Anda di halaman 1dari 24

Nama : Nyoman Adinda Triana Putri Parta

NIM : 2208551066
Kelas :B
Prodi : S1 Farmasi
Hari/tanggal : Kamis, 9 Maret 2023

TUGAS RESUME UUEK 2


Etika, Moral, Hukum, dan Etika Profesi Farmasi

Etika dan Moralitas


Sistem nilai atau norma adalah bagaimana manusia harus hidup baik. Dan berkaitan dengan
adat kebiasaan dan perilaku yang ajeg dan berulang. Sedangkan moral merujuk kepada cara
berfikir, dan bagaimana mereka harus bertindak. Perbedaan antara, moral dengan etika:
1. Etika
a. Etika menyangkut perbuatan manusia
b. Etika menunjukkan cara yang tepat artinya cara yang diharapkan serta
ditentukan dalam sebuah kalangan tertentu.
c. Etika hanya berlaku untuk pergaulan.
d. Etika bersifat relatif. Hal yang dianggap tidak sopan dalam sebuah
kebudayaan, dapat saja dianggap sopan dalam kebudayaan lain.
2. Moral
a. Moral tidak terbatas pada cara melakukan sebuah perbuatan, moral memberi
norma tentang perbuatan itu sendiri
b. Moral menyangkut masalah apakah sebuah perbuatan boleh dilakukan atau
tidak boleh dilakukan
c. Moral selalu berlaku walaupun tidak ada orang lain.
d. Moral bersifat absolut. Perintah seperti "jangan berbohong" , "jangan mencuri"
merupakan prinsip moral yang tidak dapat ditawar-tawar.
3. Etika dan Hukum
Persamaannya : mempunyai tujuan sosial yang sama yakni menghendaki agar
manusia melakukan perbuatan yang baik dan benar.
Perbedaannya: etika ditujukan kepada sikap batin manusia, dan sanksinya dari
kelompok masyarakat profesi itu sendiri. Hukum ditujukan pada sikap lahir manusia,
membebani manusia dengan hak dan kewaiiban. bersifat memaksa, sanksinya tegas
dan konkret yang dilaksanakan melalui wewenang penguasa/pemerintah.
a. Etika
1) Berlaku untuk lingkungan kelompok /profesi;
2) Disusun berdasarkan kesepakatan anggota kelompok/profesi;
3) Tidak seluruhnya tertulis dengan pasal-pasal;
4) Sanksi terhadap pelanggaran berupa tuntunan dan sanksi organisasi;
5) Pelanggaran diselesaikan ole Majelis Etika (MPEAD dan MPEA);
6) Penyelesaian pelanggaran seringkali tidak diperlukan/disertai bukti fisik.
b. Hukum
1) Berlaku untuk umum;
2) Disusun oleh badan pemerintah;
3) Tercantum secara rinci di dalam kitab UU dengan pasal-pasal, termasuk sanksi
terhadap pelanggaran;
4) Sanksi terhadap pelanggaran berupa tuntutan, baik perdata maupun pidana;
5) Pelanggaran diselesaikan melalui pengadilan atau sanksi administrasi;
6) Penyelesaian pelanggaran memerlukan bukti fisik.

Etika secara umum berasal dari kata etos yang berarti mengatur kode etik masyarakat dan
bisa dimengerti dengan berbagai kata. kemudian ada juga etika profesi yang bisa dipahami
sebagai kode etik yang mengatur tentang suatu profesi.
- etika berasal dari kata ethos (jamak : ta etha) yang artinya adat kebiasaan.
- moral berasal dari kata mos (jamak : mores) yang berarti kebiasaan, adat istiadat
- etika : adat istiadat dari suatu kebiasaan, dari suatu masyarakat atau entitas tertentu
ETIKA
- kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos (bhs yunani) yang berarti karakter, watak
kesusilaan atau adat istiadat
- menurut martin (1993) etika didefinisikan sebagai “the discipline which can act as the
performance index or reference for our control system” yang berarti etika adalah suatu
adat istiadat kebiasaan yang mengatur indeks kinerja dari suatu asosiasi atau entitas
masyarakat, atau sebagai suatu control reference bagaimana dijalankan adat istiadat
tersebut.
- berkembang dlm kbbi, yaitu ilmu baik buruk tentang hak dan kewajiban moral.
- kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak
- nilai mengenai benar atau salah yang dianut masyarakat
- “dimana bumi diinjak, disana langit dijunjung” setiap daerah punya etika dan kode
etik tertentu terhadap baik atau buruknya suatu kebiasaan masyarakat di daerah
tersebut
ETIKA DAN MORAL
Moral (latin)
- morales, mos, moris, adat, istiadat, kebiasaan, cara, tingkah laku
- tabiat, watak, akhlak, cara hidup
Etika (yunani)
- ethicos, ethos-adat kebiasaan, praktek
merupakan hati nurani & penilaian (judgement) kegiatan praktis seseorang

KAIDAH-KAIDAH DASAR MORAL


- beneficence & non maleficence : keuntungan bersama dari suatu society
- respect for person : hormat dan menghargai setiap orang
- keadilan/justice
- budi pekerti
disalurkan melalui kegiatan-kegiatan :
- pendidikan
- penelitian & pengembangan
- pelayanan
FUNGSI ETIKA
etika berusaha memberi petunjuk untuk tiga jenis pertanyaan yang senantiasa kita
geluti :
1. apakah yang aku/kita lakukan dalam situasi konkrit yang tengah dihadapi?
2. bagaimana kita akan mengatur pola koeksistensi kita dengan orang lain?
3. akan menjadi manusia macam apa kita ini?
WUJUD DAN HASIL
- etika dapat berwujud pemikiran sistematis yang kritis tentang moralitas
- yang dihasilkan etika secara langsung bukan kebaikan, melainkan pengertian
yang mendasar dan kritis bagaiman adat kebiasaan itu dikerjakan
ETIKA DIBAGI MENJADI 2 :
1. etika umum : mengatur bagaimana masyarakat secara menyeluruh
2. etika khusus :
- individual
- institusional
- sosial
yang meliputi pada kajian
- filsafat : kajian, ilmu filsafat, moral dan morales
- praktek : pedoman & aturan baik & benar

