Disusun Oleh :
Stevanda Kasenda (21501014)
2022
KATA PENGANTARA
Puji syukur saya selaku penulis panjatkan kepada Tuhan yang maha Esa, karena
atas karunia-Nya penulis bisa menyusun sebuah makalah yang berjudul
“Penyimpanan dan Pelabelan Bahan Kimia” Tujuan penulisan ini adalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah Teknik dan Manajemen Laboratorium. Penulis juga
mengucapkan terima kasih untuk semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per
satu.Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak lepas dari banyaknya
kekurangan. Oleh karena itu,penulis berharap pembaca dapat memberikan kritik
maupun saran. Kritik dan saran tersebutakan menjadi bahan evaluasi penulis
kedepannya. Sekian dan terima kasih Syaloom
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………….
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………..
BAB 1. PENDAHULUAN…………………………………………………………………………………
A. Latar Belakang…………………………………………………………………………………….
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………………………….
C. Tujuan….…………………………………………………………………………………………..…
BAB 2. PEMBAHASAN……………………………………………………………………….………….
A. Pengertian Bahan Kimia berbahaya…………………………………………………….
B. Penggolongan dan penanganan Bahan Kimia……..………………………………
C. Pelabelan Bahan Kimia……………………………………………………………………….
D. Penyimpanan Bahan Kimia Berbahaya……………………………………………….
BAB 3. PENUTUP………………………………………………………………………………………….
Kesimpulan……………………………………………………………………………………………
BAB 1 “PENDAHULUAN”
A.Latar Belakang
Bekerja dalamlaboratorium tak lepas dari kemungkinan bahaya dari berbagai
jenisbahan kimia. Pemahaman mengenai berbagai aspek bahaya dalam
laboratorium,memungkinkan para pekerja dalam menciptakan keselamatan dan
kesehatan kerja.Laboratorium adalah suatu pasilitas yang memberikan hasil uji
yang bergantung pada batasan-batasan fisik dan ekonomi daya beli, peraturan-
peraturan, kebutuhun industri keluhan diripribadi dan tuntutan dan
pabrikindustri.Bahan kimia berbahaya dengan mudah dapat kita temui di pabrik
kimia bahkanlaboratorium. Kecelakaan yang terjadi karena bahan kimia
berbahaya pun sering terjadi.Diperlukan tindakan pengendalian yang tepat agar
bahan kimia berbahaya tersebut tidakmembahayakan kita sebagai pekerja,
peralatan dan terutama lingkungan sekitar. Yaituperlunya pengetahuan tentang
sifat dan karakter bahan kimia mengingat bahan kimia memilikipotensi untuk
menimbulkan bahaya baik terhadap kesehatan maupun bahaya kecelakaan. Halini
dikarenakan bahan kimia memiliki tipe reaktivitas kmia tertentu dan juga dapat
memilikisifat mudah terbakar. maka di perlukan penanganan bahan kimia dalam
laboratorium.Penyimpanan bahan kimia merupakan salah satuhal yang wajib,
karena bahan kimia yangbiasanya aman bila disimpan dalam keadaan tunggal
(tidak bercampur) dapat menjadiberbahaya bila bercampur satu sama lain.
Penyimpanan bahan kimia harus memperhatikansifat-sifat bahan kimia tersebut.
B. Rumusan Masalah
Masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah mengenai cara penggolongan
penyimpanan dan pelabelan bahan kimia, dan berbagai symbol dalam bahan
kimia yang berbahaya maupun yang tidak berbahaya, sehinga tidak dapat
menimbulkan masalah karena ketidaktahuan dalam symbol label bahan kimia.
C. Tujuan
BAB 2 “PEMBAHASAN”
A. Pengertian Bahan Kimia Berbahaya
Bahan kimia berbahaya pada hakekatnya adalah jenis bahan kimia yang dapat
menimbulkan ancaman bagi lingkungan hidup termasuk kesehatan manusia,
jikalau tidak berhati-hati atau salah dalam penggunannya. Bahkan berbagai bahan
kimia berbahaya banyak ditemukan di tempat kerja.
