DISUSUN OLEH :
DOSEN PENGAMPU :
Dipresentasikan pada :
2023
1
KATA PENGANTAR
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari etika?
2. Bagaimana hubungan etika dengan etika profesi?
3. Apa saja klasifikasi etika?
4. Apa manfaat dari etika?
5. Bagaimana penerapan etika dalam dunia kerja?
1.3. Tujuan
1. Mengetahui pengertian etika.
2. Mengetahui hubungan etika dengan etika profesi.
3. Mengetahui klasifikasi etika.
4. Mengetahui manfaat etika.
5. Mengetahui penerapan etika dalam dunia kerja
4
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1. Pengertian Etika
1) Menurut Etimologi
Kata etika berasal dari bahasa yunani yaitu ethos berarti watak kesusilaan atau
adat-istiadat (kebiasaan). Menurut Suhrawadi K Lubis, secara etimologi etika
berasal dari kata ethos yang diartikan sebagai kesusilaan, perasaan batin atau
kecenderungan hati seseorang untuk berbuat kebaikan dalam kehidupan di atas
dunia ini. (Aprita, 2019)
2) Menurut Terminologi
Berikut pandangan para ahli mengenai etika :
• Ahmad Amin mengartikan etika sebagai ilmu yang menjelaskan arti baik dan
buruk, menerangkan apa yang sebenarnya dilakukan oleh manusia, menyatakan
tujuan yang harus dituju oleh manusia di dalam perbuatan mereka dan menunjukan
jalan untuk melaksanakan apa yang seharusnya diperbuat.
• Soegarda Poerbakawatja mengartikan sebagai filsafat nilai, kesusilaan tentang baik
buruk, berusaha mempelajari nilai-nilai dan merupakan pengetahuan tentang
nilainilai itu sendiri.
• Asmaran AS mengartikan etika sebagai ilmu yang mempelajari tingkah laku
manusia untuk menentukan nilai-nilai perbuatan baik atau buruk, sedangkan
ukuran menetapkan nilainya adalah pakai akal pikiran mnusia.
• Hamzah Ya’cub menyatakan etika sebagai imu yang menyelidiki mana yang baik
dan mana yang buruk dengan memperhatikan ama perbuatan manusia sejauh yang
dapat diketahui oleh akal pikiran.
• Burhanuddin Salam mengartikan etika sebagai sebuah refleksi kritis dan rasional
menyamai nilai-nilai dan norma mora yang menentukan dan terwujud dalam sikap
dan pola perilaku hidup manusia, baik secara pribadi maupun sebagai kelompok.
• M. Amin Abdullah mengartikan etika sebagai ilmu yang mempelajari tentang baik
dan buruk. Jadi, bisa dikatakan etika berfungsi sebagai teori perbuatan baik dan
buruk (ethics atau ‘ilm al akhlak al-qarimah), praktiknya dapat dilakukan dalam
disiplin filsafat.
5
• Lewis Mustafa adam mengartikann etika sebagai ilmu tentang filsafat, tidak
mengenai fakta, tetapi tentang nilai-nilai, tidak mengenai sifat tindakan manusia
tetapi tentang idenya.
Beberapa definisi etika di atas dapat diketahui bahwa etika berhubungan
dengan empat hal. Pertama dilihat dari obyek pembahasannya, etika berupaya
membahas perbuatan yang dilakukan oleh manusia. Kedua dilihat dari segi
sumbernya, etika berasal dari pikiran atau filsafat. Etika bersifat relative dan
partikuler, dapat berubah sesuai dengan tuntunan zaman, dan memiliki
kekurangan, dan keterbatasan, kelebihan dan sebagainya. Ketiga dari segi
hubungan dengan ilmu lain, maka etika berkaitan dengan antropologi, psikologi,
sosiologo, ilmu politik, ilmu ekonomi dan sebagainya. Etika membahas perilaku
manusia, sedangkan berbagai ilmu yang disebutkan itu sama-sama memiliki obyek
pembahasan yang sama dengan etika, yaitu perbuatan manusia. Keempat dari
fungsinya, etika berfungsi sebagai penilai, penentu dan penetap terhadap suatu
perbuatan yang dilakukan oleh manusia, yaitu apakah perbuatan tersebut akan
bernilai baik, buruk, mulia, terhormat, hina dan sebagainya, karena konsep atau
pemikiran mengenai nilai-nilai untuk digunakan dalam menentukan posisi atau
status yang dilakukan manusia. Kelima dari segi sifatnya, etika bersifat relatif
yakni dapat berubah-ubah sesuai dengan tuntunan zaman.
Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia.
Etika memberi manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui
rangkaian tindakan sehari-hari. Itu berarti etika membantu manusia untuk
mengambil sikap dan bertindak secara tepat dalam menjalani hidup ini. Etika pada
akhirnya membantu kita untuk mengambil keputusan tentang tindakan apa yang
perlu kita lakukan dan yang perlu kita pahami bersama bahwa etika ini dapat
diterapkan dalam segala aspek atau sisi kehidupan kita, dengan demikian etika ini
dapat dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan aspek atau sisi kehidupan
manusianya.
6
2.2. Hubungan Etika dengen Etika Profesi
Apakah etika, dan apakah etika profesi itu? Kata etik (atau etika) berasal dari
kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat.
Sebagai suatu subyek, etika akan berkaitan dengan konsep yang dimilki oleh
individu ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah
dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau baik. Dengan demikian, etika akan
memberikan semacam batasan maupun standar yang akan mengatur pergaulan
manusia di dalam kelompok sosialnya. Dalam pengertiannya yang secara khusus
dikaitkan dengan seni pergaulan manusia, etika ini kemudian dirupakan dalam
bentuk tertulis yang secara sistematik sengaja dibuat berdasarkan prinsipprinsip
moral yang ada dan pada saat yang dibutuhkan akan bisa difungsikan sebagai alat
untuk menghakimi segala macam tindakan yang secara logika-rasional umum
(common sense) dinilai menyimpang dari kode etik. Dengan demikian etika adalah
refleksi dari apa yang disebut dengan “self control”, karena segala sesuatunya dibuat
dan diterapkan dari dan untuk kepenringan kelompok sosial (profesi) itu sendiri.
Selanjutnya, karena kelompok profesional merupakan kelompok yang
berkeahlian dan berkemahiran yang diperoleh melalui proses pendidikan dan
pelatihan yang berkualitas dan berstandar tinggi yang dalam menerapkan semua
keahlian dan kemahirannya yang tinggi itu hanya dapat dikontrol dan dinilai dari
dalam oleh rekan sejawat, sesama profesi sendiri. Kehadiran organisasi profesi
dengan perangkat “built-in mechanism” berupa kode etik profesi dalam hal ini jelas
akan diperlukan untuk menjaga martabat serta kehormatan profesi, dan di sisi lain
melindungi masyarakat dari segala bentuk penyimpangan maupun penyalah- gunaan
keahlian (Wignjosoebroto, 1999).
Etika profesi sendiri merupakan suatu ilmu mengenai hak dan kewajiban yang
dilandasi dengan pendidikan keahlian tertentu. Dasar ini merupakan hal yang
diperlukan dalam beretika profesi. Sehingga tidak terjadi penyimpangan-
penyimpangan yang menyebabkan ketidaksesuain. Profesionalisme sangat penting
dalam suatu pekerjaan, bukan hanya loyalitas tetapi etika profesilah yang sangat
penting. Etika sangat penting dalam menyelesaikan suatu masalah, sehingga bila
suatu profesi tanpa etika akan terjadi penyimpangan-penyimpangan yang
7
mengakibatkan terjadinya ketidakadilan. Ketidakadilan yang dirasakan oleh orang
lain akan mengakibatkan kehilangan kepercayaan yang berdampak sangat buruk,
karena kepercayaan merupakan suatu dasar atau landasan yang dipakai dalam suatu
pekerjaan. (Aprita, 2019)
Oleh karena itu dapatlah disimpulkan bahwa sebuah profesi hanya dapat
memperoleh kepercayaan dari masyarakat, bilamana dalam diri para elit profesional
tersebut ada kesadaran kuat untuk mengindahkan etika profesi pada saat mereka
ingin memberikan jasa keahlian profesi kepada masyarakat yang memerlukannya.
