ANGGOTA KELOMPOK :
Ari Dwi Permana (06101381924033)
Miranda Ayu Rahmadini (06101381924052)
Anggi Septiani ( 06101381924040 )
Mira Rahmawati (06101381924046)
Kelas: Palembang
Adapun tujuan dari penulisan Materi ini ialah untuk memenuhi salah satu tugas
pada matakuliah Pengelolaan Laboratorium Kimia.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada ibu dosen selaku dosen mata kuliah
Pengelolaan Laboratorium Kimia. yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Penulis menyadari, materi yang penulis tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan materi
ini.
Penulis
KATA PENGANTAR..................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................ 3
BAB I
PENDAHULUAN….....................................................................................4
BAB II
ISI.................................................................................................................7
DI LABORATORIUM KIMIA..................................................9
BAB III
PENUTUP...................................................................................................16
KESIMPULAN...........................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA…..............................................................................18
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu
tidak dikehendaki lingkungannya karena tidak mempunyai nilai ekonomi. Limbah
mengandung bahan pencemar yang bersifat racun dan bahaya. Limbah ini dikenal dengan
limbah B3 (bahan beracun dan berbahaya).
Limbah Laboratorium adalah buangan yang berasal dari laboratorium. Dalam hal ini
khususnya adalah laboratorium kimia. Limbah ini dapat berasal dari bahan kimia, peralatan
untuk pekerjaan laboratorium dan lain-lain. Limbah laboratorium ini mempunyai resiko
berbahaya bagi lingkungan dan mahluk hidup.Sebagai limbah, kehadirannya cukup
mengkhawatirkan terutama yang bersumber dari laboratorium kimia. Bahan beracun dan
berbahaya banyak digunakan di laboratorium kimia. Beracun dan berbahaya dari limbah
ditunjukkan oleh sifat fisik dan kimia bahan itu sendiri, baik dari jumlah maupun kualitasnya.
Beberapa kriteria berbahaya dan beracun telah ditetapkan antara lain mudah terbakar, mudah
meledak, korosif, oksidator dan reduktor, iritasi bukan radioaktif, mutagenik, patogenik, mudah
membusuk dan lain-lain. Dalam jumlah tertentu dengan kadar tertentu, kehadirannya dapat
merusakkan kesehatan bahkan mematikan manusia atau kehidupan lainnya sehingga perlu
ditetapkan batas-batas yang diperkenankan dalam lingkungan pada waktu tertentu.
1. Limbah benda tajam adalah objek atau alat yang memiliki sudut tajam, sisi, ujung
atau bagian menonjol yang dapat memotong atau menusuk kulit seperti jarum
3. Limbah kimia adalah limbah yang dihasilkan dari penggunaan bahan kimia dalam
tindakan medis, veterinari, laboratorium, proses sterilisasi, dan riset.
4. Limbah radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop yang
berasal dari penggunaan medis atau riset radio nukleida. Selain sampah klinis, dari
kegiatan penunjang laboratorium, juga menghasilkan sampah nonklinis atau dapat
disebut juga sampah non medis. Sampah non medis ini bisa berasal dari kertas,
(berupa karton, kaleng, botol), sampah dari praktikan, sisa makanan buangan; sampah
dapur (sisa pembungkus, sisa makanan/bahan makanan, sayur dan lain-lain). Limbah
cair yang dihasilkan Laboratorium mempunyai karakteristik tertentu baik fisik, kimia
dan biologi. Limbah laboratorium, tingkat pengolahan yang dilakukan sebelum
dibuang dan jenis sarana yang ada (laboratorium, klinik dll). Tentu saja dari jenis-
jenis mikroorganisme tersebut ada yang bersifat patogen. Limbah laboratorium
seperti halnya limbah lain akan mengandung bahan-bahan organik dan anorganik,
yang tingkat kandungannya dapat ditentukan dengan uji air kotor pada umumnya
seperti BOD, COD, pH, mikrobiologik, dan lain-lain.