SISTEMATIKA ETIKA
- etika : etika umum dan etika khusus
- etika umum bahas prinsip dasar moral, seperti pengertian etika dan fungsi etika
- etika khusus : etika individual dan etika sosial
- etika khusus menerapkan prinsip-prinsip dasar dari moral itu pada masing-masing
bidang kehidupan manusia

MORAL ETIKA ASAS ATURAN KODE ETIK PROFESI


1. ajaran moral : ajaran tentang bagaimana manusia harus hidup dan bertindak menjadi
manusia yang baik
2. moral : sistem nilai tentang perbuatan manusia yang dianggap baik/buruk,
benar/salah, pantas/tidak pantas
3. falsafah moral : mencari penjelasan, mengapa perbuatan tertentu dinilai baik/buruk,
benar/salah, pantas/tidak pantas
4. teori-teori etika : kerangka berpikir yang disusun oleh filsuf tertentu untuk memberi
pembenaran, mengapa suatu perbuatan dinilai baik dari pendekatan moral
5. asas-asas etika : asas-asas yang diturunkan dari teori-teori etika sebagai kaidah-kaidah
dasar moral bagi manusia
6. aturan-aturan etika : seperangkat norma atau pedoman untuk mengukur perbuatan,
berupa aturan dan larangan yang didasarkan pada asas-asas etika
7. kode etik profesi : seperangkat aturan etika yang khusus berlaku untuk semua anggota
asosiasi profesi terntentu, sebagai konsensus bersama, yang memuat aturan dan
larangan yang wajib ditaati oleh semua anggota dalam menjalankan profesi
Asas-asas etika medis tradisional asas-asas etika medis kontemporer

beneficence (entails promoting the menghormati otonomi pasien, universal


well-being of others) human right UN, HAM

non maleficence (primum non nocere) keadilan/justice


(intention to avoid harming or injuring
others)

menghormati hidup manusia berkata benar/truth telling/veracity

konfidensialitas

kejujuran (veracity)

