Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KESELAMATAN DAN KEAMANAN KERJA DI LABORATORIUM IPA

disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengetahuan Laboratorium

oleh dosen pengampu Ibu Roimil Latifa, M.Si, MM.

Oleh:

Kelompok 3

1. Nenti Rohmatul Maulidiyah (201710070311154)


2. Syahrul Bachtiar (201810070311114)
3. Munica Dwi Febriyanti (201810070311120)
4. Eka Purnama Sari (201810070311129)
5. Rema Emiliana (201810070311141)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur senantiasa kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa
karena atas  segala rahmat, petunjuk, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas Pengetahuan Laboratorium.
Makalah ini dapat digunakan sebagai bahan untuk menambah pengetahuan,
sebagai teman belajar, dan sebagai referensi tambahan dalam belajar Pengetahuan
Laboratorium khususnya mengenai Keselamatan dan Keamanan Kerja di
Laboratorium IPA. Makalah ini dibuat sedemikian rupa agar pembaca dapat
dengan mudah mempelajari dan memahami tentang topik tersebut secara lebih
lanjut.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca untuk menambah pengetahuan dan wawasan
tentang Pengetahuan Laboratorium. Jangan segan bertanya jika pembaca menemui
kesulitan. Semoga keberhasilan selalu berpihak pada kita semua, Sekian.
Terimakasih.

Wassalammu’alaikum warohmatullahi wabarakatuh

Malang, 10 Juni 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB 1................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG......................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH..................................................................................2
1.3 TUJUAN...........................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN...............................................................................................................3
2.1 PENGERTIAN KESELAMATAN DAN KEAMANAN KERJA DI
LABORATORIUM......................................................................................................3
2.2 PERLENGKAPAN KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM.....3
2.3 SUMBER TERJADINYA KECELAKAAN KERJA DI
LABORATORIUM......................................................................................................7
2.4 PROSEDUR PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN
KERJA DI LABORATORIUM..................................................................................8
2.4.1 Prosedur pertolongan pertama pada kecelakaan (atau biasa disingkat
P3K) tersebut, antara lain untuk:...........................................................................8
2.4.2 Tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan..................................8
2.4.3 Pertolongan Pertama Apabila Terkena Sengatan Listrik.....................8
2.4.4 Pertolongan Pertama pada Keracunan Penanganan umum yang
dapat dilakukan pada korban keracunan, antara lain:.........................................9
2.4.5 Pertolongan Pertama pada Luka Bakar.................................................9
2.4.6 Pertolongan Pertama pada Luka Bakar Kimia......................................9
2.4.7 Pertolongan Pertama pada Luka Karena Tertusuk Benda Tajam.....10
2.4.8 Pertolongan Pertama Jika Terjadi Percikan........................................10
2.4.9 Pertolongan Pertama Jika Terjadi Tumpahan Zat.............................11
2.4.10 Pertolongan Pertama Jika Terjadi Kebakaran....................................11
BAB III...........................................................................................................................13
PENUTUP.......................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................13

ii
3.2 Saran...............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................13

iii
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Ilmu pengetahuan Alam atau IPA adalah ilmu yang mempelajari dan
mengkaji fenomena-fenomena alam yang disusun secara sistematis dan
logis. Cangkupan Ilmu Pengetahuan Alam dibagi beberapa cangkupan
seperti eksperimen. Eksperimen sangat diperlukan dalam mempelajari dan
mengkaji fenomena-fenomena alam. Seorang ilmuwan tidak akan
menemukan teori atau dalil atau hukum jika mereka tidak melakukan
eksperimen terhadap konsep yang mereka yakini.
Keselamatan dan keamanan kerja di laboratorium sangat penting dan
perlu perhatian khusus karena sangat terkait dengan kinerja dosen/peneliti
maupun mahasiswa. Semakin mencukupi tersedianya fasilitas keselamatan
dan keamanan kerja maka akan semakin sedikit kemungkinan terjadinya
kecelakaan kerja. Kecelakaan yang terjadi pada saat kerja di laboratorium
kimia itu merupakan cerminan dari para pengguna, dan itu menjadi catatan
untuk selalu meningkatkan kewaspadaan ketika sedang bekerja di
laboratorium, beberapa peristiwa kecelakaan yang pernah terjadi di
laboratorium Departemen Kimia FSAINS dalam kurun waktu lebih 5 tahun
terakhir adalah terjadinya kebakaran ketika mahasiswa tugas akhir sedang
melakukan penelitian memanaskan bahan kimia di atas hotplate tanpa
pengawasan, meskipun tidak ada korban jiwa namun tetap saja mengalami
kerugian materi dan menghambat kinerja mahasiswa lain yang sedang
melakukan penelitian di laboratorium, karena laboratorium yang
bersangkutan untuk sementara waktu tidak diperbolehkan digunakan untuk
riset sampai keadaan membaik. Selain itu kecelakaan kerja juga pernah
terjadi ketika mahasiswa sedang praktikum tentang bomb kalorimeter,
reaktor yang digunakan meledak karena tekanannya terlalu tinggi, dalam 18
bulan terakhir juga terjadi kecelakaan di laboratorium yakni meledaknya
bahan kimia yang merembet terhadap konsleting listrik dan berakibat
terhadap sampel-sampel mahasiswa tugas akhir yang sudah siap running

