Anda di halaman 1dari 19

PENGELOLALAAN LABORATORIUM KIMIA SEKOLAH

(Bekerja Dengan Bahan Kimia : Prosedur Umum Untuk Bekerja Dengan Bahan
Kimia Berbahaya Dan Bekerja Dengan Zat Dengan Toksisitas Tinggi)

KELOMPOK 8

ANGGOTA :

Dwi Anggraini(06101381419056)

Robiatul Adawiyah (06101381419050)

Tri Rahmasari (06101381419057)

DOSEN PEMBIMBING : Dra. Bety Lesmini


Desi, S.Pd., M.T.

PENDIDIKAN KIMIA
PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIDKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2016/2017
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan
kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya kami mampu
menyelesaikan tugas makalah ini. Makalah ini merupakan tugas mata kuliah
pengelolaan laboratorium kimia sekolah.
Makalah ini membahas segala hal mengenai bekerja dengan bahan kimia :
prosedur umum untuk bekerja dengan bahan kimia berbahaya dan bekerja dengan zat
dengan toksisitas tinggi.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa. kami sadar bahwa
makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada
dosen mata kuliah serta teman-teman, kami meminta masukannya demi perbaikan
pembuatan makalah kami di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan
saran dari para pembaca.

Palembang , 15 Maret 2017

Kelompok 8

DAFTAR ISI

2
KATA PENGANTAR..................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................3
A. Latar Belakang.................................................................................................................3
B. Tujuan..............................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................4
A. Prosedur Umum Untuk Bekerja Dengan Bahan Kimia Berbahaya..................................4
B. Bekerja Dengan Zat Dengan Toksisitas Tinggi................................................................8
a. Definisi Dan Istilah Dalam Toksikologi...........................................................................8
b. Cara Menghilangkan Atau Membuang Bahan Beracun Dari Korban............................12
BAB III PENUTUP...................................................................................................................13
Kesimpulan...........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................14
LAMPIRAN..............................................................................................................................19

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

3
Laboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa, dosen, dan peneliti
melakukan percobaan. Bekerja di laboratorium kimia tak akan lepas dari
kemungkinan bahaya dari berbagai jenis bahan kimia dan peralatan yang ada di
dalamnya. Karena itu diperlukan pemahaman dan kesadaran terhadap bahaya di
laboratorium.Telah banyak terjadi kecelakaan ataupun menderita luka serta
kerusakan fasilitas kerja yang sangat mahal. Semua kejadian ataupun kecelakaan di
laboratorium sebenarnya dapat dihindari jika mereka selalu mengikuti prosedur
kerja yang aman di laboratorium.

Percobaan yang dilakukan menggunakan berbagai bahan kimia dapat


menyebabkan terjadinya kecelakaan bila dilakukan dengan cara yang tidak tepat.
Kecelakaan itu dapat juga terjadi karena kelalaian atau kecerobohan kerja, ini dapat
membuat orang tersebut cedera, dan bahkan bagi orang disekitarnya. Keselamatan
kerja di laboratorium merupakan dambaan bagi setiap individu yang sadar akan
kepentingan kesehatan, keamanan dan kenyamanan kerja.

Bekerja dengan selamat dan aman berarti menurunkan resiko kecelakaan.


Walaupun petunjuk keselamatan kerja sudah tertulis dalam setiap penuntun
praktikum, namun hal ini perlu dijelaskan berulang-ulang agar setiap individu lebih
meningkatkan kewaspadaan ketika bekerja di laboratorium.

Berbagai peristiwa yang pernah terjadi perlu dicatat sebagai latar belakang
pentingnya bekerja dengan aman di laboratorium. Sumber bahaya terbesar berasal
dari bahan-bahan kimia, oleh sebab itu diperlukan pemahaman mengenai jenis
bahan kimia agar yang bekerja dengan bahan-bahan tersebut dapat lebih berhati-
hati dan yang lebih penting lagi tahu cara menanggulanginya. Apalagi bahan kimia
tersebut tergolong dalam zat dengan toksisitas tinggi.

