Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“ KODE ETIK KEGURUAN DAN ORGANISASI

ASOSIASI PROFESI KEGURUAN”


Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah: Profesi Pendidikan SD

Dosen Pengampu:
Dra. Aas Saraswati, M.Pd.
Dr. Siti Maryam Rohimah, M.Pd.

Disusun Oleh
Kelas 5A, Kelompok 5:
1. Diyan Mayasari (205060163)

2. Puspita Permata Sari (205060024)


3. Sidik permana Wardhani (205060020)
4. Siti Nur Aisyah Jamil (205060004)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Semoga sholawat
dan salam selalu terlimpah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Beserta
keluarga, sahabatnya, dan kita semua sebagai umat yang ta’at dan turut terhadap
ajaran yang dibawanya. Atas Rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah ini yang di beri judul tentang “Kode Etik Keguruan dan
Organisasi Asosiasi Profesi Keguruan.” Tujuan dari penulisan makalah ini
adalah untuk memenuhi salah satu tugas pada Mata Kuliah Profesi Pendidikan SD.
Penulis harap semoga makalah ini bermanfaat dan memenuhi harapan berbagai
pihak.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Dra. Aas


Saraswati, M.Pd. dan Ibu Dr. Siti Maryam Rohimah, M.Pd. Selaku Mata Kuliah
Profesi Pendidikan SD. Semoga tugas yang telah diberikan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga
mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses
penyusunan makalah ini.

Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari masih terdapat banyak


kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Terlepas dari kekurangan makalah ini, kami berharap semoga makaah ini
bermanfaat bagi pembaca dan menjadikan makalah ini dapat di implementasikan
dalam kehidupan sehari-hari.

Bandung, 30 Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
C. Tujuan .......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 3
A. Pengertian Kode Etik Guru .......................................................................... 3
B. Isi Dan Tujuan Dari Kode Etik Profesi Guru ............................................... 4
C. Fungsi Kode Etik Profesi Guru .................................................................... 6
D. Pengertian Organisasi Asosiasi Keprofesian ............................................... 7
E. Eksistensi, Misi, Fungsi Dan Peranan Organisasi Asosiasi Keprofesian..... 8
BAB III KESIMPULAN ..................................................................................... 14
A. Kesimpulan ............................................................................................... 14
B. Saran.......................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dunia Pendidikan tidak lepas dari peran seorang guru, karena tanpa guru
siapa yang akan mengajar anak-anak di sekolah. Menjadi seorang guru tidaklah
mudah karena guru akan menjadi contoh bagi anak didiknya.Banyak yang belum
kita ketahui tentang bagaimana menjadi seorang guru. Seiring dengan
berkembangnya zaman banyak seorang guru yang melakukan hal-hal yang tidak
sepantasnya dilakukan, memberikan contoh yang tidak baik sehingga anak didiknya
meniru apa yang dilakukan oleh gurunya. Oleh sebab itu sebagai calon guru kita
harus mempelajari bagaimana mejadi seorang guru yang baik, harus mengetahui
apa pengertian profesi keguruan dan kode etik keguruan. Sehingga nantinya kita
bisa menjadi guru yang benar-benar menggunakan profesi tersebut dengan baik
sesuai dengan aturan yang berlaku. Sebagai calon guru kita harus memiliki sikap
dan perilaku yang benar-benar mencerminkan seorang guru yang nantinya akan
menjadi contoh bagi anak didik kita. Pendidikan dapat dipandang sebagai suatu
proses pemberdayaan dan pembudayaan individu agar mampu memenuhi
kebutuhan perkembangan dan memenuhi tuntutan sosial, kultural, serta religius
dalam lingkungan kehidupannya.Pengertian pendidikan seperti ini
mengimplikasikan bahwa upaya apapun yang dilakukan dalam konteks pendidikan
terfokus pada upaya memfasilitasi proses perkembangan individu sesuai dengan
nilai agama dan kehidupan yang dianut. Melalui organisasi tersebut, profesi
dilindungi dari kemungkinan penyalahgunaan yang dapat membahayakan
keutuhan dan kewibawaan profesi tersebut. Kode etikpun disusun dan disepakati
oleh para anggotanya. Maka organisasi profesi menyerupai suatu sistem yang
senantiasa mempertahankan keadaan yang harmonis. Ia akan menolak keluar
komponen sistem yang tidak mengikuti arus atau meluruskannya. Dalam praktek
keorganisasian, anggota yang mencoba melanggar aturan main organisasi akan