1
sehingga mengalami kerusakan, akibatnya harus dilakukan pengulangan
lagi, dan ini cukup menyita waktu, serta beberapa kecelakaan-kecelakaan
kecil lain seperti pecahnya alat-alat gelas serta tumpahan bahanbahan kimia.
Dari beberapa peristiwa kecelakaan yang pernah terjadi di
laboratorium Departemen Kimia FSAINS, maka beberapa faktor
penyebabnya adalah: pengguna laboratorium (mahasiswa yang
bersangkutan) kurang memahami terhadap sifat bahan kimia yang
digunakan dalam penelitian, kurang memahami terhadap instrumen dan
bahayanya, tidak mengikuti petunjuk atau aturan yang seharusnya ditaati,
serta tidak berhati-hati dalam melakukan kegiatan laboratorium atau
kelalaian dan kecerobohan dalam bekerja serta lemahnya pengawasan.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1) Apa itu Keselamatan dan Keamanan Kerja di Laboratorium?
2) Apa saja perlengkapan Keselamatan Kerja di Laboratorium?
3) Apa saja sumber terjadinya kecelakaan kerja di Laboratorium?
4) Apa saja prosedur pertolongan pertama pada kecelakaan kerja di
Laboratorium?

1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa itu Keselamatan dan Keamanan Kerja di
Laboratorium?
2. Untuk mengetahui perlengkapan Keselamatan Kerja di Laboratorium
3. Untuk mengetahui sumber terjadinya kecelakaan kerja di Laboratorium
4. Untuk mengetahui prosedur pertolongan pertama pada kecelakaan kerja
di Laboratorium

2
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN KESELAMATAN DAN KEAMANAN KERJA DI
LABORATORIUM
Keselamatan dan Keamanan Kerja atau laboratory safety (K3)
memerlukan perhatian khusus , karena penelitian menunjukkan telah terjadi
kecelakaan kerja dengan intensitas yang mengkawatirkan yaitu 9 orang/hari .
Oleh karena itu K3 seyogyanya melekat pada pelaksanaan praktikum dan
penelitian di laboratorium. Laboratorium adalah tempat staf pengajar,
mahasiswa dan pekerja lab melakukan eksprimen dengan bahan kimia alat
gelas dan alat khusus. Penggunaan bahan kimia dan alat tersebut berpotensi
terjadinya kecelakaan kerja. Pada umumnya kecelakan kerja penyebab
utamanya adalah kelalaian atau kecerobohan. Oleh karena itu perlu dilakukan
upaya untuk mencegah terjadinya kecelakaan dengan cara membina dan
mengembangkan kesadaran (attitudes) akan pentingnya K3 di laboratorium.
Keselamatan Kerja di Laboratorium, perlu diinformasikan secara cukup (tidak
berlebihan) dan relevan untuk mengetahui sumber bahaya di laboratorium dan
akibat yang ditimbulkan serta cara penanggulangannya. Hal tersebut perlu
dijelaskan berulang ulang agar lebih meningkatkan kewaspadaan.
Keselamatan yg dimaksud termasuk orang yg ada disekitarnya.

