Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH ETIKA PROFESI

TENTANG TINJAUAN UMUM ETIKA

DOSEN PEMBIMBING :

Ashabul Fadhli, S.Hi,M.Hi

Disusun Oleh Kelompok 1:

✓ NIKA SANTIYA (16101152610180)


✓ SITI RANI (17101152610191)

UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA “YPTK” PADANG

FAKULTAS ILMU KOMPUTER


2020
i

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
kelompok ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan
kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan
syafa’atnya di akhirat nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat


sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu
untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas kelompok pada
matakuliah Etika Profesi Tentang Tinjauan Umum Etika.

Kami tentu menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.Untuk itu,
kami mengharapkan kritik serta saran dari teman-teman untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada
dosen kami Bapak Ashabul Fadhli, S.Hi,M.Hi yang telah membimbing
kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kelompok kami.

Demikian, semoga maakalah ini dapat bermanfaat.Terima kasih.

Padang, Oktober 2020

Anggota Kelompok

i
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................ ii

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang ............................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ....................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 3

A. Pengertian Etika Dan Moral ......................................................... 3


B. Hubungan Etika Dengan Ilmu Pengetahuan ................................ 5
C. Pelanggaran Etika Dan Kaitannya Dengan Hukum ..................... 6
D. Berbagai Macam Etika Yang Berkembang .................................. 8
E. Etika Dan Teknologi .................................................................... 8

BAB III PENUTUPAN ................................................................................. 9

A. Kesimpulan .................................................................................. 9
B. Saran ............................................................................................. 9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengertian Etika Profesi (professional ethics) adalah seseorang yang mempunyai
sikap hidup berupa keadilan untuk bisa memberikan suatu pelayanan professional
terhadap masyarakat, dengan penuh ketertiban serta juga keahlian pelayanan dalam
rangka melakukan tugas yang merupakan kewajiban terhadap masyarakat.

Secara umum, pengertian etika profesi ini merupakan suatu sikap etis yang
dimiliki seseorang professional dalam melakukan sebuah tugas terhadap
kewajibannya terhadap masyarakat, dan memiliki norma-norma yang terdapat
dalam etika.

Etika profesi merupakan etika sosial dalam etika khusus memiliki tugas serta juga
tanggung jawab kepada ilmu dan juga profesi yang disandangnya(Prakoso,2015).
Etika profesi merupakan rumusan penerapan nilai-nilai etika yang berlaku di
lingkungan pegawai atau juga karyawan (Utami Dan Nugroho,2014).

Secara esensial, etika profesi merupakan prinsip kerja yang mengikat selama
seseorang bekerja dalam profesi tertentu dan telah ditampilkan dalam bentuk rincian
tugas, tanggungjawab dan hak-hak pekerja. Dalam konteks seperti ini etika profesi
dari perspektif telaah etika dapat dimasukkan ke dalam moral rules; yakni aturan
moral yang diharapkan dapat melahirkan perilaku moral berdasarkan perintah dan
larangan yang dianggap memiliki otoritas untuk aturan-aturan itu. Aturan-aturan
moral itu biasanya ditujukan untuk individu maupun kelompok yang menuntut dan
menghendaki ketaatan mutlak dari pelakunya. Karakteristik yang melekat pada etika
profesi seperti ini membedakannya dari kebiasaan, adat istiadat, etiket, sopan santun
dan moral, kendatipun diakui posisi nilai dan norma sebagai standar ukur bagi
perilaku moral untuk kedua kelompok ini sama-sama berada pada posisi pra moral
(Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 3, No. 2, Juli-Desember 2004)

1
Menurut Darmastuti (2007), terdapat tiga prinsip yang harus dipegang
dalam etika profesi, diantaranya sebagai berikut :

•Tanggung jawab.

Maksud tanggung jawab disini ialah tanggung jawab pelaksanaan (by


function) serta juga tanggung jawab dampak (by profession).

•Kebebasan.

Maksud kebebasan disini ialah kebebasan untuk dapat mengembangkan


profesi itu dalam batas-batas aturan yang berlaku didalam sebuah profesi.

•Keadilan.

Prinsip keadilan ingin membangun 1 kondisi yang tidak memihak


manapun yang memungkinkan untuk ditunggangi pihak-pihak yang
berkepentingan.