1
diperingatkan, bahkan dipecat. Jadi dalam suatu organisasi profesi, terdapat aturan
yang jelas dan sanksi yang tegas bagi pelanggarnya.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penulisan makalah ini sebagai berikut :

1. Apakah pengertian kode etik guru?

2. Apakah isi dan tujuan dari kode etik profesi guru?

3. Apakah fungsi kode etik terhadap guru di indonesia?

4. Apa pengertian organisasi asosiasi keprofesian?

5. Apa eksistensi, misi, fungsi dan peranan organisasi asosiasi keprofesian?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, terdapat tujuan penulisan yaitu :

1. Untuk mengetahui pengertian kode etik guru

2. Untuk mengetahui isi dan tujuan dari kode etik profesi guru

3. Untuk mengetahui fungsi kode etik terhadap guru di indonesia

4. Untuk mengetahui pengertian organisasi asosiasi keprofesian

5. Untuk mengetahui eksistensi, misi, fungsi dan peranan organisasi asosiasi


keprofesian

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kode Etik Guru


Hornby, dkk. (1962) mendefinisikan kode etik secara leksikal sebagai berikut:
"code as collection of laws arranged in a system or system of rules and principles
that has been accepted by society or a class or group of people'

Kode Etik Dapat diartikan pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam
melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola aturan atau
tata cara sebagai pedoman berperilaku.

Secara harfiah "kode" artinya aturan, dan “etik” artinya kesopanan (tata susila),
atau hal-hal yang berhubungan dengan kesusilaan dalam mengerjakan suatu
pekerjaan. Dalam kaitannya dengan profesi, bahwa kode etik merupakan tata cara
atau aturan yang menjadi standart kegiatan anggota suatu profesi. Suatu kode etik
menggambarkan nilai-nilai professional suatu profesi yang diterjemahkan kedalam
standaart perilaku anggotanya. Nilai professional paling utama adalah keinginan
untuk memberikan pengabdian kepada masyarakat.

Berikut beberapa pengertian kode etik :

1) Undang-undang Nomor 8 tahun 1974 Tentang Pokok-pokok Kepegawaian.


Pasal 28 menyatakan bahwa "Pegawai Negeri Sipil mempunyai kode etik
sebagai pedoman sikap, tingkah laku perbuatan di dalam dan di luar
kedinasan". Dalam Penjelasan Undang-undang tersebut dinyatakan dengan
adanya Kode Etik ini, Pegawai Negeri Sipil sebagai aparatur negara, Abdi
Negara, dan Abdi Masyarakat mempunyai pedoman sikap, tingkah laku,
dan perbuatan dalam melaksanakan tugasnya dan dalam pergaulan hidup
sehari-hari. Selanjutnya dalam Kode Etik Pegawai Negeri Sipil itu
digariskan pula prinsip-prinsip pokok tentang pelaksanaan tugas dan
tanggung jawab pegawai negeri. Dari uraian ini dapat di simpulkan, bahwa

3
kode etik merupakan pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan di dalam
melaksanakan tugas dan dalam hidup sehari-hari.

2) Kongres PGRI ke XIII, Basuni sebagai Ketua Umum PGRI menyatakan


bahwa Kode Etik Guru Indonesia merupakan landasan moral dan pedoman
tingkah laku guru warga PGRI dalam melaksanakan panggilan pengabdiaan
bekerja sebagai guru (PGRI, 1973). Dari pendapat ini dapat ditarik
kesimpulan bahwa dalam Kode Etik Guru Indonesia terdapat dua unsur
pokok yakni: (1) sebagai landasan moral, dan (2) sebagai pedoman tingkah
laku.

Sedangkan pengertian kode etik guru Indonesia adalah norma dan asas yang
disepakati dan diterima oleh guru-guru Indonesia sebagai pedoman sikap dan
perilaku dalam melaksanakan tugas dan profesi sebagai pendidik, anggota
masyarakat, dan warga negara.

