Anda di halaman 1dari 65

ETIKA PROFESI TEKNIK

MODUL ETIKA PROFESI


TEKNIK

UNIVERSITAS HARAPAN MEDAN

Fakultas Teknik dan Komputer

2021
ETIKA PROFESI TEKNIK

PERTEMUAN 1

1.1 Pengantar Etika Profesi

Menurut Martin (1993), etika didefinisikan sebagai “the discpline which can act as the

performance index or reference for our control system”. Dengan demikian, etika akan

memberikan semacam batasan maupun standar yang akan mengatur pergaulan manusia di dalam

kelompok sosialnya. Dalam pengertiannya yang secara khusus dikaitkan dengan seni pergaulan

manusia, etika ini kemudian dirupakan dalam bentuk aturan (code) tertulis yang secara

sistematik sengaja dibuat berdasarkan prinsip-prinsip moral yang ada dan pada saat yang

dibutuhkan akan bisa difungsikan sebagai alat untuk menghakimi segala macam tindakan yang

secara logika-rasional umum (common sense) dinilai menyimpang dari kode etik. Dengan

demikian etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengan “self control”, karena segala

sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepenringan kelompok sosial (profesi) itu

sendiri.

Selanjutnya, karena kelompok profesional merupakan kelompok yang berkeahlian dan

berkemahiran yang diperoleh melalui proses pendidikan dan pelatihan yang berkualitas dan

berstandar tinggi yang dalam menerapkan semua keahlian dan kemahirannya yang tinggi itu

hanya dapat dikontrol dan dinilai dari dalam oleh rekan sejawat, sesama profesi sendiri.

Kehadiran organisasi profesi dengan perangkat “built-in mechanism” berupa kode etik profesi

dalam hal ini jelas akan diperlukan untuk menjaga martabat serta kehormatan profesi, dan di sisi

lain melindungi masyarakat dari segala bentuk penyimpangan maupun penyalah-gunaan kehlian

(Wignjosoebroto, 1999).

Oleh karena itu dapatlah disimpulkan bahwa sebuah profesi hanya dapat memperoleh

kepercayaan dari masyarakat, bilamana dalam diri para elit profesional tersebut ada kesadaran

kuat untuk mengindahkan etika profesi pada saat mereka ingin memberikan jasa keahlian profesi

kepada masyarakat yang memerlukannya. Tanpa etika profesi, apa yang semual dikenal sebagai
ETIKA PROFESI TEKNIK

sebuah profesi yang terhormat akan segera jatuh terdegradasi menjadi sebuah pekerjaan

pencarian nafkah biasa (okupasi) yang sedikitpun tidak diwarnai dengan nilai-nilai idealisme dan

ujung-ujungnya akan berakhir dengan tidakadanya lagi respek maupun kepercayaan yang pantas

diberikan kepada para elite profesional ini.

1.2 PRINSIP-PRINSIP ETIKA PROFESI

a. Tanggung jawab

 Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya.

 Terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau masyarakat pada

umumnya.

b. Keadilan. Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja apa yang menjadi

haknya.

c. Otonomi. Prinsip ini menuntut agar setiap kaum profesional memiliki dan di beri kebebasan

dalam menjalankan profesinya.

1.3 SYARAT-SYARAT SUATU PROFESI

a) Melibatkan kegiatan intelektual.

b) Menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus.

c) Memerlukan persiapan profesional yang alam dan bukan sekedar latihan.

d) Memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan.

e) Menjanjikan karir hidup dan keanggotaan yang permanen.

f) Mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi.

g) Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.

h) Menentukan baku standarnya sendiri, dalam hal ini adalah kode etik.

PERANAN ETIKA DALAM PROFESI

 Nilai-nilai etika itu tidak hanya milik satu atau dua orang, atau segolongan orang saja, tetapi

milik setiap kelompok masyarakat, bahkan kelompok yang paling kecil yaitu keluarga sampai
ETIKA PROFESI TEKNIK

pada suatu bangsa. Dengan nilai-nilai etika tersebut, suatu kelompok diharapkan akan

mempunyai tata nilai untuk mengatur kehidupan bersama.

 Salah satu golongan masyarakat yang mempunyai nilai-nilai yang menjadi landasan dalam

pergaulan baik dengan kelompok atau masyarakat umumnya maupun dengan sesama

anggotanya, yaitu masyarakat profesional. Golongan ini sering menjadi pusat perhatian karena

adanya tata nilai yang mengatur dan tertuang secara tertulis (yaitu kode etik profesi) dan

diharapkan menjadi pegangan para anggotanya.

 Sorotan masyarakat menjadi semakin tajam manakala perilaku-perilaku sebagian para anggota

profesi yang tidak didasarkan pada nilai-nilai pergaulan yang telah disepakati bersama (tertuang

dalam kode etik profesi), sehingga terjadi kemerosotan etik pada masyarakat profesi tersebut.

Sebagai contohnya adalah pada profesi hukum dikenal adanya mafia peradilan, demikian juga

pada profesi property, dikenal dengan mafia tanah, ataupun spekulan tanah.

PERTEMUAN 2
ETIKA PROFESI TEKNIK

2.1 Etika

Dalam pergaulan hidup bermasyarakat, bernegara hingga pergaulan hidup tingkat

internasional di perlukan suatu system yang mengatur bagaimana seharusnya manusia bergaul.

Sistem pengaturan pergaulan tersebut menjadi saling menghormati dan dikenal dengan sebutan

sopan santun, tata krama, protokoler dan lain-lain. Maksud pedoman pergaulan tidak lain untuk

menjaga kepentingan masing-masing yang terlibat agara mereka senang, tenang, tentram,

terlindung tanpa merugikan kepentingannya serta terjamin agar perbuatannya yang tengah

dijalankan sesuai dengan adat kebiasaan yang berlaku dan tidak bertentangan dengan hak-hak

asasi umumnya. Hal itulah yang mendasari tumbuh kembangnya etika di masyarakat kita.

Menurut para ahli maka etika tidak lain adalah aturan prilaku, adat kebiasaan manusia

dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk.

Perkataan etika atau lazim juga disebut etik, berasal dari kata Yunani ETHOS yang berarti

norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang

baik, seperti yang dirumuskan oleh beberapa ahli berikut ini : Drs. O.P. SIMORANGKIR : etika

atau etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik, Drs.

Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat : etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan

manusia dipandang dari seg baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal, Drs. H.

Burhanudin Salam : etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma moral

yang menentukan prilaku manusia dalam hidupnya.

Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Etika memberi

manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui rangkaian tindakan seharihari. Itu

berarti etika membantu manusia untuk mengambil sikap dan bertindak secara tepat dalam

menjalani hidup ini. Etika pada akhirnya membantu kita untuk mengambil keputusan tentang

tindakan apa yang perlu kita lakukan dan yang pelru kita pahami bersama bahwa etika ini dapat

diterapkan dalam segala aspek atau sisi kehidupan kita, dengan demikian etika ini dapat dibagi

menjadi beberapa bagian sesuai dengan aspek atau sisi kehidupan manusianya.
ETIKA PROFESI TEKNIK

Ada dua macam etika yang harus kita pahami bersama dalam menentukan baik dan

buruknya prilaku manusia :

1. ETIKA DESKRIPTIF, yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan

rasional sikap dan prilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini sebagai

sesuatu yang bernilai. Etika deskriptif memberikan fakta sebagai dasar untuk mengambil

keputusan tentang prilaku atau sikap yang mau diambil.

2. ETIKA NORMATIF, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola

prilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang

bernilai. Etika normatif memberi penilaian sekaligus memberi norma sebagai dasar dan kerangka

tindakan yang akan diputuskan.

Etika secara umum dapat dibagi menjadi :

1. ETIKA UMUM, berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia

bertindak secara etis, bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teori-teori etika dan

prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak serta tolak

ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan. Etika umum dapat di analogkan dengan

ilmu pengetahuan, yang membahas mengenai pengertian umum dan teori-teori.

2. ETIKA KHUSUS, merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang

kehidupan yang khusus. Penerapan ini bisa berwujud : Bagaimana saya mengambil keputusan

dan bertindak dalam bidang kehidupan dan kegiatan khusus yang saya lakukan, yang didasari

oleh cara, teori dan prinsip-prinsip moral dasar. Namun, penerapan itu dapat juga berwujud :

Bagaimana saya menilai perilaku saya dan orang lain dalam bidang kegiatan dan kehidupan

khusus yang dilatarbelakangi oleh kondisi yang memungkinkan manusia bertindak etis : cara

bagaimana manusia mengambil suatu keputusan atau tidanakn, dan teori serta prinsip moral

dasar yang ada dibaliknya.

ETIKA KHUSUS dibagi lagi menjadi dua bagian :

1. Etika individual, yaitu menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap dirinya sendiri.
ETIKA PROFESI TEKNIK

2. Etika sosial, yaitu berbicara mengenai kewajiban, sikap dan pola perilaku manusia sebagai

anggota umat manusia.

Perlu diperhatikan bahwa etika individual dan etika sosial tidak dapat dipisahkan satu

sama lain dengan tajam, karena kewajiban manusia terhadap diri sendiri dan sebagai anggota

umat manusia saling berkaitan. Etika sosial menyangkut hubungan manusia dengan manusia baik

secara langsung maupun secara kelembagaan (keluarga, masyarakat, negara), sikap kritis

terhadpa pandangan-pandangana dunia dan idiologi-idiologi maupun tanggung jawab umat

manusia terhadap lingkungan hidup.

Dengan demikian luasnya lingkup dari etika sosial, maka etika sosial ini terbagi atau

terpecah menjadi banyak bagian atau bidang. Dan pembahasan bidang yang paling aktual saat ini

adalah sebagai berikut :

1. Sikap terhadap sesama

2. Etika keluarga

3. Etika profesi

4. Etika politik

5. Etika lingkungan

6. Etika idiologi
ETIKA PROFESI TEKNIK

PERTEMUAN 3

3.1 Pengertian Profesi

Profesi Istilah profesi telah dimengerti oleh banyak orang bahwa suatu hal yang berkaitan

dengan bidang yang sangat dipengaruhi oleh pendidikan dan keahlian, sehingga banyak orang

yang bekerja tetap sesuai. Tetapi dengan keahlian saja yang diperoleh dari pendidikan kejuruan,

juga belum cukup disebut profesi. Tetapi perlu penguasaan teori sistematis yang mendasari

praktek pelaksanaan, dan hubungan antara teori dan penerapan dalam praktek. Kita tidak hanya

mengenal istilah profesi untuk bidang-bidang pekerjaan seperti kedokteran, guru, militer,

pengacara, dan semacamnya, tetapi meluas sampai mencakup pula bidang seperti manajer,

wartawan, pelukis, penyanyi, artis, sekretaris dan sebagainya. Sejalan dengan itu, menurut DE

GEORGE, timbul kebingungan mengenai pengertian profesi itu sendiri, sehubungan dengan

istilah profesi dan profesional. Kebingungan ini timbul karena banyak orang yang profesional

tidak atau belum tentu termasuk dalam pengertian profesi. Berikut pengertian profesi dan

profesional menurut DE GEORGE :

PROFESI, adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan

nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian. PROFESIONAL, adalah orang yang

mempunyai profesi atau pekerjaan purna waktu dan hidup dari pekerjaan itu dengan

mengandalkan suatu keahlian yang tinggi. Atau seorang profesional adalah seseorang yang hidup

dengan mempraktekkan suatu keahlian tertentu atau dengan terlibat dalam suatu kegiatan

tertentu yang menurut keahlian, sementara orang lain melakukan hal yang sama sebagai sekedar

hobi, untuk senang-senang, atau untuk mengisi waktu luang.

Yang harus kita ingat dan fahami betul bahwa “PEKERJAAN / PROFESI” dan

“PROFESIONAL” terdapat beberapa perbedaan : PROFESI :

1. Mengandalkan suatu keterampilan atau keahlian khusus.

2. Dilaksanakan sebagai suatu pekerjaan atau kegiatan utama (purna waktu).

3. Dilaksanakan sebagai sumber utama nafkah hidup.


ETIKA PROFESI TEKNIK

4. Dilaksanakan dengan keterlibatan pribadi yang mendalam.

3.2 Profesional

PROFESIONAL :

1. Orang yang tahu akan keahlian dan keterampilannya.

2. Meluangkan seluruh waktunya untuk pekerjaan atau kegiatannya itu.

3. Hidup dari situ.

4. Bangga akan pekerjaannya.

CIRI-CIRI PROFESI

Secara umum ada beberapa ciri atau sifat yang selalu melekat pada profesi, yaitu :

1. Adanya pengetahuan khusus, yang biasanya keahlian dan keterampilan ini dimiliki

berkat pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang bertahun-tahun.

2. Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi. Hal ini biasanya setiap pelaku

profesi mendasarkan kegiatannya pada kode etik profesi.

3. Mengabdi pada kepentingan masyarakat, artinya setiap pelaksana profesi harus

meletakkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan masyarakat.

4. Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi. Setiap profesi akan selalu berkaitan

dengan kepentingan masyarakat, dimana nilai-nilai kemanusiaan berupa keselamatan, keamanan,

kelangsungan hidup dan sebagainya, maka untuk menjalankan suatu profesi harus terlebih

dahulu ada izin khusus.

5. Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu profesi.

Dengan melihat ciri-ciri umum profesi di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa kaum

profesional adalah orang-orang yang memiliki tolak ukur perilaku yang berada di atas rata-rata.

Di satu pihak ada tuntutan dan tantangan yang sangat berat, tetapi di lain pihak ada suatu

kejelasan mengenai pola perilaku yang baik dalam rangka kepentingan masyarakat. Seandainya

semua bidang kehidupan dan bidang kegiatan menerapkan suatu standar profesional yang tinggi,

bisa diharapkan akan tercipta suatu kualitas masyarakat yang semakin baik.
ETIKA PROFESI TEKNIK

PERTEMUAN 4

4.1 Organisasi Profesi

Organisasi dalam hal ini adalah organisasi dalam arti yang luas, termasuk sistem

pengorganisasian lingkungan masyarakat. Organisasi yang menjadi korban korupsi atau dimana

korupsi terjadi biasanya memberi andil terjadinya korupsi karena membuka peluang atau

kesempatan untuk terjadinya korupsi. Diantara penyebabnya adalah:

a. Tidak Adanya Kultur Organisasi Yang Benar Kultur atau budaya organisasi biasanya

akan mempunyai pengaruh yang sangat kuat kepada anggota- anggota organisasi tersebut

terutama pada kebiasaannya, cara pandangnya, dan sikap dalam menghadapi suatu keadaan.

