Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkataan yang kotor merupakan kata yang seharusnya tidak diucapkan


oleh siapa pun, baik karena emosi atau karena kebiasaan. Orang yang
mengucapkan kata-kata kotor saat sedang marah, dia bisa dikatakan sebagai
seseorang yang tempramental. Mereka biasanya cenderung memiliki
kepribadian yang pemarah. Kata-kata kotor ini tidak hanya berpengaruh pada
kepribadian seseorang, tetapi juga berpengaruh pada reaksi lingkungan sekitar
mereka. Reaksi lingkungan di sekitar mereka beragam, seperti menjauhi
mereka yang mengucapkan kata-kata kotor. Di sisi lain, ada juga yang
mengikuti ucapan kata-kata kotor tersebut.

Penulis masih sering menemui penggunaan kata-kata kotor di area MTsN


Kediri II. Tentunya masalah ini harus diatasi agar siswa dapat mengendalikan
emosinya, mendapat reaksi lingkungan yang baik, dan menjaga nama baik
madrasahnya. Semisal, pada saat bermain game dan setelah game itu selesai
mereka kalah dan tidak terima dengan itu,mereka akan marah dan
mengucapkan kata-kata kotor, seperti “Anjing, aku kalah.. gak trimo aku.”
tidak hanya itu kata-kata kotor diucapkan karena kebiasaan anak yang
mendengar dari luar lingkungan MTsN Kediri II sehingga ditiru oleh anak itu.

Penggunaan kata-kata kotor telah menjadi masalah atau tantangan remaja


masa kini. Sebagai seorang remaja harus bisa membentengi diri dengan
meningkatkan iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu, kita
juga harus menyeleksi budaya yang tidak sesuai dengan Pancasila dan budaya
Indonesia yang memiliki sifat sopan dan santun.

Materi ini sangatlah menarik bagi kami. Oleh karena itu, kami sangat ingin
meneliti ini dan memberi beberapa solusi agar masalah ini dapat diselesaikan
dengan baik. Selain itu, dapat mendorong generasi muda menjadi generasi

1
yang dapat mengendalikan emosi serta menjadi generasi yang baik, saleh,
sopan, dan santun.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pengaruh penggunaan kata-kata kotor terhadap kepribadian
siswa MTsN Kediri II?
2. Bagaimana reaksi lingkungan di sekitar MTsN Kediri II terhadap siswa
yang sering mengucapkan kata-kata kotor?
3. Upaya apa yang dapat dilakukan seorang remaja agar terhindar dari
penggunaan kata- kata kotor?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Mengetahui pengaruh penggunaan kata-kata kotor terhadap kepribadian
siswa MTsN Kediri II
2. Mengetahui reaksi lingkungan terhadap siswa yang sering mengucapkan
kata-kata kotor di MTsN Kediri II
3. Mengetahui upaya yang dilakukan untuk membentengi diri dari
penggunaan kata-kata kotor

1.4 Manfaat Penelitian


1. Menambah pengetahuan kita tentang kata-kata yang baik dan layak
didengar.
2. Menginformasikan kepada pembaca tentang dampak penggunaan kata-
kata kotor terhadap kepribadian seseorang
3. Menginformasikan kepada pembaca tentang reaksi lingkungan terhadap
seseorang yang sering mengucapkan kata-kata kotor.
4. Menginformasikan kepada pembaca tentang upaya yang dapat dilakukan
untuk membentengi diri dari penggunaan kata-kata kotor.

2
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Definisi Kata Kotor


a. Menurut KBBI, kata/ka·ta/n. unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan
yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat
digunakan dalam berbahasa, sedangkan kotor/ko·tor/n. jorok; menjijikkan;
melanggar kesusilaan; tidak patut; keji; tidak mengikuti aturan.
b. Menurut situs internetkata kotor (kata-kata kotor plural) Sebuah kata yang
dianggap vulgar, belum tentu seksual di alam. Sam Leith, "Dimana
mendalam memenuhi profan”
2.2 Kepribadian Remaja Pengguna Kata Kotor
KepribadiansecaraetimologimerupakanterjemahandaribahasaInggrisperson
ality, sedangkan istilah personality secara etimologi berasal dari bahasa latin
yaitu person (kedok) danpersonare (menembus).Para remaja mulai
beranggapan bahwa mengucapkan kata-kata kotor sudah dianggap wajar atau
masih batas wajar dikalangannya, berkata kotor juga digunakan dalam bahasa
sehari-hari, misalnya: halo cuk, what the fuck, dan sebagainya. Bahkan jenis-
jenis hewan pun juga dianggap kata kotor jika pengucapannya diikuti dengan
emosi, contoh : eh anjing lu ya,jangkrik kon, dan sebagainya. Beberapa kata
kotor tersebut menyebabkan kepribadian remaja menjadi lebih kasar dan tidak
sopan, bahkan berani mengatai orang-orang diatasnya atau orang-orang yang
lebih tua darinya. Selain itu, remajamenjadi penuh emosi dan mudah marah,
cenderung egois, dan haus akan perhatian dari orang lain karena pada masa
ini, manusia berada pada masa transisinya dan sedang mencari jati dirinya dan
biasanya remaja mencari teman untuk membantunya mencari jati dirinya.
Remaja terkadang belum bisa memilah antara baik atau buruknya teman.

