Dosen/ Instruktur :
1. Hj. Haderiah, SKM.,M.Kes
2. Rafidah, SST,M.Kes
LAPORAN
PEMANTAUAN DAN ANALISIS RISIKO LINGKUNGAN SARANA
SANITASI DI LEGO-LEGO DAN MESJID 99 KUBAH DI CPI KOTA
MAKASSAR
Disusun Oleh :
Kelompok 1
Alfreny (PO.71.4.221.23.2.001)
Imam Saidina Ahmad (PO.71.4.221.23.2.002)
Maisy Mambela (PO.71.4.221.23.2.003)
Miftahul Jannah Ismail (PO.71.4.221.23.2.004)
Ummul Nur Hadianti (PO.71.4.221.23.2.009)
KELAS C RPL
Kelompok 1
Mengetahui,
Dosen Pengampuh Mata Kuliah
Rafidah, SST.,M.Kes
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
dan tak lupa pula kita kirimkan shalawat serta salam atas junjungan
yang diberikan.
iii
observasi maupun praktikum. Terima kasih atas ketulusan dan
Allah SWT diiringi doa dan harapan semoga amal kebaikan serta
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................ii
KATA PENGANTAR......................................................................................iii
DAFTAR ISI.....................................................................................................v
DAFTAR TABEL............................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................10
.......................................................................................................................10
B.......................................................................................................Rumusan Masalah
.......................................................................................................................12
C............................................................................................................................ Tujuan
.......................................................................................................................12
D.......................................................................................................................... Manfaat
.......................................................................................................................13
Pengolahan Pangan...................................................................................... 14
B.. .Tinjauan Umum tentang Penyehatan Air untuk Parameter Fisik, Kimia dan
v
C.........Tinjauan Umum tentang Penyehatan Udara untuk Parameter Fisik dan
Biologi............................................................................................................20
D.. Tinjauan Umum tentang Penyehatan Makanan untuk Parameter Kimia dan
Mikrobiologi....................................................................................................21
.......................................................................................................................25
A. Target........................................................................................................29
B. Luaran....................................................................................................... 29
A. Gambaran Umum......................................................................................31
B. Jenis Pelaksanaan....................................................................................32
A. Hasil.......................................................................................................... 35
B. Pembahasan............................................................................................. 40
BAB IV PENUTUP.........................................................................................58
A. Kesimpulan................................................................................................58
B. Saran.........................................................................................................59
DAFTAR PUSTAKA
DOKUMENTASI
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Makassar....................................................................................36
Tabel 5.2 Hasil Pemeriksaan Sampel Air Bersih di Lego-Lego CPI Kota
Makassar....................................................................................37
Makassar....................................................................................39
vii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Analisis Situasi
terhadap kesehatan.
melalui tangan yang tidak bersih dan melalui makanan yang sudah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Makassar,
D. Manfaat
2. Bagi Penulis
3. Bagi Pembaca
Makassar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengolahan Pangan
Berbasis Risiko Sektor Kesehatan bahwa pangan olahan siap saji adalah
makanan dan/atau minuman yang sudah diolah dan siap untuk langsung
disajikan di jasa boga, hotel, restoran, rumah makan, toko roti, kafetaria,
kantin, kaki lima, gerai makanan keliling (food truck), usaha pangan
olahan siap saji yang tidak dikemas dan penjaja makanan keliling atau
usaha sejenis.
olahan siap saji baik yang bersifat komersial maupun nonkomersial. TPP
yang dimaksud dalam peraturan ini adalah TPP Komersial. TPP komersial
(UMKM).
yang perlu mendapat perhatian dan perbaikan. Dalam hal ini, informasi
pencemaran lingkungan.
Bangunan Umum.
1. MPN Coliform
CFU/100ml.
2. Besi
geologis dan semua badan air (Febrina, Laila dan Astrid Ayuna, 2014).
menjadi hitam karena akumulasi Fe. Air minum yang mengandung besi
diperlukan oleh tubuh, tetapi dalam dosis yang besar dapat merusak
ini. Kadar Fe yang lebih dari 1 mg/l akan menyebabkan terjadinya iritasi
3. Khlorida
Kelebihan ion klorida dalam air minum dapat merusak ginjal. Akan
2019).
