RAMLIN (2021A1H130)
SUSI SUMIATI (2021A1H151)
SOFIRA ANDANI (2021A1H143)
PARAMITA RUSADI (2021A1H121)
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya. Penyusun tugas sangat
berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca.penyusunan tugas”KONSEP KODE ETIK GURU”ini dibuat dengan
tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah “PROFESI KEGURUAN” Bagi kami
sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu
kami memohon saran dan kritik yang konstruktif,sehingga penyusun makalah
bisa menyempurnakan hasil makalah yang telah dibuat.
2
DAFTAR ISI
COVER............................................................................................................1
KATA PENGANTAR....................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................4
A. Latar belakang.............................................................................4
B. Rumusan masalah........................................................................4
C. Tujuan...........................................................................................4
BAB 2 PEMBAHASAN..................................................................................6
BAB 3 PENUTUP...........................................................................................15
A. Kesimpulan...................................................................................15
B. Saran ............................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................16
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam pengertian sederhana, guru adalah orang yang memberikan ilmu
pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam pandangan masyarakat adalah orang
yang melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak harus di lembaga
pendidikan formal, tetapi bisa juga di masjid, surau, dan di rumah.
Melihat betapa pentingnya peran guru, maka wajiblah seorang guru itu menjadi
teladan bagi anak didiknya, apalagi anak-anak itu bersifat suka meniru. Di antara
tujuan pendidikan yaitu membentuk akhlak yang mulia pada diri pribadi anak
didik dan ini hanya mungkin bisa dilakukan jika pribadi guru berakhlak mulia
pula. Guru yang tidak berakhlak mulia tidak mungkin dipercaya untuk mendidik.
Di antara akhlak mulia guru tersebut adalah mencintai jabatannya sebagai guru,
bersikap adil terhadap semua anak didiknya, berlaku sabar dan tenang,
berwibawa, gembira, bersifat manusiawi, bekerjasama dengan guru-guru lain dan
bekerjasama dengan masyarakat. Akhlak mulia ini lah yang nantinya tergabung
dalam kode etik guru.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
4
2. Untuk mengetahui tujuan kode etik guru.
3. Untuk mengetahui fungsi kode etik guru.
4. Untuk mengetahui kode etik profesi guru indonesia
5. Untuk mengetahui kode etik guru menurut ahli pendidikan Islam.
6. Untuk mengetahui sanksi bagi pelanggaran kode etik guru.
7. Untuk mengetahui upaya mewujudkan kode etik guru.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
aturan dan norma yang harus ditaati oleh seorang guru dalam melaksanakan
tugasnya.
7
tarif umum bagi honorarium anggota profesi dalam melaksanakan
tugasnya, sehingga siapa-siapa yang mengadakan tarif di bawah
minimum akan dianggap tercela dan merugikan rekan seprofesinya.
4. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi. Tujuan lain
kode etik dapat juga berkaitan dengan peningkatan kegiatan
pengabdian profesi, sehingga bagi para anggota profesi dapat dengan
mudah mengetahui tugas dan tanggung jawabnya. Oleh karena itu,
kode etik merumuskan ketentuanketentuan yang perlu dilakukan para
anggota profesi dalam menjalankan tugasnya.
5. Untuk meningkatkan mutu profesi. Kode etik juga memuat norma-
norma dan anjuran-anjuran agar para anggota profesi selalu berusaha
untuk meningkatkan mutu profesi para anggotanya.
6. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi. Dalam meningkatkan
mutu organisasi profesi, maka diwajibkan kepada setiap anggota
untuk secara aktif berpartisipasi dalam membina organisasi profesi
dan kegiatan-kegitan yang dirancang organisasi.
Menurut Ordi Saondi dan Aris Suherman, ada 5 tujuan kode etik guru:
8
C. Fungsi Kode Etik Guru
1. Fungsi yang Berkaitan dengan Tugas Guru
a. Sebagai pedoman untuk melaksanakan tugas-tugas keguruan
khususnya yang beraitan dengan muatan normatif pendidikan.
b. Sebagai pedoman dalam bertingkah laku agar dapat dijadikan
contoh oleh anak didik dan masyarakat pada umumnya.
a. Sebagai pedoman untuk bergaul dan berhubungan, baik hubungan
dan pergaulan antar sesama pendidik, dengan anak didik dan
dengan staf sekolah maupun masyarakat.
2. Fungsi yang Berkaitan dengan Tujuan Pendidikan
a. Sebagai pedoman agar segala hal yang dilakukan guru tidak
bertentangan dengan misi pendidikan.
b. Sebagai pedoman dalam mewariskan tata nilai dan tata norma
masyarakat pada umumnya yang sesuai dengan misi yang diemban
oleh pendidik.
3. Fungsi yang Berkaitan dengan Masa Depan Profesi Keguruan
a. Sebagai pedoman dalam mewariskan tata nilai dan tata norma agar
profesi keguruan tetap ada.
b. Sebagai arahan dalam mengantisipasi segala bentuk kedinamisan
yang menawarkan standar tingkah laku sehingga keberadaan
profesi keguruan tetap eksis.
9
peserta didik serta pergaulan sehari-hari di dalam dan di luar sekolah.Kode etik
profesi guru Indonesia juga dapat dirumuskan sebagai himpunan nilai dan norma
profesi guru yang tersusun dengan sistematis dalam suatu sistem yang utuh dan
bulat. Adapun teks Kode Etik Guru Indonesia yang telah disempurnakan dalam
Kongres PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia) XVI tahun 1989 di Jakarta
adalah sebagai berikut:
1. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia
Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila. Maksud dari rumusan ini
ialah bahwa guru harus mengabdikan dirinya secara ikhlas untuk
menuntun dan mengantarkan anak didik seutuhnya, baik jasmani
maupun rohani, baik fisik maupun mental agar menjadi insan
pembangunan yang menghayati dan mengamalkan serta melaksanakan
berbagai aktivitasnya dengan mendasarkan pada sila-sila dalam
Pancasila.
2. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional. Berkaitan
dengan item ini, maka guru harus mampu mendesain program
pengajaran sesuai dengan keadaan dan kebutuhan setiap diri anak didik.
Yang lebih penting lagi guru harus menerapkan kurikulum secara
benar, sesuai dengan kebutuhan masing-masing anak didik. Kurikulum
dan program pengajaran untuk tingkat SD harus juga diterapkan di SD,
begitu juga seterusnya.
3. Guru berusaha memproleh informasi tentang peserta didik sebagai
bahan untuk melakukan bimbingan dan pembinaan. Guru dalam belajar
mengajar perlu menagadakan komunikasi dan hubungan baik dengan
anak didik. Hal ini terutama agar guru mendapatkan informasi secara
lengkap mengenai diri anak didik, sehingga akan sangat membantu bagi
guru dan siswa dalam upaya menciptakan proses belajar mengajar yang
optimal.
4. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang
berhasilnya proses belajar mengajar. Maksudnya ialah bagaimana guru
dapat menciptakan kondisi-kondisi optimal sehingga anak merasa
belajar, harus belajar, perlu dididik dan perlu bimbingan.
10
5. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan
masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung
jawab bersama terhadap pendidikan.
Guru harus membina hubungan baik dengan masyarakat agar dapat
menjalankan tugasnya sebagai pelaksana proses belajar mengajar.
Dalam hal ini mengandung dua dimensi penglihatan, yakni masyarakat
di sekitar sekolah dan masyarakat yang lebih luas. Dilihat dari segi
masyarakat sekitar sekolah, bagi guru sangat penting untuk selalu
memelihara hubungan baik, akrena guru akan mendapat masukan,
pengalaman serta memahami berbagai kejadian atau perkembangan
masyarakat itu.
6. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan
meningkatkan mutu dan martabat profesinya.
Cara-cara meningkatkan mutu profesi secara sendiri yaitu dengan
menekuni secara kontinyu pengetahuan yang berhubungan dengan
teknik belajar mengajar, mendalami spesialisasi bidang studinya,
melakukan kegiatan mandiri yang relevan, mengembangkan materi
yang sesuai dengan kebutuhan pengajaran, dan melakukan dialog
dengan guru yang lebih senior.
Adapun cara-cara meningkatkan mutu profesi secara sendiri yaitu
dengan mengikuti berbagai bentuk pelatihan, program pembinaan
keprofesian, dan saling bertukar pikiran dengan teman sejawat.
7. Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan, dan
kesetiakawanan sosial.
Kerjasama dan pembinaan hubungan antarguru di lingkungan
tempat kerja merupakan upaya yang sangat penting. Sebab, hal ini akan
meningkatkan kelancaran mekanisme kerja.
8. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu
organisasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian. Hal ini
bisa dilakukan dengan mengadakan pertemuan antar guru di berbagai
daerah.
11
9. Guru melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam bidang
pendidikan.
12
17. Mengaktualisasikan informasi yang akan diajarkan pada anak
didik.
13
Dengan adanya kode etik suatu organisasi profesi tertentu, menandakan bahwa
organisasi profesi itu telah mantap.
14
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1. Kode etik guru ialah segala aturan dan norma yang harus ditaati oleh
seorang guru dalam melaksanakan tugasnya.
2. Tujuan adanya kode etik guru adalah untuk menjamin agar tugas dan
pekerjaan keprofesian guru dapat terwujud sebagaimana yang diatur
dalam undangundang dengan mengedepankan kepentingan semua
pihak.
3. Fungsi kode etik guru meliputi fungsi yang berkaitan dengan masa
depan profesi keguruan, tujuan pendidikan, dan tugas guru.
4. Kode Etik Profesi Guru Indonesia mengacu kepada kode etik yang
telah disempurnakan dalam Kongres PGRI (Persatuan Guru Republik
Indonesia) XVI tahun 1989 di Jakarta
15
5. Menurut ahli pendidikan Islam, seperti Al-Ghazali dan M. Athiyah Al-
Abrasyi, kode etik guru merupakan hal yang sangat penting, sehingga
wajarlah jika kedua tokoh ini cukup banyak mengemukakan tentang
kode etik guru.
6. Sanksi pelanggaran kode etik guru dapat berupa sanksi moral dan
sanksi hukum yang bersifat memaksa.
7. Dalam upaya mewujudkan kode etik guru Indonesia, perlu adanya
kerjasama semua elemen, terutama yang berada di bidang pendidikan.
B. Saran
Setelah membaca pemaparan di atas, maka penulis menyarankan kepada
kita semua agar memahami materi ini. Agar kita sebagai guru nantinya dapat
betul-betul memahami apa saja norma yang harus ditaati sebagai seorang
guru.Sebab bagaimanapun juga, guru merupakan panutan bagi peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
Andriani, Ayu, Praktis Membuat Buku Kerja Guru: Menyusun Buku Kerja
1, 2, 3, dan 4 dengan Mudah dan Sistematis, Sukabumi: Jejak,
2018.
Djamarah, Syaiful Bahri, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif,
Jakarta: Rineka Cipta, 1997.
16
Lillie, William, An Introduction to Ethics, New York: Barnes and Noble,
1996.
17