Anda di halaman 1dari 15

Kode Etik Guru di Indonesia

Dosen Pengampu:
Dr. Safriadi, S.Pd.I., M.Pd.
Disusun oleh:
Cut Sawitri (210206134)
Intan Juwita (210206077)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY BANDA ACEH
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga Makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat
dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya,
sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas Kuliah . Kami ucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Makalah ini. Dan kami juga
menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam
memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan
sebaik- baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Makalah ini
sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan
kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga ini dapat bermanfaat bagi kita
semuanya.
Banda Aceh, 2 Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2

C. Tujuan .............................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................3

A. Pengertian Kode Etik Guru.............................................................................................3

B. Isi Kode Etik Guru Di Indonesia.....................................................................................5

C. Fungsi, Tujuan, dan Sumber atau Landasan Kode Etik Guru.........................................9

BAB III PENUTUP..........................................................................................................11

A. Kesimpulan..................................................................................................................11

B. Saran .............................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai makhluk yang bermasyarakat (zoon politicon) manusia tidak bisa
lepas dari berhubungan dengan kondisi lingkungan di sekitarnya di mana ia tinggal
dan hidup. Manusia dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari selalu disertai dengan
norma atau aturan yang mengikat, baik aktivitas manusia tersebut yang berhubungan
dengan Tuhan, sesama manusia, lingkungan maupun diri sendiri. Inilah yang
kemudian disebut “etik”.1
Etik dalam konteks ini mengindikasikan adanya ilmu adab, yaitu ilmu yang
mempelajari segala kebaikan dan keburukan di dalam hidup manusia semuanya,
teristimewa yang mengenai gerak-gerik pikiran dan rasa yang dapat merupakan
pertimbangan dan perasaan, sampai mengenai tujuannya yang dapat merupakan
perbuatan.2
Untuk itu etika sangat berperan penting terhadap diri maupun orang lain,
dengan memahami peranan etika mahasiswa sebagai calon pendidik dapat bertindak
sewajarnya dalam melakukan aktivitasnya. Sebagai seorang mahasiswa yang beretika,
mahasiswa harus memahami betul arti dari peranan etika dalam pengembangan
kepribadian dalam menetukan nilai baik dan buruk, jika seseorang telah mengetahui
etika yang bernilai baik, maka kepribadian nya pun akan baik begitu juga sebaliknya
guna menjadi calon pendidik yang berkarakter serta menjadi panutan dalam
kehidupan bermasyarakat.
Namun, kebanyakan orang-orang yang telah menjadi seorang guru dalam
menjalankan profesinya tersebut tidak jarang melakukan penyimpangan atau pun
pelanggaran terhadap norma-norma menjadi seorang guru, sehingga pemerintah
menetapkan suatu aturan atau norma-norma yang harus dipatuhi oleh para guru di
Indonesia yang dikenal dengan “Etika Kepribadian dan Kode Etik Guru”.
Kode etik guru merupakan tatanan yang menjadi pedoman dalam menjalankan
tugas dan akatifitas suatu profesi. Pola tatanan itu seharusnnya di ikuti dan di taati
oleh setiap orang yang menjalankan profesi tersebut. Dengan adanya kode etik guru

1
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif (Jakarta : Rineka Cipta,
2000), 49.
2
Team Pembina Mata Kuliah Didaktik Metodik / Kurikulum IKIP Surabaya, Pengantar Didaktik
Metodik Kurikulum PBM, Edisi I (Jakarta: Rajawali, 1989), Cet 4,16.

