kota Makassar Tahun 2009 – 2017
Penduduk Miskin
No Tahun Garis Kemiskinan
Jumlah Persentase
1 2009 209.582 69,7 5,52
2 2010 233.815 78,7 5,86
3 2011 242.034 71,7 5,29
4 2012 256.777 69,9 5,02
5 2013 273.231 66,4 4,70
6 2014 281.917 64,2 4,48
7 2015 321.094 63,24 4,38
8 2016 347.723 66,78 4,56
9. 2017 366.430 68,19 4,59
Sumber : Kota Makassar dalam Angka Tahun 2018
Sedangkan data persebaran/kepadatan penduduk di Kota Makassar tahun 2017 sebanyak
8.472 jiwa/Km2 dengan laju pertumbuhan penduduk dari tahun 2015 – 2016 1,39% sedangkan
tahun 2016 – 2017 sebanyak 1,32%.
Tabel 2.5 Kepadatan Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk, 2018
Laju Pertumbuhan Penduduk Kepadatan
No Kecamatan
2015 - 2016 2016 - 2017 Penduduk
1 Mariso 0,81 0,72 32814
2 Mamajang 0,38 0,29 27194
3 Tamalate 1,99 1,91 9808
4 Rappocini 1,25 1,16 18037
5 Makassar 0,43 0,35 33751
6 Ujung Pandang 0,77 0,70 10911
7 Wajo 0,69 0,61 15639
8 Bontoala 0,52 0,44 27040
9 Ujung Tanah 0,70 0,62 11256
10 Kep.Sangkarrang ..... ...... ......
11 Tallo 0,41 0,33 23949
12 Panakukkang 0,55 0,47 8709
13 Manggala 2,67 2,59 5893
14 Biringkanaya 3,00 2,92 4323
15 Tamalanrea 1,21 1,13 3563
Total 1,39 1,32 8471
Sumber : Kota Makassar dalam Angka Tahun 2018

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH II|9


Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah
Kota Makassar 2019 – 2023

c) Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Lima Tahun ke Depan


Proyeksi Penduduk bukan merupakan ramalan jumlah penduduk tetapi suatu perhitungan
ilmiah yang didasarkan pada asumsi dari komponen-komponen laju pertumbuhan penduduk, yaitu
kelahiran, kematian, dan perpindahan. Ketiga komponen inilah yang menentukan besarnya jumlah
penduduk dan struktur umur penduduk di masa yang akan datang. Untuk menentukan masing-
masing asumsi diperlukan data yang menggambarkan tren di masa lampau hingga saat ini, faktor-
faktor yang mempengaruhi komponen itu, dan hubungan antara satu komponen dengan komponen
yang lain serta target yang diharapkan tercapai pada masa yang akan datang.
Proyeksi penduduk di Kota Makassar dari tahun 2018 – 2022 dengan menggunakan rumus
geometrik, dimana rumus geometrik diasumsikan pertumbuhan penduduk tiap tahun bertambah
2% relatif sama.
Tabel 2.6 Proyeksi Penduduk 5 (Lima) Tahun (2018 – 2022)

No Kecamatan 2018 2019 2020 2021 2022


1 Mariso
60.915 62.134 63.376 64.644 65.937
2 Mamajang
62.410 63.658 64.931 66.230 67.554
3 Tamalate
202.174 206.218 210.342 214.549 218.840
4 Rappocini
169.810 173.206 176.670 180.203 183.807
5 Makassar
86.753 88.488 90.258 92.063 93.904
6 Ujung Pandang
29.270 29.855 30.452 31.061 31.683
7 Wajo
31.743 32.378 33.026 33.686 34.360
8 Bontoala
57.920 59.078 60.260 61.465 62.694
9 Ujung Tanah
50.519 51.529 52.560 53.611 54.683
10 Kep.Sangkarrang
- - - - -
11 Tallo
142.416 145.265 148.170 151.134 154.156
12 Panakukkang
151.452 154.481 157.570 160.722 163.936
13 Manggala
145.097 147.999 150.959 153.978 157.058
14 Biringkanaya
212.605 216.857 221.194 225.618 230.130
15 Tamalanrea
115.708 118.022 120.382 122.790 125.246
Total 1.518.791 1.549.167 1.580.150 1.611.753 1.643.988
Sumber : Hasil Proyeksi Penduduk/Analisis, 2018

