Anda di halaman 1dari 13

PENANGANAN LIMBAH KIMIA

Menjadi program studi yang BERHASIL meluluskan Ahli Madya Analis


Kesehatan profesional yang unggul dalam bidang mikroskopis sumsum tulang
pada tahun 2020

Disusun oleh :

KELOMPOK 3

Nama :
1. Annisa Yuli Andini 5. Muftia Pancarani
2. Dhea Annisya Zannah 6. Pinka Utami Putri
3. Eva Priyanti 7. Rizka Mustika Rani
4. Indah Permata Sari 8. Siti Masito

Dosen Pembimbing : Herry Hermansyah, AMAK, SKM, M.Kes

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN


PALEMBANG 2017
MODUL 8

JUDUL/TOPIK : Penanganan Limbah Kimia


TUJUAN : 1.1 Menguasai Anatomi tubuh manusia , system sirkulasi
INSTRUKSIONAL dan hemostatis , teknik pengambilan darah kapiler , vena
dan arteri , komplikasi plebotomi , penanganan akibat
tindakan plebotomi , system dokumentasi , dan
penanganan specimen , quality assurance. Komunikasi
dan patient safety.
1.2 Bertanggung jawab terhadap kompetensi dan etika
professional hak pasien serta keamanan dan
kenyamanan pasien.
1.3 Menguasai teori yang terkait dengan pemeriksaan
laboratorium medik mulai tahap pra analitik , analitik
sampai pasca analitik di bidang kimia klinik ,
hematologi , imunoserologi , bakteriologi , virology ,
mikologi , parasitology , sitohistoteknologi , dan
toksikologi klinik dari sampel darah , cairan dan
jaringan tubuh manusia menggunakan instrumen
sederhana dan otomatis secara terampil sesuai standar
pemeriksaan untuk menghasilkan informasi diagnostic
yang tepat.
INDIKATOR : Mahasiswa mampu menjelskan
1. Pengertian Limbah
2. Klasifikasi
3. Pengolahan limbah kimia
URAIAN MATERI :
Penanganan Limbah Kimia

1. Pengertian Limbah
Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat
tertentu tidak dikehendaki lingkungannya karena tidak mempunyai nilai ekonomi.
Limbah mengandung bahan pencemar yang bersifat racun dan bahaya.
Limbah laboratorium adalah buangan yang berasal dari laboratorium .
Dalam hal ini khususnya adalah laboratorium kimia. Limbah ini dapat berasal
dari bahan kimia , peralatan untuk pekerjaan laboratorium dan lain-lain. Limbah
laboratorium ini mempunyai resiko berbahaya bagi lingkungan dan makhluk
hidup.
Sebagai limbah, kehadirannya cukup mengkhawatirkan
terutama yang bersumber dari laboratorium kimia.Bahan beracun dan
berbahaya banyak digunakan di laboratorium kimia.Beracun dan
berbahaya dari limbah ditunjukkan oleh sifat fi sik dan kimia bahan itu
sendiri, baik dari jumlah maupun kualitasnya. Be berapa kriteria
berbahaya dan beracun telah diteta pkan antara lain mudah terbakar ,
mudah meledak, korosif, oksidator dan reduktif, iritasi bahkan
radioaktif, mutagenik, patogenik, mudah membusuk dan lain -lain.
Dalam jumlah tertentu dengan kadar tertentu, kehadirannya dapat
merusakkan kesehatan bahkan mematikan manusia atau kehidupan
lainnya sehingga perlu ditetapkan batas batas yang diperkenankan
dalam lingkungan pada waktu tertentu.
Laboratorium kimia merupakan salah satu penghasil limbah cair, padat
maupun gas. Kuantitas dan frekuensi limbah laboratorium sekolah termasuk kecil,
sedangkan kandungan bahan pencemar termasuk bervariasi dan bahkan adayang
mengandung bahan buangan berbahaya. Limbah padat di laboratorium
kimiarelatif kecil, biasanya berupa endapan atau kertas saring terpakai, sehingga
masihdapat diatasi. Demikian pula limbah yang berupa gas umumnya dalam
jumlah kecil, sehingga relatif masih aman untuk dibuang langsung di udara.
Tetapi berbeda dengan limbah cair, umumnya laboratorium sekolah berlokasi di
sekitar kawasan hunian, sehingga akumulasi limbah cair yang meresap ke dalam
air tanah dapat membahayakan lingkungan sekitar.

