MIKROBIOLOGI PANGAN
NAMA :
NIM :
JURUSAN :
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas segala rahmat dan karunia yang telah
kita terima sehingga pelaksanaan kegiatan praktikum Mikrobiologi Pangan untuk
mahasiswa tingkat pertama UISI tahun 2015/2016 dapat segera dilaksanakan.
Dalam pelaksanaan praktikum Mikrobiologi Industri akan menggabungkan topik
dalam kurikulum Mikrobiologi Pangan Program Studi Teknologi Industri Pertanian yang
berhubungan aplikasinya di dunia industri dalam sektor pangan.
Agar dalam pelaksanaannya praktikum ini dapat mencapai tujuan yang telah
ditetapkan, maka kepada praktikan, asisten, dosen pengampu diwajibkan melaksanakan
tugas dan kewajiban sesuai dngan tanggung jawab masing-masing.
1. NUTRISI
Mikroba terdiri atas bermacam-macam jenis yang masing-masing berbeda
dalam sifat-sifat fisiologisnya, karena itu kebutuhan makanan (nutrisi) tiap-tiap
golongan atau jenis mikroba juga berbeda-beda. Meskipun demikian susunan kimia
sel untuk semua jasad kurang lebih tetap; air merupakan bagian terbesar dari sel yaitu
80 – 90%, sedangkan sisanya merupakan bagian sel yang lain (protoplasma, dinding sel
cadangan makanan yang berupa lipida, polisakarida, polifosfat, dll) yang berat
keringnya 10 – 20%.
Dari hasil analisis kimia ditunjukkkan bahwa karbon, oksigen, nitrogen, hidrogen
dan fosfor merupakan 5 unsur yang jumlahnya ± 95% dari berat kering sel sedangkan
unsur lainnya merupakan sisanya.
2. MEDIUM
Medium ialah suatu bahan yang terdiri dari campuran nutrisi yang dipakai untuk
menumbuhkan mikroba. Selain untuk menumbuhkan mikroba, medium dapat pula
digunakan untuk isolasi, memperbanyak, pengujian sifat-sifat fisiologi dan perhitungan
jumlah mikroba. Supaya mikroba dapat tumbuh baik dalam suatu medium, perlu
dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1. Medium harus mengandung semua nutrisi yang mudah digunakan oleh mikroba
2. Medium harus mempunyai tekanan osmose, tegangan muka, dan pH yang sesuai
3. Medium harus steril
Medium dapat diklasifikasikan berdasar atas susunan kimia, konsistensi dan fungsinya.
e. Medium untuk perhitungan jumlah mikroba yaitu medium spesifik yang digunakan
untuk menghitung jumlah mikroba dalam suatu bahan misalnya medium untuk
menghitung jumlah bakteri Actinomycetes dan lain-lain.
f. Medium khusus
yaitu medium untuk menentukan tipe pertumbuhan mikroba dan kemampuannya
untuk mengadakan perubahan-perubahan kimia tertentu.
Untuk membuat medium yang tersusun atas beberapa bahan dapat dilakukan cara
berikut :
2. Menyaring medium
Beberapa jenis medium kadang-kadang perlu disaring, sebagai penyaring
dapat digunakan kertas filter, kapas atau kain. Untuk medium agar atau gelatin
penyaringannya dilakukan sewaktu medium panas.
5. Sterilisasi medium
Sterilisasi tergantung macam mediumnya, umumnya dilakukan sterilisasi cara
basah.
3). Pembuatan media buatan PDA dan APDA dari ekstrak kentang
(i) Komposisi 1000 ml media PDA terdiri dari Potato infusion(ekstrak kentang) 200 ml,
Glukosa 20 g, Agar 15 g, Aquadest 800 ml, dan untuk membuat APDA tambahkan
larutan 10% asam tartarat untuk mengatur pHnya menjadi 3,5 – 4,0.