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH I I | 10


Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah
Kota Makassar 2019 – 2023

d) Jumlah Penduduk Perkotaan dan Proyeksi Urbanisasi


Jumlah penduduk di Kota Makassar dari tahun ke tahun mengalami peningkatan
seperti pada tahun 2015 sebesar 1.449.401 jiwa pada tahun 2016 sebesar 1.469.601 jiwa
sedangkan tahun 2017 bertambah menjadi 1.489.011 jiwa. Peningkatan jumlah penduduk ini
diakibatkan oleh tinggi urbanisasi, dimana penduduk pendatang didominasi oleh pelajar dan
mahasiswa dari daerah lain yang menimbah ilmu di Kota Makassar, dapat diperkirakan
mencapai 100 ribu orang per tahun.
Proyeksi Urbanisasi perhitungan kedepan jumlah penduduk yang melakukan
perpindahan ke perkotaan yang bertujuan untuk tinggal dan menetap di kota baik untuk
mempertahankan hidup dengan tujuan mata pencaharian dll.
Perhitungan proyeksi penduduk untuk daerah perkotaan dan daerah perdesaan
menggunakan rumus Urban Rural Growth Difference (URGD), yaitu proyeksi penduduk
perkotaan berdasarkan perbedaan laju pertumbuhan penduduk antara daerah perkotaan dan
perdesaan. Penentuan asumsi URGD untuk provinsi dikelompokkan menjadi tiga:
 URGD Tinggi, untuk provinsi yang perbedaan laju pertumbuhan antara penduduk daerah
perkotaan dan daerah perdesaan lebih dari 30 persen. Untuk kelompok provinsi dengan
URGD tinggi diasumsikan terjadi penurunan URGD sebesar 10 persen setiap 5 tahun.
 URGD Sedang, untuk provinsi yang perbedaan laju pertumbuhan penduduk daerah
perkotaan dan daerah perdesaan antara 20-30 persen. Untuk kelompok provinsi dengan
URGD sedang diasumsikan terjadi penurunan URGD sebesar 7 persen setiap 5 tahun.
 URGD Rendah, untuk provinsi yang perbedaan laju pertumbuhan penduduk daerah
perkotaan dan daerah perdesaan di bawah 20 persen. Untuk kelompok provinsi dengan
URGD rendah diasumsikan terjadi kenaikan URGD sebesar 5 persen setiap 5 tahun.
Rumus perhitungan penduduk daerah perkotaan dengan metode URGD adalah:
T ′ + 𝑑𝑅
𝑈′ = 𝑥𝑈
T
Dimana :
U’ = Jumlah Penduduk daerah perkotaan tahun t+1
U = Jumlah Penduduk daerah perkotaan tahun t
R = Jumlah Penduduk daerah perdesaan tahun t
d = Perbedaan laju pertumbuhan penduduk daerah perkotaan dan
perdesaan
T’ = Jumlah Penduduk Total tahun t+1
T = Jumlah Penduduk Total tahun t

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH I I | 11


Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah
Kota Makassar 2019 – 2023

2.4 ISU STRATEGIS SOSIAL EKONOMI DAN LINGKUNGAN

a. Data Perkembangan PDRB dan Potensi Ekonomi


Produk Domestik Bruto pada tingkat nasional serta produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) pada tingkat provinsi menggambarkan kemampuan suatu wilayah untuk menciptakan
nilai tambah pada suatu waktu tertentu. Untuk menyusun PDB maupun PDRB digunakan 2
pendekatan, yaitu lapangan usaha dan pengeluaran. Keduannya menyajikan komposisi data
nilai tambah dirinci menurut sumber kegiatan ekonomi (lapangan usaha) dan menurut
komponen penggunaannya.
Produk domestik bruto maupun agregat turunannya disajikan dalam 2 (dua) versi
penilaian, yaitu atas dasar “harga berlaku” dan atas dasar “harga konstan”. Disebut sebagai
harga berlaku karena seluruh agregat dinilai dengan menggunakan harga pada tahun berjalan,
sedangkan harga konstan penilaiannya didasarkan kepada harga satu tahun dasar tertentu,
dalam publikasi ini digunakan harga tahun 2010.