tidak mementingkan diri

budi pekerti tingkah laku luhur

ETIKA PROFESI
merupakan pemikiran kristis rasional tentang kewajiban dan tanggung jawab
seseorang atau sekelompok orang sebagai pemegang profesi tertentu
KODE ETIK
- untuk menjamin pelayanan terhadap masyarakat oleh profesi tertentu diperlukan kode
etik
- kode etik adalah prinsip-prinsip yang wajib ditegakkan oleh anggota dari komunitas
profesi tertentu
- kode etik disusun oleh wakil-wakil yang duduk dalam asosiasi profesi tertentu
KODE ETIK PROFESI
- idealnya disusun oleh profesi itu sendiri, dengan melibatkan orang-orang yang
memahami seluk beluk profesi tersebut dan para ahli etika, dan dengan didukung oleh
organisasi profesi yang solid
SANKSI ATAS PELANGGARAN KODE ETIK
- pada umumnya identik dengan sanksi terhadap pelanggaran norma-norma agama,
kesusilaan, atau sopan santun
ARTI PENTING ORGANISASI PROFESI
- secara intern, organisasi profesi dapat memberikan sanksi yang telah disepakati
bersama kepada anggota yang melanggar
- organisasi yang solid memungkinkan untuk mengambil tindakan atas pelangaran yang
dilakukan oleh penyandang profesi yang bersangkutan
- contoh : pada IAI, ada komisi etik disiplin apoteker indonesia baik yang dipusat atau
provinsi, dan lain-lain
KODE ETIK DAN NORMA HUKUM
- jika pelanggaran yang terjadi tidak lagi sekedar berkaitan dengan kode etik, tetapi
sudah memsuki wilayah norma hukum, maka pemberian sanksinya, di samping oleh
organisasi profesi yang bersangkutan (seperti pemecatan keanggotaan), juga harus
diserahkan kepada negara
LAW
- law is a body of rules for human conduct within a community enforced by the
external power for order and justice
- moral is a body of rules for human conduct within a community enforced by internal
power for order and justice
- internal dan eksternal kawin jadi suatu kekuatan
ETIKA & HUKUM
1. hukum menurut standar moral yang minimal → larangan-larangan
etika menurut standar moral yang tertinggi → larangan-larangan dan hal-hal yang
positif dokter kepada pasiennya
2. perbuatan seorang yang profesional
a. etis dan legal
b. etis tidak legal : tidak ada kriteria etis melanggar hukum
c. tidak etis dan legal : dokter/apoteker mengiklankan diri contoh : bermedsos
d. tak etis dan tidak legal : dokter membuat tagihan palsu kepada perusahaan
asuransi beaya pengobatan & perawatan
contoh : keputusan medis ada di profesi, keputusan etis ada di keluarga
HUKUM
MORAL DAN HUKUM
Hukum merupakan produk kehendak manusia, teori mengenai manusia berasal dari
keberadaan manusia itu sendiri secara kodratnya menginginkan kebebasan bertindak dan
berorientasi hidup, sehingga dengan kebebasan membuat manusia kadangkala menghalalkan
segala cara untuk mendapatkan apa yang ia ingginkan, bahkan saling mencederai martabat
sesama manusia demi apa yang a inginkan. Dengan demikian diperlukannya hukum yang
mampu membawa manusia kembali pada peradapannya menuju kehidupan yang harmoni
diantara kebebasan dan keinginan natural kedihupannya. Di era digital modern seperti sat ini
dimana manusia telah berkembang dalam ilmu dan teknologi maka terjadi kemerosotan nilai
dengn kembalinya keera primitive saling menguasai dan membinasakan sesama. Hal ini
sedikit membuat krisis moralitas dalam dunia hukum kita terutama peran dan fungi sebagai
aparat penegak hukum, dan para pengambil kebijakan, orang-orang in seharusya sebagai role
model malah justru berakrobat, mengakali proses hukum, untuk kepentingan politik atau
kelompoknya. Disatu sis manusia mengklaim dirinya adalah mahluk paling bermoral yang
mengemban tugas untuk membangun negerinya, disisi lain ketika berbicara keinginan pribadi
mahluk yang namanya manusia in mengikis sendiri nilai nilai morallitas untuk meraihnya.
Disinilah moralitas dipertanyakan terutama dalam moralitas berhukum.
Kejadian terkini ditanah air berupa rentetan kasus Operasi Tangkap Tangan (OTT)
yang dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kepada para penegak hukum dan
para pejabat daerah : salah satu nya kasus Bupati Kabupaten Bengkayang, Hakim Tipikor
yang terkena suap, Jual beli jabatan yang dilakukan ole seorang Mentri, Terpidana koruptor
menyuap Kepala Lembaga Pemasyarakatan bahkan ratusan kasus lain yang melibatkan aparat
penegak hukum dan Pejabat Publik negeri ini. Ini menjadi bukti betapa setriusnya persoalan
ketika moral absen dalam hukum.
Korupsi dan Suap menyuap dalam dunia hukum bukan lagi masalah every man's need
melainkan every man's greed sebagaimana ungkapan Mahatma Gandhi karena lumpuhnya
pengekangan diri karena absennya moralitas. Hukum memerlukan Moralitas sebagaimana
yang di ungkapkan Bernart L. Tanya dalam bukunya Moralitas Hukum. Hukum dapat
melakukan tugasnya apabila dapat berefleksi secara proporsional bagaimana hukum
seharusyabersifat dan bertugas apabila dilandasi dengan moral.
Beberapa tori tentang hukum seperti yang diaungkapkan para pakar Hukum dibawah ini:
1. Immanuel Kant:
Hukum adalah semua syarat dimana seseorang mempunyai kehendak bebas, sehingga
bisa menyesuaikan diri dengan kehendak bebas orang lain dan menaati peraturan
hukum mengenai kemerdekaan.
2. Mr. E.M. Meyers:
Hukum adalah aturan yang mengandung pertimbangan kesusilaan. Hukum ditujukan
kepada perilaku manusia dalam masyarakat yang menjadi pedoman bagi para
penguasa Negara dalam menjalankan tugas.
3. Bambang Sunggono:
Hukum adalah sebagai subordinasi atau produk dari kepentingan politik.
4. Leon Duguit:
Hukum adalah seperangkat aturan tingkah laku anggota masyarakat dimana aturan
tersebut harus ditaati oleh masyarakat sebagai jaminan dari kepentingan bersama.
Apabila dilanggar maka akan mendatangkan reaksi bersama terhadap pelanggar
hukum.
5. Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja:
Pengertian Hukum adalah keseluruhan kaidah seta semua asas yang mengatur
pergaulan hidup dalam masyarakat dan bertujuan untuk memelihara ketertiban sera
meliputi berbagai lembaga dan proses guna mewujudkan berlakunya kaidah sebagai
suatu kenyataan dalam masyarakat.
6. Soetandyo Wigjosoebroto:
Satjipto Raharjo:
Menyatakan bahwa tidak ada konsep tunggal tentang apa itu hukum. Karena
sebenarnya hukum terdiri dari 3 konsep, yaitu:
a. Hukum sebagai asas moralitas.
b. Hukum sebagai kaidah positif yang berlaku pada waktu dan tempat tertentu.
c. Hukum sebagai institusi yang riil dan fungsional dalam hidup bermasyarakat.
7. Satjipto Raharjo:
Hukum adalah karya manusia berupa norma-norma yang berisi petunjuk tingkah laku.
Hukum merupakan cerminan dari kehendak manusia mengenai bagaimana seharusya
masyakat dibina dan kemana masyarakat harus diarahkan. Pertama hukum harus
rekaman dari ide yang dipilih oleh masyarakat tempat hukum dibuat, ide tersebut
berupa ide tentang keadilan.
Dari beberapa teori hukum diatas merupakan pengertian yang menyesatkan kerena
dimulai dari konsep yang kurang tepat mengenai hakikat asasi manusia dan hukum yang
seakanakan hampa nilai. Manusia dianggap kumunitas materi seperti kadal yang berkaki dua
yang seolah-olah hanya tunduk pada Naluri atau insting sehingga di biarkan dalam logika
hukum rimba dengan siapa yang kuat dialah sebagai raja rimbanya. Jika harus ditertibkan
agar yang lemah tidak binasa, maka cukup dengan aturan yang sekeras mungkin agar
amnusia takut dan taat atau setidanya penguasa membuat aturan yang mengamankan
keselamatan masing-masing Individu supaya tidak saling memangsa dalam perang semua
versus semua. Ada Juga manusia yang mengandalkan kecerdikan dalam menghadapi "Si
mahluk liar," yang namanya manusia menurut Machiavelli dalam bukunya berjudul I Principe
( Sang Raja ) dengan cara menempuh mengelabui, maka si "Si mahluk liar" itu dapat di
jinakkan dan dikuasai.
Penguasa boleh memilih berbagai cara untuk menguasai "si Liar" dapat kendalikan
dan dikuasai misalnya dengan kekerasan, pembunuhan, pengkhianatan, penipuan. Dipagi hari
bepenampilan sebagai domba, disiang hari berpenampilan sebagai harimau, hal ini sah-sah
saja. Untuk membuat aturan demi aturan it sendiri maka aturan itulah sebagai ukuran segala
sesuatu: menjadi tertib, legal, pasti, dan terkontrol. Manusia sebagai mahluk yang liar tadi
