Anda di halaman 1dari 29

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Struktur P4T
1. Gambaran Umum Administrasi Kalurahan
Secara administratif Kalurahan Panggungharjo terdiri dari 14
Pedukuhan yang terbagi menjadi 118 RT yang mendiami wilayah seluas
560,966,5  Ha. Gambar berikut ini adalah nama pedukuhan yang berada di
Kalurahan Panggungharjo.

Gambar 5.1 Peta Administrasi Kalurahan Panggungharjo

Kalurahan Panggungharjo merupakan salah satu Kalurahan di


Kabupaten Bantul yang secara langsung berbatasan dengan kota
Yogyakarta yang merupakan ibu kota D.I. Yogyakarta.  Secara lebih
lengkap batas-batas Kalurahan Panggungharjo adalah sebagai berikut:

Sebelah utara : Kota Yogyakarta


Sebelah timur : Kalurahan Bangunharjo, Kecamatan Sewon
Sebelah Selatan : Kalurahan Timbulharjo, Kecamatan Sewon
Sebelah Barat :Kalurahan Pendowoharjo Kecamatan Sewon dan
Kalurahan Tirtonirmolo Kecamatan Kasihan

2. Struktur Pemilikan Tanah

Tabel 5.1 Analisis Struktur Pemilikan Tanah

Status kepemilikan tanah menjadi bukti tertulis yang diakui secara


hukum dan dibuat dalam bentuk sertifikat yang dikeluarkan oleh Badan
Pertanahan Nasional (BPN). Status kepemilikan tanah diatur dalam
Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) No. 5 Tahun 1960 tentang
Pokok-Pokok Agraria. Kepemilikan tanah di Desa Panggungharjo dapat
dibilang cukup baik, karena jumlah tanah yang sudah bersertipikat lebih
banyak daripada yang belum bersertipikat. Dalam analisis kepemilikan
tanah kami mengelompokkan tanah dari luas penguasaan tanahnya baik
yang sudah bersertipikat dan belum bersertipikat. Tanah yang sudah
bersertipikat sejumlah 7642 bidang dengan total luas 2591866 m² dan
tanah yang belum bersertipikat sejumlah 5377 bidang dengan total luas
2544366 m², dengan rincian sebagai berikut :
a. Luasan 1 – 2000 terdapat 7586 bidang bersertipikat dengan total
luasan 2268417 m² dan 5274 belum bersertipikat dengan total luas
1909677 m².
b. Luasan 2001 – 4000 terdapat 36 bidang bersertipikat dengan total
luasan 93122 m² dan 62 bidang belum bersertipikat dengan total
luasan 168604 m².
c. Luasan 4001 – 6000 terdapat 5 bidang bersertipikat  dengan total
luasan 23529 m² dan 15 bidang belum bersertipikat dengan total
luasan 75267 m².
d. Luasan 6001 – 8000 terdapat 5 bidang bersertipikat dengan total
luasan 35233 m² dan 10 biang belum  bersertipikat dengan total
luasan 66295 m².
e. Luasan 8001 – 10000 terdapat 2 bidang bersertipikat dengan  total
luasan 17258 m² dan 5 bidang belum bersertipikat dengan total
luasan 45094 m².
f. Luasan 10001 – 12000  terdapat 3 bidang bersertipikat dengan  total
luasan 32079 m² dan 2 bidang belum bersertipikat dengan total
luasan 21285 m².
g. Luasan 12.001 – 14000 hanya terdapat 1 bidang bersertipikat dengan
luas 13877 m² dan 2 bidang belum bersertipikat dengan total luasan
24819 m².
h. Luasan 14.001 – 16.000 hanya terdapat 1 bidang bersertipikat
dengan luas 14282 m² dan 1 bidang belum bersertipikat dengan luas
14610 m².
i. Luasan 16.001 – 18.000 hanya terdapat 1 bidang bersertipikat
dengan luas 17375 m².
j. Luasan 18.001 – 20.000 hanya terdapat 1 bidang bersertipikat
dengan luas 19256 m².
k. Luasan 22.001 – 24.000 hanya terdapat 2 bidang yang belum
bersertipikat dengan total luas 44325 m².
l. Luasan 36.001 – 38.000 hanya terdapat 1 bidang yang belum
bersertipikat dengan luas 36613 m².
m. Luasan >40.000 terdapat 1 bidang bersertipikat dengan luas 57438
m² dan 3 bidang belum bersertipikat dengan total luas 137777 m².
Berikut ini adalah gambaran analisis dari peta kepemilikan yang telah
dibuat.
Gambar 5.2 Peta Pemilikan Tanah Kalurahan Panggungharjo

