Anda di halaman 1dari 10

KODE ETIK PROFESI KEPENDIDIKAN

DAN
ORGANISASI PROFESI KEPENDIDIKAN
Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas

Mata Kuliah Profesi Kependidikan

Di Susun oleh Kelompok I :

1. Abdul Rahman (3061423099)


2. Rijal Jauhari (3061423098)
3. Rukayah (3061424062)

Dosen Pengasuh :
Dra. Hj. Rusnailah, M.Pd

KEMENTERIAN PENDIDIKAAN NASIONAL


SEKOLAH TINGGI ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
BANJARMASIN
2016
Daftar Isi

Daftar isi ........................................................................................................................................... i

BAB I
PENDUHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................................................. 1
B. Rumusan masalah ......................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ........................................................................................................... 1

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kode Etik Profesi ........................................................................................ 2
B. Tujuan Kode Etik Profesi .............................................................................................. 2
C. Manfaat Kode Etik Bagi Guru ...................................................................................... 2
D. Kode Etik Guru Indonesia............................................................................................. 3
E. Sanksi Pelanggaran Kode Etik ...................................................................................... 3
F. Hakikat Organisasi Profesi Kependidikan .................................................................... 3
G. Fungsi Organisasi Profesi Kependidikan ...................................................................... 4
H. Tujuan Organisasi Profesi Kependidikan ..................................................................... 4
I. Macam-Macam Organisasi Profesi Kependidikan Di Indonesia ............................... 4-6

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 7
B. Saran.............................................................................................................................. 7

Daftar Pustaka ................................................................................................................................. ii

i
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha memanusiakan manusia, pendidikan amat


strategis untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu
bangsa secara menyeluruh. Dalam hal ini, guru merupakan ujung tombak pendidikan sebab
secara langsung berupaya mempengaruhi, membina dan mengembangkan peserta didik, guru
dituntut memiliki kemampuan dasar yang diperlukan sebagai pendidik. Guru merupakan faktor
yang sangat dominan dan paling penting dalam pendidikan formal pada umumnya karena bagi
siswa guru merupakan figur yang dijadikan teladan. Secara umum mutu pendidikan yang baik
menjadi tolak ukur bagi keberhasilan kinerja yang ditunjukan guru.
Sebagai sebuah kerja keguruan, maka ia harus tunduk kepada syarat dan aturan yang
dikenakan dalam profesi seperti kode etik. Kode etik bagi suatu organisasi sangat penting dan
mendasar, sebab kode etik merupakan landasan moral dan pedoman tingkah laku yang
dijunjung tinggi oleh setiap anggotanya. Dalam menunaikan tugasnya sebagai seorang guru,
kode etik merupakan salah satu elemen penting yang mampu menopang kinerja guru sehingga
terjadi transformasi diri yang optimal menuju pribadi yang profesional.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian kode etik ?
2. Apa sajakah tujuan kode etik profesi?
3. Apa manfaat kode etik bagi guru ?
4. Apa saja kode etik guru Indonesia ?
5. Apa sangsi pelanggaran kode etik ?
6. Apa hakikat organisasi profesi kependidikan?
7. Apa fungsi organisasi profesi kependidikan ?
8. Apa tujuan organisasi profesi kependidikan?
9. Apa saja macam-macam organisasi profesi kependidikan di indonesia ?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui kode etik profesi kependidikan.
2. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat kode etik.
3. Untuk mengetahui kode etik guru Indonesia.
4. Untuk mengetahui sangsi pelanggaran kode etik.
5. Untuk mengetahui hakikat, fungsi dan tujuan organisasi profesi kependidikan.
6. Untuk mengetahui macam-macam organisasi profesi kependidikan di Indonesia.
7. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Profesi Kependidikan.
8. Untuk memberikan gambaran kepada calon guru Indonesia mengenai pentingnya kode
etik guru Indonesia.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kode Etik Profesi


Kode etik berarti pola aturan, tata cara, tanda, pedoman berperilaku dalam melakukan suatu
kegiatan atau pekerjaan. Setiap profesi harus mempunyai kode etik profesi. Dengan demikian,
jabatan dokter, notaris, arsitek, bidan, dan lain-lain yang merupakan bidang pekerjaan profesi
mempunyai kode etik. Sama halnya dengan guru, guru juga memiliki kode etik yang mengatur
sikap ataupun tingkah laku dalam melaksanakan tugas serta kehidupan sehari-hari.
Kode etik guru Indonesia adalah pedoman sikap dan norma norma profesi guru yang
tersusun dengan baik dan sistematis dalam suatu sistem yang utuh dan bulat. Kode etik guru
indonesia berfungsi sebagai landasan moral dan pedoman tingkah laku setiap guru dalam
menunaikan tugas pengabdiannya sebagai guru, baik di dalam maupun di luar sekolah serta
dalam kehidupan sehari hari di masyarakat.