2.3 Dunia Remaja Pengguna Kata Kotor


Dunia remaja adalah masa transisi dari dunia anak anak menuju dunia
dewasa. Di usia ini menjadi perhatian lebih bagi sebagian orang tua dan para
pendidik. Hal ini disebabkan dunia remaja adalah dunia yang sangat labil dan

3
berada pada masa masa adaptasi pada kedewasaan.Dunia remaja merupakan
masa netral yang sangat mudah terbawa atau terpengaruh pada hal-hal yang
bersifat positif ataupun negatif.

Hal yang penting yang harus diperhatikan pada masa remaja yaitu peran
emosi yang sangat mendominasi kehidupan mereka. Emosi yang tidak
terkontrol dan tidak adanya tuntutan yang benar, akan menyebabkan masa itu
menjadi suatu hal yang sangat memperhatikan.Peran emosi negatif yang
mendominasi akan membawa dunia remaja kepada hal negatif pula, peran ini
menyebabkan munculnya emosi pada remaja dan jika tidak dikontrol remaja
akan mulai memberontak, misalnya berkata kotor. Akan tetapi, apabila peran
dunia positif yang mendominasi dunia remaja. hal itu akan membawa remaja
pada kesiapan dalam menghadapi kehidupan yang lebih sulit lagi dan serius
atau dunia dewasa. Dunia remaja adalah dunia yang penuh dengan keinginan
dan harapan. Apabila tidak adanya kontrol dan tuntutan yang baik terhadap
remaja untuk mendapatkan keinginannya, mereka bisa tidak memikirkan lagi
apakah cara yang dipakai itu benar atau salah dan remaja lebih memikirkan
hasil daripada dampak dari hasil tersebut

2.4 Lingkungan Remaja Pengguna Kata Kotor


Lingkungan remaja adalah tempat remaja berkembang. Lingkungan
juga menjadi pengaruh dalam perkembangan seorang remaja. Jika remaja
berada di lingkungan yang buruk, dia akan mendapatkan sifat dan
pengaruh yang buruk, beda dengan remaja yang berada di lingkungan yang
baik. Orang sering beranggapan jika remaja yang sering berkata kotor
berada pada lingkungan yang buruk. Terkadang, seringjuga mendengar
remaja yang kelihatannya baik tapi sebenarnya dia sering juga mengucap
kata kotor. Anggapan ini membuktikan bahwa remaja jangan dilihat dari
covernya, tetapi juga dilihat isinya, bisa saja covernya itu menarik tapi
didalamnya tidak.

2.5 Usaha Meminimalisasi Remaja yang Menggunakan Kata Kotor


a. Mencari teman yang bisa membantu mengingatkan.

4
b. Mencari tahu dan hindari apa yang menjadi pemicu berkata kotor.
c. Menghindari media atau konten yang mengandung kata-kata kasar.
d. Meyakinkan bahwa berkata kotor adalah hal buruk.
e. Berpikir positif.
f. Berusaha untuk bersabar.
g. Menyadari akan kebiasaan berkata kasar.
h. Menggunakan kata lain sebagai pengganti kata kasar.
i. Memperluas kosakata.

5
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di MTsN Kediri II yang berlokasi di Jalan Sunan


Ampel 2 nomor 12 Ngronggo, Kota Kediri.

Gambar 3.1 Lokasi penelitian

6
3.2 Jadwal Penelitian

Kegiatan Agustus September Oktober

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Menentukan
Tema

Menentukan
Judul

Pembuatan
angket

Pengolahan
data

Pembuatan
Laporan

Presentasi

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa MTsN Kediri II dengan jumlah
sampel 168 siswa yang diambil secara acak.

3.4 Teknik Penilitian

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian


kualitatif, maka data yang diperoleh harus mendalam, jelas, dan spesifik.

7
3.5 Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini melalui


angket (kuesioner) yang merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang
lain yang dijadikan responden untuk dijawab.