3. Struktur Penguasaan Tanah


Oleh Pemilik Bukan Pemilik
Kelompok Luas Penguasaan ∑ ∑ ∑ ∑
No
Tanah Bidan
Bidang Luas Luas
g
1 1 - 2000 12433 4010214 427 167880
2 2001 - 4000 87 232644 11 29082
3 4001 - 6000 15 73255 5 25541
4 6001 - 8000 13 87656 2 13872
5 8001 - 10000 5 44354 2 17998
6 10001 - 12000 5 53364 0 0
7 12001 - 14000 2 26243 1 12453
8 14001 - 16000 2 28892 0 0
9 16001 - 18000 1 17375 0 0
10 18001 - 20000 1 19256 0 0
11 20001 - 22000 0 0 0 0
12 22001 - 24000 2 44325 0 0
13 24001 - 26000 0 0 0 0
14 26001 - 28000 0 0 0 0
15 28001 - 30000 0 0 0 0
16 30001 - 32000 0 0 0 0
17 32001 - 34000 0 0 0 0
18 34001 - 36000 0 0 0 0
19 36001 - 38000 1 36613 0 0
20 38001 - 40000 0 0 0 0
21 >40000 4 195215 0 0
Jumlah 12571 4869406 448 266826
Total Bidang 13019
Total Luas 5136232 m2
Tabel 5.2 Analisis Struktur Penguasaan Tanah
Penguasaan tanah pada Kalurahan Panggungharjo terdapat 2 jenis
yaitu penguasaan tanah yang dikuasai sendiri dan penguasaan tanah yang
dikusasi oleh orang lain. Penguasaan tanah yang dikuasai sendiri oleh
pemilik tanah secara langsung tercatat sebanyak 12.571 bidang tanah
dengan total luas bidang tanah 4.872.861 m² atau sekitar 487,3 hektar,
sedangkan tanah yang dikuasai oleh orang lain sebanyak 448 bidang tanah
dengan luas bidang tanah 267.680 m2 atau sekitar 26,7 hektar. Dari data
tersebut dapat diketahui bahwa 96% penguasaan tanah dikuasai oleh
pemilik tanah itu sendiri dan 4% penguasaan tanah dikuasai oleh orang
lain.
Barikut ini adalah gambaran hasil analisis penguasaan dan
strukktur penguasaan dari Kalurahan Panggungharjo.
Gambar 5.3 Peta Penguasaan Tanah Kalurahan Panggungharjo

Gambar 5.4 Peta Struktur Penguasaan Tanah

4. Penggunaan Tanah
Kalurahan Panggungharjo adalah salah satu kalurahan yang berada
di Kapanewon Sewon Kabupaten Bantul Provisi Daerah Istimewa
Yogyakarta. Kalurahan yang memiliki luas 5.966,5 Ha. ini dibagi menjadi
14 dusun. Luasnya wilayah yang dimiliki Kalurahan ini tentu penggunaan
dan pemanfaatan bidang-bidang tanahnya juga beragam, seperti
penggunaan tanah, pemanfaatan tanah, dan lainnya.
Pengelompokan penggunaan tanah dimulai dari penggunaan di
bidang pertanian seperti persawahan, maupun di bidang non pertanian,
seperti tempat tinggal, fasilitas umum, sekolah, dan lainnya. 

Tabel 5.3 Analisis Penggunaan Tanah


Pada data pengelompokan penggunaan tanah di atas, penggunaan
tanah di Kalurahan Panggungharjo dikategorikan menjadi dua bagian,
yaitu Pertanian dan Non Pertanian. 
Penggunaan tanah untuk Pertanian sejumlah 263 bidang dengan
total luas 41.3770 m2, sedangkan penggunaan tanag untuk Non Pertanian
sejumlah 12.756 Dengan total luas 4.722.462 m2
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa dari 13.019 bidang
yang ada di Kalurahan Panggungharjo, hanya 263 bidang atau sekitar 2%
bidang yang merupakan lahan pertanian dengan 413.770 m 2 atau sekitar
9% dari keseluruhan luas bidang.
Berikut ini adalah gambaran peta hasil analisis penggunaan tanah
Kalurahan Panggungharjo.
Gambar 5.5 Peta Penggunaan Tanah Kalurahan Panggungharjo
5. Pemanfaatan Tanah

