Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ETIKA BISNIS ISLAM

DOSEN PENGAMPU : Azwar Hamid , M . A .

DISUSUN OLEH:

NAMA KELOMPOK DUA

1.AFIFAH ALBADRI SIMATUPANG (1940200261)


2.PUTRI YULIA ROSA LUBIS (1940200260)
3.AMMAR RAIHAN (1940200263)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PADANGSIDIMPUAN


TAHUN AJARAN 2021 / 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah swt atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun
hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih kepada Bapak Azwar
Hamid, M.A. selaku dosen kami dalam Mata Kuliah Etika Bisnis Islam dan kepada semua pihak
yang telah membantu dan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca. Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah
agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
B.Rumusan Masalah
C.Tujuan Masalah

BAB II PEMBAHASAN
A. Etika Bisnis
B. Pengertian Etika Bisnis
C. Konsep dasar etika bisnis islam

BAB III
1.KESIMPULAN
2. SARAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang

Etika bisnis adalah bagian dari filsafat. Secara garis besar pengertian filsafat, etikadan etika
bisnis berhubungan erat satu sama lain.Filsafat dalam arti luas adalah suatu usaha sistematis
untuk memahami pengalaman manusiasecara pribadi dan kolektif/kelompok. Berbeda dengan
teologi maka filsafat menggunakanrasio untuk menafsirkan pengalaman manusia dan bukan
mengandalkannya pada wahyuIlahi.Dalam masyarakat, manusia mengadakan hubungan
hubungan antara lain hubungan agama, keluarga, perdagangan, politik dan sebagainya. Sifat
hubungan ini sangat rumit dancoraknya berbagai ragam. hubungan antara manusia ini sangat
peka, sebab seringdipengaruhi oleh emosi yang tidak rasional. Manusia selalu berusaha agar
tercapai kerukunandan kebahagiaan di dalam suatu masyarakat. Timbullah peraturan baik
tertulis maupun tidak tertulis yang kita sebut etik, etika, norma, kaidah, tolak ukur.Sebanyakan
orang tidak senantiasa sadar akan fungsi etika. Salah satu sebabnya, etika menjadi bagian yang
integral dari pribadi seseorang sehingga tidak lagi dipersoalkan olehyang bersangkutan. Artinya
seseorang jarang sekali memikirkan etika yang dimilikinya ,kecuali bila ia merasa bahwa dalam
hubungannya dengan orang lain etika tersebut mendapattantangan. 'ada saat tertentu kita
pasti berhadapan dan berinteraksi dengan orang yangmemiliki etika yang berbeda.Sasaran
etika adalah moralitas (etika merupakan filsafat tentang moral). "oralitas adalah istilah yang
dipakai untuk mencakup praktek dan kegiatan yang membedakan apa yang baik dan apa yang
buruk, aturan aturan yang mengendalikan kegiatan itu dan nilai nilai yangtersimbul di
dalamnya yang dipelihara atau dijadikan sasaran oleh kegiatan praktek tersebut

B Rumusan Masalah
1.Apa pengertian Etika Bisnis?
2.Apa saja pokok pokok etika bisnis?
3. Apa Konsep etika bisnis islam?
C.Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari dosen pengampu
mata kuliah Etika Bisnis Islam dan sebagai bahan bacaan dan penambah wawasan bagi penulis
dan juga para pembaca dalam hal Etika.
BAB II
PEMBAHASAN

A. ETIKA BISNIS

Etika bisnis adalah cara untuk melakukan kegiatan bisnis yang mencakup seluruh aspek yang
berkaitan dengan individu, perusahaan, dan masyarakat. Hal ini memiliki peranan penting
karena dapat membentuk nilai, normal, serta perilaku karyawan dan pimpinan guna
membangun hubungan adil dan sehat dengan mitra kerja, pemegang saham, atau
masyarakat.Etika bisnis mempunyai aturan yang tidak tertulis soal cara menjalankannya dengan
adil dan sudah sesuai dengan hukum yang diberlakukan negara, serta tidak tergantung pada
kedudukan individu atau perusahaannya di dalam masyarakat. Etika dalam berbisnis sesuai
definisi dapat menjadi standar serta pedoman bagi setiap karyawan termasuk manajemen dan
dijadikan sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan landasan
kejujuran, moral luhur, transparansi, serta sikap profesional.
Tujuan Etika dalam Berbisnis

