Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENGELOLAAN SAMPAH DI KAWASAN PESISIR

SITI KHOTIMAH
TS22100107

JURUSAN S1 TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PANDANARAN
SEMARANG
2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang Pemanfaatan Plastik Sebagai Barang Berguna ini dengan baik meskipun
banyak kekurangan didalamnya.
Dan juga kami berterima kasih pada ibu Sri Subekti, S.T., M.Si dosen mata
kuliah Rekayasa Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Pandanaran Semarang
yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Kami sangat berharap makalah ini
dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kami terhadap
pengaruh pengolahan sampah dan kotoran ternak .Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna.
Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga makalah
sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.Sekiranya laporan
yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari
Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Semarang, 10 Oktober 2022

Siti Khotimah

2
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Kawasan pesisir dikenal sebagai ekosistem perairan yang memiliki potensi
sumberdaya yang sangat besar. Wilayah tersebut telah banyak dimanfaatkan dan
memberikan sumbangan yang berarti, baik bagi peningkatan taraf hidup masyarakat
maupun sebagai penghasil devisa negara yang sangat penting.
Aktifitas perekonomian yang di lakukan di Kawasan pesisir diantaranya
adalah kegiatan perikanan (tangkap dan budidaya), industri dan pariwisata. Selain
di manfaatkan untuk kegiatan perekonomian, wilayah pesisir juga di gunakan
sebagai tempat membuang limbah dari berbagai aktifitas manusia, baik dari darat
maupun di Kawasan pesisir itu snediri. Kegiatan ini memberikan dampak yang
tidak di harapkan dari kondisi biofisik pesisir yang di kenal sangat peka terhadap
perubahan lingkungan. Salah satu jenis perairan yang akan terkena dampak adalah
perairan estuaria.
Eustaria merupakan suatu habitat yang bersifat unik karena merupakan
tempat pertemuan antara perairan laut dan perairan darat. Namun wilayahg pesisir
juga kerap mendapatkan tekanan ekologis berupa pencemaran yang bersumber dari
aktifitas manusia. Melimpahnya bahan pencemar tersebut di wilayah pesisir
merupakan ancaman yang serius terhadap kelestarian perikanan laut. Menurut
Dahuri (1996) akumulasi limbah yang terjadi di wilayah pesisir, terutama di
akibatkan oleh tingginya kepadatan populasi penduduk dan aktifitas industri.
Masuknya bahan pencemar kedalam perairan muara sungai akan
mengakibatkan terjadinya kerusakan pada berbagai organ tubuh, bahkan bukan
tidak mungkin dapat menyebabkan kematian serta mengakibatkan spesies tertentu
yang rentang terhadap bahan pencemar menjadi hilang atau punah sehingga spesies
ikan yang di jumpai menjadi berkurang.

I.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah:
1. untuk mengetahui pengertian sampah, pengelolaan sampah dan Kawasan
pesisir
2. untuk mengetahui bagaimana pembagian sampah padat
3. untuk mengetahui bagaimana konsep pengelolaan sampah
4. untuk mengetahui bagaimana pengelolaan sampah secara umum dan
pengolahan di Kawasan pesisir

3
5. untuk mengetahui pengelolah sampah dan dampaknya bagi masyarakat dan
liungkungan