2. Karakteristik Limbah Kimia


Secara umum yang disebut limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan dari
suatu kegiatan dan proses produksi, baik pada skala rumah tangga, industri,
pertambangan, dan sebagainya. Bentuk limbah tersebut dapat berupa gas dan
debu, cair atau padat. Di antara berbagai jenis limbah ini ada yang bersifat
beracun atau berbahaya dan dikenal sebagai limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun (Limbah B3). Limbah kimia dapat dibedekan menjad 4 jenis berdasarkan
karekteristiknya :
1. Limbah Cair
2. Limbah Padat
3. Limbah Gas dan Partikel
4. Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)

3. Pengolahan Limbah Kimia

3.1 Pengolahan Limbah Cair


Sistem pengelolaan air limbah yang diterapkan harus memenuhi
persyaratan berikut :
Tidak mengakibatkan kontaminasi terhadap sumber air minum
Tidak mengakibatkan pencemaran air permukaan
Tidak menimbulkan pencemaran pada flora dan fauna yang hidup di air di
dalam penggunaannya sehari-hari
Tidak dihinggapi oleh vektor atau serangga yang mengakibatkan penyakit
Tidak terbuka dan harus tertutup
Tidak menimbulkan bau atau aroma tidak sedap
Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci dalam memelihara
kelestarian lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah
domestik maupun industri yang dibangun harus dapat dioperasikan dan
dipelihara olehmasyarakat setempat. Jadi teknologi pengolahan yang dipilih
harus sesuai dengankemampuan teknologi masyarakat yang
bersangkutan.Berbagai teknik pengolahan air buangan untuk menyisihkan
bahan polutannya telah dicoba dan dikembangkan selama ini.
Teknik-teknik pengolahanair buangan yang telah dikembangkan tersebut
secara umum terbagi menjadi 3 metode pengolahan yaitu:
1) Pengolahan secara fisika
2) Pengolahan secara kimia
3) Pengolahan secara biologi
Untuk suatu jenis air buangan tertentu, ketiga metode pengolahan
tersebutdapat diaplikasikan secara sendiri-sendiri atau secara kombinasi.Pada
umumnya, sebelum dilakukan pengolahan lanjutan terhadap air buangan,
dilakukan pengolahan secara fisika agar bahan-bahan tersuspensi berukuran
besar dan yang mudah mengendap atau bahan-bahan yang terapungdisisihkan
terlebih dahulu.

1) Pengolahan secara fisika


Penyaringan (screening) merupakan cara yang efisiendan murah untuk
menyisihkan bahan tersuspensi yang berukuran besar. Bahantersuspensi yang
mudah mengendap dapat disisihkan secara mudah dengan proses pengendapan.
Parameter desain yang utama untuk proses pengendapan ini adalahkecepatan
mengendap partikel dan waktu detensi hidrolis di dalam bak pengendap.Proses
flotasi banyak digunakan untuk menyisihkan bahan-bahan yangmengapung
seperti minyak dan lemak agar tidak mengganggu proses pengolahan
berikutnya. Flotasi juga dapat digunakan sebagai cara penyisihan bahan-
bahantersuspensi (clarification) atau pemekatan lumpur endapan (sludge
thickening)dengan memberikan aliran udara ke atas (air flotation).

Gambar 1. Skema pengolahan air secara fisika


Proses filtrasi di dalam pengolahan air buangan, biasanya dilakukan
untuk mendahului proses adsorbsi atau proses reverse osmosis-nya, akan
dilaksanakanuntukmenyisihkan sebanyak mungkin partikel tersuspensi dari
dalam air agar tidak mengganggu proses adsorbsi atau menyumbat membran
yang dipergunakandalam proses osmosa. Proses adsorbsi, biasanya dengan
karbon aktif, dilakukanuntuk menyisihkan senyawa aromatik (misalnya: fenol)
dan senyawa organik terlarut lainnya, terutama jika diinginkan untuk
menggunakan kembali air buangan tersebut.