1
ini, diharapkan para guru dapat menjalankan tugasnya dengan baik sebagaimana telah
ditetapkan dalam kode etik guru tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu kode etik guru?
2. Apa saja yang termasuk isi atau poin-poin dalam kode etik guru di Indonesia?
3. Apa fungsi, tujuan dan sumber atau landasan kode etik guru di Indonesia?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian kode etik guru
2. Mengetahui isi atau poin-poin dalam kode etik guru di Indonesia
3. Mengetahui fungsi, tujuan serta Sember atau landasan kode etik guru di Indonesia

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kode Etik Guru


Etika “Ethos” berasal dari bahasa Yunani yang memiliki arti Ethos, watak,
norma, adat istiadat dan kebiasaan. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, Etika
adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban
moral (akhlaq); kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlaq; nilai
mengenai nilai benar dan salah, yang dianut suatu golongan atau masyarakat.3
Etika adalah aturan-aturan yang disepakati bersama oleh ahli-ahli yang
mengamalkan kerjanya seperti keguruan, pengobatan dan sebagainya. Nilai-nilai
adalah yang menyertai setiap kerjanya itu seperti memberi pengkhitmatan yang
sebaik-baiknya kepada pelanggan dan sebagainya. Pengamalan semua kerjanya
mementingkan amalan tetapi sebelum sampai kepada amalan, nilai-nilai kerjanya itu
harus di hayati (intemalized). Penghayatan yaitu penghayatan nilai-nilai maka nilai-
nilai seperti keikhlasan, kejujuran, dedikasi dan lain-lain itu di hayati.4
Maka secara definisi Etika adalah tuntunan mengenai perilaku, sikap, dan
tindakan yang di akui berhubungan dengan kegiatan manusia. Etika merupakan dasar-
dasar moral, termasuk ilmu pengetahuan, kebaikan, dan sifat-sifat tentang hak.
Sedangkan kode etik merupakan salah satu konsep cabang atau turunan dari
makna umum yang terkandung dalam istilah etika. Kode etik berasal dari dua kata
yaitu “kode” dan “etik”. Kode berarti kumpulan peraturan atau prinsip yang
sistematis. Dan etik berarti azas akhlak (moral). Sedangkan kode etik diartikan
dengan norma dan azas yang diterima oleh suatu kelompok tertentu sebagai landasan
tingkah laku. Kode etik juga dapat diartikan sebagai pola aturan, tata cara, tanda,
pedoman etis dalam melakuakan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik juga dapat
dijadikan standar aktivitas anggota profesi, dan sekaligus sebagai pedoman
(guidelines). Kode etik menyatakan tentang perbuatan apa yang benar dan apa yang
salah, perbuatan yang patut di lakukan ataupun tidak patut dilakukakan.5
Dalam suatu jabatan atau profesi sering kita temukan istilah kode etik. Di
mana kode etik tersebut adalah sebagai kontrol dari semua aktivitas profesi yang
3
Departeman Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
1989)
4
Suryoubroo B., Beberapa Aspek Dasar Kependidikan, (Jakarta: Bina Aksara, 1983).h. 73.
5
Abdullah dan Safarina, Etika Pendidikan Keluarga, Sekolah dan Masyaraakat ( Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2015), 110.

3
berhubungan dengan profesinya. Dalam buku Profesi Keguruan, kode etik pada suatu
profesi adalah untuk menjunjung tinggi martabat profesi, untuk menjaga dan
memelihara kesejahteraan anggotanya, untuk meningkatkan pengabdian para anggota
profesi, untuk meningkatkan mutu profesi dan untuk meningkatkan mutu organisasi
profesi.6 Guru diharapkan mampu berfungsi secara optimal terutama dalam
meningkatkan pendidikan watak dan budi pekerti agar dapat mengembalikan wibawa
lembaga dan tenaga kependidikan.
Sedangkan dalam kode etik guru Indonesia adalah norma dan asas yang
disepakati dan diterima oleh guru-guru Indonesia. Sebagai pedoman sikap dan
perilaku dalam melaksanakan tugas profesi sebagai pendidik, anggota masyarakat dan
warga Negara.7
Dengan demikian kode etik guru adalah sistem norma atau aturan yang ditulis
secara jelas dan tegas serta terperinci tentang apa yang baik dan tidak baik, apa yang
benar dan apa yang salah dan perbuatan apa yang harus dilakukan dan tidak boleh
dilakukan oleh seorang guru profesional.
Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen (UUGD), Pasal 43, dikemukakan
sebagai berikut: (1) Untuk menjaga dan meningkatkan kehormatan, dan martabat guru
dalam pelaksanaan tugas keprofesionalan, organisasi profesi guru membentuk kode
etik; (2) Kode etik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berisi norma dan etika yang
mengikat Perilaku guru dalam pelaksanaan tugas keprofesionalan.8
Ketaatan guru pada Kode Etik akan mendorong mereka berperilaku sesuai
dengan norma-norma yang dibolehkan dan menghindari norma-norma yang dilarang
oleh etika profesi yang ditetapkan oleh organisasi atau asosiasi profesinya selama
menjalankan tugas-tugas profesional dan kehidupan sebagai warga negara dan
anggota masyarakat. Dengan demikian, aktualisasi diri guru dalam melaksanakan
proses pendidikan dan pembelajaran secara profesional, bermartabat, dan beretika
akan terwujud.

