(Bekerja Dengan Bahan Kimia : Prosedur Umum Untuk Bekerja Dengan Bahan
Kimia Berbahaya Dan Bekerja Dengan Zat Dengan Toksisitas Tinggi)
KELOMPOK 8
ANGGOTA :
Dwi Anggraini(06101381419056)
PENDIDIKAN KIMIA
PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIDKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2016/2017
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan
kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya kami mampu
menyelesaikan tugas makalah ini. Makalah ini merupakan tugas mata kuliah
pengelolaan laboratorium kimia sekolah.
Makalah ini membahas segala hal mengenai bekerja dengan bahan kimia :
prosedur umum untuk bekerja dengan bahan kimia berbahaya dan bekerja dengan zat
dengan toksisitas tinggi.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa. kami sadar bahwa
makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada
dosen mata kuliah serta teman-teman, kami meminta masukannya demi perbaikan
pembuatan makalah kami di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan
saran dari para pembaca.
Kelompok 8
DAFTAR ISI
2
KATA PENGANTAR..................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................3
A. Latar Belakang.................................................................................................................3
B. Tujuan..............................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................4
A. Prosedur Umum Untuk Bekerja Dengan Bahan Kimia Berbahaya..................................4
B. Bekerja Dengan Zat Dengan Toksisitas Tinggi................................................................8
a. Definisi Dan Istilah Dalam Toksikologi...........................................................................8
b. Cara Menghilangkan Atau Membuang Bahan Beracun Dari Korban............................12
BAB III PENUTUP...................................................................................................................13
Kesimpulan...........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................14
LAMPIRAN..............................................................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
3
Laboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa, dosen, dan peneliti
melakukan percobaan. Bekerja di laboratorium kimia tak akan lepas dari
kemungkinan bahaya dari berbagai jenis bahan kimia dan peralatan yang ada di
dalamnya. Karena itu diperlukan pemahaman dan kesadaran terhadap bahaya di
laboratorium.Telah banyak terjadi kecelakaan ataupun menderita luka serta
kerusakan fasilitas kerja yang sangat mahal. Semua kejadian ataupun kecelakaan di
laboratorium sebenarnya dapat dihindari jika mereka selalu mengikuti prosedur
kerja yang aman di laboratorium.
Berbagai peristiwa yang pernah terjadi perlu dicatat sebagai latar belakang
pentingnya bekerja dengan aman di laboratorium. Sumber bahaya terbesar berasal
dari bahan-bahan kimia, oleh sebab itu diperlukan pemahaman mengenai jenis
bahan kimia agar yang bekerja dengan bahan-bahan tersebut dapat lebih berhati-
hati dan yang lebih penting lagi tahu cara menanggulanginya. Apalagi bahan kimia
tersebut tergolong dalam zat dengan toksisitas tinggi.
B. Tujuan
1. Dapat mengetahui prosedur umum untuk bekerja dengan bahan kimia
berbahaya
2. Dapat mengetahui bekerja dengan zat dengan toksisitas tinggi
BAB II
PEMBAHASAN
4
A. Prosedur Umum Untuk Bekerja Dengan Bahan Kimia Berbahaya
5
6. Gas bertekanan tinggi, misalnya gas-gas dalam tabung silinder dengan
tekanan tinggi.
7. Bahan-bahan beracun contohnya : CO2, benzena, kloroform, sianida dan
sebagainya.
8. Bahan korosif contohnya : anhidrida asam, alkali, asam sulfat, fenol dan
sebagainya
Akibat penggunaan bahan kimia di atas berbagai jenis bahaya mungkin dapat
terjadi antara lain (Imam Khasani, 1986)
1. Keracunan, sebagai akibat masuknya bahan kimia ke dalam tubuh
melalui paru-paru, mulut dan kulit. Keracunan dapat berakibat fatal
misalnya hilang kesadaran atau gangguan kesehatan yang baru dirasakan
setelah beberapa tahun setelah bekerja, atau menjelang pensiun.
2. Iritasi, sebagai akibat kontak dengan bahan kimia korosif, misalnya
peradangan pada kulit, mata dan saluran pernapasan.
3. Kebakaran atau luka bakar, sebagai akibat peledakan bahan-bahan
reaktif (peroksida dan bahan-bahan pelarut organik).
Kemasukan bahan kimia dalam tubuh bisa menimbulkan efek akut (jangka
pendek) dan kronis (jangka panjang). Efek akut ini biasanya digambarkan oleh
LD50 , yaitu jumlah takaran tertentu yang menyebabkan matinya 50% binatang
percobaan. Efek kronis disebabkan terjadinya akumulasi zat dalam jaringan
sampai melampaui batas tertentu yang menimbulkan toksisitas pada orang
tersebut (sakit).