2) Pengolahan secara kimia


Pengolahan air buangan secara kimia biasanya dilakukan untuk
menghilangkan partikel-partikel yang tidak mudah mengendap (koloid), logam-
logam berat, senyawa fosfor, dan zat organik beracun; dengan membubuhkan
bahan kimia tertentu yang diperlukan. Penyisihan bahan-bahan tersebut pada
prinsipnya berlangsung melalui perubahan sifat bahan-bahan tersebut, yaitu
daritak dapat diendapkan menjadi mudah diendapkan (flokulasi-koagulasi), baik
dengan atau tanpa reaksi oksidasi-reduksi, dan juga berlangsung sebagai
hasilreaksi oksidasi.

Gambar 2. Skema Diagram pengolahan Kimia


Pengendapan bahan tersuspensi yang tak mudah larut dilakukan
denganmembubuhkan elektrolit yang mempunyai muatan yang berlawanan
denganmuatan koloidnya agar terjadi netralisasi muatan koloid tersebut,
sehinggaakhirnya dapat diendapkan. Penyisihan logam berat dan senyawa fosfor
dilakukandengan membubuhkan larutan alkali (air kapur misalnya) sehingga
terbentuk endapan hidroksida logam-logam tersebut atau endapan hidroksiapatit.
Endapanlogam tersebut akan lebih stabil jika pH air > 10,5 dan untuk
hidroksiapatit pada Ph > 9,5 . Khusus untuk krom heksavalen sebelum
diendapkan sebagai krom hidroksida [Cr(OH)3] , terlebih dahulu direduksi
menjadi krom trivalent dengan membubuhkan reduktor (FeSO4,SO2, atau
Na2S2O5).
Penyisihan bahan bahan organic beracun seperti fenol dan sianida pada
konsentrasi rendah dapat dilakukan dengan mengoksidasinya dengan klor (Cl2) ,
kalsium permanganate , aerasi , ozon hydrogen peroksida. Pada dasarnya kita
dapat memperoleh efisiensi tinggi dengan pengolahan secara kimia , akan tetapi
biaya pengolahan menjadi mahal karena memerlukan bahan kimia.

3) Pengolahan secara biologi


Semua air buangan yang biodegradable dapat diolah secara
biologi.Sebagai pengolahan sekunder, pengolahan secara biologi dipandang
sebagai pengolahan yang paling murah dan efisien. Dalam beberapa dasawarsa
telah berkembang berbagai metode pengolahan biologi dengan segala
modifikasinya.

3.2 Pengolahan Limbah Padat


Penimbunan Terbuka, terdapat duacara penimbunan sampah yang umum
dikenal, yaitu metode penimbunan terbuka (open dumping) dan metode
sanitary landfill. Di lahan penimbunan terbuka, berbagai hama dan kuman
penyebab penyakit dapat berkembang biak. Gas metan yang dihasilkan oleh
pembusukan sampah organic dapat menyebar ke udara sekitar dan
menimbulkan bau busuk serta mudah terbakar. Cairan yang tercampur
dengan sampah dapat merembes ke tanah dan mencemari tanah serta air.
Sanitary Landfill
Pada metode sanitary landfill, sampah ditimbun dalam lubang yang dialasi
lapisan lempung dan lembaran plastik untuk mencegah perembesan limbah
ke tanah.Pada landfill yang lebih modern, biasanya dibuat system lapisan
ganda (plastik lempung plastik lempung) dan pipa-pipa saluran untuk
mengumpulkan cairan serta gas metan yang terbentuk dari proses
pembusukan sampah. Gas tersebut kemudian dapat digunakan untuk
menghasilkan listrik.
Insenerasi
Insenerasi adalah pembakaran sampah atau limbah padat menggunakan suatu alat yang
disebut insenerator. Kelebihan dari proses insenerasi adalah volume sampah berkurang
sangat banyak (bias mencapai 90%). Selain itu , proses insenerasi menghasilkan panas
yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik atau untuk pemanas ruangan.