BAB II
PEMBAHASAN

II.1 pengertian sampah, pengelolaan sampah dan Kawasan pesisir


Secara umum sampah merupakan material sisa yang dibuang sebagai hasil
dari sisa produksi, baik industri maupun rumah tangga. Pengertian lain dari sampah
adalah sesuatu yang tidak diinginkan oleh manusia setelah proses atau
penggunaannya berakhir.
Menurut Wijaya Jati Sampah adalah konsekuensi sisa dari seluruh kegiatan
sisa (aktivitas) manusia. Sedangkan menurut Word Health Organization (WHO)
sampah adalah konsekuensi sisa dari seluruh kegiatan sisa (aktivitas) manusia.
Ternyata sampaj juga memiliki manfaat walaupun sampah terbilang banyak
negatifnya seperti Sebagai pupuk organik untuk tanaman ,sebagai sumber humus,
daur ulang menjadi berbagai jenis produk yang bermanfaat, dapat dijadikan bahan
bakar alternatif, dapat dijadikan sumber listrik. Dengan terlebih dahulu mengubah
sampah menjadi gas metena.
Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pengolahan,
mendaur ulang dari material sampah. Kalimat ini biasanya mengacu pada material
sampah yang dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk
mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan, atau estetika.
Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam
(resources recovery). Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat, cair, gas, atau
radioaktif dengan metode dan keterampilan khusus untuk masing-masing jenis zat..
Praktik pengelolaan sampah berbeda beda antara negara maju dan negara
berkembang, berbeda juga antara daerah perkotaan dengan daerah pedesaan dan
antara daerah perumahan dengan daerah industri. Pengelolaan sampah yang tidak
berbahaya dari pemukiman dan institusi di area metropolitan biasanya menjadi
tanggung jawab pemerintah daerah, sedangkan untuk sampah dari area komersial
dan industri biasanya ditangani oleh perusahaan pengolah sampah..Metode
pengelolaan sampah berbeda-beda tergantung banyak hal, di antaranya tipe zat
sampah, lahan yang digunakan untuk mengolah, dan ketersediaan lahan.

Pesisir suatu wilayah peralihan antara daratan dan lautan yang merupakan
daerah pertemuan antara darat dan laut; ke arah darat meliputi bagian daratan, baik
kering maupun terendam air, yang masih dipengaruhi sifat-sifat laut seperti pasang
surut, angin laut, dan perembesan air asin; sedangkan ke arah laut meliputi bagian
laut yang masih dipengaruhi oleh proses-proses alami yang terjadi di darat seperti

4
sedimentasi dan aliran air tawar, maupun yang disebabkan oleh kegiatan manusia
di darat seperti penggundulan hutan dan pencemaran.
Menurut Naskah Akademik Pengelolaan Wilayah Pesisir (2001), pengertian
dari kawasan pesisir adalah “wilayah pesisir tertentu yang ditunjuk atau ditetapkan
oleh pemerintah berdasarkan kriteria tertentu, seperti karakteristik fisik, biologi,
sosial, dan ekonomi untuk dipertahankan keberadaannya”

II.2 Pembagian Sampah Padat


Sampah padat dapat dibagi menjadi beberapa kategori, seperti berikut:
1. Zat kimia yang terkandung didalamnya, yaitu sampah organik dan anorganik.
Sampah organik misalnya sisa makanan, daun, sayur dan buah, sedangkan
sampah anorganik misalnya logam, pecah belah, atau abu.
2.Bisa atau tidaknya dibakar dibagi menjadi sampah yang mudah terbakar
misalnya kertas, plastik, daun kering, dan kayu sedangkan sampah yang tidak
mudah terbakar seperti baja, kaleng, besi, gelas dan lain-lain.

Faktor-faktor yang mempengaruhi sampah:


1. Jumlah penduduk. Dapat dipahami dengan mudah bahwa semakin banyak
penduduk, semakin banyak pula sampahnya. Pengelolaan sampah inipun
berpacu dengan laju pertambahan penduduk.
2. Keadaan sosial ekonomi. Semakin tinggi keadaan sosial ekonomi masyarakat,
semakin banyak pula jumlah per kapita sampah yang dibuang tiap harinya.
Kualitas sampahnyapun semakin banyak yang bersifat non organik atau tidak
dapat membusuk. Perubahan kualitas sampah ini, tergantung pada bahan yang
tersedia, peraturan yang berlaku serta keasadaran masyarakat akan persoalan
persampahan. Peningkatana kesejahteraan inipun akan meningkatkan kegiatan
konstruksi dan pemabaharuan terhadap bangunan-bangunan, transportasipun
bertambah dengan konsekuensi bertambahnya volume dan jenis sampah.
3. Kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi akan menambah jumlah maupun
kualitas sampah, karena pemakaian bahan baku yang semakin beragam, cara
pengepakan dan produk manufaktur yang semakin beragam dapat
mempengaruhi jumlah dan jenis sampahnya.

