Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH ETIKA PROFESI DAN KEGURUAN

TENTANG

“ETIKA PROFESI DAN RUANG LINGKUPNYA”

Oleh :

1. Aziza Turrahman (2030106007)


2. Ina Aulia Rohmah (2030106012)

Dosen Pengampu :

Diyyan Marneli, M.PD

JURUSAN TADRIS BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

BATUSANGKAR

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Makalah ini disusun
untuk digunakan semestinya.

Dalam kesempatan ini,kami dari kelompok 1 mengucapkan terima kasih kepada ibuk
Diyyan Marneli, M.PD selaku dosen pengampu mata kuliah ETIKA PROFESI DAN
KEGURUAN yang telah membimbing kami dalam melakukan pembuatan makalah ini.Tak lupa
pula penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yan telah membantu dalam pembuatan
makalah ini.

Batusangkar, 06 Maret 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Istilah etika selalu berhubungan dengan sifat dan karakter seseorang.Kita bisa menilai
seseorang dari karakter yang dia miliki,apakah dia punya sopan santun ,ramah,rendah hati
dan sebagainya.Sebagai mahluk sosial manusia memerlukan kekerabatan antar satu
dengan yang lain,sebagai penghubung kekerabatan itulah etika seseorang dibutuhkan.Hal
ini penting agar tercipta suasana kekerabatan yang erat.
Dalam bahasa jawa etika dikenal dengan istilah tata krama yang berarti tata menata
dan membenarkan sedangkan krama perkataan dan perbuatan.Jelas bukan etika disini
bisa berati menata/membenarkan perkataan dan perbuatan.Sehingga etika yang saya
bicarakan ini mencakup sifat dan karakter suatu individu dengan lingkungannya.
Profesi sering disebut sebagai suatu pekerjaan,seseorang yang memiliki suatu
pekerjaan tertentu dengan keterampilan tertentu juga.Seorang yang berprofesi sebagai
guru misalnya,dia memiliki keterampilan sesuai dengan yang dipelajarinya.Namun
seorang yang memiliki pekerjaan belum tentu mendapatkan profesi karena belum
mempunyai keterampilan tertentu.
Etika dalam profesi sangat menentukan suatu hasil pekerjaan,etika disini mencakup
sifat atau karakter seorang dalam suatu profesi.Seorang guru ataupun pendidik harus
memiliki etika yang baik agar dapat menjadi panutan dan teladan bagi muridnya.Tidak
hanya guru,semua kalangan pun akan melakukan etika dan profesi sebagai seorang
pekerja.Bila kita membicarakan tentang ruang lingkupnya,etika profesi apakah yang
dimaksud,kenapa etika profesi sangat penting dan bagaimana ruang lingkupnya.Dalam
makalah ini saya akan membicarakan tentang pengertian etika profesi dan ruang
lingkupnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari etika profesi?
2. Apa ciri dan syarat etika profesi?
3. Apa jenis etika profesi?
4. Apa fungsi etika profesi
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari etika profesi.
2. Untuk mengetahui ruang lingkup dari etika profesi.
BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengertian Etika dan Profesi


