Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH ETIKA BINIS SYARIAH

ETIKA KERJA DALAM ISLAM

Dosen Pengampu:
Zainiyatul Afifah,S.E.I.M.M.

Disusun oleh Kelompok 3:


1. Shah Gita Meirella (220211100292)
2. Nafisa Emiliya Salwah (220211100294)
3. Achmad Irfan Romadoni (220211100316)
4. Imam Firdaus (220211100328)

KELAS MANAJEMEN G
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
KATA PENGANTAR

Puji syukur khadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Etika Kerja
Dalam Islam” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
yang diberikan oleh Ibu Zainiyatul Afifah,S.E.I.M.M. pada mata kuliah Etika Bisnis
Syariah. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang etika
kerja dalam islam bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Zainiyatul Afifah,S.E.I.M.M. yang


telah memeberikan tugas ini sehingga kami dapat menabah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami
menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Bangkalan, 2 Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................ii
BAB I...........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................................................2
BAB II.........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................................3
2.1 Pengertian Etika Kerja Dalam Islam..........................................................................3
2.2 Konsep Dasar Etika Kerja Dalam Islam....................................................................4
2.3 Prinsip atau Ciri Etika Kerja Islam............................................................................6
2.4 Macam-macam Etika Kerja Islam..............................................................................9
2.5 Pengukuran Etika Kerja Dalam Islam.....................................................................10
2.6 Pentingnya Etika Kerja Dalam Islam......................................................................11
2.7 Penerapan Etika Kerja Islam....................................................................................13
BAB III......................................................................................................................................15
PENUTUP.............................................................................................................................15
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................15
3.2 Saran...........................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Etika adalah bidang filsafat yang mempelajari perilaku manusia,
terutama dalam konteks interaksi dengan orang lain, terutama dalam budaya yang
berbeda. Dalam konteks pekerjaan, perilaku seperti memasuki ruang rapat tanpa
mengetuk dan menyela percakapan yang sedang berlangsung merupakan contoh
ketidakpatuhan terhadap etika yang berlaku. Menurut William Benton pada tahun
1972, istilah “etika” berasal dari kata Yunani “etos”, yang mengacu pada karakter
seseorang. Etika mempelajari konsep-konsep seperti baik dan buruk, benar dan
salah, yang menjadi dasar tindakan. Etika didasarkan pada filsafat moral atau
akhlak yang berkaitan dengan adat istiadat.

Etika diefinisikan sebagai A set of rules that define right and wrong conduct.
Yang diartikan secara bebas sebagai seperangkat aturan/undang-undang yang
menentukan perilaku benar dan salah. Dengan kata lain, di sini dapat mengatakan
Ethical rules: when our behaviors is acceptable and when it is disappoved and
considered to be wrongh. Ethical rules are guides to moral behavior. Dari
pernyataan ini kita dapat memahaminya atau menurut aturan etika, perilaku itu akan
diterima oleh masyarakat dan sebaliknya Bertentangan dengan etika umum,
tindakan tersebut ditolak Karena masyarakat melihatnya sebagai perbuatan atau
tindakan yang salah. Oleh karena itu, aturan dan etika adalah pedoman perilaku
moral.

Etika adalah bagian dari filosofi yang berurusan dengan pemikiran tentang


benar dan salah. Simurangkir (dalam panuju, 1995) menilai etika adalah hasil dari
upaya sistematis yang menggunakan rasio untuk menafsirkan pengalaman moral
individu dan sosial untuk menciptakan aturan perilaku manusia dan nilai-nilai berat
untuk dijadikan pedoman hidup. Styanugraha (2003: 4) mendefinisikan etika
sebagai nilai dan standar moral dalam masyarakat. Seperti halnya ilmu
pengetahuan, etika juga dapat diartikan sebagai penalaran moral yang mengkaji
tentang apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan. 

Pengertian etika disini lebih sebagai ilmu atau bagian dari pemikiran
filsafat yang memiliki ciri-ciri berikut:
1. Etika itu bersifat rasional, artinya benar-salah bergantung pada pemikiran
manusia (rasionalitas)
2. Digunakan pemikiran yang kritis;
3. Di atur dan di bahas secara sistematis;

1
4. Di bahas secara mendasar;
5. Merupakan hal yang bersifat normatif atau berbobot nilai-nilai atau norm
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian etika kerja dalam islam?
2. Apa konsep dasar etika kerja dalam islam?
3. Apa saja prinsip etika kerja dalam islam?
4. Apa saja macam-macam etika kerja dalam islam?
5. Bagaimana pengukuran etika kerja dalam islam?
6. Apa pentingnya etika kerja dalam islam?
7. Bagaimana penerapan etika kerja dalam islam?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui tentang etika kerja dalam islam
2. Untuk mengetahui konsep dasar etika kerja dalam islam
3. Untuk mengetahui prinsip etika kerja dalam islam
4. Untuk mengetahui macam-macam etika kerja dalam islam
5. Untuk mengetahui pengukuran etika kerja dalam islam
6. Untuk mengetahui pentingnya etika kerja dalam islam
7. Untuk mengetahui seperti apa penerapan etika kerja dalam islam di dunia
pekerjaan

