Anda di halaman 1dari 18

Kelompok 9

 Della Salsabila Najla


1106620065

 Maheswari Ngesti
1106620102

KASUS-KASUS PELANGGARAN YANG


TERBUKA DAN TERTUTUP DALAM RUMPUN
PROFESI
 Pengertian Kode Etik
 Fungsi dan Tujuan Kode Etik
 Kode Etik Bimbingan dan Konseling
 Peraturan Perundang-undangan yang
Berkaitan dengan Profesi Bimbingan dan
Konseling
 Bentuk-bentuk Pelanggaran Etika Profesi
Bimbingan dan Konseling
 Contoh Kasus-kasus Pelanggaran Etika

Agenda Profesi Bimbingan dan Konseling


 Mekanisme Penerapan Sanksi
 Permasalahan dalam Penerapan Kode Etik
Profesi Bimbingan dan Konseling
Pengertian Kode Etik
Menurut Sunaryo Kartadinata (2011:15) kode
etik profesi merupakan regulasi dan norma
perilaku profesional yang semestinya
diindahkan oleh seluruh anggota profesi dalam
menjalankan tugas serta dalam kehidupan di
masyarakat. ABKIN (2006:94) mendefinisikan
kode etik sebagai suatu aturan yang melindungi
suatu profesi dari campur tangan pemerintah,
mencegah ketidaksepakatan internal dalam
profesi serta melindungi atau mencegah para
praktisi dari perilaku-perilaku malpraktik.
Secara umum fungsi dari
kode etik profesi adalah:

Fungsi danTujuan
Kode Etik a. Memberikan pedoman bagi setiap
anggota profesi

b. Sebagai sarana kontrol sosial bagi


Abkin (2006:94) mengemukakan masyarakat atas profesi yang bersangkutan
bahwa penegasan identitas profesi
Bimbingan dan Konseling harus
diwujudkan dalam implementasi
kode etik dan supervisinya.
c. Mencegah campur tangan pihak di luar
organisasi profesi tentang hubungan etika
dalam keanggotaan profesi
 Kualifikasi Konselor dalam Nilai, Sikap, Keterampilan,
Pengetahuan dan Wawasan
Kode Etik
Bimbingan 1 Konselor wajib terus menerus mengembangkan dan
menguasai dirinya.

dan
2
Konselor wajib memperlihatkan sifat-sifat sederhana,
rendah hati, sabar, menepati janji, dapat dipercaya, jujur,
Konseling tertib dan hormat.

Berdasarkan keputusan pengurus


besar asosiasi bimbingan dan
konseling Indonesia (PBABKIN) nomor
3 Konselor wajib memiliki rasa tangggung jawab terhadap
saran maupun peringatan yang diberikan kepadanya.

010 tahun 2006 tentang penetapan


kode etik profesi bimbingan dan
konsseling, maka sebaian dari kode
etik itu adalah sebagai berikut:
4 Konselor wajib mengutamakan mutu kerja setinggi
mungkin dan tidak mengutamakan kepentingan pribadi.

5 Konselor wajib memiiki keterampilan menggunakan


tekhnik dan prosedur khusus yang dikembangkan ataas
dasar wawasan yang luas dan kaidah-kaidah ilmiah.
Peraturan
Perundang- • Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara No. 026/1989, yang
• Aspek legal keberadaan konselor juga
dipeyung UURI No. 20 tahun 2003
undangan yang menyatakan, “adanya pekerjaan
bimbingan dan konseling yang
tentang Sistim Pendidikan Nasional,
pasal 1 ayat 6 yang menyatakan,
berkedudukan seimbang dan sejajar “Pendidik adalah tenaga kepandidikan
Berkaitan dengan dengan kegiatan belajar”. PP tersebut
memberikan legalisasi yang cukup
yang berkualifikasi sebagai guru,
dosen, konselor, pamong belajar,
Profesi mantap bagi keberadaan layanan
bimbingan dan konseling di sekolah.
widyaiswara, tutor, instruktur,
fasilitator, dan sebutan lain yang
sesuai dengan ke khususannya, serta
Bimbingan dan bepartisipasi dalam penyelenggaraan
pendidikan”.
Konseling
Bentuk-bentuk
Pelanggaran Etika Profesi
Bimbingan dan Konseling