harus tunduk terhadap aturan yang ada tapa syarat. la sebagai robot yang didepan aturan tapa
perlu mempertanyakan motif aturan itu dibuat, tapa perlu mempertanyakan nilai-nilai
aturannya apalagi kewajaran aturan tersebut, cukup melakukan saja apa yang diperintahkan,
hal inilah yang dilakukan para kaum legalis klasik.
Naturalisme dalam pemikiran diatas menimbulkan hal negative sehingga telah
menghilangkan nilai paling substantive dari manusi dan hukum, yaitu nilai-nilai yang di
ungkapkan oleh Theodore M.Steeman dalam Disertasinva di Harvard University tahun 1973
dengan judul "Religious pluralism And National Integration". Dengan menurunkan derajat
manusia aling rendah melalui seakanakan hanya seekor Homo, bukan Homo sapiens.
Seolah-olah hanya Binatang atau animal, bukan sebagai mahluk bermoral, hanya materi
bukan logos. Dengan demikian, hukum yang sejatinya merupakan tatanan khas manusia yang
sarat nilai hal in merupakan cara pandang Socrates pada jaman Yunani yang selalu
mengaitkan masalah negara dan hukum dengan aspek moral, yaitu keadilan. Dengan
diturunkan derajat manusia dengan melakukan perintah-perintah paksa hampa nilai. Hukum
kehilangan nilainya sebagai pedoman tentang yang baik, benar dan pantas yang di ungkapkan
Max Weber dalam bukunya The Theory of social and economic organization.
Ajaran hukum Kodrat ( Natural law) yang mengunggulkan supremasi moral,secara
akal sehat kita sulit menerima secara teori tentang kehampaan nilai dalam hukum. Hati kita
begitu terusik ketika aparat penegak hukum dan para elite politik menenggelamkan diri dalam
kubangan mafia hukum. Apa sebenarnya yang terjadi ? terjadilah pencideraan nilai-nilai,
terjadinya pengkhianatan norma-norma moral tugas. Sehingga terjadi Moral manusia dan
juga moral hukum yang terinjak-injak. Hukum adalah alat manusia , sebagai alat hukum
bukan merupakan tujuan pada dirinya sendiri. Hukum melayani manusia sebagai manusia.
Hukum melayani manusia yang punya Nurani dan Martabat. Hukum tidak harus berubah
meniadi etika, namu orang mash mengharapkan sesuatu yang bernilai dari hukum. Hukum
tidak harus menjadi agama namun orang mash berharap sesuatu yang mulia dari hukum.
Walaupun hukum tidak harus berubah menjadi ideologi namun orang mash berharap sesuatu
yang ideal dari hukum. Dengan demikian itulah yang menjadi jiwa hukum (Enima Legias)
dari suatu tatanan manusia. Minimal hukum dalam konteks sebagai kaidah manusia tidak
melangkahi kewajaran akal sehat. Tidak membolak balikan norma-norma moral. Tapa
menegasi prinsip-prinsip keadapan. Tidak harus kembali ke ajaran Socrates atau Plato,
idealisme nilai-nilai dalam hukum mash merupakan sesuatu yang fundamental.
Ajaran Kant menekankan pentingnya martabat manusia yang tidak dapat
ditawar-tawar yang merupakan induknya teori Kelsen. la mengungkapkan bahwa ada dua
norma yang mendasari prinsip ini: (1) Tiap manusia diperlakukan sesai martabatnya, ia harus
diperlakukan dalam segala hal sebagai subyek, bukan obyek (2) Orang harus bertindak
dengan dalil bahwa apa yang menjadi dasar tindakannya memang merupakan prinsip
semesta. Berdasarakan teori kan tersebuat bahwa yang menjadi prinsip teorinya adalah
keharusan memperlakukan manusai sebagai subjek dan tidak _ boleh menjadi objek. Gustav
Ranbruch meng-atakan memantrikan keadilan sebagai mahkota hukum. Keadilan adalah cita.
Hukum merupakan rangkaian nilai keadilan, kepastian dan ke"an-faatan dari sebuah tata nilai
kolektif. Lupen juga menekankan pentingnya keadilan. Keadilan menurut pandangannya
adalah sikap memperhatikan tugas dan kewajiban untuk mempertahankan dan
mengembangkan perikemanusian. Keindahan hukum sebagai tata nilai adalah pada
perjuangan untuk tetap melestarikan perikemanusian yang menegaskan bahwa hukum
diperuntukan bagi manusia sebagai mahluk yang luhur mulia, bukan semata-mata seonggok
materi. Dari kedua teori para ahli diatas Gustav Ranbruch dan Luypen lebih menekankan
pentingnya keadialan. Jadi hukum it sebagai alat, namun alat yang bebas nilai. Hukum
sebagai alat manusia yang sarat akan nilai-nilai sebab hukum melayani manusia yang sarat
nilai-nilai.
Hukum merupakan alat manusia yang sarat nilai, maka dengan kata lain bahwa
hukum adalah the art of value. Sebauah seni mempertahankan nilai-nilai dan atau
prinsip-prinsip. Dengan 4 alasan bahwa hukum dikatakan the art of value Karena:
1. Hukum adalah kaidah
Hukum merupakan dari pedoman yang mempunyai nilai dan mengandung
nilai, hukum sebagai kaidah lebih dari hanya sekedar aturan namun secara pragmatis
yang fungsinya untuk mengawasi dan mengendalikan. Hukum mempunyai sifat
normative dalam wujudnya sebab melibatkan juga rasionalitas nilai nilai yang di
ungkapan ole Max weber. Jadi hukum tidak hanya mengandung aturan-aturan saja dan
bagaimana mepertahankan hukum namun lebih dari it Aturan hukum harus dapat
dibenarkan melalui akal sehat dengan apakah hukum itu layak atau tidak, baik benar
hukum bernilai. Dengan konteks hukum adalah kaidah dengan menampilkan norma
yang benar baik dan bermanfaat sehingga dalam penanganan hukumpun diperlukan
keluhuran kaidah. Hukum harus ditangani secara bermoral.
2. Hukum Mengatur Manusia dan Nasib Manusia
Manusia adalah mahluk paling mulia yang di ciptakan oleh Tuhan yang Maha
Esa sehingga manusia hidup dengan peradapan yang tinggi, hal itu yang membedakan
manusia dengan mahluk-mahluk lain ciptaanNya. Sehingga manusia tidak boleh
diperlakukan secara semena-mena, maka hukumlah yang berfungsi disini sebagai alat
untuk mengatur manusia dituntut memiliki idealisme tentang keluruhan nilai dan
martabat manusia. Hukum harus mempunyai idealisme yang searah dengan nilai-nilai
kemanusian dan martabat manusia yang merupakan fundamental hukum.
3. Hukum Merupakan Instrumen Keadilan
Hukum Sebagai alat untuk mencapai keadilan, yang harus di utamakan oleh
hukum adalah berpegang pada norma-norma keadilan tapa idealisme norma-norma
keadilan hukum akan tidak peka sehingga dengan mudah mengabaikan keadilan,
persamaan, kejujuran dan lain-lain. Norma keadilan dalam hukum adalah unsur yang
paling pokok tapa itu maka akan hadirlah ketidakadilan yang paling nyata.
4. Hukum Mudah Dimanipulasi
Manipulasi hukum terbentang luas, karena hukum merupakan produk politik.
Dalam pengambilan keputusan menggunakan mengutamakan angka dan jumlah,
sehingga mudah menjadi jalan untuk memenangkan segala hal, proses inilah yang
menghancurkan republik dengan system Voting. Kebiasaan tawar menawar seperti
dagang sapi di Parlemen dilakukan, sehingga memunkinkan hal buruk terjadi dalam
hukum melalui penyusupan. Banyak peraturan perundang-undangan yang dibuat ole
lembaga yang berwenang kita dengan berisikan agenda-agenda yang tersembunyi
sehingga menimbulkan konflik semua unsur bangsa yang mengakibatkan kegaduhan
diberbagai bidang. Banyak nya peraturan perundang-undangan yang dibatalkan ole
Mahkamah Konstitusi melalui Judicial Review dan Tumpukan Perda yang dibatalkan
ole Depdagri merupakan contoh hukum di but berdasarkan Kepentingan yang
berke-pentingan bukan untuk kebutuhan.
Keberadaan Moral dalam hukum sangat diperlukan hingga saat ini. Kejadian
tragedi kemanusian memerlukan solusi hukum yang bermoral. Beberapa kejadian
yang menghebohkan dunia salah satunya mengenai Putusan Mahkamah Agung
Amerika yang mengintruksikan untuk mengakhiri diskriminasi terhadap kulit hitam,
piagam Magna Chart adalah sikap moral, kedua tragedi moral tersebut merupakan
absen nya moral dari hukum. Hukum yang bermoral adalah kebutuhan umat manusia.
Tapa hulum vang hermoral tidak terdapat masvarakat vang bisa berkembang dan
bertahan dalam kedamian dan keadilan. Menurut Bernard L Tanya dalam bukunya
Moralitas Hukum bahwa hukum yang bermoral adalah fondasi sekaligus perekat,
yang mencegah masyarakat dari disintegrasi yaitu hancur berkeping-keping. Dan
Bernard L Tanya menyatakan tidak mungkin ada kehidupan bersama yang manusiawi
tapa hukum yang bermartabat demikin ungkapan beliau didalam bukunya Penegakan
Hukum Dalam Terang Etika yang diterbitkan di Jogyakarta ole Genta Publising Tahun
2011.