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Etika Kerja Dalam Islam


Secara etimologis, kata etika berasal dari bahasa Yunani, yaitu ethos dalam
bentuk tunggal dan ta etha dalam bentuk jamak. "Ethos" berarti sikap, cara berpikir,
karakter moral atau cara.  Dunia identik dengan moralitas, yang berasal dari kata
latin “mos”. Dalam bentuk jamak dari krama, yang berarti kebiasaan atau cara
hidup. Pepatah ini memiliki sinonim; Mos, Moris, Adat atau adab
dan moralitas. Dalam bahasa Indonesia, kata moral berarti kesusilaan atau
kepatutan. Yang bermakna tata tertib batin atau tatanan hati nurani yang menuntun
perilaku batin dalam kehidupan. Etika dan moralitas memiliki arti yang sama,
namun terdapat perbedaan dalam penggunaannya sehari-hari. Moralitas biasanya
digunakan untuk menilai tindakan yang dipelajari (dengan kata lain, tindakan
dilihat dari dalam diri orang itu), yang berarti bahwa moralitas adalah subjek di
sini, sedangkan etika digunakan untuk menilai sistem nilai yang ada. dalam
kelompok atau masyarakat tertentu (tindakan atau hasil penilaian). 1
Kerja merupakan sesuatu yang merujuk pada suatu untuk menyediakan
sesuatu seperti makanan, rezeki, pendapatan dan lain-lain. Kerja juga merupakan
hal yang penting dalam kehidupan setiap orang untuk banyak alasan. Salah satunya
ialah suatu pertukaran dengan karyawan dan pemangku kepentingan. Setiap
karyawan menerima semacam imbalan sebagai hasil pertukaran perkhidmatan yang
diberikan.2
Dalam agama islam setiap muslim diwajibkan untuk bekerja berlandaskan
iman. Bekerja adalah salah satu alasan utama yang memungkinkan manusia
memiliki harta kekayaan. Untuk itu Allah swt. menyediakan media yang dapat
dimanfaatkan untuk mencari rezeki (QS. Al-Mulk [67]: 15 dan Al-A’raf [7]: 10)
(Zaroni, 2007:176).3
Etika kerja islam merupakan orientasi kerja dan cara kerja serta kesejahteraan
dalam kehidupan seseorang. Etika kerja Islam pada hakikatnya didasarkan pada Al-
Qur'an, ajaran Nabi yang melambangkan kerja keras untuk membersihkan diri dari
dosa, dan warisan khalifah Islam keempat.  Abu Hamid menyampaikan bahwa etos
adalah sifat seseorang, karakter, kualitas hidup, moral estetika gaya dan suasana
hati dalam masyarakat. Kerja adalah kegiatan yang menghasilkan karya.
1
Dwi Andayani, “Relasi Etika Kerja dan Etos Kerja Dalam Islam”. Jurnal Penelitian Pendidikan,
Agama, dan Kebudayaan. Vol. 2 No. 2, September 2016, hal. 115-116.
2
Mohamad Khadafi Hj Rofie, “Prinsip Etika Kerja Islam Menurut Al-Qur’an Dan Al- Sunnah: Satu
Penilaian Terhadap Karya Penulis Etika Kerja Islam Di Malaysia” (Sintok: UUM, 2015), hal. 59-60.
3
H.Fakhry Zamzam, Etika Bisnis Islam Seni Berbisnis Keberkahan (Yogyakarta: Depublish, 2020), hal.
17

3
Karya yang dimaksud yaitu apapun bentuknya diproduksi sesuai permintaan, selalu
berusaha menciptakan karya baru.4
Etika kerja Islam bersifat komprehensif, realistis dan moderat. Etika dalam
Islam bukan hanya moralitas agama dalam tindakan tertentu, namun meliputi
setiap aspek kehidupan, baik itu fisik, mental, moral atau bahkan bentuk sekuler
seperti intelektual, emosional, individu dan kolektif. Realistis juga karena
mempertimbangkan kemampuan manusia, karena Tuhan mengetahui kelebihan dan
kekurangan manusia. Akhirnya, moderasi adalah etos kerja Islam, yaitu pendekatan
etika moderat versus ultra-idealistik.
Melihat orang sebagai malaikat dan ultrarealis melihat orang sebagai
binatang. Menurut Al-Qaradawi (1985), Islam memiliki pandangan moderat tentang
kehidupan ini dibandingkan dengan mereka yang menolak realitas kehidupan
setelah kematian atau menolak untuk hidup dan mengembangkan kehidupan ini.
Dasar dalam etika kerja Islami ialah petunjuk syari’ah yaitu AlQuran dan
Hadist. Pada surat At-Taubah ayat 105 yang berbunyi

‫ ٰهَ َد ِة‬R ‫ٱلش‬


َّ ‫ب َو‬ ۟ Rُ‫ ِل ٱ ْعمل‬R ُ‫َوق‬
ِ ‫تُ َر ُّدونَ ِإلَ ٰى ٰ َعلِ ِم ْٱل َغ ْي‬R ‫ونَ ۖ َو َس‬RRُ‫ولُهۥُ َو ْٱل ُمْؤ ِمن‬R ‫ ٱهَّلل ُ َع َملَ ُك ْم َو َر ُس‬R‫يَ َرى‬R ‫وا فَ َس‬R َ
َ‫ بِ َما ُكنتُ ْم تَ ْع َملُون‬R‫فَيُنَبُِّئ ُكم‬

Artinya : Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta
orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan
kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu
diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan
Mengacu pada QS. At-Taubah ayat 105 etika kerja dalam perpsektif Islam
mempunyai dasar yang kuat untuk dijadikan sebagai sebuah kewajiban.

2.2 Konsep Dasar Etika Kerja Dalam Islam


Islam merupakan agama yang mengajarkan untuk mengerjakan setiap
pekerjaan dengan semangat, mengerjakan segala sesuatu dengan etos kerja yang
baik, bahkan mengerjakan setiap pekerjaan dengan sesempurna mungkin. Tetapi,
islam juga menekankan bahwa segala sesuatu yang dilakukan manusia tidak hanya
untuk kebaikan atau kebahagiaan duniawi saja,tetapi juga untuk akhirat, dimana
setiap kita bertanggung jawab atas apa yang telah kita lakukan di dunia. Seperti
yang terdapat dalam (QS. Alqhasanah: 77) yang menjelaskan bahwa Allah SWT
memerintahkan manusia untuk bekerja dan berusaha secara seimbang untuk
kepentingan dunia dan akhirat. Seseorang tidak bisa begitu saja menjadi duniawi
dan melupakan kehidupan setelah kematian. Sebaliknya juga begitu. Keduanya
harus dilakukan secara seimbang.
4
Muhammad Arif Ranchman, Skripsi: “Pengaruh Etika Kerja Islam, Kompensasi terhadap Kinerja
Karyawan: peran mediasi Kepuasan Kerja (pada Bank BTN Syariah
cabang Banjarmasin)” (Yogyakarta: UII, 2018), hal. 23-24.