B. Isi Kode Etik Guru Di Indonesia

6
Soetjipto dan Raflis Kosasi. Profesi Keguruan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), 32.
7
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992), 74
8
Abd.Rahman Getteng, Menuju Guru Profesional dan Ber-Etik (Yogyakarta:grha guru, 2013), h.118

4
Kode etik guru ditetapkan dalam suatu kongres yang dihadiri oleh seluruh
utusan cabang dan pengurus daerah PGRI se-Indonesia dalam kongres XIII di Jakarta
tahun 1973, yang kemudian disempurnakan dalam kongres PGRI XVI tahun 1989
juga di Jakarta yang berbunyi sebagai berikut:9
1. Etika Umum Guru
a. Menjunjung tinggi, menghayati, dan mengamalkan sumpah/janji guru.
b. Melaksanakan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional.
2. Etika Guru terhadap Peserta Didik
a. Bertindak profesional dalam melaksanakan tugas mendidik, mengajar,
embimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevalusi proses dan hasil
belajar peserta didik.
b. Memberikan layanan pembelajaran berdasarkan karakteristik individual serta
tahapan tumbuh kembang kejiwaan peserta didik.
c. Mengembangkan suasana pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan.
d. Menghormati martabat dan hak-hak serta memperlakukan peserta didik secara
adil dan objektif.
e. Melindungi peserta didik dari segala tindakan yang dapat mengganggu
perkembangan, proses belajar, kesehatan, dan keamanan bagi peserta didik.
f. Menjaga kerahasiaan pribadi peserta didik, kecuali dengan alasan yang
dibenarkan berdasarkan hukum, kepentingan pendidikan, kesehatan, dan
kemanusiaan.
g. Menjaga hubungan profesional dengan peserta didik dan tidak memanfaatkan
untuk keuntungan pribadi dan/atau kelompok dan tidak melanggar norma yang
berlaku.

3. Etika Guru terhadap Orangtua / Wali Peserta Didik

9
Hasil Keputusan Kongres XXI PGRI Nomor : VI/KONGRES/XXI/PGRI/2013 tentang Kode Etik
Guru di Indonesia.

5
a. Menghormati hak orang tua/wali peserta didik untuk berkonsultasi dan
memberikan informasi secara jujur dan objektif mengenai kondisi dan
perkembangan belajar peserta didik.
b. Membina hubungan kerja sama dengan orang tua/wali peserta didik dalam
melaksanakan proses pendidikan untuk peningkatan mutu pendidikan.
c. Menjaga hubungan profesional dengan orang tua/wali peserta didik dan tidak
memanfaatkan untuk memperoleh keuntungan pribadi.
4. Etika Guru terhadap Masyarakat
a. Menjalin komunikasi yang efektif dan kerjasama yang harmonis dengan
masyarakat untuk memajukan dan mengembangkan pendidikan.
b. Menjalin komunikasi yang efektif dan kerjasama yang harmonis dengan
masyarakat untuk memajukan dan mengembangkan pendidikan.
c. Bersikap responsif terhadap perubahan yang terjadi dalam masyarakat dengan
mengindahkan norma dan sistem nilai yang berlaku.
d. Bersama-sama dengan masyarakat berperan aktif untuk menciptakan
lingkungan sekolah yang kondusif.
e. Menjunjung tinggi kehormatan dan martabat, serta menjadi panutan bagi
masyarakat.
5. Etika Guru terhadap Teman Sejawat
a. Membangun suasana kekeluargaan, solidaritas, dan saling menghormati
antarteman sejawat di dalam maupun di luar satuan pendidikan.
b. Saling berbagi ilmu pengetahuan, teknologi, seni, keterampilan, dan
pengalaman, serta saling memotivasi untuk meningkatkan profesionalitas dan
martabat guru.
c. Menjaga kehormatan dan rahasia pribadi teman sejawat.
d. Menghindari tindakan yang berpotensi menciptakan konflik antarteman
sejawat.
6. Etika Guru terhadap Profesi
a. Menjunjung tinggi jabatan guru sebagai profesi.
b. Mengembangkan profesionalisme secara berkelanjutan sesuai kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan mutu pendidikan.
c. Melakukan tindakan dan/atau mengeluarkan pendapat yang tidak
merendahkan martabat profesi.