B. Tujuan Kode Etik Profesi


Pada dasarnya tujuan merumuskan kode Etik dalam suatu profesi adalah untuk kepentingan
anggota dan kepentingan organisasi profesi itu sendiri.Namun secara umum tujuan mengadakan
kode etik adalah sebagai berikut.
1. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi.
2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggotanya.
3. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.
4. Untuk meningkatkan mutu profesi.
5. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.
6. Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.
7. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
8. Menentukan baku standarnya sendiri.

C. Manfaat Kode Etik Bagi Guru


1. Agar guru terhindar dari penyimpangan profesi, karena sudah adanya landasan yang
digunakan mereka sebagai acuan.
2. Untuk mengatur hubungan guru dengan peserta didik, teman sejawat / sekerja dan
masyarakat, jabatan profesi dan pemerintah.
3. Sebagai pegangan dan pedoman tingkah laku guru agar lebih bertanggung jawab terhadap
profesinya.
4. Pemberi arah yang benar kepada penggunaan profesinya.

2
D. Kode Etik Guru Indonesia
1. Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia pembangun
yang berjiwa Pancasila.
2. Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum sesuai dengan
kebutuhan anak didik masing-masing.
3. Guru mengadakan komunikasi terutama dalam memperoleh informasi tentang anak didik,
tetapi menghindarkan diri dari segala bentuk penyalahgunaan.
4. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan dengan orang tua
murid sebaik-baiknya bagi kepentingan anak didik.
5. Guru memelihara hubungan dengan masyarakat disekitar sekolahnya maupun masyarakat
yang luas untuk kepentingan pendidikan.
6. Guru secara sendiri-sendiri dan atau bersama-sama berusaha mengembangkan dan
meningkatkan mutu Profesinya.
7. Guru menciptakan dan memelihara hubungan antara sesama guru baik berdasarkan
lingkungan maupun di dalam hubungan keseluruhan.
8. Guru bersama-sama memelihara membina dan meningkatkan mutu Organisasi Guru
Profesional sebagai sarana pengabdiannya.
9. Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan Pemerintah dalam
bidang Pendidikan.

E. Sanksi Pelanggaran Kode Etik


Sering juga kita jumpai, bahwa adakalanya negara mencampuri urusan profesi, sehingga
hal-hal yang semula hanya merupakan kode etik dari suatu profesi tertentu dapat meningkat
menjadi peraturan hukum atau undang-undang. Apabila halnya demikian, maka aturan yang
mulanya sebagai landasan moral dan pedoman tingkah laku meningkat menjadi aturan yang
memberikan sanksi-sanksi hukum yang sifatnya memaksa, baik berupa sanksi perdata maupun
sanksi pidana.
Sebagai contoh dalam hal ini jika seorang anggota profesi bersaing secara tidak jujur atau
curang dengan sesama anggota profesinya, dan jika dianggap kecurangan itu serius ia dapat
dituntut di muka pengadilan. Pada umumnya, karena kode etik adalah landasan moral dan
merupakan pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan maka sanksi terhadap pelanggaran kode
etik adalah sanksi moral. Barang siapa melanggar kode etik akan mendapat celaan dari rekan-
rekannya, sedangkan sanksi yang dianggap terberat adalah si pelanggar dikeluarkan dari
organisasi profesi.

F. Hakikat Organisasi Profesi Kependidikan


Organisasi profesi kependidikan adalah sebuah wadah perkumpulan orang orang yang
memiliki suatu keahlian dan keterampilan mendidik yang dipersiapkan melalui proses
pendidikan dan latihan yang relatif lama, serta dilakukan dalam lembaga tertentu yang dapat
dipertanggungjawabkan.

3
G. Fungsi Organisasi Profesi Kependidikan
Organisasi profesi kependidikan selain sebagai ciri suatu profesi kependidikan, sekaligus
juga memiliki fungsi tersendiri yang bermanfaat bagi anggotanya, yaitu :
1. Fungsi Pemersatu yaitu dorongan yang menggerakkan para profesional untuk membentuk
suatu organisasi keprofesian.
2. Fungsi Peningkatan kemampuan profesional yaitu meningkatkan kemampuan profesional
para pengemban profesi kependidikan.

H. Tujuan Organisasi Profesi Kependidikan


Salah satu tujuan organisasi kependidikan adalah mempertinggi kesadaran sikap, mutu dan
kegiatan profesi guru serta meningkatkan kesejahteraan guru.
Sebagaimana dijelaskan dalam PP No. 38 tahun 1992, pasal 61, ada lima misi dan tujuan
organisasi kependidikan, yaitu: meningkatkan dan/atau mengembangkan (1) karier, (2)
kemampuan, (3) kewenangan profesional, (4) martabat, dan (5) kesejahteraan seluruh tenaga
kependidikan. Sedangkan visinya secara umum ialah terwujudnya tenaga kependidikan yang
profesional.

