Anda di halaman 1dari 23

Pengaruh Komposisi Kimia Limbah Air Detergen Terhadap

Kehidupan Ikan Mas


Nama Peserta Didik : TRI PUTRI MARDINATI
NIS : 4241
Nama Pembimbing : Dra. Leli Sumarni, M. Pd.
Judul Penelitian : Pengaruh Komposisi Kimia
Limbah Air Detergen Terhadap Kehidupan Ikan Mas

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ikan Mas adalah ikan hias aquarium yang paling populer
dikalangan masyarakat. Ikan mas memiliki badan
berbentuk memanjang dan sedikit pipih ke samping dan
mulutnya terletak diujung tengah dan dapat disembulkan.
Secara umum hampir seluruh tubuh ikan mas ditutupi sisik
kecuali pada beberapa varietas yang hanya memiliki sedikit
sisik. Sisik ikan mas berukuran besar dan digolongkan
kedalam sisik tipe sikloid (lingkaran). Ikan mas dikenal
sebagai komoditi dengan nilai ekonomi yang tinggi.
Perkembangan ikan mas di Indonesia mengalami kemajuan
yang terus meningkat. Dari sekian banyak jenis ikan hias,
tidak semuanya dapat dibudidayakan. Dalam
menternakkan ikan mas harus diperhatikan bahwa masing-
masing jenis mempunyai sifat dan kebiasaan hidup yang
berbeda-beda, misalnya pada tempat hidupnya.
Air adalah unsur yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan makhluk hidup seperti kehidupan akuantik.
Apabila sumber air tempat kehidupan akuatik tercemar,
maka siklus makanan dalam air terganggu dan ekosistem
air/kehidupan akuatik akan terganggu pula. Misal
organisme yang kecil/lemah seperti plankton banyak yang
mati karena banyak keracunan bahan tercemar, ikan-ikan
kecil pemakan plankton banyak yang mati karena
kekurangan makanan, demikian pula ikan-ikan yang lebih
besar (ikan mas) pemakan ikan-ikan kecil bila kekurangan
makanan akan mati.
Berbagai kegiatan yang dilakukan oleh manusia
menyebabkan polusi air. Yang penyebab utamanya adalah
pencemaran air limbah rumah tangga yang berupa zat
kimia dari diterjen yang digunakan sehari-hari, serta zat-zat
kimia yang dihasilkan dari kegiatan manusia lainnya. Hal
ini tentu memberi dampak negatif terhadap lingkungan,
bahkan pencemaran air dapat membunuh benih benih ikan
seperti ikan mas, dan ikan ikan disekitarnya.
Untuk itu, di sini akan dijelaskan mengenai pengaruh
limbah air detergen terhadap kelangsungan hidup ikan mas
dan ketahanan hidup ikan yang berada pada perairan yang
tercemar oleh limbah detergen.
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian dalam latar belakang, dapat diajukan rumusan
masalah sebagai berikut: Bagaimana pengaruh komposisi
kimia limbah air detergen terhadap kehidupan Ikan Mas?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui
pengaruh komposisi kimia limbah air detergen terhadap
kehidupan ikan mas.
1.4 Manfaat
Berdasarkan tujuan penelitian,penulis berharap penelitian
ini dapat bermanfaat
Bagi penulis dan pembaca. Adapun manfaat dari penelitian
adalah sebagai berikut.
1. Untuk Penulis
Penulis dapat menambah wawasan dan pengetahuan dari
penelitian ini, mengenai observasi pengaruh diterjen
terhadap kehidupan ikan mas.
2. Untuk Pembaca
Pembaca bisa mendapatkan pengetahuan dan informasi
baru mengenai pengaruh diterjen terhadap kehidupan ikan
mas.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Limbah
Limbah adalah kotoran yang dihasilkan karena
pembuangan sampah atau zat kimia dari pabrik-pabrik.
Limbah mengandung bahan berbahaya atau beracun yang
karena sifat, konsentrasi, atau jumlahnya, baik secara
langsung maupun tidak langsung akan dapat
membahayakan lingkungan, kesehatan, dan kelangsungan
hidup manusia atau makhluk hidup lainnya. Limbah
menurut zatnya :
1. Limbah organik
Limbah organik adalah limbah yang berasal dari sisa-sisa
makhluk hidup. Limbah organik mudah membusuk, seperti
sisa makanan, sayuran, daun-daunan kering, potongan-
potongan kayu, buah yang membusuk dan sebagainya.
Limbah organik terdiri atas bahan-bahan yang besifat
organik seperti dari kegiatan rumah tangga maupun
kegiatan industri.
Limbah ini juga bisa dengan mudah diuraikan melalui
proses yang alami. Limbah ini mempunyai sifat kimia yang
stabil sehingga zat tersebut akan mengendap kedalam
tanah, dasar sungai, danau, serta laut dan selanjutnya akan
mempengaruhi organisme yang hidup didalamnya.
Limbah organik dapat mengalami pelapukandan terurai
menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak berbau (sering
disebut dengan kompos). Kompos merupakan hasil
pelapukan bahan-bahan organik seperti daun-daunan,
jerami, alang-alang, sampah, rumput, buah-buahan yang
membusuk dan bahan lain yang sejenis yang proses
pelapukannya dipercepat oleh bantuan manusia.
Sampah pasar khusus seperti pasar sayur mayur, pasar
buah, atau pasar ikan, jenisnya relatif seragam, sebagian
besar (95%) berupa sampah organik sehingga lebih mudah
ditangani. Sampah yang berasal dari pemukiman umumnya
sangat beragam, tetapi secara umum minimal 75% terdiri
dari sampah organik dan sisanya anorganik.
Limbah organik terbagi menjadi dua, yaitu:

1. Limbah organik basah :


Limbah yang mempunyai kandungan air cukup tinggi.
Contohnya: kulit buah dan kulit sayuran atau daun-daunan.
Limbah organik basah yang dapat dijadikan karya kerajinan
adalah: kulit jagung, kulit bawang, kulit buah atau biji-
bijian, jerami dan sebagainya, Pengolahan limbah organik
basah dapat dilakukan dengan cara pengeringan
menggunakan sinar matahari langsung hingga kadar air
dalam bahan limbah organik habis. Bahan yang sudah
kering merupakan bahan baku yang nantinya dapat dibuat
berbagai macam produk kerajinan. Proses bahan baku
menjadi bahan yang siap pakai ditentukan oleh pengrajin,
apakah akan dicelup warna atau diberi pengawet agar kuat
dan tahan lama, semua dipengaruhi oleh tujuan si pembuat.
2. Limbah organik kering :
Sampah yang mempunyai kandungan air cukup rendah.
Contohnya: kardus, plastik, kertas, kerang, tempurung
kelapa, sisik ikan, kayu, kulit telur, serbuk gergaji, dan
sebagainya. Hampir semua limbah organik kering dapat
diolah kembali sebagai kerajinan, karena sifatnya yang kuat
dan tahan lama. Pengolahan limbah organik kering tidak
perlu banyak persiapan, karena sifatnya yang kering jenis
limbah ini dapat langsung digunakan menjadi hiasan atau
souvenir. Namun yang perlu diantisipasi adalah jika bahan
limbah organik kering ini terkena air, maka yang dapat
dilakukan adalah dengan cara pengeringan menggunakan
sinar matahari langsung atau alat pengering lain hingga
kadar air dalam limbah organik kembali seperti kondisi
semula.
Bahan limbah organik kering merupakan bahan baku yang
nantinya dapat dibuat berbagai macam produk kerajinan.
Sama halnya dengan bahan organik basah, proses bahan
baku menjadi bahan yang siap pakai ditentukan oleh
pengrajin, apakah akan dicelup warna atau diberi pelapis
agar kuat dan tahan lama, dan semuanya juga dipengaruhi
oleh tujuan pembuat karya.