Etika
Kata etika berasal dari kata ethos (bahasa yunani) yang berarti „adat‟, „kebiasaan‟,
dan „praktik‟. Dalam bahasa inggris, etika sering di gunakan dengan istilah ethics.
Velasques (1987) mengemukakan bahwa etika memiliki kesamaan dengan perkataan
benar atau salah.
Menurut Velasquez dan kawan-kawan pengertian etika sebagai berikut:
“Ethics has to do with my feeling tell me is right or wrong”
“Ethics has to do with my religious beliefs”
“Being ethical is doing what the law requires”
“Ethics consists of standards of behavior our society accepts.” (Velasquez dkk,(1987)
“Etika adalah sesuatu yang harus dilakukan dengan pertimbangan benar dan salah.”
“Etika adalah sesuatu yang harus dilakukan dengan berdasar nilai agama.” “Beretika
adalah melakukan sesuatu berdasarkan hukum.”
“Etika terdiri dari standar tingkah laku yang diterima dalam lingkungan masyarakat.”
Menurut Aristoteles, Etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengan “self
control” karena segala sesuatunya dibuat dan ditetapkan dari dan untuk kepentingan
pembuatnya.
Menurut Sims (2003) bahwa etika merupakan disiplin ilmu yang berkaitan dengan
baik dan tidak baik, dan apa yang menjadi kewajiban moral.
Menurut Bertens (2004:5) etika adalah suatu ilmu tentang apa yang biasa
dilakukan oleh manusia atau ilmu tentang adab kebiasaan. Lebih dalam lagi, Bartens
(2004 :6) mengartikan bahwa etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang
buruk dan tentang kewajiban moral (akhlak). Dengan demikian, etika tidak
mempersoalkan keadaan manusia, tetapi mempersoalkan bagaimana manusia bertindak.
Etika adalah sebuah cabang filsafsat yang berbicara mengenai nilai dan norma
moral yang menentukan perilaku manusia dalam hidupnya. Sebagai cabang filsafat, etika
sangat menekankan pendekatan yang kritis dalam melihat dan melalui nilai dan norma
moral serta permasalahan- permasalahan yang timbul dalam kaitan dengan nilai dan
norma moral itu.
Menurut Magins Suseno, etika adalah sebuah ilmu dan bukan sebuah ajaran.
Maksudnya etika hanya melakukan refleksi kritis atas norma atau ajaran moral,
sedangkan yang memberi kita norma tentang bagaimana kita harus hidup adalah
moralitas atau kita bisa juga mengatakan bahwa etika adalah perwujudan secara kritis dan
rasional ajaran moral yang siap pakai.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, etika adalah ilmu tentang apa yang baik
dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak). Atau kumpulan asas
atau nilai yang di anut suatu golongan masyarakat.
Drs Hartono mengartikan etika sebagai pelajaran budi pekerti.
Menurut Prof. Dr. Akhmad Amin, etika adalah ilmu yang menjelaskan arti baik
dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya di lakukan oleh manusia kepada lainnya,
menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia di dalam perbuatan mereka dan
menunjukan jalan untuk melakukan apa yang harus di perbuat.
Profesi
Istilah profesi berasal dari kata profess artinya mengakui, pengakuan. Istilah
tersebut sudah ada dalam kosa kata inggris sejak abad ke 12 sebagai bagian dalam ibadah
agama katolik. Kemudian istilah profesi mulai berkembang sekitar abad ke 18
bersamaan dengan munculnya revolusi industri. Revolusi industri yang terjadi di Inggris
ini membutuhkan tenaga manusia yang memerlukan keahlian khusus yang disebut
profesi.
Menurut Brandies profesi adalah pekerjaan yang memerlukan beberapa
persyaratan khusus :
a. Pekerjaan berorentasi pada jasa untuk orang lain juga untuk diri sendiri.
b. Keberhasilan sebuah pekerjaan tidak selalu di ukur dengan uang melainkan dengan
seberapa jauh terpenuhinya kebutuhan orang lain.

