Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH PENGELOLAAN LABORATORIUM

PENGELOLAAN LIMBAH LABORATORIUM

Diajukan sebagai memenuhi mata kuliah Pengelolaan Laboratorium

Dosen Pengampu: Meita Dwi Solviana, M.Pd.

Oleh:

Kelompok 5

Kelas: D

Ahirul Umah 2211060006

Anggun Fransiska 2211060020

Latifa Az-zahra Fitriani 2211060077

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

1444 H / 2023 M
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji beserta syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena dengan rahmatnya
lah penulis bisa rampung dalam pengerjaan makalah mengenai “Pengolahan
Limbah Laboratorium” ini dengan tepat waktu. Adapun tujuan dari penulisan
Materi ini ialah untuk memenuhi salah satu tugas dari Ibu Meita Dwi Solviana M.Pd
yang menganpu mata kuliah Pengelolaan Laboratorium. Penulis mengucapkan
terimakasih kepada ibu Dosen selaku dosen mata kuliah Pengelolaan Laboratorium
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Penulis juga mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahunnya
sehingga penulis dapat menyelesaikan materi ini. Penulis menyadari, materi yang
penulis tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan materi ini.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Bandar Lampung, 08 April 2023

Penulis

Kelompok 5

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... 2

DAFTAR ISI............................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .............................................................................................. 4


B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 7
C. Tujuan ............................................................................................................ 7

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian LAB dan Limbah Laboratorium ................................................. 8


B. Perbedaan Istilah Sampah dan Limbah ........................................................ 9
C. Pengelompokan Jenis-Jenis Limbah Laboratorium ...................................... 10
D. Cara Pengelolaan dari Masing-Masing Jenis Limbah.................................... 13

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................................... 19
B. Saran ............................................................................................................. 20

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 21

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan
tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungannya karena tidak mempunyai
nilai ekonomi. Limbah mengandung bahan pencemar yang bersifat racun
dan bahaya. Limbah ini dikenal dengan limbah B3 (bahan beracun dan
berbahaya). Limbah Laboratorium adalah buangan yang berasal dari
laboratorium. Dalam hal ini khususnya adalah laboratorium kimia. Limbah
ini dapat berasal dari bahan kimia, peralatan untuk pekerjaan laboratorium
dan lain-lain. Limbah laboratorium ini mempunyai resiko berbahaya bagi
lingkungan dan mahluk hidup.Sebagai limbah, kehadirannya cukup
mengkhawatirkan terutama yang bersumber dari laboratorium kimia. Bahan
beracun dan berbahaya banyak digunakan di laboratorium kimia. Beracun
dan berbahaya dari limbah ditunjukkan oleh sifat fisik dan kimia bahan itu
sendiri, baik dari jumlah maupun kualitasnya. Beberapa kriteria berbahaya
dan beracun telah ditetapkan antara lain mudah terbakar, mudah meledak,
korosif, oksidator dan reduktor, iritasi bukan radioaktif, mutagenik,
patogenik, mudah membusuk dan lain-lain.1 Dalam jumlah tertentu dengan
kadar tertentu, kehadirannya dapat merusakkan kesehatan bahkan
mematikan manusia atau kehidupan lainnya sehingga perlu ditetapkan
batas-batas yang diperkenankan dalam lingkungan pada waktu tertentu.
Limbah laboratorium dapat mencemari lingkungan penduduk di sekitar dan
dapat menimbulkanmasalah kesehatan. Hal ini dikarenakan dalam limbah
laboratorium dapat mengandung berbagai jasad renik penyebab penyakit

1
Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.2015.Tata Cara dan Persyaratan
Teknis Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun Dari Fasilitas
Pelayanan Kesehatan. Laporan Tahunan 2015. Kemenlhk. Tanggerang.

