DISUSUN OLEH
1. FADHILAH 51122008P
2. FANNY MARDIANSYAH 51122009P
3. FEBDIYANTI 51122010P
4. HODIJAH SARI 51122011P
5. IMRAN FURDAN 51122012P
6. LUTHFI ROMADONI S 51122013P
7. MELLANIA TRIA G 51122014P
DOSEN PEMBIMBING
INDAH SARI, S.Si T., M.Si
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 3
2.1 Pengenalan Bagian Ruangan Laboratorium Biologi Molekuler ............. 3
2.2 Pengenalan Peralatan Di Laboratorium Biologi Molekuler .................... 7
2.3 Perawatan Instrumen Biologi Molekuler ................................................... 15
BAB III PENUTUP ..................................................................................................... 16
3.1 Kesimpulan .................................................................................................... 16
3.2 Saran ............................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 RUMUSAN MASALAH
Bagaimana penggunaan dan perawatan instrument Biologi Molekuler
1.3 TUJUAN
. Mengetahui cara penggunaan dan perawatan instrument Biomolekuler
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Gambar ruang atau lemari bahan kimia
b. Ruang steril
Berbagai aktivitas yang dilakukan pada kegiatan analisis molekuler
memerlukan kondisi sterilitas tinggi untuk mencegah terjadinya
kontaminasi. Ruang steril dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaaan
yang memerlukan sterilitas tinggi tersebut. Jika lokasi terbatas, maka
fungsi ruang steril dapat digantikan dengan penggunaan laminar air flow
cabinet. Dalam pemakaiannnya, harus dipisahkan antara laminar air flow
cabinet untuk pekerjaan yang memerlukan sterilitas tinggi (misalnya,
kultur sel, kultur jaringan, preparasi larutan dan lain-lain) dengan laminar
air flow cabinet untuk pekerjaan yang menggunakan mikroba (bakteri,
jamur, virus dan lain-lain) untuk mencegah terjadinya kontaminasi.
4
c. Ruang Kerja dan Meja Kerja (Bench)
Ruang kerja dan meja kerja merupakan suatu tempat yang
digunakan oleh pelaksana untuk meletakkan berbagai peralatan utama di
laboratorium, seperti: mikroskop, pH meter, elektroforesis, mesin PCR,
sentrifuge, shaker, inkubator, vortex, rotator, dan lain-lain. Dalam ruang
kerja selalu dilengkapi dengan meja kerja yang digunakan untuk
mempersiapkan segala pekerjaan di laboratorium, misalnya: penulisan
buku kerja, persiapan media, pembuatan larutan stok, persiapan reagensia
PCR, persiapan proses elektroforesis, dan sebagainya. Harus diingat,
bahwa meja kerja harus selalu dibersihkan baik sebelum melaksanakan
pekerjaan maupun setelah menyelesaikan pekerjaan. Kebersihan meja
kerja menjadi tanggung jawab seluruh pengguna laboratorium. Adanya
bahan kimia berbahaya yang tertinggal di meja kerja akan sangat
membahayakan bagi pengguna laboratorium. Berikut ini merupakan
beberapa contoh ruang kerja untuk kegiatan di laboratorium biologi
molekuler, seperti ruang preparasi, ruang ekstraksi dan ruang
dokumentasi.
5
d. Ruang Analisis
Ruang analisis, adalah ruangan yang diperuntukkan bagi
penempatan peralatan laboratorium yang berguna bagi keperluan analisis.
Beberapa peralatan yang biasanya ditempatkan pada ruang analisis, antara
lain: spektrofotometer, mikroskop, kromatografi gas, komputer, Mesin
PCR (Thermal Cycler) dan lain-lain
e. Lemari Alat
Lemari alat adalah lemari yang dipergunakan untuk penyimpanan
berbagai jenis alat gelas dan peralatan kecil di laboratorium, seperti: gelas
ukur, tabung reaksi, gelas beaker, Erlenmeyer, cawan petri, pipet, labu
takar, corong kaca, botol-botol sampel, dan sebagainya. Penyimpanan alat-
alat gelas yang sudah steril harus dipisahkan dari peralatan yang belum
steril. Biasanya penyimpanan alat gelas dipisahkan berdasarkan macam
alat, ukuran atau volumenya dan sterilitas alat.
6
2.2 Pengenalan Peralatan Di Laboratorium Biologi Molekuler
Setelah mengenal beberapa bagian ruangan di laboratorium, selanjutnya
teknisi/ teknisi ahli laboratorium harus mengenal peralatan yang diperlukan di
laboratorium biologi molekuler. Pada dasarnya penggunaan instrument biologi
molekuler tergantung dari manual prosedur yang di sediakan oleh alat. Adapun
peralatan yang diperlukan di antaranya sebagai berikut serta sudah dilengkapi
dengan gambar dari masing-masing jenis peralatannya.