Tabel 5.4 Analisis Pemanfaatan Tanah

Pengelompokan Pemanfaatan tanah dibagi menjadi 6, yaitu sebagai


Tempat Tinggal, Produksi Pertanian, ekonomi/perdagangan, Fasilitas
umum/fasilitas sosial, usaha jasa, dan tidak ada Pemanfaatan.
Dari data yang ditampilkan dapat dilihat bahwa
 Total bidang untuk tempat tinggal sebanyak 8.519 bidang dengan total
luas 2.299.867 m2
 Total bidang Produksi pertanian sebanyak 2.882 bidang dengan total
luas 1.590.177 m2
 Total bidang untuk ekonomi/perdagangan sebanyak 726 bidang
dengan total luas 380.601m2
 Total bidang untuk Fasilitas Umum/Fasilitas Sosial sebanyak 308
bidang dengan total luas 454351 m2
 Total bidang untuk usaha jasa sebanyak 120 bidang dengan total luas
159800 m2
 Total bidang tanah yang tidak ada pemanfaatan, sebanyak 464 bidang
dengan total luas 251.436 m2
Dari analisis di atas dapat disimpulkan bahwa dari seluruh bidang
tanah yang ada di Kalurahan Panggungharjo paling banyak dimanfaatkan
sebagai tempat tinggal, bidang tanah yang dimanfaatkan sebagai usaha
jasa paling sedikit. Dari data di atas juga masih banyak bidang tanah
yang tidak dimanfaatkan, sebanyak 464 bidang, yang sebenarnya dapat
bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat. Berikut peta analisis
pemanfaatan yang telah kami buat.

Gambar 5.6 Peta Pemanfaatan Tanah Kalurahan Panggungharjo


6. Potensi Konflik
Jumlah
No. Indikasi Luas (M2)
Bidang
1 Sengketa 8 7944
2 Konflik - -
Tidak Sengketa, Konflik,
3 13011 5128288
Perkara
Total 13019 5136232
Tabel 5.5 Analisis Sengketa, Konflik, dan Perkara Pertanahan
Dari 13.019 bidang yang berada di Kalurahan Panggungharjo, terdapat 8
bidang yang mengalami sengketa dengan luas 7.944 m2. Berikut ini
adalah peta hasil analisis potensi permasalahan kalurahan
Panggungharjo.
Gambar 5.7 Peta Potensi Permasalahan Pertanahan Kalurahan
Panggungharjo