(ii) Ekstrak kentang (Potato Infusion) sebanyak 200 ml dibuat dengan cara merebus
200 g kentang yang telah dikupas, dicuci dan dipotong(dibelah) dalam 1 liter air
selama 1 jam, saring filtrat yang diperoleh sebanyak 200 ml (sehingga diperoleh
200 ml sari kentang)
(iii) Tambahkan bahan-bahan lainnya ke dalam 200 ml ekstrak kentang tersebut (lihat
poin (i))
(iv) Larutkan semua bahan tersebut dan masukkan ke dalam erlenmeyer dan
sumbatlah dengan kapas.
(v) Sterilisasi media tersebut pada suhu 121C selama 15 menit.
4). Pembuatan media jadi/siap pakai : VRBA EMBA, TCBSA, SSA, PCA, NA, Rogosa Agar
(i) Bacalah komposisi dan cara pembuatan media tersebut yang tertera pada
kemasan masing-masing media.
(ii) Timbanglah bahan sesuai dengan kebutuhan.
6). Pembuatan Media Agar Miring, Agar Tegak dan Agar Cawan
- Setelah selesai disterilisasi, letakkan tabung reaksi dalam posisi miring (kemiringan
45°C) hingga benar-benar memadat dan agar miring siap untuk digunakan.
- Untuk pembuatan media agar tegak, cara yang digunakan sama dengan agar
miring. Perbedaannya adalah setelah dimasukkan dalam tabung reaksi dan
disterilisasi, tabung reaksi diletakkan dalam posisi tegak (pada rak tabung reaksi)
hingga benar-benar memadat dan agar miring siap untuk digunakan.
Metoda yang digunakan untuk memelihara kultur murni atau bekerja dengan kultur
murni disebut metoda aseptis. Prosedur umum yang harus diikuti setiap bekerja
dengan kultur murni adalah:
1. Medium pertumbuhan dan tempatnya harus steril
2. Tempat pertumbuhan harus selalu ditutup untuk mencegah masuknya debu yang
membawa mikrobia dan aerosol. Apabila penutup harus dibuka, harus dalam
waktu yang sesingkat mungkin, dilarang meletakkan penutup pada sembarang
tempat.
3. Peralatan (ose dan pipet) dan larutan yang digunakan untuk pekerjaan harus steril.
Apabila tidak steril, ose atau pipet ini akan mentransfer kontaminan pada kultur
murni.
4. Ose yang telah selesai digunakan harus disterilkan dan pipet yang telah digunakan
untuk memindahkan kultur harus ditempatkan pada larutan disinfektan sesegera
mungkin.
5. Area tempat bekerja juga harus dijaga agar tidak terkontaminasi dengan kultur
yang digunakan.
Sebelum memulai acara-acara praktikum mikrobiologi terlebih dahulu harus
diketahui cara memindahkan sel secara aseptis. Beberapa hal yang perlu diperhatikan
adalah:
5. STERILISASI
Sterilisasi merupakan destruksi atau penghilangan mikrobia yang hidup. Obyek
yeng terbebas dari kehidupan mikrobia disebut steril. Sterilisasi merupakan salah satu
cara untuk mengontrol mikrobia, sedang cara yang lain adalah dengan menghambat
pertumbuhan mikrobia. Namun sterilisasi berbeda dengan cara yang kedua, dalam
hal, bahwa pada sterilisasi seluruh mikrobia yang ada dimatikan atau dihilangkan dan
obyek menjadi steril.
Sterilisasi adalah hal yang penting dalam melakukan aktivitas laboratorium
terutama yang melibatkan mikrobia. Karena pada umumnya percobaan dilakukan
menggunakan kultur murni. Bekerja dengan kultur murni memerlukan beberapa
Semua bakteri bisa diklasifikasikan kedalam satu dari tiga kelompok besar, tergantung
dari suhu pertumbuhannya.
1. Psikrofilik : Spesies bakteri yang akan tumbuh pada kisaran suhu -5° C sampai 20° C.
Karakteristik khusus dari semua mikroba psikrofilik adalah kemampuannya untuk
tumbuh antara suhu 0 sampai 5° C.