2.2 Air
Air merupakan unsur yang tidak dapat dipisahkan dari
manusia dan makhluk hidup lainnya. Bahkan dapat
dipastikan tanpa pengembangan sumber daya air secara
konsisten peradaban makhluk hidup akan punah.
Air merupakan substansi kimia dengan rumus kimia H2O:
satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang
terikat dengan kovalen pada satu atom oksigen. Air
berbentuk tidak bewarna, tidak berasa serta tidak berbau
pada keadaan standar, yakni pada tekanan 100 kpa (1 bar)
dan temperatur 273, 15k (0 c). Zat kimia ini adalah satu
pelarut yang mutlak, yang mempunyai kekuatan untuk
melarutkan banyak zat kimia yang lain, layaknya garam-
garam, gula, asam, lebih dari satu tipe gas serta banyak
molekul organik.
Kondisi air yang berupa cair adalah satu kondisi yang tidak
umum didalam keadaan normal, ditambah lagi
memperhatikan jalinan pada hidrida-hidrida lain yang
serupa didalam kolom oksigenpada tabel periodik, yang
mengisyaratkan bahwa air semestinya berupa gas,
sebagaimana hidrogen sulfida.
Memperhatikan tabel periodik, tampak bahwa unsur-unsur
yang melingkari oksigen merupakan nitrogen, flor, serta
fosfor, sulfur serta klor. Seluruh elemen-elemen ini jika
berikatan dengan hidrogen dapat membuahkan gas pada
temperatur serta tekanan normal. Alasan mengapa
hidrogen berikatan dengan oksigen membentuk fase
berkeadaan cair, dikarenakan oksigen lebih berbentuk
elektronegatif daripada elemen- elemen lain tersebut
(kecuali flor).
Tarikan atom oksigen pada elektron-elektron ikatan
tambah lebih kuat daripada yang dikerjakan oleh atom
hidrogen, meninggalkan jumlah muatan positif pada ke-2
atom hidrogen, serta jumlah muatan negatif pada atom
oksigen.
Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa
salah satu penggunaan air dalam kehidupan sehari-hari
adalah untuk kebutuhan air minum. Air bersih merupakan
air yang harus bebas dari mikroorganisme penyebab
penyakit dan bahan- bahan kimia yang dapat merugikan
kesehatan manusia maupun makhluk hidup lainnya. Air
merupakan zat kehidupan, di mana tidak ada satu pun
makhluk hidup di bumi ini yang tidak membutuhkan air.
Definisi air ini di terapkan pada hasil penelitian yang
menunjukkan bahwa 65-75% dari berat manusia terdiri dari
air. Menurut ilmu kesehatan setiap orang memerlukan air
minum sebanyak 2,5-3 liter setiap hari termasuk air yang
berada dalam makanan. Manusia bisa hidup 2 sampai 3
minggu tanpa makan, tetapi hanya 2-3 hari tanpa minum.
Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus
dilakukan secara bijaksana, dengan memperhitungkan
kepentingan generasi sekarang maupun generasi yang akan
datang. Sekarang ini masalah utama yang dihadapi oleh
sumber daya air meliputi kuantitas air yang sudah tidak
mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat dan
kualitas air untuk keperluan domestik yang semakin
menurun.