7. Potensi TORA
Reforma agraria merupakan penataan kembali struktur
penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah yang lebih
berkeadilan melalui Penataan Aset dan disertai dengan Penataan Akses
untuk kemakmuran rakyat. Sedangkan TORA adalah kependekan dari
Tanah Objek Reforma Agraria yang pengertiannya adalah tanah yang
dikuasai oleh negara dan/atau tanah yang dimiliki oleh masyarakat untuk
diredistribusi atau dilegalisasi. Pelaksana kegiatan Reforma Agraria ini
adalah Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah yang selanjutnya
dibentuk Gugus Tugas Reforma Agraria untuk tingkat Pusat, Provinsi,
dan Kabupaten/Kota. Tujuan pelaksanaan reforma agraria ini yaitu:
a. mengurangi ketimpangan penguasaan dan pemilikan tanah dalam
rangka menciptakan keadilan;
b. menangani Sengketa dan Konflik Agraria;
c. menciptakan sumber kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat
yang berbasis agraria melalui pengaturan penguasaan, pemilikan,
penggunaan, dan pemanfaatan tanah;
d. menciptakan lapangan kerja untuk mengurangi kemiskinan;
e. memperbaiki akses masyarakat kepada sumber ekonomi;
f. meningkatkan ketahanan dan kedaulatan pangan; dan
g. memperbaiki dan menjaga kualitas lingkungan hidup.
Berdasarkan Pasal 7 Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2018,
objek dari Tanah Objek Reforma Agraria (TORA) yaitu:
a. tanah HGU dan HGB yang telah habis masa berlakunya serta tidak
dimohon perpanjangan dan/atau tidak dimohon pembaruan haknya
dalam jangka waktu 1 (satu) tahun setelah haknya berakhir; 
b. tanah yang diperoleh dari kewajiban pemegang HGU untuk
menyerahkan paling sedikit 2O% (dua puluh persen) dari luas
bidang tanah HGU yang berubah menjadi HGB karena perubahan
peruntukan rencana tata ruang; 
c. tanah yang diperoleh dari kewajiban menyediakan paling sedikit
2O% (dua puluh persen) dari luas Tanah Negara yang diberikan
kepada pemegang HGU dalam proses pemberian, perpanjangan
atau pembaruan haknya; 
d. tanah yang berasal dari pelepasan kawasan hutan negara dan/atau
hasil perubahan batas kawasan hutan yang ditetapkan oleh Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebagai sumber TORA,
meliputi: 
1) tanah dalam kawasan hutan yang telah dilepaskan sesuai
peraturan perundangundangan menjadi TORA; dan 
2) tanah dalam kawasan hutan yang telah dikuasai oleh
masyarakat dan telah diselesaikan penguasaannya sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 
e. Tanah Negara bekas tanah terlantar yang didayagunakan untuk
kepentingan masyarakat dan negara melalui Reforma Agraria; 
f. tanah hasil penyelesaian Sengketa dan Konflik Agraria; 
g. tanah bekas tambang yang berada di luar kawasan hutan; 
h. tanah timbul; 
i. tanah yang memenuhi persyaratan penguatan hak ralryat atas tanah,
meliputi: 
1. tanah yang dihibahkan oleh perusahaan dalam bentuk
tanggung jawab sosial dan/atau lingkungan; 
2. tanah hasil konsolidasi yang subjeknya memenuhi kriteria
Reforma Agraria; 
3. sisa tanah sumbangan tanah untuk pembangunan dan tanah
pengganti biaya pelaksanaan Konsolidasi Tanah yang telah
disepakati untuk diberikan kepada pemerintah sebagai
TORA; atau 
4. tanah Negara yang sudah dikuasai masyarakat. 
j. tanah bekas hak erpacltt, tanah bekas partikelir dan tanah bekas
eigendom yang luasnya lebih dari 10 (sepuluh) bauw yang masih
tersedia dan memenuhi ketentuan perundang-undangan sebagai
objek redistribusi; dan 
k. tanah kelebihan maksimum, tanah absentee, dan tanah
swapraja/bekas swapraja yang masih tersedia dan memenuhi
ketentuan perundang-undangan sebagai objek redistribusi tanah
Merujuk Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2018 tersebut
dalam pelaksanaan PKL IP4T pada Kalurahan Panggungharjo tidak
ditemukan potensi Tanah Objek Reforma Agraria (TORA). Kurang
lengkapnya data terkait domisili pemilik tanah dan tanah-tanah yang
terlantar pada data Kegiatan IP4T Kalurahan Panggungharjo Tahun
2018 yang menjadi basis data pelaksanaan PKL IP4T tahun 2021 ini
menjadikan kita tidak bisa menentukan bidang-bidang tanah yang
termasuk dalam kategori tanah absentee dan tanah terlantar. Selain itu,
jika kita hitung luas dari tanah pertanian yang dimiliki satu orang
tidak ditemukan data kepemilikan tanah seseorang yang melebihi 2
hektar sehingga tidak juga ditemukan tanah kelebihan maksimum
yang menjadi potensi Tanah Objek Reforma Agraria (TORA).
Sedangkan untuk di Daerah Istimewa Yogyakarta tidak ada tanah
bekas swapraja. Berikut adalah peta hasil analisis yang telah kami
lakukan.
Gambar 5.8 Peta Potensi TORA Kalurahan Panggungharjo