2. Mesofilik : Spesies bakteri yang akan tumbuh pada kisaran suhu 20° C sampai 45° C.
Karakteristik khusus dari semua mikroba mesofilik adalah kemampuannya untuk
tumbuh pada suhu tubuh (37° C) serta tidak mampu untuk tumbuh pada suhu
diatas 45° C. Yang termasuk dalam kelompok mesofilik dibagi menjadi 2 grup yang
berbeda :
a) Plant saprophytes, yaitu organisme yang memiliki suhu pertumbuhan optimum
antara 20° C sampai 30° C
b) Organisme yang lebih bisa tumbuh pada tubuh yang berdarah panas, dengan
suhu pertumbuhan optimum antara 35°C sampai 40° C
3. Termofilik : Spesies bakteri yang akan tumbuh pada suhu diatas 35° C. Ada 2 grup
termofilik, yaitu :
a) Termofilik Fakultatif : organisme yang akan tumbuh pada suhu 37° C, dengan
suhu pertumbuhan optimum antara 45° C sampai 60° C
C. Cara Kerja :
1. Berilah label pada setiap NA miring dengan nama mikroba yang akan
diinokulasikan serta suhu inkubasinya (15°C, 30°C, dan 55°C)
2. Kemudian inokulasikan NA miring tersebut dengan menggoreskan
permukaannya dengan E.coli.
3. Ulangi langkah no 2 untuk menginokulasikan S. aureus dan L. casei.
4. Inkubasikan masing-masing kultur pada 3 suhu yang berbeda (15°C, 30°C, dan
55°C) selama 24-48 jam.
A. Tujuan Praktikum :
1. Mengetahui bahwa proses pemanasan dapat menyebabkan kerusakan
pada mikroorganisme
2. Mempelajari dan mengetahui waktu yang bisa menurunkan jumlah sel
mikroorganisme sampai 90% dari awalnya
C. Cara Kerja :
1. Berilah label pada setiap tabung dengan nomer kelompok, suhu (54, 58, dan
62oC), waktu (15, 30, 45, dan 60 menit), dan pengenceran (Tabel 1)
4. Tempatkan tabung yang berlabel 15, 30, 45, dan 60 menit ke water bath dan mulai
penghitungan waktu
3. Pengaruh pH
Pertumbuhan dan ketahanan mikroba sangat dipengaruhi oleh pH lingkungan,
dimana untuk semua mikroba memiliki kebutuhan pH yang berbeda-beda. Masing-
masing spesies memiliki kemampuan untuk tumbuh pada kisaran pH yang spesifik, bisa
luas ataupun terbatas, dan pertumbuhan yang paling cepat berada pada kisaran pH
optimum. Kebutuhan pH ini menggambarkan kemampuan adaptasi organisme pada
lingkungannya. Contohnya, bakteri enterik mampu bertahan hidup pada kisaran pH
yang luas, yang merupakan habitat aslinya yaitu sistem pencernaan.
Kisaran pH spesifik untuk bakteri adalah antara 4 sampai 9, dengan pH
optimumnya 6,5 sampai 7,5. Jamur, kapang dan khamir menyukai lingkungan yang
asam, dengan aktivitas optimum pada pH 4 sampai 6. Lingkungan yang netral atau
hampir netral, secara umum menguntungkan pertumbuhan mikroorganisme, dan juga
pH medium diatur sekitar 7. Aktivitas metabolisme mikroba akan menghasilkan asam
hasil degradasi karbohidrat dan basa hasil pemecahan protein, dan hal ini akan
menyebabkan perubahan pH yang akan mengganggu pertumbuhan mikroba. Untuk
memperlambat perubahan ini, senyawa kimia, yaitu buffer, seringkali digunakan ketika
menyiapkan medium.
besar konsentrasi sel mikroba dalam suspensi semakin keruh kenampakan suspensi
tersebut. Sifat ini dimanfaatkan dalam memonitor pertumbuhan mikroba dalam
medium cair. Pada pertumbuhan sel, jumlah sel meningkat dapat diamati dengan
meningkatnya kekeruhan. Bila perubahan kekeruhan ini dapat diukur maka hal ini
sangat berguna dalam mempelajari kinetika pertumbuhan mikroba.