4
Lima konsep kunci yang membentuk etika kerja islam :

a. Keesaan
َ ‫ت ْٱل ِج َّن َوٱِإْل‬
‫ن‬Rِ ‫نس ِإاَّل لِيَ ْعبُدُو‬ ُ ‫َو َما خَ لَ ْق‬

Artinya : “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka mengabdi kepada-Ku”(QS. Adh-Dhariyat: 56)

Berdasarkan konsep ini, Islam menawarkan integrasi agama, ekonomi, dan


sosial untuk membentuk kesatuan. Menurut konsep tauhid, berbagai aspek
kehidupan manusia, yaitu politik, ekonomi, sosial dan agama, merupakan satu
kesatuan yang homogen, konsisten dengan dirinya sendiri dan terintegrasi
dengan seluruh alam semesta.
b. Keseimbangan (Keadilan)
Keadilan merupakan asas yang fundamental dan utama yang harus dipatuhi
dalam segala bidang kehidupan, termasuk kehidupan ekonomi. Prinsip ini
mengakibatkan pelaku keuangan syariah tidak merugikan orang lain dalam
melakukan transaksi keuangannya.

َ ‫ُون‬
Rَ ‫م لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكر‬Rْ ‫َر َو ْالبَ ْغ ِي ۚ يَ ِعظُ ُك‬ ِ ‫ِإ َّن هَّللا َ يَْأ ُم ُر بِ ْال َع ْد ِل َواِإْل حْ َس‬
ِ ‫ان وَِإيتَا ِء ِذي ْالقُرْ بَ ٰى َويَ ْنهَ ٰى ع َِن ْالفَحْ شَا ِء َو ْال ُم ْنك‬

Artinya : “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat


kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari
perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran
kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” (QS. An-Nahl: 90)

Menurut etika kerja Islam, konsep keseimbangan ini mengarah pada


keseimbangan antara hak dan kewajiban seseorang dalam bekerja, di mana
seorang muslim harus melakukan tugas pekerjaannya sesuai dengan apa yang
ditugaskan kepadanya, dan kemudian dia menerima hak tersebut dari apa yang
dia lakukan.
c. Kehendak bebas
Kemampuan manusia untuk bertindak tanpa tekanan dari luar dalam ciptaan
Allah SWT dan sebagai khalifah Allah SWT di muka bumi.

ٰ
‫صلِحًا فَلِنَ ْف ِسِۦه ۖ َو َم ْن َأ َسٓا َء فَ َعلَ ْيهَا ۗ َو َما َربُّكَ بِظَلَّ ٍم لِّ ْل َعبِي ِد‬
َ ٰ ‫َّم ْن َع ِم َل‬

5
Artinya : “Barang siapa yang mengerjakan amal yang saleh maka (pahalanya)
untuk dirinya sendiri dan barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka
(dosanya) untuk dirinya sendiri; dan sekali-kali tidaklah Rabb-mu menganiaya
hamba-hamba-Nya.” (QS Fussilat: 46)
Allah SWT memberikan kebebasan kepada manusia di bumi untuk
menentukan pilihan. Setiap orang harus dapat dengan bebas menentukan sikap
dan tindakannya tanpa tekanan dari siapapun, karena setiap tindakan dan sikap
setiap orang dianggap individual.
d. Tanggung jawab
Logikanya, konsep ini terkait erat dengan konsep kehendak bebas, yang
membatasi apa yang dapat dilakukan orang dan bertanggung jawab atas semua
yang mereka lakukan.

ِ ‫س ِإاَّل َعلَ ْيهَا ۚ َواَل ت َِز ُر َو‬


ٌ‫از َرة‬ ٍ ‫قُلْ َأ َغي َْر ٱهَّلل ِ َأ ْب ِغى َربًّا َوه َُو َربُّ ُكلِّ َش ْى ٍء ۚ َواَل تَ ْك ِسبُ ُكلُّ نَ ْف‬
َ‫ بِ َما ُكنتُ ْم فِي ِه ت َْختَلِفُون‬R‫م فَيُنَبُِّئ ُكم‬Rْ ‫ر ُأ ْخ َر ٰى ۚ ثُ َّم ِإلَ ٰى َربِّ ُكم َّمرْ ِج ُع ُك‬Rَ ‫ِو ْز‬

Artinya : “Katakanlah: "Apakah aku akan mencari Tuhan selain Allah,


padahal Dia adalah Tuhan bagi segala sesuatu. Dan tidaklah seorang
membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri;
dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kemudian
kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan diberitakan-Nya kepadamu apa
yang kamu perselisihkan". (QS Al-an’am: 164)
e. Kebajikan (Ihsan)
Dalam konteks ini, kebenaran selain mengandung makna kebenaran lawan
kesalahan juga mencakup dua unsur, yaitu kebajikan dan kejujuran.
Kebenaran disini ialah nilai kebenaran yang disarankan dan tidak bertolak
belakang dengan ajaran Islam. Dalam bisnis, kebenaran mengacu pada niat,
sikap dan perilaku yang benar yang meliputi proses membuat kontrak
(transaksi) proses menemukan atau memperoleh barang, proses pengembangan
dan proses mencoba untuk membuat atau menentukan keuntungan (profit).

َ‫ق تُقَاتِِۦه َواَل تَ ُموتُ َّن ِإاَّل َوَأنتُم ُّم ْسلِ ُمون‬
َّ ‫وا ٱهَّلل َ َح‬ ۟ ُ‫ٰيََٓأيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءامن‬
۟ ُ‫وا ٱتَّق‬
َ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah SWT


sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati
melainkan dalam keadaan beragama Islam”(QS. AlImran:102).