Pada perkembangannya etika telah menjadi sebuah studi. Fagothey (1953)


mengatakan bahwa etika adalah studi tentang kehendak manusia, yaitu
kehendak yang berhubungan dengan keputusan yang benar dan yang salah
dalam tindakan perbuatannya. Pernyataan tersebut ditegaskan kembali
oleh Sumaryono (1995) yang menyatakan bahwa etika merupakan studi
tentang kebenaran dan ketidakbenaran berdasarkan kodrat manusia yang
diwujudkan melalui kehendak manusia dalam perbuatannya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Etika Dan Moral ?
2. Apa Hubungan Etika Dengan Ilmu Pengetahuan?
3. Apa Pelanggaran Etika Dan Kaitannya Dengan Hukum ?
4. Apa Berbagai Macam Etika Yang Berkembang ?
5. Apa Etika Dan Teknologi ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memenuhi tugas di matakuliah Etika Profesi.
2. Untuk Mengetahui Tinjauan Umum Etika.
3. Untuk Bisa Memahami Tinjauan Umum Etika..
4. Untuk Bisa Menerapkan Etika Didalam Sebuah Profesi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Etika Dan Moral


Etika itu adalah filsafat tentang nilai, kesusilaan, tentang baik dan buruk.
Selain etika mempelajari nilai-nilai, juga merupakan pengetahuan tentang
nilainilai itu sendiri. Ada juga yang menyebutkan bahwa etika adalah
bagian dari filsafat yang mengajarkan keseluruhan budi (baik dan buruk).
Etika ialah tentang filsafat moral, tidak mengenai fakta, tetapi tentang
nilai-nilai, tidak mengenai tindakan manusia, tetapi tentang idenya. Etika
ialah studi tentang tingkah laku manusia, tidak hanya menentukan
kebenarannya sebagaimana adanya, tetapi juga menyelidiki manfaat atau
kebaikan dari seluruh tingkah laku manusia (Fahru siregar, 2015).

Macam Etika Ada dua macam etika yang harus kita pahami bersama
dalam menentukan baik dan buruknya prilaku manusia (Jurnal Fokus
Bisnis, Vol.15, No.01, Bulan Juli 2016):

1. Etika deskriptif, yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis


dan rasional sikap dan prilaku manusia dan apa yang dikejar oleh
manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika deskriptif
memberikan fakta sebagai dasar untuk mengambil keputusan tentang
prilaku atau sikap yang mau diambil (Jurnal Fokus Bisnis, Vol.15, No.01,
Bulan Juli 2016).
2. Etika normatif, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap
dan pola perilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam
hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika normatif memberi
penilaian sekaligus memberi norma sebagai dasar dan kerangka tindakan
yang akan diputuskan(Jurnal Fokus Bisnis, Vol.15, No.01, Bulan Juli
2016).

3
Moral artinya dari segi bahasa berasal dari bahasa latin, mores yaitu
jamak dari kata mos yang berarti adapt kebiasaan. Di dalam kamus
umum bahasa Indonesia dikatakan bahwa moral adalah penentuan baik
buruk terhadap perbuatan dan kelakuan. Selanjutnya moral dalam arti
istilah adalah suatu istilah yang digunakan untuk menentukan batas-batas
dari sifat, perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan yang secara layak
dapat dikatakan benar, salah, baik atau buruk (Jurnal Fokus Bisnis,
Vol.15, No.01, Bulan Juli 2016).

Moral dan etika berbeda dengan akhlak. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, kata akhlak diartikan budi pekerti atau kelakuan. Kata akhlak
walaupun terambil dari bahasa Arab yang biasa diartikan tabiat, perangai,
kebiasaan, namun kata seperti itu tidak diketemukan dalam Alquran.19
Akhlak adalah hal ihwal yang melekat dalam jiwa, dari timbulnya
perbuatan yang mudah tanpa dipikirkan dan diteliti oleh manusia. Jika
hal ihwal atau tingkah laku itu menimbulkan perbuatan yang baik lagi
terpuji oleh akal dan syarak, dinamakan akhlak yang baik. Sebaiknya,
bila perbuatan yang buruk maka tingkah laku itu dinamakan akhlak yang
buruk (Fahru siregar, 2015).

