Anda di halaman 1dari 7

PENGERTIAN DAN DEFINISI BK

Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bimbingan Dan Konseling

Dosen Pengampu : Nur astuti agustriyana S.Psi,M.Pd

Disusun Oleh :

1. Luk-Luk Ul Khotimatul Aini ( 182015498 )


2. Siti Romlah ( 1803008 )

STAI KHOZINATUL ULUM BLORA

TAHUN 2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bimbingan dan konseling adalah merupakan sebuah proses tolong menolong antara individu
satu dengan individu yang lain untuk memahami diri mereka sendiri. Di dalam pendidikan
bimbingan dan konseling mewakili hasrat masyarakat untuk membantu individu, sumbangan
bimbingan dan konseling menambah kepahaman tentang informasi pendidikan, vokasional dan
social yang diperlukan untuk membuat pilihan secara berpengetahuam bagi pelajar.

Dalam pendidikan, konselor sekolah sebagai individu yang tidak diharapkan bertindak sebagai
hakim atau penilai. Konselor berbeda dengan guru, pengurus sekolah dan orang tua dalam
tugasnya di sekolah. Konselor tidak bertanggung jawab seperti guru untuk memastikan bahwa
pelajar mencapai dalam bidang akademik. Oleh karena itu konselor mampu untuk mengadakan
hubungan yang harmonis sehingga tercapai pertumbuhan dan perkembangan pelajar.

Bimbingan dan konseling ada untuk menolong pelajar memahami berbagai pengalaman diri,
peluang yang ada serta pilihan yang terbuka untuk mereka dengan menolong mereka mengenal,
membuat interpretasi dan bertindak terhadap kekuatan sendiri, dan bersumber dari diri mereka
dan bertujuan untuk mempercepat perkembangan diri pelajar. Seorang konselor dalam
pelayanan bimbingan dan konseling merupakan pekerjaan profesional, oleh sebab itu praktiknya
harus mengikuti asas-asas, dan landasan-landasan tertentu.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian dan Definisi Bimbingan dan Konseling !
2. Tujuan Bimbingan dan Konseling !
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian dan Definisi Konseling

Menurut tohirin konseling adalah kontak atau hubungan timbal balik antara dua orang ( konselor
dan klien ) untuk menangani masalah klien , yang didukung oleh keahlian dalam suasana laras
dan integerasi, berdasarkan norma-norma yang berlaku untuk tujuan yang bergna bagi klien.

Menurut Jones ( dalam Prayitno 2013 : 100 ) menjelaskan bahwa ;

Konseling adalah kegiatan dimana semua fakta dikumpulkan dan semua pengalaman siswa
difokuskan pada maslah tertentu untuk diatasi sendiri oleh yang bersangkutan dimana ia diberi
bantuan pribadi dan langsung dalam memecahkan masalah. Konselor tidak memecahkan
masalah untuk klien. Konseling harus ditunjukan pada perkembangan yang progsesif dari
individu untuk memecahkan masalah-masalah sendiri tanpa bantuan.

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Tentang Bimbingan Dan Konseling Pada
Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah Nomor 111 tahun 2014 Pasal 1 Butir
1 ”Bimbingan dan Konseling adalah upaya sistematis, objektif, logis, dan berkelanjutan serta
terprogram yang dilakukan oleh konselor atau guru Bimbingan dan Konseling untuk
memfasilitasi perkembangan peserta didik/Konseli untuk mencapai kemandirian dalam
kehidupannya”.

Secara lebih spesifik layanan bimbingan dan konseling Menurut Tohirin (2013:25) adalah:

Bimbingan dan konseling merupakan proses bantuan yang diberikan oleh pemimpin ( konselor )
kepada individu ( konseli ) melalui pertemuan tatap muka atau hubungan timbal balik antara
keduanya , supaya konseli mempunyai kemampuan atau kecakapan melihat dan menenmukan
masalah serta mempunyai kemampuan memecahkan maslahnya sendiri.

Sedangkan Menurut Hikmawati (2011:1) bimbingan dan konseling adalah:


Pelayanan bantuan untuk peserta didik baik secara perorangan maupun kelompok agar mampu
mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bidang pengembangan kehidupan pribadi,
kehidupan, social, kemapuan belajar, dan perencanaan karir, melalui berbagai jenis layanan dan
kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku.

2. Tujuan Bimbingan dan Konseling


tujuan bimbingan dan konseling adalah dalam rangka:
pertama. Membantu mengembangkan kualitas kepribadian individu yang dibimbing atau
dikonseling.
Kedua, membantu mengembangkan kualitas kesehatan mental klien.
Ketiga, membantu mengembangkan perilaku yang lebih efektif pada diri individu dan
lingkungannya.
Keempat, membantu klien menanggulangi problema hidup dan kehidupannya secara
mandiri.