Kebiasaan tersebut akan menular ke anggota lain dan kemudian perbuatan tersebut akan

dianggap sebagai kultur di lingkungan yang bersangkutan. Misalnya, di suatu bagian dari suatu

organisasi akan dapat muncul budaya uang pelicin, “amplop”, hadiah, dan lain-lain yang

mengarah ke akibat yang tidak baik bagi organisasi.

b. Sistem Akuntabilitas di Instansi Pemerintah Kurang Memadai Pada organisasi dimana

setiap unit organisasinya mempunyai sasaran yang telah ditetapkan untuk dicapai yang kemudian

setiap penggunaan sumber dayanya selalu dikaitkan dengan sasaran yang harus dicapai tersebut,

maka setiap unsur kuantitas dan kualitas sumber daya yang tersedia akan selalu dimonitor

dengan baik. Pada instansi pemerintah, pada umumnya instansi belum merumuskan dengan jelas

visi dan misi yang diembannya dan juga belum merumuskan dengan tepat tujuan dan sasaran

yang harus dicapai dalam periode tertentu guna mencapai misi tersebut. Demikian pula dalam

memonitor prestasi kerja unit-unit organisasinya, pada umumnya hanya melihat tingkat

penggunaan sumber daya (input factor), tanpa melihat tingkat pencapaian sasaran yang

seharusnya dirumuskan dengan tepat dan seharusnya dicapai (faktor out-put). Akibatnya,

terhadap instansi pemerintah sulit dilakukan penilaian apakah instansi tersebut berhasil mencapai

sasarannya atau tidak. Keadaan ini memunculkan situasi organisasi yang kondusif untuk terjadi

korupsi.
ETIKA PROFESI TEKNIK

c. Kelemahan Sistem Pengendalian Manajemen Pada organisasi di mana pengendalian

manajemennya lemah akan lebih banyak pegawai yang melakukan korupsi dibandingkan pada

organisasi yang pengendalian manajemennya kuat. Seorang pegawai yang mengetahui bahwa

sistem pengendalian manajemen pada organisasi di mana dia bekerja lemah, maka akan timbul

kesempatan atau peluang baginya untuk melakukan korupsi.

d. Manajemen Cenderung Menutupi Korupsi Di Dalam Organisasinya Pada umumnya

jajaran manajemen organisasi di mana terjadi korupsi enggan membantu mengungkapkan

korupsi tersebut walaupun korupsi tersebut sama sekali tidak melibatkan dirinya. Kemungkinan

keengganan tersebut timbul karena terungkapnya praktek korupsi di dalam organisasinya.

Akibatnya, jajaran manajemen cenderung untuk menutupnutupi korupsi yang ada, dan berusaha

menyelesaikannya dengan cara-cara sendiri yang kemudian dapat menimbulkan praktek korupsi

yang lain.

4.2 Aspek Masyarakat Tempat Individu dan Organisasi Berada

a) Nilai-Nilai Yang berlaku Di Masyarakat Ternyata Kondusif Untuk Terjadinya Korupsi

Korupsi mudah timbul karena nilai-nilai yang berlaku di masyarakat kondusif untuk terjadinya

hal itu. Misalnya, banyak anggota masyarakat yang dalam pergaulan sehari-harinya ternyata

dalam menghargai seseorang lebih didasarkan pada kekayaan yang dimiliki orang yang

bersangkutan

b) Masyarakat Kurang Menyadari Bahwa Yang Paling Dirugikan Oleh Setiap Praktik

Korupsi Adalah Masyarakat Sendiri Masyarakat pada umumnya beranggapan bahwa apabila

terjadi perbuatan korupsi, maka pihak yang akan paling dirugikan adalah negara atau pemerintah.

Masyarakat kurang menyadari bahwa apabila negara atau pemerintah yang dirugikan, maka

secara pasti hal itu juga merugikan masyarakat sendiri..

c) Masyarakat Kurang Menyadari Bahwa Masyarakat Sendiri Terlibat Dalam Setiap

Praktik Korupsi Pada umumnya masyarakat beranggapan bahwa apabila terjadi perbuatan

korupsi, yang terlibat dan yang harus bertanggung jawab adalah aparat pemerintahnya.

Masyarakat kurang menyadari bahwa pada hampir setiap perbuatan korupsi, yang terlibat dan
ETIKA PROFESI TEKNIK

mendapatkan keuntungan adalah termasuk anggota masyarakat tertentu. Jadi tidak hanya aparat

pemerintah saja.

Dari Litbang Harian Kompas menunjukkan bahwa penyebab perilaku korupsi, yaitu:

1. Didorong oleh motif-motif ekonomi, yakni ingin memiliki banyak uang dengan cara

cepat meski memiliki etos kerja yang rendah.

2. Rendahnya moral

3. Penegakan hukum yang lemah


ETIKA PROFESI TEKNIK

PERTEMUAN 5

5.1 Kode Etik Profesi

Kode; yaitu tanda-tanda atau simbol-simbol yang berupa kata-kata, tulisan atau benda

yang disepakati untuk maksud-maksud tertentu, misalnya untuk menjamin suatu berita,

keputusan atau suatu kesepakatan suatu organisasi. Kode juga dapat berarti kumpulan peraturan

yang sistematis.

Kode etik ; yaitu norma atau azas yang diterima oleh suatu kelompok tertentu sebagai

landasan tingkah laku sehari-hari di masyarakat maupun di tempat kerja.

MENURUT UU NO. 8 (POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN)

Kode etik profesi adalah pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam

melaksanakan tugas dan dalam kehidupan sehari-hari. Kode etik profesi sebetulnya tidak

merupakan hal yang baru. Sudah lama diusahakan untuk mengatur tingkah laku moral suatu

kelompok khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan akan

dipegang teguh oleh seluruh kelompok itu. Salah satu contoh tertua adalah ; SUMPAH

HIPOKRATES, yang dipandang sebagai kode etik pertama untuk profesi dokter.

Hipokrates adalah doktren Yunani kuno yang digelari : BAPAK ILMU KEDOKTERAN.

Beliau hidup dalam abad ke-5 SM. Menurut ahli-ahli sejarah belum tentu sumpah ini merupakan

buah pena Hipokrates sendiri, tetapi setidaknya berasal dari kalangan murid-muridnya dan

meneruskan semangat profesional yang diwariskan oleh dokter Yunani ini. Walaupun

mempunyai riwayat eksistensi yang sudah-sudah panjang, namun belum pernah dalam sejarah

kode etik menjadi fenomena yang begitu banyak dipraktekkan dan tersebar begitu luas seperti

sekarang ini. Jika sungguh benar zaman kita di warnai suasana etis yang khusus, salah satu

buktinya adalah peranan dan dampak kode-kode etik ini.

Profesi adalah suatu Moral Community (Masyarakat Moral) yang memiliki citacita dan

nilai-nilai bersama. Kode etik profesi dapat menjadi penyeimbang segi-segi negative dari suatu
ETIKA PROFESI TEKNIK

profesi, sehingga kode etik ibarat kompas yang menunjukkan arah moral bagi suatu profesi dan

sekaligus juga menjamin mutu moral profesi itu dimata masyarakat.

Kode etik bisa dilihat sebagai produk dari etika terapan, seban dihasilkan berkat

penerapan pemikiran etis atas suatu wilayah tertentu, yaitu profesi. Tetapi setelah kode etik ada,

pemikiran etis tidak berhenti. Kode etik tidak menggantikan pemikiran etis, tapi sebaliknya

selalu didampingi refleksi etis. Supaya kode etik dapat berfungsi dengan semestinya, salah satu

syarat mutlak adalah bahwa kode etik itu dibuat oleh profesi sendiri.

Kode etik tidak akan efektif kalau di drop begitu saja dari atas yaitu instansi pemerintah

atau instansi-instansi lain; karena tidak akan dijiwai oleh citacita dan nilai-nilai yang hidup

dalam kalangan profesi itu sendiri. Instansi dari luar bisa menganjurkan membuat kode etik dan

barang kali dapat juga membantu dalam merumuskan, tetapi pembuatan kode etik itu sendiri

harus dilakukan oleh profesi yang bersangkutan. Supaya dapat berfungsi dengan baik, kode etik

itu sendiri harus menjadi hasil Self Regulation (pengaturan diri) dari profesi.

Dengan membuat kode etik, profesi sendiri akan menetapkan hitam atas putih niatnya

untuk mewujudkan nilai-nilai moral yang dianggapnya hakiki. Hal ini tidak akan pernah bisa

dipaksakan dari luar. Hanya kode etik yang berisikan nilai-nilai dan cita-cita yang diterima oleh

profesi itu sendiri yang bis mendarah daging dengannya dan menjadi tumpuan harapan untuk

dilaksanakan untuk dilaksanakan juga dengan tekun dan konsekuen. Syarat lain yang harus

dipenuhi agar kode etik dapat berhasil dengan baik adalah bahwa pelaksanaannya di awasi terus

menerus. Pada umumnya kode etik akan mengandung sanksi-sanksi yang dikenakan pada

pelanggar kode etik.

SANKSI PELANGGARAN KODE ETIK :

a. Sanksi moral

b. Sanksi dikeluarkan dari organisasi

Kasus-kasus pelanggaran kode etik akan ditindak dan dinilai oleh suatu dewan

kehormatan atau komisi yang dibentuk khusus untuk itu. Karena tujuannya adalah mencegah

terjadinya perilaku yang tidak etis, seringkali kode etik juga berisikan ketentuan-ketentuan
ETIKA PROFESI TEKNIK

profesional, seperti kewajiban melapor jika ketahuan teman sejawat melanggar kode etik.

Ketentuan itu merupakan akibat logis dari self regulation yang terwujud dalam kode etik; seperti

kode itu berasal dari niat profesi mengatur dirinya sendiri, demikian juga diharapkan kesediaan

profesi untuk menjalankan kontrol terhadap pelanggar. Namun demikian, dalam praktek

seharihari control ini tidak berjalan dengan mulus karena rasa solidaritas tertanam kuat dalam

anggota-anggota profesi, seorang profesional mudah merasa segan melaporkan teman sejawat

yang melakukan pelanggaran. Tetapi dengan perilaku semacam itu solidaritas antar kolega

ditempatkan di atas kode etik profesi dan dengan demikian maka kode etik profesi itu tidak

tercapai, karena tujuan yang sebenarnya adalah menempatkan etika profesi di atas pertimbangan-

pertimbangan lain. Lebih lanjut masing-masing pelaksana profesi harus memahami betul tujuan

kode etik profesi baru kemudian dapat melaksanakannya.

Kode Etik Profesi merupakan bagian dari etika profesi. Kode etik profesi merupakan

lanjutan dari norma-norma yang lebih umum yang telah dibahas dan dirumuskan dalam etika

profesi. Kode etik ini lebih memperjelas, mempertegas dan merinci norma-norma ke bentuk yang

lebih sempurna walaupun sebenarnya normanorma tersebut sudah tersirat dalam etika profesi.

Dengan demikian kode etik profesi adalah sistem norma atau aturan yang ditulis secara jelas dan

tegas serta terperinci tentang apa yang baik dan tidak baik, apa yang benar dan apa yang salah

dan perbuatan apa yang dilakukan dan tidak boleh dilakukan oleh seorang profesional

TUJUAN KODE ETIK PROFESI :

1. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi.

2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota.

3. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.

4. Untuk meningkatkan mutu profesi.

5. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.

6. Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.

7. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.


ETIKA PROFESI TEKNIK

8. Menentukan baku standarnya sendiri.

Adapun fungsi dari kode etik profesi adalah :

1. Memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas

yang digariskan.

2. Sebagai sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan.

3. Mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi tentang hubungan etika

dalam keanggotaan profesi. Etika profesi sangatlah dibutuhkan dalam berbagai Bidang.

Kode etik yang ada dalam masyarakat Indonesia cukup banyak dan bervariasi. Umumnya

pemilik kode etik adalah organisasi kemasyarakatan yang bersifat nasional, misalnya Ikatan

Penerbit Indonesia (IKAPI), kode etik Ikatan Penasehat HUKUM Indonesia, Kode Etik

Jurnalistik Indonesia, Kode Etik Advokasi Indonesia dan lain-lain. Ada sekitar tiga puluh

organisasi kemasyarakatan yang telah memiliki kode etik.


ETIKA PROFESI TEKNIK

PERTEMUAN 6

6.1 Standar Teknik

Standard Teknik adalah serangkaian eksplisit persyaratan yang harus dipenuhi oleh

bahan, produk, atau layanan. Jika bahan, produk atau jasa gagal memenuhi satu atau lebih dari

spesifikasi yang berlaku, mungkin akan disebut sebagai berada di luar spesifikasi. Sebuah

standard teknik dapat dikembangkan secara pribadi, misalnya oleh suatu perusahaan, badan

pengawas, militer, dll: ini biasanya di bawah payung suatu sistem manajemen mutu.

Mereka juga dapat dikembangkan dengan standar organisasi yang sering memiliki lebih

beragam input dan biasanya mengembangkan sukarela standar : ini bisa menjadi wajib jika

diadopsi oleh suatu pemerintahan, kontrak bisnis, dll. Istilah standard teknik yang digunakan

sehubungan dengan lembar data (atau lembar spec). Sebuah lembar data biasanya digunakan

untuk komunikasi teknis untuk menggambarkan karakteristik teknis dari suatu item atau produk.

Hal ini dapat diterbitkan oleh produsen untuk membantu orang memilih produk atau untuk

membantu menggunakan produk.

6.2 Penggunaan Standar Teknik

Dalam rekayasa, manufaktur, dan bisnis, sangat penting bagi pemasok, pembeli, dan

pengguna bahan, produk, atau layanan untuk memahami dan menyetujui semua persyaratan.

Standard teknik adalah jenis sebuah standar yang sering dirujuk oleh suatu kontrak atau

dokumen pengadaan. Ini menyediakan rincian yang diperlukan tentang persyaratan khusus.

Standard teknik dapat ditulis oleh instansi pemerintah, organisasi standar (ASTM, ISO, CEN,

dll), asosiasi perdagangan, perusahaan, dan lain-lain. Sebuah standard teknik produk tidak harus

membuktikan suatu produk benar. Item mungkin diverifikasi untuk mematuhi standard teknik

atau dicap dengan nomor standard teknik: ini tidak, dengan sendirinya, menunjukkan bahwa item

tersebut adalah cocok untuk penggunaan tertentu. Orang-orang yang menggunakan item

(insinyur, serikat buruh, dll) atau menetapkan (item bangunan kode, pemerintah, industri, dll)

memiliki tanggung jawab untuk mempertimbangkan pilihan standard teknik yang tersedia,
ETIKA PROFESI TEKNIK

tentukan yang benar, menegakkan kepatuhan, dan menggunakan item dengan benar.

Dalam kemampuan proses pertimbangan sebuah standard teknik yang baik, dengan

sendirinya, tidak selalu berarti bahwa semua produk yang dijual dengan standard teknik yang

benar-benar memenuhi target yang terdaftar dan toleransi. Realisasi produksi dari berbagai

bahan, produk, atau layanan yang melekat dengan melibatkan variasi output. Dengan distribusi

normal, proses produksi dapat meluas melewati plus dan minus tiga standar deviasi dari rata-rata

proses. Kemampuan proses bahan dan produk harus kompatibel dengan toleransi teknik tertentu.

Adanya proses kontrol dan sistem manajemen mutu efektif, seperti Total Quality Management,

kebutuhan untuk menjaga produksi aktual dalam toleransi yang diinginkan.

6.3 Macam Macam Standar Teknik

a) ASME (American Society of Mechanical Engineers)

ASME, didirikan sebagai American Society of Mechanical Engineers, adalah asosiasi

profesional yang, dalam kata-kata sendiri, “mempromosikan seni, ilmu pengetahuan, dan praktik

rekayasa multidisiplin ilmu dan sekutu di seluruh dunia.”Ia menyelesaikan promosi melalui

“terus, kode pendidikan, pelatihan dan pengembangan profesional dan standar, penelitian,

konferensi dan publikasi, hubungan dengan pemerintah, dan bentuk lain dari jangkauan.”  ASME

demikian masyarakat teknik, organisasi standar, penelitian dan pengembangan organisasi, sebuah

organisasi lobi, penyedia pelatihan dan pendidikan, dan organisasi nirlaba. Didirikan sebagai

masyarakat rekayasa berfokus pada teknik mesin di Amerika Utara, ASME adalah hari ini

multidisiplin dan global. Visi organisasi lain adalah menjadi organisasi utama untuk

mempromosikan seni, ilmu pengetahuan dan praktek teknik mesin dan multidisiplin ilmu dan

sekutu bagi masyarakat yang beragam di seluruh dunia.  Misinya adalah untuk mempromosikan

dan meningkatkan kompetensi teknis dan profesional kesejahteraan anggotanya, dan melalui

program kualitas dan kegiatan di teknik mesin, lebih memungkinkan praktisi untuk memberikan

kontribusi pada kesejahteraan umat manusia.  ASME memiliki lebih 120.000 anggota di lebih

dari 150 negara di seluruh dunia.