Pengukuran kekeruhan ini dapat dikerjakan dengan menggunakan instrumen
yang disebut spektrofotometer, alat ini mengukur intensitas suatu cahaya yang
diteruskan setelah melewati suatu medium (cairan atau suspensi) yang ditempatkan
dalam kuvet. Bila cahaya melewati suatu suspensi, sebagian cahaya akan tersebar
dan sebagian lagi diteruskan sesuai dengan arah cahaya semula (Gambar 7)
Rasio intensitas cahaya yang diteruskan (I) dengan intensitas cahaya mula-mula
(Io) disebut % transmitansi (%T). Semakin keruh suatu suspensi maka semakin kecil %T.
fenomena ini dijabarkan secara matematis yang menghasilkan hukum Beer-Lambert,
yaitu :
-log (Io/I) = - log (%T) = b c
Bila dan b konstanta, maka absorbansi atau optical density berbanding lurus dengan
konsentrasi sel dengan konstanta k (gabungan konstanta dan b). Karena itu
konsentrasi sel mikroba dalam suspensi dapat dinyatakan sebagai absorbansi atau
optical density.
Bila konsentrasi sel mikroba ingin dinyatakan dalam besaran konsentrasi yang
lazim misalnya, berat kering sel per satuan volume (mg/l atau g/l) maka diperlukan
hubungan antara absorbansi dan konsentrasi sel mikroba yang dilukiskan sebagai
kurva standar. Kurva standar ini harus dibuat dengan mengukur absorbansi suspensi
dengan berbagai konsentrasi sel yang diketahui, dan selanjutnya dibuat grafik A vs c.
Grafik yang diperoleh pada kisaran absorbansi tertentu membentuk garis lurus dengan
slope yang tidak lain adalah k
Kurva standar biasanya berupa garis lurus pada pembacaan absorbansi kurang
dari 0,3 – 0,4. diatas angka tersebut mulai terjadi penyimpangan dari hukum Beer-
Lambert, absorbansi terbaca pada konsentrasi tertentu lebih rendah dari pada yang
seharusnya (Gambar 8)
A kurva menyimpang
0.4
garis lurus
Oleh karena itu pada konsentrasi sel yang tinggi perlu dilakukan koreksi misalnya
dengan mengencerkan suspensi sehingga absorbansi terbaca berada dalam kisaran
yang linier. Penyimpangan ini akan semakin nyata pada penggunaan panjang
gelombang yang lebih rendah dari 550 nm. Konsentrasi yang sangat rendah dapat
juga menimbulkan kesalahan akibat pembacaan oleh alat yang kurang akurat.
A. Tujuan : mengetahui hubungan antara biomassa dari kultur mikroba (bakteri atau
yeast) dengan absorbansi
METODE I
C. Cara Kerja :
1. Tambahkan kultur mikroba pada akhir fase logaritmik dengan larutan formalin
40% sebanyak 1% volume kultur (2,5 ml).
2. Kultur diencerkan sedemikian sampai absorbansinya pada panjang gelombang
660 nm mencapai nilai sekitar 1,0 (teralah dengan spektrofotometer).
3. Selanjutnya buatlah pengenceran seperti pada Tabel 1.
4. Ukurlah absorbansi masing-masing hasil pengenceran tersebut dengan
spektrofotometer pada panjang gelombang 660 nm, catat hasilnya.
5. Ambil 50 ml kultur yang absorbansinya 1,0 (lihat pada tahap 2) dan disentrifuse
pada 3000 rpm selama 10 menit (buat 2 ulangan), setelah sentrifugasi buanglah
supernatannya (bagian bening) dengan hati-hati menggunakan pipet pasteur.
6. Cucilah massa sel dalam tabung sentrifuse dengan menyesuaikannya dengan
sejumlah aquadest, disentrifugasi pada kondisi yang sama dan supernatannya
dibuang.
