Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH LIMBAH RUMAH TANGGA TERHADAP

KELANGSUNGAN HIDUP ORGANISME AIR SUNGAI

Disusun oleh :

1. Bunga Novitasari (06 / X MIA F)

2. Dinda Putri Sania (08 / X MIA F)

3. Dwi Sintawati (09/ X MIA F)

DINAS PENDIDIKAN KOTA PROBOLINGGO

SMAN 1 PROBOLINGGO

JL. SOEKARNO HATTA, TELP. (0335) 421566

PROBOLINGGO
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah Remaja dengan judul Pengaruh Limbah
Rumah Tangga Terhadap Kelangsungan Hidup Organisme Air Sungai

Karya tulis ini disusun sebagi salah satu tugas mata pelajaran biologi di SMAN 1
Probolinggo. Karya tulis ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu :
1. Drs. H. Samsul Anam, MM selaku kepala SMA Negeri 1 Probolinggo yang telah
melindungi, mengayomi, dan membina penulis sebagai anak didiknya.
2. Gumun Nilawati, M.Pd selaku Guru mata pelajaran biologi yang telah
membimbing, memberi masukan serta memberi arahan dalam proses pebuatan
Karya tulis ini.
3. Teman-teman dan semua pihak yang telah membantu dala mengerjakan karya
ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena
itu, saran dan kritik yang membangun dari para pembaca sangat dibutuhkan untuk
penyempurnaan makalah ini kedepannya. Terima kasih.

Probolinggo, 22 Agustus 2017

Penulis
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air merupakan sumber utama kehidupan. Air berguna untuk memenuhi kebutuhan sehari-
hari manusia seperti minum, mandi, memasak, proses metabolisme dalam tubuh, dan kegiatan
lain di luar tubuh manusia seperti membangun rumah. Selain manusia, hewan dan tumbuhan
pun memerlukan air untuk menunjang kehidupannya.
Air tersedia banyak di alam, salah satunya di sungai. Sungai merupakan aliran air yang
mengalir dari hulu ke hilir, dari pegunungan menuju lautan. Sungai menjadi salah satu habitat
bagi banyak makhluk hidup.

Tetapi kenyataan berkata lain, banyak aktivitas manusia yang membuat air sungai
tercemar, terutama di daerah perkotaan yang padat penduduk. Hal ini bisa diakibatkan oleh
penggunaaan bahan-bahan yang mengandung zat kimia berbahaya misalnya deterjen. Limbah
rumah tangga dan limbah industri menjadi penyumbang terbesar dalam pencemaran air
sungai. Kemajuan teknologi memang membuat pekerjaan manusia menjadi lebih mudah.
Tetapi di negara kita Indonesia, sebagian besar kemajuan teknologi tidak diiringi dengan
kesadaran terhadap lingkungan.

Masalah pencemaran air sungai merupakan suatu masalah yang harus segera diselesaikan
dengan serius sebab pencemaran sungai ini dapat mengganggu atau bahkan merusak
keseimbangan ekosistem sungai, terlebih mengancam kehidupan makhluk hidup termasuk
manusia. Bisa dibayangkan apabila sungai tercemar, kebutuhan manusia akan air bersih tidak
dapat terpenuhi. Selain itu, bukan tidak mungkin pencemaran air sungai akan membuat
makhluk hidup yang mendiami sungai, baik tumbuhan maupun hewan mengalami kematian.

Oleh karena itu, perlu adanya penjelasan mengenai dampak limbah rumah tangga terhadap
ekosistem sungai. Dengan demikian, dampak-dampak negatif yang mungkin terjadi bisa
dicegah.