Sumber sampah
Sampah yang ada di permukaan bumi ini dapat berasal dari beberapa sumber
berikut:
1. Permukiman penduduk
Sampah di suatu permukiman bisanya di hasilkan oleh satu atau beberapa
keluarga yang tinggal dalam suatu daerah. Jenis sampah yang dihasilkan
biasanya sisa makanan dan bahan sisa proses pengolahan makanan
2. Tempat umum dan tempat perdangangan

5
Tempat umum adalah tampat yang memungkinkan banyak orang berkumpul dan
melakukan kegiatan termasuk juga tempat perdagangan. Jenis sampah kering,
abu, sampah khusus dan terkadang sampah bahaya.
3. Saran layanan masyakarat milik pemerintah
Saran layanan yang dimaksud antara lain tempat hiburan dan umum, jalan
umum, tempat parker, temmpat layanan masyarakat dan lain laim.
4. Industry berat dan ringan
Dalam pengertian ini termasuk industry makanan dan minuman,, industry kayu,
industry kimia, industry logam, dan lain lain
5. Pertanian
Sampah dihasilkan dari tanaman atau binatang. Lokasi pertanian seperti kebun,
ladang, ataupun sawah yang menghasilkan sampah berupa bahan bahan
makanan yang telah membusuk, sampah pertanian, pupuk, maupun bahan
pembasmi serangga tanaman.

II.3 Konsep Pengelolaan Sampah


Terdapat beberapa konsep tentang penngelolaan sampah yang berbeda
dalam penggunaanya, antara negara-negara atau daerah . beberapa yang paling
umum, banyak konsep yang digunakan adalah hirarki limbah.
Hirarki limbah adalah sebuah daftar prioritas dan tanggung jawab yang
menunjukkan arah pemikiran mengenai pilihan yang lebih disukai dalam mengelola
semua jenis hasil (output) limbah bukan produk dari industri dan operasi yang
sejenis.
Hirarki sampah atau hirarki limbah merujuk kepada “3M” mengurangi
sampah, menggunakan Kembali sampah, dan daur ulang, yang mengklasifikasikan
strategi pengelolaan sampah sesuai dengan keinginan dari segi minnimalisasi
sampah. Hirarki limbah yang tetap menjadi dasar dari Sebagian besar strategi
minimalisasi sampah. Tujuan limbah hirarki adalah untuk mengambil keuntungan
maksimum dari produk-produuk praktis dan untuk menghasilkan jumlah minimum
limbah.

II.4 Pengelolaan Sampah


Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan,
pendaurulangan, atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya
mengacu pada material sampah yang dihasilkan dari kegiatan manusia, dan
biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan,
atau keindahan. Secara umum, ada beberapa metode dan tahapan di dalam
pengelolaan sampah diantaranya:
1. Metode penghindaran dan pengurangan
Sebuah metode yang penting dari pengelolaan sampah adalah pencegahan zat
sampah terbentuk, atau dikenal juga dengan “pengurangan sampah”. Metode

6
pencegahan termasuk penggunaan Kembali barang bekas pakai, memperbaiki
barang yang rusak, menndesain produk supaya bisa diisi ulang atau bisa di
gunakan Kembali, mengajak konsumen untuk menghindari pengunaan barang
sekali pakai, dan mendesain produk yang menggunakan bahan lebih sedikit
untuk fungsi yang sama.
2. Tahap pengumpulan dan penyimpanan
Metode pengumpulan sampah bervariasi dan berbeda- beda antar negara dan
kawasan. Jasa pengumpulan sampah rumah tangga biasanya disediakan oleh
pemerintah daerah atau perusahaan swasta. beberapa negara berkembang, jasa
pengumpulan sampah yang resmi tidak tersedia. Sampah yang berada di lokasi
sumber (kantor, rumah tangga, hotel dan sebagainya) di tempatkan dalam tempat
penyimpanan sementara (tempat sampah). Sampah basah dan sampah kering
sebaiknya dikumpulkan di tempat yang terpisah untuk memudahkan
pemusnahan.

Adapun tempat penyimapan sementara digunakan harus memenuhi syarat


berikut ini:
1). Konstruksi harus kuat dan tidak mudah bocor.
2). Memiliki tutup dan mudah dibuka tanpa mengotori tangan.
3). Ukuran sesuai sehingga mudah diangkut oleh satu orang
Dari tempat penyimpana ini, sampah dikumpulkan kemudian dimasukkan ke
dalam dipo (rumah sampah) dipo ini berbentuk bak besar yang digunakan untuk
menampung pengumpulan pengumpulan sampah samph rumah yang tangga. dan
bagi menggunakan resmi biasanya dikumpulkan konteiner sampah dan diangkut
secara berkala.