ETIKA PROFESI TEKNIK

ASME didirikan pada 1880 oleh Alexander Lyman Holley, Henry Rossiter Worthington, John

Edison Sweet and Matthias N. Forney dalam menanggapi berbagai kegagalan uap boiler tekanan

pembuluh.

Organisasi ini dikenal untuk menetapkan kode dan standar untuk perangkat mekanis.

ASME melakukan salah satu operasi terbesar di dunia penerbitan teknis melalui nya ASME

Press,  menyelenggarakan konferensi teknis banyak dan ratusan kursus pengembangan

profesional setiap tahun, dan mensponsori penjangkauan banyak dan program pendidikan.

Nilai-nilai inti meliputi:

1. Merangkul  integritas dan perilaku etis

2. Merangkul keragaman dan menghormati martabat dan budaya dari semua orang

3. Memelihara dan menghargai lingkungan dan sumber daya alam kita dan buatan manusia

4. Memfasilitasi pengembangan, penyebaran dan penerapan pengetahuan teknik

5. Mempromosikan manfaat dari pendidikan berkelanjutan dan pendidikan teknik

6. Menghormati dan dokumen sejarah rekayasa sementara terus merangkul perubahan

7. Meningkatkan kontribusi teknis dan sosial dari insinyur

b. ANSI (the American National Standards Institute)

American National Standards Institute (ANSI) adalah sebuah lembaga nirlaba swasta

yang mengawasi pengembangan standar konsensus sukarela untuk produk, jasa, proses, sistem,

dan personil di Amerika Serikat. Lembaga tersebut mengawasi pembuatan, diberlakukannya, dan

penggunaan ribuan norma dan pedoman yang secara langsung berdampak bisnis di hampir setiap

sektor.

Lembaga tersebut juga mengkoordinasikan standar Amerika Serikat dengan standar

internasional sehingga produk-produk Amerika Serikat dapat digunakan di seluruh dunia.

Lembaga tersebut memberi akreditasi untuk standar yang yang dikembangkan oleh perwakilan

dari lembaga pengembang standar, instansi pemerintah, kelompok konsumen, perusahaan, dan

lain-lain. Standar tersebut memastikan agar karakteristik dan kinerja produk yang konsisten

sehingga masyarakat menggunakan definisi dan istilah yang sama, dan produk diuji dengan cara
ETIKA PROFESI TEKNIK

yang sama. ANSI juga memberi akreditasi bagi organisasi yang melaksanakan sertifikasi produk

atau personel sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam standar internasional.

American National Standards Institute didirikan pada tanggal 19 Oktober 1918 dengan

misi untuk meningkatkan daya saing global bagi bisnis dan kualitas hidup Amerika Serikat

dengan mempromosikan serta memfasilitasi standar konsensus sukarela dan sistem penilaian

kesesuaian.

c) ASTM (American Standard Testing and Material)

ASTM Internasional merupakan organisasi internasional sukarela yang mengembangkan

standardisasi teknik untuk material, produk, sistem dan jasa. ASTM Internasional yang berpusat

di Amerika Serikat. ASTM merupakan singkatan dari  American Society for Testing and

Material, dibentuk pertama kali pada tahun 1898 oleh sekelompokinsinyur dan ilmuwan untuk

mengatasi bahan baku besi pada rel kereta api yang selalu bermasalah. Sekarang ini, ASTM

mempunyai lebih dari 12.000 buah standar. Standar ASTM banyak digunakan pada negara-

negara maju maupun berkembang dalam penelitian akademisi maupun industri.

Standar yang dihasilkan oleh ASTM International jatuh ke dalam enam kategori :

• Standar Spesifikasi, yang mendefinisikan persyaratan yang harus dipenuhi oleh subjek standar.

• Metode Uji Standar , yang mendefinisikan cara tes dilakukan dan ketepatan hasil. Hasil tes

dapat digunakan untuk menilai kepatuhan dengan standar Spesifikasi.

• Praktek Standard, yang mendefinisikan urutan operasi yang, tidak seperti Metode Uji Standar,

tidak menghasilkan hasil.

• Standar Panduan, yang menyediakan sebuah koleksi terorganisir dari informasi atau

serangkaian pilihan yang tidak merekomendasikan aksi tertentu.

• Klasifikasi Baku , yang menyediakan pengaturan atau pembagian bahan, produk, sistem, atau

layanan ke dalam kelompok berdasarkan karakteristik yang sama seperti asal, komposisi, sifat,

atau penggunaan.

• Standar Terminologi, yang menyediakan definisi istilah yang digunakan dalam standar lain

yang disepakati.
ETIKA PROFESI TEKNIK

d) TEMA (The Tubular Exchanger Manufacturers Association)

The Tubular Exchanger Manufacturers Association, Inc (TEMA) adalah asosiasi

perdagangan dari produsen terkemuka shell dan penukar panas tabung, yang telah merintis

penelitian dan pengembangan penukar panas selama lebih dari enam puluh tahun. Standar

TEMA dan perangkat lunak telah mencapai penerimaan di seluruh dunia sebagai otoritas pada

desain shell dan tube penukar panas mekanik. TEMA adalah organisasi progresif dengan mata ke

masa depan. Anggota pasar sadar dan secara aktif terlibat, pertemuan beberapa kali setahun

untuk mendiskusikan tren terkini dalam desain dan manufaktur.

Organisasi internal meliputi berbagai subdivisi berkomitmen untuk memecahkan masalah

teknis dan meningkatkan kinerja peralatan. Upaya teknis koperasi menciptakan jaringan yang

luas untuk pemecahan masalah, menambah nilai dari desain untuk fabrikasi.

Apakah memiliki penukar panas yang dirancang, dibuat atau diperbaiki, Anda dapat

mengandalkan pada anggota TEMA untuk memberikan desain, terbaru efisien dan solusi

manufaktur. TEMA adalah cara berpikir – anggota tidak hanya meneliti teknologi terbaru,

mereka menciptakan itu. Selama lebih dari setengah abad tujuan utama kami adalah untuk terus

mencari inovasi pendekatan untuk aplikasi penukar panas. Akibatnya, anggota TEMA memiliki

kemampuan yang unik untuk memahami dan mengantisipasi kebutuhan teknis dan praktis pasar

saat ini.

e) API (American Petroleum Institute)

API atau American Petroleum Institute adalah suatu “Main US trade association ” untuk Industry

Oil and Gas yang mewakili sekitar 400 Perusahaan yang tersebar di Production, Refinement and

Distribution, serta industry lainnya, kadang juga disebut sebagai AOI atau American Oil

Industry. Sejak tahun 1924, API sudah membuat standard untuk keperluan Industry Minyak dan

Gas Alam dunia. Fungsi utama asosiasi atas nama industri termasuk advokasi dan negosiasi

dengan lembaga-lembaga pemerintah, hukum, dan peraturan; penelitian dampak ekonomi,

toksikologi, dan lingkungan; pembentukan dan sertifikasi standar industri; dan penjangkauan
ETIKA PROFESI TEKNIK

pendidikan API baik dana dan. melakukan penelitian yang berkaitan dengan banyak aspek dari

industri minyak bumi The CEO saat ini adalah Jack Gerard.

PI mendistribusikan lebih dari 200.000 eksemplar publikasi setiap tahun. Publikasi,

standar teknis, dan produk elektronik dan online yang dirancang, menurut API sendiri, untuk

membantu pengguna meningkatkan efisiensi dan efektivitas biaya operasi mereka, sesuai dengan

persyaratan legislatif dan peraturan, dan menjaga kesehatan, menjamin keamanan, dan

melindungi lingkungan hidup. Setiap publikasi diawasi oleh komite profesional industri,

sebagian besar insinyur perusahaan anggota. Saat ini API memantain sekitar 550 Standard yang

meliputi seluruh aspek didalam Industry Minyak dan Gas Alam. API juga ikut terlibat secara

aktif didalam pembuatan dan pengembangan ISO atau International Standard Organization yang

juga sesuai untuk digunakan di dunia industry secara umum. Setiap tahunnya lebih dari 100,000

publications disebar keseluruh penjuru dunia oleh API.

f) JIS  (JAPANESE INDUSTRIAL STANDARD)

Standar Industri Jepang (JIS) menentukan standar yang digunakan untuk kegiatan industri

di Jepang. Proses standarisasi dikoordinasikan oleh Jepang Komite Standar Industri dan

dipublikasikan melalui Asosiasi Standar Jepang. Di era Meiji, perusahaan swasta bertanggung

jawab untuk membuat standar meskipun pemerintah Jepang tidak memiliki standar dan dokumen

spesifikasiuntuk tujuan pengadaan untuk artikel tertentu, seperti amunisi. Ini diringkas untuk

membentuk standar resmi (JES lama) pada tahun 1921.Selama Perang Dunia II, standar

disederhanakan didirikan untuk meningkatkan produksi materiil.

Organisasi  Jepang ini Standards Association didirikan setelah kekalahan Jepang dalam

Perang Dunia II pada 1945. Para Industri Jepang Komite Standar peraturan yang diundangkan

pada tahun 1946, standar Jepang  (JES baru) dibentuk.  Hukum Standardisasi Industri disahkan

pada 1949, yang membentuk landasan hukum bagi Standar hadir Industri Jepang (JIS). Hukum

Standardisasi Industri direvisi pada tahun 2004 dan “JIS tanda” (produk sistem sertifikasi)

diubah sejak 1 Oktober 2005, baru JIS tanda telah diterapkan pada sertifikasi ulang.  Penggunaan

tanda tua diizinkan selama masa transisi tiga tahun (sampai 30 September 2008), dan setiap
ETIKA PROFESI TEKNIK

produsen mendapatkansertifikasi baru atau memperbaharui bawah persetujuan otoritas telah

mampu untuk menggunakan merek JIS baru. Oleh karena itu semua JIS-bersertifikat produk

Jepang telah memiliki JIS tanda baru sejak 1 Oktober 2008.

g) DIN (Deutsches Institut für Normung)

Deutsches Institut für Normung ( DIN , dalam bahasa Inggris, the German Institute for

Standardization ) adalah organisasi nasional Jerman untuk standardisasi dan anggota ISO negara

itu . DIN adalah Asosiasi Jerman yang sudah Terdaftar dan berkantor pusat di Berlin . Saat ini

ada sekitar tiga puluh ribu Standar DIN , meliputi hampir setiap bidang teknologi . DIN

Didirikan pada tahun 1917 sebagai Normenausschuß der Deutschen Industrie ( NADI , ” Komite

Standardisasi Industri Jerman ” ) , NADI ini berganti nama Deutscher Normenausschuß ( DNA ,

” Komite Standarisasi German ” ) pada tahun 1926 untuk mencerminkan bahwa organisasi

sekarang berurusan dengan isu-isu standardisasi di banyak bidang ; yaitu , tidak hanya untuk

produk industri . Pada tahun 1975 itu diubah namanya lagi untuk Deutsches Institut für Normung

, atau ‘ DIN ‘ dan diakui oleh pemerintah Jerman sebagai badan nasional standar resmi , yang

mewakili kepentingan Jerman di tingkat internasional dan Eropa. Akronim , ‘ DIN , ‘ sering

salah diperluas sebagai Deutsche Industrienorm ( ” Standar Industri Jerman ” ) . Hal ini sebagian

besar disebabkan oleh asal bersejarah DIN sebagai ” NADI ” . NADI memang diterbitkan

standar mereka sebagai DI – Norm ( Deutsche Industrienorm ) . Sebagai contoh, standar pertama

kali diterbitkan adalah ‘ DI – Norm 1 ‘ (tentang pin peruncing ) pada tahun 1918. Banyak orang

masih mengasosiasikan DIN keliru dengan yang lama DI – Norm konvensi penamaan. Salah satu

yang paling awal , dan mungkin yang paling terkenal , adalah DIN 476 – standar yang

memperkenalkan ukuran kertas A -series tahun 1922 – yang diadopsi pada tahun 1975 sebagai

Standar Internasional ISO 216. Contoh umum dalam teknologi modern termasuk DIN dan mini –

DIN konektor .

Penunjukan standar DIN menunjukkan asal-usulnya ( # menunjukkan angka ) :

• DIN # digunakan untuk standar Jerman dengan signifikansi terutama domestik atau dirancang

sebagai langkah pertama menuju status internasional .


ETIKA PROFESI TEKNIK

• E DIN # adalah rancangan standar dan DIN V # adalah standar awal .

• DIN EN # dipakai untuk edisi Jerman standar Eropa .

• DIN ISO # digunakan untuk edisi Jerman standar ISO .

• ISO DIN ID # digunakan jika standar ini juga telah -adopted sebagai standar Eropa .

Contoh standar DIN

• DIN 476 : ukuran kertas internasional (sekarang ISO 216 atau DIN EN ISO 216 )

• DIN 946 : Penentuan koefisien gesekan rakitan baut / mur dalam kondisi tertentu .

• DIN 1451 : jenis huruf yang digunakan oleh kereta api Jerman dan pada rambu lalu lintas

• DIN 4512 : Definisi kecepatan film , sekarang digantikan oleh ISO 5800 : 1987 , ISO 6 : 1993

dan ISO 2240 : . 2003

• DIN 31635 : transliterasi dari bahasa Arab

• DIN 72552 : nomor terminal listrik di mobil

h) BSI

BSI Standar adalah Inggris Badan Standar Nasional (NSB) dan merupakan pertama di

dunia. Ia mewakili kepentingan Inggris ekonomi dan sosial di semua organisasi standar Eropa

dan internasional dan melalui pengembangan solusi informasi bisnis untuk organisasi Inggris

dari semua ukuran dan sektor. BSI Standar bekerja dengan industri manufaktur dan jasa, bisnis,

pemerintah dan konsumen untuk memfasilitasi produksi standar Inggris, Eropa dan internasional.

Bagian dari BSI Group, BSI Standar memiliki hubungan kerja yang erat dengan pemerintah

Inggris, terutama melalui Departemen Inggris untuk Bisnis, Inovasi dan Keterampilan (BIS).BSI

Standar adalah nirlaba mendistribusikan organisasi, yang berarti bahwa setiap keuntungan yang

diinvestasikan kembali ke dalam layanan yang disediakan

i) SNI  (Standar Nasional Indoesia)

Salah satu contoh standart teknik adalah SNI ( Standart Nasional Indonesia ). SNI adalah

satu – satunya standart yang berlaku secara nasional di Indonesia, dimana semua produk atau tata

tertib pekerjaan harus memenuhi standart SNI ini. Agar SNI memperoleh keberterimaan yang

luas antara para stakeholder,


ETIKA PROFESI TEKNIK

maka SNI dirumuskan dengan memenuhi WTO Code of good practice, yaitu:

1. Openess :Terbuka agar semua stakeholder dapat berpartisipasi dalam pengembangan SNI;

2. Transparency:agar stakeholder yang berkepentingan dapat mengikuti perkembangan SNI dari

tahap pemrograman dan perumusan sampai ke tahap penetapannya.

3. Consensus and impartiality :agar semua stakeholder dapat menyalurkan kepentingannya dan

diperlakukan secara adil;

4. Effectiveness and relevance:memfasilitasi perdagangan karena memperhatikan kebutuhan

pasar dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

5. Coherence:Koheren dengan pengembangan standar internasional agar perkembangan pasar

negara kita tidak terisolasi dari perkembangan pasar global dan memperlancar perdagangan

internasional.

6. Development dimension (berdimensi pembangunan):agar memperhatikan kepentingan publik

dan kepentingan nasional dalam meningkatkan daya saing perekonomian nasional.