B. Isi Dan Tujuan Dari Kode Etik Profesi Guru


1. Isi Kode Etik Profesi Guru

Adapun rumusan kode etik guru yang merupakan kerangka pedoman guru
dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya itu sesuai dengan hasil kongres
PGRI XIII, yang terdiri dari Sembilan item berikut :

a. Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk


manusia pembangunan yang ber-Pancasila.
b. Guru memiliki kejujuran professional dalam menerapkan kurikulum sesuai
dengan kebutuhan anak didik masing-masing
c. Guru mengadakan komunikasi, terutama dalam memperoleh informasi
tentang anak didik, tetapi menghindarkan diri dari segala bentuk
penyalahgunaan.
d. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan
dengan orang tua murid sebaik-baiknya bagi kepentingan anak didik.
e. Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat di sekitar sekolahnya
maupun masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan pendidikan.

4
f. Guru secara sendiri dan/atau bersama-sama berusaha mengembangkan dan
meningkatkan mutu profesinya.
g. Guru menciptakan dan memelihara hubungan antarsesama guru baik
berdasarkan lingkungan kerja maupun di dalam hubungan keseluruhan.
h. Guru secara bersama-sama memelihara, membina dan meningkatkan mutu
organisasi guru professional sebagai sarana pengabdiannya.
i. Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan
pemerintah dalam bidang pendidikan.

2. Tujuan Kode Etik Guru

Pada dasarnya tujuan merumuskankode etik dalam suatu profesi adalah untuk
kepentingan anggota dan kepentingan organisasi profesi itu sendiri. Secara umum
tujuan mengadakan kode etik adalah sebagai berikut :

a. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi

Dalam hal ini kode etik dapat menjaga pandangan dan kesan dari pihak luar
atau masyarakat, agar mereka jangan sampai memandang rendah atau remes
terhadap profesi akan melarang. Oleh karenya, setiap kode etik suatu profesi akan
melarang berbagai bentuk tindak-tanduk atauk kelakuan anggota profesi yang dapat
mencemarkan nama baik profesi terhadap dunia luar. Dari segin ini, kode etik juga
sering kali disebut kode kehormatan.

b. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggotanya.

Yang dimaksud kesejahteraan di sini meliputi baik kesejahteraan lahir (atau


material) maupun kesejahteraan batin (spiritual atau mental). Dalam hal
kesejahteraan lahir para anggota profesi, kode etik umumnya memuat larangan-
larangan kepada para anggotanya untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang
merupakan kesejahteraan para anggotanya.

Misalnya dengan menetapkan tarif-tarif minimum bagi honorium anggota


profesi dalam melaksanakan tugasnya, sehingga siapa-siapa yang mengadakan tarif
di bawah minimum akan dianggap tercela dan merugikan rekan-rekan seprofesi.

5
Dalam hal kesejahteraan batin para anggota profesi, kode etik umumnya memberi
petunjuk-petunjuk para anggotanya untuk melaksanakan profesinya.

Kode etik juga sering mengandung peraturan-peraturan yang bertujuan


membatasi tingkah laku yang tidak pantas atau tidak jujur bagi para anggota profesi
dalam berinteraksi dengan sesama rekan anggota profesi.

c. Untuk meningkatkan pengabadian para anggota profesi.

Tujuan lain kode etik dapat juga berkaitan dengan peningkatan kegiatan
pengabian profesi, sehingga bagi anggota profesi daapat dengan mudah megnetahui
tugas dan tanggung jawab pengabdian dalam melaksanakan tugasnya. Oleh karena
itu, kode etik merumuskan ketentuan-ketentuan yang perlu dilakukan para anggota
profesi dalam menjalankan tugasnya.

d. Untuk meningkatkan mutu profesi.

Untuk meningkatkan mutu profesi kode etik juga memuat norma-norma dan
anjuran agar para anggota profesi selalu berusaha untuk meningkatkan mutu
pengabdian para anggotanya.

e. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi

Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi, maka diwajibkan kepada setiap


anggota untuk secara aktif berpartispasi dalam membina organisasi profesi dan
kegiatan-kegiatan yang dirancang organisasi.