Terhadap Rekan Sejawat dan Profesi


Terhadap Organisasi Profesi Terhadap Organisasi Profesi Lain Yang Terkait
• Menyebarkan/membuka rahasia konseli
• Tidak mengikuti kebijakan dan aturan • Melakukan tindakan yang
kepada orang yang tidak terkait dengan
yang telah ditetapkan oleh organisasi menimbulkan konflik (penghinaan,
kepentingan konseli.
profesi. menolak untuk bekerja sama, sikap
• Melakukan perbuatan asusila arogan).
• Mencemarkan nama baik profesi
(pelecehan seksual, penistaan agama,
(menggunakan organisasi profesi • Melakukan referal kepada pihak yang
rasialis).
untuk kepentingan pribadi dan atau tidak memiliki keahlian sesuai dengan
• Melakukan tindak kekerasan (fisik dan kelompok). masalah konseli.
psikologis) terhadap konseli. Kesalahan
dalam melakukan pratik profesional
(prosedur, teknik, evaluasi, dan tindak
lanjut).
Contoh Kasus-kasus Pelanggaran Etika Profesi
Bimbingan dan Konseling
Te r d a p a t b e b e r a p a k a s u s n y a t a y a n g t e r j a d i d i I n d o n e s i a b e r k a i t a n d e n g a n
pelanggaran kode etik profesi bimbingan dan konseling, diantaranya yaitu:
1. Pelanggaran etis dalam hal hubungan ganda yang ditemukan di
SMKN 5 Sukabumi yakni saat konselor memberikan bimbingan
kepada siswa agar menerapkan disiplin diri namun disisi lain pihak
kesiswaan selalu menitipkan surat pernyataan sanksi untuk
disampaikan kepada siswa yang melakukan pelanggaran. Hal ini
bertentangan dengan kode etik konselor. Karena peran konselor
adalah memberikan pemahaman kepada siswa agar sadar akan
dirinya untuk tidak melakukan pelanggaran sementara konselor juga
harus memberikan punishment atau sanksi yang diberikan kepada
siswa yang melanggar.

2. Kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh oknum


guru bimbingan dan konseling di sekolah menengah
kejuruan (SMK) yang ada di kota Tangerang dikeluhkan.
Kasus yang menjerat seorang guru di SMKN 1 Tangerang
ini bermula saat orang tua murid melaporkan ihwal
percakapan tak senonoh dikirim melalui aplikasi
WhatsApp kepada anaknya oleh sang guru tersebut. Saat
itu orang tua murid yakni Krisnawati sebagai pelapor
merasa geram atas tingkah laku guru tersebut.
3. Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan
anak (P2TP2A) Jawa Barat menerima laporan soal kasus
kekerasan seksual dilakukan guru Bimbingan dan Konseling
di salah satu sekolah menengah pertama (SMP). Ketua
P2TP2A, Netty Prasetyani mengatakan, perkara itu kembali
menambah rentetan kejahatan seksual dengan anak sebagai
korbannya.

4. HB (53), seorang guru SMP di Kabupaten Banyuasin,


Sumatera Selatan, nyaris menjadi korban amukan warga.
Pasalnya, oknum guru Bimbingan Konseling (BK)
tersebut tega mencabuli muridnya sendiri berinisial S
(13) pada Senin (31/8/2020). Dari pemeriksaan polisi,
pelaku mengakui perbuatannya. Alasannya melakukan
perbuatan bejat itu karena khilaf.
5. Seorang guru di SMPN 4 Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa
Timur, Chusnul Huda, 38, ditangkap Polres Malang, pada Jumat,
6 Desember 2019. Guru bimbingan konseling (BK) itu
ditangkap lantaran diduga mencabuli 18 siswa laki-laki di
sekolahnya. Di hadapan penyidik, pria kelahiran 18 November
1981 itu mengaku jika perbuatan amoralnya itu terjadi selama
2 tahun.