Oleh karena demikinalah penting untuk memahami jenis zat kimia yang termasuk
dalam klasifikasi bahan berbahaya ini, karena zat tersebut dapat berdampak
buruk pada kesehatan manusia dan membahayakan kesehatan individu atau
komunitas, lingkungan, atau properti. Misalnya saja risiko bahan berbahaya
termasuk insiden yang melibatkan zat seperti bahan kimia beracun, bahan bakar,
limbah nuklir dan produk terkait, serta agen radiologi, biologi, atau kimia lainnya.
Pada faktanya lebih dari 400 juta ton limbah berbahaya dihasilkan setiap tahun
dengan sebagian besar berasal dari tempat kerja industri seperti pabrik kain,
produksi pestisida, dan operasi pelapisan energi listrik. Hal ini dikarenakan begitu
banyaknya lokasi kerja yang menjadi sumber bahan-bahan ini, tak terhitung
banyaknya karyawan yang terpapar bahaya kimiawi setiap hari.
Bahan kimia berbahaya adalah zat, campuran, dan barang yang dapat
menimbulkan risiko secara signifikan terhadap kesehatan dan keselamatan jika
tidak dikelola dengan benar. Dimana arti bahan kimia tersebut mungkin memiliki
bahaya kesehatan, bahaya fisik atau keduanya.
Hal ini tentusaja bergantung pada bahan kimia, bahaya yang terlibat dapat
bervariasi. Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui dan menerapkan APD
terutama selama berada di laboratorium.
B. Penanganan Bahan Kimia
Kemungkinan penanganan bahan-bahan kimia berbaahaya dalam laboratorium
cukup banyak. Hal ini disebabkan oleh banyaknya reagen kimia yang dapat
dipakai, meskipun penggunaannya kaadangkala relative sedikit dibandingkan
dengan industry. Suatu bahan kimia dapat dikatakan berbahaya jika beracun,
korosif, karsinogen, mudah terbakar, mudah meledak atau bersifat
radioaktif.Untuk itu perlu pengetahuan berbagai hal tentang zat kimia
diantaranya tipe bahaya yang ditimbulkan oleh bahan kimia, rambu-rambu bahan
kimia, penangan bahan kimia serta pemusnahan bahan sisa-sisa. Diperlukan
penanganan inventarisasi dan keamanan laboratorium, mencakup inventarisasi
peralatan laboratorium yang ada secara rinci, darimana sumber alat, lokasi
penyimpanan yakni spesifikasi alat mencakup pengamanan peralatan agar aman
dan mudah diakses
· Mencegah kehilangan
Pengamanan laboratorium
· Pipa gelas
1. Ledakan
Ledakan dapat terjadi oleh adanya gesekan, loncatan api, pemanasan atau
bantingan terhadap bahan kimia tertentu. Contoh : Ammonium karbonat akan
meledak bila dibanting.
2. Kebakaran
Bahan kimia tertentu dapat menyebabkan kebakaran oleh adanya bunga api,
panas, atau loncatan listrik. Contoh enter akan terbakar oleh adanya nyala api.
Adapula bahan kimia tertentu yang bila berkontak dengan bahan kimia lainnya
akan menimbulkan api. Contoh n-Butil litium dengan adanya air yang terdapat di
udara dalam bentuk uap air akan dapat menyala.
3. Keracunan
Keracunan dapat terjadi melalui mulut (tertelan), lewat kulit dan pernafasan.
Keracunan dapat terjadi secara akut dan kronis. Akut adalah keracunan yang
terjadi oleh pengaru dosis tertentu dalam waktu relative pendek, sedangkan
kronis akibatnya baru dirasakan pada waktu yang relative lama. Untuk keracunan
yang disebabkan bahan kimia dapat didefenisikan sebagai berikut:
Bersifat akut
Hijau Amoniak
Biru CO
Untuk pelindung tangan digunakan sarung tangan tipis dari karet, penahan panas
digunakan sarung tangan dari kapas atau asbes tergantung tingkat kepanasannya.
3. Bahan korosif
Bahan kimia seperti asam klorida, asam nitrat, dan asam sulfat, belerang dioksida,
asam-asam, asam anhidrida dan alkali dapat merusak logam (mineral) yang ada
dalam tubuh kita, missal aasam sulfat dapat menyebabkan luka setempat dan
asam sulfide dapat menyebabkan efek sistemik.