3.3 Pengolahan Limbah Gas

1) Mengontrol Esmisi Gas Buang


Emisi Gas Buang dapat dikurangi dengan mulai menggunakan sumber bahan
bakar alternative yang lebih sedikit menghasilkan gas buang yang
merupakan polutan.

2) Menghilangkan Materi Partikulat Dari Udara pembuangan


Filter udara dimasukkan untuk yang ikut keluar pada cerobong atau steck,
agar tidak ikut terlepas kelingkungan sehingga hanya udara bersih yang
saja keluar dari cerobong.
Pengendap siklon atau cyclone separators adalah pengendap debu atau
dalam gas buangan atau udara dalam ruang pabrik yang berdebu
Membersihkan udara yang kotor dengan cara menyemprotkan air dari
bagian atas alat sedangkan udara yang kotor dari bagian bawah alat
Dengan pengendap elektrostatik, yaitu menggunakan arus listrik untuk
menghilangkan limbah. Kotoran udara menjadi ion negative sedangkan
udara bersih menjadi ion positif dan masing-masing akan menuju ke
elektroda yang sesuai.
LATIHAN PEMAHAMAN :

1. Mengapa limbah harus dikelola?


2. Apa saja karakteristik limbah kimia?
3. Bagaimana metode pembuangan limbah?

LATIHAN PENERAPAN :

Di sebuah puskesmas, seorang petugas kesehatan selalu membuang langsung limbah


bahan kimia sisa analisis dari laboratorium dan bahan kimia yang telah kadaluarsa ke
pembuangan air tanpa mengelolanya dengan baik terlebih dahulu. Akibatnya lingkungan
sekitar rumah sakit dan lingkungan penduduk di sekitar rumah sakit menjadi tercemar dan
menimbulkan masalah kesehatan terhadap penduduk disekitar rumah sakit.

1. Berikut yang tidak termasuk penyakit yang disebabkan karena pembuangan


limbah kimia cair secara sembarangan
a. Demam thypoid
b. Cholera
c. Disentri
d. Hepatitis
e. Influenza
2. Pembuangan limbah kimia cair yang benar adalah
a. Membakar limbah kimia cair
b. Membuangnya langsung ke selokan
c. Menetralkan limbah kimia cair terlebih dahulu sebelum dibuang
d. Menggunakan kembali limbah kimia cair
e. Membuangnya ke sungai terdekat
3. Yang tidak termasuk tata cara pengolahan limbah kimia ialah
a. Pemasaran
b. Pemisahan
c. Penimbunan
d. Pengelolaan
e. Penampungan
JAWABAN :

LATIHAN PEMAHAMAN

1. Limbah perlu dikelola untuk melindungi diri sendiri maupun orang lain dari
kecelakaan yang mungkin terjadi akibat pengelolaan limbah yang buruk karena
sebagian limbah kimia bersifat beracun dan dapat membahayakan kesehatan
manusia apabila tidak ditangani dengan baik.
2. Limbah kimia cair, limbah kimia padat, limbah kimia B3, dan limbah kimia gas
atau partikel.
3. Pertama, pembuangan langsung dari laboratorium. Metoda pembuangan
langsung ini dapat diterapkan untuk bahan-bahan kimia yang dapat larut dalam
air. Bahan-bahan kimia yang dapat larut dalam air dibuang langsung melalui bak
pembuangan limbah laboratorium.
Kedua, dengan pembakaran terbuka. Metoda pembakaran terbuka dapat
dterapkan untuk bahan-bahan organik yang kadar racunnya rendah dan
tidak terlalu berbahaya. Bahan-bahan organik tersebut dibakar ditempat
yang aman dan jauh dari pemukiman penduduk.
Ketiga, pembakaran dalam insenerator. Metoda pembakaran dalam insenerator
dapat diterapkan untuk bahan-bahan toksik yang jika dibakar ditempat terbuka
akan menghasilkan senyawa-senyawa yang bersifat toksik.
Keempat, dikubur didalam tanah dengan perlindungan tertentu agar tidak
merembes ke badan air.Metoda ini dapat diterapkan untuk zat-zat padat yang
reaktif dan beracun.

