Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang

Di era modern seperti saat ini, banyak anak muda yang mengalami krisis moral.
Seperti yang kita ketahui banyak sekali anak muda yang tidak bisa mengontrol emosi
dan mengendalikan diri. Sehingga dalam penerapan dilingkungan keluarga, mereka
sering kali melakukan perlawanan pada orang tua karena mereka sudah merasa
dewasa dan merasa benar. Sesuai dengan tema makalah yang kami tulis yang
menjelaskan tentang implementasi aqidah untuk mencapai kebahagiaan dunia akhirat.
Implementasi adalah pelaksanaan penerapan atau pengaplikasian sedangkan aqidah
adalah iman atau keimanan seseorang, dalam bahasa yang kita pahami implementasi
aqidah adalah penerapan atau pengaplikasian keimanan seseorang. Salah satunya
adalah rukun iman yang ke empat yakni berima kepada kitab-kitab Allah, yang kita
yakini adalah Al-Qur’an. Dalam Al-qur’an kita bisa mengutip dari surat Al-Isra’ ayat
ke 23-24 yang menjelaskan larangan bagi seorang anak untuk berkata kasar kepada
orang tua.

I.II Rumusan Masalah

1. Apa saja contoh kasus pelanggaran sopan santun terhadap orang tua?

2. Bagaimana cara menangani kasus tersebut?

3. Apa tujuan dari berbahasa santun?

4. Apa saja dalil yang menganjurkan untuk berbahasa santun kepada orang tua?

1
5. Apa saja manfaat dari berkata santun kepada orang tua?

6. Bagaimana cara menerapkan berbahasa santun kepada orang tua dalam kehidupan
sehari-hari?

2
BAB II

PEMBAHASAN

II.I Landasan Teori

Sudah sebaiknya kita memiliki perilaku kesopanan sebagai konsep yang tegas seperti
gagasan etika dan tingkah laku sosial yang sopan yang terdapat dalam budaya.
Melalui sikap kesopanan orang dapat dikatakan memiliki sifat bijak, pemurah,
simpatik, dan rendah hati. Sudah saatnya kita menyadari jika partisipan interaksi
merupakan norma-norma dan prinsip-prinsip yang ada di dalam masyarakat luas.
Kesantunan berkaitan dengan budaya dan nilai yang bersifat relatif di suatu
masyarakat. Suatu tuturan dapat dikatakan sopan, akan tetapi di tempat lain bisa saja
dianggap menjadi tidak sopan. Sebaiknya kita hrus paham dan bisa menempatkan diri
dengan sadar dimana kita berkomunikasi. Manusia merupakan makhluk sosial, oleh
sebab itu, sudah seharusnya setiap manusia paham akan tata cara berinteraksi dalam
kehidupan sehari-hari.

Markhamah dan Atiqa Sabardila (2013:153) menyatakan bahwa kesantunan


merupakan suatu cara yang dilakukan penutur saat berkomunikasi supaya penutur
tidak merasa tertekan, tersudut, dan tersinggung. Kesantunan berbahasa dalam hal ini
berupaya untuk menjaga harga diri pembicara maupun pendengar. Penggunaan
bahasa yang santun saat berkomunikasi akan membuat mitra tutur dan lawan bicara
merasa dihormati, nyaman, dan tidak menimbulkan kesalah pahaman.