1) Sentrifus (Centrifuge)
Sentrifus merupakan suatu alat yang dipergunakan untuk
memisahkan larutan, mengendapkan suatu zat terlarut (seperti DNA,
RNA, sel dengan komponen-komponen penyusunnya dalam suatu
suspensi, dan lain-lain) atau untuk mengumpulkan larutan yang terdapat di
dinding tabung (Effendorf atau tabung reaksi) ke dasar tabung. Dalam
pemakaian sentrifus persyaratan utama yang harus diperhatikan adalah
kesetimbangan dari bahan dan alat yang akan disentrifugasi. Dalam
pekerjaan molekuler dikenal berbagai macam dan ukuran sentrifus. Untuk
cairan yang jumlahnya sedikit (kurang dari 1,5 mL) dapat dipergunakan
sentrifus mikro (microcentrifuge). Sentrifus mikro dapat dibedakan ke
dalam sentrifus yang berpendingin (refrigerated mikrocentrifuge) dan
tidak berpendingin. Di samping itu, sentrifus mikro juga dapat dibedakan
berdasarkan kecepatan putaran rotornya. Semakin cepat putarannya maka
kemampuan suatu partikel untuk mengendap akan semakin mudah.
Kecepatan suatu putaran (khususnya sentrifus) diukur dalam satuan
gravitasi atau putaran perdetik (rpm). Untuk sentrifugasi cairan dengan
volume lebih dari 10 mL maka dikenal adanya ukuran volume sentrifuge
yang lebih besar. Untuk sentrifuge yang berukuran besar ini juga ada yang
berpendingin maupun tidak berpendingin. Di samping itu kecepatan
putaran maksimum rotornya juga berbeda-beda seperti sentrifus mikro
sentrifus dengan kecepatan tinggi dinamakan ultracentrifuge yang
biasanya dilengkapi dengan pendingin.
7
Contoh Gambar Sentrifus
2.Perangkat Elektroforesis
Molekul DNA bermuatan negatif, sehingga jika molekul DNA
ditempatkan pada medan listrik, maka akan berpindah dari kutub negatif
menuju kutub positif. Prinsip elektroforesis adalah perpindahan partikel-
partikel yang bermuatan karena medan listrik. Perangkat elektroforesis
terdiri dari: power supply, mesin elktroforesis, cetakan gel dan sisir. Saat
ini dikenal ada dua jenis perangkat elektroforesis, yang dikenal dengan
nama elektroforesis horizontal dan elektroforesis vertikal. Elektroforesis
horizontal biasanya dilaksanakan dengan menggunakan gel agarosa,
sedangkan elektroforesis vertikal dilaksanakan dengan menggunakan gel
akrilamid.
8
3. Biosafety Cabinet
Komponen utama biosafety cabinet HEPA (High Efficiency
Particulate Air) dan ULFA (Ultra Low Penetration Air), merupakan
jantung dari Biosafety Cabinet terbuat dari filter tipe kering berbentuk
mikrofiber borosilikat lembaran tipis seperti kertas. Fungsinya menyaring
debu, asap, bakteri, jelaga, serbuk sari dan partikel radioaktif).
9
Gambar Alat PCR
5. Pipet Mikro
Pipet dimaksudkan alat untuk mengambil larutan dari suatu tempat
ke tempat lain dalam jumlah tertentu secara akurat. Alat ini diperlukan
dalam teknik PCR untuk mengambil larutan atau suspensi dengan
ketepatan yang sangat tinggi dan volume yang relatif kecil ( dalam µL).
Mengingat volume larutan yang diambil biasanya berukuran sangat kecil
(dalam satuan mikroliter), maka alat tersebut sebenarnya telah dirancang
sedemikian rupa sehingga tingkat ketepatannya sangat tinggi. Ada
berbagai cara dalam penggunaan pipet yang harus diikuti sehingga
kekurangtepatan dalam pengambilan dapat dihindari. Ukuran tips yang
digunakan juga harus sesuai dengan kriteria batasan volume pada pipet
yang akan digunakan. Untuk menghindari terjadinya kontaminasi dari satu
larutan ke larutan yang lain, maka setiap pengambilan harus menggunakan
ujung pipet yang baru dan steril. Sterilisasi mikropipet hanya dilakukan
pada ujung pipet dan bukan pada pipet mikro secara keseluruhan. Ujung
pipet dapat disterilisasi dengan autoclave pada suhu 120oC selama 20
menit. Pada kasus tertentu seluruh pipet harus disterilisasi, tetapi harus
diperhatikan bahwa kebanyakan jenis pipet mikro tidak dapat disterilisasi
dengan autoclave. Umumnya masing-masing merek memberikan kode
10
warna yang berbeda pada tips yang diproduksi sesuai dengan kisaran
volume tips yang bersangkutan.
Gambar Mikropipet
6.Tabung (tubes)
Tabung mikro (micro tubes) dipergunakan dalam berbagai proses
di laboratorium molekuler termasuk proses PCR dalam berbagai volume.