Dalam dunia bisnis, etika dalam berbisnis sangat diperlukan untuk mengelola dan menjalankan
sebuah bisnis. Pengertian etika bisnis adalah prinsip-prinsip moral yang bertindak sebagai
pedoman dalam menjalankan bisnis. Apa saja contoh etika bisnis? Simak artikel berikut. Tujuan
Etika bisnis sangat dibutuhkan oleh semua pengusaha baru maupun pengusaha yang sudah
lama terjun di dunia bisnis.Dengan tujuan bagi pengusaha adalah untuk mendorong kesadaran
moral dan memberikan batasan-batasan bagi para pengusaha atau pelaku bisnis untuk
menjalankan good business dan tidak melakukan monkey business atau dirty business.Hal
tersebut dapat merugikan banyak pihak yang terkait. Dengan demikian, para pelaku bisnis
memiliki aturan yang dapat mengarahkan mereka dalam mewujudkan citra dan manajemen
bisnis yang baik sehingga dapat diikuti oleh semua orang yang memercayai bahwa bisnis
tersebut memiliki etika yang baik.Selain itu, dapat juga dapat menghindari citra buruk seperti
penipuan, serta cara kotor dan licik.Bisnis yang memiliki etika baik biasanya tidak akan pernah
merugikan bisnis lain, tidak melanggar aturan hukum yang berlaku, tidak membuat suasana
yang tidak kondusif pada saingan bisnisnya dan memiliki izin usaha yang sah.

Tujuan dari penerapan etika bisnis juga merupakan salah satu bentuk tanggung jawab sosial
perusahaan.Dengan meningkatnya kesadaran investor tentang masalah lingkungan, sosial, dan
tata kelola, reputasi perusahaan dipertaruhkan , jika perusahaan mengambil bagian dalam
praktik yang tidak etis, seperti prosedur dan perlindungan privasi pelanggan yang buruk yang
dapat mengakibatkan pelanggaran data.
Contoh Etika Bisnis Sederhana
Contoh etika bisnis sederhana adalah sebagai berikut dibawah. Ini adalah beberapa contoh
yang dapat Anda praktekkan dalam menjalankan usaha bisnis Anda.
1. Menyebutkan Nama
Pengusaha biasanya akan menyebutkan nama secara lengkap ketika bertemu dengan orang
baru.Hal ini penting dilakukan untuk menunjukkan bahwa Anda memiliki etika yang
baik.Namun, jika nama Anda terlalu panjang untuk diucapkan, Anda dapat menyingkatnya
sedikit.
2. Berdiri Saat Berkenalan
Selain menunjukkan kesopanan, berdiri saat memperkenalkan diri juga mempertegas kehadiran
Anda.Namun, jika kondisinya tidak memungkinkan untuk berdiri, Anda dapat sedikit
membungkuk.Dengan begitu, rekan bisnis akan melihat bahwa Anda adalah orang memiliki nilai
positif dan memiliki citra baik.
3. Ucapkan Terima Kasih
Ketika Anda menghadiri suatu acara bisnis jangan pernah lupa untuk mengucapkan terima
kasih, misalnya “terima kasih sudah datang”. Namun, jangan pernah ucapkan kata tersebut
secara berlebihan.

