Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

VALUASI EKONOMI DAMPAK PENCEMARAN LINGKUNGAN

Untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah Ekonomi SDA dan Lingkungan

Dosen Pengampu : Rini Hayati Lubis, S.P., M.P.

Oleh:

Siti Aisyah 1940200262

PRODI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYEKH ALI HASAN AHMAD ADDARY
PADANGSIDIMPUAN
T.A 2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, segala puji
bagi Allah Tuhan semesta alam. Sehingga makalah dengan judul “Valuasi Ekonomi Dampak
Pencemaran Lingkungan” ini dapat terselesaikan dengan baik.

Tak lupa ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu menyiapkan dan
menyusun makalah ini sehingga dapat memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi SDA dan
lingkungan. Semoga pihak yang telah membantu pembuatan makalah ini mendapat balasan yang
setimpal dari Allah SWT.

Adapun demikian, pemakalah menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan memiliki banyak kekurangan. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
dapat dijadikan masukan untuk pemakalah guna menyem-purnakan makalah kami kedepannya.

Padangsidimpuan, 16 November 2022

Siti Aisyah
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Pencemaran Lingkungan

B. Faktor-faktor Pencemaran Lingkungan


1. Pertanian
2. Perikanan
3. Teknologi dan industri
C. Jenis-jenis Pencemaran Lingkungan

1. Sungai
2. Terumbu karang
3. Kerusakan hutan
4. Pencemaran
D. Dampak Pencemaran Lingkungan
E. Usaha-usaha Pelestarian Lingkungan

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari muka bumi. Baik dalam lingkungan alam
maupun lingkungan sosial. Kita bernapas memerlukan udara dari lingkungan sekitar. Kita makan,
minum, menjaga kesehatan, semuanya memerlukan lingkungan. Dewasa ini pencemaran
lingkungan terjadi dimana-mana termasuk di Indonesia. Kerusakan lingkungan tersebut meliputi
gangguan pada berbagai ekosistem yang menyebabkan kerusakan keanekaragaman varietas
(variety diversity) dan keanekaragaman jenis (species diversity).

Pada akhirnya, baik secara langsung ataupun tidak langsung, manusia yang sangat tergantung
pada kelestarian ekosistem akan berlaku kurang bijaksana terhadap lingkungan untuk memenuhi
segala kebutuhannya. Kerusakan lingkungan, khususnya di Indonesia, telah terjadi pada berbagai
tempat dan berbagai tipe ekosistem. Misalnya, pada ekosistem pertanian, pesisir dan lautan. Salah
satu akibat dari kerusakan lingkungan adalah ancaman kepunahan satwa liar. Selain itu berbagai
kerusakan lingkungan di ekosistem pertanian telah banyak terjadi baik pada ekosistem pertanian
sawah maupun ekosistem pertanian lahan kering non padi.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud pencemaran lingkungan?


2. Apa saja faktor-faktor pencemaran lingkungan?
3. Apa saja jenis-jenis pencemaran lingkungan?
4. Apa saja dampak pencemaran lingkungan?
5. Apa saja usaha-usaha untuk pelestarian lingkungan?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pencemaran Lingkungan

Proporsi pencemaran lingkungan yang disebabkan kegiatan manusia sebetulnya jauh lebih
besar dibandingkan dengan kerusakan yang disebabkan oleh alam. Bentuk pencemaran lingkungan
yang disebabkan oleh manusia di antaranya pencemaran sungai oleh limbah industri, penebangan
hutan secara massal dan ilegal, dan sebagainya.

Penebangan-penebangan hutan untuk keperluan industri, lahan pertanian, dan kebutuhan-


kebutuhan lainnya telah menimbulkan pencemaran lingkungan yang luar biasa. Pencemaran
lingkungan yang terjadi menyebabkan timbulnya lahan kritis, ancaman terhadap kehidupan flora
dan fauna, dan kekeringan. Pencemaran lingkungan dapat terjadi terhadap air, tanah, dan udara.

Pada umumnya, pencemaran air dan tanah terjadi karena pembuangan limbah-limbah industri
dan biasanya terjadi di perkotaan. Adapun pencemaran terhadap udara terjadi karena hasil
pembakaran bahan bakar. Kasus-kasus pencemaran perairan telah sering terjadi karena
pembuangan limbah industri ke dalam tanah, sungai, danau, dan laut.