Profesi merupakan kelompok lapangan kerja yang memerlukan keterampilan


khusus melaksanakan kegiatan yang memerlukan keterampilan dan keahlian tinggi guna
memenuhi kebutuhan yang rumit dari manusia, di dalamnya pemakian dengan cara yang
benar akan keterampilan dan keahlian tinggi hanya dapat di capai dengan dimilikinya
penguasaan pengetahuan dengan ruang lingkup yang luas, mencakup sifat manusia,
kecendrungan sejarah, dan lingkungan hidupnya; serta adanya disiplin etika yang di
kembangkan dan di terapkan oleh kelompok anggota yang menyandang profesi tersebut.
Menurut Kamus besar Bahasa Indonesia profesi adalah suatu bidang pekerjaan
yang dilandasi pendidikan keahlian (Keterampilan atau kejuruan) tertentu.
Kecendrungan yang semakin kuat kearah kespsialisan dalam segala bidang
pekerjaan, semakin banyak timbul kelompok yang mengidentifikasikan dirinya sebagai
sebuah profesi. Kita tidak hanya mengenal istilah profesi untuk bidang-bidang pekerjaan
seperti kedokteran, guru, militer, pengacara,dan sebagainya, tetapi meluas sampai
mencakup pula bidangnya seperti manajer, wartawan, pelukis, dan sekretaris. Maka dapat
disimpulkan bahwa profesi adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok
untuk menghasilkan nafkah hidup dengan mengandalkan suatu keahlian.
Menurut Arifin (2006), secara umum profesi memiliki 3 ciri yaitu :

a. Sebuah profesi mensyaratkan pelatihan ekstensif sebelum memasuki sebuah profesi.


b. Pelatihan tersebut meliputi komponen intelektual yang signifikan.
c. Tenaga yang terlatih mampu memberikan jasa yang penting kepada masyarakat.

Etika Profesi
Istilah etika profesi terdiri dari dua kata, yaitu etika dan profesi. Etika profesi
berisi norma-norma atau peraturan yang harus dipatuhi dan dihindari oleh anggota profesi
pada waktu melakukan tugasnya sehingga berlaku suatu” keharusan” dua pihak, yang
disebut dengan hak dan kewajiban. Hak adalah wewenang atau kekuasaan secara etis
untuk mengerjakan, meninggalkan, memilki, mempergunakan, atau menuntut sesuatu.
Supaya hak tersebut dapat terlaksana, harus ada pihak lain yang memenuhi tuntutan hak
tersebut. Keharusan untuk memenuhi hak tersebut disebut dengan kewajiban
(Zubair,1995: 59) . Dengan demikian, bagi anggota profesi, wajib mematuhi norma etika
profesi dan bagi yang melanggar norma yang berlaku tersebut, organisasi mepunyai hak
memberikan sanksi sesuai peraturan yang telah disepakati sebelumnya. Sanksi ini dapat