2.3 Detergen
Detergen adalah campuran berbagai bahan, yang
digunakan untuk membantu
pembersihan dan terbuat dari bahan-bahan turunan
minyak bumi. Dibanding dengan sabun, detergen
mempunyai daya cuci yang lebih baik serta tidak
terpengaruh oleh kesadahan air.
Kebanyakan ibu rumah tangga menggunakan
detergen dalam mencuci pakaian dibandingkan dengan
sabun. Detergen mempunyai keunggulan daya cuci yang
lebih baik serta tidak terpengaruh oleh kesadahan air.
Gliserin yang mengikat kotoran sehingga pakaian menjadi
bersih. Jenis-jenis detergen yaitu deterjen cair, detergen
krim, dan detergen bubuk.
Bahan-bahan yang terkandung dalam detergen, secara
umum sebagi berikut:
1. Surfaktan
Bahwa bahan utama dari semua sabun adalah surfaktan,
begitu juga dengan detergen. Bahan kimia yang digunakan
dapat berupa sodium lauryl sulfonat. sodium lauryl
sulfonate memiliki beberapa nama dagang yaitu nama
texapone, emal, luthensol, dan neopelex. Secara fungsional
bahan ini berfungsi dalam meningkatkan tingkat
kebersihan. Ciri dari bahan aktif ini mempunyai busa
banyak dan bentuknya gel (pasta).
Secara garis besar, terdapat empat ketegori surfaktan
yaitu :
1. Anionik
2. Kationik : garam ammonium
3. Non ionic : Nonyl Phenol Polyethoxyle
4. Amhoterik : Achyl Ethylenediamines
Fungsi surfaktan anionik adalah sebagai zat pembasah yang
akan menyusup ke dalam ikatan antara kotoran dan serat
kain. Hal ini akan membuat kotoran menggulung, lama
kelaman menjadi besar, kemudian lepas ke dalam air
cucian dalam bentuk butiran. Agar butiran ini tidak pecah
kembali dan menempel di kain, perlu ditambahkan jenis
surfaktan lain yang akan membungkus butiran tersebut dan
membuatnya tolak menolak dengan air, sehingga posisinya
mengambang. Ini untuk memudahkannya terbuang
bersama air cucian.
2. Pembentukan (builde)
builder berfungsi meningkatkan efisiensi pencucidari
surfaktan dengan cara menon-aktifkan mineral penyebab
kesadahan air. Berikut beberapa builder:
1. Fosfat: Sodium Tri Poly Phosphate (STTP)
2. Asetat: Nitril Tri Acetate (NTA), Ethylene Diamine
Tetra Acetate (EDTA)
3. Silikat: Zeolit
4. Sitrat: asam Sitrat
3. Pengisi ( Filter )
Filter adalah bahan tambahan detergen yang tidak
mempunyai kemampuan
Meningkatkan daya cuci, tetapi, menambah kuantitas.
Bahan pengisi menetralisir kesadahan air atau melunakkan
air, mencagah menempelnya kembali kotoran pada bahan
yang dicuci dan mencegah terbentuknya gumpalan dalam
air cucian.
Detergen tidak bisa diuraikan/dihancurkan oleh
mikroorganisme sehingga menyebabkan pencemaran
lingkungan. Apabila air yang mengandungi detergen
dibuang ke dalam air, tercemarlah air dan pertumbuhan
Alga yang sangat cepat. Hal ini akan menyebabkan
kandungan oksigen dalam air berkurangan dan otomatis
ikan, tumbuhan laut, dan kehidupan air lainnya mati.
Selain itu limbah Detergen juga menyebabkan pencemaran
tanah yang menurunkan kualitas kesuburan tanah yang
mengakibatkan tanaman serta hidupan tanah termasuk
cacing mati. Padahal cacing bisa menguraikan limbah
organik, non organik & menyuburkan tanah.
2.4 Ikan Mas
Ikan mas (Cyprinus carpio) termasuk jenis ikan
konsumsi air tawar. Ikan mas memiliki badan berbentuk
memanjang dan sedikit pipih ke samping (Compresed) dan
mulutnya terletak di ujung tengah (terminal) dan dapat
disembulkan (protaktil), memiliki dua pasang sungut serta
warna badan yang sangat beragam. Di Indonesia sendiri,
ikan mas memiliki beberapa nama sebutan yakni kancra,
tikeu, tombro, raja, rayo, ameh atau nama lain sesuai
dengan daerah penyebarannya. Secara umum hampir
seluruh tubuh ikan mas ditutupi oleh sisik kecuali pada
beberapa bagian tertentu yang hanya memiliki sedikit sisik.