Menurut Leech (dalam Jumanto, 2017: 87) mengkaji kesantunan berkaitan dengan
bidal percakapan Grice (1975). Bidal-bidak percakapan dari Grice ini sering
dilanggar atau tidak dipatuhi dalam interaksi sosial. Akibat banyaknya pelanggaran
yang terjadi, Leech mengaukan dua prinsip kesantunan untuk menghindari ujaran

3
yang berpotensi mengancam bahkan merusak muka. Dua prinsip kesantunan tersebut,
yaitu : (a) meminimalkan ungkapan perasaan yang tidak santun, dan memaksimalkan
ungkapan perasaan yang santun, (b) memilih tuturan yang tidak merendahkan status
orang lain (harga diri), atau menghindari 5 tuturan yang bisa membuat seseorang
kehilangan muka ( harga dirinya). Ada beberapa hal yang dirumuskan oleh Leech
yang tidak boleh dilakukan seorang penutur kepada petutur, yaitu: (a) jangan
menyuruh, (b) tidak boleh mengatakan hal buruk tentang petutur, (c) tidak boleh
mengungkapkan perasaan senang hati ketika petutur sedang bersedih, (d) jangan
menyerang pandangan petutur, (e) tidak boleh memuji diri sendiri, atau
membicarakan tentang kekayaan, kekuatan diri sendiri secara terus-menerus.

II.II Solusi

Cara untuk mengatasi masalah ini adalah dengan cara mengadakan sosialisasi pada
orang tua bagaimana cara mendidik anak yang baik dan benar sesuai akidah islam
mengikuti ketentuan Al-Qur’an dan As-sunnah. Selain itu di lingkungan pertemanan,
orang tua harus tetap mengawasi pergaulan anak agar anak tidak terjerumus di dalam
pergaulan yang salah dikarenakan peran orang tua sangat penting dalam proses
pendidikan anak. Pernah disebutkan bahwa pendidikan pertama bagi anak adalah dari
kedua orang tuanya. Selain peran orang tua, sekolah juga memiliki peran penting
didalamnya. Ditinjau dari lingkungan sekolah, pihak sekolah juga harus sering kali
mengadakan sosialisasi kepada siswa-siswinya bagaimana menggunakan tutur kata
yang baik dan santun dalam kehidupan sehari-hari. Karena ketika disekolah anak
banyak menghabiskan hampir setengah harinya untuk belajar, lingkungan sekitarnya
akan sangat berpengaruh. Ketika berada dilingkungan sekolah, para guru harus
dengan sigap mengawasi murid-muridnya, Karena mereka adalah orang tua kedua
bagi anak didiknya yang telah dipercayakan oleh orang tua siswa.

II.III Kontribusi

4
Kita sebagai anak muda dapat memberikan kontribusi dengan memulai dari hal yang
paling dasar dengan cara menerapkan tutur kata santun pada diri sendiri dalam
kehidupan sehari-hari sehingga dapat memberikan contoh yang baik pada generasi
yang lebih muda. Atau dengan lingkup yang lebih besar seperti mengingatkan orang-
orang terdekat untuk senantiasa menerapkan nilai sopan santun dalam keseharian.
Selain itu, kita dapat menebar kebaikan lewat social media dengan cara membuat
blog, membuat vlog, membuat postingan, maupun selebaran menarik yang
menjelaskan seberapa penting untuk bertutur kata santun pada kedua orang tua kita.

II.IV Contoh Kasus

Salah satu contoh kasus pelanggaran sopan santun terhadap orang tua yang sedang
viral di lingkungan masyarakat saat ini, kasus ini terjadi di daerah Surabaya. Dalam
kasus tersebut menggambarkan seorang anak yang menendang dan berkata kasar
pada ibunya. Hal tersebut dipicu karena sang anak yang meminta uang pada ibunya,
uangnya digunakan untuk membeli makanan diluar rumah namun ibunya tidak
memberikannya sebab ibunya tidak mempunyai uang.

Dikarenakan hal tersebut dia pun marah dan tetap memaksa ibunya tuk
memberikannya uang. Sang ibu pun yang sudah naik pitam pun memarahinya.
Karena pada saat itu dia pun tengah membolos sekolah. Masalah semakin memuncak
ketika anak tersebut dengan berani menendang ibunya, hal tersebut semakin memicu
pertengkaran antar keduanya. Anak tersebut mengeluarkan kata-kata yang tidak
pantas diucapkan oleh seorang anak kepada orang tuanya.