berbentuk hukuman disiplin (ringan, sedang, atau berat), administratif, bahkan dapat
menjadi suatu delik hukum (perdata atau pidana), tergantung pada jenis dan beratnya
pelanggaran yang di lakukan.
B. Ciri – ciri dan Syarat Etika Profesi
Secara umum ada beberapa ciri atau kriteria yang selalu melekat pada profesi, baik
profesi pada umumnya ataupun profesi luhur yaitu sebagai berikut :
a. Adanya pengetahuan khusus
b. Adanya kaedah dan standar moral yang tinggi
c. Mengabdi kepada kepentingan masyarakat
d. Ada izin khusus untuk bisa menjalankan suatu profesi
e. Kaum profesional biasanya menjadi angggota dari suatu profesi.
Menurut Akhmad Tafsir seseorang di sebut memiliki profesi bila ia memenuhi
kriteria sebagai berikut :
a. Profesi harus memiliki keahlian yang khusus
b. Profesi harus sebagai pemenuhan panggilan hidup, artinya lapangan pengabdian.
c. Profesi memiliki teori –teori yang baku secara universal
d. Profesi adalah untuk masyarakat, bukan untuk diri sendiri
e. Profesi harus di lengkapi dengan kecakapan diagnostik dan kompotensi aplikatif
f. Pemegang profesi memiliki otonom dalam melakukan profesinya
g. Profesi hendaknya memiliki kode etik
h. Profesi harus memiliki klien yang jelas ( pemakai jasa profesi)
i. Profesi memerlukan organisasi
Menurut Pakar Pendidikan Winarno Surrakhmad (hermawan,1979 ) menyatakan
bahwa sebuah profesi harus mempunyai kriteria sebagai berikut :
a. Profesi harus mempunyai bidang pekerjaan tertentu (spesifik) tidak boleh sama
dengan pekerjaan yang di lakukan oleh profesi yang lain.
b. Bidang pekerjaan profesi itu harus bersifat pengabdian kepada masyarakat (public
sevice) pekerjaan yang bersifat pengabdian lazimnya lebih banyak pengorbanannya
dari pada keuntungan ekonomi finansialnya.
c. Profesi harus mempunyai keterampilan khusus, yang tidak dimiliki oleh profesi yang
lain.
d. Profesi harus mempunyai sikap dan kpribadian yang khas, yang menandakan Profesi
itu berbeda dengan profesi yang lain.
e. Profesi harus mempunyai organisasi profesi, yang akan berfungsi sebagai wadah
untuk menghimpun, mengelola dan melayani anggota profesinya.
f. Profesi harus mempunyai pedoman sikap dan tingkah laku bagi para anggotanya
yang di kenal dengan nama kode etik profesi.
g. Profesi harus mempunyai dewan kehormatan Profesi, yaitu organisasi yang bertugas
mengawasi perilaku para anggotanya dalam melaksakan tugasnya sehari- hari dan
memberikan pertimbangan kepada pengurus pusat pelanggaran kode etik yang
dilakukan para anggotanya.