2.3 Prinsip atau Ciri Etika Kerja Islam


Dalam buku yang berjudul “Membudayakan Etos Kerja Islami” karya Toto
Asmara menyampaikan bahwa ciri-ciri seseorang yang memiliki dan mendalami

6
etos kerja islam akan terlihat dalam sikap dan tingkah lakunya. Ciri-ciri tersebut
adalah sebagai berikut:
a. Disiplin dalam waktu
Umat muslim harus disiplin terhadap waktu. Disiplin dalam waktu dalam
artian dapat menggunakan dan membagi waktu dengan baik. Bagi seorang
muslim, waktu merupakan anugerah Allah SWT yang sangat berharga, yang
diberikan secara merata kepada semua orang. Waktu singkat yang kita jalani
tidak akan pernah bisa kembali. Allah SWT berfirman:

َ ‫ص ْوا ِب ْال َح ِّق ەۙ َو َت َوا‬


َّ ‫ص ْوا ِبال‬
( ‫صب ِْر‬ َ ‫ت َو َت َوا‬ ّ ٰ ‫) ِااَّل الَّ ِذي َْن ٰا َم ُن ْوا َو َعمِلُوا ال‬٢( ‫ان َلفِيْ ُخسْ ۙ ٍر‬
ِ ‫صل ِٰح‬ َ ‫) اِنَّ ااْل ِ ْن َس‬١( ‫َو ْال َعصْ ۙ ِر‬

Artinya: “Demi masa, Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,


kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat
menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya
menetapi kesabaran” (QS. Al-Asr: 1-3).
Dalam surat tersebut Allah SWT menjelaskan tentang makna hidup
manusia, manusia diamanatkan untuk memanfaatkan waktu dengan sebaik-
baiknya dan tidak menyia-nyiakan waktunya selama hidup di dunia, baik dalam
ibadah maupun bekerja.
b. Tangguh dan pantang menyerah
Umat Islam dapat melihat realitas pengalamannya, mereka juga tahu
bagaimana merangkum dan mengimprovisasi berbagai cara menghadapi
tantangan atau tekanan menjadi kekuatan. Ketekunan adalah modal besar dalam
menghadapi tantangan dan tekanan.

۟ ُ‫وا َواَل تَحْ َزن‬


َ‫وا َوَأنتُ ُم ٱَأْل ْعلَوْ نَ ِإن ُكنتُم ُّمْؤ ِمنِين‬ ۟ ُ‫َواَل تَ ِهن‬

Artinya: “Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu


bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya),
jika kamu orang-orang yang beriman”(QS. Al-imran: 139).
Dalam ayat ini, Allah SWT mengingatkan umatnya untuk selalu berusaha
dan berpikir positif terhadap setiap masalah yang dihadapi dan memaksimalkan
potensi atau kelebihan manusia agar tidak menjadi pribadi yang mudah
menyerah.
c. Kejujuran
Kejujuran memiliki banyak dimensi dan bidang. Dalam konteks loyalitas
perusahaan, ketidakjujuran terhadap suatu perusahaan dapat merugikan banyak
orang, tidak hanya perusahaan tetapi pemilik, manajer, karyawan, keluarga,
masyarakat, dan lain lain.
ٰۤ ُ ‫ٰ هّٰللا‬
‫ك ُه ُم ْال ٰك ِذب ُْو َن‬
َ ‫ول ِٕى‬ َ ‫ِا َّن َما َي ْف َت ِرى ْال َكذ‬
ِ ‫ِب الَّ ِذي َْن اَل يُْؤ ِم ُن ْو َن ِبا ٰي‬
‫ت ِۚ َوا‬

7
Artinya: “Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-
orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah SWT, dan mereka itulah
orang-orang pendusta”. (QS. An-Nahl: 105).
QS. An-Nahl: 105 di atas menjelaskan bahwa seorang muslim tidak boleh
berperilaku zalim. Seorang umat muslim yang taat merupakan orang yang
berperilaku jujur dalam setiap perkataan atau perbuatan.
d. Bertanggung jawab
Bertanggung jawab meupakan perilaku dan tindakan seseorang untuk
menerima sesuatu sebagai amanah, dengan cinta yang besar ia ingin
mewujudkannya dalam keputusan yang menghasilkan amal prestatif.

‫از َرةٌ ِو ْز َر ُأ ْخ َر ٰى ۚ ثُ َّم‬ ٍ ‫قُلْ َأ َغ ْي َر ٱهَّلل ِ َأ ْب ِغى َربًّا َوهُ َو َربُّ ُك ِّل َش ْى ٍء ۚ َواَل تَ ْك ِسبُ ُكلُّ نَ ْف‬
ِ ‫س ِإاَّل َعلَ ْيهَا ۚ َواَل ت َِز ُر َو‬
َ‫ِإلَ ٰى َربِّ ُكم َّمرْ ِج ُع ُك ْم فَيُنَبُِّئ ُكم بِ َما ُكنتُ ْم فِي ِه ت َْختَلِفُون‬

Artinya: “Katakanlah: "Apakah aku akan mencari Tuhan selain Allah SWT,
padahal Dia adalah Tuhan bagi segala sesuatu. Dan tidaklah seorang
membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri;
dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kemudian
kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan diberitakan-Nya kepadamu apa
yang kamu perselisihkan"”.(QS. Al-An’am: 164)
Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah SWT menjanjikan bahwa setiap
orang bertanggung jawab atas perbuatannya masing-masing. Atas perbuatan
baik dan buruk yang dilakukan seseorang, dialah yang nantinya
mempertanggung jawabkannya di hadapan Allah SWT sendiri.
e. Konsekuen dan berani menghadapi tantangan
Orang-orang yang memiliki kemampuan untuk mengendalikan dan
mengarahkan emosinya menjadi kekuatan positif yang membawa semangat
dalam iman. Bagi mereka hidup adalah pilihan (life is a choice) dan setiap
pilihan adalah tanggung jawabnya masing-masing. Allah SWT sangat
membenci orang yang berperilaku tidak konsekuen, tidak melakukan sesuatu
yang dikatakan atau dipersiapkan sebelumnya. Sebagaimana firman Allah SWT
dalam Al-Qur'an:

َ ُ‫ َكب َُر َم ْق ًتا عِ ْن َد هَّللا ِ َأنْ َتقُولُوا َما اَل َت ْف َعل‬  * ‫ون‬
‫ون‬ َ ُ‫ون َما اَل َت ْف َعل‬ َ ‫َيا َأ ُّي َها الَّذ‬
َ ُ‫ِين آ َم ُنوا لِ َم َتقُول‬

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan


sesuatu yang tidak kamu kerjakan. Amat besar kebencian di sisi Allah SWT
bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan”(QS. Ash-shaff:
2-3).