Dari uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan suatu profesi
menyusun kode etik adalah untuk menjunjung tinggi martabat profesi, menjaga dan
memelihara kesejateraan para anggota, meningkatkan pengabdian anggota profesi,
dan meningkatkan mutu profesi dan mutu organisasi profesi.

C. Fungsi Kode Etik Profesi Guru


Pada dasarnya kode etik berfungsi sebagai, perlindungan dan pengembangan
bagi profesi itu, dan sebagai pelindung bagi masyarakat pengguna jasa pelayanan
suatu profesi. Gibson and Mitchel (1995: 449), sebagai pedoman pelaksanaan tugas

6
profesional anggota suatu profesi dan pedoman bagi masyarakat pengguna suatu
profesi dalam meminta pertanggungjawaban jika anggota profesi yang bertindak di
luar kewajaaran. Secara umum, fungsi kode etik guru adalah sebagai berikut:

1. Agar guru memiliki pedoman dan arah yang jelas dalam melaksanakan
tugasnya, sehingga terhindar dari penyimpangan profesi.

2. Agar guru bertanggungjawab atas profesinya.

3. Agar profesi guru terhindar dari perpecahan dan pertentangan internal.

4. Agar guru dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan.

5. Agar profesi ini membantu memecahkan masalah dan mengembangkan diri.

6. Agar profesi ini terhindar dari campur tangan profesi lain dan pemerintah.

Adapun fungsi kode etik guru di Indonesia yaitu dalam peraturan tentang kode
etik guru di Indonesia bagian satu pasal 2 ayat 2 dijelaskan bahwa kode etik guru
Indonesia berfungsi sebagai seperangkat prinsip dan norma moral yang melandasi
pelaksanaan tugas dan layanan professional guru dalam hubungannya dengan
peserta didik, orang tua/wali siswa, sekolah dan rekan seprofesi, organisasi profesi
dan pemerintah sesuai dengan nilai-nilai agama, pendidikan, sosial, etika dan
kemanusiaan. Selain itu fungsinya ialah menempatkan guru sebagai profesi
terhormat, mulia dan bermartabat yang dilindungi Undang-Undang.

D. Pengertian Organisasi Asosiasi Keprofesian


Organisasi profesi keguruan berasal dari tiga kata, yaitu organisasi, profesi
dan keguruan (guru). Ada banyak pendapat yang mengemukan pengertian dari
organisasi, diantaranya sebagai berikut:

a. Menurut Stoner, Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang


melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan
bersama.
b. Menurut James D. Mooney, Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan
manusia untuk mencapai tujuan bersama.

7
Profesi adalah jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian seseorang dan
didapat melalui adanya proses pendidikan. Sedangkan Guru adalah pendidik
dengan tugas utamanya mendidik' mengajar' membimbing' melatih dan
mengevaluasi.

Organisasi Asosiasi Profesi adalah suatu wadah perkumpulan yang orang-


orang yang memiliki suatu keahilan khusus yang merupakan ciri-ciri khas dari
bidang keahilan tertentu (!ikatakan ciri khas oleh karena bidang pekerjaan tersebut
diperoleh bukan se&ara kebutulan oleh sembarang orang' tetapi diiperoleh melalui
suatu jalur khusus' oleh jadi melalui perguruan tinggi' atau melalui penekunan
secara sistematis dan mendalam.

E. Eksistensi, Misi, Fungsi Dan Peranan Organisasi Asosiasi Keprofesian


A. Eksistensi

Suatu organisasi asosiasi keprofesian akan terlahir seiring dengan


perkembangan jenis bidang pekerjaan yang bersangkutan, dan organisasi pada
dasarnya terbentuk atas prakarsa dari para pengemban bidang-bidang pekerjaan
tersebut. Karena setiap manusia pasti mempunyai tujuan dalam hidupnya.
Organisasi sebagai alat yang memungkinkan seseorang mencapai suatu tujuan yang
tidak dapat dicapai individu secara perseorangan. Mereka membentuk organisasi
dengan motif yang bervariasi, ada yang bersifat sosial, politik, ekonomi, kultural
dan pandangan atau falsafah tentang sistem nilai. Namun pada umumnya dilatar
belakangi oleh dua motif yaitu:

a) Motif intrinsik

Motif intrinsik adalah pekerjaan yang bersangkutan atas dasar dorongan dari
dalam diri mereka sendiri. Yaitu solidaritas diantara pengemban bidang pekerjaan
yang bersangkutan serta yang bertalian erat dengan permasalahan nasib, dalam arti
kesadaran atas kebutuhan untuk berkehidupan secara layak sesuai dengan bidang
pekerjaan yang diembannya, baik secara sosial-psikologis maupun secara
ekonomis-kultural.