B. Analisis Tambahan Dalam Level Dusun


1. Analisis penyebaran Sertipikat berdasarkan luas dan pemanfaatan
tanah
Dusun Garon merupakan satu dari 14 Dusun yang ada di Desa
Panggungharjo yang terletak di bagian Selatan. Dusun ini sendiri
merupakan gabungan dari tiga kampung yaitu Kampung Garon, Kampung
Candran, dan Kampung Kadangan. Dusun ini dikepalai oleh seorang
dukuh. Dukuh merupakan salah satu dari Perangkat Desa yang
wewenangnya berada dibawah dari Kepala Desa (Kades).
Adapun batas wilayah dari dusun garon yaitu utara dan timur
berbatasan dengan kalurahan bangunharjo, barat berbatasan dengan dusun
cabeyan kalurahan panggungharjo dan kalurahan timbulharjo, dan selatan
berbatasan dengan kalurahan timbulharjo. Dusun garon memiliki luas
wilayah sebesar 35.967,5 Ha yang terbagi dalam 7 rukun tetangga (RT).
Dusun Garon mempunyai jumlah penduduk mencapai 949 jiwa dengan
314 kepala keluarga. 
Total jumlah bidang yang ada di dusun garon sebanyak 676 bidang.
Secara keseluruhan hanya sebagian dari 676 bidang yang ada didusun
garon yang telah memiliki sertipikat. Pemerintah melakukan pendataan
penyebaran sertipikat yang ada di dusun garon. Pendataan ini dilakukan
guna menganalisis bidang-bidang mana saja yang belum bersertipikat. 
Kelompok Sertipikat
Belum sertipikat
Luas HM HP
No Jumlah   Luas
Penggunaan bidan
bidang luas bidang luas luas
Tanah g
1 1-250 117 18829 1 146 103 15429 221 34404
2 251-500 145 52345 - - 99 36142 244 88487
3 501-750 64 39291 1 561 53 32727 118 72579
4 751-1000 16 13946 2 1625 27 22869 45 38440
5 1001-1250 11 12192 1 1165 10 11048 22 24405
6 1251-1500 5 6643 - 7 9672 12 16315
7 1501-1750 - 1 1 3335 2 3335
8 1751-2000 - - 2 3837 2 3837
9 2001-2250 - - - -
10 2251-2500 1 2333 1 2348 - 2 4681
11 2501-2750 - 1 2556 2 5247 3 7803
12 2751-3000 - 1 2871 - 1 2871
13 3001-3250 - 1 3136 - 1 3136
14 3251-3500 - 1 3371 - 1 3371
15 3501-3750 - - - -
16 3751-4000 - - - -
17 >4000 - 2 25913 - 2 25913
14557
Jumlah 359 13 43692 304 140306 676
9 329577
Tabel 5.6 Analisis Penyebaran Sertipikat yang ada di Dusun Garon Kalurahan
Panggungharjo
Berdasarkan tabel diatas dapat di ketahui bahwa dari 676 bidang yang
ada di dusun garon, hanya 373 bidang yang telah memiliki sertipikat. 360
bidang memiliki sertipikat Hak Milik dan 13 bidang memiliki sertipikat
Hak Pakai. Jumlah bidang yang belum memiliki sertipikat yaitu sebanyak
303 bidang dengan total luas 140.306 m2. Jumlah bidang yang memiliki
sertipikat hak milik sebanyak 360 bidang dengan total luas sebesar
145.579 m2. 
Dari data diatas juga dapat disimpulkan bahwa di dusun garon rata-
rata kelompok luas penggunaan tanahnya berada di kisaran 250-500 m2
dengan jumlah bidang 250 bidang dan total luas 88.487 m2. Sebanyak 13
bidang memiliki sertipikat Hak Pakai yang sebagian besarnya dimiliki oleh
tanah kas desa, dengan total luas 43.692 m2.
Dengan diadakannya pendataan ini diharapkan dapat dijadikan
sebagai acuan bagi pemerintah untuk lebih memperhatikan lagi daerah-
daerah yang berada di desa yang belum memiliki sertipikat. Karena
sebagaimana diketahui sertipikat hak atas tanah merupakan alas hak yang
sangat penting yang dapat dijadikan sebagai alat bukti yang sah di hadapan
hukum. 
Sertipikat
Kategori Belum Sertipikat
HM HP
Tempat Tinggal 186 1 113
Kegiatan
3 - -
Ekonomi/Perdagangan
Produksi Pertanian 157 9 160
Usaha/Jasa 1 2 5
Fasos/Fasum 1 1 9
Tidak Ada Pemanfaatan 11 - 17
Jumlah 359 13 304
Total 676
Tabel 6.7 Analisis Penyebaran Sertipikat terhadap Pemanfaatan Tanah

Dari Tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 676 bidang yang ada
didusun garon terdapat 359 bidang yang sudah memiliki sertipikat. Dari
359 bidang yang sudah memiliki sertipikat hak milik terbagi kedalam
beberapa pemanfaatan tanah, diantaranya yaitu 186 bidang dimanfaatkan
untuk tempat tinggal, 3 bidang untuk kegiatan ekonomi/perdagangan, 157
bidang untuk produksi pertanian, 1 bidang untuk fasilitas sosial/ fasilitas
umum, 11 bidang tidak memiliki pemanfaatan. 
Sebanyak 13 bidang yang sudah memiliki sertipikat hak pakai terbagi
kedalam bebrapa pemanfaatan, diantaranya 1 bidang dengan pemanfaatan
tempat tinggal, 9 bidang dengan pemanfaatan produksi pertanian, 2 bidang
dengan pemanfaatan usaha/jasa, 1 bidang dengan pemanfaatan
fasos/fasum.  
Sejumlah 304 bidang belum memiliki sertipikat yang pemanfaatan
tanahnya terbagi ke dalam beberapa kategori yaitu, 113 dimanfaatkan
untuk tempat tinggal, 160 bidang dimanfaatkan untuk produksi pertanian,
5 bidang dimanfaatkan untuk usaha/jasa, 9 bidang dimanfaatkan untuk
fasos/fasum, dan 17 bidang lainnya tidak dimanfaatkan penggunaan
tanahnya. Berikut aadalah gambaran peta hasil analisis yang telah kami
lakukan.
Gambar 5.9 Peta Persebaran Sertifikat Berdasarkan Jenis Hak Terhadap
Pemanfaatan Tanah