2.2 PERLENGKAPAN KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM


Berikut ini adalah Peralatan pelindung diri standart digunakan di
laboratorium:
1. Jas laboratorium
Jas laboratorium (lab coat) berfungsi melindungi badan dari
percikan bahan kimia berbahaya. Jenisnya ada dua yaitu jas lab sekali
pakai dan jas lab berkali-kali pakai. Jas lab sekali pakai umumnya
digunakan di laboratorium bilogi dan hewan, sementara jas lab
berkali-kali pakai digunakan di laboratorium kimia. Jas lab kimia bisa
berupa:
a) Flame-resistant lab coat – Jas lab yang bahannya dilapisi material

3
tahan api. Jas lab jenis ini cocok digunakan untuk mereka yang
bekerja dengan peralatan atau bahan yang mengeluarkan panas,
misalnya peleburan sampel tanah, pembakaran menggunakan tanur
bersuhu tinggi, dan reaksi kimia yang mengeluarkan panas.
b) 100% cotton lab coat – Ini adalah jas lab yang biasanya digunakan
di laboratorium kimia umum (misalnya lab kimia pendidikan). Jas
lab ini diperkirakan memiliki umur pakai sekitar satu sampai dua
tahun. Setelah melewati waktu pakai terebut, jas ini rentan rusak
karena pengaruh bahan kimia asam.
c) Synthetic/cotton blends – Jas lab ini bisa terbuat dari 100%
poliester atau campuran poliester/cotton. Seperti halnya cotton lab
coat, jas lab ini digunakan di laboratorium kimia umum.

2. Kaca mata keselamatan


Percikan larutan kimia atau panas dapat membahayakan mata
orang yang bekerja di laboratorium. Oleh karena itu, harus digunakan
kaca mata khusus yang tahan terhadap potensi bahaya kimia dan
panas. Kaca mata tersebut terbagi menjadi 2 jenis, yaitu clear safety
glasses dan clear safety goggles. Clear safety glasses merupakan kaca
mata keselamatan biasa yang digunakan untuk melindungi mata dari
percikan larutan kimia atau debu. Sementara itu, clear safety goggles
digunakan untuk melindungi mata dari percikan bahan kimia atau
reaksi kimia berbahaya.

3. Sepatu
Sandal atau sepatu sandal dilarang digunakan ketika bekerja di
laboratorium. Karena keduanya tidak bisa melindungi kaki ketika
larutan atau bahan kimia yang tumpah. Sepatu biasa umumnya sudah
cukup untuk digunakan sebagai pelindung. Namun, di laboratorium
perusahaan besar, sepatu yang digunakan adalah sepatu keselamatan
yang tahan api dan tekanan tertentu. Selain itu, terkadang disediakan
juga plastik alas sepatu untuk menjaga kebersihan laboratorium jika

4
sepatu tersebut digunakan untuk keluar dari laboratorium.

4. Pelindung Muka
Seperti namanya, pelindung muka (face shield) digunakan untuk
melindungi muka dari panas, api, dan percikan material panas. Alat ini
biasa digunakan saat mengambil alat laboratorium yang dipanaskan di
tanur suhu tinggi, melebur sampel tanah di alat peleburan skala
laboratorium, dan mengambil peralatan yang dipanaskan dengan
autoclave.

5. Masker Gas
Bahan kimia atau reaksi kimia yang dihasilkan bisa mengeluarkan
gas berbahaya. Oleh karena itu, masker gas sangat cocok digunakan
sehingga gas berbahaya tersebut tidak terhirup. Dilihat dari jenisnya,
masker gas bisa berupa masker gas biasa yang terbuat dari kain dan
masker gas khusus yang dilengkapi material penghisap gas. Masker
gas biasa umumnya digunakan untuk keperluan umum, misalnya
membuat larutan standar. Sementara itu, masker gas khusus digunakan
saat menggunakan larutan atau bahan kimia yang memiliki gas
berbahaya, misalnya asam klorida, asam sulfat, dan asam sulfida.

6. Kaos Tangan
Kaos tangan (glove) melindungi tangan Anda dari ceceran larutan
kimia yang bisa membuat kulit Anda gatal atau melepuh. Macam-
macam kaos tangan yang digunakan di lab biasanya terbuat dari karet
alam, nitril, dan neoprena. Terkait kaos tangan yang terbuat dari karet
alam, ada yang dilengkapi dengan serbuk khusus dan tanpa serbuk.
Serbuk itu umumnya terbuat dari tepung kanji dan berfungsi untuk
melumasi kaos tangan agar mudah digunakan.
7. Pelindung Telinga
Alat pelindung diri yang terakhir adalah pelindung telinga (hear
protector). Alat ini lazim digunakan untuk melindungi teringa dari