Perlindungan terhadap bahaya pencemaran dari manapun juga perlu diberikan perhatian
khusus. Sehubungan dengan hal tersebut, pengelolaan limbah laboratorium yang merupakan
c. Para pengusaha dan swasta yang dapat menyediakan sarana fasilitas yang diperlukan.
Oleh karena itu, kiranya dianggap perlu untuk membahas mengenai pengelolaan
limbah khususnya di laboratorium guna tidak berdampak negatif bagi masyarakat maupun
lingkungan disekitarnya.
B. Tujuan
1. Memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teknik Laboratorium.
2. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang Pengelolaan
Limbah Laboratorium
ISI
Banyak yang mengira sampah dan limbah tidak berbeda karena sama-sama kotor.
Jangan salah, sampah dan limbah berbeda jauh, dengan tahu maknanya diharapkan orang
bisa lebih paham mengelola sampah atau limbah.
Ketika menemukan sampah atau limbah, kesulitan pertama yang terjadi adalah
susahnya membedakan sampah atau limbah khususnya di kalangan industri. Belum lagi
masalah limbah yang mengandung B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun).
Khusus limbah B3 terdapat peraturan perundangan yang mengaturnya lebih spesifik.
Sedangkan mengenai sampah baru-baru ini terdapat peraturan perundangan yang mengikat,
setelah sekian lama tidak ada sistem pengelolaan sampah yang semakin menumpuk di
seluruh area negara ini.
Pada kenyataannya sampah dikenal di lingkungan rumah tangga, sedangkan
limbah dikenal di lingkungan industri. Memang anggapan ini benar sesuai dengan
pengertian harafiah berdasarkan peraturan perundangan lingkungan.
Dilansir dari Undang-Undang RI No. 18 Tahun 2008 dan Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun
1999 tentang sampah dan limbah dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia atau proses alam yang berbentuk
padat. Penghasil sampah adalah setiap orang atau akibat proses alam yang
menghasilkan sampah. Hampir semua sampah bisa didaur ulang baik untuk pupuk
atau lainnya.
2. Limbah adalah sisa suatu usaha atau kegiatan.
3. Sampah identik dengan kegiatan manusia secara individu maupun berkelompok.
Limbah lebih identik dengan suatu kegiatan atau proses yang lebih kompleks seperti
yang ada di lingkungan industri. Hasil kegiatan atau aktivitas atau proses industri
yang tidak dapat digunakan kembali dapat disebut limbah, tetapi beberapa limbah
industri kini dapat dimanfaatkan kembali.
1. Limbah Padat
Limbah padat di laboratorium relatif kecil, biasanya berupa endapan atau
kertas saring yang sudah terpakai, sehingga masih dapat diatasi.
Limbah padat dibedakan menjadi : limbah padat infeksius dan noninfeksius.
2. Limbah Gas
Limbah yang berupa gas umumnya dalam jumlah kecil, sehingga relatif masih
aman dibuang langsung di udara, contohnya limbah yang dihasilkan dari
penggunaan generator, sterilisasi dengan etilen oksida atau dari thermometer
yang pecah (uap air raksa)
3. Limbah Cair
Limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usahaatau kegiatan yang berwujud cair
(PP No.82 Thn 2001). Limbah cair terbagi atas : limbah cair infeksius, limbah
cair domestik, limbah cair kimia.
Limbah kimia adalah limbah yang mengandung zat kimia yang berbentuk
padat, cair dan gas yang berasal dari aktifitas diagnostic dan eksperimen serta
dari pemeliharaan kebersihan, aktifitas keseharian, dan prosedur pemberian
disinfektan.
