REMAJA
Diajukan Guna Memenuhi Mata Kuliah Metode Penelitian Sosial
Oleh:
21401015
2023
NIM : 21401015
Menyetujui,
..............................................................
Dosen Pembimbing
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang
Upaya Guru Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Mengajar Siswa di Sekolah.
Makalah ilmiah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembautan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah
ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang Upaya Guru Dalam Mengatasi
Kesulitan Belajar Mengajar Siswa di Sekolah ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.........................................................................................................
KATA PENGANTAR...........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................
A.Abstrak...................................................................................................
B.Latar Belakang.......................................................................................
C.Rumusan Masalah..................................................................................
D.Tujuan Penelitian...................................................................................
E.Manfaat Penelitian.................................................................................
A.Kajian Teori...........................................................................................
B.Penelitian Relevan..................................................................................
A.Metode Penelitian..................................................................................
B. .Latar Penelitian....................................................................................
C. Cara Penelitian......................................................................................
F. Analisis Data.........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A.ABSTRAK
Masalah kenakalan remaja, yang telah ada dalam jangka waktu yang cukup lama, tetap
menjadi isu yang relevan. Kenakalan remaja, atau juvenile delinquency, merujuk pada
perilaku antisosial yang jika dilakukan oleh orang dewasa dianggap sebagai tindakan
kejahatan. Di Indonesia, masalah ini menjadi sumber kekhawatiran signifikan, mencakup
tindakan kekerasan di antara pelajar, konsumsi merokok dan minuman keras sebelum usia
legal, yang dapat berdampak merugikan dan mengganggu ketertiban umum.
B.LATAR BELAKANG
Permasalahan kenakalan remaja bukan fenomena baru yang baru-baru ini muncul,
melainkan masalah ini telah ada dalam jangka waktu yang cukup lama. Meskipun telah diterapkan
berbagai tindakan, baik pencegahan, pengobatan, maupun tindakan tegas, untuk mengatasi
kenakalan remaja ini, namun dari tahun ke tahun, permasalahan tersebut tetap ada. Fuad Hasan,
seperti yang dikutip oleh Anjarsari (2011: 19), mendefinisikan kenakalan sebagai perilaku antisosial
yang dilakukan oleh anak atau remaja, yang jika dilakukan oleh orang dewasa, dianggap sebagai
tindakan kejahatan. Kenakalan remaja sering disebut sebagai juvenile delinquency. Bimo Walgito,
seperti yang diungkapkan dalam Sudarsono (2012: 11), menjelaskan bahwa juvenile delinquency
merujuk pada tindakan yang, jika dilakukan oleh orang dewasa, dianggap sebagai kejahatan. Dengan
kata lain, ini adalah perilaku yang melanggar hukum yang dilakukan oleh anak-anak, khususnya
remaja.
Di Indonesia, masalah kenakalan remaja telah menjadi sumber kekhawatiran yang signifikan
bagi masyarakat, termasuk tindakan kekerasan di antara pelajar, Merokok sebelum masuk usia
legalnya,,minum miras sebelum masuk usia legalnya, dan lain sebagainya. Tindakan-tindakan seperti
ini dapat berdampak merugikan dan bahkan berakibat fatal, serta dapat mengganggu ketertiban
umum.
Sekolah, sebagai tempat pendidikan, juga merupakan lingkungan di mana siswa berinteraksi
sosial dan menerima pendidikan. Setiap mata pelajaran di sekolah mencakup pendidikan karakter,
yang dimaksudkan untuk membekali siswa dengan nilai-nilai positif dan perilaku yang baik, serta
untuk mencegah perilaku negatif. Meskipun demikian, masih sering terjadi pelanggaran tata tertib
yang dilakukan oleh siswa di lingkungan sekolah. Kenakalan siswa merujuk pada perilaku melanggar
aturan sekolah, nilai, dan norma yang berlaku, yang dapat mengganggu suasana sekolah dan
masyarakat, tanpa melupakan kemungkinan berbahaya bagi diri siswa itu sendiri.