BAB III
PENUTUP
Bimbingan dan konseling adalah suatu proses tolong menolong untuk mencapai tujuan yang
dimaksud, dapat juga diartikan sebagai hubungan timbal balik antara dua orang untuk menangani
masalah klien, yang di dukung dengan keahlian dalam suasana yang laras dan integrasi,
berdasarkan norma-norma yang berlaku untuk tujuan yang berguna bagi klien. Bimbingan dan
konseling adalah dua komponen yang tak terpisahkan dan saling membutuhkan dan saling
berperan didalam proses bimbingan dan konseling.

Referensi:

Aqib Zainal. 2012. ikhtisar bimbingan dan konseling. Bandung: Margahayu Permai
Prayitno, Amti. 2013. Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling. Jakarta. Rineka Cipta
Willis S. Sofyan.2011. Konseling Individual Teori dan Praktek. Bandung. Alfabeta
Hikmawati, F. 2011. Bimbingan Konseling. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Prayitno (2003)
Memberikan pengertian bimbingan konseling sebagai suatu bentuk pelayanan untuk peserta
didik, baik secara perorangan maupun kelompok agar peserta didik mandiri dan berkembang
secara baik.

Jainab Aqib (2010)


Memberikan pengertian bimbingan konseling sebagai bentuk kegiatan yang integral, dimana
bimbingan dan konseling tak terpisahkan dengan layanan bimbingan yang lain.

Nur Faudjia (2011)


Memberikan pengertian bimbingan konseling sebagai proses pemberian bantuan konselor yang
dilakukan melalui wawancara untuk kemudian peserta didik mampu merencanakan masa depan
yang lebih baik.

Kemendikbud
Memberikan pengertian bahwa bimbingan konseling adalah bentuk pelayanan bantuan oleh
tenaga pendidik kepada peserta didik, sehingga peserta didik dapat hidup mandiri dan juga
berkembang. Baik bimbingan tersebut dalam bentuk bimbingan pribadi, bimbingan belajar,
bimbingan sosial, ataupun bimbingan karier.

Menurut crow & crow dalam Aqib, (2013:94) menjelaskan bahwa :

Bimbingan dapat diartikan bantuan yang diberikan oleh seseorang, laki-laki


atau perempuan, yang memiliki kepribadian yag memadai dan telah terlatih
dengan baik kepada individu-individu setiap usia untuk membantunya
mengatur kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan pandangan hidupnya
sendiri, membuat keputusan sendiri dan menanggung bebannya sendiri.

Menurut bernard & fullmer (dalam Prayitno, 2013:95) bimbingan merupakan


segala kegiatan yang bertujuan meningkatkan realisasi pribadi setiap
individu.

Selanjutnya Menurut Willis (2011:14) bimbingan merupakan ”proses


bantuan terhadap individu agar ia memahami dirinya dan dunianya,
sehingga dengan demikian ia dapat memanfaatkan potensi-potensinya".

Berdasar pendapat di atas dapat diambil pengertian bahwa bimbingan


merupakan proses bantuan yang diberikan oleh konselor kepada
konseli supaya konseli yang dibimbing dapat mengenali dirinya,
memaksimalkan potensinya, serta mampu mengahadapi, dan
memecahkan berbagai masalah yang dihadapi dalam hidupnya.

Pengertian Konseling Menurut para Ahli adalah sebagai berikut:


Adapun konseling menurut Tohirin (2013:24) adalah kontak atau hubungan
timbal balik antara dua orang (konselor dan klien) untuk menangani
masalah klien, yang didukung oleh keahlian dalam suasana yang laras dan
integrasi, berdasarkan norma-norma yang berlaku untuk tujuan yang
berguna bagi klien.

Menurut Jones (dalam Prayitno 2013: 100) menjelaskan bahwa :

konseling adalah kegiatan dimana semua fakta dikumpulkan dan semua


pengalaman siswa difokuskan pada masalah tertentu untuk diatasi sendiri
oelh yang bersangkutan dimana ia diberi bantuan pribadi dan langsung
dakam pemecahan masalah itu. Konselor tidak memecahkan masalah untuk
klien. Konseling harus ditunjukkan pada perkembangan yang progresif dari
individu untuk memecahkan masalah-masalahnya sendiri tanpa bantuan.

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Tentang Bimbingan


Dan Konseling Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah Nomor 111
tahun 2014 Pasal 1 Butir 1 ”Bimbingan dan Konseling adalah upaya
sistematis, objektif, logis, dan berkelanjutan serta terprogram yang
dilakukan oleh konselor atau guru Bimbingan dan Konseling untuk
memfasilitasi perkembangan peserta didik/Konseli untuk mencapai
kemandirian dalam kehidupannya”.

Anda mungkin juga menyukai