SNI dirumuskan oleh Panitia Teknis dan ditetapkan oleh BSN yaitu untuk membina,

mengembangkan serta mengkoordinasikan kegiatan di bidang standardisasi secara nasional

menjadi tanggung jawab Badan Standardisasi Nasional (BSN). Contoh Standart Nasional

Indonesia yang telah diterapkan di Indonesia salah satunya adalah tentang penggunaan Informasi

dan Dokumentasi – Internasional Standard Serial Number (ISSN). SNI ini merupakan adopsi

identic dari ISO 3297:2007, ini dirumuskan oleh Panitia Teknis 01-03, Informasi dan

Dokumentasi, dan telah dibahas dirapat konsensus pada 21 November 2007 di Jakarta. Rapat

dihadiri oleh wakil dari produsen, kelompok pakar, himpunan profesi, dan instansi terkait

lainnya.

Kebutuhan kode pengenal ringkas dan unik sudah menjadi kebutuhan bagi semua pihak,

pertukaran informasi yang baik diantara perpustakaan, produsen abstrak, dan pengguna data,

maupun diantara pemasok, distributor dan perantara lainnya menyebabkan terciptanya kode

standart. Standart nasional ini menjelaskan dan memasyarakatkan penggunaan kode stansart

(ISSN) sebagai identifikasi unik untuk terbitan berseri dan sumber daya berlanjut lainnya.
ETIKA PROFESI TEKNIK

ISSN adalah nomor denan 8 digit, termasuk digit cek, dan diketahui oleh ISSN yang diberikan

kepada sumberdaya berlanjut oleh jaringan ISSN.

Susunan ISSN :

• ISSN terdiri atas delapan digit berupa angka 0 sampai 9, kecuali digit terakhir (posisi paling

kanan) yang dapat juga berupa huruf besar X. digit terakhir dapat menjadi digit cek.

• Digit cek dihitung berdasarkan modulus 11 dengan bobot 8 sampai 2 dan X harus digunakan

sebagai digit cek bila digit cek adalah 10.

• ISSN harus didahului dengan singkatan ISSN dan satu spasi, serta ditampilkan dalam dua

kelompok yang masing – masing terdiri atas empat digit yang dipisahkan oleh tanda hugung.

Contoh : ISSN 0251 – 1479.

Pemberian ISSN

• ISSN hanya diberikan oleh pusat dalam jaringan ISSN. Jaringan ISSN adalah lembaga

kolektifyang terdiri atas Pusat Internasional ISSN serta pusat nasional dan regional yang

menjalankan administrasi pemberian ISSN.

• Metadata untuk sumber daya berlanjut yang mendapatkan ISSN harus dikumpulkan dan

diserahkan pada waktu yang ditentukan oleh Pusat Internasional ISSN ke Register ISSN oleh

pusat dalam jaringan ISSN yang mendaftar sumber daya berlanjut.

• Untuk setiap sumber daya berlanjut dalam media tertentu sebagaimana ditentukan dalam ISSN

Manual hanya diberikan satu ISSN.

• Setiap ISSN terkait selamanya dengan judul kunci yang ditetapkan oleh jaringan ISSN pada

saat pendaftaran.

• Bila suatu sumber daya berlanjut diterbitkan dalam media yang berbeda dengan judul yang

sama atau berbeda, ISSN dan judul kunci yang berlainan harus diberikan untuk setiap edisi.

• Bila sumber daya berlanjut mengalami perubahan berarti dalam judul atau perubahan besar lain

seperti yang disebut dalam ISSN Manual, ISSN baru harus diberikan dan judul kunci baru harus

dibuat.

• ISSN yang telah diberikan untuk sumber daya berlanjut tidak dapat diubah, diganti atau
ETIKA PROFESI TEKNIK

digunakan lagi untuk terbitan lain.

• Judul kunci ditetapkan atau disahkan oleh pusat ISSN yang bertanggung jawab atas pendaftaran

sumber daya berlanjut, sesuai dengan peraturan yang terdapat dalam ISSN Manual.

• Pemberian ISSN kepada sumber daya berlanjut tidak dapat diartikan atau dianggap sebagai

bukti hokum kepemilikan hak cipta atas suatu terbitan atau isinya
ETIKA PROFESI TEKNIK

PERTEMUAN 7

7.1 Standar Manajemen

7.1.1 Pengertian Standar Manajemen Mutu

Standar manajemen adalah struktur tugas, prosedur kerja, sistem manajemen dan standar

kerja dalam bidang kelembagaan, usaha serta keuangan. Namun pengertian standar manajemen

akan lebih spesifik jika menjadi standar manajemen mutu, untuk mendukung standarisasi pada

setiap mutu produk yang di hasilkan perusahan maka hadirlah Organisasi Internasional untuk

Standarisasi yaitu Internasional Organization for Standardization (ISO) berperan sebagai badan

penetap standar internasional yang terdiri dari wakil-wakil badan standarisasi nasional setiap

negara

ISO didirikan pada 23 februari 1947, ISO menetapkan standar-standar industrial dan

komersial dunia, ISO adalah jaringan institusi standar nasional dari 148 negara, pada dasarnya

satu anggota pernegara, ISO bukan organisasi pemerintah ISO menempati posisi spesial diantara

pemerintah dan swasta. Oleh karena itu, ISO mampu bertindak sebagai organisasi yang

menjembatani dimana konsensus dapat diperoleh pada pemecahan masalah yang

mempertemukan kebutuhan bisnis dan kebutuhan masyarakat. Proses sertifikasi untuk

persyaratan Standar Sistem Manajemen Mutu, misalnya ISO 9001:2000, adalah diakui sebagai

suatu upaya dan cara uji dari peningkatan kinerja dan produktifitas perusahaan dan juga sebagai

pembanding terhadap hasil kerja dan pencapaian keunggulan bisnis. Yang dimaksud mutu disini

adalah gambaran dan karakteristik konsumen atau pelanggan dari barang atau jasa yang

menunjukan kemampuannya dalam memuaskan konsumen sesuai dengan kebutuhan yang di

tentukan. Dari uraian di atas maka sangat penting sebagai mahasiswa teknik mesin untuk

mengerti dan memahami standar manajemen mutu karena standar manajemen mutu sangat

berperan penting terhadap kualitas produk atau output dari suatu perusahaan. Pemahaman
ETIKA PROFESI TEKNIK

standar manajemen mutu yang bertarap internasional juga tentunya akan berpengaruh pada pola

berpikir dan cara bekerja mahasiswa di dunia industri, diharapkan mahasiswa akan memiliki

kualitas yang setarap kualitas internasional tentu akan mampu bersaing dan menghasilkan output

yang sangat berkualitas.

7.2 ISO 9000

ISO 9000 adalah kumpulan standar untuk sistem manajemen mutu (SMM). ISO 9000

yang dirumuskan oleh TC 176 ISO, yaitu organisasi internasional di bidang standardisasi. ISO

9000 pertama kali dikeluarkan pada tahun 1987 olehInternational Organization for

Standardization Technical Committee (ISO/TC) 176. ISO/TC inilah yang bertanggungjawab

untuk standar-standar sistem manajemen mutu. ISO/TC 176 menetapkan siklus peninjauan ulang

setiap lima tahun, guna menjamin bahwa standar-standar ISO 9000 akan menjadi up to date dan

relevan untuk organisasi. Revisi terhadap standar ISO 9000 telah dilakukan pada tahun 1994 dan

tahun 2000.

1. adanya satu set prosedur yang mencakup semua proses penting dalam bisnis

2. adanya pengawasan dalam proses pembuatan untuk memastikan bahwa sistem

menghasilkan produk-produk berkualitas;

3.tersimpannya data dan arsip penting dengan baik;

4. adanya pemeriksaan barang-barang yang telah diproduksi untuk mencari unit-unit

yang rusak, dengan disertai tindakan perbaikan yang benar apabila dibutuhkan.

5. secara teratur meninjau keefektifan tiap-tiap proses dan sistem kualitas itu sendiri.

Sebuah perusahaan atau organisasi yang telah diaudit dan disertifikasi sebagai perusahaan

yang memenuhi syarat-syarat dalam ISO 9001 berhak mencantumkan label “ISO 9001 Certified”

atau “ISO 9001 Registered”. Sertifikasi terhadap salah satu ISO 9000 standar tidak menjamin

kualitas dari barang dan jasa yang dihasilkan. Sertifikasi hanya menyatakan bahwa bisnis proses

yang berkualitas dan konsisten dilaksanakan di perusahaan atau organisasi tersebut. Walaupan
ETIKA PROFESI TEKNIK

standar-standar ini pada mulanya untuk pabrik-pabrik, saat ini mereka telah diaplikasikan ke

berbagai perusahaan dan organisasi, termasuk perguruan tinggi dan universitas.

Kumpulan Standar ISO 9000 ISO 9000 mencakup standar-standar di bawah ini:

1. ISO 9000 – Quality Management Systems – Fundamentals and Vocabulary: mencakup dasar-

dasar sistem manajemen kualitas dan spesifikasi terminologidari Sistem Manajemen Mutu

(SMM).

2. ISO 9001 – Quality Management Systems – Requirements: ditujukan untuk digunakan di

organisasi manapun yang merancang, membangun, memproduksi, memasang dan/atau melayani

produk apapun atau memberikan bentuk jasa apapun. Standar ini memberikan daftar persyaratan

yang harus dipenuhi oleh sebuah organisasi apabila mereka hendak memperoleh

kepuasanpelanggan sebagai hasil dari barang dan jasa yang secara konsisten memenuhi

permintaan pelanggan tersebut. Implementasi standar ini adalah satu-satunya yang bisa diberikan

sertifikasi oleh pihak ketiga.

3. ISO 9004 – Quality Management Systems – Guidelines for Performance Improvements:

mencakup perihal perbaikan sistem yang terus-menerus. Bagian ini memberikan masukan

tentang apa yang bisa dilakukan untuk mengembangkan sistem yang telah terbentuk lama.

Standar ini tidaklah ditujukan sebagai panduan untuk implementasi, hanya memberikan masukan

saja.

Masih banyak lagi standar yang termasuk dalam kumpulan ISO 9000, dimana banyak

juga diantaranya yang tidak menyebutkan nomor “ISO 9000” seperti di atas. Beberapa standar

dalam area ISO 10000 masih dianggap sebagai bagian dari kumpulan ISO 9000. Sebagai contoh

ISO 10007:1995 yang mendiskusikan Manajemen Konfigurasi dimana di kebanyakan organisasi

adalah salah satu elemen dari suatu sistem manajemen. ISO mencatat “Perhatian terhadap

sertifikasi sering kali menutupi fakta bahwa terdapat banyak sekali bagian dalam kumpulan

standar ISO 9000 . Suatu organisasi akan meraup keuntungan penuh ketika standar-standar baru
ETIKA PROFESI TEKNIK

diintegrasikan dengan standar-standar yang lain sehingga seluruh bagian ISO 9000 dapat

diimplementasikan”. Sebagai catatan, ISO 9001, ISO 9002 dan ISO 9003 telah diintegrasikan

menjadi ISO 9001. Kebanyakan, sebuah organisasi yang mengumumkan bahwa dirinya “ISO

9000 Registered” biasanya merujuk pada ISO 9001.

7.3 SISTEM MANAJEMEN PRODUKSI TQM

Total Quality MANAGEMENT (TQM) mengacu pada penekanan kualitas yang meliputi

organisasi keseluruhan, mulai dari pemasok hingga pelanggan. TQM menekankan komitmen

manajemen untuk mendapatkan arahan perusahaan yang ingin terus meraih keunggulan dalam

semua aspek produk dan jasa penting bagi pelanggan. Ada beberapa elemen bahwa sesuatu

dikatakan berkualitas,  yaitu:

1. Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan

2. Kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan

3. Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (apa yang dianggap berkualitas saat

ini mungkin dianggap kurang berkualitas pada saat yang lain).

4. Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa,

manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.

Manfaat Program TQM, TQM sangat bermanfaat baik bagi pelanggan, institusi, maupun bagi

staf organisasi. Manfaat TQM bagi pelanggan adalah:

1. Sedikit atau bahkan tidak memiliki masalah dengan produk atau pelayanan.

2. Kepedulian terhadap pelanggan lebih baik atau pelanggan lebih diperhatikan.

3. Kepuasan pelanggan terjamin.

Manfaat TQM bagi institusi adalah:

1. Terdapat perubahan kualitas produk dan pelayanan

2. Staf lebih termotivasi

3. Produktifitas meningkat

4. Biaya turun

5. Produk cacat berkurang


ETIKA PROFESI TEKNIK

6. Permasalahan dapat diselesaikan dengan cepat.

Manfaat TQM bagi staf Organisasi adalah:

1. Pemberdayaan

2. Lebih terlatih dan berkemampuan

3. Lebih dihargai dan diakui

Manfaat lain dari implementasi TQM yang mungkin dapat dirasakan oleh institusi di

masa yang akan datang adalah:

1. Membuat institusi sebagai pemimpin (leader) dan bukan hanya sekedar pengikut

(follower)

2. Membantu terciptanya tim work

3. Membuat institusi lebih sensitif terhadap kebutuhan pelanggan

4. Membuat institusi siap dan lebih mudah beradaptasi terhadap perubahan

5. Hubungan antara staf departemen yang berbeda lebih mudah

Tujuh konsep program TQM yang efektif yaitu perbaikan berkesinambungan, Six Sigma,

pemberdayaan pekerja, benchmarking, just-in-time (JIT), konsep Taguchi, dan

pengetahuan perangkat TQM

7.4 STANDAR MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Pengertian (Definisi) Sistem Manajemen K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) secara

umum merujuk pada 2 (dua) sumber, yaitu Permenaker No 5 Tahun 1996 tentang Sistem

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan pada Standar OHSAS 18001:2007

Occupational Health and Safety Management Systems. Pengertian (Definisi) Sistem Manajemen

K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) menurut Permenaker No 5 Tahun 1996 tentang Sistem

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja ialah bagian dari sistem secara keseluruhan yang

meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung-jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan

sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengajian dan

pemeliharaan kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam rangka pengendalian resiko

yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan
ETIKA PROFESI TEKNIK

produktif. Sedangkan Pengertian (Definisi) Sistem Manajemen K3 (Keselamatan dan Kesehatan

Kerja) menurut standar OHSAS 18001:2007 ialah bagian dari sebuah sistem manajemen

organisasi (perusahaan) yang digunakan untuk mengembangkan dan menerapkan Kebijakan K3

dan mengelola resiko K3 organisasi (perusahaan) tersebut. Elemen-Elemen Sistem Manajemen

Keselamatan dan Kesehatan Kerja bisa beragam tergantung dari sumber (standar) dan aturan

yang kita gunakan. Secara umum, Standar Sistem Manajemen Keselamatan Kerja yang sering

(umum) dijadikan rujukan ialah Standar OHSAS 18001:2007, ILO-OSH:2001 dan Permenaker

No 5 Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

7.5. OHSAS 18000

Standar OHSAS 18000 merupakan spesifikasi dari sistem manajemen kesehatan dan

keselamatan kerja internasional untuk membantu organisasi mengendalikan resiko terhadap

kesehatan dan keselamatan pekerjanya. dalam perusahaan harus memiliki standar OHSAS

18000, hal ini penting bagi keselamatan kerja di perusahaan sehingga akan menghasilkan

produksi yang berjalan lancar dan berdampak baik bagi karyawan untuk mencegah atau

memperkecil tingkat kecelakaan.

Apabila perusahaan tersebut bergerak di bidang industri yang memproduksi suatu barang

dengan menggunakan alat-alat berat yang paling diutamakan adalah kesehatan dan keselamatan

karyawan dalam bertugas, sehingga perusahaan harus memperhatikan kebutuhan fisik terhadap

karyawan, seperti memberi makan kepada karyawan pada waktu jam makan & istirahat yang

cukup umtuk menjaga kesehatan karyawan. begitu juga dibutuhkan keselamatan kerja dalam

bertugas, oleh karena itu perusahaan membuat aturan/prosedur untuk diterapkan pada

karyawannya. bagi keselamatan karyawan harus lah menggunakan pakaian yang aman atau

pelindung diri menurut aturan perusahaan sehingga memperkecil tingkat kecelakan.