8
Di dalam ayar tersebut dijelaskan bahwa Allah SWT sangat membenci orang
yang mengatakan sesuatu tetapi tidak melakukannya. Orang beriman harus
setuju dengan apa yang dia katakan di masa lalu5.
2.4 Macam-macam Etika Kerja Islam
Macam-macam etika kerja Islam diantaranya menurut Chanzanagh &
Akbarnejad (2011) adalah:
a. Niat dalam bekerja
Pekerjaan terpuji dalam kegiatan ekonomi adalah bagian dari pekerjaan
yang baik di tempat kerja harus ditentukan karena dengan Allah SWT
Tujuannya adalah untuk mencapai ridha Allah SWT. Niat etika kerja islam
adalah dimensi yang paling penting, jadi niat dipertimbangkan sebagai ukuran
kedekatan Allah.
b. Amanah
Amanah atau tanggung jawab adalah kewajiban bagi seorang muslim
dalam hubungan sosial, tidak hanya dalam aspek ekonomi tapi seluruh aspek
kehidupan. Dalam Islam arti amanah dicontohkan langsung oleh Nabi
Muhammad SAW yang pada saat itu diberikan Gelar Al-Amin. Menurut
perspektif Islam amanah dapat dilihat dari berbagai dimensi. Di Al-Qur’an
terdapat beberapa kata amanah, diantaranya yaitu Al-Qur’an surat Al-Ahzab: 72
yang mengatakan bahwa amanah sebagai tugas atau kewajiban:

‫ال فََأبَ ْينَ َأن يَحْ ِم ْلنَهَا َوَأ ْشفَ ْقنَ ِم ْنهَا َو َح َملَهَا‬
ِ َ‫ض َو ْٱل ِجب‬
ِ ْ‫ت َوٱَأْلر‬
ِ ‫ِإنَّا َع َرضْ نَا ٱَأْل َمانَةَ َعلَى ٱل َّس ٰ َم ٰ َو‬
‫ٱِإْل ن ٰ َسنُ ۖ ِإنَّ ۥهُ َكانَ ظَلُو ًما َجهُواًل‬

Artinya: Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi


dan gunung-gunung, maka semuanya enbnggan untuk memikul amanat itu dan
mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh
manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.
c. Itqon
Itqon merujuk pada tingkat kesempurnaan dan ketekunan dalam
menjalankan tugas-tugas yang diperintahkan oleh agama Islam. Itqan adalah
istilah yang ditemukan dalam Alquran dan Sunnah, dan merupakan suatu konsep
yang mengarahkan seorang Muslim untuk melakukan tindakan dengan sungguh-
sungguh, berusaha semaksimal mungkin, dan menyelesaikan tugas dengan baik
dan benar. Dengan kata lain, Itqan mendorong individu untuk melakukan suatu
pekerjaan dengan tekun, terampil, dan penuh perhatian.
Rasulullah saw. bersabda, “sesungguhnya Allah sangat mencintai orarng
yang jika melaksanakan suatu pekerjaan, maka pekerjaan tersebut di kerjakan
dengan itqon.” (HARI Thabrani). Allah saw. berfirman: “Dan kamu lihat
5
Sinung Andria Adi Pratama, Skripsi: “Analisis Dampak Penerapan Etika Kerja Islam Terhadap
Tingkat Profesionalisme Internal Auditor Bmt Kota Metro” (Bandar Lampung: UIN Raden Intan
Lampung, 2019), hal. 50-58.

9
gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap pada tempatnya, padahal ia berajalan
sebagai jalannnya awan. (begitulah) perbuatan Allah yang membuat itqon
(kokoh, sempurna, arsitektur indah) tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS. An-Naml [27] : 88).
d. Kerja sama
Dalam Islam, kerja sama dan  antar sesama ditekankan sebagai nilai yang
penting. Hal ini dapat memberikan efek positif pada peningkatan produktivitas
di lingkungan perusahaan. Bahkan, ajaran Islam mendorong umat Islam untuk
selalu bekerjasama dalam berbagai kegiatan, terutama dalam kegiatan ekonomi. 
Muslim yang menerapkan nilai-nilai kerjasama dan saling membantu ini akan
diakui sebagai orang yang saleh, yang berarti orang yang taat dalam
menjalankan perintah Allah dan berperilaku baik dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam praktiknya, kerjasama dan saling membantu di antara anggota tim
atau rekan kerja di perusahaan dapat memperkuat hubungan sosial dan
memperbaiki efektivitas kerja, sehingga dapat membawa keberhasilan dalam
mencapai tujuan bersama. Oleh karena itu, di dalam agama Islam, nilai
kerjasama dan saling membantu bukan hanya sebagai tindakan sosial semata,
tetapi juga sebagai prinsip yang mampu membawa manfaat bagi keberhasilan
bisnis atau organisasi.

ِ ‫َو تَعا َو ُنوا َعلَى ا ْل ِب ِرّ َو ال َّتقْوى َو ال تَعا َو ُنوا َعلَى اِإْل ث‬
‫ْم َو ا ْل ُع ْدوان‬

Artinya: ”Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan


takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.”
Ayat tersebut menunjukkan bahwa al-Quran telah mengajarkan 9 tolong
menolong.