C. Jenis-jenis Etika dan Profesi


Dalam membahas etika sebagai ilmu yang menyelidiki tentang tanggapan
kesusialaan atau etis, yaitu sama halnya dengan berbicara moral. Manusia disebut etis,
ialah manusia yang secara utuh dan menyeluruh mampu memenuhi hajat hidupnya dalam
rangka asas keseimbangan antara kepentingan pribadi dengan pihak yang lainnya, antara
rohani dengan jasmaninya. Termasuk di dalamnya membahas nilai atau norma-norma
yang dikaitkan dengan etika. Etika dibagi menjadi dua, yaitu: etika deskriptif dan etika
normatif.
1. EtikaDeskriptif
Etika deskriptif ialah etika yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional
sikap dan pola perilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini
sebagai sesuatu yang bernilai.28 Etika deskriptif ini termasuk bidang ilmu
pengetahuan empiris dan berhubungan erat dengan kajian sosiologi. Terkait dengan
bidang sosiologi, etika deskriptif berusaha menemukan dan menjelaskan kesadaran,
keyakinan,dan pengalaman moral dalam suatu kultur tertentu. Etika deskriptif
mungkin merupakan suatu cabang sosiologi, tetapi ilmu tersebut penting bila kita
mempelajari etika untuk mengetahui apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap
tidak baik. Kaidah etika yang biasa dimunculkan dalam etika deskriptif adalah adat
kebiasaan, anggapan-anggapan tentang baik dan buruk, tindakan-tindakan yang
diperbolehkan atau tidak diperbolehkan.
Etika deskriptif dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu: sejarah moral dan
fenomenologi moral.
Sejarah moral adalah bagian etika deskriptif yang bertugas untuk meneliti cita-
cita,aturan-aturan dan norma-norma moral yang pernah diberlakukan dalam
kehidupan manusia pada kurun waktu dan suatu tempat tertentu atau dalam suatu
lingkungan besar mencakup bangsa-bangsa. Sedangkan fenomenologi moral adalah
etika deskriptif yang berupaya menemukan arti dan makna moralitas dari berbagai
fenomena moral yang ada.
Fenomenologi moral tidak berkomponen menyediakan petunjuk-petunjuk atau
batasan-batasan moral yang perlu dipegang oleh manusia. Fenomenologi moral tidak
membahas apa yang dimaksud dengan yang benar dan apa yang dimaksud dengan
yang salah.
2. Etika Normatif
Etika normatif merupakan bagian terpenting dari etika dan bidang di mana
berlangsung diskusi-diskusi yang paling menarik tentang masalah-masalah
moral.Etika normatif adalah etika yang mengacu pada norma-norma atau standar
moral yang diharapkan untuk mempengaruhi perilaku, kebijakan, keputusan, karakter
individu, dan struktur sosial.Etika normatif inilah yang sering disebut dengan filsafat
moral atau biasa juga disebut etika filsafat.
Etika normatif dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
Pertama, etika normatif yang terkait dengan teori-teori nilai yang mempersoalkan
sifat kebaikan. Kedua, etika normatif yang berkenaan dengan teori-teori keharusan
yang membahas masalah tingkah laku.33 Jadi, dapat dikatakan bahwa etika normatif
bertujuan untuk merumuskan prinsip-prinsip etis yang dapat dipertanggungjawabkan
dengan cara rasional dan dapat digunakan dalam praktik. Kaidah yang sering muncul
dalam etika normatif, yaitu hati nurani, kebebasan dan tanggung jawab, nilai dan
norma, serta hak dan kewajiban.
Sedangkan, menurut sistematikanya, etika dapat dikelompokkan menjadi dua,
yaitu etika umum dan etika khusus.
1. Etika Umum
Etika umum adalah suatu ilmu yang praktis dengan sesama yang praktis pula.
Ia bukan suatu disiplin yang sudah lengkap melainkan berkembang terus dengan
mengkaji banyak isu yang sedang diperdebatkan. Namun, dengan adanya perbedaan
pendapat mengenai isu-isu bukanlah berarti bahwa etika seakan-akan tidak mampu
menghasilkan sesuatu yang dapat dimanfaatkan. Etika umum mengembangkan dan
menganalisis bentuk argumentasi moral kehidupan,problem-problem moral yang
dihadapi masyarakat dan perorangan dalam tulisan yang dimuat dalam berita harian,
majalah, atau ditulis dalam bentuk buku dengan menggunakan bahasa sehari-hari.
Tujuannya adalah menciptakan masyarakat yang selaras.
Selain itu, etika umum berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana
manusia bertindak secara etis,bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teori
etika dan prinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak
serta tolak ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan.
2. Etika Khusus