Limbah kimia adalah limbah yang dihasilkan oleh laboratorium kimia adalah
limbah kimia dan limbah yang berasal dari bahan sisa analisa. Limbah kimia biasanya
berbentuk cairan yang berasal dari sisa hasil analisa kimia missal analisa kadar
protein, analisa kadar lemak, penentuan kadar sulfat, dan lain-lain. Sedangkan limbah
sisa analisa biasanya berbentuk serbuk berasal dari produk jadi maupun bahan baku
yang sudah tidak digunakan lagi untuk analisa. Limbah kimia yang dihasilkan dapat
digolongkan sebagai limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Limbah B3
merupakan semua bahan/senyawa baik padat, cair, ataupun gas yang mempunyai
potensi merusak terhadap kesehatan manusia serta lingkungan akibat sifat-sifat yang
dimiliki senyawa tersebut. Meskipun begitu, potensi bahaya limbah B3 di PT Forisa
Nusapersada tidak begitu besar karena limbah yang dihasilkan belum begitu banyak
dan tidak begitu kompleks. Limbah kimia yang dihasilkan dapat digolongkan sebagai
limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Limbah B3 merupakan semua
bahan/senyawa baik padat, cair, ataupun gas yang mempunyai potensi merusak
terhadap kesehatan manusia serta lingkungan akibat sifat-sifat yang dimiliki senyawa
tersebut. Meskipun begitu, potensi bahaya limbah B3 di PT Forisa Nusapersada tidak
begitu besar karena limbah yang dihasilkan belum begitu banyak dan tidak begitu
kompleks.
a. Limbah mudah meledak adalah limbah yang melalui reaksi kimia dapat
menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat
dapat merusak lingkungan.
b. Limbah mudah terbakar adalah limbah yang bila berdekatan dengan api,
percikan api, gesekan atau sumber nyala lain akan mudah menyala atau
terbakar dan bila telah menyala akan terus terbakar hebat dalam waktu
lama.
f. Limbah yang bersifat korosif adalah limbah yang menyebabkan iritasi pada
kulit atau mengkorosikan baja, yaitu memiliki pH sama atau kurang dari 2,0
untuk limbah yang bersifat asam.
- pelarut-pelarut organic
- logam berat
- sianida, sulfide
- bahan-bahan padat
Bahan Karsinogenik :
b. Penyimpanan :
- semua wadah harus berlabel jelas dan disimpan dalam almari yang
aman berventilasi.
c. Penanganan:
d. Pembuangan :
Limbah karsinogenik dibuang dalam wadah berlabel dan tertutup serta terpisah
dari bahan kimia lainnya dibuang secara bertahap, jangan menunggu hingga
jumlahnya banyak.bahan karsinogenik cair ditempatkan maksimal separo dari
kapasisas volume tempat pembuangan.
2. Limbah/Sampah Biologi
Limbah/ sampah biologi adalah limbah/ sampah yang terdiri dari sampah Organik.
Yang mana Sampah organic, adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan hayati yang
dapat didegradasi oleh mikroba atau bersifat biodegradable. Sampah ini dengan mudah
dapat diuraikan melalui proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan
bahan organik. Termasuk sampah organik, misalnya sampah dari dapur, sisa-sisa makanan,
4) Menggunakan tas dari bahan kertas atau dari bahan lainnya untuk berbelanja.
Sehingga dapat mengurangi pemakaian plastik di dalam kehidupan sehari-hari.
5) Untuk mengurangi dampak limbah plastik, dari pihak pemerintah dan diri
pribadi perorangan harus saling menyadari. Pemerintah harus membuat
tempat sampah di setiap sisi kota. Dan setiap individu juga harus mempunyai
kesadaran tentang membuang sampah. Jangan campur sampah plastik dengan
sampah yang bisa di daur ulang. Tempatkan sampah plastik pada tempat
sampah yang telah ditentukan. Dan jangan membuang sampah plastik di
tempat umum seperti di jalan, di sungai, di selokan, di parit, dan dimana
sampah itu akan sangat berpotensi buruk bagi lingkungan.
a) Sampah kertas dibuang dalam wadah khusus untuk kertas dan sebaiknya
dibakar dalam satu tempat pembakaran.
Sampah-sampah yang tajam (mata pisau, syringe, jarum) harus ditempatkan dalam
kotak khusus dan tidak boleh dicampur dengan sampah lainnya.
DAFTAR PUSTAKA