4. Kesadahan
untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus per Aqua dan
mg/l.
Kedua unsur ini (Calsium dan Magnesium) khususnya pada
Penggunaan air untuk cuci dan mandi kelebihan unsur kalsium dan
6. pH
dalamya.
untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus per Aqua dan
dan Biologi
bebas dari kuman yang bersifat pathogen. Secara umum, angka kuman
koloni yang dapt diamati secara visual atau dengan kaca pembesar,
debu dan air, dimana hal tersebut dapat terjadi indoor maupun outdoor,
partikel debu dan uap air diudara ambien (seperti di jalan, tempat umum,
taman, lapangan, atau tempat wisata) terbang bebas membawa kuman
bersamaan dengan aktivitas manusia. Jika partikel debu dan iap air
pakaian, karena terbukanya pintu dan jendela, serta akibat buruknya unit
kuman masuk dalam pernapasan kita menjadi tinggi (Cahyono, Tri., 2017)
1. Salmonella
negatif/25g.
hewan terutama babi dan ungags. Sumber mikroba ini antara lain di
produk olahannya, ungags, telur, susu dan produk susu, ikan, udang,
kaki kodok, ragi, kelapa, salad dressing dan saus, cake mixes, toping
dan pangan penutup berisi krim, gelatin kering, selai kacang, kakao
dan cokelat. Bakteri ini dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama
Thifoid.
produk daging, termasuk daging giling serta ikan. Jangan minum susu
2. Escherchia Coli
Terdapat strain E.Coli yang pathogen dan non pathogen. E. Coli non
besar.
yaitu:
pada kolera.
berdarah)
3. Boraks
Boraks adalah senyawa kimia turunan dari logam berat Boron
bakteri. Bentuk boraks seperti Kristal putih, tidak berbau dan stabil
negative bagi tubuh jika dikonsumsi dengan dosis tertinggi yaitu 10-
4. Formalin
a. Lalat
menjadi pupa setelah 4-7 hari, larva yang telah matang akan mencari
muda sudah siap kawin dlam waktu beberapa jam keluar dari pupa.
Adapun lalat hijau berkembang biak di bahan yang cair atau semi cair
yag berasal dari hewan, daging, ikan, bangkai, sampah hewan dan
b. Tikus
relative cepat matang seksual kurang lebih 1 bulan dan lebih cepat
dari jantannya 2-3 bulan. Masa kebuntingan tikus sekitar 21 hari dan
genital dan lemak tubuh memberikan jejak bau yang selanjutnya akan
gigitan, urine dan air liur dan dapat menyebabkan berbagai penyakit
2. Metode Pengendalian
mempertimbangkan keberhasilannya.
BAB III
A. Target
Target yang disusun dapat dilihat pada tabel 3.1.
B. Luaran
dan Masjid 99 Kubah dapat diketahui tingkat risiko lingkungan yang ada
di Lego-Lego dan Masjid 99 Kubah serta dilakukan analisis dalam
BAB IV
METODE PELAKSANAAN
A. Gambaran Umum
Lego-Lego merupakan salah satu destinasi wisata favorit
jajanan. Tempat yang berbasis kuliner ini juga menjadi peluang abgi
seperti aneka hidangan ayam, ikan, sate, bakso, sosis bakar, pisang
epe, kapurung, aneka minuman seperti kopi, es teler, thai tea green
tahun 2017 dan diresmikan pada tahun 2022, namun saat ini masjid
masih dalam proses tahap finishing. Kemudian ini juga menjadi ikon
(id.wikipedia.org).
B. Jenis Pelaksanaan.
yaitu:
a. Pengumpulan Pustaka
b. Penelitian Lapangan
seperti:
a) Melakukan analisis tingkat risiko lingkungan pada
Tikus
Kuman di Udara
Kesadahan.
A. Hasil
rendah.