3. Tahap Pengangkutan
Dari tempat pengumpulan sampah, sampah diagkut ke tempat pembuangan akhir
atau pemusnahan sampah denga menggunakan truk pengangkut sampahyang
disediakan oleh dinas kebersihan kota.
4. Penimbunan Darat
Pembuangan sampah pada penimbunan darat termasuk mengubumya untuk
membuang sampah, metode ini adalah metode paling populer di dunia.
Penimbunan ini biasanya dilakukan di tanah yg ditinggalkan, lubang bekas
pertambangan, atau lubang lubang dalam. Sebuah situs penimbunan darat yg di
desain dan di kelola dengan baik akan menjadi tempatpenimbunan sampah yang
hiegenis dan murah.
Sedangkan penimbunan darat yg tidak dirancang dan tidak dikelola dengan baik
akan menyebabkan berbagai masalah lingkungan, diantaranya angin berbau
sampah, menarik berkumpulnya hama, dan adanya genangan air sampah. Efek
samping lain dari sampah adalah gas methan dan karbon dioksida yang juga

7
sangat berbahaya. (di bandung kandungan gas methan ini meledak dan
melongsorkan gunung sampah).
5. Pemusnahan sampah
Pemusnahan sampah terbagi atas beberapa cara yaitu:
1). Pembakaran
Pabrik pembakaran di Vienna (Spittelau incineration plant).
Pembakaran adalah metode yang melibatkan pembakaran zat sampah.
Pengkremasian dan pengelolaan sampah lain yg melibatkan temperatur tinggi
baisa disebut "Perlakuan panas". kremasi merubah sampah menjadi panas, gas,
uap dan abu.
Pengkremasian dilakukan oleh perorangan atau oleh industri dalam skala
besar. Hal ini bsia dilakukan untuk sampah padat, cair maupun gas.
Pengkremasian dikenal sebagai cara yang praktis untuk membuang beberapa
jenis sampah berbahaya, contohnya sampah medis (sampah biologis).
Pengkremasian adalah metode yang kontroversial karena menghasilkan polusi
udara.Pengkremasian biasa dilakukan dinegara seperti jepang dimana tanah
begitu terbatas,karena fasilitas ini tidak membutuhkan lahan seluas penimbunan
darat Sampah menjadi energi (Waste-to-energy=WtE) atau energi dari sampah
(energy-from-waste = EfW) adalah terminologi untuk menjelaskan samapah
yang dibakar dalam tungku dan boiler guna menghasilkan
panas/uap/listrik.Pembakaran pada alat kremasi tidaklah selalu sempurna, ada
keluhan adanya polusi mikro dari emisi gas yang keluar cerobongnya.
Perhatian lebih diarahkan pada zat dioxin yang kemungkinan dihasilkan di
dalam pembakaran dan mencemari lingkungan sekitar pembakaran Dilain pihak
pengkremasian seperti ini dianggap positif karena menghasilkan listrik, contoh
di Indonesia adalah rencana PLTSA Gede Bage di sekitar kota Bandung.
rencana PLTSa Gede Bage di sekitar kota Bandung. Manfaat system ini
adalah volume sampah dapat diperkecil sampai sepertiganya, tidak memerlukan
ruang yang luas, panas yang dihasilkan dapat dipakai sebagai sumber uap, dan
pengolahan dapat dilakukan secara terpusat dengan jadwal jam kerja yang dapat
diataur sesuai dengan kebutuhan
Kerugian yang ditimbulakan akibat penerapan metode ini adalah
membutuhkan biaya yang cukup besar, lokalisasi pembuangan pabrik sukar
didapat karena keberatan penduduk.

2). Metode Daur-ulang


Proses pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari sampah untuk
digunakan kembali disebut sebagai daur ulang. Ada beberapa cara daur ulang,
pertama adalah mengambil bahan sampahnya untuk diproses lagi atau
mengambil kalori dari bahan yang bisa dibakar utnuk membangkitkan liştik.