Kebocoran-kebocoran pada kapal-kapal tanker dan pipa-pipa minyak yang menyebabkan


tumpahan minyak ke dalam perairan menyebabkan kehidupan di tempat itu terganggu, banyak
ikan-ikan yang mati, tumbuh-tumbuhan yang terkena genangan minyak pun akan musnah pula.
Masyarakat yang mempunyai mata pencarian menangkap ikan seperti nelayan terimbas pula
dampak negatifnya, yaitu berkurangnya jumlah tangkapan ikan yang mereka peroleh.

B. Faktor-faktor Pencemaran Lingkungan

1. Pertanian
Penggundulan hutan merupakan salah satu contoh kerusakan yang diakibatkan oleh kegiatan
pertanian ladang berpindah. Tempat yang ditinggalkan menjadi kurang subur dan ditumbuhi alang-
alang. Akibatnya saat musim hujan akan terjadi proses pengikisan tanah permukaan yang intensif.

2. Perikanan
Cara penangkapan ikan yang salah, sepeti menggunakan pukat harimau juga menyebabkan kian
berkurangnya jenis-jenis ikan tertentu didaerah perairan. Terlebih lagi jika menggunakan bahan
peledak, tidak hanya ikan yang mati tetapi larva dan ikan kecil lainnya ikut mati.

3. Teknologi dan industri


Penggunaan traktor memang mempermudah dan mempercepat pembajakan sawah, namun ada
hal lain yang terbawa seperti sisa bahan bakar, buangan oli, dsb. Hal tersebut biasa merusak
lingkungan.

C. Jenis-jenis Pencemaran Lingkungan

a. Sungai
Pencemaran sungai dapat disebabkan oleh hal-hal berikut:

1) Pembuangan limbah industri ke perairan.


2) Pembuangan limbah rumah tangga (domestik) ke sungai, seperti air cucian, air bekas MCK.
3) Penggunaan pupuk dan pestisida yang berlebihan.
4) Terjadinya erosi yang membawa partikel-partikel tanah ke perairan.
5) Penggunaan racun dan bahan peledak
6) Pembuangan limbah rumah sakit, limbah peternakan ke sungai
7) Tumpahan minyak karena kebocoran tanker atau ledakan sumur minyak lepas pantai.

b. Terumbu karang
Pada saat sekarang ini sudah banyak laporan atas dasar rusaknya terumbu karang,
terumbu karang yang memanjang di lautan adalah keajaiban bawah air dengan warna yang
berpendar berbentuk fantastis telah dicampur tangani oleh tangan-tangan kotor manusia.

c. Kerusakan hutan
Hutan yang masih alami mempunyai pohon-pohon yang lebat dan perakaran yang baik
dapat menyerap air ketika hujan datang dan menyimpannya dalam tanah di celah-celah perakaran,
secara perlahan melepasnya melalui aliran sungai.

d. Pencemaran
Pencemaran didefinisikan sebagai suatu gejala masuknya zat-zat atau komponen lain ke dalam
lingkungan atau ekosistem alami sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu. Macam-
macam pencemaran lingkungan antara lain:

a) Pencemaran air.
b) Pencemaran udara.
c) Pencemaran tanah.
d) Pencemaran suara.

D. Dampak Pencemaran Lingkungan

Pencemaran lingkungan akan mengganggu berbagai aspek kehidupan manusia, di antaranya


adalah terganggunya keanekaragaman hayati yang meliputi flora dan fauna. Dewasa ini tercatat
berbagai jenis satwa liar di Indonesia yang kondisinya sangat mengkhawatirkan karena kerusakan
habitat satwa dan adanya perburuan liar. Salah satu fauna yang hampir punah adalah Banteng Jawa
(bos javanicus), kendati satwa ini telah dilindungi undang-undang di Indonesia, berdasarkan
peraturan perlindungan binatang liar 1931, namun nasib kelangsungan satwa ini belum dapat
dijamin.

Kerusakan habitat asli Banteng Jawa terjadi di Hutan Pangandaran, Jawa Barat, dan terus
berlangsung di beberapa tempat lain sehingga fauna ini hampir tidak memiliki habitatnya lagi.
Jenis mamalia langka lainnya, yaitu Badak Sumatera (dicerorhinus sumatrensis) mengalami nasib
yang serupa. Hal ini diakibatkan oleh maraknya aksi pembabatan hutan, pemasangan perangkap
berat, dan pemburuan diam-diam yang terjadi di wilayah hutan Sumatera Barat. Sehingga hal ini
sangat mengancam terhadap keselamatan satwa langka yang telah dilindungi undang-undang itu.