2.5 Pengukuran Etika Kerja Dalam Islam


Indikator untuk mengukur etika kerja Islam menggunakan indikator beberapa
parameter kunci sistem etika kerja islam, yaitu:
1. Murah hati dalam artian selalu baik hati, santun, senantiasa bersikap ramah tamah,
dermawan namun penuh tanggung jawab.
2. Etika dalam Al-Qur'an, sebagaimana dijelaskan dalam QS. Al Jumu'ah ayat 9-11
mewajibkan pelakunya untuk mengurus kepentingan orang lain yang tidak mampu
karena alasan tertentu dalam menjaga dan melindungi kepentingannya sendiri
karena alasan tertentu.
3. Prioritas utama seorang muslim diperintahkan untuk selalu mengingat Allah, maka
ia harus selalu mengingat Allah meskipun dalam suasana aktivitas yang padat. Dia

10
harus sepenuhnya sadar dan responsif terhadap prioritas yang ditetapkan oleh Sang
Pencipta.6

2.6 Pentingnya Etika Kerja Dalam Islam


Secara filosofis, dalam pandangan Islam, bekerja merupakan sebuah ibadah. Oleh
karena itu, tujuan dari bekerja haruslah jelas dan terarah, sehingga setiap tindakan yang
dilakukan dalam pekerjaan tersebut dapat dianggap sebagai suatu ibadah. Setelah
menyelesaikan pekerjaan, kita juga harus mempertimbangkan apa yang harus dilakukan
selanjutnya, sehingga tindakan kita tetap sejalan dengan prinsip-prinsip Islam. Karna
jika kita bekerja tanpa menggunakan etika maka akan berdampak negatif di kemudian
hari juga.
Orang-orang yang tidak beragama atau hanya beragama sebagai tampilan saja,
memiliki kecenderungan untuk menerapkan prinsip Karl Marx yang menyatakan bahwa
tujuan dapat dicapai dengan cara apapun yang diperlukan. Mereka sering kali
berperilaku tidak terkendali dalam mengejar keuntungan, dengan cara menipu,
membunuh, atau memeras orang lain tanpa merasakan sedikitpun empati. Mereka
mengambil keuntungan dari pekerja dengan cara mengeksploitasi mereka tanpa
memperhatikan hak asasi manusia. Mereka merasa senang atas penderitaan orang lain
dan sering kali menggunakan berbagai alasan dan dalih untuk menipu dan merampas
hak orang lain sebebas mungkin.
Untuk mereka, bertindak dengan kejam dan sadis adalah hal yang biasa-biasa saja
dan lebih buruk dari binatang. Meskipun memiliki hati, telinga, dan mata, mereka tidak
memiliki kepekaan untuk meminta saran atau pendapat yang baik, mendengarkan orang
lain, atau melihat kejadian yang terjadi di sekitar mereka. Dalam kelima poin tersebut,
permasalahan inti yang timbul adalah bagaimana pentingnya mengembangkan etika
kerja yang tepat. Solusinya dapat dijabarkan sebagai berikut.
1. membangun budaya kerja yang memiliki moral positif untuk menjaga aset
perusahaan tempat seseorang bekerja.
2. menunjukkan tekad yang kuat untuk meningkatkan aset perusahaan agar
dapat menghasilkan keuntungan yang lebih besar.
3. memprioritaskan kepemimpinan dan disiplin kerja sebagai contoh bagi para
karyawan.
4. memperkuat nilai-nilai kerja yang jujur, amanah, dan bertanggung jawab
dalam menjalankan tugas pekerjaan yang diberikan.
5. memiliki moral yang baik dan kuat dalam mengambil keputusan yang
berhubungan dengan nasib perusahaan.

6
Sheila Ayu Pramesti dan Ririn Tri Ratnasari, “Pengaruh Etika Kerja Islam terhadap Loyalitas
Karyawan Yayasan Nurul Hayat Surabaya”. Jurnal Ekonomi Syariah Teori Dan Terapan. Vol. 7 No.5,
Mei 2020, hal. 854-855.

11
Selain itu, juga perlu mampu berkomunikasi secara efektif antara rekan kerja dan
pimpinan serta menunjukkan sopan santun terhadap lingkungan sekitar, termasuk mitra
kerja dan masyarakat umum. 7
Adapun mengembangkan prinsip-prinsip pentingnya kerja yang sesuai dengan
nilai-nilai Islam yang sehat, sangat penting bagi para pelaku kerja untuk memahami
etika- etika yang terkait dengan berbisnis. Prinsip-prinsip etika bisnis Islam yang sehat
sebenarnya didasarkan pada ajaran Islam itu sendiri yang mengatur berbagai aspek
kehidupan. Oleh karena itu, nilai-nilai etika Islam yang terdiri dari "akhlak" seperti
kejujuran, disiplin, dan tanggung jawab harus diutamakan dalam setiap aspek bekerja
Prinsip – prinsip etika kerja dalam islam di dasarkan pada sifat – sifat Rosulullah SAW
yang mencakup :
1. Shiddiq
Shiddiq bermakna benar. Dalam konteks kerja Islam, kebenaran tidak hanya
dinyatakan secara lisan, melainkan juga harus tercermin dalam tindakan.
Allah SWT berfirman :
ٌ ْ‫ِإ ْن ه َُو ِإاَّل َوح‬
‫ى يُو َح ٰى‬
Artinya: “Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan
(kepadanya).”(Qs. An-Najm;4).
2. Amanah
Amanah bermakna dipercayakan. Dalam bekerja, kepercayaan yang dibangun
antara pelaku berdagang dan konsumen sangatlah penting. Untuk membangun
kepercayaan tersebut, seorang pekerja harus bertanggung jawab dan menepati
janji atau kesepakatan dengan seseorang agar tidak menimbulkan kerugian.
Allah SWT berfirman :
ِ ‫اُبَلِّ ُغ ُكمۡ ِر ٰس ٰل‬
ِ ‫ت َرب ِّۡى َواَنَا لَـ ُكمۡ نَا‬
‫ص ٌح اَ ِم ۡي‬