B. Tujuan
1. Dapat mengetahui prosedur umum untuk bekerja dengan bahan kimia
berbahaya
2. Dapat mengetahui bekerja dengan zat dengan toksisitas tinggi

BAB II
PEMBAHASAN

4
A. Prosedur Umum Untuk Bekerja Dengan Bahan Kimia Berbahaya

Meningkatnya penelitian khususnya dibidang nutrisi, biokimia, toksikologi dan


lainnya akan meningkatkan kegiatan di dalam laboratorium yang banyak
berhubungan dengan bahan-bahan kimia yang mungkin berbahaya bagi
kesehatan pengguna laboratorium. Ada dua jenis kecelakaan yang mungkin
terjadi di dalam laboratorium yaitu kecelakaan akut dan kronis . Kecelakaan
fatal (akut) dalam penanganan bahan-bahan kimia jarang terjadi, tetapi yang
paling berbahaya ialah gangguan kesehatan secara kronis (keracunan kronis).
Keracunan kronis tersebut akibatnya baru bisa dirasakan setelah beberapa bulan,
tahun atau bahkan dirasakan pada masa menjelang masa tua . Keracunan kronis
akibat bahan kimia tersebut misalnya leukemia yang disebabkan oleh racun uap
Pb , kanker paru-paru yang berasal dari debu asbes dan lainnya dimana
penyakitpenyakit tersebut sulit disembuhkan (Imam Khasani, 1987) .

Di Negara maju diperkirakan 90% kasus keracunan disebabkan oleh penyerapan


bahan/zat kimia lewat pernapasan (paru-paru) sedang 10% berasal dari
penyerapan melalui kulit, mulut dan mata (Suprapto, Esm . 1983)

Bahan-bahan kimia berbahaya dapat dikelompokkan sebagai berikut : (Imam


Khasani, 1983)

1. Explosif (mudah meledak) contohnya : kalium klorat, Trinitrotaluen


(TNT), natrium nitrat, gas bertekanan tinggi, campuran belerang, karbon
dan kalium klorat.
2. Flamable (mudah terbakar) contohnya : metanol, eter, aseton, heksana,
benzena, uap ini dapat bergerak menuju api sejauh 3 meter.
3. Oxidazing Agent (bahan oksidator) contohnya : natrium nitrit/nitrat,
kalium klorat, kaporit, asam sendawa, alkena, alkilbenzena dan
sebagainya . Sekalipun tidak ada O2 dari luar dapat menyebabkan
kebakaran.
4. Bahan mudah terbakar oleh air, contohnya logam Na, K dan asam sulfat
pekat.
5. Bahan mudah terbakar oleh asam contohnya logam paduan Na dan K,
senyawa hidrida dan sebagainya.

5
6. Gas bertekanan tinggi, misalnya gas-gas dalam tabung silinder dengan
tekanan tinggi.
7. Bahan-bahan beracun contohnya : CO2, benzena, kloroform, sianida dan
sebagainya.
8. Bahan korosif contohnya : anhidrida asam, alkali, asam sulfat, fenol dan
sebagainya

Akibat penggunaan bahan kimia di atas berbagai jenis bahaya mungkin dapat
terjadi antara lain (Imam Khasani, 1986)
1. Keracunan, sebagai akibat masuknya bahan kimia ke dalam tubuh
melalui paru-paru, mulut dan kulit. Keracunan dapat berakibat fatal
misalnya hilang kesadaran atau gangguan kesehatan yang baru dirasakan
setelah beberapa tahun setelah bekerja, atau menjelang pensiun.
2. Iritasi, sebagai akibat kontak dengan bahan kimia korosif, misalnya
peradangan pada kulit, mata dan saluran pernapasan.
3. Kebakaran atau luka bakar, sebagai akibat peledakan bahan-bahan
reaktif (peroksida dan bahan-bahan pelarut organik).

Kemasukan bahan kimia dalam tubuh bisa menimbulkan efek akut (jangka
pendek) dan kronis (jangka panjang). Efek akut ini biasanya digambarkan oleh
LD50 , yaitu jumlah takaran tertentu yang menyebabkan matinya 50% binatang
percobaan. Efek kronis disebabkan terjadinya akumulasi zat dalam jaringan
sampai melampaui batas tertentu yang menimbulkan toksisitas pada orang
tersebut (sakit).