8
BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Hasil Penelitian

1. Sampel sering mendengar temannya berkata kotor.

Sangat Setuju Setuju Tidak setuju Tidak tahu


2%

24% 26%

48%

2. Teman sampel menjadi kasar karena sering mengucapkan kata


kotor.
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Tidak tahu

11%
17%

22%

49%

9
3. Teman sampel menjadi pemarah karena sering berkata kotor

Sangat setuju Setuju Tidak setuju Tidak tahu


4. Sampel merasa kata-kata kotor lazim diucapkan oleh temannya
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Tidak tahu
12% 15%
9%
13%
5. Teman sampel sering mengucapkan kata-kata kotor
karena marah
24%
Sangat setuju Setuju Tidak setuju 21%Tidak tahu
6. Teman sampel sering mengucapkan kata-kata kotor
karena jengkel
11%
Sangat setuju Setuju Tidak48%
setuju Tidak tahu
24%
11%
8. Teman sampel sering mengucapkan kata-kata kotor
8%
karena
58% dianggap keren
26%
Sangat setuju 14%
Setuju Tidak setuju Tidak tahu

54% 10%

10. Teman sampel merasa


24% bersalah setelah mengucapkan
kata-kata kotor
11. Teman sampel merasa biasa 21%saja setelah
mengucapkan
Sangat 53%
setuju Setuju kata-kata
Tidak setujukotor
Tidak tahu
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Tidak tahu
12. Teman sampel merasa bahagia setelah
14. Sampel menara jengkel saat mendengar
13. Sampel
mengucapkan
merasa
14% terganggu
kata-kata
ketika
kotormendengar
teman saya mengucapkan kata-kata kotor
teman saya 17%
mengucapkan kata-kata kotor
29%
24% 45%setuju Setuju Tidak setuju Tidak tahu
Sangat
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Tidak Tahu
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Tidak Tahu

7% 10%
10%
35% 22%
35% 25%
18% 22% 15% 17%
29% 41%

10

42%
38%
50%
15. Sampel merasa biasa saja ketika mendengar teman
saya mengucapkan kata-kata kotor
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Tidak Tahu

15% 15%

32%
39%

16. Sampel akan menehurnya jika mendengar teman


saya berkata kotor
17. Sampel akan mengikutinya jika mendengar teman
Sangat
sayaSetuju Setuju Tidak
mengucapkan Setuju kotor
kata-kata Tidak Tahu

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Tidak Tahu


10% 4%
9%13%
10% 33%

18. Teman sekelas sampel menjauhi teman yang berkata


kotor
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Tidak Tahu

49%
4%
74%

18%
38%

11

40%
19. Teman sampel yang sering berkata kotor menjadi
buah bibir/gosip teman sekelas saya
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Tidak Tahu

7%

19%
39%

35%

12
20. Teman sampel yang sering berkata kotor memiliki
banyak masalah di sekolah
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Tidak Tahu

8%

17%
45%

30%

13
21. Teman sampel berubah menjadi lebih baik setelah dia
dijauhi, menjadi bahan gosip, dan dinasihati
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Tidak Tahu

9%

23%
45%

24%

22. Teman sampel tetap saja setelah dia dijauhi, menjadi


bahan gosip, dan dinasihati
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Tidak Tahu

8%

11%

46%

35%

14
23. Teman sampel mengabaikan/tidak peduli/cuek setelah
dia di jauhi, menjadi gosip oleh teman sekelasnya,
dinasehati,dll.
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Tidak Tahu

8%

18%
42%

31%

24. Teman sampel menanggapi tapi tidak berubah


setelah dia di jauhi, menjadi gosip oleh teman sekelasnya,
dinasehati,dll.
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Tidak Tahu

26. Sampel akan membentengi 6% diri dengan ilmu agama


agar tidak sering berkata kotor
22%
Sangat Setuju 41%Setuju Tidak Setuju Tidak Tahu

5%
5%
31%

30%
60%

15
27. Sampel akan selektif dalam memilih teman dan
tayangan agar tidak sering berkata kotor
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Tidak Tahu

7%
6%

52%
35%

28. Sampel akan meningkatkan kesabaran diri agar


tidak sering berkata kotor
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Tidak Tahu

4%
5%

39% 53%

16
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dalam penelitian ini dapat diketahui bahwa siswa yang sering


mengucapkan kata-kata kotor cenderung memiliki kepribadian pemarah dan
tempramental. Kata-kata kotor yang tidak layak didengar dan sering
diucapkan oleh seseorang, misalnya anjing, gaplek, matamu, tahi, dan lain-
lain. Kata-kata ini sebenarnya jika diucapkan tidak dalam keadaan marah
merupakan kata-kata yang biasa saja maknanya, tetapi akan berbada jika
diucapkan dalam keadaan marah. Hal yang memengaruhi seseorang dalam
mengucapkan kata-kata kotor adalah perasaan marah dan jengkel terhadap
suatu permasalahan. Pengaruh lingkungan terhadap siswa yang sering
mengucapkan kata-kata kotor berupa tanggapan negatif. Tanggapan negatif ini
berupa peneguran sesama teman, dan pemberian sanksi batin berupa
pengucilan. Upaya yang dapat dilakukan seorang siswa untuk menjauhi
penggunaan kata-kata kotor berupa membentengi diri dengan ilmu agama,
selektif dalam memilik teman dan tayangan, serta meningkatkan kesabaran
kita.

