Tugas Kelompok 1
Disusun Oleh
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, Yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Kode Etik Profesi Keguruan.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini dan kami juga mengucapkan terima
kasih kepada Bapak Haris Fadilah, S.Pd., M.Pd sehingga makalah kami dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga Makalah
tentang Kode Etik Profesi Keguruan dapat bermanfaatat memberikan wawasan
serta inpirasi terhadap pembaca.
Kelompok 1
iii
DAFTAR ISI
Abatrak ......................................................................................................... iv
A. Pendahuluan ..................................................................................... 1
B. Landasan Teori ................................................................................ 1
1. Pengertian Kode Etik Profesi Keguruan ...................................... 1
2. Tujuan Kode Etik Profesi Keguruan ............................................ 2
3. Karakteristik Profesi Keguruan .................................................... 3
C. Penelitian Terdahulu ....................................................................... 4
D. Contoh Kasus dan Analisis.............................................................. 5
E. Penutup ............................................................................................. 6
1. Kesimpulan .................................................................................. 6
2. Saran ............................................................................................. 7
Abstrak
Dalam profesi keguruan terdapat kode etik untuk menjunjung tinggi martabat
profesi, untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan anggotanya, untuk
meningkatkan pengabdian para anggota profesi, untuk meningkatkan mutu profesi
dan untuk meningkatkan mutu organisasi profesi. Dengan kode etik, guru
diharapkan mampu berfungsi secara optimal dan profesional, terutama dalam
mengembangkan karakter dan budi pekerti anak didik dan menjunjung wibawa
lembaga serta profesi pendidik. Tujuan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Profesi Keguruan.
1
A. Pendahuluan
Penegakan etika jabatan atau profesi menjadi ukuran atas tinggi rendahnya
citra, martabat, wibawa, dan integritas profesi dalam dunia modern atau global.
Adanya kode etik dan penegakkan kode etik guru merupakan salah satu kunci utama
dalam meningkatkan mutu pendidikan, Kode etik guru tersebut merupakan standar
perilaku guru dalam melaksanakan profesinya maupun tingkah laku kehidupan
pribadinya selamu memegang jabatan profesinya.
B. Landasan Teori
Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu kata “ethos” yang berarti
suatu kehendak atau kebiasaan baik yang tetap. Menurut kamus besar
bahasa Indonesia Etika/moral adalah ajaran tentang baik dan buruk
mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dan sebagainya. Menurut K.
Bertenes, Etika adalah nilai-nilai atau norma-norma yang menjadi
peganggan bagi seseorang dalam mengatur tingkah lakunya (Rofi, 2016:
49). Dari kesimpulan diatas, dapat dikatakan bahwa etikam ajaran yang baik
dan buruk tentang perbuatan dan tingkah laku yang dibatasi oleh norma-
norma tertentu.
2
Kalau istilah “kode etik” itu dikaji, maka terdiridari dua kata, yakni
“kode” dan “etik” beradar dari bahasa Yunani, “Ethos” yang berarti watak,
adab atau cara hidup. Dapat diartikan bahwa etik itu menunjukkan “cara
berbuat yang menjadi adat, karena persetujuan dari kelompok manusia”.
Dan etik biasanya dipakai untuk pengkajian sistem nilai-nilai. Karena itu,
guru sebagai tenaga Profesional perlu memiliki “kode etik guru” dan
menjadikannya sebagai pedoman yang mengatur pekerjaan guru selama
dalam pengabdian. Kode etik guru ini merupakan ketentuan yang mengikat
semua sikap dan perbuatan guru (Djamarah, 2000 : 49). Dapat disimpulkan
bahwa kode etik guru ini sangat diperlukan karena dengan adanya ini dapat
menghindari dari tindakan-tindakan yang semena-mena atau melakukan
perbuatan asusila kepada peserta didik yang di ajari.1
Sebagai landasan dan standar perilaku guru, kode etik profesi guru
secara umum bertujuan untuk memposisikan guru sebagai suatu profesi
yang terhormat, mulia, dan bermartabat yang di lindungi oleh undang-
undang. Sedangkan menurut Hermawan (1979) tujuan kode etik adalah
sebagai berikut:
Dalam hal ini kode etik dapat menjaga pandangan dan kesan
dari pihak luar atau masyarakat, agar mereka jangan sampai
memandang rendah atau remeh terhadap profesi yang bersangkutan.
1
Heri Susanto, Profesi Keguruan (Banjarmasin: Program Studi Pendidikan Sejarah
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lambung Mangkurat, 2020), h. 17-18.
3
2
Ibid, h. 18-19.