2. Analisis kualitas Jalan terhadap luas dan Pemanfaatan Tanah


Jalan merupakan suatu sarana prasarana transportasi yang memiliki
peranan sangat penting, karena jalan digunakan sebagai tempat berlalu
lalang kendaraan yang dapat menghubungkan dari satu tempat ke tempat
lainnya. Tanpa adanya jalan seseorang tidak dapat melakukan perpindahan
tempat secara cepat dan mudah. 
Hal ini bisa menjadi dasar pemerintah untuk melihat apakah kualitas
jalan yang ada  di suatu daerah sudah baik dan sudah merata fasilitas
kualitas jalan yang ada di daerah  tersebut, dengan cara melakukan analisis
data bidang terhadap kualitas jalan. Salah satunya yang ada di Dusun
Garon Kalurahan Panggungharjo, 
Kualitas Jalan bidang luas
aspal 56 48007
tanah  251 153978
diperkeras 369 127592
total  676 329577
Tabel 5.8 Analisis Bidang Terhadap Kualitas Jalan Dusun Garon
Kalurahan Panggungharjo
Dari tabel analisis diatas dapat diketahui bahwa hanya sebanyak 56
bidang dengan total luas 48.007 m2  yang memiliki kualitas jalan aspal.
251 bidang lainnya dengan total luas bidang 153.978 m 2  memiliki kualitas
jalan berupa tanah. Dan 369 bidang sisanya dengan total luas bidang
127.592 m2  memiiki kualitas jalan diperkeras. Total luas bidang
keseluruhan yaitu 329.577 m2.
Dengan data analisis tersebut dapat disimpulkan bahwasannya di
Dusun Garon kualitas jalan terhadap bidang-bidang masih kurang baik.
Hal tersebut dapat dibuktikan dengan masih tidak meratanya kualitas jalan
yang ada di Dusun Garon. Dari total 676 bidang yang ada di dusun garon,
dengan luas total sebesar 329.577 m2 hanya sebagian kecil dari jumlah
bidang tersebut yang memiliki kualitas jalan yang sudah baik. 

Kategori Aspal Tanah Diperkeras

Tempat Tinggal 32 8 260


Kegiatan
3 - -
Ekonomi/Perdagangan
Produksi Pertanian 15 232 79
Usaha/Jasa 2 1 5
Fasos/Fasum 4 - 7
Tidak Ada Pemanfaatan - 10 18
Jumlah 56 251 369
Total 676
Tabel 5.9 Analisis Kualitas Jalan Terhadap Pemanfaatan Tanah
Dari tabel diatas dapat diketahui dari 676 bidang yang ada di dusun
garon kualitas jalan terhadap pemanfaatan tanahnya yaitu, 56 bidang
dengan kualitas jalan aspal terbagi kedalam beberapa kategori
pemanfaatan tanah yaitu 32 bidang pada kategori tempat tinggal, 3 bidang
pada kategori kegiatan ekonomi/perdagangan, 15 bidang pada kategori
produksi pertanian, 2 bidang pada kategori usaha/jasa,  dan 4 bidang pada
kategori fasos/fasum. 
Sebanyak 251 bidang dengan kualitas jalan tanah terbagi kedalam
beberapa kategori pemanfaatan tanah, diantaranya 8 bidang dalam kategori
tempat tinggal, 232 bidang dalam kategori produksi pertanian, 1 bidang
dalam kategori usaha/jasa, dan 10 bidang tidak memiliki pemanfaatan. 
Kualitas jalan diperkeras terdapat 369 bidang terbagi dalam beberapa
kategori pemanfaatan tanah, yaitu 260 pada kategori tempat tinggal, 79
pada kategori produksi pertanian, 5 bidang pada kategori usaha/jasa, 7
bidang pada kategori fasos/fasum, dan 18 bidang tidak memiliki
pemanfaatan. 
Pada tabel diatas dapat kita lihat bahwa jalan tanah masih
mendominasi pada daerah pertanian seperti pada umumnya. Hal ini dapat
menjadi perhatian pemerintah agar kualitas jalan pada daerah pertanian
setidaknya bisa diperbaiki kualitasnya minimal diperkeras sehingga
memudahkan mobilitas masyarakatnya yang bekerja pada sektor
pertanian.Kualitas jalan pada daerah tempat tinggal di Dusun Garon sudah
bagus dengan kualitas jalan yang didominasi jalas aspal dan diperkeras.
Kemudahan akses ini dapat menaikkan NJOP dan  harga jual tanah ketika
terjadi transaksi jual beli. Berikut ini peta hasil analisis data yang telah
kami lakukan.
Gambar 5.10 Peta Kualitas Jalan Terhadap Pemanfaatan Tanah