I. Macam-Macam Organisasi Profesi Kependidikan Di Indonesia


1. Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI)
PGRI lahir pada 25 November 1945, setelah 100 hari proklamasi kemerdekaan
Indonesia. Cikal bakal organisasi PGRI adalah diawali dengan nama Persatuan Guru Hindia
Belanda (PGHB) tahun 1912, kemudian berubah nama menjadi Persatuan Guru Indonesia
(PGI) tahun 1932.
Dipandang dari segi derajat keeratan dan keterkaitan antar anggotanya, PGRI
berbentuk persatuan (union). Sedangkan struktur dan kedudukannya bertaraf nasional,
kewilayahan, serta kedaerahan. Keanggotaan organisasi profesi ini bersifat langsung dari
setiap pribadi pengemban profesi kependidikan. Kalau demikian, sesungguhnya PGRI
merupakan organisasi profesi yang memiliki kekuatan dan mengakar diseluruh penjuru
indonesia. Artinya, PGRI memiliki potensi besar untuk meningkatkan hakikat dan martabat
guru, masyarakat, lebih jauh lagi bangsa dan negara.

Visi utama pendirian PGRI adalah:


1. Membela dan mempertahankan Republik Indonesia (organisasi perjuangan)
2. Memajukan pendidikan seluruh rakyat berdasar kerakyatan (organisasi profesi)
3. Membela dan memperjuangkan nasib guru khususnya dan nasib buruh pada
umumnya (organisasi ketenagakerjaan).

4
Misi PGRI adalah:
1. Menjaga, mempertahankan, dan meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa,
membela dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), serta
mewujudkan cita-cita Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.
2. Berperan aktif dalam pembangunan nasional di bidang pendidikan dan kebudayaan
yang berlandaskan asas demokrasi, keterbukaan, pengakuan terhadap hak asasi
manusia, keberpihakan pada rakyat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
3. Mengembangkan dan meningkatkan kompetensi, profesionalisme dan kesejahteraan
anggota.
4. Melaksanakan, mengamalkan, mempertahankan dan menjunjung tinggi kode etik
profesi guru Indonesia.
5. Membangun sikap kritis terhadap kebijakan pendidikan yang tidak memihak kepada
kepentingan masyarakat.
6. Melaksanakan dan mengelola organisasi berdasarkan tata kelola yang baik (good
govermance).
7. Memperjuangkan perlindungan hukum, profesi, dan kesejahteraan anggota PGRI.
8. Mewujudkan PGRI sebagai organisasi profesi yang mempunyai kewenangan
akreditasi, sertifikasi, dan lisensi pendidik dan tenaga kependidikan.
9. Memperkuat solidaritas, soliditas, demokratisasi, dan kemandirian organisasi di
semua level/tingkatan.
10. Menyamakan persepsi, visi, dan misi para guru/pendidik dan tenaga kependidikan
sebagai pilar utama pembangunan pendidikan nasional.
11. Mewujudkan PGRI sebagai organisasi yang memiliki kekuatan penekan (pressure
group), pemikir (thinker), dan pengendali (control).

2. Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI)


Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI) didirikan di Malang pada tanggal 17
Desember 1975. Organisasi profesi kependidikan yang bersifat keilmuan dan profesional ini
berhasrat memberikan sumbangan dan ikut serta secara lebih nyata dan positif dalam
menunaikan kewajiban dan tanggung jawabnya sebagai guru pembimbing. Organisasi ini
merupakan himpunan para petugas bimbingan se-Indonesia dan bertujuan mengembangkan
serta memajukan bimbingan sebagai ilmu dan profesi dalam rangka peningkatan mutu
layanannya.
Tujuan didirikannya Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI) adalah sebagai berikut.
1. Menghimpun para petugas di bidang bimbingan dalam wadah organisasi.
2. Mengidentifikasi dan mengiventarisasi tenaga ahli, keahlian dan keterampilan, teknik,
alat dan fasilitas yang telah dikembangkan di Indonesia di bidang bimbingan, dengan
demikian dimungkinkan pemanfaatan tenaga ahli dan keahlian tersebut dengan sebaik-
baiknya.
3. Meningkatkan mutu profesi bimbingan, dalam hal ini meliputi peningkatan profesi dan
tenaga ahli, tenaga pelaksana, ilmu bimbingan sebagai disiplin, maupun program
layanan bimbingan.