6
Asam sulfat mudah bercampur dengan air dalam segala perbandingan,
pencampuran dengan air akan menimbulkan panas (eksotermis),
eksplosif dan terjadi percikan (pembentukan hidrat-hidrat). Asam ini
sangat reaktif terhadap logam yang larut di dalamnya, akan melepaskan
gas H2 yang mudah.
2. Asam Nitrat (HNO3) (Arthur dan E. Rose, 1956) .
HNO3, cairan transparan atau kekuningan tergantung pada tingkat
kemurniannya, mudah menguap pada suhu kamar. Uapnya bila terhirup
melemaskan badan . Asam ini sangat korosif, mudah bercampur dengan
air, uap nitrogen oksida dapat menyebabkan kerusakan paru-paru uap ini
terbentu lambat laun apabila HNO3 diletakkan berdekatan dengan HCl.
3. Asam perklorat (HClO4) (Arthur dan E. Rose, 1956) .
HClO4, cairan tidak berwarna, higroskopis, asam pekat murni tidak
stabil, tetapi akan stabil bila diencerkan. Mudah larut dalam air dan
larutannya dengan konsentrasi 71,6% dalam keadaan stabil. Berdasarkan
sifat ini kemasan HClO4 yang diperdagangkan konsentrasinya 70%.
Asam ini merupakan oksidator kuat, dapat menimbulkan ledakan
(explosif) dan api, apabila terjadi kontak langsung dengan bahan yang
mudah di oksidasikan atau mudah di bakar. Di samping itu asam ini
beracun dan korosif. Usahakan penyimpanannya di tempat yang dingin
dan kering, jauh dari asam-asam organik dan mineral.
7
2. Bahan-bahan kimia yang mudah menguap dan terbakar di simpan di tempat
yang jauh dari sumber api.
3. Bahan-bahan yang mudah menguap dan bertekanan tinggi harus dilindungi
dari cahaya matahari. Ventilasi udara dalam ruangan harus baik.
4. Bahan-bahan oksidator jangan ditempatkan bersama dengan bahan yang
mudah terbakar (bahan organik dan pereduksi). Ventilasi udara dalam
ruangan harus baik.
5. Bahan-bahan korosif disimpan di tempat yang kering, suhunya rendah
namun tidak dibawah titik bekunya.
6. Bahan kimia yang mudah bereaksi dengan air, disimpan pada tempat yang
jauh dari sumber air.
7. Bahan kimia yang bila disimpan ditempat yang sama dapat menimbulkan
reaksi yang merugikan (panas yang tinggi, zat baru yang bersifat racun).
8. Bahan-bahan kimia yang mudah terurai membentuk racun apabila
berhubungan dengan panas, air atau asam tidak diperkenankan disimpan
berdekatan dengan bahan-bahan kimia yang mudah menyala/menguap. Suhu
ruangan harus rendah dan kering.
Selain cara-cara di atas ada faktor-faktor lain yang harus diperhatikan oleh
pengelola di dalam laboratorium. Ruangan bekerja berventilasi baik, jika
memindahkan bahan kimia pekat atau mengencerkan sebaiknya dikerjakan
dalam lemari asam . Bila terjadi tumpahan asam pekat hendaklah dinetralkan
dulu dengan basa (soda,kapur) baru diencerkan dengan air, bila tumpahan dalam
jumlah besar disiapkan pemadam kebakaran (Imam Khasani, 1994). Botol-botol
harus berlabel, tidak bocor dan selalu tertutup . Kalau diperlukan petugas harus
menggunakan alat-alat perlindungan personil seperti masker, sarung tangan dan
kaca mata pengaman. Kotak pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) harus
selalu tersedia (Sumardi, 1983).
8
merupakan ilmu yang mempelajari tentang efek merugikan berbagai
bahan kimia dan fisik pada semua sistem kehidupan. Dalam istilah
kedokteran, toksikologi didefinisikan sebagai efek merugikan pada
manusia akibat paparan bermacam obat dan unsur kimia lain serta
penjelasan keamanan atau bahaya yang berkaitan dengan penggunaan
obat dan bahan kimia tersebut. Toksikologi sendiri berhubungan dengan
farmakologi, karena perbedaan fundamental hanya terletak pada
penggunaan dosis yang besar dalam eksperimen toksikologi. Setiap zat
kimia pada dasarnya adalah racun, dan terjadinya keracunan ditentukan
oleh dosis dan cara pemberian. Salah satu pernyataan Paracelsus
menyebutkan semua substansi adalah racun; tiada yang bukan racun.