7. Resusensi massa sel dengan 2 ml aquadest dan pindahkan suspensi tersebut ke
dalam botol timbang yang telah diketahui beratnya. Bilas lagi tabung sentrifuse
dengan 1 ml aquadest dan tuang ke dalam botol timbang. Atau bila
METODE II
Cara Kerja :
A. Persiapan medium untuk pengenceran dan plating:
1. Siapkan 10 set tabung reaksi (masing-masing set terdiri dari 1-3 tabung reaksi)
yang berisi 99 ml aquades steril. Beri label tiap set tabung reaksi dengan waktu
inkubasi (t0, t30, t60, t90, t150, t210, t300, t390, t510, t630) dan pengenceran yang dilakukan
sebagai berikut :
Waktu pengambilan sampel Seri Pengenceran
(sampling) pada menit ke-
0 (t0) 10-1, 10-2, 10-3
30 (t30) 10-2, 10-3,10-4
60 (t60) 10-2, 10-3,10-4
90 (t90) 10-3, 10-4,10-5
150 (t150) 10-4, 10-5,10-6
210 (t210) 10-4, 10-5,10-6
300(t300) 10-4, 10-6,10-8
390 (t390) 10-4, 10-6,10-8
510 (t510) 10-6, 10-8,10-10
630 (t630) 10-6, 10-8,10-10
Setiap liter media Luria-Bertani (Miller) broth/ Luria broth mengandung 10.0 g Tryptone,
5.0 g Yeast extract, dan 10.0 g Sodium chloride.
A. Tujuan : praktikan mampu menguji tingkat sanitasi alat dan ruangan yang akan
digunakan untuk pengolahan
C. Cara Kerja :
1. Metode Cawan Terbuka (uji kontaminasi ruangan)
Setiap kelompok menyiapkan 2 cawan PCA yang diberi tanda nama ruangan
dan waktu kontak dengan udara yaitu 10 dan 20 menit. Secara bersamaan, bukalah
cawan-cawan tersebut didalam ruangan yang ditetapkan agar mengalami kontak
dengan udara didalam ruangan tersebut. Kemudian tutuplah cawan petri satu per
satu sesuai waktu yang ditentukan. Inkubasikan semua cawan pada suhu 30-32°C
selama 2-3 hari. Amati adanya pertumbuhan, dan hitung jumlah koloni yang tumbuh.
Jika pertumbuhan koloni tidak mungkin dilakukan karena pertumbuhan yang
menyebar, nyatakan secara relatif dengan tanda – sampai ++++.
3. Metode Rodac
Setiap kelompok menyiapkan 1 agar cawan dengan diameter 5-6 cm yang
berisi PCA sampai pada permukaannya. Cawan kecil tersebut ditempatkan tanpa
tutup didalam cawan yang lebih besar yang bertutup. Bukalah tutup cawan, dan
dengan posisi terbalik, tekankan cawan kecil yang berisi agar pada permukaan yang
datar dari alat yang akan diuji kebersihannya selama 4 detik. Cawan kecil kemudian
diletakkan kembali kedalam cawan yang lebih besar, ditutup, dan diinkubasikan pada
suhu 30-32°C selama 2-3 hari. Hitung koloni yang tumbuh dan luas cawan petri, dan
nyatakan dalam jumlah koloni per 100 cm2 luas permukaan alat dengan perhitungan
sebagai berikut :
4. Metode Bilas
Setiap kelompok menyiapkan 2 cawan petri steril yang diberi tanda nama botol
dan jumlah contoh. Masukkan 20 ml larutan pengencer kedalam botol yang berukuran
kecil yaitu botol limun atau botol selai, atau 100 ml larutan pengencer kedalam botol
berukuran besar yaitu botol kecap atau botol sirup. Bilaslah seluruh permukaan bagian
dalam botol dengan cara memutar-mutar botol secara horizontal sebanyak 10 kali.
Inokulasikan 2 cawan petri masing-masing dengan 1 ml dan 0,1 ml suspensi tersebut.