Semboyan yang di keluarkan hukum kodrat yang dipelopori oleh Wolfgang


Friedman menyakatan " Tiada Hukum Tapa Moral " mash menggema hingga sat in,
Aliran Legal Positivism yang memprovokasi hukum kedap moral, Tidak member rasa
aman, pada manusia. Bayang - bayang penindasan, kebengisan, dan perlakuan
diskriminatif selalu menghantui manusia disaat hukum dibiarkan tanpa moralitas.
Seperti Kasus Setya Novanto sebagai Ketua DPR RI yang tekena kasus suap
Simulator SiM padaa tahun 2017 lalu manggkir dari panggilan KPK bahkan ia
mengajukan Praperadilan penetapannya sebagai tersangka, Selama proses Prapedilan
berjalan Setya Novanto jatuh sakit sehingga di rawat di Rumah Sakit Premier
Jatinegara Jakarta Timur dengan berbagai diagnosa penyakit mulai dari sakit ginjal,
diabetes, jantung, sampai tumor tenggorokan. Sehingga hakimpun mengabulkan
Praperadilan Setya Novato dan melepas statusnya sebagai tersangka. Penetapan Setya
Novanto kali kedua ole KPK secara paksa kali ini ia juga mangkir, keesokan
malamnya publik dihebohkan dengan kabar media terjadi tabrakan tragis yang
mengakibatkan Setya Novanto cedera. Setya Novato pun dilarikan ke Rumah Sakit
sang Dokter yang menangani kasus tersebut juga terseret hukum. Kasus ini
menerangkan bahwa. tenaga kesehatan yaitu peran dokter dalam penegakan hukum
kita.
Moralitas tidak hanya dibutuhkan aparat penegak hukum namun di butuhkan
seluruh profesi yang ada di muka bumi in untuk manjalankan Tugas dan fungi sebagai
palayan masyarakat salah satunya profesi kesehatan sebagai tenaga kesehatan.
Pengertian Tenaga Kesehatan Tenaga menurut Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang
mengabdikan dir dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau
ket-erampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu
memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Termasuk didalamnya
tenaga Medis. Tenaga medis menurut undang-Undang tersebut diatur dalam pasal 11
ayat 2 yang. termasuk tenaga kesehatan yang tergolong tenaga medis adalah terdiri
atas dokter, dokter gigi, dokter spesialis, dan dokter gigi spesialis. Standar praktik
kedokteran diatur tersendiri melalui Undang undang Republik Indonesia Nomor 29
Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran.

Yang menjadi latar belakang di terbitkannya Undang-Undang Republik


Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan dengan
mempertimbangkan beberapa ketentuan:
1. bahwa tenaga kesehatan memiliki peranan penting untuk meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan yang maksimal kepada masyarakat agar
masyarakat mampu untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup shat sehingga akan terwujud derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia
yang produktif secara sosial dan ekonomi seta sebagai salah satu unsur
kesejahteraan umum sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. bahwa kesehatan sebagai hak asasi manusia harus diwujudkan dalam bentuk
pemberian berbagai pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat melalui
penelenggaraan pembangunan kesehatan yang menyeluruh oleh emerintah,
Pemerintah Daerah, dan masyarakat secara terarah, terpadu dan
berkesinambungan, adil dan merata, serta aman, berkualitas, dan terjangkau
oleh masyarakat;
3. bahwa penelenggaraan upaya kesehatan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan
yang bertanggung jawab, yang memiliki etik dan moral yang tinggi, keahlian,
dan kewenangan yang secara terus menerus harus ditingkatkan mutunya
melalui pendidikan dan pelatihan berkelanjutan, sertifikasi, registrasi,
perizinan, seta pembinaan, pengawasan, dan pemantauan agar
penyelenggaraan upaya kesehatan memenuhi rasa keadilan dan
perikemanusiaan seta sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi kesehatan;
4. bahwa untuk memenuhi hak dan kebutuhan kesehatan setiap individu dan
masyarakat, untuk memeratakan pelayanan kese-hatan kepada seluruh
masyarakat, dan untuk memberikan pelindungan serta kepastian hukum
kepada tenaga kesehatan dan masyarakat penerima upaya pelayanan
kesehatan, perlu penga-turan mengenai tenaga kesehatan terkait dengan
perencanaan kebutuhan, pengadaan, pendayagunaan, pembinaan, dan
penga-wasan mutu tenaga kesehatan;
5. bahwa ketentuan mengenai tenaga kesehatan masih tersebar dalam berbagai
peraturan perundang-undangan dan belum menampung kebutuhan hukum
masyarakat sehingga perlu dibentuk undang-undang tersendiri yang mengatur
tenaga kese-hatan secara komprehensif;
6. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf
b, huruf c, huruf d, dan huruf e, perlu membentuk Undang-Undang tentang
Tenaga Kesehatan.