Bahan korosif yang berbentuk gas lebih berbahaya daripada yang berbentuk
cairan dan cairan lebih berbahaya dari yang berbentuk padatan. Bahaya dapat
diproteksi dengan masker, sarung tangan, kacamata dan lemari asam. Bahan
korosif disimpan di ruangan yang dingin dan berventilasi, wadah tertutup rapat,
berlabel, hindari kontaminasi dengan udara, pernafasan serta kontak dengan kulit
dan mata, dan dipisahkan dari bahan beracun (toxic).
oksigen
Kebakaran akan terjadi bila tiga unsure di atas terpenuhi sehingga untuk
mencegah kebakaran adalah dengan hanya mengisolasi salah satu unsure di
atas.Bila kebakaran terjadi maka perlu diketahui jenis kebakarannya agar dapat
diambil langkah yang tepat, karena tidak semua kebakaran dapat dipadamkan
dengan air. Secara umum klasifikasi kebakaran didasarkan pada jenis bahan
bakarnya seperti tabel di bawah ini :
Pasir - A dan B
5. Pendingin
Pendingin berupa kulkas / freezer digunakan untuk penyimpanan bahan-bahan
yang mudah menguap atau untuk system pendinginan. Pendinginan yang
dibutuhkan tergantung suhu bahan / material yang akan didinginkan seperti
ditunjukkan pada tabel di bawah ini :
0 Es
6. Ventilasi
Ventilasi wajib diperhatikan untuk kelancaran sirkulasi udara di
laboratorium.Untuk bahan kimia yang menghasilkan gas yang korosif atau
beracun penangannya dilakukan di lemari asam. Untuk laboratorium yang
bertingkat maka semua sistim pembuangan gas dari lemari asam semuanya harus
disalurkan ke tingkat paling atas.
Nama : Oxidizing
Lambang : O
Arti : Bahan kimia bersifat pengoksidasi, dapat menyebabkan kebakaran
dengan menghasilkan panas saat kontak dengan bahan organik dan bahan
pereduksi.
Tindakan : Hindarkan dari panas dan reduktor.
Contoh : Hidrogen peroksida, Kalium perklorat.
2. Toxic (Beracun)
Nama : Toxic
Lambang : T
Arti : Bahan yang bersifat beracun, dapat menyebabkan sakit serius bahkan
kematian bila tertelan atau terhirup.
Tindakan : Jangan ditelan dan jangan dihirup, hindari kontak langsung dengan
kulit.
Contoh : Metanol, Benzena.
Umumnya terdapat tiga jenis-jenis zat beracun, yaitu zat beracun kimia, zat
beracun biologi, dan zat beracun fisika.
Zat beracun kimiawi meliputi zat-zat inorganik seperti timah, merkuri, asbestos,
asam hidrofluorat, dan gas klorin, serta zat-zat organik seperti metil alkohol,
sebagian besar obat-obatan, dan racun dari makhluk hidup.
b) Zat beracun biologis
Zat beracun biologis meliputi bakteri dan virus yang dapat menciptakan
penyakit di dalam organisme hidup. Toksisitas biologis sulit diukur karena
“batas dosis”-nya bisa berupa satu organisme tunggal. Secara teori, satu virus,
bakteri, atau cacing dapat bereproduksi dan mengakibatkan infeksi parah.
Namun di dalam inang yang memiliki sistem kekebalan tetap, toksisitas yang
tertanam di dalam organisme diseimbangkan oleh kemampuan inang untuk
melawan balik; toksisitas yang efektif adalah gabungan dari kedua belah
hubungan tersebut. Keadaan sejenis juga dapat terjadi pada beberapa jenis
agen beracun lainnya.
Zat beracun fisik adalah zat-zat yang karena sifat alamiahnya mampu
mengganggu proses biologis. Misalnya, debu batu bara dan serat asbestos
yang dapat mematikan jika dihirup.
Nama : Explosive
Lambang : E
Arti : Bahan kimia yang mudah meledak dengan adanya panas atau percikan
bunga api, gesekan atau benturan.
Tindakan : Hindari pukulan/benturan, gesekan, pemanasan, api dan sumber
nyala lain bahkan tanpa oksigen atmosferik.
Contoh : KClO3, NH4NO3, Trinitro Toluena (TNT).
Ledakan akan dipicu oleh suatu reaksi keras dari bahan. Energi tinggi dilepaskan
dengan propagasi gelombang udara yang bergerak sangat cepat. Resiko
ledakan dapat ditentukan dengan metode yang diberikan dalam Law for
Explosive Substances
Nama : Flammable
Arti : Bahan kimia yang mempunyai titik nyala rendah, mudah terbakar dengan
api bunsen, permukaan metal panas atau loncatan bunga api.