Untuk mencegah terjadinya kecelakaan di dalam laboratorium beberapa bahan


kimia yang sering dipergunakan baik dalam industri maupun dalam
laboratorium perlu di kenali sifat-sifatnya, di-antaranya :
1. Asam Sulfat (H2SO4) (Arthur dkk., 1956 ; Imam Khasani, 1994).
Asam sulfat, cairan menyerupai minyak, tidak berwarna, kadangkadang
berwarna kecoklatan tergantung pada tingkat kemurniannya, uap dan
kabut asam sulfat sangat beracun dan korosif terhadap kulit, mata dan
sistem saluran pernapasan (hidung tenggorokan, paru-paru). Jika asam
pekat terkena kulit menyebabkan luka parah yang amat sakit, jika kena
mata walaupun sedikit akan merusak mata dan menyebabkan kebutaan.

6
Asam sulfat mudah bercampur dengan air dalam segala perbandingan,
pencampuran dengan air akan menimbulkan panas (eksotermis),
eksplosif dan terjadi percikan (pembentukan hidrat-hidrat). Asam ini
sangat reaktif terhadap logam yang larut di dalamnya, akan melepaskan
gas H2 yang mudah.
2. Asam Nitrat (HNO3) (Arthur dan E. Rose, 1956) .
HNO3, cairan transparan atau kekuningan tergantung pada tingkat
kemurniannya, mudah menguap pada suhu kamar. Uapnya bila terhirup
melemaskan badan . Asam ini sangat korosif, mudah bercampur dengan
air, uap nitrogen oksida dapat menyebabkan kerusakan paru-paru uap ini
terbentu lambat laun apabila HNO3 diletakkan berdekatan dengan HCl.
3. Asam perklorat (HClO4) (Arthur dan E. Rose, 1956) .
HClO4, cairan tidak berwarna, higroskopis, asam pekat murni tidak
stabil, tetapi akan stabil bila diencerkan. Mudah larut dalam air dan
larutannya dengan konsentrasi 71,6% dalam keadaan stabil. Berdasarkan
sifat ini kemasan HClO4 yang diperdagangkan konsentrasinya 70%.
Asam ini merupakan oksidator kuat, dapat menimbulkan ledakan
(explosif) dan api, apabila terjadi kontak langsung dengan bahan yang
mudah di oksidasikan atau mudah di bakar. Di samping itu asam ini
beracun dan korosif. Usahakan penyimpanannya di tempat yang dingin
dan kering, jauh dari asam-asam organik dan mineral.

Penanganan Bahan-Bahan Kimia Berbahaya


Penyimpanan bahan-bahan kimia ini disesuaikan dengan kebutuhan dan
kecepatan pemakaiannya, jumlahnya di usahakan sesedikit mungkin.

Cara-cara penyimpanan bahan kimia ini disesuaikan dengan sifat-sifat


bahayanya, seperti dibawah ini (Sumardi, 1983)
1. Bahan-bahan kimia yang mudah meledak (eksplosif) dapat disimpan di
tempat (bangunan) yang terisolir dari bangunan-bangunan lainnya
dilengkapi dengan pintu tahan api.

7
2. Bahan-bahan kimia yang mudah menguap dan terbakar di simpan di tempat
yang jauh dari sumber api.
3. Bahan-bahan yang mudah menguap dan bertekanan tinggi harus dilindungi
dari cahaya matahari. Ventilasi udara dalam ruangan harus baik.
4. Bahan-bahan oksidator jangan ditempatkan bersama dengan bahan yang
mudah terbakar (bahan organik dan pereduksi). Ventilasi udara dalam
ruangan harus baik.
5. Bahan-bahan korosif disimpan di tempat yang kering, suhunya rendah
namun tidak dibawah titik bekunya.
6. Bahan kimia yang mudah bereaksi dengan air, disimpan pada tempat yang
jauh dari sumber air.
7. Bahan kimia yang bila disimpan ditempat yang sama dapat menimbulkan
reaksi yang merugikan (panas yang tinggi, zat baru yang bersifat racun).
8. Bahan-bahan kimia yang mudah terurai membentuk racun apabila
berhubungan dengan panas, air atau asam tidak diperkenankan disimpan
berdekatan dengan bahan-bahan kimia yang mudah menyala/menguap. Suhu
ruangan harus rendah dan kering.