Tabel 5.2 Hasil Pemeriksaan Sampel Air Bersih di Lego-Lego CPI Kota
Makassar
No Jenis Waktu Parameter Hasil Standar
Sampel Pengambilan Pemeriksaan
MPN Coliform 1100 50
Jumlah Jumlah
per 100 per 100
ml ml
Besi 0,1 1 mg/l
mg/l
Air Minggu
Khlorida 20,99 600 mg/l
1 Bersih 17 September
mg/l
(PDAM) 2023
Kesadahan 46,1 500 mg/l
mg/l
pH 6,8 6,5-8,5
Suhu 28℃ Suhu
ruangan
+3
Sumber: Data Primer, 2023
Kota Makassar
a. Pencahayaan
yaitu 31,1℃ .
7+12+24+ 12
ALT =
4
Makassar
a. Lalat
b. Jentik Nyamuk
c. Tikus
B. Pembahasan
b. Masjid 99 Kubah
seperti risiko jatuh karena lantai yang licin dan ada beberapa
b. Besi
lapisan geologis dan semua badan air (Febrina, Laila dan Astrid
Ayuna, 2014).
2014).
c. Khlorida
d. Kesadahan
2001).
e. pH
kimia di dalamya.
a. Pencahayaan
tempat dan fasilitas umum standar untuk angka kuman yaitu 700
untuk dikonversi dalam satuan coloni forming unit per meter kubik
(CFU/cm3).
media yaitu partikulat debu dan air, dimana hal tersebut dapat
terjadi indoor maupun outdoor, partikel debu dan uap air diudara
dengan aktivitas manusia. Jika partikel debu dan iap air berada di
udara ambien dalam beberapa waktu, maka risiko kuman masuk
a. Salmonella
dan daging ayam olahan (bakso, sosis, naget, burger) untuk jenis
cemaran mikroba Salmonella sp batas maksimumnya yaitu
negatif/25g.
negative.
hewan terutama babi dan ungags. Sumber mikroba ini antara lain
daging mentah unggas mentah dan pangan hasil laut mentah, dll.
susu, ikan, udang, kaki kodok, ragi, kelapa, salad dressing dan
saus, cake mixes, toping dan pangan penutup berisi krim, gelatin
kering, selai kacang, kakao dan cokelat. Bakteri ini dapat bertahan
b. Escherchia Coli
pada kolera.
berdarah)
7388:2009).
c. Boraks
dengan dosis tertinggi yaitu 10-20 gr/kg berat badan dewasa dan
d. Formalin
negative (-).
dkk.,2016).
Makassar
g. Lalat
hari, larva yang telah matang akan mencari tempat yang kering
lalat dewasa tiga hari kemudian. Lalat dewasa muda sudah siap
kawin dlam waktu beberapa jam keluar dari pupa. Setiap ekor
atau semi cair yag berasal dari hewan, daging, ikan, bangkai,
h. Tikus
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
hasil IKL pada Lego-Lego untuk Pengelola didapatkan hasil 77, Sentra
risiko penyehatan air, udara, makanan, tanah dan vektor yaitu sebagai
berikut:
air bersih di CPI Kota Makassar pada Air bersih jumlah MPN
yaitu 46,1 mg/l, klorida yaitu 20,99 mg/l, pH 6,8 dan suhu 28 ℃
B. Saran
Yogyakarta:Deepublish
Febrina, Laila dan Astrid Ayuna.2014. Penurunan Kadar Besi (Fe) dan
(https://www.pijarnews.com/spot-pantai-losari-lego-lego-jadi-
Oktober 2023)
(Online) (https://bisniskumkm.com/lego-lego-ikon-kuliner-baru-
(https://www.neliti.com/publications/157417/zeolit-untuk-
(https://uia.e-journal.id/biosains/artic;e/download/1565/883)
2023)
Methods.(Online)
(https://journa.its.ac.id/index.php/sewagati/artivcle/view/295/210
Oktober 2023)
2023)
B. Pemeriksaan Sampel
Tandai pada
nilai jika
persyaratan
No Kriteria Penilaian tidak
terpenuhi
TPP
1 2
A Umum
Tersedia tempat pencucian peralatan dan bahan pangan 2 2
a. Menggunakan air mengalir 2 2
1 b. Pencucian tidak dilakukan di area sumber
kontaminasi (kamar mandi, jamban, kamar mandi 3 3
umum)
Tersedia tempat cuci tangan, dengan:
2 a. Air mengalir 3 3
b. Sabun cuci tangan 3 3
3 Tersedia tempat sampah yang tertutup 2 2
Tersedia tempat penyimpanan pangan yang bersih
4 terlindung dari bahan kimia, serta vektor dan binatang 2 2
pembawa penyakit
Tersedia tempat penyimpanan peralatan yang bersih
5 2 2
terhindar dari vektor dan binatang pembawa penyakit
Tempat penyimpanan bukan merupakan jalur akses ke
6 2 2
kamar mandi atau jamban
Tidak ada vektor dan binatang pembawa penyakit atau
7 3 3
hewan peliharaan berkeliaran di area ini
Tidak ada bahan kimia non pangan yang disimpan
8 bersebelahan dengan bahan pangan atau pangan 3 3
matang
Lantai:
9 a. Rata 1 1
b. Mudah dibersihkan 1 1
Memiliki Ventilasi udara, dengan: 1 1
a. Bahan kuat dan tahan lama 1 1
b. Jika terbuka, memiliki kasa anti serangga yang
10 1 1
mudah dilepas dan dibersihkan
c. Jika menggunakan exhaust atau air conditioner maka
1 1
kondisi terawatt berfungsi dan bersih
B Pemilahan dan Penyimpanan Bahan Pangan
Bahan Pangan:
1 a. Mutu Baik 1 1
b. Utuh dan tidak rusak 1 1
2 Bahan baku pangan dalam kemasan:
a. Memiliki Label 2 2
b. Terdaftar atau ada izin edar 2 2
c. Tidak Kadaluwarsa 2 2
d. Kemasan tidak rusak (menggelembung, bocor,
2 2
penyok atau berkarat)
Jika terdapat kulkas untuk penyimpanan pangan, maka:
a. Bersih 2 2
3 b. Tersusun rapi sesuai jenis pangan (matang di atas
2 2
dan mentah di bagian bawah
c. Tidak terlalu padat
Bahan Pangan
a. Disimpan terpisah dan dikelompokkan menurut
jenisnya dalam wadah yang bersih dan tara pangan 2 2
(food grade)
4 b. Disimpan pada suhu yang tepat sesuai jenisnya 2 2
c. Penyimpanan menerapkan prinsip First in First Out
2 2
(FIFO) dan First Expired First Out (FEFO)
d. Tertutup untuk mencegah akses bebas cektor dan
2 2
binatang pembawa penyakit
C Persiapan dan Pengolahan/Pemasakan Pangan
1 Pencahayaan cukup terang 2 2
Bahan pangan yang digunakan dibersihkan dan dicuci
2 2 2
dengan air mengalir sebelum dimasak
3 Melakukan thawing/pelunakan dengan benar 2 2
Pangan dimasak dengan suhu yang sesuai dan matang
4 3 3
sempurna
5 Personel yang bekerja pada area ini
a. Sehat dan bebas dari penyakit menular 3 3
b. Menggunakan APD (Alat Pelindung Diri):
1) Celemek 2 2
2) Masker 3 3
3) Hairnet/penutup rambut 3 3
c. Berkuku pendek, bersih dan tidak memakai pewarna
3 3
kuku
d. Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir sebelum dan secara berkala saat mengolah 3 3
pangan
e. Tidak menggunakan perhiasan dan aksesoris lain
(cincin, gelang, bros dan lain-lai) ketika mengolah 3 3
pangan
f. Pada saat mengolah pangan:
1) Tidak merokok 3 3
2) Tidak bersin atau batuk diatas pangan langsung 3 3
3) Tidak meludah sembarangan 3 3
4) Tidak mengunyah makanan/permen 3 3
5) Tidak menangani pangan langsung setelah
menggaruk-garuk anggota badan tanpa mencuci
3 3
tangan atau menggunakan hand sanitizer terlebih
dahulu
g. Mengambil pangan matang menggunakan sarung 3 3
tangan atau alat bantu (contoh sendok, penjapit
makanan)
h. jika terluka maka luka ditutup dengan
perban/sejenisnya dan ditutup penutup tahan air dan 3 3
kondisi bersih
i. melakukan pemeriksaan kesehatan minimal 1 kali
2 2
dalam setahun
j. sudah mendapatkan penyuluhan keamanan pangan
3 3
saji
D Peralatan (termasuk meja tempat pengolahan)