Dari kasus tersebut kita dapat mengetahui bahwa ternyata pada era ini banyak sekali
anak yang menggunakan perkataan-perkataan yang tidak patut untuk digunakan
ketika berdialog dengan orang yang lebih tua. Seharusnya mereka mengetahui bahwa
ketika mereka sedang melakukan interaksi dengan orang yang lebih tua, mereka harus
menggunakan bahasa yang santun sebab dalam dalam bertutur kata mereka harus

5
menggunakan bahasa yang baik dan santun sebagai bentuk rasa hormat pada orang
yang lebih tua.

II.V Cara Penanganan Kasus

Cara untuk mengatasi masalah ini adalah dengan cara mengadakan sosialisasi pada
orang tua bagaimana cara mendidik anak yang baik dan benar sesuai akidah islam
mengikuti ketentuan Al-Qur’an dan As-sunnah. Selain itu di lingkungan pertemanan,
orang tua harus tetap mengawasi pergaulan anak agar anak tidak terjerumus di dalam
pergaulan yang salah dikarenakan peran orang tua sangat penting dalam proses
pendidikan anak, terlebih lagi pendidikan pertama bagi anak adalah dari kedua orang
tuanya. Selain peran orang tua, sekolah juga memiliki peran penting didalamnya.
Ditinjau dari lingkungan sekolah, pihak sekolah juga harus sering kali mengadakan
sosialisasi kepada siswa-siswinya bagaimana menggunakan tutur kata yang baik dan
santun dalam kehidupan sehari-hari. Karena ketika disekolah anak banyak
menghabiskan hampir setengah harinya untuk belajar, lingkungan sekitarnya akan
sangat berpengaruh. Ketika berada dilingkungan sekolah, para guru harus dengan
sigap mengawasi murid-muridnya, Karena mereka adalah orang tua kedua bagi anak
didiknya yang telah dipercayakan oleh orang tua siswa.

Ketika anak beranjak dewasa dan terpengaruhi oleh pergaulan yang salah maka
selaku orang tua harus memberikan didikan yang keras seperti memberikan sebuah
sangsi yang dapat membuat anak jera untuk melakukan hal tersebut. Peran
masyarakat juga sangat penting bagi seorang anak, apabila masyarakat sekitarnya
acuh terhadap masalah tersebut, maka hal tersebut dianggap hal yang lumrah terjadi.
Begitupun sebaliknya, jika masyarakat lebih peduli dan tanggap pada sesama maka
anak akan merasa malu untuk bersikap buruk.

Selain pendidikan dari dalam sekolah seharusnya dalam era seperti ini yang sudah
masuk akhir zaman orang tua seharusnya sudah mengenalkan pendidikan agama
sejak kecil pada anaknya dengan cara mengajarinya mengaji dan mengikuti majlis

6
yang berhubungan dengan ajaran agama islam. Dengan mengikuti majlis islam disela-
sela waktu luang dia jadi tidak sempat untuk mengikuti pergaulan yang tidak baik dan
kalau pun dia diajak mengikuti pergaulan yang seperti apapun dan dia sudah
mempunyai bekal ilmu agama sejak kecil maka dia sudah dapat memikirkan dampak
yang akan dia terima dalam melakukan kegiatan apapun. Jadi sangat penting orang
tua membentengi anaknya dengan ilmu agama sejak kecil karena saat ini pergaulan
sudah semakin tidak jelas, dan jika anak tersebut tidak mempunyai bekal agama sejak
kecil maka anak anak akan mudah terjerumus dalam kegiatan yang tidak baik.