Etika atau moral bermakna kesusilaan dan budi pekerti. Moral dapat diartikan
sebagai ajaran tentang baik buruk suatu perbuatan dan kelakuan. 31 Etika atau
moral biasanya berisi anjuran berupa pujian dan celaan. Adapun kaidah hukum
berisi perintah dan larangan yang diperkuat dengan ancaman, paksaan atau sanksi
bagi orang yang mengabaikannya (arip purkon,Jurnal Cita Hukum, Vol. II No. 2
Desember 2014).

4
B.Hubungan Etika Dengan Ilmu Pengetahuan

Yaitu sangat berhubungan karena etika merupakan bagian dari filsafat,


sedangkan Filsafat sendiri merupakan bagian dari ilmu pengetahuan, jadi
bisa dikatakan dengan sikap bisa menentukan nilai yang baik dan buruk
terhadap seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan. jadi kita harus
mempunyai etika yang baik terhadap diri sendiri maupun orang lain karena
dengan ilmu pengetahuan yang tinggi bisa membuat orang percaya dengan
kita dan kita bisa diandalkan dalam sebuah pekerjaan maupun lainnya.

Etika yang menjunjung tinggi tegaknya nilai-nilai kemanusiaan, kejujuran dan


keadilan, sehingga menjadi sumber pijakan berperilaku yang benar. Etika
(akhlak) berujung pada masalah perilaku tersebut, maka ketika ia melakukan
sesuatu aktivitas dalam kehidupannya akan menunjukkan sikap sebagai cermin
etika yang diberlakukannya (Fahru siregar, 2015).

Paham yang menyatakan bahwa ilmu itu bebas nilai, menggunakan pertimbangan
yang didasarkan atas nilai dari yang diwakili oleh ilmu yang bersangkutan.
Begitu pula etika sebagai bagian dari filsafat merupakan ilmu pengetahuan
tentang nilai-nilai moral manusia. Ilmu sebagai daya tarik bagi hasrat ingin tahu
manusia yang tanpa henti dan kebenaran, sehingga perlu diperhatikan etika
sebagai efek tambahan dari ilmu setelah diterapkan dalam masyarakat (Fahru
siregar, 2015).

Ilmu bukanlah tujuan tetapi sarana untuk mencapai hasrat akan kebenaran itu
berimpit dengan etika bagi sesame manusia dan tanggung jawab secara agama.
Sebenarnya ilmuwan dalam gerak kerjanya tidak perlu memperhitungkan adanya
dua faktor, yaitu ilmu dan tanggung jawab. Karena yang kedua itu melekat
dengan yang pertama. Dengan tanggung jawab itu berarti ilmuwan mempunyai
etika dalam keilmuannya itu. Ilmu yang melekat dengan keberadaban manusia
yang terbatas, maka dengan ilmu hasrat keingin tahuan manusia yang terdapat di
dalam dirinya merupakan petunjuk mengenai kebenaran yang transeden di luar
jangkauan manusia (Fahru siregar, 2015).

5
Hubungan etika dengan ilmu adalah merupakan pembatasan agar pemikiran
manusia yang haus akan kebenaran dapat terjaga tidak keluar dari normanorma
yang seharusnya tetap dipertahankan karena itulah akal yang dibebaskan akan
mengarah kepada kesesatan (Fahru siregar, 2015).

C.Pelanggaran Etika Dan Kaitannya Dengan Hukum

Etika dan hukum merupakan dua hal yang saling berkaitan. Etika merupakan tolak
ukur sesuatu berdasarkan kesesuaiannya dengan nilai-nilai kebaikan, kesopanan
dan kepantasan. Sementara hukum merupakan penilaian benar atau salah yang
umumnya berdasarkan norma tertulis. Ketika hukum hanya dipahami sebagai
teknis prosedural dan formal, maka aspek etika sering terlupakan. Ada perbuatan
yang dianggap melanggar hukum, tetapi secara etika masih dipersepsikan baik.
Dan juga sebaliknya, ada yang perbuatan yang dianggap melanggar etika, tetapi
secara prosedural dan formal tidak melanggar hukum. Dua hal ini perlu
disinkronkan agar tidak terjadi dualisme antara pemaknaan etika dan hokum (arip
purkon,Jurnal Cita Hukum, Vol. II No. 2 Desember 2014).

