Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS POTENSI DAMPAK KEBIJAKAN REKLAMASI PANTAI

TELUK MANADO TERHADAP LINGKUNGAN


Maulidya Rohadatul A., Mia Febriantie, Nahdah Nabilah
Mahasiswa Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional
Email: bila.nabilah02@gmail.com

ABSTRAK
Manado merupakan ibu kota provinsi Sulawesi Utara yang memiliki potensi
pariwisata serta perekonomian yang sangat menarik. Adanya daya tarik ini
menimbulkan ruang di wilayah Manado kurang. Mengatasi hal tersebut, pemerintah
mengambil kebijakan reklamasi di wilayah Teluk Manado. Kebijakan reklamasi ini
tentunya menimbulkan dampak bagi keadaan lingkungan di wilayah sekitarnya,
terutama wilayah kelautan. Dalam hal ini, pemerintah memiliki andil yang cukup
besar guna mencegah serta memperbaiki kemungkinan kerusakan yang ditimbulkan.
Kata kunci: Reklamasi, Kerusakan Lingkungan, Kebijakan, Dampak
ABSTRACT
Manado is the capital city of North Sulawesi province which has very attractive
tourism and economic potential. This attraction leaves less space in the Manado
area. To overcome this, the government adopted a reclamation policy in the Manado
Bay area. This reclamation policy certainly has an impact on environmental
conditions in the surrounding area, especially in the marine area. In this case, the
government has a big enough share in preventing and repairing the possible damage
caused.
Keywords: Reclamation, Environmental Damage, Policy, Impact

A. Pendahuluan
Manado sebagai ibu kota provinsi dari Sulawesi Utara, yang berada di tepi
pantai laut Sulawesi, persisnya di Teluk Manado. Manado memiliki luas wilayah
daratan seluas 15.726 hektar. Manado juga merupakan kota pantai yang memiliki
garis pantai sepanjang 18,7 kilometer dan mampu menyimpan potensi ekonomi
yang sangat besar. Kota Manado adalah kota yang terkenal bagi wisatawan baik
lokal, nasional, maupun internasional akan keindahan pantainya. Dengan
keindahan alam yang terdapat di Manado banyak masyarakat yang ingin
bertempat tinggal di sana. Oleh karena itu, terdapat beberapa orang yang berpikir
untuk mencari lahan kosong untuk kebutuhan hidupnya dan berpotensi untuk
menambah nilai pemasukan kota Manado.
Dengan adanya hal tersebut, kebutuhan tanah di Manado semakin
meningkat dikarenakan kenaikan jumlah penduduk yang cukup besar. Kebutuhan
akan tanah menjadi semakin vital, namun tidak mungkin terbarukan, menjadikan
reklamasi menjadi pilihan pemerintah sebagai usaha untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat akan lahan yang kurang. Reklamasi sendiri adalah proses pengurukan
wilayah pantai menjadi wilayah daratan. Reklamasi pantai sendiri dilakukan
sebagai upaya untuk memperluas wilayah daratan dengan berbagai tujuan.
Reklamasi ini telah menjadi sah dan telah dipraktekkan secara luas di seluruh
penjuru dunia dan telah menjadi lazim karena telah menjadi hukum Kabiasaan
Internasional (Customary International Law).
Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh Orang dalam rangka
meningkatkan manfaat sumber daya lahan ditinjau dari sudut lingkungan dan
sosial ekonomi dengan cara pengurugan, pengeringan lahan atau drainase.
Reklamasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil dilakukan dalam rangka
meningkatkan manfaat dan/atau nilai tambah Wilayah Pesisir dan PulauPulau
Kecil ditinjau dari aspek teknis, lingkungan, dan sosial ekonomi. Pada dasarnya
kegiatan reklamasi pantai tidak dianjurkan, namun dapat dilakukan dengan
memperhatikan beberapa alasan, yaitu kebutuhan pengembangan kawasan budi
daya yang telah ada di sisi daratan, merupakan Kawasan perkotaan yang cukup
padat dan membutuhkan pengembangan wilayah daratan untuk
mengakomodasikan kebutuhan yang ada, berada di luar Kawasan hutan bakau
yang merupakan Kawasan lindung atau taman nasional, cagar alam, dan suaka
marga satwa, bukan merupakan Kawasan yang berbatasan atau dijadikan acuan
batas wilayah dengan daerah atau negara lain.
Reklamasi pantai di Manado dilakukan dengan tujuan untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat akan lahan. Reklamasi pantai di Manado dimulai pada 20
Juli 1995 yang mana direalisasikan dengan dibuatnya perjanjian kerjasama antara
pemerintah daerah tingkat II Kota Manado dengan PT Megasurya Nusa Lestari,
selaku pihak pemohon reklamasi pantai Manado, yang tertulis dalam surat
perjanjian Nomor 10/Pks/Hkm/1995 tentang reklamasi pantai Manado.
Distujuinya surat perjanjian ini meresmikan pembentukan reklamasi pantai di
Manado.
Legalnya reklamasi pantai di Manado tentunya harus memperhatikan aspek
lingkungan dalam pengambilan keputusannya serta kesesuaian dengan RTRW di
Manado. Berdasarkan penelitian dari Hizkia Israel Lolombulan dengan judul
“Aspek Hukum Lingkungan dalam Pelaksanaan Reklamasi Pantai di Sepanjang
Kawasan Bisnis Boulevard Kota Manado” pelaksanaan reklamasi pantai di
wilayah Manado telah sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
wilayah Manado, yang sesuai dengan Perda Kota Manado No 1 Tahun 2014
Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Manado. Dalam tulisan ini,
kami ingin membahas mengenai potensi dampak yang mungkin terjadi terhadap
lingkungan daerah reklamasi di Manado, serta bagaimana solusi yang diberikan
pemerintah, untuk mengatasi dampak dari reklamasi tersebut.