Tanpa etika profesi, apa yang semual dikenal sebagai sebuah profesi yang terhormat
akan segera jatuh terdegradasi menjadi sebuah pekerjaan pencarian nafkah biasa
(okupasi) yang sedikitpun tidak diwarnai dengan nilai-nilai idealisme dan ujung-
ujungnya akan berakhir dengan tidak-adanya lagi respek maupun kepercayaan yang
pantas diberikan kepada para elite profesional ini. (Siswanto, 2015)
2.3. Klasifikasi Etika
1) Etika Deskriptif
Etika deskriptif merupakan usaha menilai tindakan atau perilaku
berdasarkan pada ketentuan atau norma baik buruk yang tumbuh dalam
kehidupan bersama di dalam masyarakat. Kerangka etika ini pada hakikatnya
menempatkan kebiasaan yang sudah ada di dalam masyarakat sebagai acuan
etis. Suatu tindakan seseorang disebut etis atau tidak. Tergantung pada
kesesuaiannya dengan yang dilakukan kebanyakan orang. Menurut Nurfurqan &
Evrita (2019) etika deskriptif merupakan etika yang berusaha meneropong
secara kritis dan rasional sikap dan prilaku manusia dan apa yang dikejar oleh
manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika deskriptif
memberikan fakta sebagai dasar untuk mengambil keputusan tentang prilaku
atau sikap yang mau diambil.
Etika deskriptif mempunyai dua bagian yang sangat penting yaitu
sejarah kesusilaan dan fenomenologi kesusilaan. Sejarah kesusilaan adalah
apabila orang menerapkan metode historik dalam etika deskriptif. Hal yang di
selidiki adalah pendirian- pendirian mengenai baik dan buruk, norma-norma
kesusilaan yang pernah berlaku, dan cita-cita kesusilaan yang dianut oleh
8
bangsa-bangsa tertentu apakah terjadi penerimaan dan bagaimana
pengolahannya. Perubahan-perubahan apakah yang di alami kesusilaan dalam
perjalanan waktu, hal-hal apakah yang mempengaruhinya, dan sebagainya.
Sehingga bagaimanapun sejarah etika penting juga bagi sejarah kesusilaan.
Bagian yang kedua ialah fenomenologi kesusilaan. Istilah fenomenologi
dipergunakan dalam arti seperti dalam ilmu pengetahuan agama.
Fenomenologi agama mencari makna keagamaan dari gejala-gejala
keagamaan, mencari logos, susunan batiniah yang mempersatukan gejala-
gejala ini dalam keselarasan tersembunyi dan penataan yang mengandung
makna. Fenomenologi kesusilaan memiliki arti yaitu ilmu pengetahuan yang
melukiskan kesusilaan sebagaimana adanya, memperlihatkan ciri-ciri pengenal,
bagaimana hubungan yang terdapat antara ciri yang satu dengan yang lain, atau
singkatnya, mempertanyakan apakah yang merupakan hakekat kesusilaan.
Contohnya: Mengenai masyarakat Jawa yang mengajarkan tatakrama
berhubungan dengan orang yang lebih tua dari pada kita.
2) Etika Normatif
13
BAB III
STUDI KASUS
3.1. Studi Kasus …..
14
BAB IV
KESIMPULAN
15
DAFTAR PUSTAKA
Aprita, S. (2019). Etika Profesi Hukum (1 ed., Vol. 21, Nomor 1). http://journal.um-
surabaya.ac.id/index.php/JKM/article/view/2203
Keraf, S. (2010). Etika Lingkungan Hidup. PT. Kompas Media Nusantara.
Nurfurqan, & Evrita, E. (2019). Penerapan Etika Profesi. Jurnal Ilmiah Ilmu Perfilman &
Pertelevisian, 2(1), 144–169.
Siswanto, A. (2015). Buku Ajar Etika Profesi (A. Siswanto (ed.); 1 ed.). Fakultas Ilmu
Administrasi, Universitas Brawijaya.
16