B. PENGERTIAN ETIKA BISNIS ISLAM


Etika berasal dari bahasa yunani kuno yakni Ethos adalah ta etha artinya adat kebiasaan. James
J. Spillane SJ berpendapat bahwa etika atau ethics memperhatikan dan mempertimbangkan
tingkahlaku manusia dalam pengambilan keputusan moral. Dalam kamus besar bahasa
indonesia etika merupakan ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk serta tentang hak dan
kewajiban moral (akhlak) moral memiliki arti ajaran tentang baik buruk yang diterima umum
mengenai perbuatan, sikap, kewajiaban, akhlak, budi perkerti, asusila, kondisi mental yang
membuat orang tetap berani, bersemangat, bergairah, berdisiplin, isi hati atau keadaan
perasaan.Dalam bahasa arab etika Islam sama artinya dengan akhalk jamak dari khulukun yang
berarti budi pekerti, perangai, tingkahlakku atau tabiat.
Dengan demikian dari beberapa arti di atas dapat di kemukakan bahwa etika menurut bahasa
mempunyai beberapa makna yang komprehensif antara teori dan praktek, yaitu kesusilaan,
adat tingkahlaku dan ungkapan perasaan batin. Secara umum etika adalah sepadan dengan
moral yang keduanya merupakan filsafat tentang adat kebiasaan, yang merupakn cara perilaku
manusia. Maka secara umum etika atau moral adalah filsafat, ilmu disiplin tentang cara-cara
perilaku manusia atau keterus-terusan tindakan manusia.Namun ada yang memahami antara
akhlak dan etika berbeda, jika etika hanaya berhubungan dengan sopan santun antara sesama
manusia serta tingkahlaku lahiriah, maka akhalak lebih luas cakupannya yakni mencakup hal-hal
yang tidak bersifat lahiriah tetapi termasuk sikap batin dan pikiran manusia. Oleh sebab itu,
akhlak atau etika mencakup etika terhadap Allah, etika terhadap Rasul, etika terhadap manusia,
dan etika terhadap lingkungan alam sekitar.Perbuatan-perbuatan manusia dapat dianggap
sebagai manifestasi dari akhlaknya, apabila perbuatan itu dilakukan berulang kali sehingga
menjadi kebiasaan serta perbuatan itu dilakukan dengan sadar karena dorongan emosional-
emosional jiwanya bukan karena adanya tekanan yang datang dari luar dirinya seperti adanya
paksaan atau bujukan.
Dengan arti demikian pemahaman bahwa etika dan akhlak memiliki persamaan, dimana
didalamnya berkaitan dengan perbuatan baik dan buruk manusia, persamaan dan perbedaan
antra akhlak dengan etika adalah sebagai berikut:
a. Persamaan
1) Objek, yaitu perbuatan da tingkah laku manusia.
2) Pembahasan, yaitu penilaian baik dan buruk.
b. Perbedaan
Perbedaan akhlak dengan etika adalah terletak pada tolak ukurnya jika akhlak, perbuatan dan
tingkah laku manusia dalam menentukan baik dan buruk diukur dengan agama yakni
berdasarkan ajaran Allah dan Rosulnya. Sedangkan etika dibatasi pada sopan santun antara
sesama manusia, serta hanya berkaitan dengan tingkah laku lahiriah.Dengan demikian etika dan
akhlak begitu kecil untuk mendapatkan kebenaran sebagai penilaian-penilaian yang universal
yang dinamis terhadap subjek maupun objek. Oleh sebab itu etika berupaya melakukan
penyelidikan dan penilaian terhadap perbuatan baik dan buruk manusia maka di sini harus
dipahami bahwa pembuatan atau tabiat manusia sangat beragam. Keberagaman ini dapat
ditinjau dari segi nilai kelakuannya apakah baik atau buruk serta tujuan objek tanpa
mengkeesampingkan pokok-pokok etika serta hukum kausalitas yang merupakan bagian dari
kodrat manusia.