C. Analisis Tambahan dari Sumber Lain


1. Analisis Penyebaran Covid-19
Covid-19 merupakan salah satu penyakit menular yang bersumber dari
virus SARS-CoV-2 yang pertama kali ditemukan pada tahun 2019 di Kota
Wuhan, Tiongkok (Khairu Nissa dkk 2020, 84-94). Perkembangan virus
Covid-19 telah menjadi pandemi di seluruh dunia, tak terkecuali di
Indonesia. Penularan yang begitu cepat ini membuat pemerintah
menerapkan kebijakan pembatasan mobilitas masyarakat untuk menekan
laju penularan Covid-19. Pemerintah terus melakukan monitoring terhadap
perkembangan virus ini setiap hari dengan basis data hingga lingkup
terkecil yaitu keluarga.
Setiap libur panjang seperti libur idul fitri sudah hampir dipastikan
mobilitas masyarakat meningkat, oleh karena itu monitoring terhadap virus
Covid-19 harus lebih optimal. Mobilitas masyarakat yang tidak dibatasi
pada waktu-waktu tertentu yang dapat menimbulkan kerumunan sudah
dapat dipastikan jumlah kasus Covid-19 juga mengalami peningkatan.
Kepatuhan masyarakat terhadap peraturan yang sudah ditetapkan
pemerintah terkait pembatasan mobilitas masyarakat menjadi kunci
keberhasilan penekanan laju penularan virus Covid-19. Protokol kesehatan
yang ketat dengan menjalankan 5M yaitu mencuci tangan, memakai
masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan membatasi mobilitas.
Libur panjang menjelang idul fitri dan setelah idul fitri menjadi
perhatian Kalurahan Panggungharjo untuk memonitor mobilitas
masyarakat di wilayah Kalurahan Panggungharjo. Pemerintah Kalurahan
Panggungharjo mendata setiap pelaku perjalanan pada masa idul fitri di
setiap dusun. Langkah antisipatif Pemerintah Kalurahan Panggungharjo ini
untuk mencegah meningkatnya penularan Covid-19. 

No Dusun JUMLAH

1 Krapyak Kulon 16
2 Krapyak Wetan 1
3 Dongkelan 1
4 Glugo 3
5 Kweni 21
6 Pelemsewu 0
7 Pandes 0
8 Sawit 1
9 Glondong 2
10 Jaranan 2
11 Geneng 1
12 Ngireng-Ireng 3
13 Cabeyan 2
14 Garon 3

Jumlah 56
Tabel 5.10 Jumlah Pelaku Perjalanan Pada Masa Idul Fitri di Kalurahan
Panggungharjo, Kapanewon Sewon, Kabupaten Bantul
Sumber: Fanpage Kalurahan Panggungharjo

Berdasarkan tabel di atas dapat kita cermati bahwa di Dusun Krapyak


Kulon dan Kweni terdapat pelaku perjalanan pada masa idul fitri yang
cukup banyak. Hal itu menandakan mobilitas masyarakat di dusun tersebut
cukup tinggi. Sedangkan di Dusun Pelemsewu dan Pandes tidak ditemukan
pelaku perjalanan pada masa idul fitri. 

Jumlah Kasus Covid-19


Penambahan
No Dusun 29-Apr- Idul 27-May-
Kasus
21 Fitri 21
Krapyak
1 Kulon 242 243 1
2 Krapyak 61 63 2
Wetan
3 Dongkelan 53 72 19
4 Glugo 31 33 2
5 Kweni 58 61 3
6 Pelemsewu 53 56 3
7 Pandes 6 7 1
8 Sawit 15 20 5
9 Glondong 73 83 10
10 Jaranan 25 31 6
11 Geneng 12 15 3
12 Ngireng-Ireng 16 24 8
13 Cabeyan 27 33 6
14 Garon 9 33 24
Jumlah 681 774 93
Tabel 5.11 Jumlah Kasus Covid-19 Dua Pekan Sebelum Idul fitri dan Dua
Pekan Setelah Idul Fitri Tahun 2021
Sumber: Fanpage Kalurahan Panggungharjo