Dikenal berbagai macam ukuran tabung, mulai ukuran kecil sampai besar,
di antaranya ukuran 0,5 mL; 1,5 mL; 2,0 mL.
11
7. Vortex
Vortex adalah suatu alat yang dipergunakan untuk membantu
pencampuran larutan dalam proses ekstraksi DNA, sehingga segala bahan
padat dapat tercampur dengan pelarutnya secara sempurna.
Gambar Vortex
12
9.Waterbath
Waterbath adalah suatu alat yang digunakan untuk memanaskan
larutan yang ditempatkan dalam alat gelas atau tabung reaksi. Masing-
masing tipe waterbath memiliki kisaran suhu pemanasan tertentu.
Gambar WaterBath
10. Autoclave
Autoclave di laboratorium molekuler dipergunakan untuk
sterilisasi alat gelas, mikrotip, mikrotube, air, larutan pereaksi dan
sebagainya. Prinsip sterilisasi dengan autoclave adalah menggunakan uap
panas bertekanan tinggi. Biasanya sterilisasi dengan menggunakan
peralatan ini dilakukan pada suhu 120oC selama 15-20 menit. Kapasitas
volume autoclave sangat beragam. Sumber panas untuk autoclave dapat
berasal dari listrik dan ada pula yang berasala dari sumber lain seperti
LPG.
Autoclave Autoclave di laboratorium molekuler dipergunakan
untuk sterilisasi alat gelas, mikrotip, mikrotube, air, larutan pereaksi dan
sebagainya. Prinsip sterilisasi dengan autoclave adalah menggunakan uap
panas bertekanan tinggi. Biasanya sterilisasi dengan menggunakan
peralatan ini dilakukan pada suhu 120oC selama 15-20 menit. Kapasitas
volume autoclave sangat beragam. Sumber panas untuk autoclave dapat
berasal dari listrik dan ada pula yang berasal dari sumber lain seperti LPG.
13
Gambar Autoclave
14
2.3 Perawatan Instrumen Biologi Molekuler
Merawat peralatan laboratorium adalah salah satu aktivitas yang wajib di
lakukan setiap hari termasuk perawatan instumen biologi molekuler. Perawatan
instrument terdiri dari :
1. Perawatan harian
Semua instrument dibersihkan setiap selesai dipakai dan kembalikan
ke tempat semula. Kegiatan ini dilakukan untuk menjaga kualitas alat.
Selalu gunakan APD untuk membersihkan peralatan agar terhindar
dari paparan bahan-bahan infeksius dari spesimen.
3. Perbaikan
Apabila ada instrument yang rusak segera usulkan untuk perbaikan
alat.
15
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
1. Dalam rangka menjamin kualitas hasil pengujian, tata ruang laboratorium
dibuat sedemikian rupa agar kontaminasi dapat diminimalkan.
Laboratorium biologi molekuler minimal terdiri dari ruang preparasi,
ruang kuantitasi DNA, ruang amplifikasi dan ruang dokumentasi.
2. Berbagai pengetahuan dasar khususnya tentang teknik pemakaian
peralatan secara tepat dalam suatu pekerjaan di laboratorium sangat
diperlukan untuk menghindari terjadinya kesalahan-kesalahan yang dapat
merugikan, baik bagi kepentingan penelitian pelaksana/peneliti itu sendiri
dan/atau kesehatan serta keselamatan pengguna laboratorium. Peralatan
yang dipergunakan di laboratorium molekuler dapat dikelompokkan
menjadi peralatan standar dan peralatan pendukung. Peralatan standar
umumnya berharga sangat mahal, sehingga pemakaian peralatan tersebut
mencegah terjadinya kerusakan yang diakibatkan oleh kesalahan
pemakaian.
3.Keberhasilan suatu pekerjaan laboratorium biomolekuler sangat
ditentukan oleh berbagai hal yang kompleks antara lain, jenis peralatan
yang digunakan, bahanbahan kimia, larutan stok, prosedur pelaksanaan
pekerjaan, ketertiban pelaksanaan, ketepatan waktu, hingga kebersihan,
sterilitas alat dan bahan, kerjasama antar staf laboratorium, sistem
dokumentasi pekerjaan serta semua sarana prasarana.
3.2. SARAN
Penulis tentunya menyadari jika makalah ini masih terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari sempurna. Penulis akan memperbaiki makalah
tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang
membangun dari pembaca.
16
DAFTAR PUSTAKA
Nurhayati, Betty dan Sri Darmawati. 2017. Bahan Ajar Teknologi Laboratorium
Medis (TLM) Biologi sel dan Molekuler. Jakarta. Kementerian Kesehatan.
Lantang, Daniel dan Arsyam Mawardi. 2019. Pengenalan dan pelatihan dasar
Teknik Biomolekuler Bagi Mahasiswa S2 Biologi Universitas
Cenderawasih. Jayapura. Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat. Vol.1 No 1.
17
18
19
20
21
22