Selain cara-cara di atas ada faktor-faktor lain yang harus diperhatikan oleh
pengelola di dalam laboratorium. Ruangan bekerja berventilasi baik, jika
memindahkan bahan kimia pekat atau mengencerkan sebaiknya dikerjakan
dalam lemari asam . Bila terjadi tumpahan asam pekat hendaklah dinetralkan
dulu dengan basa (soda,kapur) baru diencerkan dengan air, bila tumpahan dalam
jumlah besar disiapkan pemadam kebakaran (Imam Khasani, 1994). Botol-botol
harus berlabel, tidak bocor dan selalu tertutup . Kalau diperlukan petugas harus
menggunakan alat-alat perlindungan personil seperti masker, sarung tangan dan
kaca mata pengaman. Kotak pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) harus
selalu tersedia (Sumardi, 1983).

B. Bekerja Dengan Zat Dengan Toksisitas Tinggi

a. Definisi Dan Istilah Dalam Toksikologi

Menurut Retno Purwandari,S.Kep,Ns-PSIK UNEJ, Toksikologi

8
merupakan ilmu yang mempelajari tentang efek merugikan berbagai
bahan kimia dan fisik pada semua sistem kehidupan. Dalam istilah
kedokteran, toksikologi didefinisikan sebagai efek merugikan pada
manusia akibat paparan bermacam obat dan unsur kimia lain serta
penjelasan keamanan atau bahaya yang berkaitan dengan penggunaan
obat dan bahan kimia tersebut. Toksikologi sendiri berhubungan dengan
farmakologi, karena perbedaan fundamental hanya terletak pada
penggunaan dosis yang besar dalam eksperimen toksikologi. Setiap zat
kimia pada dasarnya adalah racun, dan terjadinya keracunan ditentukan
oleh dosis dan cara pemberian. Salah satu pernyataan Paracelsus
menyebutkan semua substansi adalah racun; tiada yang bukan racun.
Dosis yang tepat membedakan racun dari obat. Pada tahun 1564
Paracelsus telah meletakkan dasar penilaian toksikologis dengan
mengatakan, bahwa dosis menentukan apakah suatu zat kimia adalah
racun (dosis sola facit venenum). Pernyataan Paracelcus tersebut sampai
saat ini masih relevan. Sekarang dikenal banyak faktor yang
menyebabkan keracunan, namun dosis tetap merupakan faktor utama
yang paling penting.

Toksisitas merupakan istilah dalam toksikologi yang didefinisikan


sebagai kemampuan bahan kimia untuk menyebabkan kerusakan/injuri.
Istilah toksisitas merupakan istilah kualitatif, terjadi atau tidak terjadinya
kerusakan tergantung pada jumlah unsur kimia yang terabsopsi.
Sedangkan istilah bahaya (hazard) adalah kemungkinan kejadian
kerusakan pada suatu situasi atau tempat tertentu; kondisi penggunaan
dan kondisi paparan menjadi pertimbangan utama. Untuk menentukan
bahaya, perlu diketahui dengan baik sifat bawaan toksisitas unsur dan
besar paparan yang diterima individu.

Akibat penggunaan bahan kimia bertoksinitas tinggi berbagai jenis


bahaya mungkin dapat terjadi antara lain (Imam Khasani, 1986)

a. Keracunan, sebagai akibat masuknya bahan kimia ke dalam tubuh


melalui paru-paru, mulut dan kulit. Keracunan dapat berakibat fatal
misalnya hilang kesadaran atau gangguan kesehatan yang baru

9
dirasakan setelah beberapa tahun setelah bekerja, atau menjelang
pensiun.
b. Iritasi, sebagai akibat kontak dengan bahan kimia korosif, misalnya
peradangan pada kulit, mata dan saluran pernapasan.
c. Kebakaran atau luka bakar, sebagai akibat peledakan bahan-bahan
reaktif (peroksida dan bahan-bahan pelarut organik).

Beberapa jenis bahan kimia yang harus diperhatikan karena berbahaya


bertoksinitas tinggi adalah :