4
pada manusia termasuk demam typoid, kholera, disentri dan hepatitis
sehingga limbah harus diolah sebelum dibuang ke lingkungan (BAPEDAL,
1999).Sampah dan limbah laboratorium adalah semua sampah dan limbah
yang dihasilkan oleh kegiatan Laboratorium dan kegiatan penunjang
lainnya. Secara umum sampah dan limbah laboratorium dibagi dalam dua
kelompok besar, yaitu sampah atau limbah klinis dan non klinis baik padat
maupun cair. Bentuk limbah klinis bermacam-macam dan berdasarkan
potensi yang terkandung di dalamnya dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Limbah benda tajam adalah objek atau alat yang memiliki sudut tajam,
sisi, ujung atau bagian menonjol yang dapat memotong atau menusuk
kulit seperti jarum hipodermik, perlengkapan intravena, pipet pasteur,
pecahan gelas, pisau bedah. Semua benda tajam ini memiliki potensi
bahaya dan dapat menyebabkan cedera melalui sobekan atau tusukan.
Benda-benda tajam yang terbuang mungkin terkontaminasi oleh darah,
cairan tubuh, bahan mikrobiologi, bahan beracun atau radio aktif. 2
2. Limbah infeksius mencakup pengertian sebagai berikut: Limbah
laboratorium yang berkaitan dengan pemeriksaan mikrobiologi dari
poliklinik. Limbah jaringan tubuh meliputi organ, anggota badan, darah
dan cairan tubuh. Limbah sitotoksik adalah bahan yang terkontaminasi
atau mungkin terkontaminasi dengan obat sitotoksik selama peracikan,
pengangkutan atau tindakan terapi sitotoksik. Limbah farmasi ini dapat
berasal dari obat-obat kadaluwarsa, obat-obat yang terbuang karena
batch yang tidak memenuhi spesifikasi atau kemasan yang
terkontaminasi, obat-obat yang dibuang oleh pasien atau dibuang oleh
masyarakat, obat-obat yang tidak lagi diperlukan oleh institusi
bersangkutan dan limbah yang dihasilkan selama produksi obat- obatan.

2
Ari Abdurrakhman Sidik dan Damanhuri. 2012. Studi Pengelolaan Limbah(Bahan
Berbahaya dan Beracun) Laboratorium Laboratorium di ITB. Jurnal
Teknik Lingkungan . Vol 18 : 12-20

5
3. Limbah kimia adalah limbah yang dihasilkan dari penggunaan bahan
kimia dalam tindakan medis, veterinari, laboratorium, proses sterilisasi,
dan riset.
4. Limbah radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio
isotop yang berasal dari penggunaan medis atau riset radio nukleida.
Selain sampah klinis, dari kegiatan penunjang laboratorium, juga
menghasilkan sampah nonklinis atau dapat disebut juga sampah non
medis. Sampah non medis ini bisa berasal dari kertas,(berupa karton,
kaleng, botol), sampah dari praktikan, sisa makanan buangan; sampah
dapur (sisa pembungkus, sisa makanan/bahan makanan, sayur dan lain-
lain). Limbah cair yang dihasilkan Laboratorium mempunyai
karakteristik tertentu baik fisik, kimia dan biologi. Limbah
laboratorium, tingkat pengolahan yang dilakukan sebelum dibuang dan
jenis sarana yang ada (laboratorium, klinik dll). Tentu saja dari jenis-
jenis mikroorganisme tersebut ada yang bersifat patogen. Limbah
laboratorium seperti halnya limbah lain akan mengandung bahan-bahan
organik dan anorganik, yang tingkat kandungannya dapat ditentukan
dengan uji air kotor pada umumnya seperti BOD, COD, pH,
mikrobiologik, dan lain-lain. Perlindungan terhadap bahaya pencemaran
dari manapun juga perlu diberikan perhatian khusus. Sehubungan
dengan hal tersebut, pengelolaan limbah laboratorium yang merupakan
penunjang untuk diagnose kesehatan, juga mempunyai tujuan untuk
melindungi masyarakat dari bahaya pencemaran lingkungan yang
bersumber dari limbah laboratorium infeksius, perlu diupayakan
bersama oleh unsur-unsur yang terkait dengan penyelenggaraan
kegiatan belajar di Laboratorium. Unsur-unsur tersebut meliputi antara
lain sebagai berikut :
a. Penanggung Jawab Laboratorium
b. Para ahli pakar dan lembaga yang dapat memberikan saran-
saran
c. Para pengusaha dan swasta yang dapat menyediakan sarana
fasilitas yang diperlukan.