Tabel 2.7 Produk Domestik Ragional Bruto Seri 2010 Atas Dasar Harga Berlaku Menurut
Lapangan Usaha di Kota Makassar (Juta Rupiah),
2014 – 2017

Lapangan Usaha 2014 2015 2016 2017

Pertanian 591.916,7 663.715,9 741.770,8 789.539,29

Pertambangan dan Penggalian 1.679,1 1.592,0 1.417,7 1.242,47

Industri Pengolahan 20.380.661,7 23.283.376,53 26.407.775,95 28.442.310,06

Pengadaan Listrik dan Gas 34.163,8 32.519,0 36.489,6 43.855,71

Pengadaan Air, Pengelolaan 240.798,8 252.232,6 263.059,5 284.351,22


Sampah, Limbah dan Daur
Ulang

Konstruksi 16.929.629,4 19.585.347,6 21.865.347,7 24.510.770,68

Perdagangan, Reparasi Mobil 18.350.554,5 20.909.471,5 24.268.041,4 27.897.528,85


dan Sepeda Motor

Transportasi dan pergudangan 2.577.267,7 2.998.784,72 3.273.811,52 3.684.140,21

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH I I | 12


Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah
Kota Makassar 2019 – 2023

Penyediaan Akomodasi dan 2.384.264,8 2.671.179,9 2.878.592,7 3.212.289,18


Makan minum

Informasi dan komunikasi 9.470.994,9 10.142.002,49 11.447.604,4 12.848.060,82

Jasa Keuangan dan Asuransi 6.043.673,7 6.831.498,94 7.949.618,40 8.823.367,69

Real Estate 4.244.600,5 4.944.278,2 5.384.955,9 5.664.910,66

Jasa Perushaan 1.179.152,5 1.359.868,1 1.490.583,6 1.660.863,96

Administrasi Pemerintahan 3.361.446,4 4.226.349,09 4.309.671,16 4.683.232,41


Pertanahan dan Jaminan
Sosial Wajib

Jasa Pendidikan 9.284.585,1 10.446.235,4 11.208.087,2 12.825.501,51

Jasa Kesehatan dan Kegiatan 2.737.060,3 3.092.320,4 3.502.580,5 3.967.270,02


Sosial

R.S.T.U Jasa Lainnya 2.580.527,6 2.991.353,5 3.402.179,4 3.809.427,25

Produk domestic regional 100.392.977,5 114.432.125,9 128.431.587,4 143.148.662


bruto / groos regional

Sumber : Kota Makassar dalam Angka Tahun 2018

Tabel 2.8 Produk Domestik Ragional Bruto Seri 2010 Atas Dasar Harga Konstan Menurut
Lapangan Usaha di Kota Makassar (Juta Rupiah),
2014 – 2017

Lapangan Usaha 2014 2015 2016 2017

Pertanian 465.612,8 478.111,6 495.512,4 503.354,2

Pertambangan dan Penggalian 1.135,0 968,3 841,7 766,2

Industri Pengolahan 16.985.534,3 18.134.882,3 19.558.171 20.806.595,5

Pengadaan Listrik dan Gas 40.127,7 38.239,2 42.286,8 45.001,6

Pengadaan Air, Pengelolaan 196.302,5 197.166,7 201.330,9 215.174,7


Sampah, Limbah dan Daur
Ulang

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH I I | 13


Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah
Kota Makassar 2019 – 2023