C.RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang hendak dipecahkan
dalam penelitian ini yaitu:
D.TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas , maka tujuan penelitian
dalam penelitian ini yaitu:
E.MANFAAT PENELITIAN
1. MANFAAT TEORITIS
Penelitan ini dibuat dengan harapan agar bisa menjadi pengingat bagi para remaja
agar tidak terjerumus ke hal - hal negatif yang bisa mengganggu pendidikannya
2. MANFAAT PRAKTIS
Data yang terdapat di dalam penelitian ini bisa dijadikan rujukan dan bahan pustaka bagi
mahasiswa terutama mahasiswa pendidikan pancasila dan kewarganegaraan yang ingin
mengadakan penelitian terkait kenakalan remaja
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.KAJIAN TEORI
1. Pengertian Kenakalan
Istilah kenakalan remaja merupakan penggunaan lain dari istilah kenakalan anak sebagai
terjemahan dari juvenile delinquency. Menurut Simanjuntak (1984) pengertian juvenile
delinquency ialah apabila perbuatan-perbuatan tersebut bertentangan dengan norma-norma
yang ada dalam masyarakat dimana ia hidup. Menurut Sudarsono (2012) bahwa kenakalan
bukan hanya merupakan perbuatan anak yang melawan hukum semata akan tetapi juga
termasuk di dalamnya perbuatan yang melanggar norma masyarakat. Dengan demikian
masalah-masalah sosial yang timbul karena perbuatan remaja dirasakan sangat mengganggu,
dan merisaukan kehidupan masyarakat, bahkan sebagian anggota masyarakat menjadi
terancam hidupnya.
2. Pengertian Remaja
Menurut Hurlock (1998 : 107) “masa remaja merupakan masa dimana seorang individu
mengalami peralihan dari satu tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik
emosi, tubuh, minat, pola perilaku, dan juga penuh dengan masalah-masalah”. Sedangkan
menurut Papalia dan Olds (dalam Yudrik Jahja, 2011) bahwa masa remaja adalah masa
transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan dewasa yang pada umunya dimulai pada
usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluh tahun.
Selanjutnya menurut pendapat Mohammad Ali dan Mohammad Asrori (2012 : 10) “fase
remaja merupakan fase perkembangan yang tengah berada pada masa amat potensial, baik
dilihat dari aspek kognitif, emosi, maupun fisik”. Pada umumnya remaja menuntut dan
menginginkan kebebasan dari orang dewasa lainnya dalam bertindak, akan tetapi mereka
sering takut bertanggung jawab akan akibatnya dan meragukan kemampuan mereka untuk
mengatasi setiap permasalahan tersebut.
3. Pengertian Kenakalan Remaja
Menurut Kartini Kartono (2011 : 6) kenakalan remaja (Juvenile delinquency) ialah perilaku
jahat (dursila), atau kejahatan/kenakalan anak-anak muda; merupakan gejala sakit (patologis)
secara sosial pada anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial.
Menurut Sudarsono (2012) bahwa juvenile delinquence sebagai kejahatan anak dapat
diinterpretasikan berdampak negatif secara psikologis terhadap anak yang menjadi
pelakunya, apalagi jika sebutan tersebut secara langsung menjadi semacam trade-mark.
Sedangkan menurut Ary (2010) bahwa juvenile delinquency ialah perbuatan anak-anak yang
melanggar norma sosial, norma hukum, norma kelompok, dan mengganggu ketentraman
masyarakat, sehingga yang berwajib terpaksa mengambil tindakan pengamanan/penangkalan.
Berdasarkan pendapat Freud, pribadi manusia itu terbentuk dari dorongan-dorongan nafsu-
nafsu. Juga dikemukakan olehnya bahwa ada 3 sistem dalam pembentukan pribadi manusia
yang disebut Id, Ego, dan Superego, inilah yang menjadi prinsip kesenangan yang memiliki
fungsi untuk menyalurkan enersi untuk segera meniadakan ketegangan (menuntut kepuasan).
Penelitian yang terkait dalam persoalan kenakalan remajadiantaranya adalah penelitian yang
dilakukan oleh Hemuto, 2011, dengan judul“Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kenakalan
Remaja di Kec. Paguyaman Pantai” focus masalah dalam penclitian tersebut adalah
kenakalan remaja. Teori yang digunakan sebagai pisau analisis adalah teori yang
dikembangkan oleh Suparman dkk (dalam, Budininsi, 2008), yaitu tentang masyarakat adalah
faktor lingkungan terbesar bagi scorang remaja dalam pergaulannya. Metode penelitianyang
digunakan adalah kualitatif deskriptif. Dari hasil penelitian tersebut,terungkap bahwa faktor-
faktor yang menyebabkan kenakalan remaja adalah faktor lingkungan, pendidikan dan
perilaku sosial dari seorang remaja.Penelitian lain yang terkait dalam persoalan kenakalan
remaja adalah penelitian yang dilakukuan oleh Madang, 2010, dengan judul “Kenakalan
Remajadi Desa Pasokan Kec. Walea Besar" focus masalah dalam penclitian tersebut adalah
kenakalan remaja, seperti mengkonsumsi minuman keras sehingga meresahkan masyarakat.