Dosis yang tepat membedakan racun dari obat. Pada tahun 1564
Paracelsus telah meletakkan dasar penilaian toksikologis dengan
mengatakan, bahwa dosis menentukan apakah suatu zat kimia adalah
racun (dosis sola facit venenum). Pernyataan Paracelcus tersebut sampai
saat ini masih relevan. Sekarang dikenal banyak faktor yang
menyebabkan keracunan, namun dosis tetap merupakan faktor utama
yang paling penting.
9
dirasakan setelah beberapa tahun setelah bekerja, atau menjelang
pensiun.
b. Iritasi, sebagai akibat kontak dengan bahan kimia korosif, misalnya
peradangan pada kulit, mata dan saluran pernapasan.
c. Kebakaran atau luka bakar, sebagai akibat peledakan bahan-bahan
reaktif (peroksida dan bahan-bahan pelarut organik).
1. AgNO3
Senyawa ini beracun dan korosif. Simpanlah dalam botol
berwarna dan ruang yang gelap serta jauhkan dari bahan-bahan yang
mudah terbakar.
Dapat menyebabkan luka bakar dan kulit melepuh. Gas/uapnya
juga menebabkan hal yang sama.
2. HCl
Cairan yang tidak berwarna atau kekuningan tergantung pada
kemurniannya, bersifat korosif, mudah menguap. Mudah larut dalam
air, alkohol dan eter.
Uap HCl berbahaya terhadap sistem saluran pernapasan. HCI
pekat bila mengenai kulit akan merusaknya dengan sempurna,
sedang larutannya menyebabkan gatal-gatal (iritasi kulit).
3. H2S
Senyawa ini mudah terbakar dan beracun. Menghirup bahan ini dapat
menyebabkan pingsan, gangguan pernafasan, bahkan kematian.
4. H2SO4
Berupa cairan menyerupai minyak, tidak berwarna, kadang
kadang berwarna coklat tergantung pada tingkat kemurnianya.
Senyawa ini sangat korosif, higroskopis, bersifat membakar bahan
organik dan dapat merusak jaringan tubuh.
Gunakan ruang asam untuk proses pengenceran dan hidupkan
kipas penghisapnya uap dan kabut asam sulfat sangat beracun dan
korosif terhadap kulit, mata dan system saluran pernapasan (hidung
tenggorokan, paru-paru). Jika asam pekat terkena kulit menyebabkan
luka parah yang amat sakit, jika kena mata walaupun sedikit akan
merusak mata dan menyebabkan kebutaan.
5. NaOH dan KOH
10
Kedua basa ini mempunyai warna putih, mudah menyerap air dn
CO2 dari udara, mudah larut dalam air alkohol dan gliserin.
Timbul panas (eksoternis) apabila kontak dengan air, larutan
pekat amat berbahaya terhadap kulit dan mata sangat korosif dan bisa
merusak dengan sempurna.
6. HCN
Senyawa ini sangat beracun. Hindarkan kontak dengan kulit. Jangan
menghirup gas ini karena dapat menyebabkan pingsan dan kematian.
7. NH3
Gas ini tidak berwarna berbau tajam, sangat korosif dan berbaya
terhadap saluran pernapasan (hidung dan tenggorokan), bersifat
korosif bila bereaksi dengan bahan oksidator, halogen dan asam-
asam kuat, cairan NH3 bersifat explosif terhadap logam berat (Ag, Pb
dan Zn ) dan garam garam terutama garam halide.
Menghirup senyawa ini pada konsentrasi tinggi dapat
menyebabkan pembengkakan saluran pernafasan dan sesak nafas.
Terkena amonia pada konsentrasi 0.5% (v/v) selama 30 menit dapat
menyebabkan kebutaan. Keterpaan uap dengan kadar rendah tetapi
terus menerus dapat mengakibatkan iritasi pada mata, hidung saluran
pernapasan bagian atas.
8. HClO4
Cairan tidak berwarna, higroskopis, asam pekat murni tidak
stabil, tetapi akan stabil bila diencerkan, mudah larut dalam air dan
larutannya dengan konsentrasi 71,6% dalam keadaan stabil.
Asam ini merupakan oksidator kuat, dapat menimbulkan ledakan
(exposif) dan api apablia kontak langsung dengan bahan mudah
dioksidasi atau mudah terbakar, disamping itu asam ini beracun dan
korosif.
9. HF
Gas/uap maupun larutannya sangat beracun. Dapat menyebabkan
iritasi kulit, mata, dan saluran pernafasan.