6
Oleh karena itu, kiranya dianggap perlu untuk membahas mengenai
pengelolaan limbah khususnya di laboratorium guna tidak berdampak negatif bagi
masyarakat maupun lingkungan disekitarnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dari Limbah ?
2. Apa Saja Jenis-Jenis Limbah ?
3. Bagaimana Cara Pengelolaah Limbah ?
C. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Limbah
2. Mengetahui Jenis-Jenis Limbah
3. Mengetahui Cara Pengelolaan Limbah

7
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN LAB DAN LIMBAH LABORATORIUM


Laboratorium adalah sarana/tempat di dalamnya terdapat kegiatan
ilmiah (praktikum/penelitian) yang dilakukan oleh sekelompok manusia
(praktikan/peneliti) untuk menghasilkan produk ilmiah.
Laboratorium biologi adalah sebuah tempat yang mempunyai tujuan
dan fungsi sebagai pendidikan dan penelitian yang menerapkan serta
mengembangkan teori-teori dan konsep-konsep dalam bidang biologi dan
bidang yang terkait.
Laboratorium Biologi memiliki 3 fungsi pokok, yaitu sebagai
tempat menyelenggarakan kegiatan praktikum mata kuliah, melaksanakan
kegiatan penelitian dan tempat melaksanakan kegiatan pengabdian kepada
masyarakat, berupa penelitian teknologi terapan yang langsung
diaplikasikan kepada masyarakat. Dalam PP no 18 tahun 1999 disebutkan
bahwa pengertian limbah adalah sisa suatu kegiatan/usaha. Dalam
pengertian lain limbah adalah buangan yang dihasilkan dari aktivitas-
aktivitas produksi, baik itu domestik ataupun nondomestik.
Domestik meliputi rumah tangga, pasar, sekolah, pusat keramaian,
dan sebagainya. Sedangkan nondomestik meliputi pabrik, transportasi,
industry, pertanian, peternakan, dsb. Dalam jumlah tertentu limbah dapat
berdampak negatif pada lingkungan, terutama pada kesehatan dan
ekosistem. Sedangkan pengertian limbah laboratorium yaitu suatu zat sisa
yang berasal dari buangan hasil reaksi-reaksi kimia dari berbagai macam
eksperimen atau penelitian dan juga berupa benda-benda penunjang
kegiatan di laboratorium yang sudah tidak di perlukan lagi.
Limbah ini memiliki sifat khas yang berbeda dengan limbah yang
berasal dari kegiatan industri, karena biasanya memiliki keragaman jenis
limbah yang sangat tinggi walaupun bahan yang dibuang tersebut
jumlahnya tidak banyak. Artinya, limbah laboratorium meskipun

8
volumenya relative lebih kecil dari limbah industry, namun justru bisa saja
mengandung jenis B3 yang bervariasi dengan konsentrasi yang relatif tinggi

Gambar 1.1 Sampah Gambar 1.2 Limbah

B. PERBEDAAN ISTILAH SAMPAH DAN LIMBAH


Banyak yang mengira sampah dan limbah tidak berbeda karena
sama-sama kotor. Jangan salah, sampah dan limbah berbeda jauh, dengan
tahu maknanya diharapkan orang bisa lebih paham mengelola sampah atau
limbah. Ketika menemukan sampah atau limbah, kesulitan pertama yang
terjadi adalah susahnya membedakan sampah atau limbah khususnya di
kalangan industri. Belum lagi masalah limbah yang mengandung B3 (Bahan
Berbahaya dan Beracun). Khusus limbah B3 terdapat peraturan
perundangan yang mengaturnya lebih spesifik. Sedangkan mengenai
sampah baru-baru ini terdapat peraturan perundangan yang mengikat,
setelah sekian lama tidak ada sistem pengelolaan sampah yang semakin
menumpuk di seluruh area negara ini. Pada kenyataannya sampah dikenal
di lingkungan rumah tangga, sedangkan limbah dikenal di lingkungan
industri. Memang anggapan ini benar sesuai dengan pengertian harafiah
berdasarkan peraturan perundangan lingkungan. Dilansir dari Undang-
Undang RI No. 18 Tahun 2008 dan Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun
1999 tentang sampah dan limbah dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia atau proses alam yang
berbentuk padat. Penghasil sampah adalah setiap orang atau akibat
proses alam yang menghasilkan sampah. Hampir semua sampah bisa
didaur ulang baik untuk pupuk atau lainnya.
2. Limbah adalah sisa suatu usaha atau kegiatan.