1. AgNO3
Senyawa ini beracun dan korosif. Simpanlah dalam botol
berwarna dan ruang yang gelap serta jauhkan dari bahan-bahan yang
mudah terbakar.
Dapat menyebabkan luka bakar dan kulit melepuh. Gas/uapnya
juga menebabkan hal yang sama.
2. HCl
Cairan yang tidak berwarna atau kekuningan tergantung pada
kemurniannya, bersifat korosif, mudah menguap. Mudah larut dalam
air, alkohol dan eter.
Uap HCl berbahaya terhadap sistem saluran pernapasan. HCI
pekat bila mengenai kulit akan merusaknya dengan sempurna,
sedang larutannya menyebabkan gatal-gatal (iritasi kulit).
3. H2S
Senyawa ini mudah terbakar dan beracun. Menghirup bahan ini dapat
menyebabkan pingsan, gangguan pernafasan, bahkan kematian.
4. H2SO4
Berupa cairan menyerupai minyak, tidak berwarna, kadang
kadang berwarna coklat tergantung pada tingkat kemurnianya.
Senyawa ini sangat korosif, higroskopis, bersifat membakar bahan
organik dan dapat merusak jaringan tubuh.
Gunakan ruang asam untuk proses pengenceran dan hidupkan
kipas penghisapnya uap dan kabut asam sulfat sangat beracun dan
korosif terhadap kulit, mata dan system saluran pernapasan (hidung
tenggorokan, paru-paru). Jika asam pekat terkena kulit menyebabkan
luka parah yang amat sakit, jika kena mata walaupun sedikit akan
merusak mata dan menyebabkan kebutaan.
5. NaOH dan KOH

10
Kedua basa ini mempunyai warna putih, mudah menyerap air dn
CO2 dari udara, mudah larut dalam air alkohol dan gliserin.
Timbul panas (eksoternis) apabila kontak dengan air, larutan
pekat amat berbahaya terhadap kulit dan mata sangat korosif dan bisa
merusak dengan sempurna.
6. HCN
Senyawa ini sangat beracun. Hindarkan kontak dengan kulit. Jangan
menghirup gas ini karena dapat menyebabkan pingsan dan kematian.
7. NH3
Gas ini tidak berwarna berbau tajam, sangat korosif dan berbaya
terhadap saluran pernapasan (hidung dan tenggorokan), bersifat
korosif bila bereaksi dengan bahan oksidator, halogen dan asam-
asam kuat, cairan NH3 bersifat explosif terhadap logam berat (Ag, Pb
dan Zn ) dan garam garam terutama garam halide.
Menghirup senyawa ini pada konsentrasi tinggi dapat
menyebabkan pembengkakan saluran pernafasan dan sesak nafas.
Terkena amonia pada konsentrasi 0.5% (v/v) selama 30 menit dapat
menyebabkan kebutaan. Keterpaan uap dengan kadar rendah tetapi
terus menerus dapat mengakibatkan iritasi pada mata, hidung saluran
pernapasan bagian atas.
8. HClO4
Cairan tidak berwarna, higroskopis, asam pekat murni tidak
stabil, tetapi akan stabil bila diencerkan, mudah larut dalam air dan
larutannya dengan konsentrasi 71,6% dalam keadaan stabil.
Asam ini merupakan oksidator kuat, dapat menimbulkan ledakan
(exposif) dan api apablia kontak langsung dengan bahan mudah
dioksidasi atau mudah terbakar, disamping itu asam ini beracun dan
korosif.
9. HF
Gas/uap maupun larutannya sangat beracun. Dapat menyebabkan
iritasi kulit, mata, dan saluran pernafasan.
10. HNO3
Cairan transparan atau kekuningan tergantung pada tingkat
kemurniannya, mudah menguap pada suhu kamar. Senyawa ini
bersifat korosif, mudah bercampur dengan air.
Uap nitrogen oksida dapat menyebabkan kerusakan paru-paru,
uap ini terbentuk lambat laun apabila HNO 3 diletakkan berdekatan
dengan HCI.

11
Bahan-bahan kimia diatas, jika kita amati adalah bahan-bahan kimia
yang umumnya kita gunakan dalam laboratorium. Ternyata bahan-
bahan kimia tersebut menyimpan potensi untuk meracuni tubuh.