1.2 Rumusan masalah

Bagaimana pengaruh limbah rumah tangga terhadap kelangsungan hidup organisme


air sungai?
1.3 Tujuan peneltian
Untuk mengetahui bagaimana pengaruh limbah rumah tangga terhadap kelangsungan
hidup organisme air sungai

1.4 Hipotesis

Hipotesis 0 : limbah rumah tangga tidak berpengaruh terhadap kelangsungan

hidup organisme air

Hipotesis 1 : limbah rumah tangga berpengaruh terhadap kelangsungan hidup

organisme air

BAB II

KAJIAN PUSTAKA
2.1 Limbah Rumah Tangga

Limbah rumah tangga adalah limbah yang dihasilkan oleh kegiatan rumah tangga limbah ini
bisa berupa sisa-sisa sayuran seperti wortel, kol, bayam, selada dan lain-lain bisa juga berupa
kertas, kardus atau karton. Limbah ini juga memiliki daya racun tinggi jika berasal dari sisa
obat dan aki.

Limbah rumah tangga dapat dibedakan menjadi 3 jenis. Yang pertama berupa sampah.
Kemudian ada air limbah yang dihasilkan dari kegiatan mandi dan mencuci. yang terakhir
adalah kotoran yang dihasilkan manusia. Limbah-limbah ini, jika tak dikelola baik, berpotensi
tinggi mencemari lingkungan sekitar.

Sampah

Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses.
Sampah merupakan didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam
proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk
yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung. Akan tetapi karena
dalam kehidupan manusia didefinisikan konsep lingkungan maka Sampah dapat dibagi
menurut jenis-jenisnya.

Berdasarkan sumbernya

1) Sampah alam

2) Sampah manusia

3) Sampah konsumsi

4) Sampah nuklir

5) Sampah industri

6) Sampah pertambangan

Berdasarkan sifatnya
1) Sampah organik dapat diurai (degradable)

Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-
daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos

2) Sampah anorganik tidak terurai (undegradable)

Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah
pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan
sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau sampah yang laku dijual untuk
dijadikan produk lainnya. Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual adalah plastik wadah
pembungkus makanan, botol dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas
koran, HVS, maupun karton.

Air limbah

Air Limbah adalah air buangan yang dihasilkan dari suatu proses pruduksi industri maupun
domestik (rumah tangga), yang terkadang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu
tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Dalam konsentrasi dan
kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif bagi lngkungan tertutama
kesehatan manusia sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah.

Air kotor adalah air bekas pakai yang sudah tidak memenuhi syarat kesehatan lagi dan harus
dibuang agar tidak menimbulkan wabah penyakit.

Sampah manusia

Sampah manusia (Inggris: human waste) adalah istilah yang biasa digunakan terhadap hasil-
hasil pencernaan manusia, seperti feses dan urin. Sampah manusia dapat menjadi bahaya
serius bagi kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor (sarana perkembangan) penyakit
yang disebabkan virus dan bakteri. Salah satu perkembangan utama pada dialektika manusia
adalah pengurangan penularan penyakit melalui sampah manusia dengan cara hidup yang
higienis dan sanitasi. Termasuk didalamnya adalah perkembangan teori penyaluran pipa
(plumbing). Sampah manusia dapat dikurangi dan dipakai ulang misalnya melalui sistem
urinoir tanpa air.

Selain itu sampah manusia juga dapat berupa sampah konsumsi. Sampah konsumsi
merupakan sampah yang dihasilkan oleh (manusia) pengguna barang, dengan kata lain adalah
sampah-sampah yang dibuang ke tempat sampah. Ini adalah sampah yang umum dipikirkan
manusia. Meskipun demikian, jumlah sampah kategori ini pun masih jauh lebih kecil
dibandingkan sampah-sampah yang dihasilkan dari proses pertambangan dan industri.