Dengan adanya OHSAS 18000 perusahaan pun akan berjalan dengan baik karena kesehatan dan

keselamatan kerja bagi karyawan sangat diperhatikan dan menguntungkan bagi perusahaan

dalam meningkatkan hasil produksi, dalam hal ini berdampak positif sehingga saling

menguntungkan bagi perusahaan maupun karyawan.


ETIKA PROFESI TEKNIK

2.6 STANDAR MANAJEMEN LINGKUNGAN

Standar Manajemen adalah serangkaian syarat-syarat dan sistem-sistem yang harus dipenuhi

dalam mengatur permasalahan yang ada di dalam suatu bidang. Standar-standar manajemen

terdiri dari ISO 14000, ISO 9000, OHSAS 18000 dan lain-lain.

• ISO 14000

Standar manajemen lingkungan yang sifatnya sukarela tetapi konsumen menuntut produsen

untuk melaksanakan program sertifikasi tersebut. Pelaksanaan program sertifikasi ISO 14000

dapat dikatakan sebagai tindakan proaktif dari produsen yang dapat mengangkat citra perusahaan

dan memperoleh kepercayaan dari konsumen. Dengan demikian maka pelaksanaan Sistem

Manajemen Lingkungan (SML) berdasarkan Standar ISO Seri 14000 bukan merupakan beban

tetapi justru merupakan kebutuhan bagi produsen (Kuhre, 1996).

• ISO 9000

kumpulan standar untuk sistem manajemen mutu (SMM). ISO 9000 yang dirumuskan oleh TC

176 ISO, yaitu organisasi internasional di bidang standardisasi. ISO 9000 pertama kali

dikeluarkan pada tahun 1987 oleh International Organization for Standardization Technical

Committee  (ISO/TC) 176. ISO/TC inilah yang bertanggungjawab untuk standar-standar sistem

manajemen mutu. ISO/TC 176 menetapkan siklus peninjauan ulang setiap lima tahun, guna

menjamin bahwa standar-standar ISO 9000 akan menjadi up to datedan relevan untuk organisasi.

Revisi terhadap standar ISO 9000 telah dilakukan pada tahun 1994 dan tahun 2000.

• OHSAS 18000

Standar OHSAS 18000 merupakan spesifikasi dari system  kesehatan dan keselamatan kerja

Internasional untuk membantu organisasi mengendalikan resiko terhadap kesehatan dan

keselamatan personilnya.

7.7     ISO 14000

Standar manajemen lingkungan yang sifatnya sukarela tetapi konsumen menuntut

produsen untuk melaksanakan program sertifikasi tersebut. Pelaksanaan program sertifikasi ISO

14000 dapat dikatakan sebagai tindakan proaktif dari produsen yang dapat mengangkat citra
ETIKA PROFESI TEKNIK

perusahaan dan memperoleh kepercayaan dari konsumen. Dengan demikian maka pelaksanaan

Sistem Manajemen Lingkungan (SML) berdasarkan Standar ISO Seri 14000 bukan merupakan

beban tetapi justru merupakan kebutuhan bagi produsen (Kuhre, 1996).

ISO 14000 adalah standar internasional tentang sistem manejemen lingkungan (Rothery, 1995)

yang sangat penting untuk di ketahui dan di laksanakan oleh seluruh sektor industri. Mengapa di

katakan sangat penting? Itu sangat jelas sekali bahwa segala aktivitas di semua sektor industri

keci, besar akan berpemgaruh pada lingkungan yang akan sangat berpengaruh bagi makluk hidup

di sekitarnya, bukan hanya kita sebagai mausia, tetapi hewan dan tumbuhan akan juga

mendapatkan dampaknya.

Dalam mengelola lingkungan maka dibutuhkan standar yang jelas, yaitu ISO 14000.

Sistem ISO 14000  adalah  standar sistem pengelolaan lingkungan yang dapat diterapkan pada

bisnis apapun, terlepas dari ukuran, lokasi, atau pendapatan. Tujuan dari sitem ini adalah untuk

mengurangi kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh bisnis dan untuk mengurangi polusi dan

limbah yang dihasilkan oleh bisnis.

Manfaat dari ISO 14000 adalah :

1. Pengelolaan lingkungan yang lebih efektif dan efisien dalam organisasi

2. Untuk menyediakan tools yang berguna dan bermanfaat dan fleksibel sehingga

mencerminkan organisasi yang baik.

3. Dapat mengidanfikasi, memperkirakan dan mengatasi resiko lingkungan yang

mungkin timbul.

4. Dapat menekan biaya produksi dapat mengurangi kecelakan kerja, dapat memelihara

hubungan baik dengan masyarakat, pemerintah dan pihak – pihak yang peduli terhadap

lingkungan.

5. Memberi jaminan kepada konsumen mengenai komitmen pihak manajemen puncak

terhadap lingkungan.

6. Dapat meningkat citra perusahaan,meningkatkan kepercayaan konsumen dan

memperbesar pangsa pasar.


ETIKA PROFESI TEKNIK

7. Menunjukan ketaatan perusahaan terhadap perundang – undangan yang berkaitan

dengan lingkungan.

8. Mempermudah memperoleh izin dan akses kredit bank.

9. Dapat meningkatakan otivasi para pekerja.

ISO 14000 menawarkan guidance untuk memperkenalkan dan mengadopsi sistem

manajemen lingkungan berdasarkan pada praktek – praktek terbaik, hampir sama di ISO 9000

pada sistem manajemen mutu yang sekarang diterapkan secara luas. ISO 14000 ada untuk

membantu organisasi meminimalkan bagaimana operasi mereka berdampak negatif pada

lingkungan. Sistem ini dapat diterapkan berdampingan dengan ISO 9000.

Sertifikasi ISO 14000 Agar suatu organisasi dianugerahi ISO 14000 mereka harus diaudit secara

eksternal oleh badan audit yang telah terakreditasi. Badan sertifikasi harus diakreditasi oleh

ANSI-ASQ, Badan Akreditasi Nasional di Amerika Serikat, atau Badan Akreditasi Nasional di

Irlandia.

Memahami konsep ISO 14000 Konsep utama yang merupakan kunci untuk menjalankan

ISO 14000 adalah Manajemen dan Kebijakan Kinerja Lingkungan. Manajer puncak harus

menetapakan kebijakan lingkungan organisasi dan menjamin bahwa kewajiban:

1. Sesuai dengan sifat, skala dan dampak lingkungan kegiatan, produk atau jasa.

2. Termasuk komitmen untuk peningkatan berkelanjutan dan pencegahan pencemaran.

3. Termasuk komitmen untuk patuh terhadap peraturan lingkungan terikat dan persyaratan –

persyaratan lain terhadap perusahaan.

4. Memberiakan kerangka kerja untuk membuat dan menkaji tujuan dan sasaran lingkung.

5. Didokumentasikan, diterapkan dipelihara dan dikomunikasikan kepadasemua karyawan.

6. Tersedia kepada masyarakat.


ETIKA PROFESI TEKNIK

PERTEMUAN 8

UTS / Evaluasi Tengah Semester: melakukan validasi hasil penilaian, evaluasi dan perbaikan

proses pembelajaran berikutnya

PERTEMUAN 9

9.1 Peraturan Dan Regulasi


ETIKA PROFESI TEKNIK

a) Peraturan

Wujud dari aturan adalah sebuah petunjuk, ketentuan, perintah, serta patokan yang

ditujukan untuk mengatur kehidupan. Adanya aturan ini menjadi penting dalam menciptakan

ketertiban dan keteraturan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) aturan adalah hasil

dari sebuah perbuatan mengatur, tindakan atau perbuatan yang mesti dijalankan, adat sopan

santun, ketertiban, dan cara yang sudah ditetapkan supaya dituruti. Keterikatan aturan adalah

bergantung pada di mana aturan tersebut dibuat. Misalnya aturan yang ada di sekolah, di tempat

kerja, di rumah, di jalan raya, di tempat umum, dan masih banyak lagi aturan yang ada di sekitar

kita. Ini sebabnya mengapa aturan mempunyai hubungan yang erat antara norma atau sopan

santun.

b) Regulasi

Regulasi adalah kata serapan yang berasal dari bahasa Inggris yaitu regulation yang

memiliki arti aturan. Menurut Collins Dictionary, regulasi adalah sebuah aturan yang dibuat oleh

pemerintah untuk mengontrol cara sesuatu itu dilakukan atau cara orang dalam berperilaku.

Regulasi memang sebuah istilah yang mungkin sering terdengar ada di bidang pemerintahan

maupun bidang bisnis. Regulasi adalah seperangkat peraturan dalam mengendalikan suatu

tatanan yang dibuat agar bebas dari pelanggaran dan dipatuhi oleh seluruh anggotanya. Bentuk

regulasi yang paling umum adalah regulasi pemerintah serta swa-regulasi. Secara umum,

regulasi adalah sebuah konsep abstrak pengelolaan sistem yang kompleks sesuai dengan segala

peraturannya. Regulasi ini ada di berbagai kehidupan di masyarakat. Regulasi pemerintah sendiri

merupakan perpanjangan alami dari undang-undang yang mengontrol serta mendefinisikan cara

yang bisa dilakukan oleh bisnis atau individu untuk mematuhi serta mengikuti hukum. Oleh

sebab itu, regulasi merupakan aturan yang mengikat, baik itu dalam bentuk pemerintahan

ataupun bisnis. Sehingga, regulasi difungsikan untuk menertibkan perilaku orang-orang yang

terlibat pada suatu komunitas dalam suatu batasan tertentu. Regulasi juga dirancang melalui

sebuah proses, di mana suatu masyarakat atau lembaga sudah menyepakatinya untuk terikat dan

mengikuti aturan yang sudah dibuat demi mencapai tujuan bersama. Biasanya, kalau ada yang
ETIKA PROFESI TEKNIK

melanggar regulasi akan dikenakan sanksi.

9.2 Kesamaan Antara Regulasi dengan Aturan

o Bagian dari konstitusi.

o Harus diikuti oleh semua masyarakat.

o Bagi yang melanggar akan mendapatkan sanksi.

o Dibuat demi kebaikan seluruh rakyat.

Regulasi dan aturan menjadi hal yang saling berkaitan, hanya ruang lingkupnya saja

yang berbeda. Regulasi memiliki cakupan yang lebih luas karena dibuat oleh lembaga negara,

sedangkan aturan cakupannya lebih kecil. Sehingga dalam pembuatannya, regulasi sangat erat

kaitannya dengan undang-undang.

- Karakteristik

Aturan digunakan dalam hal membatasi prosedur. Sedangkan regulasi digunakan dalam hal

mengontrol prosedur tertentu.

- Sifat

Aturan bersifat tidak terlalu ketat, sedangkan regulasi sifatnya sangat ketat karena diatur oleh

hukum sehingga digunakan secara resmi.

- Contoh

Aturan biasanya kita jumpai di tempat umum, di sekolah, di rumah, maupun di jalan raya.

Seperti kita harus selalu menjaga kebersihan dan membuang sampah pada tempatnya. Sedangkan

regulasi biasanya bisa kita jumpai di tempat kerja, perusahaan, bisnis.


ETIKA PROFESI TEKNIK

PERTEMUAN 10

10.1 Aspek Bisnis di Bidang Produksi dan Design

10.1.1 PENGERTIAN BISNIS

Bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen untuk

mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis dari bahasa inggris (business), dari kata dasar busy

yang berarti "sibuk" dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian,

sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan.

Dalam ekonomi kapitalis, dimana kebanyakan bisnis dimiliki oleh pihak swasta, bisnis

dibentuk untuk mendapatkan profit dan meningkatkan kemakmuran para pemiliknya. Pemilik

dan operator dari sebuah bisnis mendapatkan imbalan sesuai dengan waktu, usaha, atau kapital

yang mereka berikan. Namun tidak semua bisnis mengejar keuntungan seperti ini, misalnya

bisnis koperatif yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan semua anggotanya atau institusi

pemerintah yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Model bisnis seperti ini kontras

dengan sistem sosialistik, dimana bisnis besar kebanyakan dimiliki oleh pemerintah, masyarakat

umum, atau serikat pekerja.

Secara etimologi, bisnis berarti keadaan dimana seseorang atau sekelompok orang sibuk

melakukan pekerjaan yang menghasilkan keuntungan. Kata "bisnis" sendiri memiliki tiga

penggunaan, tergantung skupnya — penggunaan singular kata bisnis dapat merujuk pada badan

usaha, yaitu kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan mencari laba atau

keuntungan. Penggunaan yang lebih luas dapat merujuk pada sektor pasar tertentu, misalnya

"bisnis pertelevisian." Penggunaan yang paling luas merujuk pada seluruh aktivitas yang

dilakukan oleh komunitas penyedia barang dan jasa. Namun definisi "bisnis" yang tepat masih

menjadi bahan perdebatan hingga saat ini.


ETIKA PROFESI TEKNIK

10.2 PERATURAN DAN REGULASI

1. Ketentuan Hukum

Pada dasarnya, hak cipta merupakan “hak untuk menyalin suatu ciptaan”. Hak cipta dapat

juga memungkinkan pemegang hak tersebut untuk membatasi penggandaan tidak sah atas suatu

ciptaan. Pada umumnya pula, hak cipta memiliki masa berlaku tertentu yang terbatas. Hak cipta

berlaku pada berbagai jenis karya seni atau karya cipta atau “ciptaan”. Ciptaan tersebut dapat

mencakup puisi, drama, serta karya tulis lainnya, film, karya-karya koreografis (tari, balet, dan

sebagainya), komposisi musik, rekaman suara, lukisan, gambar, patung, foto, perangkat lunak

komputer, siaran radio dan televisi, dan (dalam yurisdiksi tertentu) desain industri. Hak cipta

merupakan salah satu jenis hak kekayaan intelektual, namun hak cipta berbeda secara mencolok

dari hak kekayaan intelektual lainnya (seperti, paten yang memberikan hak monopoli atas

penggunaan invensi), karena hak cipta bukan merupakan hak monopoli untuk melakukan sesuatu

melainkan hak untuk mencegah orang lain yang melakukannya.

Di Indonesia, masalah hak cipta diatur dalam Undang-undang Hak Cipta, yaitu yang

berlaku saat ini Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002. Dalam undang-undang tersebut

pengertian hak cipta adalah “hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk

mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak

mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku”

(pasal 1 ayat 1).

2. Lingkup Hak Cipta

Lingkup Hak Cipta Diatur Di Dalam Bab 2 Mengenai Lingkup Hak Cipta pasal 2-28 :

• Ciptaan yang dilindungi (pasal 12), Ciptaan yang dilindungi adalah Ciptaan dalam bidang ilmu

pengetahuan, seni, dan sastra, yang mencakup: buku, Program Komputer, pamflet, perwajahan

(lay out) karya tulis yang diterbitkan, dan semua hasil karya tulis lain, ceramah, kuliah, pidato,

dan Ciptaan lain yang sejenis dengan itu, alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan

dan ilmu pengetahuan, lagu atau musik dengan atau tanpa teks, drama atau drama musikal, tari,
ETIKA PROFESI TEKNIK

koreografi, pewayangan, dan pantomim, seni rupa dalam segala bentuk seperti seni lukis,

gambar, seni ukir, seni kaligrafi, seni pahat, seni patung, kolase, dan seni terapan, arsitektur,

peta, seni batik, fotografi, sinematografi, terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, database, dan

karya lain dari hasil pengalihwujudan.