Jenis-jenis burung di alam tak luput juga dari gangguan manusia. Sebut saja misalnya Jalak
Putih Bali, jenis-jenis burung Cendrawasih dan Gelatik Jawa. Jalak putih Bali (leucopsar
rothschildi) yang merupakan burung endemis di Bali Barat dan telah dilindungi undang-undang di
Indonesia, nasibnya terus terancam akibat gangguan yang cukup serius dan tak henti dari ulah
manusia, yaitu adanya perburuan liar dan perusakan habitat sebagai tempat tinggalnya di daerah-
daerah hutan.

Perburuan liar banyak dilakukan oleh penduduk, karena jenis burung itu laku dijual mahal di
pasar-pasar burung di kota sehingga para pemburu liar ini mendapat penghasilan yang cukup besar
dari memperdagangkan burung itu. Gangguan populasi burung tersebut juga diperberat lagi oleh
perusakan habitat melalui penebangan kayu secara liar yang dilakukan penduduk untuk kebutuhan
kayu bakar rumah tangganya atau untuk dijual.

E. Usaha-usaha Pelestarian Lingkungan

Usaha-usaha pelestarian lingkungan merupakan tanggung jawab kita sebagai manusia. Dalam
hal ini, usaha pelestarian bumi tidak hanya merupakan tanggung jawab pemerintah saja, melainkan
tanggung jawab bersama antara pemerintah dengan masyarakat. Pada pelaksanaannya, pemerintah
telah mengeluarkan beberapa kebijakan yang dapat digunakan sebagai payung hukum bagi aparat
pemerintah dan masyarakat dalam bertindak untuk melestarikan lingkungan hidup. Beberapa
kebijakan yang telah dikeluarkan pemerintah tersebut, antara lain meliputi hal-hal berikut ini:

Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan


Lingkungan Hidup.Surat Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 148/11/SK/4/1985 tentang
Pengamanan Bahan Beracun dan Berbahaya di Perusahaan Industri.Peraturan Pemerintah (PP)
Indonesia Nomor 29 Tahun 1986 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
Pembentukan Badan Pengendalian Lingkungan Hidup pada tahun 1991.

Selain itu, usaha-usaha pelestarian lingkungan hidup dapat dilakukan dengan cara-cara
berikut ini: Melakukan pengolahan tanah sesuai kondisi dan kemampuan lahan, serta mengatur
sistem irigasi atau drainase sehingga aliran air tidak tergenang.Memberikan perlakuan khusus
kepada limbah, seperti diolah terlebih dahulu sebelum dibuang, agar tidak mencemari
lingkungan.Melakukan reboisasi pada lahan-lahan yang kritis, tandus dan gundul, serta melakukan
sistem tebang pilih atau tebang tanam agar kelestarian hutan, sumber air kawasan pesisir/pantai,
dan fauna yang ada di dalamnya dapat terjaga.Menciptakan dan menggunakan barang-barang hasil
industri yang ramah lingkungan. Melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap perilaku para
pemegang Hak Pengusahaan Hutan (HPH) agar tida
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bumi sebagai bagian yang mutlak dari kehidupan manusia memiliki tiga unsur penting yaitu
unsur hayati (biotik), unsur sosial budaya, dan unsur fisik (abiotik). Urgensi lingkungan hidup bagi
kehidupan manusia dapat sebagai tempat tinggal, tempat mencari makan, tempat beraktivitas dan
sebagai tempat hiburan. Tetapi semuanya itu tidak dapat di lakukan jika lingkungan itu rusak, baik
faktor dari alam maupun faktor dari manusia sendiri. Untuk itu kita harus melakukan berbagai
upaya agar lingkungan kita bersih dan layak ditempati.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran

https://www.tempo.co/tag/pencemaran-lingkungan

http://bayu-jaellani.blogspot.co.id/2013/04/kerusakan-lingkungan-dan-dampaknya.html

http://ejournal.undip.ac.id/index.php/ilmulingkungan/article/view/4072

Anda mungkin juga menyukai