2.2 Organisme Air Tawar

Organisme pada ekosistem air tawar dapat dikelompokan berdasarkan berbagai segi yaitu:

Berdasarkan cara memperoleh makanan atau energi


1. Organisme autotrof, adalah organisme yang dapat mensintesis zat makanan sendiri. yang
termasuk kelompok ini adalah tumbuhan hijau. Organisme ini merupakan produsen pada
ekosistem air tawar.
2. Fagotrof dan saprotrof, merupakan konsumen dalam ekosistem air tawar. Fagotrof adalah
pemakan organisme lain, sedangkan saprotrof adalah pemakan sampah atau sisa organisme
lain

Berdasarkan kebiasaan hidupnya dalam air


1. Plankton terdiri atas fitoplankton dan zooplankton. Kelompok ini meliputi organisme yang
bergerak pasif dan berpindah tempat karena pengaruh arus air.
2. Nekton, adalah hewan yang bergerak aktif berenang kian kemari, misalnya ikan dan katak.
3. Neuston, meliputi hewan yang beristirahat dan yang mengapung di permukaan air,
misalnya serangga air.
4. Perifiton, adalah hewan atau tumbuhan yang melekat/bergantung pada batang, akar, daun,
atau pada permukaan benda lain, misalnya keong.
5. Bentos, adalah hewan atau tumbuhan yang hidup di dasar atau hidup pada endapan. Bentos
dapat sessil (melekat) atau bergerak bebas, misalnya cacing dan remis.

Berdasarkan fungsinya
1. Produsen, terdiri atas golongan alga misalnya alga biru dan alga hijau. Disamping itu,
banyak pula tumbuhan Spermatophyta, misalnya teratai, enceng gondok, dan genjer.
2. Konsumen, meliputi serangga air, ikan, udang, siput air, dan hewan lainnya.
3. Dekomposer atau pengurai, terdiri atas bakteri dan mikroorganisme lain.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

3.1.1 jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif
kualitatif yang berguna untuk mengetahui pengaruh limbah rumah tangga terhadap
kelangsungan hidup organism air sungai

3.1.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada hari Senin, tanggal 21 Agustus 2017 pukul 14.00-15.00
WIB

3.1.3 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di rumah penulis yang berada di Perumahan Grand Bromo
Residence Blok A no. 33, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo.

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi
Pada dasarnya populasi menjadi sumber data dalam penelitian. Populasi merupakan
keseluruhan subjek penelitian, baik itu orang, benda, kejadian ataupun hal lain yang dibatasi
secara jelas dan merupakan sasaran dari suatu penelitian. Dalam penelitian ini, penulis
mengambil populasi berupa organisme sungai dan limbah rumah tangga

3.2.2 Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang bisa disebut sebagai objek penelitian.
Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel yaitu ikan air tawar dan air deterjen

3.3 Instrumen Penelitian

3.3.1 alat

Alat penelitian yang digunakan untuk mendeteksi kandungan boraks dengan kubis ungu

1. 3 buah Wadah transparan ( wadah A, wadah B dan wadah C)


2. Stopwatch

3.3.2 Bahan

Bahan penelitian yang digunakan untuk mendeteksi kandungan boraks dengan kubis ungu

1. 3 ekor Ikan air tawar


2. 600 ml Air tawar
3. 1 1/2 sdt deterjen

3.4 Prosedur Penelitian

1. Siapkan alat dan bahan


2. Tuangkan air tawar ke masing masing wadah
3. Masukkan seekor ikan ke dalam masing-masing wadah yang telah diisi air
4. Amati keadaan ikan
5. Kemudian masukkan 1/2 sdt deterjen ke dalam wadah B dan 1 sdt deterjen ke dalam
wadah C. biarkan wadah A tidak terkontaminasi dengan deterjen
6. Aktifkan stopwatch dan amati gerak gerik ikan
3.5 Pengumpulan Data
Tabel Hasil Pengamatan

Waktu Keadaan Ikan


Wadah A Wadah B Wadah C
(dalam
menit)
00.00 Ikan bergerak lincah Ikan bergerak lincah Ikan bergerak lincah
Ikan bergerak lincah
Ikan bergerak lincah
BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Data

Hasil yang diperoleh dari pengumpulan data menyatakan bahwa limbah rumah tangga
berpengaruh terhadap kelangsungan hidup organisme air. Dapat dilihat dari tabel hasil
pengamatan bahwa ikan yang berada di air yang tercemar deterjen melamah bahkan
hingga mati.