10. HNO3
Cairan transparan atau kekuningan tergantung pada tingkat
kemurniannya, mudah menguap pada suhu kamar. Senyawa ini
bersifat korosif, mudah bercampur dengan air.
Uap nitrogen oksida dapat menyebabkan kerusakan paru-paru,
uap ini terbentuk lambat laun apabila HNO 3 diletakkan berdekatan
dengan HCI.
11
Bahan-bahan kimia diatas, jika kita amati adalah bahan-bahan kimia
yang umumnya kita gunakan dalam laboratorium. Ternyata bahan-
bahan kimia tersebut menyimpan potensi untuk meracuni tubuh.
Umumnya pertolongan pertama yang diberikan kepada korban yang tidak sadar
atau hampir pingsan adalah dengan menelungkupkannya dengan kepala
menghadap ke samping dan lidah dikeluarkan untuk mencegah tersedak karena
ludah. Jagalah korban agar tetap pada posisi berbaring dan tetap hangat suhu
badannya, dan jika diperlukan berilah bantuan pernafasan buatan. Ingat: jangan
memberi minuman beralkohol karena dapat mempercepat penyerapan beberapa
jenis racun oleh tubuh. Dan terakhir segeralah meminta pertolongan dari
petugas kesehatan.
12
6. Gunakan atau pakailah jas laboratorium selama bekerja di laboratorium.
7. Mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan bila terjadi keracunan bahan
kimia di laboratorium.
Kesimpulan
Bekerja di laboratorium kimia tak akan lepas dari kemungkinan bahaya dari
berbagai jenis bahan kimia. Karena itu diperlukan pemahaman dan kesadaran
terhadap bahaya di laboratorium dengan memperhatikan simbol-simbol bahaya
pada wadah bahan-bahan kimia.
Sumber bahaya terbesar berasal dari bahan-bahan kimia, oleh sebab itu diperlukan
pemahaman mengenai jenis bahan kimia agar orang yang bekerja dengan bahan-
bahan tersebut dapat lebih berhati-hati dan yang lebih penting lagi tahu cara
menanggulanginya. Apalagi bahan kimia tersebut tergolong dalam zat dengan
toksisitas tinggi.
13
DAFTAR PUSTAKA
14
HASIL OBSERVASI
METODE PENELITIAN
Penulisan laporan ini bersifat deskriptif agar lebih akurat, maka penulis mencari sumber
pustaka dari berbagai literarut yang relevan dengan masalah yang dipilih untuk
digunakan sebagai referensi. Referensi yang digunakan terutama adalah makalah-
makalah, internet, serta buku-buku yang sesuai dengan masalah penulisan. Serta
melakukan observasi secara langsung dengan pihak sekolah mengenai laboratorium
kimia di SMA N 1 Palembang. Hal ini dimaksudkan agar hasil observasi memiliki tolak
ukur yang jelas yaitu referensi maupun buku serta dapat dianalisis dengan baik.
Bentuk Wawancara
Metode Wawancara
15
1. Wawancara informasi
2. Triangulasi
Pedoman Wawancara
I. Identitas Informan
II. Setting
16
Nama : Robiatul Adawiyah
17
Contoh bahan-bahan kimia yang digunakan pada laboratorium SMA N 1
Palembang yaitu H2O2, HCl, H2SO4.
b. Evaluasi prosedur umum untuk bekerja dengan bahan-bahan tersebut di
laboratorium
Setelah kami melakukan observasi ke sekolah, mengenai prosedur umum untuk
bekerja dengan bahan-bahan kimia yang bertoksisitas tinggi di laboratorium
tersebut sebelumnya telah disiapkan oleh guru mata pelajaran dan kemudian
guru mata pelajaran langsung menyampaikan kepada praktikan yang ada
dilaboratorium. Pada saat praktikum sedang berlangsung laboran juga ikut
membantu mengawasi praktikan, karena dengan adanya pengawasan praktikum
dapat terlaksana dengan baik serta mengurangi kemungkinan buruk yang akan
terjadi dengan bahan-bahan kimia berbahaya terhadap praktikan.
KEPALA SEKOLAH
Nasrul, S.Pd.,MM.
GURU KELAS X IPA GURU KELAS XI IPA GURU KELAS XII IPA
Endang Werdiningsih, S.Pd. Drs. Sunardi Dra. Hj. Sri Ardiani
Putri Nilam Sejati, S.Pd. Dra. Hj. Nurbaidah Drs. Enduan Rismansyah, M.Si.
Endang Werdiningsih, S.Pd. Dra. Hj. Nurbaidah
LABORAN
Kiki Sumiyati, S.Pd.
18
19