5
bising yang dikeluarkan perlatatan tertentu, misalnya autoclave,
penghalus sample tanah (crusher), sonikator, dan pencuci alat-alat
gelas yang menggunakan ultrasonik. Setiap orang yang terpapar
kebisingan dibatasi dari sisi waktu dan tingkat kebisingan. Batas
kebisingan yang diperbolehkan menurut Occupational Safety and
Health Administration (OSHA) adalah sebagai berikut:
a. 8 jam = 90 dB 6 jam = 92 dB 4 jam = 95 dB
b. 2 jam = 100 dB 1 jam = 105 dB 30 menit = 110 dB
c. 15 menit = 115 dB
Pelaksanaan K3 merupakan salah satu bentuk upaya untuk
menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran
lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan bebas dari kecelakaan
kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat
meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Ruangan laboratorium
yang memenuhi standar adalah salah satu faktor untuk menghindari
kecelakaan kerja. Syarat tersebut meliputi kondisi ruangan, susunan
ruangan, kelengkapan peralatan keselamatan, nomor telepon penting
(pemadam kebakaran, petugas medis) dan lain sebagainya. Ruangan
laboratorium memiliki sistem ventilasi yang baik. Proses keluar masuk
udara yang stabil. Sirkulasi udara segar yang masuk ke dalam ruangan.
Keduanya harus diperhatikan dengan baik. Semakin baik sirkulasi
udara, maka kondisi laboratorium juga akan sehat. Seperti halnya
rumah, sirkulasi udara berada pada posisi utama dan tidak dapat
dikesampingkan begitu saja.
Ruangan laboratorium sebaiknya diatur dengan rapi. Disetiap
ruangan wajib disediakan denah yang menjelaskan mengenai tempat-
tempat penyimpanan bahan kimia. Hal ini bertujuan untuk
memudahkan dalam pencarian. Hal lain yang harus diperhatikan
adalah ketersediaan alat keselamatan kerja, termasuk kotak P3K dan
pemadam kebakaran. Nomor telepon penting seperti pemadam
kebakaran dan petugas medis dengan midah dapat diakses, supaya saat
terjadi kecelakaan yang cukup parah dapat ditangani dengan segera.

6
Sosialisasi tentang cara penggunaan alat pemadam api dan tata tertib
laboratorium harus dipahami dengan baik oleh seluruh pengguna
laboratorium. Laboratorium harus memiliki jalur evakuasi yang baik.
Laboratorium setidaknya memiliki dua pintu keluar dengan jarak yang
cukup jauh. Bahan kimia yang berbahaya harus ditempatkan di rak
khusus dan dipisahkan dua bahan kimia yang dapat menimbulkan
ledakan bila bereaksi.

2.3 SUMBER TERJADINYA KECELAKAAN KERJA DI


LABORATORIUM
Terjadinya kecelakaan kerja saat di laboratorium dapat
disebabkan oleh banyak hal. Berdasarkan analisis terjadinya kecelakaan
menunjukkan bahwa hal-hal berikut adalah penyebab terjadinya kecelakaan
kerja di laboratorium:
1) Kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang bahan-bahan kimia
2) Kurangnya pemahaman mengenai perlengkapan atau peralatan yang
digunakan dalam melakukan kegiatan di laboratorium.
3) Kurangnya bimbingan dan pengawasan terhadap mahasiswa yang
sedang melakukan kegiatan praktikum / penelitian oleh petugas
laboratorium
4) Kurangnya atau tidak tersedianya perlengkapan keamanan dan
perlengkapan pelindung kegiatan laboratorium.
5) Kurangnya atau tidak mengikuti petunjuk yang semestinya harus
ditaati seperti penggunaan alat dan bahan.
6) Tidak menggunakan perlengkapan pelindung yang seharusnya
digunakan misalnya handscoon, kacamata laboratorium, sepatu
tertutup, jas laboratorium, menggunakan pakaian yang tertutup /
lengan panjang, dan masker.
7) Tidak bersikap hati-hati di dalam melakukan kegiatan atau tidak
merasa bertanggung jawab dengan dirinya sendiri maupun alat yang
digunakan.
8) Kurangnya pengawasan terhadap alat-alat laboratorium, misalnya
melakukan pengecekan dan kalibrasi yang rutin.

7
2.4 PROSEDUR PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN
KERJA DI LABORATORIUM
2.4.1 Prosedur pertolongan pertama pada kecelakaan (atau biasa
disingkat P3K) tersebut, antara lain untuk: 

1. Menyelamatkan jiwa korban. 


2. Meringankan penderitaan korban serta mencegah terjadinya
cedera yang lebih parah. 
3. Mempertahankan daya tahan korban sampai pertolongan yang
lebih pasti dapat diberikan. 
4. Mencegah potensi cacat bagian tubuh. 
5. Menenangkan korban yang terluka. 
6. Mencarikan pertolongan lebih lanjut. 
7. Melindungi korban yang tidak sadar. 