6. CYL (17) murid SMA Negeri 11 Kota Kupang-NTT ini, ditempeleng


gurunya hingga telinganya berdarah dan bernanah. Kasus ini sudah
dilaporkan dan ditangani Polisi. CY mengaku kejadian itu terjadi pada
pertengahan November 2017 lalu. Saat itu sedang dilangsungkan
upacara bendera di sekolahnya dan CY hendak buang air kecil sehingga
dia keluar dari barisan upacara dan menuju ke toilet sekolah. Keluar
dari Toilet dia bertemu dengan gurunya, ARM. Saat itulah CY
ditempeleng dengan sangat keras oleh ARM, sebanyak satu kali.
Contoh Kasus-kasus Pelanggaran
Etika Profesi Bimbingan dan
Konseling
a. Memaparkan bahwa sekolah dan guru tidak lagi percaya dan c. Wacana yang belakangan mengemuka, persoalan
dipercaya sebagai pendidik dan pengajar. Tugas mereka telah pelanggaran etika keilmuan/profesi sering hanya ditujukan
digantikan dengan bimbingan belajar atau bimbel. Menurutnya, kepada praktik-praktik plagiarisme, yaitu penjiplakan,
fenomena bimbel di sekolah menunjukkan kenyataan, penggandaan, pengutipan, atau penyaduran, manipulasi
kepentingan siswa telah diperalat demi kepentingan lain
terutama demi kepentingan bisnis. Etika profesi pun digadaikan data, menjiplak, mengutip dari karya keilmuan/profesi orang
demi uang. Tugasmendidik dan mengajar merupakan hak dan lain tanpa menyebutkan sumbernya. Pelanggaran etika
kewajiban yang menjadi monopoli seorang guru. Ketika tugas keilmuan/profesi hanya dipersepsi sebagai persoalan
tersebut diserahkan oleh pihak lain yang tidak mempunyai “plagarisme” semata. Seperti sudah dikemukakan
kewenangan profesi, maka etika profesi mulai tidak berada sebelumnya, etika keilmuan/profesi mencakup enam
pada jalurnya. Dalam hal ini tugas mendidik dan mengajar guru wilayah, dan dari berbagai sumber yang sempat diakses,
dilakukan secara tidak profesional. pelanggaran etika keilmuan/profesi banyak jenisnya.
b. Seorang konselor yang dengan sengaja mempublikasikan data d. Ketika melakukan proses konseli, konselor yang mengambil
pribadi klien kepada semua orang. keuntungan dari masalah yang dihadapi klien
Mekanisme a. Memberikan teguran secara lisan

Penerapan dan b. Memberikan surat peringatan (SP 1,2, dan 3)

Bentuk-bentuk secara tertulis

Sanksi c. Pencabutan keanggotan ABKIN dengan tidak


hormat

Sekurang-kurangnya ada lima bentuk sanksi


bagi pelanggara kode etik profesi konselor d. Pencabutan lisensi bagi yang berpraktik mandiri
yaitu: atau dikeluarkan dari lembaga tempat ia bekerja.

e. Apabila terkait dengan permasalahan hukum/


kriminal maka akan diserahkan pada pihak yang
berwenang
Permasalahan • Pelaksana pelayanan bimbingan dan • Pihak di luar BK. Bimbingan dan
konseling yang kurang memiliki Konseling merupakan bagian dari
dalam Penerapan kompetensi. Hal ini dikarenakan
banyak guru BK yang tidak berlatar
sistem pendidikan itu sendiri, sehingga
bagaimana dukungan dari sistem akan

Kode Etik Profesi belakang pendidikan Bimbingan dan


Konseling. Selain itu kemauan guru BK
memberikan warna postif pada
terlaksananya pelayanan konseling.
untuk mengembangkan kompetensi Namun seperti yang kita lihat bahwa
Bimbingan dan seperti mengikuti pelatihan/ seminar/
worskhop atau melanjutkan pendidikan
beberapa kebijakan yang dibuat oleh
pihak tertentu justru mengaburkan