B. Metode Penelitian
Jenis Penulisan
Penulisan paper ini bersifat deskriptif analisis. Metode deskriptif analisis
adalah metode pemecahan masalah dengan cara mendeskripsikan,
menyimpulkan, menggambarkan dan menganalisis suatu kondisi objek yang
dikaji dari sudut pandang peneliti berdasarkan hasil studi literatur.
Fokus Penelitian
Fokus dalam penelitian kami adalah potensi dampak reklamasi pantai yang
mungkin terjadi terutama terhadap lingkungan di wilayah reklamasi pantai di
wilayah Manado serta kebijakan yang dapat diambil pemerintah untuk
meminimalisir dampak lingkungan dari reklamasi pantai di Manado.
Sumber Data
Sumber data yang digunakan pada tulisan ini adalah sumber data sekunder,
yang diperoleh dari literatur-literatur yang menunjang. Literatur tersebut meliputi
artikel, jurnal ilmiah, serta data-data lain yang dibutuhkan.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada paper kali ini menggunakan studi
kepustakaan, dilakukan dengan cara mengupulkan data-data sekunder yang
berhubungan dengan fokus penelitian ini. Berdasarkan data-data tersebut kami
akan mengunakannya sebagai bahan analisis dalam tulisan ini.
Teknik Analisis Data
Proses menganalisis data dilakukan ketika seluruh data sudah terkumpul.
Analisis data dilakukan dengan cara membaca, mempelajari dan menelaah serta
membandingkan berbagai sumber pustaka dan menginterpretasikannya.

C. Hasil dan Pembahasan


1. Potensi Dampak Reklamasi Pantai di Manado terhadap Lingkungan
a. Pencemaran Lingkungan
Pencemaran lingkungan bisa disebabkan karena adanya pencemar
yang mempengaruhi wilayah tersebut. Adanya reklamasi pantai di Teluk
Manado tentunya tidak menutup kemungkinan bahwa terjadi reklamasi
pantai di wilayah Teluk Manado. Penelitian yang pernah dilakukan tentang
kandungan merkuri (Hg) di perairan sekitar Teluk Manado perlu di telaah
seberapa besar kandungan merkuri yang ada di perairan laut atas buangan
air limbah kearah laut sekitar diteliti. Penelitian mengenai dampak secara
ekologi perlu tetap dilakukan untuk mencegah terjadinya pencemaran yang
terlalu parah nantinya. Pencemaran lingkungan sangat berpengaruh
terhadap kelangsungan hidup dari anggota lingkungan tersebut.
b. Rusaknya Ekologi Laut
Adanya reklamasi pantai akan mengakibatkan berkurangnya wilayah
laut dan bertambahnya daratan. Kerusakan ekologi ini sudah banyak
dialami dibeberapa wilayah reklamasi lain, misalnya di wilayah Jakarta dan
Ternate. Kerusakan di kedua wilayah ini sudah sepatutnya menjadi
pertimbangan bagi pemerintah Kota Manado untuk mengkaji masalah
reklamasi ini. Kerusakan ekologi di wilayah reklamasi ini mengakibatkan
rusaknya terumbu karang di perairan tersebut. Misalnya di pantai
Malalayang Dua.