Sisik ikan mas berukuran besar dan digolongkan ke dalam
sisik tipe sikloid (lingkaran).
Jenis-jenis ikan mas secara umum dapat digolongkan
menjadi dua kelompok, yakni ikan mas konsumsi dan ikan
mas hias. Jenis ikan mas konsumsi adalah jenis-jenis ikan
mas yang dikonsumsi atau dimakan oleh masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan gizi yang berasal dari hewan.
Sementara itu, jenis ikan mas hias umumnya digunakan
untuk memenuhi kepuasan batin atau untuk hiasan
(pajangan) dan dipelihara di kolam-kolam taman atau
akuarium.
Jenis-jenis ikan mas konsumsi:
1. Ikan Mas Punten
Ras ini dikembangkan pertama kali pada tahun 1933 di
Desa Punten, Malang, Jawa Timur. Tubuhnya relatif
pendek, tetapi bagian punggungnya lebar dan tinggi.
Karena itu, bentuk badan ikan mas punten terkesan
membuntak atau bulat pendek. Perbandingan antara
panjang total dan tinggi badan adalah 2,3-2,4:1. Warna sisik
hijau gelap, mata agak menonjol, gerakan tubuhnya lambat,
dan bersifat jinak.
2. Ikan Mas Sinyonya atau Putri Yogya
Tidak diketahui pasti asal-usul nama ikan jenis ini.
Beberapa orang menyebutkan, ikan mas ini mudah sekali
bertelur sehingga disebut sinyonya. Bentuk tubuhnya
memanjang (long bodied form) dan punggungnya lebih
rendah dibandingkan dengan ikan mas punten.
Perbandingan antara panjang dan tinggi badannya sekitar
3,66:1.
Sisiknya berwarna kuning muda seperti warna kulit jeruk
sitrus. Mata ikan yang masih muda agak menonjol,
kemudian berubah menjadi sipit ketika ikan sudah mulai
tua. Sifat ikan mas sinyonya lebih jinak dibandingkan
dengan ikan ras punten. Ikan mas sinyonya memiliki
kebiasaan berkumpul di permukaan air.
Fekunditas atau jumlah telur ikan mas sinyonya 85.000-
125.000 dan diameternya 0,3-1,5 mm. Induk ikan mas
sinyonya jantan akan matang kelamin pertama pada umur
8 bulan, sedangkan yang betina pada umur 18 bulan. Ikan
mas ini tahan terhadap parasit Myxospora. Kisaran
toleransi pH-nya 5,5-8,5.
3. Ikan Mas Taiwan
Ikan mas taiwan memiliki bentuk badan yang memanjang
dan bentuk punggung seperti busur agak membulat.
Sisiknya berwarna hijau kekuningan hingga kuning
kemerahan di tepi sirip dubur dan di bawah sirip ekor. Ikan
mas taiwan sangat responsif terhadap makanan sehingga
akan saling berebut ketika diberi pakan. Diduga nenek
moyang ikan mas ini berasal dari Taiwan, kemudian di
introduksi dan dikembangkan di Indonesia.
4. Ikan Mas Merah
Ciri khas dari ikan mas ini adalah sisiknya yang bewarna
merah keemasan. Matanya agak menonjol. Bentuk
badannya yang relatif memanjang. Gerakannya aktif, tidak
jinak, dan paling suka mengaduk-aduk dasar kolam.
Dibandingkan dengan ras sinyonya, posisi punggungnya
relatif lebih rendah dan tidak lancip.
5. Ikan Mas Majalaya
Sesuai dengan namanya, ikan mas ini berkembang pertama
kali di daerah Majalaya, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Ukuran badannya relatif pendek dan punggungnya lebih
membungkuk dan lancip dibandingkan dengan ras ikan
mas lainnya. Perbandingan antara panjang dan tinggi
tubuhnya adalah 3,2:1. Bentuk tubuhnya semakin lancip ke
arah punggung dan bentuk moncongnya pipih. Sifat ikan
mas ini relatif jinak dan biasa berenang di permukaan air.
Sisiknya bewarna hijau keabuan dan bagian tepinya
bewarna lebih gelap, kecuali di bagian bawah insang dan di
bagian bawah sirip ekor bewarna kekuningan. Semakin ke
arah punggung, warna sisik ikan ini semakin gelap. Ikan
mas majalaya memiliki keunggulan, di antaranya laju
pertumbuhannya relatif cepat, tahan terhadap infeksi
bakteri Aeromonas hydrophila, rasanya lezat dan gurih, dan
tersebar luas di Indonesia. Fekunditas atau jumlah telur
yang dihasilkan ikan mas majalaya tergolong tinggi, yakni
