(Disusun untuk memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah Profesi Konselor)
Disusun oleh :
KELAS B
Tidak lupa ucapan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen
pengampu yang telah memberikan banyak bimbingan serta masukan yang
bermanfaat dalam proses penyusunan makalah ini. Rasa terima kasih juga hendak
diucapkan kepada rekan-rekan mahasiswa/i prodi Bimbingan dan Konseling
Universitas Negeri Jakarta yang telah memberikan kontribusinya baik secara
langsung maupun tidak langsung sehingga makalah ini dapat selesai pada waktu
yang telah ditentukan.
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
BAB II......................................................................................................................7
TINJAUAN KEPUSTAKAAN...............................................................................7
BAB III..................................................................................................................10
PEMBAHASAN....................................................................................................10
BAB IV..................................................................................................................20
PENUTUP..............................................................................................................20
4.1 Kesimpulan..............................................................................................20
4.2 Saran........................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN
Profesi adalah suatu hal yang harus dibarengi dengan keahlian dan etika.
Meskipun sudah ada aturan yang mengatur tentang kode etik profesi, namun
seperti kita lihat saat ini masih sangat banyak terjadi pelanggaran-pelanggaran
ataupun penyalahgunaan profesi.Seperti layaknya sebuah pembelajaran
bimbingan dan konseling juga membutuhkan apa yang dinamakan strategi
dalam pelaksanaanya. Dalam hal ini,untuk mengetahui strategi apa yang tepat
untuk digunakan kepada seorang yang hendak dibimbing (konseli) itulah
seorang yang hendak membimbing (konselor) membutuhkan kode etik untuk
menjalankan profesinya tersebut.
Dari uraian penjabaran di atas, dapat disimpulkan bahwa kode etik ialah
mekanisme norma atau aturan yang jelas tertulis serta tegas dan terperinci
tentang apa yang baik, tidak baik, apa yang benar, apa yang salah dan
perbuatan apa yang dapat dilakukan serta dilarang oleh seorang profesional.
Kedua, kode etik merupakan aturan-aturan susila, atau sikap yang ditetapkan
bersama dan ditaati bersama oleh para praktisi, yang tergabung dalam
kumpulan atau organisasi (organisasi profesi).
(5) penegakan ikatan antara tenaga profesi dan profesi yang disandangnya.
1. Terhadap Konseli
a. Tidak mengikuti kebijakan dan aturan yang telah ditetapkan oleh organisasi
profesi.
a. Memaparkan bahwa sekolah dan guru tidak lagi percaya dan dipercaya
sebagai pendidik dan pengajar. Tugas mereka telah digantikan dengan
bimbingan belajar atau bimbel. Menurutnya, fenomena bimbel di sekolah
menunjukkan kenyataan, kepentingan siswa telah diperalat demi
kepentingan lain terutama demi kepentingan bisnis. Etika profesi pun
digadaikan demi uang. Tugasmendidik dan mengajar merupakan hak dan
kewajiban yang menjadi monopoli seorang guru. Ketika tugas tersebut
diserahkan oleh pihak lain yang tidak mempunyai kewenangan profesi,
maka etika profesi mulai tidak berada pada jalurnya. Dalam hal ini tugas
mendidik dan mengajar guru dilakukan secara tidak profesional.
b. Wacana yang belakangan mengemuka, persoalan pelanggaran etika
keilmuan/profesi sering hanya ditujukan kepada praktik-praktik
plagiarisme, yaitu penjiplakan, penggandaan, pengutipan, atau penyaduran,
manipulasi data, menjiplak, mengutip dari karya keilmuan/profesi orang
lain tanpa menyebutkan sumbernya. Pelanggaran etika keilmuan/profesi
hanya dipersepsi sebagai persoalan “plagarisme” semata. Seperti sudah
dikemukakan sebelumnya, etika keilmuan/profesi mencakup enam wilayah,
dan dari berbagai sumber yang sempat diakses, pelanggaran etika
keilmuan/profesi banyak jenisnya.
c. Seorang konselor yang dengan sengaja mempublikasikan data pribadi klien
kepada semua orang.
d. Ketika melakukan proses konseli, konselor yang mengambil keuntungan
dari masalah yang dihadapi klien
Kode etik profesi bimbingan dan konseling seperti yang telah dipaparkan
di atas belum sepenuhnya terimplementasikan secara baik. Masih banyak
terjadi kekeliruan dalam pelaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling
yang justru dilakukan oleh guru BK/Konselor sekolah itu sendiri. Seperti
penelitian yang dilakukan Suhertina (2010) terkait dengan implementasi kode
etik bimbingan dan konseling, ditemukan hasil bahwa Guru BK atau konselor
sekolah memiliki pemahaman yang relatif rendah terkait dengan kode etik
BK, bahkan yang mengejutkan yakni sebagian konselor sekolah tidak
mengenal kode etik BK.