Peralatan untuk pengolahan pangan:
a. Bahan Kuat 2 2
b. Tidak berkarat 3 3
c. Tara Pangan (food grade) 3 3
1 d. Bersih sebelum digunakan 3 3
e. Setelah digunakan kondisi bersih dan kering 2 2
f. Berbeda untuk pangan matang dan pangan mentah 3 3
g. Peralatan masak/makan sekali pakai tidak dipakai
3 3
ulang dan food grade
Alat pengering peralatan seperti lap/kain majun selalu
2 dalam kondisi bersih dan diganti secara ruti untuk 3 3
menghindari kontaminasi silang
Peralatan pembersih tidak menyebabkan kontaminasi
3 silang (tidak boleh menggunakan sapu ijuk atau 3 3
kemoceng)
E Penyajian Pangan Matang
Pangan matang yang mudah rusak harus sudah
1 3 3
dikonsumsi 4 jam setelah matang
2 Pangan matang panas dijaga pada suhu >60℃ 3 3
3 Pangan matang dingin dijaga pada suhu <5℃ 3 3
Jika terdapat menu pangan segar yang langsung
dikonsumsi seperti buah potong dan salad, maka
4 pangan tersebut disimpan dalam suhu di bawah 5℃ 3 3
(lemari pendingin) atau di wadah bersuhu
dingin/(coolbox)
Es batu sebagai pangan dibuat dari air matang/sudah
5 3 3
dimasak atau dari sumber terpercaya
pangan matang sisa yang sudah melampaui batas waktu
6 3 3
konsumsi dan suhu penyimpanan tidak boleh dikonsumsi
Air untuk minum sesuai dengan standar kualitas air
7 3 3
minum/air sudah diolah/dimasak
Pangan yang tidak dikemas harus disajikan dengan
8 penutup(tudung saji) atau didalam lemari display yang 3 3
tertutup
tempat memajang pangan matang tidak terjadi kontak
9 3 3
dengan vektor dan binatang pembawa penyakit
E Pengemasan Pangan Matang
Pengemasan dilakukan secara hygiene (personil cuci
1 tangan dan menggunakan sarung tangan dengan kondisi 3 3
baik)
Pengemasan pangan matang harus dalam wadah
2 3 3
tertutup dan tara pangan (food grade)
Total Ketidak Sesuaian 25
Lampiran 3. Formulir Hasil Inspeksi Kesehatan Lingkungan Mesjid 99
Kubah CPI Kota Makassar
1. Alat
1. Tabung MPN
2. Pipet Ukur
3. Tabung Reaksi
2. Bahan
1. Sampel
Bile Broth).
3. Prosedur kerja
bakteri.
Coliform non-EC.
Escherichia coli.
1. Alat
1. Gelas Erlemeyer
2. Inkubator
3. Tabung reaksi
4. Petridis
5. Lampu spritus
6. Ose
7. Beaker glas
8. Gelas ukur
9. Batang pengaduk
10. Autoclave
2. Bahan
2. Aquadest Steril
3. Media EC-Medium
B. Cara kerja
1. Tes perkiraan
tabung.
2. Tes penegasan
3. Tes lengkap
plambir
a) Alat
1. Timbangan
2. Glass Erlemenyer
3. Incubator
4. Tabung reaksi
5. Petridish
6. Lampu spritus
7. Ose
8. Beacker glas
9. Blender
11. Autoclave
b) Bahan
1. Sampel
2. Aquadest
5. Media gula-gula
6. Media TSIA
c) Prosedur Kerja
HARI I
37ºC
HARI II
selama 1 x 24 jam
perubahan warna dari jernih menjadi keruh dan ada gas dalam
saat
HARI III
selama 1 x 24 jam
4. Ambil 1-2 mata ose pada media sebelumnya (Endo Agar) yang
diflambir kemudian masukkan mata ose 1-2 mata ose, flambir dan
tutup
6. Pindahkan ose ke media gula-gula ke dua (Manit), mulut tabung
yang berisi manit diflambir dan masukkan ose 1-2 mata ose
lereng dan tusuk hingga ke dasar, kemudian tarik ose secara hati-
hati
incubator
HARI IV
+AG dan apabila hanya terjadi perubahan warna saja dan tidak
1) Alat
a) Lumpang
b) Petridish
c) Oven
d) Pipet ukur
e) Pipet tetes
f) Cawan porselin
2) Bahan
a) Sampel
d) Kertas boraks
2. Prosedur Kerja
merata.