Konstruksi 13.284.167,7 14.415,639,0 15.547.110,3 16.842.665,5

Perdagangan, Reparasi Mobil 15.658.926,9 16.762.338,0 18.314.944,6 20.209.243,6


dan Sepeda Motor

Transportasi dan pergudangan 2.105.274,2 2.212.728,2 2.312.601,5 2.516.610,1

Penyediaan Akomodasi dan 1.897.316,3 2.014.485,0 2.184.961,7 2.366.822,4


Makan minum

Informasi dan komunikasi 9.277.399,8 10.068.246,3 11.081.117,2 12.168.289,2

Jasa Keuangan dan Asuransi 4.547.297,9 4.882.227,1 5.520.289,3 5.841.805,5

Real Estate 3.100.366,0 3.347.925,1 3.418.456,4 3.497.115,1

Jasa Perushaan 906.036,7 952.180,3 1.009.674,0 1.094.116,5

Administrasi Pemerintahan 2.607.640,9 2.896.939,6 2.736.850,0 3.003.995,5


Pertanahan dan Jaminan
Sosial Wajib

Jasa Pendidikan 7.409.071,4 7.999.269,7 8.596.482,6 9.442.548,4

Jasa Kesehatan dan Kegiatan 2.084.748,4 2.248.322,0 2.464.252,8 2.707.721,0


Sosial

R.S.T.U Jasa Lainnya 2.025.860,0 2.168.808,2 2.371.843,0 2.595.246,9

Produk domestic regional 82.592.818,5 88.818.476,6 95.856.726,2 103.857.071,9


bruto / groos regional

Sumber : Kota Makassar dalam Angka Tahun 2018

b. Data Kondisi Lingkungan Strategis


 Topografi
Secara topografi Kota Makassar dicirikan dengan keadaan dan kondisi sebagai
berikut: tanah relatif datar, bergelombang, dan berbukit serta berada pada ketinggian
0-25 meter diatas permukaan laut (dpl) dengan tingkat kemiringan lereng (elevasi) 0-
15%. Sementara itu, dilihat dari klasifikasi kelerengannya, sebagian besar berada pada
kemiringan 0-5%.
Dari hasil penelitian yang ada menunjukkan bahwa untuk kondisi ruang seperti

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH I I | 14


Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah
Kota Makassar 2019 – 2023

ini Kota Makassar sangat berpotensi untuk pengembangan kegiatan permukiman,


perdagangan, jasa, industri, rekreasi, pelabuhan laut dan fasilitas penunjang lainnya.

 Geologi

Secara geologis Kota Makassar terbentuk dari batuan hasil letusan gunung api
(volcanik) dan endapan dari angkutan sediment sungai Jeneberang dan sungai Tel o.
Batuan dasar yang mengalami pengendapan di kawasan tersebut merupakan sediment
marine kompak berumur Moisen atas berupa: tufa, breksi, batu pasir, batu gamping.
Visualisasi blok penumpang Kota Makassar, secara garis besarnya dibedakan atas 4
satuan endapan yaitu :

1. Endapan marine di sebelah utara kota membentuk tanah aluvial hydromorf


kelabu, pembentukan ini dipengaruhi oleh rendahnya elevasi dan oleh aliran Sungai
Tallo.
2. Endapan aluvial di sebelah Selatan kota terbentuk dari lumpur yang terangkut olah
aliran Sungai Jeneberang. Sebagian besar daerah yang dilalui oleh sungai tersebut
adalah daerah batuan vulkanik basa intermedier, hal ini mengendalikan sifat-sifat
bahan endapan dibawahnya.
3. Endapan regosol terbentuk sepanjang pantai sebagai akumulasi danpelapukan
bahan organik membentuk struktur top soil yang gembur. Endapan ini
berkembang di daerah kota lama Makassar dan sepanjang pantai sebelah Selatan.
4. Endapan tufa vulkanik asam sampai intermedie yang tersingkap ke permukaan
sebelah utara dan timur laur, perkembangannya sangat dipengaruhi oleh bentuk
wilayah dan fluktuasi debit air Sungai Tallo. Berdasarkan kemiringan, tanah
dibedakan atas :
- Tanah Litosol terbentuk pada daerah dengan tingkat Kemiringan yang tinggi
dan sering tergenang luapan Sungai Tallo, tingkat erosi tinggi akibat banjir.
- Tanah latosol terbentuk pada daerah yang relatif datar, tumbuh tanah cukup dalam
proses latosolisasi ini merupakan tahap awal dari perkembangan tanah
mediteranian.

Dari struktur batuan yang terdapat di kota ini dapat dilihat dari batuan hasil dari letusan
gunung api (volcanik) dan endapan al uvial pantai dan sungai. Struktur batuan ini
penyebarannya dapat dilihat sampai ke wilayah Bulurokeng, Daya dan Biringkanaya.
Selain itu, terdapat juga tiga jenis batuan lainnya seperti breksi dan konglomerat yang
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH I I | 15
Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah
Kota Makassar 2019 – 2023