9
3. Sampah identik dengan kegiatan manusia secara individu maupun
berkelompok. Limbah lebih identik dengan suatu kegiatan atau proses
yang lebih kompleks seperti yang ada di lingkungan industri. Hasil
kegiatan atau aktivitas atau proses industri yang tidak dapat digunakan
kembali dapat disebut limbah, tetapi beberapa limbah industri kini dapat
dimanfaatkan kembali.
C. PENGELOMPOKAN JENIS-JENIS LIMBAH DI LABORATORIUM
BIOLOGI
Berdasarkan atas dasar asalnya, dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
1. Limbah Organik ( Limbah Biologi ) Limbah ini terdiri atas bahan-bahan
yang bersifat organik seperti dari kegiatan eksperimen atau penelitan
yang melibatkan unsur biologi. Limbah ini juga mudah diuraikan
melalui proses yang alami.

Gambar 1.3 Limbah Organik

2. Limbah Anorganik Limbah anorganik berasal dari sumber daya alam


yang tidak dapat diuraikan dan tidak dapat di perbaharui, misalnya
seperti limbah plastik yang berasal dari alat-alat laboratorium berbahan
dasar plastik yang sudah tidak dipakai lagi.

Gambar 1.4 Limbah Anorganik

10
Berdasarkan wujudnya limbah di bedakan menjadi :

1. Limbah Padat Limbah padat di laboratorium relatif kecil, biasanya


berupa endapan atau kertas saring yang sudah terpakai, sehingga
masih dapat diatasi. Limbah padat dibedakan menjadi : limbah padat
infeksius dan noninfeksius.

Gambar 1.5 Limbah Padat

2. Limbah Gas Limbah yang berupa gas umumnya dalam jumlah kecil,
sehingga relatif masih aman dibuang langsung di udara, contohnya
limbah yang dihasilkan dari penggunaan generator, sterilisasi
dengan etilen oksida atau dari thermometer yang pecah (uap air
raksa).

Gambar 1.6 Gambar Limbah Gas

3. Limbah Cair Limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usahaatau
kegiatan yang berwujud cair (PP No.82 Thn 2001). Limbah cair
terbagi atas : limbah cair infeksius, limbah cair domestik, limbah
cair kimia. Limbah kimia adalah limbah yang mengandung zat kimia
yang berbentuk padat, cair dan gas yang berasal dari aktifitas

11
diagnostic dan eksperimen serta dari pemeliharaan kebersihan,
aktifitas keseharian, dan prosedur pemberian disinfektan.

Gambar 1.7 Limbah Cair

Berdasarkan sifatnya limbah di bedakan menjadi :

1. Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) Suatu limbah


digolongkan sebagai limbah B3 apabila mengandung bahan
berbahaya atau beracun yang sifat dan konsentrasinya, baik
langsung maupunidak langsung dapat merusak atau mencemarkan
lingkungan hidup atau membahayakan kesehatan manusia. Limbah
beracun dibagi menjadi :
a. Limbah mudah meledak
b. Limbah mudah terbakar
c. Limbah reaktif
d. Limbah beracun
e. Limbah yang menyebabkan infeksi
f. Limbah yang bersifat korosif

Gambar 1.8 Limbah B3 Gambar1.9 Limbah B3

12
2. Limbah Infeksius Limbah infeksius meliputi limbah laboratorium
yang berkaitan dengan pemeriksaan mikrobiologi dari poliklinik,
ruang perawatan dan ruang isolasi penyakit menular.

Gambar 1.10 Limbah Infeksius

3. Limbah Radioaktif Limbah radioaktif adalah bahan yang


terkontaminasi dengan radio isotop yang berasal dari penggunaan
medis atau riset radionucleida.

Gambar 1.11 Limbah Radioaktif

D. CARA PENGELOLAAN LIMBAH DI LABORATORIUM


Setiap limbah mempunyai cara pengolaham tersendiri tergantung
dari jenisnya. Berikut adalah jenis sampah/limbah dan cara pengolahannya:
1. Sampah/ limbah Kimia
Limbah kimia adalah limbah yang dihasilkan oleh laboratorium
kimia adalah limbah kimia dan limbah yang berasal dari bahan sisa
analisa. Limbah kimia biasanya berbentuk cairan yang berasal dari sisa
hasil analisa kimia missal analisa kadar protein, analisa kadar lemak,
penentuan kadar sulfat, dan lain-lain. Sedangkan limbah sisa analisa
biasanya berbentuk serbuk berasal dari produk jadi maupun bahan baku