A. Alat
d. Pengaduk h. Timbangan
B. Bahan
a. Sampel
b. Aquadest
Prosedur Kerja
A. Alat
c. Pipet volume 25 mL
d. Pipet ukur 10 mL
e. Pipet gelas
f. Spatula
g. Botol semprot
B. Bahan
d. Air suling
C. Prosedur Kerja
dari 15 mL, encerkan contoh uji dengan air suling dan ulangi
Langkah 1-4
yang digunakan
Lampiran 10. Cara Pemeriksaan Khlorida
1. Alat
1. Buret
2. Labu takar
3. Gelas piala
4. Pipet
5. Kertas pH
6. Pengaduk
2. Bahan
2. Kl kristal
4. Indicator kanji
3. Prosedur Kerja
Cl2/L) atau kurang dari 500 mL. (kadar klor lebih dari 10 mg Cl2/L)
tampak)
3. Campuraan larutan dititrasi dengan menggunakan Na2S2O3 0,01 N –
1. Alat
i. Beaker Glass
j. Gelas Ukur
k. Tabung Reaski
l. Pipet Tetes
2. Bahan
1. Sampel
3. Prosedur kerja
1. Siapkan sampel air yang akan diperiksa dalam sebuah beaker glass.
3. Jika air tidak berwarna merah muda (tidak ada perubahan warna),
yang muncul menunjukkan adanya ion besi ferrous (Fe) dalam sampel
air.
5. Jika perubahan warna terjadi, tambahkan ammonium thiocyanate
6. Amati perubahan warna yang terjadi. Munculnya warna merah tua atau
1. Alat
1. pH meter
2. Erlenmeyer
3. Alat tulis
2. Bahan
1. Aquades
3. Prosedur Kerja
kedalam Erlenmeyer
semula
Lampiran 14. Cara Pemeriksaan Telur Cacing di Tanah
1. Alat
a. Tabung reaksi
b. Glass ukur
d. Mikroskop
e. Objek Glass
f. Deck glass
2. Bahan
a. Larutan NaCl
b. Eosin
c. Aquadest
d. Sampel tanah
A. Cara Kerja
1. Timbang sampel tanah yang telah dibersihkan dari kerikil dan daun-
tanah
4. Aduk dengan kaca pengaduk hingga merata dan diamkan selama 1
jam
7. Endapan tanah yang ada ditambah dengan larutan NaCl jenuh yang
menit
11. Tutup tabung dengan deck glass dan tunggu selama 30 menit
12. Pindahkan deck gelas ini keatas objek glass, lalu tambahkan eosin
sebagai pewarna
1. Fly Grill
3. Stopwatch
4. Kamera
5. ATK
B. Cara Kerja
ditentukan
4. Kemudian hitung berapa jumlah lalat yang hinggap pada fly grill
tersebut
7. Setelah 30 detik pertama, catat hasil dan jumlah lalat yang hinggap
pada fly grill tersebut pada kertas blanko yang telah disediakan, dan
kemudian dirata-ratakan
9. Hasil rata-rata adalah angka kepadatan lalat dengan satuan ekor per
block grill
4. Lux Meter
5. ATK
2. Cara Kerja
akan di ukur.
8. Catat hasil
Lampiran 17. Cara Pengukuran Kelembaban dan Suhu
1. Thermhygrometer
2. ATK
B. Cara kerja
kelembaban
5. Catat hasil
Lampiran 18. Cara Pengukuran Angka Kuman di Udara
1. Alat
1. Pipet ukur 10 ml streril
2. Lampu bunsen
3. Korek api dan tali kenur
4. Incubator
5. Koloni counter
6. Cawan petri (petridish)
7. Kertas label
8. Kertas paying
2. Bahan
3. Prosedur Kerja