Keracunan bahan kimia diatas, dapat terjadi melalui beberapa cara,


sesuai dengan sifatnya. Keracunan dapat terjadi akibat tertelannya
bahan kimia dalam saluran pencernaan. Untuk bahan kimia berupa
gas, saluran pernafasan merupakan jalan masuk utama ke dalam
tubuh seseorang. Bahan beracun dapat pula diserap melalui kulit atau
langsung merusak jaringan kulit apabila terjadi persinggungan
dengannya. Selaput lendir (mukosa) mata juga dapat menjadi salah
satu tempat masuknya bahan kimia yang kemudian meracuni
jaringan setempat.

b. Cara Menghilangkan Atau Membuang Bahan Beracun Dari Korban

Umumnya pertolongan pertama yang diberikan kepada korban yang tidak sadar
atau hampir pingsan adalah dengan menelungkupkannya dengan kepala
menghadap ke samping dan lidah dikeluarkan untuk mencegah tersedak karena
ludah. Jagalah korban agar tetap pada posisi berbaring dan tetap hangat suhu
badannya, dan jika diperlukan berilah bantuan pernafasan buatan. Ingat: jangan
memberi minuman beralkohol karena dapat mempercepat penyerapan beberapa
jenis racun oleh tubuh. Dan terakhir segeralah meminta pertolongan dari
petugas kesehatan.

Untuk mencegah terjadinya keracunan selama bekerja di laboratorium, berikut


adalah beberapa hal yang harus diperhatikan penguna :

1. Mempunyai pengetahuan akan bahaya dari setiap bahan kimia sebelum


melakukan analisis.
2. Simpanlah semua bahan kimia pada wadahnya dalam keadaan tertutup
dengan label yang sesuai dan peringatan bahayanya.
3. Jangan menyimpan bahan kimia berbahaya dalam wadah bekas
makanan/minuman, gunakanlah botol reagen.
4. Jangan makan/minum atau merokok di laboratorium.
5. Gunakan lemari asam untuk bahan-bahan yang mudah menguap dan
beracun.

12
6. Gunakan atau pakailah jas laboratorium selama bekerja di laboratorium.
7. Mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan bila terjadi keracunan bahan
kimia di laboratorium.

BAB III PENUTUP

Kesimpulan

Bekerja di laboratorium kimia tak akan lepas dari kemungkinan bahaya dari
berbagai jenis bahan kimia. Karena itu diperlukan pemahaman dan kesadaran
terhadap bahaya di laboratorium dengan memperhatikan simbol-simbol bahaya
pada wadah bahan-bahan kimia.

Sumber bahaya terbesar berasal dari bahan-bahan kimia, oleh sebab itu diperlukan
pemahaman mengenai jenis bahan kimia agar orang yang bekerja dengan bahan-
bahan tersebut dapat lebih berhati-hati dan yang lebih penting lagi tahu cara
menanggulanginya. Apalagi bahan kimia tersebut tergolong dalam zat dengan
toksisitas tinggi.

Dalam melakukan pratikum, sangat dibutuhkan pengawasan terhadap paraktikan


untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2013.Keselamatan dan Keamanan Kerja Dilaboratorium.(online).


http://www.csp-state.net/wp-content/uploads/2013/10/Indonesian1.pdf
(diakses pada tanggal 15 Maret 2017)

Geronimo.2011.Keselamatan Kerja Dilaboratorium.(online).http://geronimo-


neo.blogspot.co.id/2011/04/keselamatan-kerja-di-laboratorium.html (diakses
pada tanggal 15 Maret 2017)

Sitorus,Marham.2013. Pengelolaan dan Manajemen Laboratorium Kimia. Yogyakarta:


Graha Ilmu

14
HASIL OBSERVASI

SMA NEGERI 1 PALEMBANG

METODE PENELITIAN

Prosedur Pengumpulan Sumber Pustaka

Penulisan laporan ini bersifat deskriptif agar lebih akurat, maka penulis mencari sumber
pustaka dari berbagai literarut yang relevan dengan masalah yang dipilih untuk
digunakan sebagai referensi. Referensi yang digunakan terutama adalah makalah-
makalah, internet, serta buku-buku yang sesuai dengan masalah penulisan. Serta
melakukan observasi secara langsung dengan pihak sekolah mengenai laboratorium
kimia di SMA N 1 Palembang. Hal ini dimaksudkan agar hasil observasi memiliki tolak
ukur yang jelas yaitu referensi maupun buku serta dapat dianalisis dengan baik.

Bentuk Wawancara

Wawancara langsung dengan pertanyaan yang disiapkan terlebih dahulu (prepare


question interview).

Metode Wawancara

15
1. Wawancara informasi

Wawancara informasi merupakan salah satu metode pengumpulan data untuk


memperoleh data dan informasi dari koordinator laboratorium kimia secara lisan.

2. Triangulasi

Merupakan teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai


teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.