Selanjutnya dalam masalah penggunaan HP. Sebaiknya orang tua membatasi


penggunaan hp pada anak. Khususnya dalam penggunaan internet. Karena dalam situ
banyak sekali kebaikan dan juga kejahatan dalam hal apapun. Dan jika anak anak
belum mendapat bekal agama yang cukup. Saat dia menggunakan internet dan
melihat suatu bentuk ajaran yang salah dia pasti dapat terjerumus mengikuti ajaran
tersebut. Maka, menurut saya sebaiknya orang tua tidak memberikan HP untuk
anaknya sebelum dia memiliki pengetahuan yang cukup dan kalaupun orang tua
memberikan hp pada anak, pastikan untuk selalu mengawasinya.

II.VI Tujuan Berbahasa Santun

Tujuan berbahasa santun kepada kedua orang tua adalah agar hidup seorang anak
lebih berkah karena ridhonya Allah adalah ridhonya kedua orang tua. Salah satu cara
memuliakan kedua orang tua adalah dengan bertutur kata yang santun, hal tersebut
membuat kedua orang kita merasa dihormati. Apabila orang tua merasa senang
dikarenakan sikap anak yang santun, maka beliau akan seanantiasa berdoa kepada
Allah swt demi kebahagiaan dunia dan akhirat anak. Dengan begitu kehidupan dunia
dan akhirat anak tersebut akan lebih mudah dilalui karena doa orang tua adalah salah
satu doa yang sangat mustajabah bagi anak mereka.

II.VII Dalil Berbahasa Santun Kepada Orang Tua

7
Berdasarkan dalil di dalam Al-Qur’an surat Al-Isra’ ayat ke 23-24.

Allah Ta’ala berfirman:

ٍّ‫ا أُف‬AA‫لْ لَهُ َم‬AAُ‫ا فَاَل تَق‬AA‫ر أَ َح ُدهُ َما أَوْ ِكاَل هُ َم‬Aَ َ‫ك ْال ِكب‬
Aَ ‫َن ِع ْن َد‬Aَّ ‫ن إِحْ َسانًا ۚ إِ َّم ا يَ ْبلُغ‬Aِ ‫ إِاَّل إِي َّاهُ َوبِ ْال َوالِ َد ْي‬A‫ك أَاَّل تَ ْعبُدُوا‬ َ َ‫َوق‬
َ ُّ‫ضىٰ َرب‬
َ ‫ة َوقُلْ َربِّ ارْ َح ْمهُ َما َك َما َربَّيَانِي‬Aِ ‫الذ ِّل ِمنَ الرَّحْ َم‬
‫ص ِغي ًرا‬ ُّ ‫اخفِضْ لَهُ َما َجنَا َح‬ ْ ‫َواَل تَ ْنهَرْ هُ َما َوقُلْ لَهُ َما قَوْ اًل َك ِري ًما َو‬

“Dan Rabb-mu telah memerintahkan agar kamu jangan beribadah melainkan hanya
kepada-Nya dan hendaklah berbuat baik kepada ibu-bapak. Jika salah seorang di
antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu,
maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah”
dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya
perkataan yang baik. Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh
kasih sayang dan ucapkanlah, ‘Ya Rabb-ku, sayangilah keduanya sebagaimana
mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.’” (Al-Israa’ : 23-24).

Imam Adz-Dzahabi rahimahullah berkata, “Yang dimaksud dengan berbuat baik


kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya adalah berbakti, mengasihi dan lemah
lembut kepadanya.Dan yang dimaksud dengan membentak mereka adalah berbicara
secara kasar di saat keduanya memasuki masa tua mereka.Seyogyanyalah kita
berkhidmat kepada keduanya sebagaimana mereka telah mengurus
kita.Bagaimanapun juga mereka tetap yang lebih baik. Dan bagaimana bisa sama,
keduanya telah derita karena kita, demi mengharapkan kehidupan kita. Sedangkan
kita jika pun menanggung derita karena keduanya, kita mengharapkan kematiannya.
Lalu mana mungkin bisa sama? Dan adapun yang dimaksud dengan perkataan yang
mulia adalah perkataan yang lemah lembut lagi santun.”

Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata: “Allah Ta’ala berfirman yang


memerintahkan kepada para hamba-Nya agar beribadah kepada-Nya yang tiada

8
sekutu bagi-Nya. Sesungguhnya kata ‘al-qadha’ dalam ayat ini maksudnya adalah
perintah. Mujahid rahimahullah berkata: “Wa qadha maksudnya (Allah)
memerintahkan.” ‘Ubay bin Ka’ab, Abdullah bin Mas’ud dan Dhahhak bin
Muzahim, membaca ayat tersebut seperti berikut ini: “Rabbmu memerintahkan agar
engkau tidak beribadah kecuali hanya kepada-Nya.” Oleh karena itu, Allah Ta’ala
menyandingkan perintah berbakti kepada kedua orang tua pada perintah beribadah
kepada-Nya. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya): “… dan hendaklah kamu
berbuat baik kepada kedua orang tuamu dengan sebaik-baiknya.”  Maksudnya
Allah memerintahkan agar engkau berbuat baik kepada kedua orang tuamu yang
demikian itu seperti firman-Nya dalam surat yang lain, Allah Ta’ala berfirman
(yang artinya), “Bersyukurlah kepada-Ku, dan kepada kedua orang tuamu, hanya
kepada-Ku tempat kembalimu.” (QS. Luqman: 14)”.

Adapun firman Allah Ta’ala(yang artinya): “Jika salah seorang di antara keduanya
atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-
kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya ‘ah’.” Imam Ibnu
Katsir rahimahullah berkata: “Yaitu janganlah kamu memperdengarkan kepada
keduanya perkataan yang buruk, walaupun perkataan hanya perkataan “ah” yang
merupakan perkataan buruk yang paling rendah. “Dan janganlah kamu membentak
mereka,” yaitu janganlah ada pada dirimu kepada mereka berperbuatan yang
buruk.Atha’bin Rabbah berkata, “Yaitu janganlah kamu memukulkan tanganmu
kepada kedua orang tuamu”.

Adapun firman Allah Ta’ala (yang artinya): “Dan ucapkanlah kepada keduanya


perkataan yang mulia,” yaitu perkataan yang lembut dan baik dengan penuh
kesopanan, kesantunan dan penghormatan.

Adapun firman Allah Ta’ala (yang artinya): “Dan rendahkanlah dirimu terhadap


mereka dengan penuh kesayangan,” yaitu tawadhu’lah kepada mereka dengan

9
perbuatanmu. “Dan ucapkanlah, Wahai Rabbku kasihanilah keduanya,” yaitu
semasa tua mereka dan setelah mereka meninggal dunia.“Sebagaimana mereka
telah mendidiku di waktu kecilku.” Yaitu pada usia tuanya dan pada saat wafatnya.

Salah satu perilaku manusia yang berakhlak adalah manusia yang memiliki sopan
santun dalam berbahasa.Santun dalam berbahasa tidak hanya pada nada suara yang
digunakan saat berdialog, namun juga dalam pemilihan kata-kata yang digunakan
dalam berdialog. Kesantunan dalam perspektif islam merupakan suatu dorongan
ajaran untuk mewujudkan manusia yang kaffah (memiliki kepribadian islam yang
utuh), yakni manusia yang memiliki akhlak yang baik dalam pandangan manusia
maupun dilihat dari pandangan Allah swt.Berbahasa santun kepada orang tua
sebagai salah satu pertanda seorang manusia yang memiliki akhlak yang mulia.