13
yang sudah tidak digunakan lagi untuk analisa. Limbah kimia yang
dihasilkan dapat digolongkan sebagai limbah B3 (Bahan Berbahaya dan
Beracun). Limbah B3 merupakan semua bahan/senyawa baik padat,
cair, ataupun gas yang mempunyai potensi merusak terhadap kesehatan
manusia serta lingkungan akibat sifat-sifat yang dimiliki senyawa
tersebut. Meskipun begitu, potensi bahaya limbah B3 di PT Forisa
Nusapersada tidak begitu besar karena limbah yang dihasilkan belum
begitu banyak dan tidak begitu kompleks. Limbah kimia yang
dihasilkan dapat digolongkan sebagai limbah B3 (Bahan Berbahaya dan
Beracun). Limbah B3 merupakan semua bahan/senyawa baik padat,
cair, ataupun gas yang mempunyai potensi merusak terhadap kesehatan
manusia serta lingkungan akibat sifat-sifat yang dimiliki senyawa
tersebut. Meskipun begitu, potensi bahaya limbah B3 di PT Forisa
Nusapersada tidak begitu besar karena limbah yang dihasilkan belum
begitu banyak dan tidak begitu kompleks. 3
Berdasarkan jenis bahayanya, limbah bahan kimia dibagi menjadi :
a. Limbah mudah meledak adalah limbah yang melalui reaksi
kimia dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi
yang dengan cepat dapat merusak lingkungan.
b. Limbah mudah terbakar adalah limbah yang bila berdekatan
dengan api, percikan api, gesekan atau sumber nyala lain akan
mudah menyala atau terbakar dan bila telah menyala akan terus
terbakar hebat dalam waktu lama.

3
Ari Abdurrakhman Sidik dan Damanhuri. 2012. Studi Pengelolaan Limbah(Bahan
Berbahaya dan Beracun) Laboratorium Laboratorium di ITB. Jurnal Teknik
Lingkungan . Vol 18 : 12-20

14
c. Limbah reaktif adalah limbah yang menyebabkan kebakaran
karena melepaskan atau menerima oksigen atau limbah organik
peroksida yang tidak stabil dalam suhu tinggi. 4
d. Limbah beracun adalah limbah yang mengandung racun yang
berbahaya bagi manusia dan lingkungan. Limbah B3 dapat
menimbulkan kematian atau sakit bila masuk ke dalam tubuh
melalui pernapasan, kulit atau mulut.
e. Limbah penyebab infeksi adalah limbah laboratorium yang
terinfeksi penyakit atau limbah yang mengandung kuman
penyakit, seperti bagian tubuh manusia yang diamputasi dan
cairan tubuh manusia yang terkena infeksi.
f. Limbah yang bersifat korosif adalah limbah yang menyebabkan
iritasi pada kulit atau mengkorosikan baja, yaitu memiliki pH
sama atau kurang dari 2,0 untuk limbah yang bersifat asam.

Berikut aturan pembuangan/ penanganan sampah/limbah kimia:

a) Tidak boleh dibuang di saluran pembuangan air :


a. Pelarut-pelarut organik
b. Logam berat
c. Sianida, sulfide
d. Bahan-bahan padat
b) Sampah –sampah kimia yang berbahaya harus ditempatkan pada wadah
yang diberi label.
c) Sampah radioaktif harus mendapat penanganan khusus, demikian juga
bahan bersifat karsinogenik.

4
Andikha Widhi P, Untung Sri H, Eko sabar P. 2016. Tugas dan Fungsi Badan
Lingkungan Hidup kota Semarang Dalam Pengelolaan Limbah Berbahaya
dan Beracun (B3). Jurnal Hukum. Vol 5:3

15
Catatan :

Sampah-sampah yang sangat berbahaya biasanya diubah (dioksidasi,


direduksi, dinetralisasi, dll) menjadi bahan yang kurang berbahaya sebelum
ditempatkan dalam wadah-wadah pembuangan. Alkali kuat harus dinetralisir
sebelum dibuang, sedangkan asam kuat harus dinetralkan dengan sodium
bikarbonat sebelum dibuang Bahan Karsinogenik :

a. Bahaya : beresiko tumor dan kanker pada seseorang.