2. Pihak di luar BK. Bimbingan dan Konseling merupakan bagian dari sistem
pendidikan itu sendiri, sehingga bagaimana dukungan dari sistem akan
memberikan warna postif pada terlaksananya pelayanan konseling. Namun
seperti yang kita lihat bahwa beberapa kebijakan yang dibuat oleh pihak
tertentu justru mengaburkan hakikat pelaksanaan layanan bimbingan dan
konseling. Hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan para pembuat kebijakan
mengenai pelaksanaan pelayanan konseling yang ideal. Contohnya seperti
yang telah dipaparkan di atas, bahwa ada kebijakan yang dikeluarkan oleh
pihak berwenang untuk mengangkat guru mata pelajaran menjadi guru
Bimbingan dan Konseling dikarenakan lebihnya guru mata pelajaran. Dapat
dibayangkan bagaimana pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling
yang dilaksanakan oleh tenaga yang tidak mengerti mengenai bimbingan dan
konseling. Demikian kompleksnya permasalahan terkait implementasi kode
etik profesi Bimbingan dan Konseling, menimbulkan ketidakpercayaan
masyarakat untuk memanfaatkan pelayanan konseling. Banyak masyarakat
yang masih “kabur” mengenai apa itu konseling, siapa yang memberikan
pelayanan konseling, permasalahan apa saja yang dapat ditangani oleh
konselor, dan apa saja kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang konselor.
Persepsi seperti itu justru akan menghambat konseling untuk menjadi profesi
yang bermartabat. Kita lihat saja beberapa profesi lain yang telah kokoh
menunjukkan eksistensinya, sebut saja profesi Dokter, Advokat, Akuntan,
Psikolog, dan masih banyak lagi. Masyakarat akan berbondong-bondong
untuk mendatangi profesi-profesi tersebut ketika berhadapan dengan
permasalahan-permasalahan tertentu. Pada hakikatnya untuk menjadikan
profesi bimbingan dan konseling lebih bermartabat, di mana kode etik profesi
ditegakkan, harus dimulai dari kesadaran pada diri pelaksana pelayanan
bimbingan dan konseling. Guru BK/Konselor haruslah bersikap idealis dengan
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya secara benar. Mereka hendaknya
menumbuhkan perilaku altruistik, yakni keinginan membantu orang lain untuk
menjadi yang lebih baik dibandingkan menuntut haknya.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Abdillah, N., Kurniawati, S. Z., & Marjo, H. K. (2021). Pelaksanaan Kode Etik
Konselor dalam Hubungan Ganda di Sekolah. Jurnal Ilmiah Bimbingan
Konseling Undiksha, 73-77.
Corey, G., Corey, M. S., & Callanan, P. (2011). Issues and Ethics in the Helping
Professions. Beimont, USA: Brooks/Cole, Cengage Learning.
https://cnnbanten.id/2019/05/14/penanganan-kasus-hukum-guru-bk-dinilai-
lamban/
https://www.merdeka.com/peristiwa/guru-bk-di-sebuah-smp-jawa-barat-
cabuli-lima-muridnya.html
https://regional.kompas.com/read/2020/09/01/12533631/guru-bk-cabuli-siswi-
smp-di-sekolah-polisi-pengakuannya-khilaf?page=all
https://kupang.tribunnews.com/2018/02/16/sadis-murid-sma-di-kupang-
ditempeleng-guru-hingga-telinganya-bernanah
https://www.medcom.id/nasional/daerah/5b2AxJ6N-guru-bk-di-malang-
cabuli-18-siswa
https://www.malangtimes.com/baca/46913/20191207/165800/aksi-
pencabulan-dilakukan-selama-2-tahun-korban-cabul-guru-bk-diperkirakan-
lebih-dari-18-siswa