merupakan batuan berkomponen kasar dari jenis batuan beku, andesit, basaltik, batu
apung dan gamping. Adapun Endapan Alluvial yang dimaksudkan diatas dihasilkan dari
proses pengendapan Sungai Jenenberang.
Jenis-jenis tanah yang ada di wilayah Kota Makassar terdiri dari:
1. Tanah Inceptisol
Jenis tanah inceptisol terdapat hampir di seluruh wilayah Kota Makassar, merupakan
tanah yang tergolong sebagai tanah muda dengan tingkat perkembangan lemah yang
dicirikan oleh horison penciri kambik. Tanahini terbentuk dari berbagai macam bahan
induk, yaitu aluvium (fluviatil dan marin), batupasir, batuliat, dan batugamping.
Penyebaran tanah ini terutama di daerah dataran antara perbukitan, tanggul sungai,
rawa belakang sungai, dataran aluvial, sebagian dataran struktural berelief datar,
landform struktural/tektonik, dan dataran/ perbukitan volkan. Kadang-kadang berada
pada kondisi tergenang untuk selang waktu yang cukup lama pada kedalaman 40 sampai
50 cm. Tanah Inceptisol memiliki horison cambic pada horison B yang dicirikan dengan
adanya kandungan liat yang belum terbentuk dengan baik akibat proses basah kering
dan proses penghanyutan pada lapisan tanah.
2. Tanah Ultisol
Jenis tanah ultisol merupakan tanah berwarna kemerahan yang banyak
mengandung lapisan tanah liat dan bersifat asam. Warna tersebut terjadi akibat
kandungan logam – terutama besi dan aluminium – yang teroksidasi (weathered soil).
Umum terdapat di wilayah tropis pada hutan hujan, secara alamiah cocok untuk kultivasi
atau penanaman hutan. Selain itu juga merupakan material yang stabil digunakan
dalam konstruksi bangunan. Tanah ultisol berkembang dari batuan sedimen masam
(batupasir dan batuliat) dan sedikit dari batuan volkan tua. Penyebaran utama terdapat
pada landform tektonik/struktural dengan relief datar hingga berbukit dan bergunung.
Tanah yang mempunyai horison argilik atau kandik dan memiliki kejenuhan basa
sebesar kurang dari 35 persen pada ke dalaman 125 cm atau lebih di bawah batas atas
horison argilik atau kandik. Tanah ini telah mengalami pelapukan lanjut dan terjadi
translokasi liat pada bahan induk yang umumnya terdiri dari bahan kaya aluminium-
silika dengan iklim basah. Sifat-sifat utamanya mencerminkan kondisi telah mengalami
pencucian intensif, diantaranya : miskin unsur hara N, P, dan K, sangat masam sampai
masam, miskin bahan organik, lapisan bawah kaya aluminimum (Al), dan peka terhadap
erosi.

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH I I | 16


Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah
Kota Makassar 2019 – 2023

Parameter yang menentukan persebaran jenis tanah di wilayah Kota Makassar


adalah jenis batuan, iklim, dan geomorfologi lokal, sehingga perkembangannya
ditentukan oleh tingkat pelapukan batuan pada kawasan tersebut. Kualitas tanah
mempunyai pengaruh yang besar terhadap intensitas penggunaan lahannya. Tanah-tanah
yang sudah berkembang horizonnya akan semakin intensif dipergunakan, terutama
untuk kegiatan budidaya. Sedangkan kawasan-kawasan yang mempunyai perkembangan
lapisan tanahnya masih tipis bisa dimanfaatkan untukkegiatan budidaya. Penentuan
kualitas tanah dan penyebarannya ini akan sangat berarti dalam pengembangan wilayah di
Makassar, karena wilayah Makassar terdiri dari laut, dataran rendah dan dataran tinggi,
sehingga perlu dibuatkan prioritas-prioritas penggunaan lahan yang sesuai dengan tingkat
perkembangan dan intensitas pemanfaatannya.