5
3. Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI)
Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) lahir pada pertengahan tahun 1960-an.
Pada awalnya organisasi profesi kependidikan ini bersifat regional karena berbagai hal
menyangkut komunikasi antar anggotanya.Keadaan seperti ini berlangsung cukup lama
sampai kongresnya yang pertama di Jakarta 17 - 19 Mei 1984.
Kongres tersebut menghasilkan tujuh rumusan tujuan ISPI, yaitu: (a) Menghimpun
para sarjana pendidikan dari berbagai spesialisasi di seluruh Indonesia; (b) meningkatkan
sikap dan kemampuan profesional para angotanya; (c) membina serta mengembangkan
ilmu, seni dan teknologi pendidikan dalam rangka membantu pemerintah mensukseskan
pembangunan bangsa dan negara; (d) mengembangkan dan menyebarkan gagasan-gagasan
baru dan dalam bidang ilmu, seni, dan teknologi pndidikan; (e) meindungi dan
memperjuangkan kepentingan profesional para anggota; (f) meningkatkan komunikasi
antaranggota dari berbagai spesialisasi pendidikan; dan (g) menyelenggarakan komunikasi
antarorganisasi yang relevan.
Pada perjalanannya ISPI tergabung dalam Forum Organisasi Profesi Ilmiah (FOPI)
yang terlealisasikan dalam bentuk himpunan-himpunan. Yang telah ada himpunannya
adalah Himpunan Sarjana Pendidikan Ilmu Sosial Indonesia (HISPIPSI), Himpunan Sarjana
Pendidikan Ilmu Alam, dan lain sebagainya.

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Kode etik berarti pola aturan, tata cara, tanda, pedoman berperilaku dalam melakukan suatu
kegiatan atau pekerjaan. Setiap profesi harus mempunyai kode etik profesi.
2. Tujuan kode etik profesi adalah untuk kepentingan anggota dan kepentingan organisasi
profesi itu sendiri.
3. Manfaat kode etik bagi guru yaitu agar guru terhindar dari penyimpangan profesi, untuk
mengatur hubungan guru dengan peserta didik, teman sejawat / sekerja dan masyarakat,
jabatan profesi dan pemerintah, sebagai pegangan dan pedoman tingkah laku guru,pemberi
arah yang benar .
4. Sanksi pelanggaran kode etik yaitu akan mendapat celaan dari rekan-rekannya atau bahkan
dikeluarkan dari organisasi profesi.
5. Organisasi profesi kependidikan adalah sebuah wadah perkumpulan orang orang yang
memiliki suatu keahlian dan keterampilan mendidik yang dipersiapkan melalui proses
pendidikan dan latihan yang relatif lama, serta dilakukan dalam lembaga tertentu yang
dapat dipertanggungjawabkan.
6. Fungsi organisasi profesi kependidikan sebagai pemersatu dan peningkatan kemampuan
professional.
7. Tujuan organisasi profesi kependidikanbadalah mempertinggi kesadaran sikap, mutu dan
kegiatan profesi guru serta meningkatkan kesejahteraan guru.
8. Macam-Macam Organisasi Profesi Kependidikan Di Indonesia
Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI)
Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI)
Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI)

B. Saran
Setelah membahas makalah ini, semoga kita semua kelak menjadi guru yang professional
dibidangnya, serta mematuhi kode etik yang telah ditetapkan. Karena keberhasilan seorang
tenaga didik dalam melahirkan generasi bangsa tergantung pada pendidiknya. Jadi, sebaiknya
kita beretika baik di depan maupun di belakang siswa.

7
Daftar Pustaka

Anonim.2010.Profesi Kependidikan.Tersedia:http://justucup.blogspot.com/2010/05/profesi-
kependidikan.html (diakses 13 Maret 2016)

Anonim.2009.Organisasi Profesi
Kependidikan.Tersedia:http://maktabatelfauzy.wordpress.com/2009/11/01/organisasi-profesi-
kependidikan/.(diakses 13 Maret 2016)

Anonim.2013.Profesi Kependidikan Mengenai kode


Etik.tersedia:http://tugasmakalahdanmenuliswacana.blogspot.co.id/2013/12/profesi-kependidikan-
mengenai-kode-etik.html. (diakses 13 Maret 2016)

Anonim.2015.Makalah Profesi Kependidikan


Guru.Tersedia:http://pritowindiarto.blogspot.co.id/2015/04/makalah-profesi-kependidikan-
guru.html. (diakses 13 Maret 2016)

Anonim.2013.Kode etik Guru Indonesia dan


Organisasi.Tersedia:http://harisnst33.blogspot.co.id/2013/01/kode-etik-guru-indonesia-dan-
organisasi.html. (diakses 13 Maret 2016)

Anonim.2012.Organisasi Profesi
Guru.Tersedia:http://andreassusiloeko.blogspot.com/2012/01/organisasi-profesi-guru.html.(diakses
13 Maret 2016)

ii

Anda mungkin juga menyukai