Artinya : “Aku Menyampaikan Amanat – amanat Tuhanku Kepadamu dan aku


hanyalah pemberi nasihat yang terpercaya bagimu” (Qs. Al-A’raaf; 68)
3. Tabligh
Tabligh bermakna menyampaikan. Dalam bekerja dalam Islam, seorang pekerja
harus jujur dan tidak menyembunyikan kualitas produk yang ditawarkan. Selain
itu, pelaku bisnis juga harus menyampaikan informasi dengan bahasa yang
mudah dipahami oleh semua orang.
Allah SWT berfirman:

‫ى ُك َّل َش ْى ٍء َع َد ۢ ًدا‬Rٰ ‫ص‬ ِ َ‫وا ِر ٰ َس ٰل‬


َ ْ‫ت َربِّ ِه ْم َوَأ َحاطَ بِ َما لَ َد ْي ِه ْم َوَأح‬ ۟ ‫لِّيَ ْعلَم َأن قَ ْد َأ ْبلَ ُغ‬
َ

Artinya : “Supaya Dia mengetahui, bahwa sesungguhnya rasul-rasul itu telah


menyampaikan risalah-risalah Tuhannya, sedang (sebenarnya) ilmu-Nya

7
Thohir Luth, Antara Perut & Etos Kerja Dalam Perspektif Islam (Jakarta: Gema Insani, 2001), hal. 29-
31.

12
meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu satu
persatu.”
4. Fathonah
Fathonah bermakna cerdas. Dalam berbisnis Islam, kecerdasan sangat
diperlukan dalam berkomunikasi dengan konsumen, merancang strategi
pemasaran, mempromosikan produk, dan membaca situasi untuk menjalankan
bisnis dengan baik.

Seseorang yang bekerja harus memiliki komitmen dan mematuhi etika bekerja,
serta konsisten dalam meneladani sifat-sifat Rasulullah SAW dalam bekerja menurut
Islam.8

2.7 Penerapan Etika Kerja Islam


Etika kerja merupakan acuan bahwa seorang individu atau perusahaan sebagai
panduan untuk implementasi bisnis mereka sehingga apa yang mereka lakukan
tidak merugikan orang atau lembaga lain. Dalam hal ini kami akan mengambil
contoh dari hasil analisis data Abdul Hadi (2019) yang berisi tentang Penerapan
Etika Kerja Islam Pada Baitul Mal Watawamwil (BMT) Taman Indah.
BMT (Baitul Mal Wa Tamwil) adalah lembaga keuangan syariah berdasarkan
kerjasama, dirancang untuk membantu masyarakat lokal dalam modal, tabungan
dan pendanaan lainnya. Sebagian besar nasabah peminjam dana tersebut untuk
pedagang dan orang-orang yang memiliki bisnis lain. BMT Taman Indah yang
berlokasi di Sp.Zone Cot Paya Baitussalam menarik minat masyarakat lokal
melakukan transaksi pinjaman dan tabungan, dan bahkan masyarakat dari desa
sekitarnya juga berpartisipasi dalam transaksi di BMT Taman Indah.
Dengan adanya etika kerja islam yang baik di suatu tempat lembaga
keuangan, sehingga memiliki nilai khusus kepercayaan lembaga
keuangan kliennya. Dalam hal etika kerja Islami, ada rentangnya
menandakan bahwa lembaga keuangan melakukan kegiatan. Misalnya,
keadilan melayani hal yang sama nasabah, nasabah bebas menentukan
pilihan, karyawan harus mampu mengambil tanggung jawab untuk
masalah yang dihadapi oleh nasabah, karyawan harus mempunyai sikap
yang baik terhadap nasabah dan lembaga keuangan memberikan
informasi yang transparan kepada nasabahnya.
Penerapan etika kerja islami di Baitul Mal Wa Tamwil Taman
Indah, menurut hasil wawancara dengan Pak Afrizal sebagai pemimpin
BMT Taman Indah, beliau menyampaikan bahwa etika kerja islam
diterapkan dari awal hingga saat ini masih dikelola oleh BMT dengan
menerapkan etika kerja islam sebagai berikut:
8
Iwan Aprianto dkk, Etika & Konsep Manajemen Bisnis Islam (Yogyakarta: Deepublish, 2020), hal. 13-
14