6
d. Dalam melaksanakan tugas tidak menerima janji dan pemberian yang dapat
mempengaruhi keputusan atau tugas keprofesian.
e. Melaksanakan tugas secara bertanggung jawab terhadap kebijakan pendidikan.
7. Etika Guru terhadap Organisasi Profesi
a. Menaati peraturan dan berperan aktif dalam melaksanakan program organisasi
profesi.
b. Mengembangkan dan memajukan organisasi profesi.
c. Mengembangkan organisasi profesi untuk menjadi pusat peningkatan
profesionalitas guru dan pusat informasi tentang pengembangan pendidikan.
d. Menjunjung tinggi kehormatan dan martabat organisasi profesi.
e. Melakukan tindakan dan/atau mengeluarkan pendapat yang tidak
merendahkan martabat profesi.
8. Etika Guru terhadap Pemerintah
a. Berperan serta menjaga persatuan dan kesatuan dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara dalam wadah NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
b. Berperan serta dalam melaksanakan program pembangunan pendidikan.
c. Melaksanakan ketentuan yang ditetapkan pemerintah.

Selain kode etik guru Indonesia, sebagai pernyataan kebulatan tekad guru
Indonesia, maka pada kongres PGRI XVI yang diselenggarakan pada tanggal 3 – 8 Juli
1989 di Jakarta telah ditetapkan adanya Ikrar Guru Indonesia dengan rumusan sebagai
berikut :

Ikrar Guru Indonesia

1. Kami Guru Indonesia, adalah insan pendidik bangsa yang beriman dan bertaqwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2. Kami Guru Indonesia, adalah pengembang dan pelaksana cita-cita Proklamasi
Kemerdekaan Republik Indonesia, pembela dan pengamal pancasila yang setia
pada Undang-Undang Dasar 1945.
3. Kami Guru Indonesia, bertekad bulat mewujudkan tujuan Nasional dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa.
4. Kami Guru Indonesia, bersatu dalam wadah organisasi perjuangan Persatuan Guru
Republik Indonesia, membina persatuan dan kesatuan bangsa yang berwatak
kekeluargaan.

7
5. Kami Guru Indonesia, menjunjung tinggi Kode Etik Guru Indonesia sebagai
pedoman tingkah laku profesi dalam pengabdiannya terhadap bangsa, negara, dan
kemanusiaan.10

Karena pentingnya tanggung jawab yang diamanatkan kepada guru dalam


mengantarkan peserta didiknya agar berhasil sebagaimana yang diharapkan, maka guru
perlu memiliki etika kepribadian atau kode etik antara lain :