84.000-110.000 butir per kilogram induk.
6. Ikan Mas Yamato
Ikan mas ini kurang populer di kalangan petani ikan mas di
Indonesia. Bentuk tubuhnya memanjang. Sisiknya
berwarna hijau kecokelatan. Ikan mas ini banyak
ditemukan dan dibudidayakan di Asia Timur, seperti Cina
dan Jepang.
7. Ikan Mas Lokal
Ikan mas ini sebenarnya belum bisa digolongkan sebagai
salah satu ras atau jenis ikan mas. Meskipun demikian, ikan
ini justru paling banyak ditemukan di lapangan dan paling
banyak dikenal oleh petani ikan dewasa ini. Bentuk tubuh
dan warnanya merupakan kombinasi dari beberapa jenis
ikan mas yang sudah ada. Secara umum, bentuk tubuhnya
memanjang dan matanya tidak sipit. Kemungkinan besar
ikan ini muncul akibat perkawinan silang yang tidak
terkontrol dengan jenis-jenis ikan mas lain yang ada di
masyarakat.
Jenis-jenis ikan mas hias:
1. Ikan Mas Kumpay
Ciri yang menonjol dari ikan mas kumpay adalah semua
siripnya panjang dan berumbai sehingga tampak indah
ketika sedang bergerak. Warna sisiknya sangat bervariasi,
ada yang putih, kuning, merah, dan hijau gelap. Bentuk
badannya memanjang seperti ikan mas sinyonya.
Pertumbuhannya tergolong lambat. Kadang-kadang, ikan
mas ini juga dimanfaatkan sebagai ikan konsumsi.
2. Ikan Mas Kancra Domas
Bentuk tubuhnya memanjang. Gerakannya mirip ikan mas
taiwan, yakni selalu aktif dan kurang jinak. Sisiknya
berukuran kecil dan susunannya tidak beraturan. Warna
sisiknya bervariasi, ada yang biru, cokelat, atau hijau. Sisik
punggungnya berwarna gelap. Semakin ke arah perut,
warnanya semakin terang keperakan atau keemasan.
3. Ikan Mas Kaca
Ciri khas ikan ini adalah sebagian tubuhnya tidak tertutup
sisik. Bagian yang tidak tertutup sisik sepintas tampak
bening, mirip kaca. Di sepanjang gurat sisi (linea lateralis)
dan di sekitar pangkal siripnya terdapat sisik berwarna
putih mengilap. Sisik tersebut berukuran besar dan tidak
seragam.
4. Ikan Mas Fancy
Bentuk tubuh ikan mas ini memanjang. Sisiknya berwarna
putih, kuning, dan merah. Pada tubuhnya terdapat totol-
totol berwarna hitam. Karena warnanya yang bermacam-
macam itulah ikan mas ini disebut fancy.
5. Ikan Mas Koi
Ikan mas koi atau yang lebih populer disebut koi (saja) ini
berasal dari Jepang. Mulai dikenal di Indonesia sekitar
tahun 1980. Bentuk badannya bulat memanjang. Warna
sisiknya beragam, ada putih, kuning, merah menyala,
hitam, atau kombinasi dari warna-warna tersebut.
Hobiis ikan mas umumnya menyukai ikan koi jenis bastar
karena warna dan pola totolnya yang indah dan menarik.
Ikan koi disukai hobiis karena gerakannya lambat dan
cukup jinak.
Ikan koi memiliki beragam nama yang disesuaikan dengan
pola dan warna tubuhnya, misalnya platinum nishikigoi,
shusui nishikigoi, shusi nishikigoi, kohaku nishikigoi dan
taishusanshoku nishikigoi.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional Istilah
Definisi operasional istilah dalam penelitian ini adalah:
1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi kedua
(1997:747), pengaruh yakni daya yang ada atau timbul dari
sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak
kepercayaan dan perbuatan seseorang.
2. Limbah adalah kotoran yang dihasilkan karena
pembuangan sampah atau zat kimia dari pabrik-pabrik.
Dalam penelitian ini limbah yang akan di pakai adalah
limbah air detergen.
3. Air merupakan substansi kimia dengan rumus kimia
H2O: satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen
yang terikat dengan kovalen pada satu atom oksigen.
4. Detergen adalah campuran berbagai bahan, yang
digunakan untuk membantu pembersihan dan terbuat dari
bahan-bahan turunan minyak bumi.
5. Ikan mas (Cyprinus carpio) termasuk jenis ikan