• Ciptaan yang tidak ada Hak Cipta (pasal 13), hasil rapat terbuka lembaga-lembaga Negara,

peraturan perundang-undangan, pidato kenegaraan atau pidato pejabat Pemerintah, putusan

pengadilan atau penetapan hakim atau keputusan badan arbitrase atau keputusan badan-badan

sejenis lainnya.

3. Perlindungan Hak Cipta

Perlindungan hak cipta pada umumnya berarti bahwa penggunaan atau pemakaian dari hasil

karya tertentu hanya dapat dilakukan dengan ijin dari pemilik hak tersebut. Kemudian yang

dimaksud menggunakan atau memakai di sini adalah mengumumkan memperbanyak ciptaan

atau memberikan ijin untuk itu. Pasal 12 ayat 1 :

1) Dalam Undang-undang ini ciptaan yang dilindungi adalah ciptaan dalam bidang ilmu

pengetahuan, seni dan sastra, yang mencakup :

a. Buku, program komputer, pamflet, perwajahan (lay out) karya tulis yang diterbitkan, dan

semua hasil karya tulis lain.

b. Ceramah, kuliah, pidato, dan ciptaan lain yang sejenis dengan itu alat peraga yang dibuat

untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan.

c. Lagu atau musik dengan atau tanpa teks.

d. Drama atau drama musikal, tari, koreografi, pewayangan dan pantomime.

e. Seni rupa dalam segala bentuk seperti seni lukis, gambar, seni ukir, seni kaligrafi, seni pahat,

seni patung, kolase, dan seni terapan. Arsitektur, peta, seni batik.

f. Fotografi dan Sinematografi.

g. Terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, data base, dan karya lain dari hasil pengalih

wujudan.
ETIKA PROFESI TEKNIK

2) Ciptaan sebagaimana dimaksud dalam huruf l dilindungi sebagai Ciptaan tersendiri dengan

tidak mengurangi Hak Cipta atas Ciptaan asli.

3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), termasuk juga semua Ciptaan

yang tidak atau belum diumumkan, tetapi sudah merupakan suatu bentuk kesatuan yang nyata,

yang memungkinkan Perbanyakan hasil karya itu.” Menurut Pasal 1 ayat 8, Yaitu :

Program komputer adalah sekumpulan instruksi yang diwujudkan dalam bentuk bahasa,

kode, skema, ataupun bentuk lain, yang apabila digabungkan dengan media yang dapat dibaca

dengan komputer akan mampu membuat komputer bekerja untuk melakukan fungsi-fungsi

khusus atau untuk mencapai hasil yang khusus, termasuk penyiapan dalam merancang instruksi-

instruksi tersebut. Dan Pasal 2 ayat 2, Yaitu :

Pencipta dan /atau Pemegang Hak Cipta atas karya sinematografi dan program komputer

(software) memberikan izin atau melarng orang lain yang tanpa persetujuannya menyewakan

ciptaan tersebut untuk kepentingan yang bersifat komersial.

4. Pembatasan Hak Cipta

Pembatasan mengenai hak cipta diatur dalam pasal 14, 15, 16 (ayat 1-6), 17, dan 18.

Pemakaian ciptaan tidak dianggap sebagai pelanggaran hak cipta apabila sumbernya disebut atau

dicantumkan dengan jelas dan hal itu dilakukan terbatas untuk kegiatan yang bersifat

nonkomersial termasuk untuk kegiatan sosial, misalnya, kegiatan dalam lingkup pendidikan dan

ilmu pengetahuan, kegiatan penelitian dan pengembangan, dengan ketentuan tidak merugikan

kepentingan yang wajar dari penciptanya. Kepentingan yang wajar dalam hal ini adalah

“kepentingan yang didasarkan pada keseimbangan dalam menikmati manfaat ekonomi atas suatu

ciptaan”.

Termasuk dalam pengertian ini adalah pengambilan ciptaan untuk pertunjukan atau

pementasan yang tidak dikenakan bayaran. Khusus untuk pengutipan karya tulis, penyebutan

atau pencantuman sumber ciptaan yang dikutip harus dilakukan secara lengkap. Artinya, dengan

mencantumkan sekurang-kurangnya nama pencipta, judul atau nama ciptaan, dan nama penerbit

jika ada. Selain itu, seorang pemilik (bukan pemegang hak cipta) program komputer dibolehkan
ETIKA PROFESI TEKNIK

membuat salinan atas program komputer yang dimilikinya, untuk dijadikan cadangan semata-

mata untuk digunakan sendiri.

5. Prosedur Pendaftaran HAKI

Sesuai yang diatur pada bab IV Undang-undang Hak Cipta pasal 35 bahwa pendaftaran hak

cipta diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (Ditjen HAKI) yang

kini berada di bawah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Pencipta atau pemilik hak

cipta dapat mendaftarkan langsung ciptaannya maupun melalui konsultan HAKI. Permohonan

pendaftaran hak cipta dikenakan biaya (UU 19/2002 pasal 37 ayat 2). Penjelasan prosedur dan

formulir pendaftaran hak cipta dapat diperoleh di kantor maupun situs web Ditjen HAKI. "Daftar

Umum Ciptaan" yang mencatat ciptaan-ciptaan terdaftar dikelola oleh Ditjen HAKI dan dapat

dilihat oleh setiap orang tanpa dikenai biaya. Prosedur mengenai pendaftaran HAKI diatur dalam

bab 4, pasal 35-44.

10.3 PROSEDUR PENDIRIAN BISNIS

Dalam melangsungkan suatu bisnis, para pengusaha membutuhkan suatu wadah untuk

dapat bertindak melakukan perbuatan hukum dan bertansaksi. Pemilihan jenis badan usaha

ataupun badan hukum yang akan dijadikan sebagai sarana usaha tergantung pada keperluan para

pendirinya. Dalam mendirikan usaha tentunya harus ada ijin usaha, izin usaha, ijin perusahaan

untuk melakukan bisnisnya. Sarana usaha yang paling populer digunakan adalah Perseroan

terbatas (PT), karena memiliki sifat, ciri khas dan keistimewaan yang tidak dimiliki oleh bentuk

badan usaha lainnya, yaitu:

* Merupakan bentuk persekutuan yang berbadan hukum,

* Merupakan kumpulan modal/saham,

* Memiliki kekayaan yang terpisah dari kekayaan para perseronya,

* Pemegang saham memiliki tanggung jawab yang terbatas,

* Adanya pemisahan fungsi antara pemegang saham dan pengurus atau direksi,

* Memiliki komisaris yang berfungsi sebagai pengawas,

* Kekuasaan tertinggi berada pada RUPS.


ETIKA PROFESI TEKNIK

10.4 KONTRAK KERJA

Kontrak kerja merupakan standar umum dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan yang

sudah semestinya dimiliki setiap perusahaan. Kontrak kerja dapat dikatakan sebagai perjanjian

tertulis antara pihak perusahaan dan pegawainya. Perjanjian resmi ini merupakan bukti ikatan

kerja sama antara kedua belah pihak, yang berisi kewajiban dan hak masingmasing pihak.

Karena begitu pentingnya isi surat kontrak kerja tersebut, maka pastikan Anda membaca dengan

sangat seksama dan teliti setiap kalimat yang tertera di atas surat kontrak yang akan anda tanda

tangani. Kesempatan untuk mengoreksi isi surat tersebut akan hilang bila anda sudah

menggoreskan tanda tangan diatasnya. Berikut ini beberapa hal pokok yang wajib tercantum

dalam surat kontrak kerja : Pengangkatan Dalam surat kontrak kerja harus tertulis dengan jelas

jabatan yang akan Anda pangku.

Perhatikan pula job deskripsi agar Anda tahu batasan-batasan pekerjaan yang akan Anda

tangani dan juga menghindari terjadinya kekecewaan dan penyesalan karena merasa beban

pekerjaan terlalu berat. Informasi Gaji Pastikan nominal gaji yang akan diterima tertera dengan

jelas dalam surat perjanjian kerja tersebut, agar Anda terhindar dari persoalan ketidaksesuaian

jumlah rupiah antara kontrak dengan kenyataan. Perhatikan pula keterangan tentang cara

perhitungan pembayaran gaji, waktu pembayaran gaji, dan juga perihal kenaikan gaji. Jadwal

kerja dan Lokasi Penempatan Jadwal kerja yang dimaksud meliputi jam kerja, lembur, waktu

istirahat dan libur. Informasi ini sangat penting sehingga Anda bisa memperhitungkan waktu

serta besarnya biaya transportasi yang akan dikeluarkan. Pemutusan Hubungan Kerja. Pada

bagian ini membahas berbagai kondisi yang bisa menyebabkan seorang karyawan mengalami

pemutusan hubungan kerja atau dipecat. Jangan sampai hanya karena kelalain kecil, posisi Anda

di perusahaan terancam. Perhatikanlah segala ketentuan dan peraturan yang telah ditetapkan

dengan cermat.
ETIKA PROFESI TEKNIK

10.5 PROSEDUR PENGADAAN

Prosedur pengadaan dapat dibagi menjadi dua prosedur, yaitu prosedur pengadaan tenaga

kerja dan prosedur, serta prosedur pengadaan barang dan jasa. Prosedur pengadaan tenaga kerja

merupakan suatu perencanaan mengenai hal-hal yang berkaitan untuk merencanakan tenaga

kerja yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan dengan mellihat kualitas dari si pekerja itu sendiri.

Sedangkan prosedur penga daan barang dan jasa merupakan suatu prosedur yang berkaitan

dengan perencanaan baran atau jasa yang diperlukan atau yang akan diproduksi oleh perusahaan

guna mendapatkan nilai jual dan banyak diminati masyarakat.

Pengadaan merupakan suatu proses yang terdiri atas analisis pekerjaan, perencanaan

tenaga kerja, penarikan dan seleksi, untuk memperoleh tenaga kerja dalam jumlah dan kualitas

yang tepat bagi suatu organisasi.

1. Apa itu analisis pekerjaan ? Merupakan sebuah proses penyelidikan yang sistematis

untuk memperoleh informasi mengenai pekerjaan (job) dan pekerjaanya (job-holder). Informasi

tersebut mencakup tugas tugas yang dilaksanakan yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan

pekerjaan yang ada dalam sebuah organisasi.

2. Manfaat Analisis Pekerjaan Digunakan untuk memperoleh informasi yang berkaitan

dengan uraian pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan

3. Spesifikasi Pekerjaan Menejelaskan kualifikasi yang harus dimiliki seseorang untuk

dapat melakukan pekerjaan tertentu. Berikut 3 kategori spesifikasi pekerjaan :

- Persyaratan persyaratan kualifikasi umum seperti pengalaman dan pelatihan

- Persyaratan persyaratan pendidikan, termasuk pendidikan, menengah universitas atau

kejuruan

- Pengetahuan, keahlian keahlian dan kemampuan 4. Kinerja Karyawan / Job

Performance
ETIKA PROFESI TEKNIK

- Observasi Merupakan salah satu teknik analisis pekerjaan dimana data dikumpulkan

dengan melakukan pengawasan terhadap pekerjaan dari para karyawan

- Wawancara Dengan metode wawancara maka dilakukan pemilihan pemegang pekerjaan

dan kemudian diwawancarai secara ekstensif.

- Kuisioner Dengan cara ini karyawan diminta untuk mengisi daftar pertanyaan yang

telah disiapkan.

1. METODE EVALUASI KERJA Cara bagaimana pekerjaan dievaluasi ada empat macam, yaitu

metode peringkat (rangking method), metode penggolongan (classification method), metode

perbandingan factor (factor comparison method) dan metode poin (point method).

a. Metode Peringkat (Rangking Method)

b. Penggolongan Pekerjaan (Classification Method)

c. Metode factor perbandingan (factor comparison method)

d. System Poin (point system)

2. PERENCANAAN TENAGA KERJA Merupakan suatu proses peninjauan ulang yang

sistematis mengenai persyaratan SDM untuk menjamin agar jumlah tenaga kerja dengan

keterampilan kerja yang diperlukan tersedia apabila dibutuhkan.

3. ELEMEN ELEMEN PERENCANAAN TENAGA KERJA

a. Tujuan Organisasi

b. Peramalan Sumber Daya Manusia

c. Informasi Karyawan

d. Projeksi Ketersediaan SDM

e. Analisis dan Evaluasi Kesenjangan SDM

4. METODE PENENTUAN JUMLAH KEBUTUHAN TENAGA KERJA

a. Analisis Beban Kerja Suatu proses penentuan jumlah jam kerja orang yang dipergunakan atau

yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu beban kerja tertentu dalam waktu tertentu.

b. Analisis Tenaga Kerja Suatu proses penentuan kebutuhan tenaga kerja yang dipergunakan

untuk dapat mempertahankan kontinuitas jalannya perusahaan secara normal.


ETIKA PROFESI TEKNIK

5. PENARIKAN TENAGA KERJA

Sebuah proses yang terdiri atas menarik minat tenaga kerja dalam jumlah yang cukup dan

kualifikasi yang sesuai dan medorong mereka untuk melamar pekerjaan untuk sebuah organisasi

pada waktu tertentu.

 SELEKSI Setelah jumlah karyawan yang di seleksi terkumpul dan karena yang dibuthkan

lebih sedikit daripada yang dating melamar untuk mengetahui lebih jauh tentang seleksi

dari pelamar, maka dilakukan seleksi .

- Arti Pentingnya Seleksi Seleksi merupakan sebuah proses yang ditujukan untuk memutuskan

pelamar karyawan mana yang seharusnya diterima atau dipekerjakan.

- Tujuan Seleksi Untuk memilih orang yang cocok dengan pekerjaan dan perusahaan.

Pada dasarnya seleksi dilakukan untuk memberikan masukan bagi perusahaan dalam rangka

mendapatkan karyawan sesuai.

10.6 KONTRAK BISNIS

Kontrak Bisnis merupakan suatu perjanjian dalam bentuktertulis dimana substansi yang

disetujui oleh para pihak yang terikat didalamnya bermuatan bisnis. Adapun bisnis adalah

tindakan-tindakan yang mempunyai nilai komersial. Dengan demkian kontrak bisnis adalah

perjanjian tertulis antara dua lebih pihak yang mempunyai nilai komersial. Dalam pengertian

yang demikian kontrak bisnis harus dibedakan dengan suatu kontrak kawin atau perjanjian

kawin. Kontrak Bisnis dapat dibagi menjadi empat bagian apabila dilihat dari segi pembuktian.

 Pertama adalah Kontrak Bisnis yang dibuat dibawah tangan dimana para pihak

menandatangani sebuah Kontrak Bisnis diatas materai.

 Kedua adalah Kontrak Bisnis yang didaftarkan (waarmerken) oleh notaries.

 Ketiga adalah Kontrak Bisnis yang dilegalisasikan didepan notaries.


ETIKA PROFESI TEKNIK

 Keempat adalah Kontrak Bisnis yang dibuat dihadapan notaries dan dituangkan dalam

bentuk akta notaries.

Walaupun ada empat perbedaan dari segi pembuktian namun demikian hal tersebut tidak

mempengaruhi keabsahan isi dari apa yang diperjanjikan oleh para pihak. Sehubungan dengan

Kontrak Bisnis yang dituangkan dalam bentuk akta notaries, ada beberapa Kontrak Bisnis yang

oleh undang-undang harus dibuat dalam bentuk akta notaries, misalnya perjanjian yang

menyangkut pendirian perseroan terbatas atau perjanjian jual belitanah. Sedangkan ada Kontrak

Bisnis yang karena kebiasaan dituangkan dalam bentuk akta notaris, misalnya Perjanjian Pinjam

Meminjam, Perjanjian Penjaminan Emisi dan lain-lain.