1. Ilmu
Ijazah bukan semata-mata secari kertas, tetapi suatu bukti bahwa
pemiliknya telah mempunyai ilmu pengetahuan dan kesanggupan tertentu yang
diperlukan untuk suatu jabatan. Guru pun harus mempunyai ijazah agar ia
diperbolehkan mengajar. Kecuali dalam keadaan darurat, misalnya jumlah anak
didik sangat meningkat, sedang jumlah guru jauh dari mencukupi, maka terpaksa
menopang untuk sementara, yakni menerima guru yang belum berijazah. Tetapi
dalam keadaan normal ada patokan bahwa makin tinggi pendidikan guru makin
baik dan pada gilirannya maka tinggi pula derajat masyarakat.
2. Sehat jasmani
Kesehatan jasmani kerap kali dijadikan salah satu syarat bagi mereka yang
melamar untuk menjadi guru. Guru yang berpenyakit menular, misalnya, sangat
membahayakan kesehatan anak-anak. Disamping itu, guru yang berpenyakit tidak
akan bergairah mengajar. Kesehatan fisik (jasmani) sangat penting bagi seseorang
terlebih lagi bagi seprang pemimpin termasuk guru mengingat bahwa tugasnya
yang memerlukan kerja fisik. Al-Qur’an menyebut unsure fisik ini sebagaimana
firman Allah :
“Sesungguhnya Allah telah memilihnya (Thalut) menjadi rajamu dan
menganugrahinya ilmu yang luas dan tubuh (jasmani) yang perkasa” (QS.Al-
Baqarah(2): 247).
Pentingnya kesehatan jasmani bagi seorang guru karena sangat mempengaruhi
semangat kerja. Guru yang sakit-sakitan kerapkali terpaksa absen dan tentunya
merugikan anak didik.
3. Berkelakuan baik
Budi pekerti guru sangat penting dalam pendidikan watak anak didik.
Guru harus menjadi model teladan, karena anak-anak bersifat suka meniru. Di
10
Ali Imron, Kebijakan Pendidikan di Indonesia (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), h. 98.

8
antara tujuan pendidikan yaitu membentuk akhlak yang mulia pada diri pribadi
anak didik dan ini hanya bisa dilakukan jika pribadi guru berakhlak mulia pula.
Guru yang tidak berakhlak mulia tidak mungkin dipercaya untuk mendidik. Yang
dimaksud dengan akhlak mulia dalam ilmu pendidikan islam adalah akhlak yang
sesuai dengan ajaran islam, seperti dicontohkan oleh pendidik utama, Nabi
Muhammad Saw. Di antara akhlak mulia guru tersebut adalah mencintai
jabatannya sebagai guru, besikap adil terhadap semua anak didiknya, berlaku
sabar dan tenang, berwibawa, gembira, bersifat manusiawi, bekerjasama dengan
guru-guru lain, masyarakat, utamanya para oranguta anak didik.11

C. Fungsi, Tujuan, dan Sumber atau Landasan Kode Etik Guru


 Fungsi kode etik guru
Fungsi kode etik guru terbagi menjadi 2 yaitu fungsi secara khusus dan fungsi
secara umum. Fungsi kode etik secara khusus yaitu :
1. Agar guru terhindar dari penyimpangan melaksanakan tugas yang menjadi tanggung
jawabnya, karena sudah ada landasan yang digunakan sebagai acuan.
2. Untuk mengatur hubungan guru dengan murid, teman sekerja, masyarakat, dan
pemerintah.
3. Sebagai pegangan dan pedoman tingkah laku guru agar lebih bertanggung jawab pada
profesinya.
4. Pemberi arah dan petunjuk yang benar kepada mereka yang menggunakan profesinya
dalam melaksanakan tugas.

Sedangkan fungsi kode etik secara umum yaitu :

1. Memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas yang
digariskan.
2. Sebagai sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan.
3. Mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi tentang hubungan etika
dalam keanggotaan profesi. Etika profesi sangatlah dibutuhkan dalam berbagai
bidang. Kode etik yang ada dalam masyarakat Indonesia cukup banyak dan bervariasi.
Umumnya pemilik kode etik adalah organisasi kemasyarakatan yang bersifat nasional,
misalnya Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI), kode etik Ikatan Penasehat HUKUM

11
Abd.Rahman Getteng, Menuju Guru Profesional dan..., h.57-58.

9
Indonesia, Kode Etik Jurnalistik Indonesia, Kode Etik Advokasi Indonesia dan lain-
lain. Ada sekitar tiga puluh organisasi kemasyarakatan yang telah memiliki kode etik.