Teori yang digunakan sebagai pisau analisis adalah tcoriyang dikembangkan oleh Mussen
(dalam, Dariyo, 2004), yaitu tentang perilakudan sikap remaja, dimana sikap dan perilaku
anak remaja sangat dekat dengansebuah perubahan, penuh gejolak dan emosional. Metode
penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Dari hasil penelitian tersebut,
terungkap bahwa faktor-faktor yang menyebabkan kenakalan remaja adalah faktor ekonomi
rendah, pergaulan bebas, kurangnya peran keluarga serta faktor pendidikan.Dengan
demikian, terdapat perbedaan antara dua penelitian di atas dengan penelitian ini, diantaranya
adalah terdapat pada aspek yang menjadi faktor utama penyebab perilaku menyimpang anak
remaja, diantaranya faktor lingkungan, dan perilaku sosial.
C.KERANGKA BERFIKIR
ASPEK MORAL
ASPEK SOSIAL
BAB III
METODE PENELITIAN
A.METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah para
remaja yang ada di sekitar desa Terong. Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan
adalah Reduksi Data atau Penyederhanaan Data, Penyajian Data, Penarikan Kesimpulan atau
verifikasi. Pemeriksaan keabsahan data menggunakan triangulasi teknik dan triangulasi
sumber. Pemeriksaan keabsahan data menggunakan triangulasi teknik yaitu menggunakan
tiga teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Pemeriksaan
keabsahan data menggunakan triangulasi sumber yaitu dengan menggunakan sumber data
yang beragam seperti sumber data yang berasal dari para remaja yang ada disekitar desa
Terong.
B.LATAR PENELITIAN
Alasan dipilihnya Desa Terong sebagai lokasi penelitian didasarkan pada aspek aspek berikut:
C.CARA PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian naturalistik karena
penelitian dilakukan pada kondisi alamiah. Informasi atau data yang dikumpulkan tidak
diwujudkan dalam bentuk angka, analisis dengan prinsip logika. Sumber informasi diperoleh
dari guru, siswa yang memiliki gejala kesulitan belajar.
Peristiwa, yaitu tingkah laku para remaja yang ada di sekitar desa Terong
Informan atau narasumber yaitu terdiri dari para remaja yang ada disekitar desa
Terong.Proses wawancara dilakukan tertutup dengan tujuan agar kerahasiaan dapat terjaga
dengan baik.
2. Wawancara Menurut Sugiyono, (2008: 231) wawancara adalah pertemuan dua orang untuk
bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam
suatu topik tertentu. Dalam konteks penelitian ini dilakukan baik dengan siswa yang menjadi
subyek penelitian, guru kelas, maupun orang tua siswa yang dipilih menjadi subyek
penelitian.
E.ANALISIS DATA
Analisa dalam penelitian ini menggunakan analisa data model Miles and Huberman
(Sugiyono, 2013: 336) sebagai berikut:
1. Reduksi Data Mereduksi data berarti merangkum, memilih halhal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya serta membuang yang
tidak perlu.
2. Penyajian Data Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya. Dengan menyajikan data,
maka memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencankan kerja selanjutnya
berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.
Ari H. Gunawan. (2010). Sosiologi Pendidikan: Suatu Analisis Sosiologi Tentang Berbagai
Problem Pendidikan. Jakarta: Rineka cipta.
Haryanto. (2011). Akibat kenakalan remaja. (online). Di akses 14 februari 2015.
Hurlock. (1996). Psikologi Perkembangan (Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
kehidupan). Terjemahan Istiwidayanti dan Soedjarwo. Jakarta: Erlangga.
Kartini Kartono. (2011). Patologi Sosial. Jakarta: Rajawali Pers.
Kartini Kartono. (2011). Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.
Koestoer Partowisastro. (1983). Dinamika Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga.
Mohammad Ali dan Mohammad Asrori. (2012). Psikologi Remaja Perkembangan Peserta
Didik. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Sarlito W. Sarwono. (2012). Psikologi Remaja. Jakarta: Rajawali Pers.
Simanjuntak, B. (1984). Latar belakang kenakalan remaja. Bandung: Alumni.
Sudarsono. (2012). Kenakalan Remaja. Jakarta: PT Rineka Cipta.Yudrik, J. (2011). Psikologi
Perkembangan. Jakarta: Kencana.
Zahratu Najedah. (2012). Dampak kenakalan remaja. (online). Di akses 14 februari 2015.