Berdasarkan uraian diatas bahwa setiap petugas medis dan para medis harus
memiliki asas-asas etika medis untuk menjalankan tugas sehari-hari dalam melayani
pasien antara lain:
1. Asas Menghormati Otonomi Pasien.
Otonomi secara mum adalah hak untuk memutuskan sendiri dalam
hal-hal yang menyangkut diri sendiri. Hak otonomi pasien adalah hak pasien
untuk mengambil keputusan dan menentukan sendiri tentang kesehatan,
kehidupan, dan malahan secara ekstrim tentang kemati-annya.
2. Asas Keadilan (Justice)
Keadilan adalah salah satu pilar utama dalam kehidupan demokrasi.
Asas keadilan lahir dari hak asasi manusia; setiap orang berhak untuk
mendapat pelayanan kesehatan yang adil, karena kesehatan adalah hak yang
sama bagi setiap warga negara. Hak ini dijamin dalam amendemen UUD
tahun 1945.
3. Asas Berkata Benar (Truth Telling, Veracity)
Salah satu ciri hubungan tenaga kesehatan/paramedik dengan pasien
merupakan hubungan kepercayaan. Tenaga kesehatan harus selalu berkata
benar tentang keadaan pasiennya begitu juga pasien salah satu hak pasien
adalah memberikan informasi tentang keadaaan dirinya dengan
sEenar-benarnya. Jangan sampai membuat keterangan yang bukan
sesungguhnya kondisi pasien demi kepentingan hukum.

SUMPAH/JANJI APOTEKER (PP No.20 Tahun 1962)


Demi Allah saya bersumpah/berjanji bahwa :
1. saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusiaan, terutama
dalam bidang kesehatan
2. saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena pekerjaan saya dan
keilmuan saya sebagai apoteker
3. sekalipun diancam, saya tidak akan mempergunakan pengetahuan kefarmasian saya
untuk sesuatu yang bertentangan dengan hukum perikemanusiaan
4. saya akan menjalankan tugas saya dengan sebaik-baiknya sesuai dengan martabat dan
tradisi luhur jabatan kefarmasian
5. dalam menunaikan kewajiban saya, saya akan berikthiar dengan sungguh-sungguh
supaya tidak terpengaruh oleh pertimbangan keagamaan, kebangsaan, kesukuan,
politik, kepartaian, atau kedudukan sosial
6. saya ikrarkan sumpah/janji ini dengan sungguh-sungguh dan dengan penuh
keinsyafan
PRAKTIK PROFESI APOTEKER
dalam melaksanakan praktek profesi harus selalu diingat bahwa praktek profesi apoteker
berlandaskan 3 pilar utama yaitu :
1. ilmu
2. etik
3. hukum