Pedoman Wawancara

I. Identitas Informan

Nama : Kiki Sumiyati, S.Pd

Jenis Kelamin : Perempuan

Pendidikan : Sarjana Pendidikan Kimia

Jabatan : Laboran Kimia

Lama bekerja : 4 tahun

II. Setting

Wawancara dilakukan pada :

Hari : Jumat, 10 Maret 2017

Waktu : 11.00 13.00 WIB

Tempat : Laboratorium Kimia di SMA N 1 Palembang

III. Identitas Pewawancara

Nama : Dwi Anggraini

Jenis Kelamin : Perempuan

Pendidikan : Mahasiswi FKIP Kimia

16
Nama : Robiatul Adawiyah

Jenis Kelamin : Perempuan

Pendidikan : Mahasiswi FKIP Kimia

Nama : Tri Rahmasari

Jenis Kelamin : Perempuan

Pendidikan : Mahasiswi FKIP Kimia

Bekerja dengan bahan kimia :


A. Prosedur umum untuk bekerja dengan bahan kimia berbahaya
B. Bekerja dengan zat dengan toksisitas tinggi

a. Inventarisasi bahan kimia yang bertoksisitas tinggi


Setelah kami melakukan observasi ke sekolah, mengingat pentingnya
inventarisasi bahan kimia apalagi bahan kimia dengan toksisitas tinggi hasil
yang didapat mengenai hal tersebut pada SMA N 1 Palembang sudah bagus.
Laboran SMA N 1 Palembang telah mencatat semua bahan-bahan kimia yang
ada pada laboratorium tersebut, sehingga ketika akan dilakukan praktikum
siswa hanya tinggal mencatat bahan-bahan yang dibutuhkan pada saat
praktikum dan diserahkan kepada laboran dengan catatan semua bahan yang
digunakan pada saat praktikum tersebut telah diketahui oleh guru mata
pelajaran. Laboran SMA N 1 Palembang mengatakan bahwa pada jenjang
Sekolah Menengah Atas sangat sedikit bahan-bahan dengan toksisitas tinggi
yang digunakan untuk praktikum, karena pada jenjang Sekolah Menengah Atas
praktikum yang dilakukan hanyalah praktikum biasa yang belum rumit, bahan-
bahan yang digunakan tidak terlalu berbahaya. Sangat berbeda jika
dibandingkan dengan praktikum yang dilakukan pada jenjang perkuliahan.

17
Contoh bahan-bahan kimia yang digunakan pada laboratorium SMA N 1
Palembang yaitu H2O2, HCl, H2SO4.
b. Evaluasi prosedur umum untuk bekerja dengan bahan-bahan tersebut di
laboratorium
Setelah kami melakukan observasi ke sekolah, mengenai prosedur umum untuk
bekerja dengan bahan-bahan kimia yang bertoksisitas tinggi di laboratorium
tersebut sebelumnya telah disiapkan oleh guru mata pelajaran dan kemudian
guru mata pelajaran langsung menyampaikan kepada praktikan yang ada
dilaboratorium. Pada saat praktikum sedang berlangsung laboran juga ikut
membantu mengawasi praktikan, karena dengan adanya pengawasan praktikum
dapat terlaksana dengan baik serta mengurangi kemungkinan buruk yang akan
terjadi dengan bahan-bahan kimia berbahaya terhadap praktikan.

STRUKTUR ORGANISASI LABORATORIUM KIMIA SMA NEGERI 1


PALEMBANG

KEPALA SEKOLAH
Nasrul, S.Pd.,MM.

WAKIL SARANA DAN PRASARANA


Drs. Yacobus Wakija, M.Si.

KEPALA LABOR KIMIA


Dra. Hj. Nurbaidah

GURU KELAS X IPA GURU KELAS XI IPA GURU KELAS XII IPA
Endang Werdiningsih, S.Pd. Drs. Sunardi Dra. Hj. Sri Ardiani
Putri Nilam Sejati, S.Pd. Dra. Hj. Nurbaidah Drs. Enduan Rismansyah, M.Si.
Endang Werdiningsih, S.Pd. Dra. Hj. Nurbaidah

LABORAN
Kiki Sumiyati, S.Pd.

18

SELURUH SISWA KELAS X, XI, XII IPA


LAMPIRAN

Laboratorium SMA Negeri 1 Palembang

19

Anda mungkin juga menyukai