4.2 Pembahasan

Insang ikan sungai yang berada di limbah air detergen membengkak hingga mengeluarkan
darah dan lendir dikarenakan karena adanya peristiwa difusi. difusi adalah perpindahan
suatu zat dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah.

Jadi limbah air detergen secara terus menerus berdifusi ke dalam insang ikan sungai
hingga akhirnya insang ikan sungai tersebut membengkak. Lama kelamaan sel sel insang
mengalami plasmolisis (pecahnya sel) karena limbah air detergen terus berdifusi. karena
selnya pecah insang ikan terlihat mengeluarkan darah dan lender. Setelah sel-sel insang
ikan pecah, ikan kehilangan organ untuk bernapas sehingga ikan-ikan sungai pada limbah
air detergen tersebut lemas dan mati.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Air yang tercemari detergen dan polutan lainnya dapat mengancam kehidupan
organisme yang hidup di dalamnya, salah satunya adalah ikan. Jadi dapat disimpulkan bahwa
limbah rumah tangga sangat berpengaruh sekali terhadap kelangsungan hidup dan kondisi
fisik organisme yang ada di sungai. organisme tersebut bisa melemah bahkan hingga mati.
Dampak dari kondisi tesebut maka akan menyebabkan populasi ikan-ikan di sungai berkurang
dan rusaknya ekosistem air sungai.
Selain ikan masih banyak organisme lain, seperti fitoplankton, zooplankton/protozoa,
cyanobacteria dan lain-lain. Jika organisme-organisme seperti fitoplankton mati, maka
zooplankton akan mati karena tidak ada makanan, ikan-ikan mas pun akan mati karena
zooplankton yang biasa dimakan tidak ada. Dengan kata lain detergen dan polutan lainnya
yang mencemari air dapat memusnahkan seluruh organisme yang hidup di dalamnya.

5.2 Saran
diharapkan masyarakat untuk tidak membuang air cucian dan limbah rumah tangga ke
perairan yang banyak organisme yang hidup di dalamnya.

Gunakanlah ilmu pengetahuan kita untuk menciptakan solusi masalah ini, misalnya
detergen yang ramah lingkungan.

Untuk para peneliti selanjutnya di harapkan dapat membuahkan hasil yang lebih baik dari
sebelumnya

air yang tecemar deterjen berpengaruh terhadap kelangsungan hidup organisme air.
ABSTRAK
Sania, Dinda Putri, 2017. Pemanfaatan Kubis Ungu sebagai Indikator Alami Pendeteksi
Kandungan Boraks pada Makanan. Tugas Karya Ilmiah Remaja di SMPN 1 Probolinggo.
Pembimbing :

(1) Agustin Mardiati, S.Pd (2) Nyoto, S.Pd

Kata kunci : kubis ungu, boraks, antosianin

Semakin banyaknya pedagang yang menggunakan bahan kimia berbahaya pada


pembuatan makanan. Salah satu bahan kima berbahaya yang sering digunakan dalam
pembuatan makanan adalah boraks. Selama ini untuk mendeteksi kandungan boraks dan
formalin digunakan uji alkohol. Uji tersebut hanya bisa dilakukan oleh peneliti, masyarakat
umum sulit melakukannya. Dengan ditemukannya cara mendeteksi boraks pada makanan
dengan menggunakan kubis ungu, maka masyarakat dapat melakukan pengujian sendiri tanpa
harus mengujikannya ke laboratorium. Kubis ungu dapat digunakan untuk mendeteksi
kandungan boraks pada makanan karena mengandung zat antosianin. Zat tersebut dapat
bereaksi dengan boraks. Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, beberapa sampel
makanan positif mengandung boraks. Sampel makanan tersebut berupa bakso, lontong dan
sosis. Sedangkan pada mie basah dan tahu.

Anda mungkin juga menyukai