II.VIII Manfaat Bersikap Santun

Manfaat dari bersikap santun kepada orang tua adalah yang pertama agar kedua
orang tua ridha akan kita. Doa kedua orang tua merupakan doa yang mustajabah
sehingga apabila orang tua merasa senang dengan sikap dan tutur kata kita yang
santun, maka beliau akan senantiasa mendoakan kita agar bahagia didunia maupun
akhirat. Kedua, manfaat bertutur kata santun adalah mempermudah jalan kita
menuju kesuksesan, apabila orang tua telah ridha maka jalan menuju kesuksesan
akan terasa lebih mudah, semua jalan dan rintangan akan senantiasa mudah dilalui
karena doa kedua orang tua kita sangatlah mustajabah. Ketiga, memberikan contoh
yang baik untuk anggota keluarga yang lebih kecil, sebagai anggota keluarga yang
lebih tua sudah seharusnya kita memberi contoh untuk adik-adik kita untuk
berperilaku dan betutur kata yang baik kepada siapapun, dengan cara menerapkan
langsung pada kehidupan sehari-hari maka anggota keluarga yang lain lebih mudah
untuk mencotohnya. Keempat, manfaat bertutur kata yang baik pada orang tua dapat
menghindarkan perselisihan dan kesalah fahaman antara anak dan orang tua.
Dengan tutur kata yang santun, ucapan kita akan lebih muda di tangkap dan di

10
cerna. Kelima, kita akan disukai dan disegani oleh orang lain karena sopan santun
kita pada orang yang lebih tua.

II.IX Cara Penerapan Bahasa Santun

Karena bertutur kata santun dapat memberikan banyak manfaat, kita harusnya dapat
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Cara menerapkan dalam kehidupan
sehari-hari dapat dimulai dari hal yang paling kecil, yakni dengan cara
melaksanakan segala perintah orang tua tanpa menunda atau bahkan mengeluh.Hal
kedua yang dapat dilakukan yakni jika sedang berdialog dengan orang tua
hendaknya kita memakai bahasa yang sopan dan tidak menyakiti hati kedua orang
tua. Selain itu, menggunakan intonasi nada yang lembut juga sangat penting agar
orang tua dengan mudah menangkap maksut dari ucapan kita dan tidak
menimbulkan suatu kesalah fahaman. Apabila orang tua sedang marah, sebaiknya
kita diam mendengarkan dan tidak melawan karena hal tersebut akan melukai hati
kedua orang tua.

11
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

III.I Kesimpulan

Pada bab akhir ini kami akan menyimpulkan makalah ini dari data-data yang ada
pada bab-bab sebelumnya, jadi kesimpulan dari makalah ini yang berjudul
“Menerapkan Berbahasa Santun Pada Orang Tua” adalah kewajiban seorang anak
untuk berbakti kepada orang tua melalui tutur kata santun dan berperilaku sopan
agar dapat mempertebal iman serta mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat
dikarenakan ridha kedua orang tua.

III.II Saran

Sebagai pemuda-pemudi islam yang baik, kita wajib untuk memuliakan kedua
orang tua dimulai dengan bertutur kata yang santun seperti merendahkan intonasi
suara dan mengucapkan hal-hal yang baik saat berdialog dengan kedua orang tua
agar tidak sampai membuat hati orang tua terluka karena ucapan kita.

12
Daftar Pustaka

Khon, Abdul Majid M. Ag. Hadis Tarbawi. 2015. Jakarta : Prenada Media Grup.

Habanakah, Abdul Rahman H. 1994. Metode Merusak Akhlak dari Barat. Jakarta :
Gema Insani Press.

Hanim, Masayu S., dkk. 2010. Remaja dan Pemahaman Ajaran Agama. Jakarta : LIPI
Press.

Turmudi, Endang. 2003. Pengaruh Modernitas Terhadap Sikap Keberagaman


Masyarakat. Jakarta : LIPI Press.

Azyumardi, Azra. 2002. Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi Umum.
Jakarta : Departemen Agama RI.

Mustofa, Agus. 2008. Tak Ada Azab Kubur?.Surabaya : Padma Press.

Idris, Manan. 1984. Islam untuk Disiplin Ilmu Pendidikan. Jakarta : Kuning Mas.

13

Anda mungkin juga menyukai