konsumsi air tawar. Ikan mas memiliki badan berbentuk
memanjang dan sedikit pipih ke samping (Compresed) dan
mulutnya terletak di ujung tengah (terminal) dan dapat
disembulkan (protaktil). Dalam penelitian ini ikan mas
yang akan dipakai adalah ikan hias.
3.2 Variabel Penelitian
Variabel penelitian yang terlibat dalam penelitian ini ialah
variabel bebas, variabel terikat, dan variabel kontrol.
3.2.1 Variabel Bebas
Variabel bebas (manipulasi) adalah variabel yang dibuat
bervariasi. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
limbah air detergen.
3.2.2 Variabel Terikat
Variabel terikat (respon) adalah variabel yang timbul akibat
variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
ketahanan hidup Ikan Mas.
3.2.3 Variabel Kontrol
Variabel kontrol adalah variabel yang dibuat sama dan
terkendali agar tidak memengaruhi hasil percobaan (Utami,
2010:2). Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah Ikan
Mas, jumlah detergen, volume air, cahaya, suhu air.
3.3 Objek Penelitian
Dalam penelitian kali ini, penulis akan meneliti pengaruh
limbah air detergen dengan 3 variasi komposisi kimia
terhadap kehidupan Ikan Mas.
3.4 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksperimen, yaitu melakukan praktek mengenai pengaruh
komposisi kimia limbah air detergen terhadap kehidupan
Ikan mas.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu:
1. Teknik Observasi
Observasi adalah data yang didapat dari teknik metode
observasi yaitu dengan cara mendapatkan data dari
penelitian secara langsung yang dilakukan dalam pengaruh
komposisi kimia limbah air detergen terhadap kehidupan
Ikan Mas.
Adapun alat dan bahan serta prosedur pelaksanaan
penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut.
3.6 Alat dan Bahan
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan bahan-
bahan sebagai berikut.
1. Limbah air Detergen A, B, dan C, dengan komposisi
kimia yang berbeda. Dapat di lihat komposisi kimia
Detergen A, B, C, sebagai berikut.
A. Komposisi Detergen A: Sodium Alkylbenzene
Sulfonate.
B. Komposisi Detergen B: Surfaktan.
C. Komposisi Detergen C: Sodium Alkylbenzene
Sulfonate.
2. Air bersih
3. Ikan Mas
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan alat-alat
sebagai berikut.
1. 4 ember
3.7 Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Berikut ini adalah prosedur pelaksanaan penelitian untuk
mengetahui pengaruh limbah air detergen terhadap
kehidupan Ikan Mas.
1. Sediakan 4 buah stoples, stoples nomor 1 berisi 1,5 liter
air bersih, stoples nomor 2 berisi 1,5 liter air bersih dan 3
sendok detergen A, stoples nomor 3 berisi 1,5 liter air bersih
dan 3 sendok detergen B, stoples nomor 4 berisi 1,5 liter air
bersih dan 3 sendok detergen C.
2. Masukan 1 ekor ikan ke dalam toples yang berisi 1,5
liter air bersih, 1 ekor ikan yang berisi 1,5 liter air bersih dan
3 sendok detergen A, 1 ekor ikan yang berisi 1,5 liter air
bersih dan 3 sendok detergen B, dan 1 ekor ikan berisi 1,5
liter air bersih dan 3 sendok detergen C.
3. Lihat perkembangan kondisi fisik ikan hingga satu
hari.
4. Buat laporan atas terjadinya perubahan yang terjadi
pada fisik ikan.
3.8 Teknik Analisis Data
Teknik yang akan digunakan oleh penulis pada penelitian
ini adalah teknik analisa kualitatif. Teknik ini memberikan
pengaruh komposisi kimia limbah air detergen terhadap
kehidupan Ikan Mas.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Sebelum melakukan penelitian, penulis telah menyiapkan
bahan-bahan yang di perlukan, seperti: ikan mas, air 1,5
liter, detergen, adapun alat dan bahan yang di perlukan
dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Setelah semua alat dan bahan telah siap, penulis mulai