5.2 Saran

1. Kita sebaiknya mengurangi penggunaan kata-kata kotor dalam kehidupan


sehari-hari sehingga kita akan menjadi seseorang dengan kepribadian yang
baik.
2. Kita sebaiknya menegur seseorang yang mengucapkan kata-kata kotor
ketika kita mendengarnya, sehingga penggunaan kata-kata kotor tidak
menyebar.
3. Kita sebaiknya meningkatkan keimanan kita kepada Tuhan YME serta
selektif dalam memilih teman dan tayangan untuk mencegah penggunaan
kata-kata kotor.

17
4. Sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan untuk menyempurnakan
penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Satori, Dja’man dan A’an Komariah. 2010. Metode Penelitian Kualitatif.


Bandung: Alfabeta.

Tim. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia.

The Guardian Weekly, Volume 189, nomor 1, halaman 37

(http://kamusinternasional.com/definitions/?indonesian_word=dirty_word dengan
perubahan).

(http://rivanpradipta.blogspot.co.id/2012/10/kepribadian-remaja.html dengan
perubahan)

(http://websitekuremaja.blogspot.co.id/2009/06/pengertian-dunia-remaja.html
dengan perubahan).

(http://id.wikihow.com/Menghentikan-Kebiasaan-Berkata-Kasardengan
perubahan)

18
LAMPIRAN

PENGARUH KATA-KATA KOTOR TERHADAP


KEPRIBADIAN SISWA MTsN KEDIRI II

Contoh kata-kata kotor : Anjing, Njir

Pertanyaan dan pernyataan

Centang jawaban anda pada kolom yang tepat

SS = Sangat Setuju

S = Setuju

TS = Tidak Setuju

TT = Tidak Tahu

No Pernyataan SS S TS TT

1 Saya sering mendengar teman saya berkata


kotor

2 Teman saya menjadi lebih kasar karena sering


mengucapkan kata-kata kotor

3 Teman saya menjadi pemarah karena sering


berkata kotor

4 Saya merasa kata-kata kotor lazim diucapkan


oleh teman saya

5 Teman saya sering mengucapkan kata-kata


kotor karena

a. Marah

b. Jengkel

19
c. Ikut-ikut teman lain

d. Dianggap keren

6 Perasaan teman saya setelah mengucapkan


kata-kata kotor

a. Lega

b. Bersalah

c. Biasa saja

d. Bahagia

7 Perasaan saya mendengar teman saya


mengucapkan kata-kata kotor

a. Terganggu/biasa saja

b. Jengkel pada teman saya

c. Biasa saja

8 Saya akan menegurnya jika mendengar teman


saya berkata kotor

9 Saya akan membiarkannya jika mendengar


teman saya berkata kotor

10 Saya akan mengikutinya jika mendengar teman


saya berkata kotor

11 Teman sekelas saya menjauhi teman saya yang


sering berkata kotor

12 Teman saya yang sering berkata kotor menjadi


buah bibir/gosip oleh teman sekelas saya

13 Teman saya yang sering berkata kotor meiliki


banyak masalah di sekolah

14 Teman saya berubah menjadi lebih baik setelah


dia di jauhi, menjadi gosip oleh teman
sekelasnya, dinasehati,dll.

15 Teman saya tetap saja setelah dia di jauhi,


menjadi gosip oleh teman sekelasnya,

20
dinasehati,dll.

16 Teman saya mengabaikannya/tidak peduli/cuek


setelah dia di jauhi, menjadi gosip oleh teman
sekelasnya, dinasehati,dll.

17 Teman saya Menanggapi tapi tidak berubah


setelah dia di jauhi, menjadi gosip oleh teman
sekelasnya, dinasehati,dll.

18 Teman saya berkata kotor karena mengikuti


orang yang dianggapnya keren

19 Saya akan membentengi diri dengan ilmu


agama agar tidak sering berkata kotor

20 Saya akan selektif dalam memilih teman dan


tayangan agar tidak sering berkata kotor

21 Saya akan meningkatkan kesabaran saya agar


tidak sering berkata kotor

21

Anda mungkin juga menyukai