3) Pokok-pokok Etika Islam

Mengingat etika Islam merupakan etika yang berdasarkan pada al-Qur’an dan hadish, maka di
sana pula seseorang akan dinilai baik dan buruk perbuatannya, apakah sesuai atau tidak dengan
dua sumber tersebut. Kaitannya dengan etika Islam adalah etika yang didasarkan pada pokok-
pokok agama Islam, yaitu al-Qur’andan hadits atau sunnah Nabi, kebiasaan sahabat, serta ijma
ulama. Sistem dan etika Islam bebrbeda dengan sistem etika sekuler dan dari ajaran moral yang
diyakini oleh agama-agama lain. Sepanjang rentang sejarah peradaban, model-model sekuler
mengasumsikan ajaran moral yang bersifat sementara dan berubah karena didsarkan pada
nilai-nilai yang diyakini para pencetusnya, sebaliknya ajaran Islam yang melekat dalam sistem
etika islam menekankan hubungan antara manusia dengan Sang Penciptanya. Karena Allah SWT
Maha Sempurna dan Maha Mengetahui, maka kaum muslim memiliki ajaran moral yang tidak
terikat waktu dan tidak dipengaruhi oleh perilaku manusia. Ajaran etika islam dapat diterapkan
sampai kapanpun karena Sang Pencipta berada lebih dekat dari urat leher manusia dan
memiliki pengetahuan yang sempurna dan abadi. Secara umum, islam mendukung semua
prinsip dalam pendekatan keadilan distributive terhadap etika, namun dalam proposi yang
seimbang Islam tidak mendukung prinsip keadilan buta.
Berdasarkan pembahasan di atas, sejumlah parameter kunci sistem etika
Islam telah terungkap dan dapat dirangkum sebagai berikut:
a. Berbagai tindakan atau keputusan disebut etis bergantung pada niat individu yang
melakukannya. Allah Maha Kuasa dan mengetahui apapun niat kita sepenuhnya dan secara
sempurna.
b. Niat baik yang diikuti tindakan yang baik akan dihitung sebagai ibadah. Niat yang halal tidak
dapat mengubah tindakan yang haram menjadi halal.
c. Islam memberikan kebebasan kepada individu untuk percaya dan bertindak berdasar apapun
keinginanya, namun tidak dalam hal tanggung jawab dan keadilan.
d. Percaya kepada Allah SWT memberi individu kebebasan sepenuhnya dari hal apapun atau
siapapun kecuali Allah.
e. keputusan yang menguntungkan kelompok mayoritas ataupun minoritas tidak secara
langsung berarti besifat etis dalam dirinya. Etika bukanlah permainan mengenai jumlah.
f. Islam menggunakan pendekatan terbuka terhadap etika, bukan sebagai sistem tertutup, dan
berorientasi diri sendiri. Egoisme tidak mendapat tempat dalam ajaran islam.
g. keputusan etis harus didasarkan pada pembacaan secara bersama-sama antara al-Qur’an dan
alam semesta
h. Tidak seperti sistem etika yang diyakini banyak agama lain, Islam mendorong umat manusia
untuk melaksanakan tazkiyah melalui partisipasi aktif dalam kehidupan ini. Dengan berprilaku
secara etis di tengah ujian godaan dunia, kaum muslim harus mampu membuktikan
ketaatannya kepada Allah.Untuk mengembangkan lebih jauh hendaknya kita memperhatikan
al-Qur’an dan hadits sebagai sumber ajaran etika Islam atau akhlak, maka kita dapat mengtakan
bahwa teori moralitas Islam sangat menyeluruh dan terperinci, mencakup segala hal yang telah
kita lihat, alami sehari-hari. Karena al-Qur’an adalah petunjuk bagi manusia yang meliputi
segala segi hidup dan kehidupan manusia tidak hanya mengajarkan kebaikan-kebaikan dari
pada akhlak islam akan tetapi juga janji dan sanksi dari Allah.
Selain itu juga Allah mengaruniakan kita akal sebagai pokok dasar lain etika Islam. Sebagai
makna pendapat al- maturida yang berpendapat akal mengetahui sifat baik yang terdapat
dalam yang baik dan sifat yang buruk terdapat yang buruk, dengan demikian akal juga tahu
bahwa berbuat baik adalah baik dan berbuat buruk adalah buruk. Dan pengetahuan inilah yang
memastikan adanya perintah larangan. Jika kita memahami al-Qur’an dengan baik dan benar,
maka kita dapat mengetahui bahwa pada dasarnya Islam bertujuan untuk membangun
kehidupan manusia berdasarkan nilai-nilai kebajikan dan membersihkan dari berbagai
kejahatan. Konsekuensi logis dari pemahaman Islam secara utuh adalah bahwa syariat Islam
yang bersumber dari al-Qur’an dan hadits mangatur kehidupan manusia secara individu dan
kolektif. Al-Qur’an sendiri sebagai dasar etika Islam bagi kehidupan manusia, terutama dalam
hal kemasyarakatan harus ditegakkan atas tiga dasar yaitu negara dan masyarakat harus
ditegakkan atas dasar keadilan, musyawarah, dan persaudaraan atau persamaan.