Kecelakaan biasanya datang ketika seseorang tidak siap


menghadapinya. Rasa kaget yang ditimbulkan akibat peristiwa
mendadak dan rasa takut melihat akibatnya bisa membuat siapa saja
cepat merasa panik. Apabila korban mengalami luka parah, jangan
terburu-buru untuk memindahkan korban atau memberikan tindakan
tertentu jika tidak mengetahui cara pertolongan pertama. Segera
hubungi tenaga medis terdekat. 

2.4.2 Tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan 


Sebaiknya pertolongan pertama segera diberikan kepada penderita
sakit atau cedera (kecelakaan yang memerlukan penanganan medis
dasar). Namun perlu diingat bahwa setiap jenis kecelakaan memerlukan
penanganan yang berbeda-beda tergantung pada penyebab kecelakaan
tersebut. 

2.4.3 Pertolongan Pertama Apabila Terkena Sengatan Listrik.

Pertolongan yang dapat diberikan pada korban yang terkena


sengatan listrik, yaitu terlebih dahulu harus mematikan sumber
listriknya, kemudian cabut sambungan sumber. Jangan memegang

8
korban saat masih terkena setrum. Selanjutnya tenangkan korban dan
segera bawa ke dokter. 

2.4.4 Pertolongan Pertama pada Keracunan Penanganan umum yang


dapat dilakukan pada korban keracunan, antara lain: 

a) Bila tidak sadar, maka segera hubungi petugas yang ada di sekitar
laboratorium atau lapor pemadam kebakaran bila ada udara yang
tercemar dengan asap, gas, dan sebagainya. Selanjutnya, segera
mencari pertolongan medis. 
b) Bila korban sadar, maka tanyakan pada korban apa yang terjadi
kemudian tentukan jenis racun dan atasi sesuai dengan jenis racun
tersebut. 

2.4.5 Pertolongan Pertama pada Luka Bakar 

1) Tindakan pertolongan pertama yang dapat dilakukan pada korban


luka bakar biasa dengan korban luka bakar kimia tentu saja berbeda
karena masing-masing memiliki karakteristiknya masing-masing.
Berikut ini merupakan tindakan pertolongan pertama terhadap
korban dengan luka bakar yang berbeda-beda penyebabnya. 
2) Pertolongan pertama pada luka bakar biasa a) Alirkan air dingin
pada luka sekitar 15-20 menit.
3) Lepaskan seluruh benda yang menempel pada luka, misalnya
pakaian dan perhiasan. 
4) Jangan mengoleskan pasta gigi, mentega, ataupun mengompres luka
dengan es.
5) Tutup luka bakar dengan kassa basah kemudian segera rujuk ke
fasilitas kesehatan. 

2.4.6 Pertolongan Pertama pada Luka Bakar Kimia 

1) Bilas bagian tubuh yang terkena luka bakar dengan menggunakan air
dingin yang mengalir selama sekurang kurangnya 10-20 menit untuk
mencegah kerusakan lebih jauh pada daerah yang terbakar. 

9
2) Perlahan lahan tanggalkan pakaian korban yang terkontaminasi
sambil membilas bagian yang cedera. Tentu saja selalu hati-hati dan
jaga agar penolong tidak terkontaminasi.  
3) Teruskan membilas bagian yang terkena luka bakar kimia dengan air
dingin sampai rasa nyeri tidak terasa. 
4) Rujuk ke rumah sakit. Untuk mengurangi penderitaan korban selama
pengangkutan, kompreslah luka dengan kain kasa yang dibasahi
dengan air sesering mungkin. 
5) Jangan melakukan usaha “netralisasi” pada luka bakar kimia sebab
panas yang dikeluarkan akan mengakibatkan kerusakan yang lebih
parah. 

2.4.7 Pertolongan Pertama pada Luka Karena Tertusuk Benda Tajam


Tertusuk benda tajam juga termasuk salah satu risiko kecelakaan
yang dapat terjadi di laboratorium. Beberapa langkah yang dapat
dilakukan untuk menolong korban yang tertusuk benda tajam, antara
lain: 

 Cabut benda tersebut dengan hati-hati.  


 Dekontaminasi luka.
 Desinfeksi luka. 
 Beri obat pada luka. 
 Beri pembalut pada luka agar tidak terkontaminasi.
 Laporkan pada petugas 
 Jika luka terlalu parah segera cari pertolongan medis. 