 Curah Hujan dan Kecepatan Angin

Secara umum curah hujan di kota Makassar cukup bervariasi sepanjang tahun.
Dimana hujan mulai terjadi pada bulan November sampai Februari dengan angka rata-rata
diatas 300 mm. Sedangkan pada bulan Maret mulai menurun hingga mencapai angka
terendah pada bulan Agustus.
Pada bulan-bulan dimana curah hujan cukup tinggi, beberapa daerah di kota
Makassar mengalami genangan air, hingga terjadi banjir. Hal ini tentu saja disebabkan
karena beberapa hal antara lain sistem drainase yang masih kurang memadai, kondisi
pemukiman yang tidak tertata dengan baik, dl . Sedangkan pada bulan-bulan dimana
curah rendah, beberapa daerah mengalami kekeringan yang disebabkan karena daya
resap tanah cukup rendah akibat kurangnya lahan hijau.
Untuk daerah-daerah yang mendekati pegunungan, yaitu daerah sebelah Timur,
hujan basah cenderung sampai pada Bulan Mei, sedangkan pada aerah pantai, umumnya
sampai Bulan April. Mengingat persoalan drainase dan pembuangan limbah di Kota
Makassar masih merupakan hal yang rumit dan kompleks, sehingga hampir setiap tahun di
waktu musim hujan masih terdapat daerah-daerah genangan, baik yang sifatnya
temporer maupun permanen pada daerah-daerah setempat, khususnya pada kawasan
lingkungan perumahan.
Kecepatan angin rata-rata 5,2 knot. Kecenderungan arah dan kecepatan angin
rata-rata maksimum selama 10 tahun (1998-2007) lebih dominan dari Barat (47,13%)
dengan kecepatan yang bervariasi yaitu antara 0,5 ~>11.1 m/s, kemudian dari Barat Laut

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH I I | 17


Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah
Kota Makassar 2019 – 2023

(sekitar 23,76%) dengan frekuensi kecepatan angin maksimum antara 0.5 ~ 11.1 m/s,
dan selebihnya dari arah Barat Daya, Utara, Timur Laut, serta dari selatan memiliki
persentase kecepatan angin yang kurang dari 10 % dengan kecepatan yang bervariasi
antara 0.5 m/s hingga >11.1. m/s. Kecepatan angin ini tidak sama antara satu daerah
dengan daerah lainnya. Daerah pantai akan cenderung lebih tinggi kecepatannya
dibanding dengan daerah pegunungan.

 Hidrologi

Kota Makassar adalah kota yang letak dan posisinya berada dekat dengan pantai,
membentang sepanjang koridor Barat dan Utara, yang biasa juga dikenal sebagai kota
dengan ciri “waterfront city”, didalamnya mengalir beberapa sungai yang kesemuanya
bermuara ke dalam kota (Sungai Tallo, Jeneberang, Pampang). Sungai Je’neberang
misalnya, yang mengalir melintasi wilayah Kabupaten Gowa dan bermuara di bagian
Selatan Kota Makassar merupakan sungai dengan kapasitas sedang (debit air 1-2
m3/detik). Sedangkan Sungai Tallo dan Pampang yang bermuara di bagian Utara
Makassar adalah sungai dengan kapasitas rendah berdebit kira-kira hanya mencapai 0-5
m3/detik di musim kemarau.
Sebagai kota yang sebagian besar wilayahnya membentang dengan dataran
rendah, dimulai dari tepi pantai sebelah Barat dan melebar kearah Timur sejauh kurang
lebih 20 kilometer dan memanjang dari arah Selatan ke arah Utara merupakan koridor-
koridor utama kota dalam pengembangan pemukiman, pertokoan, perkantoran, pendidikan
dan pusat kegiatan industri di Makassar. Ke depan, dengan segala potensi dan keunggulan
yang dimilikinya, diharapkan kota ini bisa tumbuh dan berkembang jauh lebih baik dan
berbudaya serta berbasis pada kepentingan masyarakat dan juga bisa menjadi ruang
tamu Indonesia Timur.

c. Data Resiko Bencana Alam


Kota Makassar terletak di daerah iklim tropis dengan dua musim yaitu panas dan hujan
dengan ciri-ciri adanya perubahan cuaca, suhu dan arah angin yang cukup ekstrim. Kondisi
iklim seperti ini digabungkan dengan kondisi topografi permukaan dan batuan yang relatif
beragam, baik secara fisik maupun kimiawi, menghasilkan kondisi tanah yang subur.
Sebaliknya, kondisi itu dapat menimbulkan beberapa akibat buruk bagi manusia seperti
terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir, kebakaran dan kekeringan. Seiring dengan