b) Motif ekstrinsik

8
Motif ekstrinsik adalah pekerjaan yang bersangkuatn berdasarkan tuntutan dari
lingkungannya, yaitu dorongan terdorong oleh masyarakat pengguna jasanya
adanya persaingan, perkembngan atau perubahan dalam dunia kerjanya.

Oleh karena itu, mereka membutuhkan suatu wadah organisasi yang secara
teoritis memiliki wibawa (authority) dan kekuatan (power) untuk menentukan arah
dan kebijakan dalam melakukan tindakan bersama guna melindungi dan
memperjuangkan kepentingan para pengemban profesi dan kepentingan para
pengguna jasanya serta masyarakat pada umumnya.

B. Misi

Menurut Udin Syaefudin Sa’ud (2009:884-85), tidaklah mengherankan, jika


dalam misi organisasi asosiasi keprofesian itu juga mempunyai persamaan dalam
hal tertentu dengan organisasi kekaryaan (labour force organization) pada
umumnya. Karenanya, dapat difahami organisasi federasi Guru Internasional juga
menjadi anggota dari ILO (Internasional Labour Organization).

Akan tetapi, dalam hal tertentu organisasi asosiasi profesi kependidikan


memiliki misinya yang khas tersendiri. ILO cenderung sering menggunakan
pendekatan yang bersifat politis dalam memperjuangkan kepentingannya.
Sedangkan organisasi asosiasi kepropesian cenderung menggunakan pendekatan
persaingan yang berlandaskan keunggulan komperatif kemampuan dan kualitas
profesionalnya. Dalam prakteknya, kedua pendekatan tersebut memang sering
digunakan secara elektrik, sesuai dengan keperluannya.

C. Fungsi

Organisasi aosiasi keprofesian memiliki fungsi dan peranan untuk melindungi


kepentingan para anggotanya, kemandirian dan kewibawaan. Kelembagaannya
secara keseluruhan (dengan membina dan meningkatkan kode etik) juga berupaya
meningkatkan dan mengembangkan karier, kemampuan, kewenangan profesional,
martabat, dan kesejahteraan para anggotanya.

9
Untuk berkembangnya fungsi dan peran suatu profesi guru membutuhkan
pengakuan dari bidang-bidang profesi lain yang berada di masyarakat, terutama
yang wilayah bidang garapan pelayanannya sangat mirip dan bertautan. Karena
para pengemban suatu profesi sebagiannya sangat memahami dan menyadari batas
dan keunikan bidang profesinya serta menghindari sikap arogansi (an antidote for
arrogance).

Pengakuan dan penghormatan antar bidang profesi akan tercipta dan


terjamin, jika masing-masing pengemban berbagai bidang profesi mematuhi kode
etiknya. Dalam banyak hal, prinsip dasar saling menghormati antar bidang profesi
itu justru akan merupakan landasan bagi terwujudnya kerjasama secara kesejawatan
dalam menghadapi dan memecahkan berbagai permasalahan di masyarakat yang
membutuhkan pendekatan secara interdisipliner yang inklussif interprofesi,
sebagaimana halnya dijumpai mengenai permasalahan kependidikan, kesehatan,
kesejahteraan, dan sebagainya.

Menurut Djam’an Satori (2007:4.6-4.8) Dalam rangka memberikan bantuan


kepada individu atau peserta didik, bimbingan berfungsi untuk hal-hal berikut :

a. Fungsi pemahaman, yaitu bimbingan yang membantu siswa agar memiliki


pemahaman diri ( potensi-potensi, baik kelebihan maupun kelemahannya)
dan lingkungan (fisik,sosial, budaya, dan agama).
b. Fungsi preventif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya pembimbing
untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi,
dan berupaya untuk mencegah supaya masalah itu tidak dialami siswa.
c. Fungsi pengemban, yaitu fungsi bimbingan yang sifatnya lebih proaktif dari
fungsi-fungsi lainnya.
d. Fungsi perbaikan, yaitu fungsi bimbingan yang bersifat kuratif
(penyembuhan).