2.4.8 Pertolongan Pertama Jika Terjadi Percikan

Apabila korban terkena percikan zat kimia misalnya asam atau


basa kuat, maka dapat dilakukan tindakan pertolongan pertama sebagai
berikut. 

 Mintalah bantuan rekan yang berada di sekitar korban. 

10
 Bersihkan bagian yang mengalami kontak langsung tersebut (cuci
bagian yang mengalami kontak langsung tersebut dengan air
apabila memungkinkan). 
 Bila kulit terkena bahan kimia, jangan digaruk agar tidak
tersebar. 
 Hubungi petugas medis secepatnya. 

2.4.9 Pertolongan Pertama Jika Terjadi Tumpahan Zat 


Jika terkena tumpahan zat, maka tindakan pertolongan pertama
yang dapat dilakukan, yaitu: 

 Evakuasi area yang terkontaminasi. 


 Segera dekontaminasi korban yang terpapar bahan yang
tumpah. 
 Laporkan pada petugas laboratorium yang harus mengoordinasi
tindakan yang diperlukan.
 Amankan area yang terkontaminasi untuk mencegah pajanan
terhadap individu lain. 
 Sediakan pakaian pelindung yang sesuai bagi pekerja yang
terlibat dalam proses pembersihan. 
 Lakukan netralisasi terhadap tumpahan selanjutnya bersihkan
tumpahan. Bilas area tersebut dan keringkan dengan kain pel
kering. 
 Dekontaminasi dan desinfeksi semua peralatan yang digunakan. 
 Lepaskan pakaian pelindung, kemudian dekontaminasi dan
desinfeksi pakaian itu jika perlu. 

2.4.10 Pertolongan Pertama Jika Terjadi Kebakaran 


Jika terjadi kebakaran hal-hal yang perlu dilakukan, antara lain:

 Jangan panik. 
 Sebelum api membesar segera padamkan api dengan alat
pemadam kebakaran seperti handuk basah, karung goni basah,
selimut tahan api, atau APAR.

11
 Beritahu rekan yang lain dan selamatkan dokumen - dokumen
penting. 
 Hindari menggunakan lift, tetapi gunakan tangga darurat. 
 Matikan saluran listrik. 
 Segera menjauh dari tempat kebakaran.  
 Apabila api membesar, segera hubungi petugas pemadam
kebakaran. 

12
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan rincian materi yang telah disusun pada pembahasan di atas,
maka dapat disimpulkan bahwa.
Keselamatan dan Keamanan Kerja atau laboratory safety
memerlukan perhatian khusus , karena sangat terkait dengan kinerja
dosen/peneliti maupun mahasiswa. Pada umumnya kecelakan kerja
penyebab utamanya adalah kelalaian atau kecerobohan. Oleh karena itu
perlu dilakukan upaya untuk mencegah terjadinya kecelakaan dengan cara
membina dan mengembangkan kesadaran (attitudes) akan pentingnya K3
di laboratorium. Keselamatan Kerja di Laboratorium, perlu diinformasikan
secara cukup dan relevan untuk mengetahui sumber bahaya di
laboratorium dan akibat yang ditimbulkan serta cara penanggulangannya.
Perlengkapan keselamatan kerja di laboratorium meliputi jas laboratorium,
kacamata keselamatan, sepatu, pelindung muka, masker, sarung tangan.

3.2 Saran
Saran terkait materi yang disampaikan yaitu tentang keselamatan
dan keamanan kerja di laboratorium. Lebih sering diingatkan kepada
praktikan yang melakukan kegiatan pembelajaran/ penelitian di
laboratorium ketika menggunakan alat/ bahan yang digunakan untuk extra
lebih berhati-hati karena banyak terjadi disebabkan oleh
kelalaian/kecerobohan praktikan itu sendiri dan juga kurang fokus ketika
melakukan kegiatan tersebut.

13
DAFTAR PUSTAKA

Rahmantiyoko, A., Sunarmi, S., & Rahmah, F. K. (2019). Keselamatan Dan


Keamanan Kerja Laboratorium. IPTEK Journal of Proceedings Series,
0(4), 36–38. https://doi.org/10.12962/j23546026.y2019i4.6119.

Adjisendjaja, Y H. (2004). Keselamatan dan keamanan laboratorium. Bandung :


Bio - UPI.

iterasita.com/2019/09/pertolongan-pertama-pada-kecelakaan.html

14

Anda mungkin juga menyukai