4. Struktur Etika Islam


Struktur etika dapat ditinjau dari dua segi, yaitu dari perbedaan manusia dalam segala seginya,
dan dari segi perbuatan manusia. Bila ditinjau dari perbuatan manusia, etika dibedakan menjadi
dua yaitu akhlak madzmumah (etika tercela) dan akhlak mahmudah (etika terpuji). Selanjutnya
dalam pembahasan ini hanya dikaji akhlak mamudah (etika terpuji) yang khususnya pada
hubungan manusia dengan Allah SWT yang meliputi shalat lima waktu dan puasa ramadhan
serta hubungan manusia dengan sesamanya yang meliputi etika terhadap orang tua, etika
terhadap guru, etika terhadap teman sebaya dan etika terhadap masyarakat pada umumnya.
a. Etika Terhadap Allah
Etika terhadap Allah meliputi amal perbuatan yang dilakukan dengan cara berhubungan dengan
Allah, melalui media-media yang telah disediakan Allah, seperti shalat, puasa dan haji.
b. Etika Manusia Terhadap Manusia
Etika terhadap sesama manusia ini mengarah kepada bergaul dan berbuat baik kepada orang
lain.

5. Fungsi Etika Islam


Fungsi etika Islam adalah untuk menuntun umat manusia terutama yang beragama Islam agar
tidak terjerumus kepada kezoliman yang diciptakan oleh moral atau adap yang buruk yang
mana akan merusak manusia itu sendiri atau yang ada disekitarnya yang akhirnya akan
menuntun kejalan pintu neraka. Maka dari pada itu etika Islam sangat penting untuk dipahami
dan diikuti sebagai pembeda pula antara manusia dengan hewan yang tidak memiliki akal
pikiran dan akhlak.

C. KONSEP ETIKA BISNIS ISLAM

Islam adalah agama yang sempurna yang meliputi dan mengatur segala aspek kehidupan
manusia(syumul),ia mengatur sistem berakidah (tauhid), beribadah dan juga bermuamalah, di
mana yang satu dan lainnya saling berhubungan erat. Muamalah dalam Islam memiliki porsi
yang memadai sebagaimana terdapat dalam dua dimensi lainnya. Bisnis(tijarah) merupakan
salah satu komponen utama dalam sistem muamalah. Oleh karena itu, Islam menganjurkan
pemeluknya untuk menggeluti bidang ini secara profesional
(itqan), sehingga dapat memberi manfaat bagi dirinya, keluarganya dan kaum muslimin secara
umum. Hukum asal transaksi bisnis dalam Islam adalah mubah(dibolehkan), selama tidak ada
dalil yang menunjukkan bahwa jenis dan bentuk transaksi tersebut diharamkan. Prinsip ini
menjadi dasar penting bagi pelaku bisnis
(tajir/mustatsmir) untuk melakukan inovasi(tanmiyah) dalam melakukan aktivitas bisnis selama
ia tidak bertentangan dengan kaidah-kaidah syariah serta prinsip-prinsip dasar (maqasid)
dalam Islam. Pemikiran etika bisnis muncul ke permukaan, dengan landasan bahwa, Islam
adalah agama yang sempurna. Ia merupakan kumpulan aturan-aturan ajaran (doktrin) dan nilai-
nilai yang dapat mengantarkan manusia dalam kehidupannya menuju tujuan kebahagiaan
hidup baik di dunia maupun di akhirat. Islam merupakan agama yang memberikan cara hidup
terpadu mengenai aturan-aturan aspek social, budaya, ekonomi, sipil dan politik. Ia juga
merupakan suatu system untuk seluruh aspek kehidupan, termasuk system spiritual maupun
system prilaku ekonomi dan politik. Yang membedakan Islam dengan materialism adalah bahwa
Islam tidak pernah memisahkan ekonomi dengan etika
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