Fungsi organisasi profesi keguruan :

a. Sarana komunikasi, siaturahmi dengan guru, sekaligus sebagai pusat


informasi tentang pembelajaran dan pendidikan.

10
b. Wadah pembinaan dan pengembangan sikap profesional guru dan
perlindungan atas haknya.
c. Mitra pemerintah dan perguruan dalam peningkatan kualitas pembelajaran
pendidikan.
d. Sebagai sarana untuk melakukan perubahan-perubahan dan inovasi
pendidikan di sekolah-sekolah ke arah yang lebih baik.

D. Peranan

Menurut Muhammad Ali (1987:4), peranan organisasi asosiasi keprofesian


Guru dalam proses belajar mengajar bila ditelusuri secara mendalam, merupakan
inti dari proses pendidikan formal di sekolah. Di dalamnya terjadi interaksi antara
berbagai komponen-komponen, yaitu :

1. Guru

2. Isi atau materi pelajaran

3. Siswa

Interaksi antara ketiga komponen utama melibatkan sarana dan prasarana,


seperti metode, media, dan penataan lingkungan tempat belajar, sehingga tercipta
situasi belajar-mengajar yang memunginkan tercapainya tujuan yang telah
direncanakan sebelumnya. Tiga tugas utama seorang guru yaitu :

a) Merencanakan

Meliputi :

1. Tujuan apa yang hendak dicapai


2. Bahan pelajaran yang dapat mengantarkan siswa mencapai tujuan
3. Bagaimana proses belajar mengajar yang akan diciptakan guru agar siswa
mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

Situasi pengajaran itu sendiri banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai


berikut:

1. Faktor Guru

11
2. Faktor Siswa
3. Faktor Kurikulum
4. Faktor Lingkungan

Menurut Djam’an Satori (2007:4.23), Peranan penting perlu di mainkan guru


dalam kaitannya layanan bimbingan sosial ialah mengembangkan atmosfir kelas.
Atmosfir kelas yang konduksif bagi perkembangan sosial ialah yang dapat
dibutuhkan :

1. Rasa turut memiliki kelompok, ditandai dengan identifikasi, loyalitas, dan


berorientasi pada pemenuhan kewajiban kelompok.
2. Partisipasi kelompok, ditandai dengan kerja sama, bersikap membantu, dan
mengikuti aturan main.
3. Penerimaan tehadap keragaman individual dan kelompok serta menghargai
keistimewaan orang lain.

b) Memberikan Balikan

Muhammad Ali (1987:6), balikan mempunyai fungsi untuk membantu siswa


memelihara minat dan antusias dalam melaksanakan tugas belajar.

Menurut Udin Syaefudin Sa’ud (2009:85), secara umum fungsi dan peranan
organisasi asosiasi keprofesian itu, sebagaimana telah disinggung terdahulu, selain
melindungi kepentingan para anggota dan kemandirian dan kewibawaan
kelembagaannya secara keseluruhan (dengan membina dan menegakkan kode etik),
juga berupaya meningkatkan dan mengembangkan karier, kemampuan,
kewenangan profesional, martabat dan kesejahteraan para anggotanya.

Menurut Djam’an Satori (2007:4.21-4.24), Peran kepembimbingan Guru


dalam proses pembelajaran yaitu bimbingan di sekolah dapat digolongkan ke dalam
bimbingan belajar, pribadi, sosial, dan juga karier. Walaupun secara teoretis
keempat jenis bimbingan itu dapat di bedakan, dan tak dapat dipilah-pilah secara
tegas.