LATIHAN PENERAPAN

1. E. Influenza
2. C. Menetralkan limbah kimia cair terlebih dahulu sebelum dibuang
3. A. Pemasaran
GLOSARIUM

Mutagenik : Sifat dasar kimia yang menyebabkan mutasi gen.


Patogenik : Organisme yang bersifat menimbulkan penyakit, seperti bakteri
atau virus.
Adsorpsi : Penyerapan.
Reverse Osmosis : Metode penyaringan yang dapat menyaring berbagai molekul besar
dan ion-ion dari suatu larutan dengan cara memberi tekanan pada
larutan ketika larutan itu berada di salah satu sisi lapisan seleksi.
Biodegradable : Semua limbah yang dapat hancur atau terurai oleh organisme hidup
lainnya dan berasal adri tumbuhan atau hewan. Beberapa contoh
limbah biodegradable yang umum ditemui ialah sisa makanan,
kotoran manusia dan hewan, limbah selokan, dan plastik
biodegradable.
Demam Thypoid : Penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella enterica,
khusunya turunannya yaitu Salmonella Typhosa. Penyakit ini
disebarkan melalui makanan dan minuman yang telah tercemar
oleh tinja.
Cholera : Penyakit menular di saluran pencernaan yang disebabkan oleh
bacterium Vibrio cholera. Bakteri ini biasanya masuk ke dalam
tubuh melalui air minum yang terkontaminasi oleh sanitasi yang
tidak benar atau dengan memakan ikan yang tidak dimasak benar,
terutama kerang.
Disentri : Radang usus yang menimbulkan gejala meluas, tinja berlendir
bercampur darah.
Hepatitis : Peradangan pada hati karena toxin, seperti kimia atau obat ataupun
agen penyebab infeksi. Hepatitis biasanya terjadi karena virus
hepatitis A, B, C, D, atau E. Hepatitis juga bisa terjadi karena
infeksi virus lainnya, seperti mononucleosis infeksiosa, demam
kuning, dan infeksi sitomegalovirus. Penyebab hepatitis non-virus
yang utama adalah alcohol dan obat-obatan.
Influenza : Penyakit menular yang disebabkan oleh virus RNA dari familia
Orthomyxoviridae (virus influenza), yang menyerang ungags dan
mamalia.
DAFTAR PUSTAKA

1. Ichakzt H. Penanganan Limbah Laboratorium Kimia Endang Widjajanti Jurusan


Pendidikan Kimia FMIPA UNY Pendahuluan.
Academia.edu.https://www.academia.edu/4098800/PENANGANAN_LIMBAH_
LABORATORIUM_KIMIA_Endang_Widjajanti_Jurusan_Pendidikan_Kimia_F
MIPA_UNY_Pendahuluan diakses tanggal 25 Oktober 2017 11.17 WIB

2. Baiq N. 2016. Makalah K3 Penanganan Limbah Kimia. Academia.edu.


https://www.academia.edu/30699021/PENANGANAN_LIMBAH_KIMIAdiakse
s tanggal 25 Oktober 2017 11.20

3. Franky D. BAB II Penanganan Limbah Kimia.


Academia.edu.https://www.academia.edu/10080980/BAB_II_PENANGANAN_
LIMBAH_KIMIA diakses tanggal 25 Oktober 2017 11.25

4. Anonym. https://id.m.wikipedia.org/wiki/Demam_tifoid diakses pada tanggal 25


Oktober 2017 21.08

5. Anonym. https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kolera diakses pada tanggal 25 Oktober


2017 21.15

6. Anonym. https://id.m.wikipedia.org/wiki/Disentridiakses pada tanggal 25


Oktober 2017 21.16

7. Anonym. https://id.m.wikipedia.org/wiki/Hepatitisdiakses pada tanggal 25


Oktober 2017 21.19

Anda mungkin juga menyukai