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH I I | 18


Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah
Kota Makassar 2019 – 2023

berkembangnya waktu dan meningkatnya aktivitas manusia, kerusakan lingkungan hidup


cenderung semakin parah dan memicu meningkatnya jumlah kejadian dan intensitas bencana
hidrometeorologi (banjir, dan kekeringan) yang terjadi secara silih berganti.
Pada sisi lain laju pembangunan mengakibatkan peningkatan akses masyarakat
terhadap ilmu dan teknologi. Namun, karena kurang tepatnya kebijakan penerapan teknologi,
sering terjadi kegagalan teknologi yang berakibat fatal seperti kecelakaan transportasi, industri
dan terjadinya wabah penyakit akibat mobilisasi manusia yang semakin tinggi. Potensi bencana
lain yang tidak kalah seriusnya adalah faktor keragaman demografi di Kota Makassar. Jumlah
penduduk Kota Makassar Tahun 2015 berada diangka 1.653.386. Angka tersebut mengalami
penambahan sebesar 5.117 ditahun 2016 menjadi 1.658.503 jiwa. Sedang tahun 2017 angka
ini kembali mengalami meningkatan yang cukup signifikan sebesar 111.417. Sehingga, jumlah
penduduk di Kota Daeng hingga Maret 2017 mencapai 1.769.920 jiwa yang terdiri dari beragam
etnis, kelompok, agama dan adat-istiadat. Namun karena pertumbuhan penduduk yang tinggi
tidak diimbangi dengan kebijakan dan pembangunan ekonomi, sosial dan infrastruktur yang
merata dan memadai, terjadi kesenjangan pada beberapa aspek dan terkadang muncul
kecemburuan sosial. Kondisi ini potensial menyebabkan terjadinya konflik dalam masyarakat
yang dapat berkembang menjadi bencana.

d. Isu – isu strategis terkait pembangunan infrastruktur bidang cipta karya (antara lain :
capaian pelayanan dan kualitas)
1. Bidang Air Minum
Pelayanan air minum di Kota Makassar sesuai dengan data BPPSPAM dan BPS telah
mencapai 81,19% untuk perpipaan dan 0,93% untuk non perpipaan, sedangkan untuk penilaian
kinerja PDAM Kota Makassar ialah Sehat sesuai laporan audit BPKP.
Sumber air baku yang dimanfaatkan untuk pengelolaan air bersih Kota Makassar berasal dari air
permukaan Sungai Leko Paccing dan air yang berasal dari Waduk Bili-bili. Potensi sumber air baku
tersebut digunakan oleh PDAM Kota Makassar untuk mensuplai kebutuhan air bersih/minum
penduduk dan beberapa instansi pemerintah/swasta yang ada di Kota Makassar. Sedangkan
sumber air baku lainnya selain PDAM yang dimanfaatkan oleh masyarakat Kota Makassar dan
sekitarnya, bersumber dari sumur gali dengan kedalaman rata-rata 5-6 meter untuk sumur gali,
dan 15-30 meter untuk sumur tanah dalam. Pengelolaan penyediaan pelayanan air bersih Kota
Makassar dilakukan oleh PDAM, elaku perusahaan daerah serta kelembagaan lainnya ditingkat
masyarakat sebagai pelaku pengguna air bersih yang tidak terjangkau oleh pelayanan jaringan

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH I I | 19


Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah
Kota Makassar 2019 – 2023

pipa distribusi PDAM. Potensi air bersih yang bersumber dari PDAM, secara umum masih
dominan dimanfaatkan oleh masyarakat perkotaan.
Tabel 2.9 Potensi Sumber Air Baku Yang Dikelola PDAM Kota Makassar

No Lokasi Sumber Air Baku Kapasitas (Lt/Dt)


1 IPA I Ratulangi Sungai Jeneberang 50
2 IPA II Panaikang Sungai Lekopaccing 1.000
3 IPA III Antang Sungai Jeneberang 90
4 IPA IV Maccini Sombala Sungai Jeneberang 200
5 IPA V Somba Opu Sungai Jeneberang 1.000
6 Air Permukaan Danau Tonjong Danau Balang Tonjong 6,60
7 Air Permukaan Waduk Tunggu Borong Waduk Tunggu Borong 8,48
Sumber: Buku Putih Sanitasi Kota Makassar Tahun 2017

Adapun area pelayanan PDAM Kota Makassar terbagi atas beberapa wilayah pelayanan
yang di uraikan sebagai berikut :

 IPA I Ratulangi, area pelayanan meliputi; Kecamatan Ujung Pandang dan W ajo
 IPA II Panaikang, area pelayanan meliputi; Kecamatan Wajo, Bontoala,
Panakkukang, Kawasan Industri Makassar (KIMA), Tamalanrea dan Kecamatan
Biringkanaya
 IPA III Antang, area pelayanan meliputi; Kecamatan Manggala
 IPA IV Maccini Sombala, area pelayanan meliputi; Kecamatan Mamajang dan
Mariso
 IPA V Somba Opu, area pelayanan meliputi; Kecamatan Ujung Pandang, Mamajang,
Panakkukang, Rappocini, Tamalate dan Manggala.