Konseling yang linear masih rendah. Implikasi


dari rendahnya penguasaan kompetensi
hakikat pelaksanaan layanan
bimbingan dan konseling. Hal ini
tersebut yakni buruknya pelayanan disebabkan kurangnya pengetahuan
yang diberikan kepada pengguna para pembuat kebijakan mengenai
Berdasarkan penjelasan di atas pelayanan konseling, seperti ada guru pelaksanaan pelayanan konseling yang
terkait dengan permasalahan dalam BK yang menjadi polisi sekolah, guru ideal. Contohnya seperti yang telah
penerapan kode etik, penulis dapat BK yang pemarah/galak, guru BK yang dipaparkan di atas, bahwa ada
merumuskan sumber tidak mampu menyusun program BK, kebijakan yang dikeluarkan oleh pihak
permasalahannya antara lain: dan sebagainya. berwenang untuk mengangkat guru
mata pelajaran menjadi guru
Bimbingan dan Konseling dikarenakan
lebihnya guru mata pelajaran.
Video Etika Konseling
KESIMPULAN
Penerapan kode etik profesi bimbingan dan
konseling di Indonesia masih belum tercapai
secara maksimal. Masih banyak guru
BK/Konselor yang tidak mengetahui rincian
kode etik profesi serta tidak mampu
melaksanakannya.

Langkah pertama yang harus dilakukan yakni


menumbuhkan kesadaran pada diri masing-
masing guru BK/Konselor bahwa mereka harus
senantiasa menjalankan tugas pokoknya secara
benar, mereka juga secara berkesinambunan
harus mengembangkan diri baik secara formal
maupun berdiskusi dengan rekan sejawat.
Abdillah, N., Kurniawati, S. Z., & Marjo, H. K. (2021). Pelaksanaan Kode Etik
Konselor dalam Hubungan Ganda di Sekolah. Jurnal Ilmiah Bimbingan
Konseling Undiksha, 73-77.

Anggara, W. (2014). Makalah Kasus-kasus Pelanggaran Etika Profesi BK. Materi


Tentang Bimbingan dan Konseling.
http://widiaanggara.blogspot.com/2014/06/makalah-kasus-kasus-

DAFTAR PUSTAKA pelanggaran-etika.html

Corey, G., Corey, M. S., & Callanan, P. (2011). Issues and Ethics in the Helping
Professions. Beimont, USA: Brooks/Cole, Cengage Learning.

Referensi Kasus-kasus: Hikmawati, F. (2016). Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rajawali Pers.

Hunainah. (2013). Etika Profesi Bimbingan Konseling. Bandung: RIZQI PRESS.


https://cnnbanten.id/2019/05/14/penanganan-kasus-hukum-guru-bk-
dinilai-lamban/ Indonesia, P. B. (2018). Kode Etik Bimbingan dan Konseling Indonesia.
Yogyakarta: abkin.
https://www.merdeka.com/peristiwa/guru-bk-di-sebuah-smp-jawa-
barat-cabuli-lima-muridnya.html Nurmaulidya, A., Nurbaeti, & Marjo, H. K. (2021). PENGETAHUAN KONSELOR
DALAM ETIKA PROFESIONAL PADA KONSELING SETTING KOMUNITAS.
https://regional.kompas.com/read/2020/09/01/12533631/guru-bk- JURNAL EDUKASI Jurnal Bimbingan Konseling, 53-63.
cabuli-siswi-smp-di-sekolah-polisi-pengakuannya-khilaf?page=all
https://kupang.tribunnews.com/2018/02/16/sadis-murid-sma-di- Nuzliah, & Siswanto, I. (2019). STANDARISASI KODE ETIK PROFESI BIMBINGAN
DAN KONSELING. JURNAL EDUKASI Jurnal Bimbingan Konseling, 64-75.
kupang-ditempeleng-guru-hingga-telinganya-bernanah
https://www.medcom.id/nasional/daerah/5b2AxJ6N-guru-bk-di-malang- Sujadi, E. (2018). KODE ETIK PROFESI KONSELING SERTA PERMASALAHAN
cabuli-18-siswa DALAM PENERAPANNYA. Jurnal Tarbawi: Jurnal Ilmu Pendidikan, 69-77.

https://www.malangtimes.com/baca/46913/20191207/165800/aksi- Wibowo, M. E. (2018). Profesi Konseling Abad 21. Semarang: UNNES PRESS.
pencabulan-dilakukan-selama-2-tahun-korban-cabul-guru-bk-
diperkirakan-lebih-dari-18-siswa
Thanks ForYour Partisipation 

Kelompok 9
BE HAPPY GAISS!!
– Della dan Riri –

Stay Healthy, okeeyy?!! Enjoy ur lifeeee 💕

Anda mungkin juga menyukai