Karang yang rusak akibat


terkena batuan reklamasi

Kerusakan yang terjadi di Jakarta, misalnya di Kawasan Muara


Angke Teluk Jakarta Menurut Santoso (2012) nilai manfaat rata-rata hutan
mangrove di kawasan Muara Angke Teluk Jakarta pada 2012 adalah
305.186.036 Rp/ha/tahun. Dengan luasan hutan mangrove di Teluk Jakarta
sekitar 354 ha, maka nilai total manfaat hutan mangrove di Teluk Jakarta
adalah Rp. 108 Milyar/tahun. Adanya reklamasi pantai yang dilakukan
tentunya mengurangi manfaat rata-rata dari hutan mangrove yang ada.
Selain di Jakarta, kerusakan wilayah ekologi juga terjadi di wilayah
Ternate, yaitu di wilayah Pantai Toboko dan pantai di Kelurahan
Gamalama. Kerusakan ini mengakibatkan keanekaragaman hayati di
wilayah tersebut ulai punah, yaitu hilangnya berbagai spesies mangrove,
punahnya spesies ikan, kerrang, kepiting, burung, dan berbagai
keanekaragaman lainnya. Di wilayah pantai di Kelurahan Gamalama
berpengaruh pada terumbu karang. Penggunaan tanah urugan yang terlepas
ke perarairan mengakibatkan terjadinya sedimentasi di sekitar lokasi
reklamasi.
c. Meningkatnya Potensi Banjir
Meningkatnya potensi banjir bisa diakibatkan karena adanya
reklamasi dikarenakan proses reklamasi ini mengubah bentang lama
(geomorfologi) dan aliran air (hidrologi) di kawasan reklamasi tersebut.
Perubahan tersebut antara lain kelandaian, komposisi sedimen sungai, pola
pasang surut, pola arus laut, dan merusak kawasan tata air. Reklamasi di
Manado tentunya cuku dikhawatirkan karena mengancam pemukiman
penduduk di dekat pesisir. Banjir yang melanda Kawasan di Manado kerap
terjadi saat musim hujan dan memuncak di setiap Februari. Meningkatnya
potensi banjir akibat reklamasi terjadi di Ternate, dimana di mana
disebabkan karena buruknya system drainase perkotaan, sehingga
meluapnya air ke badan jalan.
d. Mengeruhnya perairan daerah reklamasi
Mengeruhnya perairan di daerah reklamasi dapat menurunkan peran
ekologis sebagai daerah asuhan berbagai biota peraira, seperti ikan, udang,
dan lain-lain akibat menurunnya daya dukung lingkungan. Peningkatan
kekeruhan ini mengakibatkan terhambatnya cahaya matahari yang masuk
ke air, sehingga mengganggu produksi dan keragaman fitoplankton di
kolam air. Penurunan terjadi di 2016 dibandingkan 2014, sebagaimana hal
ini terjadi di Teluk Jakarta. Penurunan keanekaragaman fitoplankton yang
telah terjadi di Teluk Jakarta ini perlu menjadi perhatian bagi pemerintah
Kota Manado dalam mengkaji kebijakan reklamasinya.
e. Bencana Ekologis Pantai Manado
Dinamika oseanografi dan abrasi/pengerusan pesisir teluk manado
sisi selatan malalayang-kalasey-bulo adalah akibat dari
penimbunan/reklamasi sejak akhir 1997 dipusat kota manado. Secara
umum ancaman abrasi pantai terbesar terletak pada wilayah Malalayang-
Kalasey-Bulo. Namun abrasi cendrung terjadi didaerah sekitar tanjung.
Sedangkan pada kawasan Kalasey yang telah direklamasi terletak diantara
2 terumbu besar yang cendrung mengecil apalagi pantainya telah diproteksi
T-groin.