Berdasarkan tabel di atas, penambahan kasus Covid-19 di Dusun


Garon dan Dongkelan. Jika kita lihat dari jumlah pelaku perjalanan pada
masa idul fitri dapat kita jadikan perhatian bahwa mobilitas masyarakat
yang tinggi maka akan sejalan dengan peningkatan jumlah kasus Covid-
19. Upaya tracking terhadap pelaku perjalanan ini harus dilaksanakan
secara optimal agar penambahan kasus Covid-19 ini bisa ditekan. 
Lokasi Kalurahan Panggungharjo yang berada di pinggiran kota
menjadikan masyarakat di kalurahan ini memiliki mobilitas yang tinggi
sebagai daerah penyangga daerah perkotaan. Diperlukan kesadaran yang
tinggi terkait protokol kesehatan bagi setiap masyarakat agar tidak terjadi
penularan Covid-19 yang signifikan. Pemerintah juga telah menyiapkan
shelter bagi masyarakat yang bergejala Covid-19. 
No. Jenis Pekerjaan Tahun

1995 2000 2005 2010 2015

1 a. Pegawai Negeri Sipil 528 539 596 628 650

b. TNI/POLRI 80 88 130 161 193

c. Swasta 250 4987 6958 7121 7291

2 Wiraswasta/Perdagangan 187 412 592 624 708

3 Petani 859 805 786 759 751

4 Pertukangan 192 416 0 0 0

5 Buruh 0 0 6630 6874 6996

6 Buruh Tani 228 224 225 219 219

7 Pensiunan 139 175 206 227 257

8 Nelayan 0 0 0 0 0

9 Pemulung 0 0 0 0 0

Tabel 5.12 Jenis Pekerjaan Penduduk Kalurahan Panggungharjo dari


Tahun 1995-2015
Sumber: Website Kalurahan Panggungharjo

Tabel diatas menunjukkan bahwa pekerjaan penduduk di Kalurahan


Panggungharjo didominasi pada sektor non pertanian dibandingkan
dengan sektor pertanian. Lokasi Kalurahan Panggungharjo yang berada
pada pinggiran kota menjadikan arus urbanisasi masyarakat juga tinggi
dilihat dari perubahan jenis pekerjaan masyarakatnya. 
Jika kita lihat pada dua tabel yaitu jumlah pelaku perjalanan pada
masa idul fitri dan jenis pekerjaan penduduk maka lebih relevan bahwa
penambahan kasus Covid-19 ini dipengaruhi karena mobilitas dari
penduduknya karena faktor pekerjaan penduduknya yang didominasi pada
sektor non pertanian. Pada tabel pelaku perjalanan pada masa idul fitri
pada tiap dusun, jumlah pelaku perjalanan terbanyak tidak mempengaruhi
penambahan jumlah kasus Covid-19. Dapat disumpulkan bahwa jumlah
pelaku perjalana pada masa idul fitri tidak mempengaruhi penambahan
jumlah Covid-19 pada tiap dusun. Hal itu dikarenakan Pemerintah
Kalurahan Panggungharjo menyediakan shelter sebagai tempat isolasi bagi
pemudik sehingga ketika pemudik tersebut datang ke Kalurahan
Panggungharjo harus menjalani isolasi terlebih dahulu. Dengan demikian
kesehatan pemudik dan keluarga yang didatangi dijamin aman dari virus
Covid-19.
Konsep shelter desa yang sebelumnya disiapkan oleh Pemerintah
Kalurahan Panggungharjo telah diubah menjadi shelter gabungan terpadu
yang dikelola oleh Satgas penanganan Covid-19 Kapanewon Sewon
(Website Kalurahan Panggungharjo). Shelter terpadu ini melibatkan lintas
instansi seperti Puskesmas, Polsek, Koramil, FPRB, Karang Taruna, dan
relawan. Tujuan dari adanya shelter terpadu ini untuk memudahkan dalam
pengawasan masyarakat yang memiliki gejala Covid-19 serta untuk
mengurangi penularan Covid-19 pada tingkat keluarga dan dusun. Berikut
ini adalah peta hasil dari analisis yang telah kami lakukan.
Gambar 5.11 Peta Jumlah Kasus COViN 19 Sebelum dan Setelah Indul
Fitri 2021

Anda mungkin juga menyukai