Tuangkan PCA cair, biarkan membeku, dan inkubasikan pada suhu 30-32°C selama 2-3
hari. Hitung koloni yang tumbuh dan nyatakan dalam jumlah koloni per wadah botol
dengan perhitungan sebagai berikut :
Tujuan : praktikan mampu membuat kultur starter yoghurt dan produk fermentasi
berbasis susu
C. Cara kerja :
Proses pembuatan kultur starter
1. stokkulturL casei strain shirotadari media agar miring digores,
lalukulturdipindahkandalam 10 ml medium MRS cairsteril,
diinkubasis uhuruangselama 2 hari (kultur A)
2. 10 ml medium MRS cair yang berisikulturdipindahkandalam 100 ml larutan skim 10%
steril, diinkubasisuhuruangselama 2 hari, kultur starter siapdigunakan (kultur B)
3. Lakukan pengujian aktivitas kultur yakult dengan prosedur berikut :
Sebanyak 100 ml susu pasteurisasi yang telah dihangatkan didalam penangas air
sampai suhu 37oC dimasukkan ke dalam tabung erlenmeyer dan ditambahkan 2%
kultur (B). campuran diinkubasi pada suhu 45oC selama 2 jam. Selanjutnya kultur
yang terbentuk (kultur C) di amati kekentalan, bau, pH dan total asam, lalu
disimpan dalam lemari es dan di suhu ruang selama 5 hari, kemudian diamati
kekentalan, bau, pH dan total asam. Pengukuran pH dilakukan dengan cara
mengambil sampel sebanyak 20 ml bahan dan diukur pH menggunakan pH meter.
Untuk pengukuran total asam, sebanyak 10 ml bahan dipipet dan dipindahkan ke
dalam tabung erlenmeyer 50 ml, dicampur dengan 10 ml air destilasi dan ditambah
5 tetes larutan fenolftalin 1%. Titrasi dilakukan menggunakan larutan NaOH 0,1
sampai timbul warna merah muda. Total asam dihitung sebagai persen asam laktat
dengan rumus sebagai berikut:
digores 1 ose
Biakanmurni dicampurkan
Kultur
Kultur A A
Kultur
Kultur B B
Susupasteurisasi 100 ml
Kultur B 2% dicampurkan
Homogenisasi (Pengadukan)
Yogurt
3. Produk Kefir
Susu sapi segar
Gulapasir 3 % (b/v)
Homogenisasi (Pengadukan)
Kefir
Diagram AlirPembuatanKefir
Tujuan : praktikan mampu membuat produk pangan fermentasi berbasis serealia dan
biji-bijian
kedelai
sortasi
direbusselama 45 menit
dikupas kulit
direndamselamasemalam
dicuci
direbussampaimatang
Laru 1%
inokulasi
dibungkusdengandaunpisang / plastik
TEMPE
2. Produk Tape
Ubikayu
dikupas
dicuci
dikukus
didinginkan
Ragisecukupnya ditaburiragi
difermentasi
TAPE
Tujuan : praktikan mampu membuat produk pangan fermentasi berbasis buah, sayur,
dan hasil perkebunan
a. Starter Nata
Cara Kerja :
1. air kelapa segar (1000 ml) disaring dengan kertas saring agar terpisah dari kotoran
2. air kelapa ditambah nutrisi sukrosa 10%, (NH4)SO4 0,5% K2HPO4 0,03%, MgSO4
0,03%(b/v) dan asam asetat glasial 2% (v/v) dipanaskan sampai mencapai
1. Starter Nata
Air kelapa
1000 ml
disaring kotoran
starternata Pengamatanperubahanpembentuk
anpelikel (ketebalan)
Air kelapa
1000 ml
disaring kotoran
Sawihijau
Beras Garam
Dipisahkandaunnya, dicuci,
dandilayukan
Garam
Dimasak & diambil airnya
Diremas-remas
Air Tajin
Direndam
SayurAsin
BuahKelapaTua
Dikupasdandibelah
DagingBuahKelapa
Diparutdenganmesinparut
Pengepresan
Santan
Pemisahan
(dibiarkan 1-2 jam)
SantanKelapa (krim) Air Santan
Pemisahan
Penyaringan Blondo
MinyakKelapaMurni