KODE ETIK APOTEKER INDONESIA


Keputusan Kongres Nasional XVII/2005
Nomor : 007/KONGRES XVII/ISFI/2005
Tanggal 18 Juni 2005
Tentang Kode Etik Apoteker Indonesia
● Mukadimah
○ bahwasanya seorang apoteker didalam menjalankan tugas kewajibannya serta
dalam mengamalkan keahliannya harus senantiasa mengharapkan bimbingan
dan keridhaan Tuhan Yang Maha Esa
○ apoteker didalam pengabdiannya kepada nusa dan bangsa serta didalam
mengamalkan keahliannya selalu berpegang teguh kepada sumpah/janji
apoteker
○ menyadari akan hal tersebut apoteker didalam pengabdia profesinya
berpedoman pada satu ikatan moral yaitu : kode etik apoteker indonesia
○ contoh implementasi-jabaran kode etik apoteker indonesia :
■ setiap apoteker dalam melakukan pengabdian dan pengalaman ilmunya
harus didasari oleh sebuah niat luhur untuk kepentingan makhluk lain
sesuai dengan tuntutan Tuhan Yang Maha Esa
■ sumpah dan janji apoteker adalah komitmen seorang apoteker yang
harus dijadikan landasan moral dalam pengabdian profesinya
■ kode etik sebagai kumpulan nilai0nilai atau prinsip harus diikuti oleh
apoteker sebagai pedoman dan petunjuk serta standar prilaku dalam
bertindak dan mengambil keputusan
● Kewajiban Umum (bab I, pasal 1 sd 8)
○ pasal 1 : setiap apoteker harus menjunjung tinggi, menghayati dan
mengamalkan sumpah apoteker
■ implementasi - jabaran kode etik :
sumpah/janji apoteker yang diucapkan seorang apoteker untuk dapat
diamalkan dalam pengabdiannya, harus dihayati dengan baik dan
dijadikan landasan moral dalam setiap tindakan dan prilaku.
dalam sumpah apoteker ada beberapa poin yang harus diperhatikan,
yaitu :
1. melaksanakan asuhan kefarmasian
2. merahasiakan kondisi pasien, resep dan medication record
untuk pasien
3. melaksanakan praktik profesi sesuai landasan praktik prodesi
yaitu ilmu, hukum dan etik
○ pasal 2 : setiap apoteker harus berusaha dengan sungguh-sungguh menghayati
dan mengamalkan kode etik apoteker indonesia
■ implementasi - jabaran kode etik :
kesungguhan dalam menghayati dan mengamalkan kode etik apoteker
Indonesia dinilai dari : ada tidaknya laporan masyarakat, ada tidaknya
laporan dari sejawat apoteker atau sejawat tenaga kesehatan lain, serta
tidak ada laporan dari sejawat apoteker atau sejawat tenaga kesehatan
lain, serta tidak ada laporan dari dinas kesehatan. pengaturan
pemberian sanksi ditetapkan dalam peraturan organisasi (PO)
○ pasal 3 : setiap apoteker harus senantiasa menjalankan profesinya sesuai
kompetensi Apoteker Indonesia serta selalu mengutamakan dan berpegang
teguh kepada prinsip kemanusiaan dalam melaksanakan kewajibannya
■ implementasi - jabaran kode etik :
1. setiap apoteker Indonesia harus mengerti, menghayati, dan
mengamalkan kompetensi sesuai dengan standar kompetensi
apoteker Indonesia. Kompetensi yang dimaksud adalah :
keterampilan, sikap, dan prilaku yang berdasarkan pada ilmu,
hukum, dan etik
2. ukuran kompetensi seorang apoteker dinilai lewat uji
kompetensi
3. kepentingan kemanusiaan harus menjadi pertimbangan utama
dalam setiap tindakan dan kepurusan seorang apoteker
Indonesia
4. bilamana suatu saat seorang apoteker dihadapkan kepada
konflik tanggung jawa professional, maka dari berbagai opsi
yang ada, seorang apoteker harus memilih resiko yang paling
kecil dan paling tepat untuk kepentingan pasien serta
masyarakat
○ pasal 4 setiap apoteker harus selalu aktif mengikuti perkembangan di bidang
kesehatan pada umumnya dan bidang farmasi pada khususnya
■ implementasi - jabaran kode etik :
1. seorang apoteker harus mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan profesioanlnya secara terus menerus
2. aktifitas seoranga poteker dalam mengikuti perkembangan di
bidang kesehatan, diukur dari nilai SKP yang diperoleh dari
hasil uji kompetensi
3. jumlah SKP minimal yang harus diperoleh apoteker ditetapkan
dalam peraturan organisasi
○ pasal 5 : didalam menjalankan tugasnya, setiap apoteker harus menjauhkan
diri dari usaha mencari keuntungan diri semata yang bertentangan dengan
martabat dan tradisi luhur jabatan kefarmasian
■ implementasi - jabaran kode etik :
1. seorang apoteker dalam tindakan profesionalnya harus
menghindari diri dari perbuatan yang akan merusak atau
seseirang ataupun merugikan orang lain
2. seorang apoteker dalam menjalankan tugasnya dapat
memperoleh imbalan dari pasien dan masyarakat atas jasa yang
diberikannya dengan tetap memegang teguh kepada prinsip
mendahulukan kepentingan pasien
3. besarnya jasa pelayanan ditetapkan dalam peraturan organisasi
○ pasal 6 : seorang apoteker harus berbudi luhur dan menjadi contoh yang baik
bagi orang lain
■ implementasi - jabaran kode etik :
1. seorang apoteker harus menjaga kepercayaan masyarakat atas
profesi yang disandangkan dengan jujur dan penuh integritas
2. seorang apoteker tidak akan menyalahgunakan kemampuan
profesionalnya kepada orang lain
3. seorang apoteker harus menjaga perilakunya dihadapan publik
○ pasal 7 : seorang apoteker harus menjadi sumber informasi sesuai dengan
profesinya
■ implementasi - jabaran kode etik :
1. seorang apoteker memberikan informasi kepada
pasien/masyarakat harus dengan cara yang mudah dimengerti
dan yakin bahwa infromasi tersebut harus sesuai, relevan, dan
“up to date”
2. sebelum memberikan informasi apoteker harus menggali
informasi yang dibutuhkan dari pasien ataupun orang yang
datang menemui apoteker mengenai pasien serta penyakitnya
3. seorang apoteker harus mampu berbagi informasi mengenai
pelayanan kepada pasien dengan tenaga profesi kesehatan yang
terlibat
4. seorang apoteker harus senantiasa meningkatkan pemahaman
masyarakat terhadap obat, dalam bentuk penyuluhan,
memberikan informasi secara jelas, melakukan monitoring
penggunaan obat dan sebagainya
5. kegiatan penyuluhan ini mendapat nilai SKP
○ pasal 8 : seorang apoteker harus aktif mengikuti perkembangan peraturan
perundang-undangan dibidang kesehatan pada umumnya dan dibidang farmasi
pada khususnya
■ implementasi - jabaran kode etik :
Tidak ada alasan bagi apoteker tidak tahu peraturan perundangan yang
terkait dengan kefarmasian. untuk itu setiap apoteker harus selalu aktif
mengikuti perkembangan peraturan, sehingga setiap apoteker dapat
menjalankan profesinya dengan tetap berada dalam koridor peraturan
perundangan yang berlaku.
Apoteker harus membuat Standar Prosedur Operasional (SPO) sebagai
pedoman kerja bagi seluruh personil di industri, dan sarana pelayanan
kefarmasian sesuai kewenangan atas dasar peraturan perundangan
yang ada