4
(Sekertariat Negara, 2005 : 15) Paling sedikit ada enam tugas dan
tanggung jawab guru dalam mengembangkan profesinya, yakni:
3
Seotijipto dan Raflis Kosasi, Profesi Keguruan (Jakarta: Renika Cipta, 2007), h. 18.
5
menjadi kode etik sekolah diangggap metode yang efektif dalam proses
peningkatan profesionalitas guru di sekolah ini.4
Guru SMAN 7 di Ternate yang pukul murid hingga tewas dipecat Reporter:
Aryo Putranto Saptohutomo | Jumat, 16 Oktober 2015 13:08 Merdeka.com - Fajrin,
guru honorer SMA Negeri 7 Pulau Moti, Kota Ternate, Maluku Utara, akhirnya
dipecat. Dia memukul siswanya dengan kayu hingga tewas, hanya gara-gara tidak
mengenakan batik saat upacara.
"Dia honor lepas dan sudah dipecat, dan saat ini menjalani proses hukum.
Namun saat kejadian itu saya tidak ada di tempat jadi tidak tahu," kata kata Kepala
Sekolah SMAN 7 Kota Ternate, Ibrahim Mahmud, di Ternate, seperti dilansir dari
Antara, Jumat (16/10). Ibrahim mengutarakan, Fajrin awalnya tercatat sebagai
honorer lepas diangkat oleh sekolah, buat menutupi kekurangan tenaga guru.
Bahkan dia mengaku, kalau dia tidak berada di sekolah, maka sering terjadi
tindakan kekerasan di sekolah tersebut. Karena itu, buat mengantisipasi hal ini tidak
terulang ke depan, akan diberikan pembinaan kepada para guru yang ada di sekolah.
Selain itu, dari pihak keluarga korban, kata Ibrahim, telah memintanya memutasi
enam guru lainnya dari sekolah itu."Selain memecat guru Fajrin, ada enam guru
lainnya juga terancam dimutasikan ke sekolah lain. Ini sesuai permintaan dari pihak
korban, karena keamanan juga tidak kondusif saya sudah sampaikan ke Kepala
Dinas dan itu kewenangan Diknas," sambung Ibrahim. Hanya saja, Ibrahim masih
pikir-pikir melakukan mutasi karena jumlah tenaga pendidik di sekolahnya terbatas.
Jika enam guru itu dipindahkan, maka akan sangat berdampak terhadap aktivitas
belajar mengajar di sekolah. Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota
Ternate, Mochdar Din, ketika dikonfirmasi menyatakan, sudah memerintahkan
kepada Ibrahim mencopot Fajrin. "Guru semestinya dapat memberikan pembinaan
kepada siswa sesuai dengan fungsi pendidikan yang benar-benar diharapkan, atau
4
Akhmad Zacky AR, Kode Etik dalam Meningkatkan Profesionalisme Pendidik;
Reaktualisasi dan Pengembangan Kode Etik Guru di Madrasah Aliyah Darul Amin Pamekasan
2016
6
sesuai dengan konsep pendidikan sekarang, yakni transfer intelejensi yang disertai
dengan karakter yang juga harus diikutsertakan dalam konsep pendidikan," kata
Mochdar
Dalam berita diatas, dituliskan bahwa Fajrin yang merupakan seorang guru
honorer melakukan tindakan kekerasan terhadap muridnya hingga muridnya
meregang nyawa. Bukan hanya dalam etika seorang guru, dalam kehidupan
keseharianpun tindakan ini dianggap tidak beretika. Sebab kekerasan bukanlah hal
yang terdapat dalam ajaran-ajaran Pancasila di Indonesia. Seperti ada tertulis
"kemanusiaan yang adil dan beradab" kemudian "kerakyatan yang dipimpin oleh
kebijaksanaan dalam permusyawaratan pancasila". Fajrin sebagai rakyat Indonesia
sudah melanggar dasar-dasar kenegaraan. Dimana setiap masalah diharapkan
diselesaikan dengan jalan musyarakat. Serta tidak mengenakan seragam batik
tidaklah sebanding dengan sebuah nyawa.
E. Penutup
1. Kesimpulan
Kode etik guru ini merupakan ketentuan yang mengikat semua sikap
dan perbuatan guru. Dapat disimpulkan bahwa kode etik guru ini sangat
diperlukan karena dengan adanya ini dapat menghindari dari tindakan-
5
Merdeka.com. 2015. "Guru SMAN 7 di Ternate yang pukul murid hingga tewas
dipecat", https://www.merdeka.com/peristiwa/guru-sman-7-di-ternate-yang-pukul-murid-hingga-
tewas-dipecat.html , diakses pada 15 Februari 2023 pukul 02.45.
7
2. Saran
DAFTAR PUSTAKA