Etika khusus adalah penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang


kehidupan yang khusus. Etika yang bersifat khusus membatasi diri dalam kerangka
uraiannya mengenai hal-hal tertentu yang bersifat mendasar, namun lebih
mengkhusus pada situasi dan bidang kehidupan tertentu saja.Etika khusus disebut
juga sebagai etika terapan (applied ethics). Berdasarkan sasarannya yang diatur, etika
khusus dalam perkembangannya dikelompokkan menjadi:
a. Etika Individual. Etika individual ini menyangkut kewajiban dan sikap manusia
terhadap dirinya sendiri.Etika individual adalah etika yang menyangkut
eksistensi manusia secara pribadi atau manusia inperson. Etika ini
mengharapkan tatanan etika dalam kaitan manusia mandiri.
b. Etika Sosial. Etika sosial menyangkut kepada kewajiban,sikap, dan pola perilaku
manusia sebagai anggota umat manusia. Etika sosial menyangkut hubungan
sosial manusia satu dengan yang lainnya dalam suatu komunitas kelompok dan
kelembagaan (keluarga,masyarakat, hingga negara) secara bersama atau manusia
in communal. Etika sosial mengajak manusia tidak hanya dalam karakteristik
kepentingan perseorangan, tetapi juga kepentingan bersama, yaitu terciptanya
kebahagiaan dan kesejahteraan umum, sekaligus lebih menggugah manusia
sebagai makhluk sosial serta tanggung jawab moral dalam kehidupan manusia
secara bersama dalam segala dimensinya. Tujuan dan fungsi etika sosial pada
dasarnya untuk menggugah kesadaran akan tanggung jawab sebagai manusia
dalam kehidupan bersama dalam segala dimensinya. Etika sosial mengajak
untuk tidak hanya melihat segala sesuatu dan bertindak dalam.
c. kerangka kepentingan saja, yaitu kesejahteraan bersama.
Perlu diperhatikan bahwa etika individual dan etika sosial tidak dapat
dipisahkan satu sama lain, karena kewajiban manusia terhadap diri sendiri dan
sebagai anggota umat manusia saling berkaitan. Etika sosial menyangkut hubungan
antar manusia baik secara langsung maupun secara kelembagaan (keluarga,
masyarakat, dan negara), sikap kritis terhadap pandangan-pandangan dan ideologi-
ideologi maupun tanggung jawab umat manusia terhadap lingkungan hidup.
Oleh karena luasnya ruang lingkup dari etika sosial ini, maka etika sosial ini
dapat dibagi menjadi beberapa bidang. Dan pembahasan bidang yang paling aktual
saat ini adalah sebagai berikut: (1) Etika keluarga; (2) Etika kemasyarakatan;
(3)Etika profesi; (4) Etika politik; (5) Etika lingkungan; dan (6)Etika ideologi.
Namun demikian, pembahasan dalam buku ini lebih difokuskan pada Etika Profesi,
yang secara khusus pada Etika Profesi Keguruan.
D. Fungsi Etika Dan Profesi
Biggs and blocher ( 1986: 10 ) mengemukakan tiga fungsi kode etik, yaitu:
a. Agar guru memiliki pedoman dan arah yang jelas dalam melaksanakan tugasnya,
sehingga terhindar dari penyimpangan profesi.
b. Agar guru bertanggung jawab pada profesinya.
c. Agar profesi guru terhindar dari perpecahan dan pertentangan internal.
d. Agar guru mampu meningkatkan kualitas dan kinerja masyarakat sehingga jasa
profesi guru diakui dan digunakan oleh masyarakat sebagai profesi yang membantu
dalam memecahkan masalah dan mengembangkan diri.
e. Agar profesi guru terhindar dari campur tangan profesi lain dan pemerintah secara
kurang proporsional. Guru diharapkan mampu menjalin hubungan harmonis,
dinamis, kooperatif, dengan teman sejawat, siswa, orang tua siswa, pimpinan,
masyarakat, dan dengan misi tugasnya sendiri.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Setiap manusia harus memiliki etika ,dimana mereka bisa menata perkataan atau
perbuatan sebelum diungkapkan atau ditunjukkan kepada orang lain.Etika tidak berarti
sempit kepada sesama individu saja,namun semua pekerjaan atau profesi seseorang
memiliki etika masing-masing dan etika itu sangat penting karena dengan etika orang
akan mengetahui karakter,kepribadian individu dalam kehidupan sehari-hari.Sehingga
etika dalam profesi sangat berpengaruh kepada individu tersebut yang memiliki suatu
pekerjaan atau profesi sebagai pedoman dan hukum dari profesi tersebut.
B. Saran
Setelah saya membahas pengertian etika profesi dan ruang lingkupnya,saya
berharap pembaca dapat mengerti dan mengamalkan apa yang sudah dipelajari dalam
makalah ini.Sebagai seorang mahasiswa saya pribadi berharap bisa menjaga etika saya
sebagai mahasiswa begitupun dengan mahasiswa lain.
DAFTAR PUSTAKA

Amin, Akhmad. Etika (Ilmu Akhlak), Jakarta : Bulan Bintang,1975. hal 3.

Basuki, Sulistyo. Pengantar Kearsipan, Jakarta : Unversitas Terbuka (Depdikbud),1996.


hal 201.

Hermawan, Rachman. Etika Kepustakawanan, Jakarta: Sanggung Seto, 2006. hal 64.

Keraf Sonny ; Haryono Imam. Etika Bisnis, Yogyakarta : Kanisius, 1995. hlm 44.

Salam, Burhanuddin. Etika Sosial.op.cit hal 137.

Anda mungkin juga menyukai