12
Secara ringkas layanan bimbingan yang di maksud akan dibahas dalam uraian
berikut ini.

a. Bimbingan belajar, diarahkan kepada upaya membantu peserta didik dalam


mempelajari konsep dan keterampilan yang terkait dengan program
kulikuler sekolah.
b. Bimbingan pribadi, terfokus kepada upaya membantu peserta didik
mengembankan aspek-aspek kepribadian yang menyangkut pemahaman
diri dan lingkungan, kemampuan memecahkan masalah, konsep diri,
kehidupan emosi dan identitas diri.
c. Bimbingan sosial, diarahkan kepada upaya membantu peserta didik
mengembangkan keterampikan sosial atau keterampilan berinteraksi
didalam kelompok.
d. Bimbingan karier, diarahkan untuk menumbuhkan kesadaran dan
pemahaman peserta didik akan ragam kegiatan dan pekerjaan didunia
sekitarnya, pengembangan sikap positif terhadap semua jenis pekerjaan dan
orang lain, dan pengembangan kebiasaan hidup yang positif.

13
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Kode etik merupakan pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan di
dalam melaksanakan tugas dan dalam hidup sehari harí. Kesimpulan Kode
etik adalah Himpunan nilai dan norma profesi guru yang tersusun dengan
baik, sistematis dalam suatu system yang utuh.
Ketaatan guru pada Kode Etik akan mendorong mereka berperilaku sesuai
dengan norma- norma yang dibolehkan dan menghindari norma-norma
yang dilarang oleh etika profesi yang ditetapkan oleh organisasi atau
asosiasi profesinya selama menjalankan tugas-tugas profesional dan
kehidupan sebagai warga negara dan anggota masyarakat. Dengan
demikian, aktualisasi diri guru dalam melaksanakan proses pendidikan dan
pembelajaran secara profesional, bermartabat, dan beretika akan terwujud.

Sedangkan Organisasi profesi guru membentuk kode etik untuk


menjaga dan meningkatkan kehormatan dan martabat guru dalam
melaksanakan tugas profesi.Kelahiran suatu organisasi asosiasi keprofesian
tidak terlepas dari perkembangan jenis bidang pekerjaan yang
bersangkutan, karena organisasi termaksud pada dasarnya dan lazimnya
dapat terbentuk atas prakarsa dari para pengemban bidang pekerjaan tadi.
Isi kode etik ialah rumusan kode etik guru yang merupakan kerangka
pedoman guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya itu sesuai
dengan hasil kongres PGRI XIII, yang terdiri dari Sembilan item. Tujuan
dari kode etik ialah merumuskan kode etik dalam suatu profesi adalah untuk
kepentingan anggota dan kepentingan organisasi profesi itu sendiri.

Kode etik berfungsi sebagai, perlindungan dan pengembangan bagi profesi


itu, dan sebagai pelindung bagi masyarakat pengguna jasa pelayanan suatu
profesi.

14
B. Saran
Dari beberapa penjelasan di atas tentang pembahasan kode etik profesi guru
dan organisasi Asosiasi keprofesian dan penyusun makalah ini menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan seperti yang diharapkan oleh para
pembaca dalam khususnya pembimbing dapat menjadi perbaikan bagi penulis
untuk penulisan makalah-makalah mata kuliah keprofesian keguruan.Oleh karena
itu penulis mengharap kepada para pembaca saran dan kritikanyang sifatnya
membangun, agar selanjutnya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Sardiman, A.M. 2007.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.PT Raja Grafindo


Persada:Jakarta

Syaefudin,saud udin. 2008. pengembangan profesi guru. Alfabeta:Bandung.

Muna, barakati septian. 2015. Makalah kode etik guru


https://www.slideshare.net/septianbarakati/makalah-kode-etik-
guru(diperoleh 23 november 2016)

Fauzi, Haris. 2009. Organisasi Profesi Keguruan. Jakarta: Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah

Gardon, Thomas dan Mudjito, 1990. Guru yang Efektif. Jakarta: CV Rajawali.

Imron, Ali, 1996. Kebijakan Pendidikan di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.

Soedijarto,1993. Menuju Pendidikan Nasional Yang Relevan dan Bermutu.Jakarta:


Balai Pustaka.

Sukardjo dan Ukim Komarudin, 2010. Landasan Pendidikan dan Konsep


Aplikasinya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Ulin Na'mah, 2013. Eksistensi, Misi, Fungsi dan Peranan Organisasi Asosiasi
Keprofesian.http://ulin-linna.blogspot.com/2013/03/eksistensi-misi-fungsi-
dan-peranan.html?m=1

Fauzi, Haris. 2009. Organisasi Profesi Keguruan. Jakarta: Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatulla

16

Anda mungkin juga menyukai