Tindakan : Jauhkan dari benda-benda yang berpotensi mengeluarkan api.
Contoh : Minyak terpentin.
Adapun beberapa contoh benda/barang dengan simbol bahan kimia seperti ini
atau yang bersifat flammable dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
• Zat terbakar langsung. Contohnya : aluminium alkil fosfor.
Keamanan : hindari kontak bahan dengan udara.
• Gas amat mudah terbakar. Contohnya : butane dan propane.
Keamanan : hindari kontak bahan dengan udara dan sumber api.
• Cairan mudah terbakar. Contohnya: aseton dan benzene.
Keamanan : jauhkan dari sumber api atau loncatan bunga api.
• Zat sensitive terhadap air, yakni zat yang membentuk gas mudah
terbakar bila kena air atau api.
5. Harmful Irritant (Bahaya Iritasi)
Nama : Irritant
Lambang : Xi
Arti : Bahan yang dapat menyebabkan iritasi, gatal-gatal dan dapat
menyebabkan luka bakar pada kulit.
Tindakan : Hindari kontak langsung dengan kulit.
Contoh : NaOH, C6H5OH, Cl2
Bahan kimia dapat menyebabkan iritasi, luka bakar pada kulit, berlendir,
mengganggu sistem pernafasan bila kontak dengan kulit, dihirup atau ditelan.
Simbol terbagi menjadi 2 kode, yaitu kode Xn dan kode Xi.
Beberapa bahan kimia bisa mengakibatkan dampak buruk dan tidak baik bagi
lingkungan dan kelangsungan ekologi (pencemaran pada air, tanah, udara dan
juga mikroorganisme yang hidup di sekelilingnya).
7. Corrosive (Korosif)
Nama : Corrosive
Lambang : C
Arti : Bahan yang bersifat korosif, dapat merusak jaringan hidup, dapat
menyebabkan iritasi pada kulit, gatal-gatal dan dapat membuat kulit
mengelupas.
Tindakan : Hindari kontak langsung dengan kulit dan hindari dari benda-benda
yang bersifat logam.
Contoh : HCl, H2SO4, NaOH (>2%)
Korosif adalah sifat suatu subtantsi yang dapat menyebabkan benda lain hancur
atau memperoleh dampak negatif. Korosif dapat menyebabkan kerusakan pada
mata, kulit, sistem pernapasan, dan banyak lagi. Contoh bahan kimia yang
bersifat korosif antara lain asam sulfat,asam astetat,asam klorida dan lain-lain.
Bahan dan formulasi dengan notasi CORROSIVE adalah merusak jaringan hidup.
Jika suatu bahan merusak kesehatan dan kulit hewan uji atau sifat ini dapat
diprediksi karena karakteristik kimia bahan uji, seperti asam (pH <2) dan basa
(pH>11,5), ditandai sebagai bahan korosif. Frase-R untuk bahan korosif : R34
dan R35.
Digunakan untuk transportasi gas beracun, pada tabung gas, atau kadang-
kadang sebagai indikator pada kendaraan.
Secara umum barang dengan simbol bahan kimia sepeti ini akan bereaksi dan
sangat berbahaya jika tercampur dengan air atau saat basah.
10. Flammable Solid (padatan mudah terbakar)
Bahan yang bereaksi dengan air dan menimbulkan panas serta api (pyrophoric
material) adalah suatu cairan atau padatan (banyak atau sedikit jumlahnya) yang
dalam 5 (lima) menit berada di udara bebas tanpa disulut api dapat terbakar
(menimbulkan api) dengan sendirinya
• Bahan Beracun :
1. Ruang Dingin dan Berventilasi
2. Disimpan Terpisah dari bahan-bahan yang mungkin bereaksi
3. Disediakan Alat Pelindung Diri, Pakaian Kerja, Masker dan Gloves
• Bahan Korosif :
• Gas Bertekanan :
1. Disimpan tegak dan terikat
2. Ruangan dingin dan tidak terkena sinar matahari langsung
3. Jauh dari sumber panas
4. Jauh dari bahan korosif yang dapat merusak kran
BAB 3 “PENUTUP”
Kesimpulan :