Ada pula Kontrak Bisnis yang dituangkan dalam bentuk akta notaries karena memang

dikehendaki secara demikian oleh para pihak. Pengertian Kontrak Bisnis Internasional Kontrak

Bisnis dilihat dari unsurnya dapat dibagi menjadi dua kategori. Pertama adalah Kontrak Bisnis

Domestik dan kedua adalah Kontrak Bisnis Internasional. Adapun yang membedakan antara

Kontrak Bisnis Domestik dengan Internasional adalah ada tidaknya unsur internasional. Unsur

internasional dapat berupa para pihaknya, substansi yang diatur dan lain-lain. Sebagai contoh

apabila dalam suatu kontrak. Sebagai contoh apabila dalam suatu kontrak bisnis para pihak yang

mengikatkan diri adalah warga negara atau badan hukum asing maka hal ini sudah dapat

dikategorikan sebagai Kontrak Bisnis Internasional. Contoh Kontrak Bisnis Internasional adalah

Perjanjian Pendirian Usaha Patungan (Joint Venture Agreement), perjanjian Pinjam Meminjam

(Loan Agreement) antara badan hokum Indonesia dengan bank asing, Perjanjian Penjaminan

Emisi (Underwriting Agreement) antara Emiten Indonesia dengan Penjamin Emis Efek berbadan

hukum asing dan lain-lain.


ETIKA PROFESI TEKNIK

PERTEMUAN 11

11.1 Konsultan Engineering

11.1.1 Konsultan

Secara umum yang dimaksudkan dengan konsultan profesional atau disingkat dengan

konsultan menurut Shenson(1990) adalah sebagai berikut. “Konsultan profesional adalah

perorangan atau perusahaan yang memiliki keahlian, kecakapan dan bakat khusus dan tersedia

bagi yang memerlukan (klien), dengan imbalan sejumlah upah.Konsultan profesional

memberikan nasehat dan seringkali membantu melaksanakan nasehat tersebut dengan dan untuk

klien.”

a) Kualitas dan Kredibilitas Beberapa syarat minimal yang dianggap perlu dimiliki dan

diperhatikan oleh konsultan dalam upaya menjaga mutu hasil-hasil pekerjaannya, antara

lain menurut Soeharto (1995):

1. Pendekatan bersifat menyeluruh (comprehensive). Berarti melihat permasalah dari segala

segi. Kemudian menyuguhkan alternatife pemecahannya.

2. Didasarkan atas kenyataan. Segala sesuatu diusahakan berdasarkan fakta, bukan perasaan

kemudian dikaji ulang akan kebenaran dan akurasinya.

3. Adanya keterkaitan (relevansi) terhadap permasalahan. Kemampuan untuk mengenal hal-

hal yang betul-betul ada hubungannya dengan masalah yang sedang dibahas dengan

menjauhi penjelasan atau keterangan yang tidak relevan.

4. Kecakapan melihat kedepan. Dapat mengantisipasi dan memperkirakan akibat dan dampak

dari keputusan-keputusan yang diambil.

5. Menguasai perbendaharaan bahas yang diperlukan. Kecakapan merumuskan dan

mengkomunikasikan pendapatnya dengan baik.


ETIKA PROFESI TEKNIK

6. Bersifat ulet. Konsultan seringkali diserahi tugas yang kompleks. Untuk itu perlu keuletan

dan kepandaian menguraikan tugas tersebut dan menentukan lingkup yang mempunyai posisi

kunci, kemudian mencari cara pendekatan dan metode yang tepat untuk menanganinya.

7. Kreatif. Dalam banyak hal tidak perlu menunggu, bahkan harus mendahului menyuguhkan ide

atau gagasan yang baru dan segar, untuk menyelesaikan tugas yang diserahkan kepadanya.

8. Penguasaan teknis secara prima atas disiplin ilmu atau profesi yang ditawarkan.

11.1.2 Jasa Konsultansi dalam kegiatan Proyek

Jasa Konsultansi dalam kegiatan proyek menurut Soeharto (1995) adalah sebagai berikut.

1. Menyiapkan paket kerja. Merupakan bagian atau komponen lingkup kerja proyek, seperti

paket pekerjaan arsitektur, engineering, analisis tanah untuk tiang pancang dan pondasi dan lain-

lain. Terdiri dari hasil perhitungan dan analisis, gambar rancangan, hasil testing dan lain-lain.

2. Survei. Salah satau jenis proyek E-MK yang selalu memerlukan survey adalah membangun

jaringan radio telekomunikasi. Untuk proyek industri sering dibutuhkan survey tenga kerja,

misalnya perihal penawaran dan permintaan tenaga kerja di sekitar daerah proyek yang akan

dibangun.

3. Studi dan Penelitian. Studi dan penelitian tidak jarang dibutuhkan untuk mendukung bagian-

bagian tertentu kegiatan proyek. Misalnya bagi lokasi proyek di daerah terpencil dan belum

tersedia data yang cukup, seringkali pemilik atau kontraktor meminta jasa konsultan untuk

mempelajari dan meneliti keadaan iklim, curh hujan, arah dan kecepatan angin, persediaan air

dan lain-lain.

4. Bantuan Manajemen. Bantuan ini meliputi sebagian atau seluruh lingkup proyek. Salah satu

kegiatan yang telah dipraktekan secara luas adalah Konsultan Manajemen Konstruksi –KMK

(construction management-CM). Konsultansi menejemen untuk aspek lainnya berupa paket

usulan restrukturisasiorganisasi, peningkatan efisiensi dan lain-lain.

5. Program Pelatihan. Untuk memenuhi disipakan program pendidikan dan pelatihan khusus,

mencakup antara lain merekrut, menyeleksi, melatih di kelas dan di lapangan untuk calon

operator dan mekanik.


ETIKA PROFESI TEKNIK

6. Pengendalian Mutu. Pengendalian mutu merupakan pekerjaan yang tidak dapat dipisahkan

dari suatu kegiatan proyek. Sifat pekerjaannya memerlukan prosedur yang khusus, menuntut

ketelitian dan pengalaman. Perusahaan konsultan yang menyediakan jasa dalam bidang tersebut,

umumnya telah melengkapi diri dengan personil yang terlatih dan peralatan yang cukup sehingga

mampu melakukan tugasnya dengan efisiendan terpercaya.

7. Prakomisi, Uji Coba dan Start-up. Bidang konsultansi untuk proyek meliputi pula pekerja-

pekerja inspeksi, prakomisis, uji coba dan start-up peralatan, bagian instalasi ataupun

keseluruhan. Jenis pekerjaan di atas umumnya amat beragam, dan seringkali memerlukan

judgment yang berbobot dalam mengambil keputusan.

8. Administrasi, Perizinan dan Hukum. Contoh untuk ini adalah pengelolaan administrasi

pinjaman dana (loan administration), mempersiapkan sistem akuntansi perusahaan dengan kode

akuntansi yang dipakai untuk pembebanan biaya dalam pengendalian proyek (project cost

control), catatan asset (asset record) dan lain lain. Mengenai perizinan, seringkali menyangkut

hal-hal yang berhubungan dengan masalah izin bangunan, impor barang, pemebebasan bea

masuk bagi proyek pemerintah, penggunaan tenaga asing, izin survei lokasi ke daerah-daerah

terpencil, misalnya untuk mendirikan repeater proyek telekomunikasi dan lain-lain. Sedangkan

untk konsultan hokum umumnya diperlukan untuk memepersiapkan rancangan kontrak ikatan

pembelian (PO) untuk barang barang dengan harga yang tetinggi, dan pada waktu negoisasi

dengan kontraktor utama, kontraktor ataupun konsultan.

9. Pengadaan Dana. Mengusahakan terpenuhinya jumlah dana untuk proyek bukan termasuk hal

yang rutin untuk sebuah perusahaan. Sumber dana dapat berasal dari bank, pemilik proyek.

Subsidipemerintah atau institusi keuangan yang lain.

10. Paket Kerja untuk Konsultan. Berbagai macam paket kerja proyek E-MK yang acapkali

diserahkan kepada konsultan untuk mengerjakannya .Konsultansi butir-butir 1 sampai dengan 6

dikerjakan pada tahap sebelum implementasi fisik, sedangkan 7 sampai dengan 14 umumnya

menjelang atau selama implementasi fisik berlangsung.

11.3 Peranan Konsultan Manajemen Konstruksi


ETIKA PROFESI TEKNIK

Peranan MK pada tahapan proyek konstruksi dapat dibagi menjadi :

1. Agency Construction Manajement (ACM) Pada sistim ini konsultan manajemen konstruksi

mendapat tugas dari pihak pemilik dan berfungsi sebagai koordinator penghubung (interface)

antara perancangan dan pelaksanaan serta antar para kontraktor. Konsultan MK dapat mulai

dilibatkan mulai dari fase perencanaan tetapi tidak menjamin waktu penyelesaian proyek, biaya

total serta mutu bangunan. Pihak pemilik mengadakan ikatan kontrak langsung dengan beberapa

kontraktor sesuai dengan paket-paket pekerjaan yang telah disiapkan.

2. Extended Service Construction Manajemen (ESCM) Jasa konsultan MK dapat diberikan oleh

pihak perencana atau pihak kontraktor. Apabila perencana melakukan jasa Manajemen

Konstruksi, akan terjadi konflik-kepentingan karena peninjauan terhadap proses perancangan

tersebut dilakukan oleh konsultan perencana itu sendiri, sehingga hal ini akan menjadi suatu

kelemahan pada sistim ini Pada tipe yang lain kemungkinan melakukan jasa Manajemen

Konstruksi berdasarkan permintaan Pemilik ESCM/ Kontraktor

3. Owner Construction Management (OCM) Dalam hal ini pemilik mengembangkan bagian

manajemen konstruksi profesional yang bertanggungjawab terhadap manajemen proyek yang

dilaksanakan

4. Guaranted Maximum Price Construction Management (GMPCM) Konsultan ini bertindak

lebih kearah kontraktor umum daripada sebagai wakil pemilik.Disini konsultan GMPCM tidak

melakukan pekerjaan konstruksi tetapi bertanggungjawab kepada pemilik mengenai waktu, biaya

dan mutu. Jadi dalam Surat Perjanjian Kerja/ Kontrak konsultan GMPCM tipe ini bertindak

sebagai pemberi kerja terhadap para kontraktor (sub kontraktor).


ETIKA PROFESI TEKNIK

PERTEMUAN 12

12.1 Jenis Profesi Bidang Teknik

Profresi Bidang Teknik :

a. Teknik Sipil

b. Profesi dibidang teknik informatika

 Sistem analyst

 Software engineer

 Network Engineer

 Application Developer

 Sistem Informasi

 Konsultan IT

 IT Trainer

c. Profesi dibidang teknik mesin

d. Profesi dibidang teknik industri

 Sistem manufaktur

 Bidang keahlian manajamen industry

 Bidang keahlian sistem industri dan tekno ekonomi

e. Profesi Bidang Teknik Elektro

 Bidang perminyakan dan petambangan

 Bidang telekomunikasi

 Bidang kelistrikan
ETIKA PROFESI TEKNIK

 Bidang manufaktur

PERTEMUAN 13

13.1 Perlindungan Konsumen

13.1.1. Pengertian Perlindungan

Konsumen Dalam berbagai literatur ditemukan sekurang-kurangnya dua istilah mengenai

hukum yang mempersoalkan konsumen, yaitu “hukum konsumen” dan “hukum perlindungan

konsumen”. Istilah “hukum konsumen” dan “hukum perlindungan konsumen” sudah sangat

sering terdengar. Namun, belum jelas benar apa saja yang masuk ke dalam materi keduanya.

Juga, apakah kedua “cabang” hukum itu identik.

Karena posisi konsumen yang lemah maka ia harus dilindungi oleh hukum. Salah satu

sifat sekaligus tujuan hukum adalah memberikan perlindungan (pengayoman) kepada

masyarakat. Jadi, sebenarnya hukum konsumen dan hukum perlindungan konsumen adalah dua

bidang hukum yang sulit dipisahkan dan ditarik batasnya. Pengertian perlindungan konsumen

menurut Az. Nasution dijelaskan bahwa kedua istilah itu berbeda, yaitu bahwa hukum

perlindungan konsumen adalah bagian dari hukum konsumen. Hukum konsumen adalah

keseluruhan asas-asas dan kaidahkaidah yang mnengatur hubungan dan masalah antara berbagai

pihak satu sama lain berkaitan dengan barang dan atau jasa konsumen di dalam pergaulan hidup.

Sedangkan hukum perlindungan konsumen diartikan sebagai keseluruhan asas-asas dan kaidah-

kaidah hukum yang mengatur dan melindungi konsumen dalam hubungan dan masalahnya

dengan para penyedia barang dan atau jasa konsumen Lebih lanjut mengenai definisinya Az.

Nasution menjelaskan sebagai berikut: Hukum konsumen pada pokoknya lebih berperan dalam

hubungan dan masalah konsumen yang kondisi para pihaknya berimbang dalam kedudukan

sosial ekonomi, daya saing, maupun tingkat pendidikan.


ETIKA PROFESI TEKNIK

Rasionya adalah sekalipun tidak selalu tepat, bagi mereka masing-masing lebih mampu

mempertahankan dan menegakkan hak-hak mereka yang sah. Hukum perlindungan konsumen

dibutuhkan apabila kondisi pihakpihak yang mengadakan hubungan hukum atau bermasalah

dalam masyarakat itu tidak seimbang. Pada dasarnya baik hukum konsumen maupun hukum

perlindungan konsumen membicarakan hal yang sama, yaitu kepentingan hukum (hak-hak)

konsumen.

Berdasarkan Undang-Undang Perlindungan Konsumen menyatakan secara tegas bahwa

hak-hak konsumen sebagai berikut :

a. Hak atas keamanan, kenyamanan dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang atau

jasa;

b. Hak untuk memilih dan mendapatkan barang sesuai dengan nilai tukar, kondisi serta

jaminan yang dijanjikan;

c. Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang

atau jasa;

d. Hak untuk didengarkan pendapat, keluhan atas barang yang digunakan;

e. Hak untuk dapat digunakan advokasi, perlindungan dan upaya penyelesaian sengketa

konsumen secara patut;

f. Hak untuk mendapatkan pembinaan dan pendidikan konsumen;

g. Hak untuk diperlakukan secara jujur tanpa diskriminatif;

h. Hak untuk mendapatkan konpensasi ganti rugi atau pergantian barang jika barang tidak

sesuai dan tidak sebagaimana mestinya;

i. Hak lainnya yang diatur dalam peraturan perundang-undangan lainnya. Hukum

perlindungan konsumen atau hukum konsumen dapat diartikan sebagai keseluruhan peraturan

hukum yang mengatur hak-hak dan kewajiban-kewajiban konsumen dan produsen yang timbul

dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhannya.

Kata keseluruhan dimaksudkan untuk menggambarkan bahwa di dalamnya termasuk

seluruh pembedaan hukum menurut jenisnya. Jadi termasuk di dalamnya baik aturan hukum
ETIKA PROFESI TEKNIK

perdata, pidana, admininstrasi negara maupun hukum internasional. Sedangkan cakupannya

adalah hak dan kewajiban serta cara-cara pemenuhannya dalam usahanya untuk memenuhi

kebutuhannya, yaitu bagi konsumen mulai dari usaha untuk mendapatkan kebutuhannya dari

produsen, meliputi: informasi, memilih, harga sampai pada akibat-akibat yang timbul karena

pengguna kebutuhan itu, misalnya untuk mendapatkan pengganti kerugian. Sedangkan bagi

produsen meliputi kewajiban yang berkaitan dengan produksi, penyimpanan, peredaran dan

perdagangan produk, serta akibat dari pemakaian produk itu.