Hukum yang ditaati oleh masyarakat adalah hukum yang sesuai dengan kesadaran
atau perasaan masyarakat. Hukum yang tidak sesuai dengan kesadaran atau
perasaan masyarakat akan menimbulkan reaksi negatif yang berimplikasi pada
ketidakpatuhan atau bahkan resistensi terhadap hukum itu sendiri, sehingga sulit
untuk diimplementasikan. Ketaatan pada hukum juga akan lahir kalau diyakini
akan ada keadilan yang bersifat timbal balik dari ketaatan hukum tersebut. Masih
banyaknya kasus pernikahan atau perceraian yang dilakukan di luar pengadilan,
termasuk yang dilakukan oleh beberapa oknum pejabat negara, merupakan salah
satu dampak dari adanya dualisme pemahaman yaitu sah menurut agama, namun
tidak sah menurut hukum negara. Pemahaman seperti ini tampaknya sudah menjadi
kesadaran sebagian masyarakat, sehingga aturan tentang pencatatan perkawinan
atau perceraian kurang menjadi perhatian. Atau sebagian kalangan masyarakat
merasa bahwa pencatatan tersebut tidak membawa keadilan yang bersifat timbal
balik. Selain itu, faktor kepentingan pribadi (self interest), biaya pencatatan nikah
yang menjadi mahal dan yang lainnya mempunyai dampak yang signifikan
terhadap adanya pernikahan atau perceraian yang dilakukan di luar pengadilan.
Banyak faktor yang berpengaruh dalam ketataatan dan penegakkan hukum (rule of

6
law). Faktor itu dapat bersifat internal, seperti hukumnya itu sendiri, aparat,
organisasi dan fasilitas; atau faktor eksternal seperti sistem sosial, politik, ekonomi
dan budaya (arip purkon,Jurnal Cita Hukum, Vol. II No. 2 Desember 2014).

Masalah lain yang sangat signifikan juga adalah bahwa saat ini hukum banyak
dipahami hanya sebagai teknik prosedural saja. Aspek keadilan dan etika dalam
penegakkan hukum kadang terabaikan. Banyak orang yang melanggar etika dan
moral tetapi masih merasa belum bersalah karena tindakannya belum dinyatakan
bersalah oleh pengadilan. Hukum kemudian menjadi sarana untuk mencari
kemenangan di dalam berperkara di pengadilan. Hukum tidak lagi menjadi sarana
untuk mewujudkan keadilan, kebenaran dan ketertiban di masyarakat (arip
purkon,Jurnal Cita Hukum, Vol. II No. 2 Desember 2014).

Hukum dan moral merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan, namun
keduanya tidak pula dapat disamakan. Hukum diadakan memang untuk melahirkan
ketenteraman, keharmonisan yang juga muaranya ke arah terciptanya perilaku
moral dalam kehidupan individu, kelompok dan masyarakat. Artinya, ketika
hukum ditaati, akan lahirlah perilaku moral, sebaliknya ketika hukum diabaikan
maka lahirlah perilaku amoral. Dengan demikian dapat dikatakan di sini bahwa,
selain pengaplikasian ajaran agama, hukum adalah juga insrumen bagi perwujudan
perilaku moral.21 Sebagai instrumen moral, tentunya hukum mesti pula didasari
pada moralitas, baik pada dimensi pemikiran, maupun pada dimensi aplikatif.
Kesadaran pengaktualisasian hukum atau aturan dan seumpamanya pada individu
dan kelompok akan sangat tergantung pada kesadaran moral pelakunya. Dengan
demikian pendasaran hukum pada moral menjadikan hukum dapat fungsional.
Tegasnya fungsionalisasi hukum ke arah yang diinginkan sangat membutuhkan
kesadaran moral. Kaisar Romawi pernah berucap, bahwa apa artinya undang-
undang kalau tidak disertai moral,22 maksudnya bahwa hukum tidak akan berarti
banyak dan tidak akan mampu berbuat apa-apa jika tidak dijiwai dengan moral.
Kualitas hukum ditentukan oleh kualitas moral. Karena itu, hukum harus senantiasa
diukur dengan norma-norma moral. Di pihak lain, moral akan menjadi keinginan
normatif an sich jika tidak diungkapkan dan dilembagakan dalam bentuk produk
hukum di dalam masyarakat (Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 3, No. 2,
Juli-Desember 2004).