● Kewajiban Apoteker Terhadap Penderita (bab II, pasal 9)
○ pasal 9 : seorang apoteker dalam melakukan pekerjaan kefarmasian harus
mengutamakan kepentingan masyarakat dan menghormati hak asasi penderita
dan melindungi makhluk hidup insani
■ implementasi - jabaran kode etik :
1. kepedulian kepada pasien adalah merupakan hal yang paling
utama dari seorang apoteker
2. setiap tindakan dan keputusan profesional dari apoteker harus
berpihak kepada kepentingan pasien dan masyarakat
3. seorang apoteker harus mampu mendorong pasien untuk
terlibat dalam keputusan pengobatan mereka
4. seoarang apoteker harus mengambil langkah-langkah untuk
menjaga kesehatan pasien khususnya janin, bayi, anak-anak
serta orang yang dalam kondisi lemah
5. seorang apoteker harus yakin bahwa obat yang diserahkan
kepada pasien adalah obat yang terjamin mutu, keamanan, dan
khasiat dan cara pakai obat yang tepat
6. seorang apoteker harus menjaga kerahasiaan pasien, rahasia
kefarmasian, dan rahasia kedokteran dengan baik
7. seorang apoteker harus menghormati keputusan profesi yang
telah ditetapkan oleh dokter dalam bentuk penulisan resep dan
sebagainya
8. dalam hal seorang apoteker akan mengambil kebijakan yang
berbeda dengan permintaan seorang dokter, maka apoteker
harus melakukan komunikasi dengan dokter tersebut kecuali
peraturan perundangan membolehkan apoteker mengambil
keputusan demi kepentingan pasien
● Kewajiban Apoteker Terhadap Teman Sejawat (bab III, pasal 10 sd 12)
○ pasal 10 : setiap apoteker harus memperlakukan teman sejawatnya
sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan
■ implementasi - jabaran kode etik :
1. setiap apoteker harus menghargai teman sejawatnya, termasuk
rekan kerjanya
2. bilamana seorang apoteker dihadapkan kepada suatu situasi
yang problematik, baik secara moral atau peraturan
perundangan yang berlaku, tentang hubungannya dengan
sejawatnya, maka komunikasi antar sejawat harus dilakukan
dengan baik dan santun
3. apoteker harus berkoordinasi dengan IAI ataupun majelis
pembina etik apoteker dalam menyelesaikan permasalahan
dengan teman sejawat
○ pasal 11 : sesama apoteker harus selalu saling mengingatkan dan saling
menasehati untuk mematuhi ketentuan-ketentuan kode etik
■ implementasi - jabaran kode etik :
bilamana seorang apoteker mengetahui sejawatnya melanggar kode
etik, dengan cara yang santun dia harus melakukan komunikasi dengan
sejawatnya tersebut untuk mengingatkan kekeliruan tersebut. bilamana
ternyata yang bersangkuatan sulit menerima maka dia dapat
menyampaikan kepada pengurus cabang dan atau MPEAD secara
berjenjang
○ pasal 12 : setiap apoteker harus mempergunakan setiap kesempatan untuk
meningkatkan kerja sama yang baik sesama apoteker didalam memelihara
keluhuran martabat jabatan kefarmasian, serta mempertebal rasa saling
mempercayai didalam menunaikan tugasnya
■ implementasi-jabaran kode etik :
1. seorang apoteker harus menjalin dan memelihara kerjasama
dengan sejawat apoteker lainnya
2. seorang apoteker harus membantu teman sejawatnya dalam
menjalankan pengabdian profesinya
3. seorang apoteker harus saling mempercayai teman sejawatnya
dalam menjalin, memelihara kerjasama
● Kewajiban Apoteker Terhadap Sejawat Petugas Kesehatan Lainnya (bab IV, pasal
13&14)
○ pasal 13 : setiap apoteker harus mempergunakan setiap kesempatan untuk
membangun dan meningkatkan hubungan profesi, saling mempercayai,
menghargai dan menghormati sejawat petugas kesehatan lainnya
■ implementasi - jabaran kode etik :
apoteker harus mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan
tenaga profesi kesehatan lainnya secara seimbang dan bermartabat
○ pasal 14 : setiap apoteker hendaknya menjauhkan diri dari tindakan atau
perbuatan yang dapat mengakibatkan berkurangnya/hilangnya kepercayaan
masyarakat kepada sejawat petugas kesehatan lainnya
■ implementasi - jabaran kode etik :
bilamana seorang apoteker menemui hal-hal yang kurang tepat dari
pelayanan profesi kesehatan lainnya, maka apoteker tersebut harus
mampu mengkomunikasikannya dengan baik kepada profesi tersebut,
tanpa yang bersangkutan harus merasa dipermalukan.
● Penutup (bab V, pasal 15)
○ pasal 15
○ : setiap apoteker bersungguh-sungguh menghayati dan mengamalkan kode
etik apoteker indonesia dalam menjalankan tugas kefarmasiannya sehari-hari.
Bila seorang apoteker baik sengaja maupun tidak disengaja melanggar atau
tidak memenuhi Kode Etik Apoteker Indonesia, maka dia wajib mengakui dan
menerima sanksi dari pemerintah, ikatan/organisasi profesi farmasi yang
menanganinya (IAI) dan mempertanggungjawabkannya kepada Tuhan Yang
Maha Esa
■ implementasi - jabaran kode etik :
apabila apoteker melakukan pelanggaran kode etik apoteker, yang
bersangkutan dikenakan sanksi organisasi. Sanksi dapat berupa
pembinaan, peringatan, pencabutan keanggotaan sementara, dan
pencabutan keanggotaan tetap. kriteria pelanggaran kode etik diatur
dalam peraturan organisasi, dan ditetapkan setelah melalui kajian yang
mendalam dari MPEAD.
selanjurnya MPEAD menyampaikan hasil telaahnya kepada pengurus
cabang, pengurus daerah, dan MPEA.
KESIMPULAN
Apoteker dalam pengabdian profesinya harus berpegang teguh pada sumpah/janji apoteker
dan kode etik apoteker.
SESI DISKUSI
- Moral adalah beliefs tentang baik/buruknya sesuatu. Moral tidak berubah karena
merupakan keyakinan yang telah tertanam.
- Ethos merupakan habit, perilaku tingkah laku yang umum ada di lingkungan
masyarakat tertentu. Berkembang sesuai dengan tatanan kehidupan. Ethos dimulai
dari diri kita lalu menyebar ke lingkungan.
- Attitude is how to take and make actions. Manusia yang berakhlak dimulai dari
attitudenya yang merupakan respon manusia terhadap situasi tertentu.
- Secara biologis, kebahagian dipacu oleh endomorphin yang membuat euphoria.
sedangkan serotonin adalah kebahagiaan yang lebih rendah dibandingkan
endomorphin. Adrenaline efeknya yaitu dipacu jantungnya lalu tensi akan naik,
kepala akan terasa kenyut dan perasaan khawatir muncul (unhappy, exciety)
- Selimut atau luaran dari ethos adalah personal character.
- Seseorang yang tidak mempercayai Tuhan biasanya menyebut Senestakung atau
semesta mendukung/The universe/The force
- Ada satu pertanyaan besar yang masih menjadi question mark, yaitu adalah what are
you willing to be?
DAFTAR PUSTAKA

ETIKA PROFESI DAN HUKUM KESEHATAN. (2020). (n.p.): Penerbit Widina.

ILMU PERILAKU DAN ETIKA PROFESI FARMASI. (2022). (n.p.): Penerbit Lakeisha.

HUKUM KESEHATAN. (2022). (n.p.): CV Literasi Nusantara Abadi.

Anda mungkin juga menyukai