Etika bisnis berlaku sebagai benteng bagi pemangku kepentingan, etika bisnis juga memiliki
fungsi yang mampu menyinergikan antar pemangku kepentingan dalam bisnis. Bisnis yang
beretika akan membawa dampak baik pada perusahaan. Penerapan etika dalam kegiatan bisnis
akan membawa dampak yang positif bagi kelangsungan suatu bisnis.
Tujuan etika dalam pandangan filsafat ialah mendapatkan ide yang sama bagi seluruh manusia
disetiap waktu dan tempat tentang ukuran tingkah laku yang baik dan buruk sejauh yang dapat
diketahui oleh akal pikiran manusia. Akan tetapi dalam usaha mencapai tujuan itu, etika
mengalami kesulitan, karena pandangan masing-masing golongan dunia ini tentang baik dan
buruk mempunyai ukuran (kriteria) yang berlainan.

Moral berasal dari bahasa latin yakni mores kata jamak dari mos yang berarti adat kebiasaan.
Sedangkan dalam bahasa Indonesia, moral diartikan sebagai susila. Moral adalah hal-hal yang
sesuai dengan ide-ide yang umum diterima tentang tindakan manusia, mana yang baik dan
mana yang wajar.
Dengan demikian dari beberapa arti di atas dapat di kemukakan bahwa etika menurut bahasa
mempunyai beberapa makna yang komprehensif antara teori dan praktek, yaitu kesusilaan,
adat tingkahlaku dan ungkapan perasaan batin. Secara umum etika adalah sepadan dengan
moral yang keduanya merupakan filsafat tentang adat kebiasaan, yang merupakn cara perilaku
manusia. Maka secara umum etika atau moral adalah filsafat, ilmu disiplin tentang cara-cara
perilaku manusia atau keterus-terusan tindakan manusia.

SARAN
Semoga pembaca dapat mengetahui dan memahami perilaku etika dan moral dalam
kehidupan, sehingga dapat mengaplikasikan perilaku etika tersebut sesuai dengan ajaran
agama masing-masing.serta menjauhi dan meninggalkan perilaku yang tidak baik.
DAFTAR PUSTAKA

Adiwarman, Karim. 2002. Etika Bisnis Islam.Jakarta: CV Naladana.


Agustianto, Syharsini. 2009. Etika bisnis Dalam Islam. Yogyakarta : Rineka Cipta.
Akhmad, Mujahidin. 2005 .Etika Bisnis Dalam Islam Analisis Terhadap Aspek Moralitas Pelaku
Bisnis, Hukum Islam Vol.IV No.2.
Dominick, Salvatore .2001. Managerial Economics-Dalam Perekonomian Global,Jakarta K.
Berten : Gramedia, Jakarta.
Edywianto.2011.Pengertian Etika dan macam-macamnya.Jakarta : Gramedia Pustaka.
Nurdin, Muslim, drs., K.H., dkk. Moral dan Kognisi Islam (Buku Teks Agama Islam Untuk
Perguruan Umum. Bandung : CV Alvabeta.
Latifa M. Algaoud & Mervyn K. Lewis.2005.Peraktek Etika Bisnis Islam, PT Serambi Ilmu Semesta
,Jakarta.
Qardawi, Yusuf .2006. Norma dan Etika Ekonomi Islam . Jakarta : Gema Insani.

Anda mungkin juga menyukai