Tabel 2.10 Kondisi Air Tanah Dangkal dan Dalam Dirinci Menurut Kecamatan

di Kota Makassar

Sumber Air Kondisi Air


Air Air Tanah Kedalaman (M)
No Kecamatan
Tanah Dalam Asin Tawar
Dangkal (Artesis) Air Tanah Dangkal Air Tanah Dalam
1 Mariso √ √ - √ 5 9
2 Mamajang √ √ - √ 5-6 10-15
3 Tamalate √ √ - √ 7 (Berwarna Kuning) 15-20
4 Rappocini √ √ - √ 6 20
5 Makassar √ √ - √ 5 8-15
6 Ujung Pandang √ √ - √ 5-6 9
7 Wajo √ √ - √ 6 10
8 Bontoala √ √ - √ 8 15
9 Ujung Tanah √ √ - √ 4 9

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH I I | 20


Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah
Kota Makassar 2019 – 2023

10 Tallo √ √ - √ 7-10 16
11 Panakukang √ √ √ √ 8 18
12 Manggala √ √ - √ 15 25
13 Biringkanaya √ √ - √ 12 20
14 Tamalanrea √ √ √ - 10 27
Sumber: Buku Putih Sanitasi Kota Makassar Tahun 2017

2. Bidang Persampahan
Pelayanan persampahan di Kota Makassar sebesar 85,87%.

3. Bidang Air Limbah


Untuk cakupan pelayanan Air Limbah di Kota Makassar, pada saat ini telah mencapai 82,92%.

4. Bidang Tata Bangunan Lingkungan

Berdasarkan Perda Kota Makassar No. 15 tahun 2004 Tentang Bangunan Gedung
menjelaskan bahwa setiap bangunan harus memiliki Sertifikasi Layak Fungsi (SLF) dan
direkomendasikan oleh Tenaga Ahli Bangunan Gedung. Penanganan tata bangunan dan
lingkungan di Kota Makassar dilakukan melalui kebijaksanaan pemberian surat izin mendirikan
bangunan (IMB) dan Pelaksanaan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL). Pada
saat ini Kota Makassar telah memiliki Dokumen RTBL antara lain RTBL Kawasan Olahraga
Sudiang, RTBL Kawasan Sungai Tallo, RTBL Kawasan Paotere, RTBL Kawasan Mariso,
sehingga memberikan dampak positif terhadap keserasian bangunan dan lingkungan daerah
perkotaan.

Dalam kegiatan penataan bangunan dan lingkungan terdapat beberapa permasalahan


dan tantangan yang dihadapi, antara lain :

1. Penataan Lingkungan Permukiman


a. Rendahnya Kualitas lingkungan di kawasan pesisir, pusat kota, percampuran fungsi
perdagangan dan perumahan.
b. Belum tersedianya sistem proteksi kebakaran
c. Belum tersedia rencana rinci bangunan dan lingkungan (RTBL) pada sebagian
kawasan perkotaan.

2. Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara


a. Lemahnya pengaturan penyelenggaraan Bangunan Gedung di daerah serta
rendahnya kualitas pelayanan publik dan perijinan;

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH I I | 21


Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah
Kota Makassar 2019 – 2023

b. Kurang ditegakkannya aturan keselamatan, keamanan dan kenyamanan Bangunan


Gedung
c. Lingkungan perkantoran/ instansi pemerintah berada pada kawasan yang bertopografi
rendah sehingga cenderung mengalami banjir pada musim hujan.
d. sebagian kondisi fisk bangunan Perkantoran sudah tua sehingga perlu di revitalisasi.

3. Kapasitas Kelembagaan Daerah


a. Masih terbatasnya kesadaran aparatur dan SDM pelaksana dalam pembinaan
penyelenggaraan bangunan gedung termasuk pengawasan;
b. Masih perlunya peningkatan dan pemantapan kelembagaan bangunan gedung dalam
fasilitasi penyediaan perangkat pengaturan.

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH I I | 22

Anda mungkin juga menyukai