Dengan demikian jika perlindungan konsumen diartikan sebagai segala upaya yang

menjamin adanya kepastian pemenuhan hak-hak konsumen sebagai wujud perlindungan kepada

konsumen, maka hukum perlindungan konsumen tiada lain adalah hukum yang mengatur upaya-

upaya untuk menjamin terwujudnya perlindungan hukum terhadap kepentingan konsumen. Pasal

1 angka 1 Undang- 27 Undang Nomor 8 Tahun 1999 memberi pengertian perlindungan

konsumen sebagai segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberikan

perlindungan kepada konsumen.

Menurut Ali Mansyur kepentingan konsumen dapat dibagi menjadi empat macam

kepentingan yaitu sebagai berikut:

1) Kepentingan fisik Kepentingan fisik berkenaan dengan badan atau tubuh yang

berkaitan dengan keamanan dan keselamatan tubuh dan jiwa dalam penggunaan barang dan/atau

jasa. Kepentingan fisik ini juga berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan jiwa. Kepentingan

fisik konsumen ini harus diperhatikan oleh pelaku usaha.

2) Kepentingan sosial dan lingkungan Kepentingan sosial dan lingkungan konsumen

adalah terwujudnya keinginan konsumen untuk memperoleh hasil yang optimal dari penggunaan

sumbersumber ekonomi mereka dalam mendapatkan barang dan jasa yang merupakan kebutuhan

hidup, sehingga konsumen memerlukan informasi yang benar mengenai produk yang mereka

konsumsi sebab jika tidak maka akan terjadi gejolak sosial apabila konsumen mengkonsumsi

produk yang tidak aman.


ETIKA PROFESI TEKNIK

3) Kepentingan ekonomi Kepentingan ekonomi para pelaku usaha untuk mendapatkan

laba yang sebesar-besarnya adalah sesuatu yang wajar, akan tetapi daya beli konsumen juga

harus dipertimbangkan dalam artian pelaku usaha jangan memikirkan keuntungan semata tanpa

merinci biaya riil produksi atas suatu produk yang dihasilkan.

4) Kepentingan perlindungan hukum Kepentingan hukum konsumen adalah akses

terhadap keadilan (acces to justice), konsumen berhak untuk dilindungi dari perlakuan-

perrlakuan pelaku usaha yang merugikan.

13.1.2 Tujuan Perlindungan Konsumen

Dalam setiap Undang-Undang yang dibuat pembentuk Undang-Undang, biasanya dikenal

sejumlah asas atau prinsip yang mendasari diterbitkannya Undang-Undang tersebut. Asas-asas

hukum merupakan fondasi suatu Undang-Undang dan peraturan pelaksananya.36 Sudikno

Mertokusomo memberikan ulasan asas hukum sebagai berikut: “Bahwa asas hukum bukan

merupakan hukum kongrit, melainkan merupakan pikiran dasar yang umum dan abstrak, atau

merupakan latar belakang peraturan yang kongkrit yang terdapat dalam dan di belakang setiap

sistem hukum yang terjelma dalam peraturan perundang-undangan dan putusan hakim yang

merupakan hukum positif dan dapat diketemukan dengan mencari sifat-sifat atau ciri-ciri yang

umum dalam peraturan kongkrit tersebut. Sejalan dengan pendapat Sudikno tersebut, Satjipto

Rahardjo berpendapat bahwa asas hukum bukan merupakan peraturan hukum, namun tidak

hukum yang bisa dipahami tanpa mengetahui asas-asas hukum yang ada didalamnya, asas-asas

hukum memberi makna etis kepada setiap peraturan-peraturan hukum serta tata hukum.

Di dalam usaha memberikan perlindungan hukum terhadap konsumen, terdapat beberapa

asas yang terkandung di dalamnya. Perlindungan konsumen dilakukan sebagai bentuk usaha

bersama antara masyarakat (konsumen), pelaku usaha dan Pemerintah sebagai pembentuk

peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan Perlindungan Konsumen, hal ini

terkandung dalam ketentuan Pasal 2 UUPK. Kelima asas tersebut adalah:

a. Asas manfaat Asas manfaat dimaksudkan untuk mengamanatkan bahwa segala upaya

dalam penyelenggaraan perlindungan konsumen harus memberikan manfaat sebesarbesarnya


ETIKA PROFESI TEKNIK

bagi kepentingan konsumen dan pelaku usaha secara keseluruhan. Asas ini menghendaki bahwa

pengaturan dan penegakan hukum perlindungan konsumen tidak dimaksudkan untuk

menempatkan salah satu pihak diatas pihak yang lain atau sebaliknya, tetapi adalah untuk

memberikan kepada masingmasing pihak, pelaku usaha (produsen) dan konsumen, apa yang

menjadi haknya. Dengan demikian diharapkan bahwa pengaturan dan penegakan hukum

perlindungan konsumen bermanfaat bagi seluruh lapisan masyarakat dan pada gilirannya

bermanfaat bagi kehidupan berbangsa.

b. Asas keadilan Asas keadilan dimaksudkan agar partisipasi seluruh rakyat dapat

diwujudkan secara maksimal dan memberikan kesempatan kepada konsumen daan pelaku usaha

untuk memperoleh haknya dan melaksanakan kewajibannya secara adil. Asas ini menghendaki

bahwa pengaturan dan penegakan hukum perlindungan konsumen ini, konsumen dan pelaku

usaha (produsen) dapat berlaku adil melalui perolehan hak dan penunaian kewajiban secara

seimbang. Karena itu UUPK mengatur sejumlah hak dan kewajiban konsumen dan pelaku usaha.

c. Asas keseimbangan Asas keseimbangan dimaksudkan untuk memberikan

keseimbangan antara kepentingan konsumen, pelaku usaha, dan pemerintah dalam arti materiil

ataupun spiritual. Asas ini menghendaki agar konsumen, pelaku usaha (produsen), dan

pemerintah memperoleh manfaat yang seimbang dari pengaturan dan penegakan hukum

perlindungan konsumen. Kepentingan antara konsumen, pelaku usaha (produsen) dan

pemerintah diatur dan harus diwujudkan secara seimbang sesuai dengan hak dan kewajibannya

masing-masing dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Tidak ada salah satu pihak yang

mendapat perlindungan atas kepentingannya yang lebih besar dari pihak lain sebagai komponen

bangsa dan negara.

d. Asas keamanan dan keselamatan konsumen Asas ini dimaksudkan untuk memberikan

jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada konsumen dalam penggunaan, pemakaian dan

pemanfaatan barang dan/atau jasa yang dikonsumsi atau digunakan. Asas ini menghendaki

adanya jaminan hukum bahwa konsumen akan memperoleh manfaat dari produk yang
ETIKA PROFESI TEKNIK

dikonsumsi/dipakainya, dan sebaliknya bahwa produk itu tidak akan mengancam ketentraman

dan keselamatan jiwa dan harta bendanya

e. Asas kepastian hukum Asas ini dimaksudkan agar baik pelaku usaha maupun

konsumen menaati hukum dan memperoleh keadilan dalam penyelenggaraan perlindungan

konsumen, serta negara menjamin kepastian hukum. Artinya Undang-Undang ini mengharapkan

bahwa aturan-aturan tentang hak dan kewajiban yang terkandung di dalam Undang-Undang ini

harus diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga masing-masing pihak memperoleh

keadilan. Oleh karena itu, negara bertugas dan menjamin terlaksananya Undang-Undang ini

sesuai dengan bunyinya. Memperhatikan substansi Pasal 2 UUPK demikian pula penjelasannya,

tampak bahwa perumusannya mengacu pada filosofi pembangunan nasional yaitu pembangunan

manusia Indonesia seutuhnya yang berlandasakan pada falsafah Negara Republik Indonesia.

Keseimbangan perlindungan antara pelaku usaha dan konsumen menampakkan fungsi

hukum yang menurut roscoe pound sebagai sarana pengendalian hidup bermasyarakat dengan

menyeimbangkan kepentingan-kepentingan yang ada dalam masyarakat atau dengan kata lain

sebagai sarana kontrol sosial. Keseimbangan perlindungan hukum terhadap pelaku usaha dan

konsumen tidak terlepas dari adanya pengaturan tentang hubungan-hubungan hukum yang terjadi

antara para pihak.


ETIKA PROFESI TEKNIK

PERTEMUAN 14

14.1 Monopoli dan Kebijakan Pemerintah

14.1.1 Pengertian Monopoli

Secara etimologi, kata monopoli berasal dari kata Yunani ‘monos’ yang berarti sendiri
dan ‘Polein’ yang berarti penjual. Dari akar kata tersebut secara sederhana orang memberi
pengertian monopoli sebagai suatu kondisi di mana hanya ada satu penjual yang menawarkan
suatu barang atau jasa tertentu. Jadi pasar monopoli adalah suatu bentuk pasar dimana hanya ada
satu perusahaan yang menjual produk atau komoditas tertentu barang yang dihasilkan tidak
mempunyai pengganti yang mirip. Hal yang sama juga dikatakan oleh Sony Keraf bahwa
monopoli adalah suatu situasi dalam pasar di mana hanya ada satu atau segelintir perusahaan
yang menjual produk atau komoditas tertentu yang tidak punya pengganti yang mirip. Dia
melanjutkan bahwa karena kekhasan dari produk tersebut membuat perusahaan atau industri lain
sulit untuk bersaing.

Tati Suhartati dan Fatthorozi dalam buku Teori Ekonomi Mikro mengatakan, pasar
monopoli adalah suatu model pasar yang mempunyai ciri dimana hanya terdapat satu penjual di
pasar, output yang dihasilkan oleh produsen bersifat lain daripada yang lain (unique), tidak
mempunyai barang pengganti yang sangat dekat dan ada rintangan bagi produsen lain untuk
memasuki pasar.2 Dengan demikian, pasar monopoli merupakan pasar yang hanya memiliki satu
penjual dan menghasilkan komoditas barang atau jasa yang tidak mempunyai barang atau jasa
pengganti yang mirip atau dekat.

Pada 5 Maret tahun 1999 Pemerintah Indonesia mengeluarkan Undangundang N0. 5


tahun 1999, tentang larangan Monopoli dan persaingan usaha tidak sehat, dan pada pasal 1
disebutkan bahwa monopoli adalah “Penguasaan atas produksi dan atau pemasaran barang atau
atas penggunaan jasa tertentu oleh suatu pelaku atau suatu kelompok pelaku usaha”.
Pendefinisian ini tidak berbeda jauh dengan apa yang dikatakan oleh dua penjelasan di atas.

1. Ciri Pasar Monopoli Melalui beberapa pengertian di atas kita tahu ciri-ciri pasar
monopoli. Akan tetapi sangat penting untuk mengenal ciri-ciri pasar monopoli secara
lebih rinci. Sadono Sukino dalam buku “Mikro Ekonomi Teori Pengantar” memberi
beberapa ciri pasar monopoli, sebagai berikut :
a) Pasar monopoli adalah industri satu perusahaan Beberapa industri dimiliki oleh satu
perusahaan saja. Barang atau komoditas yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut
merupakan unik dan tidak dimiliki oleh yang lain. Para pembeli tidak memiliki pilihan
ETIKA PROFESI TEKNIK

untuk membeli barang lain. Dalam hal ini, para pembeli tidak apat bernegoisasi.
Barangkali yang menjadi contoh adalah perusahaan Unilever yang di dalamnya meliputi
beberapa industri, MNC TV meliputi beberapa stasiun TV, dll.
b) Tidak mempunyai barang pengganti yang mirip Barang yang dihasilkan oleh
perusahaan tersebut tidak dimiliki oleh perusahaan lain, sehingga dalam pasar orang tidak
mempunyai pilihan untuk memilih barang atau komoditas yang lain sebagai pengganti
barang tersebut. Barang atau komuditas yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut
merupakan satu-satunya. Dalam pasar tidak ada barang yang mirip atau dekat dengan
barang atau komoditas yang dihasilkan oleh perusahaan tertentu untuk menggantikan
barang tersebut.
c) Tidak terdapat kemungkinan untuk masuk ke dalam industri Ada beberapa bentuk
hambatan yang masuk ke dalam pasar monopoli. Ada yang bersifat legal, yaitu di batasi
oleh undang-undang, ada yang bersifat teknologi, yaitu teknologi yang digunakan sangat
canggih dan tidak mudah di contoh. Ada pula yang bersifat keuangan.
d) Dapat mempengaruhi penentuan harga Oleh karena perusahaan monopoli merupakan
satu-satunya penjual di dalam pasar, maka penentuan harga dapat dikuasainya. Dalam hal
ini perusahaan monopoli dilihat sebagai penentu harga pasar.

14.1.2 Faktor Penyebab

Praktek monopoli dalam pasar bebas tidak terlepas entah dari peran perusahaan atau industri
maupun dari negara, yang dalam hal ini adalah sistem politik yang dianut. Sebagaimana
dikatakan oleh Sony Keraf, suatu pasar dapat dikatakan sebagai pasar bebas yang etis dan
bermoral tidak bisa lepas dari peran sistem sosial-politik yang berjalan di suatu negara. Sistem
sosial-politik yang baik dapat memberi pengaruh terhadap pasar yang baik. Maka dari itu
praktek-praktek monopoli dapat disebabkan, baik oleh perusahaan maupun karena
kebijakankebijakan yang tidak bijaksana, yang dibuat oleh pemerintah.

Masyhuri dalam buku “Ekonomi Mikro” dan Sadono Sukirno dalam buku “Mikro
Ekonomi Teori Pengantar” menyebutkan beberapa penyebab adanya monopoli. Sebab-sebab
tersebut adalah:

a) Adanya hak paten atau hak cipta.

b) Adanya hak yang diberikan pemerintah (peraturan), misalnya perusahaan listrik,


telepon, dan sebagainya.

c) Perusahaan monopoli mempunyai suatu sumber daya tertentu yang unik dan tidak
dimiliki oleh perusahaan lain.

Selain beberapa hal di atas, faktor penyebab dari adanya pasar monopoli adalah apa yang
disebut Sony Keraf sebagai monopoli alamiah dan artifisial. Monopoli ilmiah merupakan sistem
yang lahir dari mekanisme murni dalam pasar. Artinya, monopoli lahir secara wajar karena
kondisi objektif yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Perusahaan dalam hal ini unggul dan tanpa
bisa ditandingi dan dikalahkan secara memadai oleh pasar lain. Misalnya kita kenal dengan
perusahaan unilever dan Nipon Paint (Cat). Kedua perusahaan ini sangat dikenal oleh
masyarakat dan masyarakat sudah mengetahui kualitas barang-barang yang ada. Sulit sekali bagi
perusahaan lain untuk menyaingi kedua perusahaan tersebut. Contoh lain adalah perusahaan
ETIKA PROFESI TEKNIK

Apple, Xiaomi, Samsung, Oppo. Beberapa perusahaan ini merupakan penguasa pasar eletronik
yang sudah menguasai pasar. Pasar dalam hal ini adalah pembeli tidak mempunyai pilihan lain
dalam membeli barang-barang eletronik yang bermutu.

Beberapa perusahaan telah menjadi terkanal dan pada umumnya sudah dikenal oleh
masyarakat. Monopoli artifisial adalah monopoli yang lahir dari persekongkolan atau kolusi
politis dan ekonomi antara pengusaha dan penguasa demi melindungi kepentingan kelompok
pengusaha tersebut. Pemerintah dan aparatnya membuat kebijakan-kebijakan, undang-undang
atau peraturan-peraturan demi kepentingan suatu perusahaan. Untuk mengerti lebih dalam
mengenai monopoli alamiah dan artifisial, baiklah kita lihat macam-macam monopoli.
ETIKA PROFESI TEKNIK

PERTEMUAN 15

TUGAS
ETIKA PROFESI TEKNIK

PERTEMUAN 16

UAS / Evaluasi Akhir Semester: melakukan validasi penilaian akhir dan menentukan kelulusan

mahasiswa

Anda mungkin juga menyukai