b. Penyimpanan :
a) bahan tsb dipesan sebanyak yang diperlukan saja.
b) wadah penyimpan harus aman betul. - semua wadah harus berlabel jelas
dan disimpan dalam almari yang aman berventilasi.
c. Penanganan: bagian tubuh yang terkena dengan zat tersebut harus segera
dicuci dengan air dingin selama + 5 menit.
d. Pembuangan : Limbah karsinogenik dibuang dalam wadah berlabel dan
tertutup serta terpisah dari bahan kimia lainnya dibuang secara bertahap,
jangan menunggu hingga jumlahnya banyak.bahan karsinogenik cair
ditempatkan maksimal separo dari kapasisas volume tempat pembuangan.
2. Limbah/Sampah Biologi
Limbah/ sampah biologi adalah limbah/ sampah yang terdiri dari sampah
Organik. Yang mana Sampah organic, adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-
bahan hayati yang dapat didegradasi oleh mikroba atau bersifat biodegradable.
Sampah ini dengan mudah dapat diuraikan melalui proses alami. Sampah rumah
tangga sebagian besar merupakan bahan organik. Termasuk sampah organik,
misalnya sampah dari dapur, sisa-sisa makanan, pembungkus (selain kertas, karet
dan plastik), tepung, sayuran, kulit buah, daun dan ranting. Selain itu, pasar
tradisional juga banyak menyumbangkan sampah organik seperti sampah sayuran,
buah-buahan dan lain-lain.
Berikut cara menangani/ mengelola sampah Organik:

16
1) Membakar sampah botani dan zoologi merupakan jalan terbaik untuk
meyakinkan bahwa bahan-bahan busuk tersebut tidak beresiko membahayakan
kesehatan.
2) Preparat biologi, stains, fixative dan clearing agents kemungkinan besar toksik
sehingga tidak boleh dibuang ke sistem drainase umum.
3) Sampah harus ditempatkan pada wadah tertutup dan diberi label.
4) Sampah yang mengandung mikroorganisme harus di autoklave terlebih dahulu.
5) Sampah biologi dan mikrobiologi dlm jumlah besar sebaiknya dimusnahkan
dlm incinerator
3. Limbah/ Sampah Plastik
Cara untuk menangani limbah plastik, yaitu diantaranya :
1) Melakukan daur ulang sampah plastik dengan cara memisahkan partikel
partikel plastik hingga terciptanya produk baru. Plastik daur ulang
biasanya akan dirubah bentuk menjadi biji plastik, botol minuman, dan
produk baru dengan bentuk baru yang lainnya. Hampir disetiap negara
selalu berupaya melakukan proyek besar dalam melakukan daur ulang
sampah plastik.
2) Dengan menggunakan mesin incinerators untuk mendaur ulang limbah
plastik. Sebagian negara menggunakan mesin ini untuk mengolah
sampah plastik yang tidak teruarai. Semua limbah plastik dibakar
menggunakan incinerators. Namun ada dampak buruk jika
menggunakan metode ini. Yaitu, timbulnya pencemaran atau polusi
udara. Namun seiring berjalannya waktu, para developer telah bekerja
keras untuk mengurangi dampak pulusi udara yang ditimbulkan.
3) Untuk mengurangi dampak dari limbah plastik, sebagian besar negara
di dunia telah melarang penggunaan produk plastik tertentu. Hal ini
untuk mengurangi rasa ketergantungan terhadap produk palstik. Dan
menggantikannya dengan produk yang lebih ramah lingkungan.
4) Menggunakan tas dari bahan kertas atau dari bahan lainnya untuk
berbelanja. Sehingga dapat mengurangi pemakaian plastik di dalam
kehidupan sehari-hari.

17
5) Untuk mengurangi dampak limbah plastik, dari pihak pemerintah dan
diri pribadi perorangan harus saling menyadari. Pemerintah harus
membuat tempat sampah di setiap sisi kota. Dan setiap individu juga
harus mempunyai kesadaran tentang membuang sampah. Jangan
campur sampah plastik dengan sampah yang bisa di daur ulang.
Tempatkan sampah plastik pada tempat sampah yang telah ditentukan.
5
Dan jangan membuang sampah plastik di tempat umum seperti di jalan,
di sungai, di selokan, di parit, dan dimana sampah itu akan sangat
berpotensi buruk bagi lingkungan.
6) Meningkatkan kegiatan seminar atau pertemuan yang membahas
tentang daur ulang sampah plastik. Tentang metode cara pengolahan
limbah plastik yang terbaru. Dan harapan kami, pemerintah ikut terlibat
dalam sosialisasi daur ulang limbah plastik. Dan lembaga-lembaga
negara atau swasta kami harap juga semakin gencar dalam membahas
ancaman limbah plastik terhadap lingkungan hidup.
7) Jangan dibakar, kecuali dalam alat pembakar khusus.
8) Sampah plastik jangan dikubur, sebaiknya dibuang pada wadah khusus
pembuangan plastic.