7
D. Berbagai Macam Etika Yang Berkembang

Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia.


Karena Etika memberi manusia tentang nilai kehidupan bagaimana
menjalani hidup melalui rangkaian tindakan sehari-hari. Berarti etika
membantu manusia untuk mengambil sikap dan bertindak secara tepat
dalam menjalani hidup ini. Etika pada akhirnya membantu kita untuk
mengambil keputusan tentang tindakan apa yang perlu kita lakukan dan
yang perlu kita pahami bersama bahwa etika ini dapat diterapkan dalam
segala aspek atau sisi kehidupan kita, Dengan berkembangnya etika ini
bisa memberikan contoh yang baik terhadap seseorang dalam hal yang
baik pula, tetapi ada juga dalam hal yang buruk yang tidak perlu kita
contohkan, Karena itu semua sangat lah berpengaruh dalam kehidupan
manusia.

Dalam etika yang berkembang sudah banyak sekarang karena banyaknya


etika yang terdapat dalam kehidupan sekarang ini, maupun etika
umum,etika khusus,etika agama dan lainnya, karena di dalam sebuah
kegiatan apapun pasti berkaitan dengan sebuah etika karena sangatlah
perlu etika didalam sebuah kehidupan, jadi perilaku-perilaku yang baik
sangat lah terpenting didalam hidup kita, walaupun perilaku yang buruk
masih tetap saja jadi contoh yang buruk untuk orang lain.

Dimana sekarang zaman yang sudah berteknologi yang sudah maju kita
juga tetapharus memeliki etika yang bagus dalam hidup kita, karena
banyak perilaku yang tidak baik,minsalnya: narkoba,mencuri dll, itu sudah
berdampak buruk untuk diri kita maupun orang lain.

E. Etika Dan Teknologi


Adalah Perkembangan tekologi yang terjadi dalam kehidupan manusia,
seperti revolusi yang memberikan banyak perubahan pada cara berpikir
manusia, baik dalam usaha pemecahan masalah, perencanaan, maupun
dalam pengambilan keputusan. Karena sekarang sudah zamannya
teknologi yang makin canggih ,sehingga akan mempermudahkan kita
dalam melakukan seseuatu dalam sebuah pekerjaan kita.
Karena dengan sebuah teknologi akan membuat kita lebih mudah untuk
melangsungkan sebuah kehidupan.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Etika adalah nilai,sikap dan perilaku seseorang yang dapat kita

contohkan dalam sebuah kehidupan, nilai yang baik maupun yang buruk,

karena dengan etika seseorang akan terlihat bagaimana dia sebenarnya,

etika juga mempelajari nilai-nilai, Jadi etika profesi merupakan sikap etis

yang dimemiliki seseorang yang professional dalam

bekerja,bertugas,maupun terhadap kewajibannya kepada masyarakat.

B. Saran

Pada saat pembuatan makalah kami menyadari bahwa banyak


sekali kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. dengan sebuah pedoman
yang bisa dipertanggung jawabkan dari banyaknya sumber kami akan
memperbaiki makalah tersebut . Oleh sebab itu kami harapkan kritik serta
sarannya mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.

9
Daftar Pustaka

• https://pendidikan.co.id/etika-profesi/
• https://muhammadfathan.wordpress.com/2012/10/11/tinjauan-umum-etika-
profesi/
• https://khairunnisafathin.wordpress.com/2014/01/14/pelanggaran-hukum-
berawal-dari-pelanggaran-etika/
• https://closeat.wordpress.com/category/etika-yang-berkembang-di-masyarakat/
• Jurnal Fokus Bisnis, Vol.15, No.01, Bulan Juli 2016
• DE’RECHTSSTAAT ISSN 2442-5303 Volume 1 Nomor 1, Maret 2015
• Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 3, No. 2, Juli-Desember 2004
• Muhammad Amin Suma, Hukum Keluarga Islam di Dunia Islam, (Jakarta:
Rajawali Press, 2004

10

Anda mungkin juga menyukai