 Tujuan Kode Etik Guru

Adapun beberapa kode etik yang harus ditaati oleh guru dengan tujuan, antara
lain:

a. Agar para guru mempunyai rambu-rambu yang dapat dijadikan sebagai pedoman
dalam bertingkah laku sehari-hari sebagai pendidik.
b. Agar guru dapat bercermin diri mengenai tingkah lakunya. Apakah sudah sesuai
dengan profesi pendidik yang disandangnya ataukah belum.
c. Agar guru dapat menjaga jangan sampai tingkah lakunya dapat menurunkan
martabatnya sebagai seorang profesional yang tugas utama sebagai pendidik.
d. Agar guru selekasnya dapat kembali, jika ternyata apa mereka lakukan selama ini
betentangan atau tidak sesuai dengan norma-norma yang telah dirumuskan dan
disepakati sebagai kode etik guru.
e. Agar segala tingkah laku guru, senantiasa selaras atau tidak bertentangan dengan
profesi yang disandangnya, yaitu sebagai seoarang pendidik. Lebih lanjut dapat
diteladani oleh peserta didiknya dan masyarakat umum.12

 Sumber atau Landasan Kode Etik Guru

Kode Etik Guru Indonesia bersumber dari:

1. Nilai-nilai agama dan Pancasila.


2. Nilai-nilai kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi profesional.
3. Nilai-nilai jati diri, harkat, dan martabat manusia yang meliputi perkembangan
kesehatan jasmaniah, emosional, intelektual, sosial, dan spiritual.

BAB III

PENUTUP

12
Thomas Gardon dan Mudjito, Guru yang Efektif. (Jakarta: CV Rajawali, 1990), h. 105.

10
A. Kesimpulan
Kode etik guru Indonesia adalah norma dan asas yang disepakati dan diterima
oleh guru-guru Indonesia. Sebagai pedoman sikap dan perilaku dalam melaksanakan
tugas profesi sebagai pendidik, anggota masyarakat dan warga Negara.
Fungsi dari kode etik guru secara umum yaitu sebagai pedoman bagi setiap
anggota profesi, sebagai sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang
bersangkutan. Mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi tentang
hubungan etika dalam keanggotaan profesi.
Adapun kode etik guru Indonesia bersumber dari: Nilai-nilai agama dan Pancasila.
Nilai-nilai kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi profesional. Nilai-nilai jati diri, harkat, dan martabat manusia yang meliputi
perkembangan kesehatan jasmaniah, emosional, intelektual, sosial, dan spiritual.

B. Saran
Saran dari kami adalah guru harus dapat mematuhi semua kode etik yang telah di
tetapkan, agar guru terhindar dari penyimpangan pelaksanaan tugas yang menjadi
tanggungjawabnya.

DAFTAR ISI

11
Abdullah dan Safarina. 2015. Etika Pendidikan Keluarga, Sekolah dan Masyaraakat. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.
Departeman Pendidikan dan Kebudayaan. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta :
Rineka Cipta.
Gardon, Thomas dan Mudjito. 1990. Guru yang Efektif. Jakarta: CV Rajawali.
Getteng, Abd.Rahman. 2013. Menuju Guru Profesional dan Ber-Etik Yogyakarta: grha guru.
Hasil Keputusan Kongres XXI PGRI Nomor : VI/KONGRES/XXI/PGRI/2013 tentang Kode
Etik Guru di Indonesia.
Imron, A. 1996. Kebijakan Pendidikan di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.
Soetjipto dan Raflis Kosasi. 1999. Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta.
Suryoubroo B. 1983. Beberapa Aspek Dasar Kependidikan. Jakarta: Bina Aksara.
Tafsir, A. 1992. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Tim Pembina Mata Kuliah Didaktik Metodik/ Kurikulum IKIP Surabaya. 1989. Pengantar
Didaktik Metodik Kurikulum PBM, Edisi I. Jakarta: Rajawali.

12

Anda mungkin juga menyukai