13
1. Penerapan etika kerja dalam konsep keadilan dari sudut pandang islam, definisi
keadilan mengarah pada empat aspek yaitu keseimbangan, kesetaraan dan
kompensasi (penghapusan) segala bentuk diskriminasi, pemeliharaan hak
individu dengan meberikan hak setiap orang hak untuk memperoleh dan
mempertahankan hak kelanjutan adanya keadilan ilahi (Zubair, 2012: 96) Oleh
karena itu penerapan etos kerja Islam dalam Keadilan bagi Baitul Mal Wa
Tamwil Taman Indah keadilan dapat dilihat Perlakuan yang sama di depan
hukum, hak yang sama atas kompensasi,hak atas kehidupan yang layak, hak atas
pembangunan, bukan pihak yang dirugikan.
2. Penerapan etika kerja pada konsep kebebasan Kehendak bebas adalah prinsip
panduan manusia Percayalah bahwa Allah SWT juga memberikan kebebasan
Para hambanya memilih apa yang menurutnya benar (Muslich,2004:41 Hal yang
sama juga berlaku pada penerapan etos kerja pada konsep kebebasan Aplikasi
Baitul Mal Wa Tamwil Taman Indah Karyawan memberikan kebebasan kepada
pelanggan Pilih kontrak, jumlah setoran pembiayaan pinjaman Merdeka untuk
Baitul Mal Wa Tamwil Tauhid dan Bingkai Makna Keyakinan Dalam Islam
Manusia Kebebasan untuk memilih dan menentukan pilihan.
3. Penerapan etika kerja dalam konsep tanggung jawab tanggung jawab adalah
perbuatan oleh masing-masing menurut kewajibannya dan Panggilan dari hati,
tanggung jawab adalah tindakan Etika sangat dijunjung tinggi (Ahmoedin, 1996:
81). Penerapan etika profesi pada konsep tanggung jawab Penanggung jawab
pegawai Baitul Mal Wa Tamwil Memiliki rasa tanggung jawab yang baik di
tempat kerja, rasa tanggung jawab bagaimana memecahkan suatu masalah
Apakah klien sedang dalam transaksi pinjaman, proses pembiayaan atau Hemat
biaya untuk pelanggan dengan memberikan solusi terbaik Pelanggan puas
dengan pelayanan prima yang diberikan oleh staf Bersikaplah etis.
4. Penerapan etika kerja dalam konsep ihsan Visi Ihsan Al-Qur'an dapat ditafsirkan
secara internal Segala macam hal 1. ihsan melakukan pekerjaan (amal) dengan
cara yang sebaik-baiknya, Sesempurna mungkin 2. Ihsan baik atau tidak baik
untuk semua orang, niat Memberi manfaat atau keuntungan kepada orang lain
3. ihsan adalah cara manusia beribadah kepada Allah Keagungan perbaikan terus
menerus menuju kesempurnaan Memiliki. 4. Bentuk-bentuk perbuatan baik
Sesempurna mungkin bagi Allah SWT (Ahmadi, 2012: 135-136). Penerapan
etos kerja dalam konsep ihsan Baitul Mal Wa Tamwil Taman Indah dapat dilihat
dari karakter setiap karyawan Menjaga qarimah berakhlak, santun dan dengan
akhlak yang baik Melayani pelanggan.
5. Penerapan etika kerja pada konsep transparansi Prinsip transparansi adalah
kewajiban manajer Menerapkan prinsip transparansi dalam proses pengambilan
keputusan pengambilan keputusan dan transfer informasi bukaan dalam
informasi juga berarti informasi Pengajuan harus lengkap, benar dan tepat waktu

14
Semua orang terlibat (Sukrisno, 2013: 104).9

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan mengenai makalah ini adalah konsep etika kerja Islam dan
dampaknya terhadap performa individu. Etika kerja Islam memiliki peran penting
dalam membentuk perilaku kerja individu yang positif. prinsip moral, kerja keras
dan komitmen yang ditekankan dalam konsep ini akan memberikan hasil yang baik
bagi individu maupun organisasi. Dari kesimpulan literatur diatas, etika kerja Islam
menunjukkan pengaruhnya terhadap tingkat keterikatan karyawan terhadap
pekerjaannya, seperti kepuasan kerja dan komitmen. Konsep etika kerja Islam akan
menambah literature mengenai etika kerja yang sampai saat ini masih sangat
terbatas.
Etika kerja Islam diterapkan di dunia pekerjaan dapat dilihat dari perilaku
seorang Muslim dalam bekerja. Seorang Muslim harus menerapkan nilai-nilai etika
kerja seperti kejujuran, keadilan, tanggung jawab, dan semangat kerja yang tinggi
dalam setiap tindakan dan keputusan yang diambil. Selain itu, ia juga harus
menghindari tindakan yang merugikan orang lain atau menciptakan ketidakadilan
dalam lingkungan kerja. Dengan demikian, etika kerja Islam dapat membantu
menciptakan lingkungan kerja yang sehat, harmonis, dan produktif bagi semua
pihak yang terlibat.

3.2 Saran
Demi membangun pengetahuan pembaca, kami memberikan saran kepada
pembaca untuk menambah referensi lain mengenai pembahasan “etika kerja dalam
islam” demi meningkatkan pemahaman pembaca serta dapat meningkatan literasi
bagi para pembaca.

9
Abdul Hadi, Skripsi: “Analisis Penerapan Etika Kerja Islam Pada Baitul Mal Watamwil (BMT) Taman
Indah Aceh Besar” (Banda Aceh: UIN Ar-Raniry, 2019), hal. 43 dan hal. 57-61.

15
DAFTAR PUSTAKA

Andayani, Dwi. (2016)."Relasi Etika kerja dan Etos Kerja Dalam Islam." Jurnal
Penelitian Pendidikan, Agama, dan Kebudayaan volume 2 (115-116)

Aprianto, Iwan dkk. (2020) Etika & Konsep Manajemen Bisnis Islam.
Yogyakarta :Deepublish hal 13-14

Hadi, Abdul. (2019). Analisis Penerapan Etika Kerja Islam Pada Baitul Mal Watamwil
(BMT) hal 43 dan hal 57-61

Luth, Thohir. (2001). Antara Perut & Etos Kerja Dalam Perspektif Islam. Jakarta.Gema
Insani. Hal 29-31

Pramesti, Sheila A & Ratnasari, Ririn T. (2020). Pengaruh Etika Kerja Islam terhadap
Loyalitas Karyawan Yayasan Nurul Hayat Surabaya di dalam Jurnal
Ekonomi Syariah Teori Dan Terapan.Volume 7 (5) hal 854-855

Pratama, Sinung Andiria. A (2019). Analisis Dampak Penerapan Etika Kerja Islam
Terhadapa Tingkat Profesionalisme Internal Auditor BMT kota Metro. Hal
50-58
Ranchman, Muhammad Arif (2018). Pengaruh Etika Kerja Islam, Kompensasi
Terhadap Kinerja Karyawan : Peran Mediasi Kepuasan Kerja (Pada Bank
BTN Syariah cabang Banjarmasin ). Hal 23-24

Rofie, Mohamad Khadafi Hj. (2015) .Prinsip Etika Kerja Dalam Islam Menurut Al
quran dan Al Sunnah :Satu Penilaian Terhadap Karya Penulis Etika Kerja
Islam Di Malaysia. Hal 59-60

16
Zamzam, H. Fakhry. (2020). Etika Bisnis Islam Seni Berbisnis Keberkahan.
Yagyakarta: Deepublish hal 17

17

Anda mungkin juga menyukai