4. Limbah Limbah Lain


a) Sampah kertas dibuang dalam wadah khusus untuk kertas dan
sebaiknya dibakar dalam satu tempat pembakaran.

Sampah-sampah yang tajam (mata pisau, syringe, jarum) harus ditempatkan


dalam kotak khusus dan tidak boleh dicampur dengan sampah lainnya.

5
Andikha Widhi P, Untung Sri H, Eko sabar P. 2016. Tugas dan Fungsi Badan
Lingkungan Hidup kota Semarang Dalam Pengelolaan Limbah Berbahaya
dan Beracun (B3). Jurnal Hukum. Vol 5:3

18
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Laboratorium adalah sarana/tempat di dalamnya terdapat kegiatan
ilmiah (praktikum/penelitian)yang dilakukan oleh sekelompok
manusia (praktikan/peneliti) untuk menghasilkan produk ilmiah.
Laboratorium biologi adalah sebuah tempat yang mempunyai
tujuan dan fungsi sebagai pendidikan dan penelitian yang
menerapkan serta mengembangkan teori-teori dan konsep-konsep
dalam bidang biologi dan bidang yang terkait.
2. Limbah laboratorium yaitu suatu zat sisa yang berasal dari buangan
hasil reaksi-reaksi kimia dari berbagai macam eksperimen atau
penelitian dan juga berupa benda-benda penunjang kegiatan di
laboratorium yang sudah tidak di perlukan lagi
3. Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia atau proses alam
yang berbentuk padat. Penghasil sampah adalah setiap orang atau
akibat proses alam yang menghasilkan sampah. Hampir semua
sampah bisa didaur ulang baik untuk pupuk atau lainnya. Sampah
identik dengan kegiatan manusia secara individu maupun
berkelompok. Limbah lebih identik dengan suatu kegiatan atau
proses yang lebih kompleks seperti yang ada di lingkungan industri.
Hasil kegiatan atau aktivitas atau proses industri yang tidak dapat
digunakan kembali dapat disebut limbah, tetapi beberapa limbah
industri kini dapat dimanfaatkan kembali.
4. Berdasarkan atas dasar asalnya, Limbah dikelompokkan menjadi 2
yaitu:
1. Limbah Organik ( Limbah Biologi ) Limbah ini terdiri atas
bahan-bahan yang bersifat organik seperti dari kegiatan
eksperimen atau penelitan yang melibatkan unsur biologi.
Limbah ini juga mudah diuraikan melalui proses yang alami.
2. Limbah Anorganik Limbah anorganik berasal dari sumber
daya alam yang tidak dapat diuraikan dan tidak dapat di

19
perbaharui, misalnya seperti limbah plastik yang berasal dari
alat-alat laboratorium berbahan dasar plastik yang sudah tidak
dipakai lagi.
B. SARAN
Semoga dengan disajikannya makalah ini dapat menjadi sumber
pengetahuan dan ilmu bagi siapapun yang membacanya, termasuk
bagi kami pemakalah, sehingga dapat disajikan salah satu pilihan
referensi bahan dalam proses pembelajaran.

20
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Johanto. 2010. Pengaruh Kondisi Sosial dan Pengetahuan Lingkungan


Ibu-ibu Rumah Tangga Terhadap Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di
Kecamatan Nganjuk, Kabupaten Nganjuk. Jurnal-online.um.ac.id
/data/artikel

Andikha Widhi P, Untung Sri H, Eko sabar P. 2016. Tugas dan Fungsi Badan
Lingkungan Hidup kota Semarang Dalam Pengelolaan Limbah Berbahaya
dan Beracun (B3). Jurnal Hukum. Vol 5:3

Ari Abdurrakhman Sidik dan Damanhuri. 2012. Studi Pengelolaan Limbah(Bahan


Berbahaya dan Beracun) Laboratorium Laboratorium di ITB. Jurnal
Teknik Lingkungan . Vol 18 : 12-20

Endang Widjajanti.2009. Penanganan limbah laboratorium kimia. Jurnal Ilmu


Kimia

Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.2015.Tata Cara dan Persyaratan


Teknis Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun Dari Fasilitas
Pelayanan Kesehatan. Laporan Tahunan 2015. Kemenlhk. Tanggerang.

21

Anda mungkin juga menyukai