Pemodelan arus pasang surut di Teluk Manado


Masih banyak dampak lain yang dapat ditimbulkan dengan adanya
reklamasi ini, misalnya dengan berubahnya pasang surut ait laut, bergesernya
wilayah tangkapan ikan, tingginya sedimentasi di laut, serta berbagai macam
dampak lainnya.
2. Kebijakan yang Hendaknya Diambil oleh Pemerintah
a. Tindakan Preventif
Tindakan preventif yaitu tindakan pencegahan agar tidak muncul dampak
negative dari pelaksanaan reklamasi pantai. Tindakan pencegahan ini
dimaksudkan untuk meminimalisasi dampak yang mungkin akan muncul
akibat reklamasi pantai yang terjadi. Tindakan ini bisa berupa:
1. Pelaksanaan riset sebelum diambilnya keputusan reklamasi.
2. Penyesuaian Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dengan
memperhatikan aspek lingkungan.
3. Konsultasi dengan para ahli dengan kemungkinan dampak yang dapat
terjadi jika dilaksanakan reklamasi pantai.
b. Tindakan Kuratif
Tindakan kuratif merupakan tindakan yang paling diperlukan saat ini,
yaitu memberikan solusi dari dampak kerusakan yang telah terjadi akibat
dilaksanakannya reklamasi pantai ini. Tindakan tersebut bisa berupa:
1. Penanaman kembali wilayah-wilayah mangrove, guna tempat hidup
baru bagi biota laut.
2. Berkoordinasi dengan ahli guna memperbaiki wilayah yang
mengalami kerusakan.
c. Pengembangan
Tindakan pengembangan perlu dilakukan dengan memberikan solusi masa
depan terhadap dampak positif dan negatif dari dilaksanakannya reklamasi
pantai. Pengoptimalan keadaan yang telah terjadi perlu dilakukan agar
sumber daya yang didapat dapat termanfaatkan secara optimal. Tindakan
pengembangan bisa dilakukan dengan:
1. Pengambilan Tindakan hukum di masa depan, jika dirasa keputusan ini
semakin besar potensinya dalam menciptakan kerusakan.

D. Kesimpulan
Berdasarkan hasil studi pustaka yang telah kami lakukan, dapat
disimpulkan bahwa wilayah Manado merupakan salah satu tempat yang menjadi
cukup padat karena keindahan dan potensi alamnya. Oleh karena itu, perlu
dilaksanakan perluasan wilayah. Jalan yang diambil oleh pemerintah adalah
dengan melaksanakan reklamasi pantai di Teluk Manado. Reklamasi ini telah
dilegalkan dalam aspek yuridisnya. Namun, kajian ekologinya masih harus tetap
diperhatikan. Adanya reklamasi ini berdampak dengan terjadinya pencemaran
lingkungan, rusaknya ekologi laut, meningkatnya potensi banjir, mengeruhnya
daerah sekitar reklamasi, dan masih banyak lagi. Dampak yang ditimbulkan ini
tentunya perlu menjadi perhatian pemerintah. Tindakan yang harus dilakukan
pemerintah berupa tindakan preventif, kuratif, dan pengembangan. Tindakan ini
perlu dilakukan guna mencegah, memperbaiki, serta memberi solusi akan
dampak yang ditimbulkan dari reklamasi pantai.

Daftar Pustaka
Djainal, H., 2017. Analisis reklamasi pantai kota ternate dan pengaruhnya terhadap
lingkungan fisik kawasan pesisir. Jurnal Tekhnologi, 16(2), pp.2099-2104.

Lolombulan, H.I., 2017. Aspek Hukum Lingkungan dalam Pelaksanaan Reklamasi


Pantai di Sepanjang Kawasan Bisnis Boulevard Kota Manado. LEX
ADMINISTRATUM, 5(7).

Polimpung, E.Y., 2015. Kajian Lingkungan Hidup Strategis Terhadap Dampak


Pencemaran Teluk Manado. LEX ADMINISTRATUM, 3(8).

Puspasari, R., Hartati, S.T. and Anggawangsa, R.F., 2018. Analisis dampak reklamasi
terhadap lingkungan dan perikanan di Teluk Jakarta. Jurnal Kebijakan
Perikanan Indonesia, 9(2), pp.85-94.

Wowor, C., Dengo, S. And Londa, V., 2019. Dampak Kebijakan Reklamasi Pantai
Boulevard Pada Masyarakat Nelayan Kecamatan Sario Kota Manado. Jurnal
Administrasi Publik, 5(77).

Said, M., 2019. Reklamasi dan dampaknya terhadap wilayah pesisir pantai Toboko,
Kota Ternate. Dintek, 12(2), pp.83-91.

Sirapanji, D., 2013. Status Hukum Tanah Reklamasi Pantai Kota Manado
Berdasarkan Undang-Undang Agraria No. 5 Tahun 1960. Lex
Administratum, 1(2).

Rumengan, P.F., 2016. Aspek Hukum Lingkungan dalam Pelaksanaan Reklamasi


Pantai Kawasan Bisnis Boulevard Kota Manado. Lex Et Societatis, 4(2.1).

Tokeshi, M.U.T.S.U.N.O.R.I., Yoko-O, M.A.K.O.T.O., Daud, J.R.P. and Domitis,


M., 2006. Hypolycaena erylus feeding on mangrove apple and attended by
Oecophylla weaver ants, in North Sulawesi, Indonesia (Lepidoptera:
Lycaenidae). Tropical Lepidoptera Research, pp.35-36.

Yang Tersisa dari Pantai Kami… : Mongabay.co.id

Anda mungkin juga menyukai