melakukan penelitian dengan cara mengamati ikan mas
terhadap limbah air detergen selama 1 hari.
Peneliti mulai menaruh ikan mas ke dalam 4 buah ember A,
B, C, D, yang telah diisi air mineral, dan detergen A, B, C
dengan komposisi kimia yang berbeda-beda,komposisi
detergen A: Sodium Alkylbenzene Sulfonate, Detergen B:
Surfaktan, Detergen C: Sodium Alkylbenzene Sulfonate.
Adapun hasil dari pengamatan dapat dilihat pada tabel 4.1
di bawah ini:
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Pengaruh komposisi kimia
Limbah Air Detergen Terhadap Kehidupan Ikan Mas

Dari tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa pada keadaan


awal ikan mas yang ditaruh didalam ember Detergen A, B,
C, dan air bersih, ikan mas masih hidup, adapun
gambarnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Setelah 4 jam, ikan mas yang di taruh di dalam ember
Detergen B, dan air bersih keadaannya tidak
berubah,dikarenakan perbedaan komposisi kimia yang
berada di dalam ember Detergen A, B, C, yaitu,masih hidup,
namun di dalam ember Detergen A, dan C, ikan mas
tersebut sudah mulai kehilangan kesadaran. Adapun
gambarnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini

Setelah 1 hari, keadaan di dalam ember Detergen A, B, C,


telah mati, dikarenakan komposisi kimia yang terdapat di
dalam limbah air detergen, sedangkan di ember berisi air
bersih yang masih hidup, adapun gambarnya dapat di lihat
di bawah ini.
4.2 Pembahasan
Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti tentang
pengaruh komposisi kimia limbah air detergen terhadap
kehidupan ikan mas yang dilakukan selama 1 hari, ternyata
ikan mas yang masih hidup terdapat di ember berisi air
bersih, dibanding dengan ikan mas yang ditaruh di ember
berisi limbah detergen A, B, C, di karenakan komposisi
kimia yang terdapat di dalam limbah detergen tersebut,
yaitu, limbah air detergen A: Sodium Alkylbenzene
Sulfonate, limbah air detergen B: Surfaktan, limbah air
detergen C: Sodium Alkylbenzene Sulfonate, dalam satu
hari ikan mas di dalam ember berisi limbah air detergen A,
B, C, telah mati, hal ini dikarenakan komposisi kimia di
dalam limbah air detergen berbahaya bagi kehidupan ikan
mas.

http://arifinhaka.blogspot.co.id/2016/06/pengaruh-komposisi-kimia-limbah-
air.html

https://www.youtube.com/watch?v=U5qKeBMtxWU

Anda mungkin juga menyukai