8
3). pengolahan biologis
Perkompsan, material sampah organik, seperti zat tanaman, sisa makanan
atau kertas,bisa diolah dengan menggunakan proses biologis untuk kompos, atau
dikenal dengan istilah pengkomposan.Hasilnya adalah kompos yang bisa
digunakan sebagi pupuk dan gas methana yang bisa digunakan untuk
membangkitkan listrik.
Contoh dari pengelolaan sampah menggunakan teknik pengkomposan
adalah Green Bin Program (program tong hijau) di Toronto, Kanada, dimana
sampah organik rumah tangga, seperti sampah dapur dan potongan tanaman
dikumpulkan di kantong khusus untuk di komposkan.
4). Pemulihan energi
Komponen pencernaan Anaerobik di pabrik
Lübeck mechanical biological treatment di Jerman, 2007 Kandungan energi
yang terkandung dalam sampah bisa diambil langsung dengan cara
menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak langsung dengan cara
mengolahnya menajdi bahan bakar tipe lain. Daur-ulang melalui cara "perlakuan
panas" bervariasi mulai dari menggunakannya sebakai bahan bakar memasak
atau memanaskan sampai menggunakannya untuk memanaskan boiler untuk
menghasilkan uap dan listrik dari turbin-generator. Pirolisa dan gasifikasi adalah
dua bentuk perlakukan panas yang berhubungan, dimana sampah dipanaskan
pada suhu tinggi.
Dengan keadaan miskin oksigen. Proses ini biasanya dilakukan di wadah
tertutup pada Tekanan tinggi. Pirolisa dari sampah padat mengubah sampah
menjadi produk berzat padat, gas, dan cair. Produk cair dan gas bisa dibakar
untuk menghasilkan energi atau dimurnikan menjadi produk lain. Padatan sisa
selanjutnya bisa dimurnikan menjadi produk seperti karbon aktif. Gasifikasi dan
Gasifikasi busur plasma yang canggih digunakan untuk mengkonversi material
organik langsung menjadi Gas sintetis (campuran antara karbon monoksida dan
hidrogen). Gas ini kemudian dibakar untuk menghasilkan listrik dan uap.
Dan bagaimana pengolahan sampah di kawasan pesisir iu sendiri, perlu
diketahui bahwa pengolahan sampah di kawasan pesisr tidak jauh beda dengan
pengolahan sampah di daerah lainnya karena jenis sampah yang dihailkan pun
tidak jauh beda karena sampah yang dihasilkan di Kawasan pesisir ini sebagai
besar berasalh dari aktivitas rumah tangga.

9
II.5. Pengolahan Sampah dan Dampaknya Bagi Masyarakat dan Lingkungan
Manfaat pengelolaan sampah:
1. penghematan sumber daya alam
2. penghematan energi
3. penghematan lahan TPA
4. lingkungan asri (bersih,sehat,nyaman)

Bencana sampah yang tidak dikelola dengan baik:


1. longsor tumpukan sampah
2. sumber penyakit
3. Pencemaran lingkungan

Pengaruh pengelolaan sampah terhadap masyarakat dan lingkungan


Pengolahan sampah akan membawa pengaruh bagi masyarakat dan lingkungan itu
sendiri. Pengaruh tersebut ada yang bersifat positif dan ada yang negatif. Pengaruh
positif yaitu:
1. Sampah dapat dimanfaatkan untuk menimbun lahan semacam rawa-rawa dan
dataran rendah.
2. Sampah dapat dimanfaatkan untuk pupuk.
3. Sampah dapat diberikan makanan ternak setelah menjalani proses pengelolaan
yang telah ditentukan lebih dahulu untuk mencegah pengaruh buruk sampah
tersebut terhadap ternak.
4. Pengolahan sampah menyebabkan berkurangnya tempat untuk
berkembangniaknya serangga atau binatang pengerak lainnya.
5. Menurunkan insiden kasusu penyakit menular yang erat hibungannya dengan
sampah.
6. Keadaan estetika lingkungan yang bersih menimbulkan kegairahan hidup
masyarakat.
7. Keadaan lingkungan yang baik akan menghemat
Pengeluaran dana kesehatan suatu negara. Pengaruh Negatif Pengolahan sampah
yang kurang baik tidak hanya berpengaruh buruk terhadap Kesehatan
lingkungan namun akan berdampak pula bagi kehidupan social ekonomi dan
budaya masyarakat seperti berikut:

10
1). Pengaruh terhadap kesehatan
a.Pengelolaan menjadikan. Sampah yang kurang baik akan sebagai tempat
perkembangbiakan vector penyakit seperti lalat atau tikus. sampah
b. Insiden penyakit demam berdarah akan meningkat karena vector penyakit
hidup dan berkembang biak dalam sampah kaleng ataupun ban bekas yang
berisi air hujan.
c. Terjadinya kecelakaan akibat pembuangan sampah secara sembarang.
d. Gangguan psikosomatis, misalnya sesak napas, insomnia, stres dan lain-
lain.
2). Pengaruh terhadap lingkungan.
a. Estetika lingkungan menjadi kurang sedap dipandang mata.
b. Proses pembusukan sampah oleh mikroorganisme akan menghasilkan gas-
gas tertentu yang menimbulkan bau busuk.
c.Pembakaran sampah dapat menimbulkan pencemaran udara dan bahayak
kebakaran yang lebih luas.
d. Pembuangan sampah ke dalam saluran pembuangan air akan menyebabkan
aliran air terganggu dansaluran air menjadi dangkal.
e. Apabila musim ujan datang, sampah yang menumpuk dapat menyebabkan
banjir dan dan menyebabkan pencemaran pada sumber air permukaan atau
sumur dangkal.
3). Terhadap ekonomi dan budaya masyarakat
a. Pengolahan sampah yang kurang baik mencerminkan keadaan social
budaya masyarakat setempat.
b. Keadaan lingkungan yang kurang baik akan menurunkan minat orang lain
untuk dating berkunjung ke daerah tersebut.
c. Menurunkan mutu sumber daya alam sehingga mutu produksi menurun dan
tidak memiliki nilai ekonomis.

11
BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan
Dari pemamparan pembahasan tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa:
1. menurut Word Health Organization (WHO) sampah adalah konsekuensi sisa dari
seluruh kegiatan sisa (aktivitas) manusia.
2. pembagian sampah padat

1). Zat kimia yang terkandung didalamnya, yaitu sampah organik dan
anorganik. Sampah organik misalnya sisa makanan, daun, sayur dan buah,
sedangkan sampah anorganik misalnya logam, pecah belah, atau abu.
2). Bisa atau tidaknya dibakar dibagi menjadi sampah yang mudah terbakar
misalnya kertas, plastik, daun kering, dan kayu sedangkan
3).Sampah yang tidak mudah terbakar misalnya kaleng, besi, gelas dan lain-
lain
3. Konsep pengelolaan sampah Hirarki Sampah merujuk pada “3M” mengurangi
sampah, menggunakan Kembali dan daur ulang
4. Tahap metode pengolahan sampah:
1). Metode penghindaran dan pengurangan
2). Tahapan pengumpulan dan penyimpangan
3). Tahap pengangkutan
4). Tahap penimbunan darat
5). Tahap pemusnahan sampah
5. Dampak pengolahan sampah
Pengolahan sampah akan membawa pengaruh bagi masyarakat dan lingkungan
itu sendiri. Pengaruh tersebut ada yang bersifat positif dan negative.
Pengolahan sampah dengan baik dan terarah maka akan berdampak baik pula
bagi lingkungan dan masyarakat. Namun sebaliknya, pengolahan sampah yang
kurang baik tidak hanya berpengaruh buruk teradap Kesehatan lingkungan
namun akan berdampak pula bagi kehidupan sosial ekonomi dan budaya
masyarakat.

III.2 Saran
Diharapkan kepada pemerintah agar lebih memperhatikan lagi masalah
persampahan khususnya di Kawasan pesisir, karena selama ini maslaah sampah
masih menjadi masalah yang cukup serius, masyarakat pesisir masih menganggap
remeh tentag sampah, misalhnya menjadikan laut sebagai tempat pembuangan
sampah, dan lain lain.

12

Anda mungkin juga menyukai